Anda di halaman 1dari 45

Berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 32 Tahun


2013 tentang
perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan
dijelaskan bahwa penilaian
hasil belajar oleh pendidik
dilakukan secara
berkesinambungan untuk
memantau proses, kemajuan
belajar
dan perbaikan hasil belajar
siswa secara berkelanjutan
yang digunakan untuk
menilai pencapaian
kompetensi siswa, bahan
penyusunan laporan kemajuan
hasil belajar dan memperbaiki
proses pembelajaran.
Fokus penilaian dalam
kurikulum 2013 adalah
keberhasilan belajar siswa
dalam mencapai standar
kompetensi yang ditentukan,
meliputi sikap,
keterampilan dan pengetahuan.
Pencapaian kompetensi siswa
benar-benar
terukur dan empiris, oleh
karena itu harus ada rumusan
yang jelas tentang
kriteria kompeten tersebut.
Berikut adalah kriteria
kompeten yang harus dicapai
oleh siswa, antara lain:
1. Siswa mampu memahami
konsep yang mendasari
standar kompetensi
yang harus dikuasai.
2. Siswa mampu melakukan
pekerjaan sesuai dengan
standar kompetensi
yang harus dicapai dengan
prosedur yang benar dan hasil
yang baik.
Seminar Nasional Implementasi
Kurikulum 2013
743
3. Siswa mampu
mengaplikasikan
kemampuannya dalam
kehidupan sehari-
hari.
Siswa dapat dikatakan
kompeten setelah dilakukan
penilaian dengan
instrumen yang benar-benar
kompeten secara nyata dan
relative
permanen/tetap, sehingga
informasi yang diberikan
benar-benar akurat.
Pencapaian kompetensi siswa
adalah sesuatu yang terukur,
operasional dan
siswa mengalami secara pribadi
di dalam proses pembelajaran
tersebut.
Namun pada kenyataan di
lapangan, penilaian hasil
belajar yang
dilakukan oleh guru hanya
dari segi pengetahuan saja.
Guru mengukur
keberhasilan belajar siswa
dengan tes tertulis, untuk
mengukur sejauh mana
siswa memahami materi yang
sudah diajarkan oleh guru.
penilaian hanya
terfokuskan pada kompetensi
pengetahuan siswa, sedangkan
sikap dan
keterampilan siswa selama
proses pembelajaran
berlansung tidak dinilai.
Sehingga terlihat, pencapaian
kompetensi pengetahuan dari
siswa adalah paling
utama.
Jika kita melihat kepada
kurikulum 2013, penilaian yang
digunakan adalah
penilaian autentik. Penilaian
yang dilakukan mencakup
kompetensi sikap,
keterampilan dan pengetahuan
selama proses pembelajaran
berlangsung. Guru
harus merancang instrumen
penilaian sesuai dengan
kompetensi yang ingin
dicapai dari mata pelajaran dan
dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
PEMBAHASAN
Penilaian
Penilaian merupakan bagian
integral dari sebuah
pembelajaran. Dalam
setiap pembelajaran, penilaian
berfungsi untuk mengukur
sejauh mana siswa
dapat mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran yang telah
ditetapkan. Penilaian di
dalam pembelajaran
membantu guru dalam
mengevaluasi keefektifan
kurikulum, strategi mengajar
dan kegiatan belajar yang
mencakup kompetensi
pengetahuan, sikap dan
keterampilan siswa. Menurut
Arifin (2013:4), penilaian
adalah suatu proses atau
kegiatan yang sistematis dan
berkesinambungan untuk
mengumpulkan informasi
tentang proses dan hasil
belajar siswa dalam rangka
membuat keputusan-keputusan
berdasarkan kriteria dan
pertimbangan tertentu.
Penilaian bukan hanya sebatas
nilai saja, namun melalui
penilaian guru dapat
merayakan pencapaian dan
mendukung siswa dalam
menghadapi tantangan
belajar.
Ada tiga tipe penilaian siswa
yang berbeda dan memiliki
sasaran masing-
masing, yaitu:
1. Penilaian atas
pembelajaran (atau penilaian
sumatif), merangkum
pencapaian siswa pada akhir
tahun ajaran. Penilaian ini
memonitor
seberapa baik siswa telah
belajar apa yang diajarkan guru
dan dilaporkan
sebagai sebuah angka atau
huruf.
Seminar Nasional Implementasi
Kurikulum 2013
744
2. Penilaian bagi
pembelajaran (atau penilaian
formatif), memberikan
tanggapan deskriptif utuk
