Anda di halaman 1dari 11

REVIEW MATERI

ASSESMENT DAN EVALUASI PEMBELAJARAN

Disusun Untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester


Dosen Pengampu : Kade Santhya Gita Rismawan, S. Pd., M. Pd.

Oleh :

Ninda Bela Karisma (2310810270)

PROGRAM PERTUKARAN MAHASISWA MERDEKA 3


UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2023
1. DEFINISI

Perbedaan Assessment, Penilaian, Evaluasi, Dan Pengukuran.

Assessment, penilaian, evaluasi, dan pengukuran adalah konsep-konsep terkait dalam konteks
pendidikan, tetapi memiliki perbedaan:

a) Assessment (Asesmen):
Merupakan proses pengumpulan data dan informasi tentang kemampuan,
pengetahuan, dan keterampilan seseorang. Bisa mencakup berbagai metode, seperti
tes, tugas, atau observasi.
b) Penilaian:
Berkaitan dengan pemberian nilai atau skor terhadap hasil asesmen. Biasanya
mencakup pengambilan keputusan terkait prestasi atau kemajuan seseorang.
c) Evaluasi:
Melibatkan penilaian terhadap efektivitas atau nilai dari suatu program, kebijakan,
atau proses. Evaluasi adalah suatu proses bukan sebuah hasil. Tujuan dari evaluasi
adalah untuk menentukan kualitas daripada sesuatu, terutama yang berkenaan dengan
nilai atau arti.
d) Pengukuran:
Pengukuran dalam pembelajaran adalah proses yang berusaha untuk mendapatkan
representasi secara kuantitatif tentang sejauh mana suatu ciri yang dimiliki oleh
peserta didik. Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan
kuantitas daripada sesuatu. Bisa mencakup pengukuran prestasi, pengetahuan, sikap,
dll.

Dalam konteks pendidikan, ketiganya (asesmen, penilaian, dan evaluasi) sering digunakan
bersamaan untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif tentang pencapaian dan
kemajuan siswa. Pengukuran berperan dalam menghasilkan data yang digunakan dalam
proses tersebut.

Pengertian assessment, tujuan, fungsi, prinsip, serta ruang lingkup assessment.

a. Pengertian
Assessment merujuk pada proses pengumpulan informasi, data, atau bukti terkait dengan
suatu objek atau situasi untuk membuat evaluasi atau keputusan yang informasional dan
obyektif. Assessment dalam konteks pembelajaran merujuk pada proses pengumpulan
informasi dan data untuk mengukur kemampuan, pengetahuan, keterampilan, atau
perilaku individu atau kelompok. Dalam konteks pendidikan, assessment sering kali
diartikan sebagai penilaian terhadap kemajuan dan pencapaian siswa.
b. Tujuan
 Mengukur Pencapaian: Assessment digunakan untuk mengukur pengetahuan,
keterampilan, dan pencapaian peserta didik atau individu dalam konteks tertentu. Ini
membantu dalam menilai sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai.
 Memberikan Umpan Balik: Assessment memberikan umpan balik kepada peserta
didik dan guru. Ini membantu peserta didik memahami sejauh mana mereka telah
berhasil dan di mana mereka perlu meningkatkan, sementara itu, guru dapat
menyesuaikan metode pengajaran mereka.
 Mendukung Pengambilan Keputusan: Hasil assessment digunakan untuk
pengambilan keputusan dalam pendidikan, seperti promosi siswa, penempatan di
kelas atau program yang sesuai, dan perbaikan kurikulum.
 Evaluasi Program Pendidikan: Assessment digunakan untuk mengevaluasi
efektivitas program pendidikan. Ini membantu lembaga pendidikan dalam
meningkatkan kurikulum dan metode pengajaran.
 Mengidentifikasi Bakat atau Potensi: Assessment dapat membantu
mengidentifikasi bakat atau potensi individu yang mungkin tidak terlihat dalam
pengamatan sehari-hari
c. Fungsi
 Assessment As Learning atau Asesmen Sebagai Proses Pembelajaran:
Jenis asesmen ini fokus pada penglibatan aktif peserta didik dalam proses asesmen.
Tujuannya adalah untuk merefleksi proses pembelajaran dan memberikan umpan
balik formatif.
 Assessment For Learning atau Asesmen Untuk Proses Pembelajaran:
Asesmen ini ditujukan untuk memperbaiki proses pembelajaran.
 Assessment Of Learning atau Asesmen Pada Akhir Proses Pembelajaran:
Asesmen ini berfokus pada pengukuran hasil belajar pada akhir suatu periode.
d. Prinsip
 Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor
subjektivitas penilai;
 Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan
kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan;
 Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan pelaporannya;
 Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diakses oleh semua pihak;
 Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal
sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya
 Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
e. Ruang Lingkup
 Assesmen Pembelajaran: mencakup informasi yg berkaitan dg keberfungsian aspek
perkembangan motorik, kognitif, bahasa dan komunikasi, sosio emosional, perilaku
adaptif dll.
 Assesmen Akademik: mencakup imformasi yg berkaitan dg kemampuan membaca,
menulis dan berhitung/ matematik