meningkatkan pembelajaran
dan proses
pembelajaran. Penilaian ini
menolong siswa
mengklarifikasi makna dan
mengatasi hambatan
pembelajaran. Penilaian ini
dapat menciptakan
kepercayaan diri siswa
mengenai kemampuan mereka
untuk belajar dan
menantang siswa meneruskan
serta meningkatkan
pembelajaran mereka.
3. Penilaian sebagai
pembelajaran, siswa belajar
dari menilai kemajuan
mereka sendiri. Siswa
mempraktekkan penilaian diri
sendiri terhadap
pembelajaran mereka,
pengetahuan, keterampilan,
kreativitas dan sifat
mereka. Siswa juga belajar
menentukan tujuan yang
bermakna dan
realistis.
(Brummelen, 2011:150).
Ketiga tipe penilaian ini tidak
selalu berbeda, oleh karena
itu penilaian
yang tepat mencoba mencari
tahu seberapa baik siswa
telah mencapai hasil
pembelajaran yang diinginkan.
Karena tidak semua hasil
pembelajaran dapat
diukur secara penuh, kecuali
guru dapat melihat siswa
mengaplikasikan apa yang
sudah dipelajarinya dalam
kehidupan nyata yang relevan.
Penilaian dipandang sebagai
salah satu faktor yang penting
dalam
menentukan keberhasilan
proses dan hasil belajar,
sehingga guru dapat
meningkatkan mutu
pembelajaran siswa. Guru
juga harus mengetahui tujuan
dari penilaian siswa, antara lain
untuk:
1. Mendorong dan
meningkatkan pembelajaran
siswa
a. Menilai sejauh mana siswa
mencapai hasil belajar yang
diharapkan,
mencari dan mengevaluasi hasil
yang tidak diharapkan.
b. Mengenali pencapaian dan
mendiagnosa kesulitan belajar
agar siswa
belajar mengembangkan
kekuatan dan mengatasi
kelemahan mereka.
c. Mempertajam pengajaran
dan pengalaman belajar lain
untuk
meningkatkan baik
pembelajaran individual
maupun kelas.
d. Menolong siswa
mengembangkan dan
mempraktekkan penilaian diri
dan pemahaman diri mengenai
pembelajaran mereka.
e. Menolong siswa
menentukan tujuan
pembelajaran yang bermakna
dan realistis serta menerima
tanggung jawab atas
pembelajaran
mereka sendiri.
2. Mengkomunikasikan
informasi bermakna kepada
siswa, orang tua dan
otoritas sekolah mengenai
pembelajaran siswa.
a. Memberikan tanggapan
yang realistis dan bermanfaat
mengenai
prestasi, kemampuan, perilaku,
sikap dan sifat.
b. Menempatkan guru, siswa
dan orang tua/wali dalam
posisi saling
berhubungan satu sama lain
mengenai kemajuan siswa
sejalan
dengan waktu.
c. Memberikan bimbingan
bagi pilihan pendidikan dan
pekerjaan.
d. Melaporkan prestasi belajar
kepada otoritas sekolah dan
pemerintah.
(Brummelen, 2011:151-152).
Seminar Nasional Implementasi
Kurikulum 2013
745
Ringkasan tujuan-tujuan
penilaian siswa di atas yang
pertama
menekankan pada penilaian
bagi dan sebagai
pembelajaran, yaitu penilaian
terhadap perkembangan proses
pembelajaran siswa dalam
mencapai
kompetensi pengetahuan,
sikap dan keterampilan di
dalam kegiatan belajar
mengajaran. Sedangkan yang
kedua menekankan kepada
penilaian atas
pembelajaran, yaitu penilaian
terhadap hasil akhir siswa
setelah mengikuti
kegiatan belajar mengajar.
Penilaian Autentik
Salah satu penekanan di dalam
kurikulum 2013 adalah
penilaian autentik.
Seperti yang kita ketahui
penilaian adalah proses
pengumpulan berbagai data
yang memberikan gambaran
mengenai perkembangan siswa
setelah siswa
mengalami proses
pembelajaran. Penilaian
autentik adalah kegiatan
menilai
peserta didik yang
menekankan pada apa yang
seharusnya dinilai, baik
proses
maupun hasil dengan berbagai
instrumen penilaian yang
disesuaikan dengan
tuntutan kompetensi yang ada
di Standar Kompetensi (SK)
atau Kompetensi Inti
(KI) dan Kompetensi Dasar
(KD) (Kunandar,2013:35-36).
Pada penilaian autentik, siswa
diminta untuk menerapkan
konsep atau
teori dalam keadaan
sebenarnya sesuai dengan
kemampuan atau keterampilan
yang dimiliki siswa. Oleh
karena itu, guru harus
memperhatikan keseimbangan
antara penilaian kompetensi
sikap, keterampilan dan
pengetahuan yang
disesuaikan dengan
perkembangan karakteristik
siswa sesuai dengan jenjangnya.
Contohnya untuk PAUD, TK
dan SD, lebih banyak
porsinya pada soft skill
(misalnya kemampuan yang
perlu dilatih dan diukur,
antara lain: mengamati,
motivasi berprestasi, kemauan
kerja keras, disiplin,
berkomunikasi, tata krama,
dll) daripada penilaian hard
skill (pengukuran penguasaan
pengetahuan dan
keterampilan).
Berikut adalah ciri-ciri
penilaian autentik:
1. Mengukur semua aspek
pembelajaran, yakni kinerja
dan hasil atau
produk.
2. Dilaksanakan selama dan
sesudah proses pembelajaran
berlangsung.
3. Menggunakan berbagai cara
dan sumber.
4. Tes hanya salah satu alat
pengumpulan data penilaian.
5. Tugas-tugas yang
diberikan mencerminkan
bagian-bagian kehidupan
nyata setiap hari.
6. Penilaian harus
menekankan kedalaman
pengetahuan dan keahlian,
bukan keluasannya (kuantitas).
Sedangkan karakteristik
penilaian autentik, adalah
sebagai berikut:
1. Bisa digunakan untuk
formatif maupun sumatif,
pencapaian kompetensi
terhadap satu kompetensi dasar
(formatif) maupun pencapaian
terhadap
standar kompetensi atau
kompetensi inti dalam satu
semester (sumatif).
Seminar Nasional Implementasi
Kurikulum 2013
746
2. Mengukur keterampilan
dan performansi, bukan
mengingat fakta,
menekankan pencapaian
kompetensi keterampilan
(skill) dan kinerja
(performance), bukan
kompetensi yang sifatnya
hafalan dan ingatan.
3. Berkesinambungan dan
terintegrasi, merupakan satu
kesatuan secara
utuh sebagai alat untuk
mengumpulkan informasi
terhadap pencapaian
kompetensi siswa.
4. Dapat digunakan sebagai
feed back, dapat digunakan
sebagai umpan
balik terhadap pencapaian
kompetensi siswa secara
komprehensif.
Berdasarkan ciri-ciri dan
karakteristik penilaian autentik
di atas, maka
proses penilaian harus
merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari proses
pembelajaran dan
mencerminkan masalah dunia
nyata/sehari-hari. Sehingga
dalam merancang penilaian
autentik, perlu memperhatikan
prinsip-prinsip,
sebagai berikut: penilaian
harus menggunakan berbagai
ukuran, metode dan
kriteria yang sesuai dengan
karakteristik dan esensi
pengalaman belajar;
penilaian harus bersifat
holistik mencakup semua
aspek dari tujuan
pembelajaran (sikap,
keterampilan dan pengetahuan).
Instrumen Penilaian
Menurut Permendikbud,
Strandar Penilaian Pendidikan
adalah kriteria
mengenai mekanisme,
prosedur dan instrumen
penilaian hasil belajar siswa.
Penilaian hasil belajar siswa
mencakup kompetensi sikap,
keterampilan dan
pengetahuan yang dilakukan
secara seimbang, untuk
mengetahui bahwa setiap
siswa sudah sesuai dengan
standar yang ditetapkan.
Muatan di dalam penilaian
antara lain, ruang lingkup
materi, kompetensi mata
pelajaran/kompetensi
muatan/kompetensi program
dan proses. Adapun teknik
dan instrumen
penilaian, sebagai berikut:
1. Penilaian kompetensi sikap.
- Observasi, dilakukan
secara berkesinambungan baik
secara langsung
maupun tidak langsung perilaku
siswa.
- Penilaian diri, meminta
siswa mengemukakan
kelebihan dan
kekurangan dirinya dalam
pencapaian kompetensi.
- Penilaian antarsiswa, siswa
saling menilai terkait dengan
pencapaian
kompetensi.
- Jurnal, merupakan catatan
guru baik di dalam maupun di
luar kelas,
mengenai kekuatan dan
kelemahan siswa.
2. Penilaian kompetensi
keterampilan.
- Penilaian kerja, siswa
mendemonstrasikan suatu
kompetensi tertentu
dengan praktek, proyek dan
portofolio.
- Tes praktek, penilaian
yang menuntut respons berupa
perilaku yang
sesuai dengan tuntutan
kompetensi.
Seminar Nasional Implementasi
Kurikulum 2013
747
- Projek, tugas belajar yang
meliputi kegiatan
perancangan,
pelaksanaan dan pelaporan
baik tertulis maupun lisan
dalam waktu
tertentu.
- Portofolio, berupa
kumpulan seluruh karya siswa
yang bersifat
reflektif-integratif, dapat