2. MODEL-MODEL ASSESMENT
MODEL AUTETIK
Merupakan pendekatan asesmen yang dirancang untuk mencerminkan situasi atau
tugas nyata yang relevan dengan kehidupan sehari-hari atau lingkungan sekitarnya.
Contohnya bisa berupa proyek, presentasi, atau tugas yang mewakili situasi dunia nyata.
Asesmen autentik merupakan suatu proses evaluasi yang melibatkan berbagai bentuk
pengukuran yang berkaitan dengan kinerja siswa yang mencerminkan hasil pembelajaran
mereka, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap yang muncul dalam konteks kegiatan
pembelajaran yang relevan. Contoh-contoh dari asesmen autentik termasuk penilaian
kinerja, penggunaan portofolio, dan evaluasi diri. (American Librabry Association).

Ciri Ciri
 Dapat mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau produk.
 Dilaksanakan selama dan sesuda proses pembelajaran berlangsung.
 Mengunakan berbagai cara dan sumber.
 Tes hanya sebagai alat pengumpul data penilaian.
 Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik harus mencerminkan bagian-bagian
kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari, mereka harus dapat menceritakan
pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan setiap hari.
 Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian peserta didik,
bukan keluasannya (kuantitas).

Karakteristik Penilaian

 Penilaian merupakan bagian dari proses pembelajaran.


 Penilaian mencerminkan hasil proses belajar pada kehidupan nyata.
 Menggunakan bermacam-macam instrumen, pengukuran, dan metode yang sesuai
dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
 Penilaian harus bersifat komprehensif dan holistik yang mencakup semua aspek dari
tujuan pembelajaran.
MODEL BERBASIS KELAS
Suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil
belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian berkelanjutan, autentik,
akurat, dan konsisten dalam kegiatan pembelajaran di bawah kewenangan guru di kelas.
Mengacu pada pendekatan asesmen yang fokus pada kinerja dan kemajuan siswa di
dalam kelas. Biasanya melibatkan pemantauan dan penilaian oleh guru terhadap
pemahaman siswa, partisipasi mereka dalam kegiatan kelas, dan hasil tugas. Model
berbasis kelas berfokus pada penilaian kinerja siswa di lingkungan kelas.

Tujuan
Menurut Wagiran :
 Menjamin agar program pembelajaran tetap sesuai dengan kurikulum.
 Memeriksa kelemahan dan kelebihan yang dimiliki peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung.
 Mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dalam
belajar, sehingga segera dapat diatasi.
 Menyimpulkan apakah peserta didik telah mencapai seluruh atau sebagian kompetensi
yang telah ditentukan.

Manfaat
 Memantau pembelajaran dirinya secara lebih baik.
 Menitikberatkan pada kebutuhan perubahan kemampuan, keterampilan dan nilai.
Sedangkan bagi orang tua asesmen kelas sangat bermanfaat untuk:
 Mengetahui kelemahan, kelebihan, dan peringkat anaknya.
 Mendorong orangtua peserta didik untuk melakukan bimbingan kepada anaknya.
 Melibatkan orangtua peserta didik untuk melakukan diskusi dengan guru/sekolah
dalam hal perbaikan kelemahan belajar peserta didik.

3. PENDEKATAN DALAM ASSESMENT

Penilaian Acoan Patokan


Penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dibandingkan dengan
kriteria yang sudah dibuat terlebih dahulu. Penilaian acuan kriteria berasumsi bahwa
hampir semua orang bisa belajar apa saja namun waktunya yang berbeda. Konsekuensi
acuan ini adalah adanya program remedi. Penafsiran ketercapaian SK, KD dan indikator
selalu dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan lebih dahulu oleh sekolah atau
sekolompok perkumpulan guru. Fokus pada penilaian berdasarkan kriteria atau standar
tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Mengukur sejauh mana individu mencapai
tingkat kinerja yang diharapkan atau ketuntasan minimal dalam suatu bidang.