berbentuk tindakan nyata
yang
mencerminkan kepedulian
siswa terhadap lingkungannya.
3. Penilaian kompetensi
pengetahuan.
- Tes tulis, berupa PG,
isian, jawaban singkat, benar-
salah,
menjodohkan dan uraian.
- Tes lisan, berupa daftar
pertanyaan.
- Penugasan, berupa
pekerjaan rumah dan proyek
yang dapat
dikerjakan individual maupun
kelompok sesuai dengan
karakteristik
tugas.
Berdasarkan penjabaran di
atas, instrumen penilaian
harus memenuhi
persyaratan: mempresentasikan
kompetensi yang ada dinilai,
susunan penilaian
memenuhi persyaratan teknis
sesuai dengan bentuk instrumen
yang digunakan,
dan penggunaan Bahasa yang
baik dan benar serta
komunikatif sesuai dengan
perkembangan siswa.
Prinsip yang paling penting
dari penilaian autentik adalah
dalam
pembelajaran tidak hanya
menilai apa saja yang sudah
diketahui oleh siswa,
tetapi juga menilai apa yang
dapat dilakukan oleh siswa
setelah pembelajaran
selesai. Sehingga kualitas
hasil belajar dan kerja siswa
dalam menyelesaikan
tugas dapat terukur. Maka
dari itu dapat ditarik
kesimpulan dalam melakukan
penilaian autentik ada tiga hal
yang harus diperhatikan, yakni:
1. Autentik dari instrumen
yang digunakan, menggunakan
instrumen yang
bervariasi yang disesuaikan
dengan karakteristik atau
tuntutan
kompetensi yang ada
dikurikulum.
2. Autentik dari aspek yang
diukur, menilai aspek-aspek
hasil belajar secara
komprehensif meliputi
kompetensi sikap, keterampilan
dan pengetahuan.
3. Autentik dari aspek
kondisi siswa, menilai input
(kondisi awal siswa),
proses (kinerja dan aktivitas
siswa dalam proses belajar
mengajar), dan
output (hasil pencapaian
kompetensi, baik sikap,
keterampilan maupun
pengetahuan siswa setelah
mengikuti proses belajar
mengajar).
Melalui kurikulum 2013
penilaian autentik menjadi
penekanan dalam
melakukan penilaian hasil
belajar siswa yang
memperhatikan seluruh minat,
potensi dan prestasi siswa
secara menyeluruh. Penilaian
juga dilakukan secara
sistematis dan
berkesinambungan agar dapat
menggambarkan kemampuan
para
siswa yang dievaluasi. Sangat
penting untuk melibatkan
siswa dalam penilaian,
sehingga siswa secara sadar
dapat mengenali perkembangan
pencapaian hasil
pembelajaran mereka
Ringkasan tujuan-tujuan penilaian siswa di atas yang pertama menekankan pada penilaian bagi
dan sebagai pembelajaran, yaitu penilaian terhadap perkembangan proses pembelajaran siswa
dalam mencapai kompetensi pengetahuan, sikap dan keterampilan di dalam kegiatan belajar
mengajaran. Sedangkan yang kedua menekankan kepada penilaian atas pembelajaran, yaitu
penilaian terhadap hasil akhir siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Penilaian Autentik
Salah satu penekanan di dalam kurikulum 2013 adalah penilaian autentik. Seperti yang kita ketahui
penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang memberikan gambaran mengenai
perkembangan siswa setelah siswa mengalami proses pembelajaran. Penilaian autentik adalah
kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses
maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi
yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
(Kunandar,2013:35-36). Pada penilaian autentik, siswa diminta untuk menerapkan konsep atau
teori dalam keadaan sebenarnya sesuai dengan kemampuan atau keterampilan yang dimiliki siswa.
Oleh karena itu, guru harus memperhatikan keseimbangan antara penilaian kompetensi sikap,
keterampilan dan pengetahuan yang disesuaikan dengan perkembangan karakteristik siswa sesuai
dengan jenjangnya. Contohnya untuk PAUD, TK dan SD, lebih banyak porsinya pada soft skill
(misalnya kemampuan yang perlu dilatih dan diukur, antara lain: mengamati, motivasi berprestasi,
kemauan kerja keras, disiplin, berkomunikasi, tata krama, dll) daripada penilaian hard skill
(pengukuran penguasaan pengetahuan dan keterampilan).

Berikut adalah ciri-ciri penilaian autentik:

1. Mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau produk.

2. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.

3. Menggunakan berbagai cara dan sumber.

4. Tes hanya salah satu alat pengumpulan data penilaian.

5. Tugas-tugas yang diberikan mencerminkan bagian-bagian kehidupan nyata setiap hari.

6. Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian, bukan keluasannya


(kuantitas).

Sedangkan karakteristik penilaian autentik, adalah sebagai berikut:

1. Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif, pencapaian kompetensi terhadap satu kompetensi
dasar (formatif) maupun pencapaian terhadap standar kompetensi atau kompetensi inti dalam satu
semester (sumatif).

2 Mengukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta, menekankan pencapaian


kompetensi keterampilan (skill) dan kinerja (performance), bukan kompetensi yang sifatnya hafalan
dan ingatan.

3. Berkesinambungan dan terintegrasi, merupakan satu kesatuan secara utuh sebagai alat untuk
mengumpulkan informasi terhadap pencapaian kompetensi siswa.

4. Dapat digunakan sebagai feed back, dapat digunakan sebagai umpan balik terhadap pencapaian
kompetensi siswa secara komprehensif. Berdasarkan ciri-ciri dan karakteristik penilaian autentik di
atas, maka proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses
pembelajaran dan mencerminkan masalah dunia nyata/sehari-hari.

Sehingga dalam merancang penilaian autentik, perlu memperhatikan prinsip-prinsip, sebagai


berikut:

penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria yang sesuai dengan
karakteristik dan esensi pengalaman belajar;

penilaian harus bersifat holistik mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (sikap,
keterampilan dan pengetahuan).

Instrumen Penilaian Menurut Permendikbud, Strandar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai
mekanisme, prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar siswa. Penilaian hasil belajar siswa
mencakup kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan yang dilakukan secara seimbang,
untuk mengetahui bahwa setiap siswa sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Muatan di
dalam penilaian antara lain, ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi
muatan/kompetensi program dan proses.

Adapun teknik dan instrumen penilaian, sebagai berikut:

1. Penilaian kompetensi sikap. - Observasi, dilakukan secara berkesinambungan baik secara langsung
maupun tidak langsung perilaku siswa. - Penilaian diri, meminta siswa mengemukakan kelebihan dan
kekurangan dirinya dalam pencapaian kompetensi. - Penilaian antarsiswa, siswa saling menilai terkait
dengan pencapaian kompetensi. - Jurnal, merupakan catatan guru baik di dalam maupun di luar
kelas, mengenai kekuatan dan kelemahan siswa.

2. Penilaian kompetensi keterampilan. - Penilaian kerja, siswa mendemonstrasikan suatu kompetensi


tertentu dengan praktek, proyek dan portofolio. - Tes praktek, penilaian yang menuntut respons
berupa perilaku yang sesuai dengan tuntutan kompetensi.- Projek, tugas belajar yang meliputi
kegiatan perancangan, pelaksanaan dan pelaporan baik tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
- Portofolio, berupa kumpulan seluruh karya siswa yang bersifat reflektif-integratif, dapat
berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian siswa terhadap lingkungannya.

3. Penilaian kompetensi pengetahuan. - Tes tulis, berupa PG, isian, jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan dan uraian. - Tes lisan, berupa daftar pertanyaan. - Penugasan, berupa pekerjaan rumah
dan proyek yang dapat dikerjakan individual maupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

Berdasarkan penjabaran di atas, instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:


mempresentasikan kompetensi yang ada dinilai, susunan penilaian memenuhi persyaratan teknis
sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan penggunaan Bahasa yang baik dan benar serta
komunikatif sesuai dengan perkembangan siswa. Prinsip yang paling penting dari penilaian autentik
adalah dalam pembelajaran tidak hanya menilai apa saja yang sudah diketahui oleh siswa, tetapi
juga menilai apa yang dapat dilakukan oleh siswa setelah pembelajaran selesai. Sehingga kualitas
hasil belajar dan kerja siswa dalam menyelesaikan tugas dapat terukur.

Maka dari itu dapat ditarik kesimpulan dalam melakukan penilaian autentik ada tiga hal yang harus
diperhatikan, yakni:

1. Autentik dari instrumen yang digunakan, menggunakan instrumen yang bervariasi yang
disesuaikan dengan karakteristik atau tuntutan kompetensi yang ada dikurikulum.

2. Autentik dari aspek yang diukur, menilai aspek-aspek hasil belajar secara komprehensif meliputi
kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan.

3. Autentik dari aspek kondisi siswa, menilai input (kondisi awal siswa), proses (kinerja dan
aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar), dan output (hasil pencapaian kompetensi, baik
sikap, keterampilan maupun pengetahuan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar). Melalui
kurikulum 2013 penilaian autentik menjadi penekanan dalam melakukan penilaian hasil belajar
siswa yang memperhatikan seluruh minat, potensi dan prestasi siswa secara menyeluruh. Penilaian
juga dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan agar dapat menggambarkan kemampuan para
siswa yang dievaluasi. Sangat penting untuk melibatkan siswa dalam penilaian, sehingga siswa
secara sadar dapat mengenali perkembangan pencapaian hasil pembelajaran mereka

Anda mungkin juga menyukai