Penilaian Acuan Norma (PAN)


Penilaian yang dilakukan untuk mengetahui posisi kemampuan seseorang
dibandingkan dengan temannya dikelas tersebut. PAN ini berasumsi bahwa kemampuan
orang itu berbeda beda dan dapat digambarkan menurut distribusi norma. Perbedaan ini
harus ditunjukan oleh hasil pengukuran, misalnya setelah mengikuti pendidikan selama
satu semester peserta didik diadakan penilaian. Hasil tes seseorang dibandingkan dengan
kelompoknya, sehingga dapat diketahui posisi seseorang tersebut di dalam kelompoknya.
PAN membandingkan kinerja seseorang dengan kinerja kelompok atau norma tertentu.
Menilai sejauh mana seseorang berada dalam distribusi prestasi relatif terhadap
kelompoknya.

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)


Merujuk pada tingkat pencapaian atau kinerja yang dianggap memadai untuk
memenuhi standar atau persyaratan tertentu. Kriteria ketuntasan minimum ditempatkan
sebagai tolok ukur untuk menilai apakah individu atau kelompok telah mencapai tingkat
pengetahuan, keterampilan, atau kompetensi yang diinginkan. Menetapkan tingkat kinerja
atau pemahaman minimum yang diharapkan dari individu untuk dianggap lulus atau
kompeten. Fokus pada mencapai standar minimum untuk memastikan pemahaman dasar
atau keterampilan yang diperlukan.

4. ASSESMENT TEST
Assessment Test
(tes penilaian) adalah suatu bentuk instrumen atau alat yang digunakan untuk
mengukur pengetahuan, keterampilan, kemampuan, sikap, atau karakteristik tertentu dari
individu. Tujuan dari assessment test adalah untuk mendapatkan informasi yang dapat
membantu dalam membuat keputusan evaluatif terkait dengan kemajuan, pencapaian,
atau kualifikasi seseorang dalam suatu bidang atau konteks tertentu. Assessment test
dapat digunakan dalam berbagai konteks, termasuk pendidikan, bisnis, kesehatan, dan
psikologi.

Jenis Assesment Test (Tes fisik dan Tes Psikologis)

 Test Prestasi
Tes prestasi adalah ukuran tingkat perolehan atau pembelajaran seseorang dalam
suatu subjek atau tugas. Sebagai instrumen pengukuran, tes prestasi sifatnya lebih
langsung daripada tes lainnya. Hasil tes tersebut memberikan pada konseli suatu
gagasan yang baik mengenai apa yang telah mereka pelajari dalam suatu bidang
tertentu dibandingkan dengan apa yang telah dipelajari orang lain.
 Tes Kepribadian
Tes kepribadian adalah instrumen untuk mengukur karakteristik emosi, motivasi,
hubungan antar-pribadi, dan sikap, sesuatu yang dibedakan dari bakat dan
keterampilan. Tes ini mengukur ciri-ciri kepribadian yang bukan khas bersifat
kognitif, seperti karakter, gaya temperamen, corak kehidupan emosional, kesehatan
mental, jaringan relasi sosial dengan orang lain, dan aneka bidang kehidupan yang
menimbulkan kesukaran dalam penyesuaian diri.
Tes dari bentuk pelaksanaannya yaitu tes lisan, tes tertulis dan unjuk kerja.
 Tes Minat
Tes ini merupakan tes yang mengukur kegiatan/ kesibukan macam apa yang paling
disukai seseorang. Asher dkk mengartikan minat dalam dua hal yaitu: (1) sebagai
kondisi psikologis yang ditandai dengan pemusatan perhatian terhadap
masalah/aktivitas tertentu, atau sebagai kecenderungan untuk memahami suatu
pengalaman yang akan diulang, (2) sebagai suatu rasa senang yang dihasilkan dari
adanya perhatian khusus terhadap suatu aktivitas. Pada umumnya hasil tes minat
digunakan dalam 3 bidang terapan, yaitu: (1) konseling karir, pengukuran minat dan
bakat dapat membantu tim rekrutmen perusahaan untuk menempatkan individu sesuai
dengan kemampuan dan ketertarikan pada suatu bidang, (2) konseling pekerjaan,
konselor pekerjaan dapat membantu mengidentifikasi permasalahan yang muncul dari
karyawan terkait dengan efektivitas bekerja dari sesuai atau tidak minat karyawan, (3)
penjurusan siswa, dengan mengetahui minat siswa dan dilengkapi dengan tes
kemampuan lainnya maka dapat membantu siswa memilih jurusan yang sesuai
dengan kemampuan dan minat.
 Tes Bakat
Tes bakat adalah untuk mengukur potensi seseorang mencapai aktivitas tertentu, akan
kemampuannya belajar mencapai aktivitas tersebut. Tes bakat banyak digunakan para
konselor dan pengguna lain karena sanggup: (a) mengidentifikasi kemampuan
potensial yang tidak didasari individu; (b) mendukung pengembangan kemampuan
istimewa atau potensial individu tertentu; (c) menyediakan informasi untuk membantu
individu membuat keputusan pendidikan dan karir atau pilihan lain diantara alternatif-
alternatif yang ada; (d) membantu memprediksi tingkat sukses akademis atau
pekerjaan yang bisa diantipasi individu; (e) berguna untuk mengelompokkan
individu-individu dengan bakat yang serupa bagi tujuan perkembangan kepribadian
dan pendidikan

5. TES DARI SEGI BAKU DAN TIDAKNYA TES


Pengertian Tes Baku dan Tes Buatan Guru
Tes baku adalah suatu tes yang telah memenuhi syarat sebagai tes yang baik, di mana tes
tersebut memiliki validitas dan reliabilitas yang telah teruji dan disusun oleh suatu
lembaga resmi atau tim ahli professional. Tes buatan guru adalah tes yang disusun oleh
seorang pendidik yang belum memiliki keahlian profesional dalam penyusunan tes, atau
mereka yang memiliki keahlian tetapi tidak sempat menyusun tes secara baik, menguji
cobakan, melakukan analisis sehingga validitas dan reliabilitas belum dapat
dipertanggungjawabkan.

Kegunaan Tes Baku


 Membandingkan prestasi siswa berbagai sekolah atau kelas
 Mempelajari perkembangan siswa dalam suatu periode atau waktu tertentu.
 Membandingkan prestasi belajar dengan pembawaan individu atau kelompok.

Kegunaan Tes Buatan Guru

 Untuk menentukan apakah sesuatu tujuan telah tercapai.


 Untuk memperoleh suatu nilai.
 Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang
diberikan dalam waktu tertentu.

Tes Essay dan Tes Objektif

Tes esai adalah suatu bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban siswa dalam bentuk
uraian dengan mempergunakan bahasa sendiri. Tes objektif adalah tes hasil belajar yang
terdiri dari butir-butir soal yang dapat dijawab oleh peserta didik dengan jalan memilih
salah satu di antara beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan

Tes Formatif, Sumatif, dan Diagnostik

 Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui sejauh
manakah peserta didik telah memahami dan menguasai materi ajar di dalam proses
pembelajaran yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.
 Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan
program pembelajaran selesai diberikan
 Tes diagnostik dilaksanakan untuk menentukan secara tepat jenis kesukaran yang
dihadapi oleh peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu
6. ASESMEN NON TES

Asesmen non-tes
Metode evaluasi yang digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan individu tanpa mengandalkan ujian atau tes tertulis. Cara penilaian hasil
belajar dengan menggunakan asesmen non tes dilakukan tanpa menguji peserta didik
dengan tes tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis.

Tujuan
 Mengukur Pemahaman keterampilan,sikap ,dan kompetensi individu dalam situasi
dunia nyata yang relevan.
 Mendorong setiap pembelajar untuk lebih efektif
 Menilai perkembangan setiap individu seiring waktu
 Mendukung pengambilan keputusan dalam evaluasi kerja termasuk penilaian
Pendidikan
 Menyediakan Informasi yang lebih relevan dan bermakna

Jenis-Jenis
 Observasi
Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data atau evaluasi dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti serta catatan yang sistematis. Observasi itu
pengamatan dan proses pencatatannya sistematis, logis, objektif, dan rasional, baik
dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan
tertentu. Observasi juga dinilai mampu menjelaskan proses peristiwa yang
berlangsung dan dapat menguji kualitas, memperkirakan mengapa sesuatu itu bisa
terjadi.
 Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk instrument evaluasi jenis non tes yang
dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab baik secara langsung maupun tidak
langsung tanpa alat perantara. Wawancara digunakan untuk mendapatkan jawaban
dari responden melalui tanya jawab sepihak, responden tidak diberi kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan. wawancara dalam pelayanan bimbingan dan konseling
memiliki fungsi untuk memahami berbagai potensi, sikap, pikiran, perasaan,
pengalaman, harapan, dan masalah klien, serta memahami potensi dan kondisi
lingkunganya.

 Kuisioner
Kuesioner juga dikenal dengan angket. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang
dikirim kepada responden baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga alat
penelitian ini biasanya berbentuk pertanyaan atau pernyataan yang dapat dijawab
sesuai bentuknya kepada informan. Dengan kuesioner, kita dapat mengetahui tentang
keadaan/data diri, pengalaman, pengetahua sikap, pendapat dan lain-lain.

KESIMPULAN

Dalam konteks materi pembelajaran, assessment atau penilaian memiliki peran yang
sangat penting dalam mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan memahami
peran dan prinsip-prinsip assessment dalam pembelajaran, pendidik dapat membuat
keputusan yang lebih informasional untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dan
mendukung perkembangan siswa. Assessment bukan hanya alat evaluasi, tetapi juga
merupakan bagian integral dari proses pembelajaran yang berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai