Anda di halaman 1dari 6

A.

Fungsi Penilaian

Penilaian merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pembelajaran. Kegiatan ini
merupakan salah satu dari empat tugas pokok guru. Keempat tugas tersebut adalah
merencanakan, menilai keberhasilan pengajaran, dan memberikan bimbingan. Terhadap
seluruh komponen kegiatan proses pembelajaran penilaian memberikan sumbangan yang
cukup berarti. Sehubungan dengan ini, dalam kurikuum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
fungsi penilaian digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan proses
pembelajaran, acuan untuk menentukan kenaikan kelas dan kelulusan, alat untuk menyeleksi,
alat untuk penempatan, dan alat untuk memberikan motivasi belajar peserta didik.

Menurut Nana Sudjana ( dalam Jihad, 2008: 56) fungsi penilaian sebagai: (a) alat
untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional; (b) umpan balik bagi perbaikan
proses pembelajaran; (c) dasar dalam menyusun laporan kemajuan peserta didik kepada
orangtuanya. Dengan demikian penilaian berfungsi sebagai pemantau kinerja komponen-
kompnen pembelajaran untu mencapai tujuan yang diharapkan.

Fungsi penilaian dibedakan menjadi dua yakni fungsi hasil belajar dan fungsi evaluasi
program pengajaran.

1. Fungsi hasil belajar


a. Fungsi Formatif
Fungsj Formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir
program belajar mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses
belajar mengajar itu sendiri. Dengan demikian, penilaian formatif
berorientasi kepada proses belajar mengajar. Penilaian ini dapat
memberikan informasi yang berupa umpan balik baik bagi guru/dosen
maupun bagi peserta didik/mahapeserta didik.
b. Fungsi Sumatif
Penilaian sumatif dilaksanakan pada akhir program pengajaran,
misalnya pada akhir semester atau akhir tahun ajaran. Tujuannya adalah
untuk melihat hasil yang dicapai oleh peserta didik , yakni seberapa jauh
tujuan-tujuan kurikuler dikuasai oleh peserta didik. Penilaian ini
berorientasi prosuk bukan proses.
c. Fungsi Diagnostik
Penilaian untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan / kelemahan -
kelemahan peserta didik serta faktor penyebabnya. Prosesnya dapat
dilakukan pada permulaan pembelajaran, selama penbelajaran berlangsung
ataupun pada akhir pembelajaran. Penilaian ini dilaksanakan untuk
keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial, menemukan kasus-
kasus, dan lain-lain.
d. Fungsi Selektif
Penilaian dapat dipakai untuk menyeleksi masukan (input) dan
disesuaikan dengan ruangan , tempat duduk atau fasilitas lain yang
tersedia. Penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi, misalnya ujian
sarinagn masuk kelemba pendidikan tertentu.
e. Fungsi Motivasi
Penilaian dipakai untuk memotivasi peserta didik untuk belajar
menjadi lebih tinggi, terutama bagi peserta didik yang ingin menunjukkan
kemampuannya.
B. Tujuan Penilaian
Dalam pedoman penilaian Depdikbud (1994), tujuan penilaian adalah untuk
mengetahui kemajuan belajar peserta didik, untuk perbaikan dan peningkatan kegiatan
belajar peserta didik serta sekaligus memberi umpan balik bagi perbaikan pelaksanaan
kegiatan belajar. Penilaian secara sistematis dan berkelanjutan untuk: (1) menilai hasil
belajar peserta didik di sekolah (2) mempertanggungjawabkan penyelenggaraan
pendidikan kepada masyarakat; dan (3) mengetahui mutu pendidikan di sekolah (Kep.
Mendiknas No. 012/U/2001)
Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran,
diantaranya untuk grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi,
bimbingan diagnosis, dan prediksi.
1. Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan
kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik
lain. Penilaian ini akan menunjukkan kedudukan peserta didik dalam
urutan dibandingkan dengan anak lain karena itu fungsi penilaian untuk
grading ini cenderung membandingkan anak dengan anak lain sehingga
lebih mengacu kepada penilaian acuan norma (norm referenced
assesment).
2. Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta
didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik
yang boleh masuk atau tidak di sekolah tertentu.
3. Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai
kompetensi.
4. Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar
peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya,
membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik pemilihan program,
pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.
5. Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan untuk menunjukkan kesulitan
belajar yang dialami peseta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa
dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan apakah seseorang
perlu remedial atau pengayaan.
6. Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi
yang dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang
pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan ynag sesuai. Contoh dari
penilaian ini adalah tes bakat skolastik atau tes potensi akademik.

Dari keenam tujuan penilaian tersebut, tujuan untuk melihat tingkat


penguasaan kompetensi, bimbingan, dan diagnostik merupakan peranan utama
dalam penilaian. Sesuai dengan tujuan tersebut, penilaian menuntut guru agar
secara langsung mampu melaksanakan penilaian dalam keseluruhan proses
pembelajaran. Untuk menilai sejauh mana peserta didik telah menguasai
beragam kompetensi, tentu saja berbagai jenis penilaian perlu diberikan sesuai
dengan kompetensi yang akan dinilai, seperti unjuk kerja/kinerja
(performance), penugasan/proyek, hasil karya/produk, kumpulan hasil kerja
peserta didik/portofolio, dan penilaian tertulis.

Jadi, tujuan penilaian adalah untuk memberikan masukan informasi


secara komprehensif tentang hasil belajar peserta didik, baik dilihat ketika saat
kegiatan pembelajaran berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya, dengan
menggunakan berbagai cara penilaian sesuai dengan kompetensi yang
diharapkan dapat dicapai peserta didik.

C. Prinsip-prinsip Penilaian
Menurut Jihad (2008: 63) Sistem penilaian dalam pembelajaran, baik pada
penilaian berkelanjutan maupun penilaian akhir, hendaknya dikembangkan
berdasarkan sejumlah pinsip sebagai berikut:
1. Menyeluruh
Penguasaan kompetensi/kemampuan dalam mata pelajaran hendaknya
menyeluruh, baik menyangkut standar kompetensi, kemampuan dasar serta
keseluruhan indikator ketercapaian, baik menyangkut domain kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap, perilaku, dan nilai), serta psikomotor
(keterampilan), maupun menyangkut evaluasi proses dan hasil belajar.
2. Berkelanjutan
Penilaian dilakukan secara berkelanjutan ( direncanakan dan dilakukan
terus menerus) guru mendapatkan gambaran yang utuh mengenai
perkembangan hasil belajar peserta didik sebagai dampak langsung (dampak
instruksional/pembelajaran) maupun dampak tidak langsung (dampak
pengiring/nurturan effect) dari proses pembelajaran.
3. Berorientasi pada indikator ketercapaian.
Sistem penilaian dalam pembelajaran harus mengacu pada indikator
ketercapaian yang sudah ditetapkan berdasarkan kemampuan
dasar/kemampuan minimal dan standar kompetensinya.
4. Sesuai dengan pengalaman belajar.
Sistem penilaian dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan
pengalaman belajarnya.

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk


mengukur pencapai hasil belajar peserta didik. (PP RI No 19 tahun 2005, pasal
1 ayat 17). Dalam penilaian, kriteria penilaian hendaknya memenuhi kriteria
sebagai berikut:
a. Validitas, berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dan alat penilaian
yang digunakan sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan isinya
mencakup semua kompetensi yang terwakili secra proposional.
b. Reliabelitas, berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian.
Penilaian yang reliable (ajeg/dapat dipercaya) memungkinkan
perbandingan yang reliabel dan menjamin konsistensi. Misal, guru menilai
dengan proyek, penilaian akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu
cenderung sama bila proyek itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif
sama.
c. Terfokus pada kompetensi, Penilaian harus terfokus pada pencapaian
kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan pada penguasaan materi
(pengetahuan). Kompetensi-kompetensi itu diukur dengan
membandingkan kemampuan peserta didik sebelum dan sesudah
pembelajaran/pelathan. Kemampuan mengembangkan kepakaan rasa
untuk mendeteksi, mensikapi suatu kondisi tertentu dengan kemampuan
merespon yang berkembang semakin baik dari waktu ke waktu. Dalam
hal-hal teetentu seperti kompetensi menggunakan alat peraga atau alat
praktek pada kekhususan tertentu pada suatu eksperimen harus dapat
mengembangkan kemampuan-kemampuan dalam ketaatan mengikuti
prosedur penggunaan alat, larangan atau suruhan yang ahrus ditaati saat
mengoperasikan peralatan untuk bereksperimen serta aturan-aturan lain
yang menyertainya.
d. Keseluruhan/komprehensif, Penilaian harus menyeluruh dengan
menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi
atau kemampuan peserta didik dalam mengembangkan sikap yang
tergambar dalam kompetensi lulusan, sehingga tergambar profil
kemampuan peserta didik. Aspek kreativitas peserta didik, seperti
mengembangkan alternative pengukuran dengan alat-alat lainya temasuk
kriteria penilaian.
e. Objektivitas, Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif dan adil.
Pemahaman penilaian harus adil. Maksud adil disini adalah adil terhadap
semua peserta didik tanpa membedakan latar belakang sosial ekonomi,
budaya, dan gender (jenis kelamin). Disamping itu harus adil, juga
menyesuaikan dengan karakterstik kekhususan, jenjang dan usia peserta
didik.
f. Mendidik, Penilain dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran
bagi guru dan meningkatkan kualitas belajar bagi peserta didik khususnya
mendidik peserta didik berpikir, berbuat dan berperilaku ilmiah.
Disamping itu, penilaian harus memberikan sumbangan positif terhadap
pencapaian belajar peserta didik, atinya hasil penilaian harus dapat
dirasakan sebagai penghargaan bagi peserta didik yang berhasil atau
sebagai pemberian motivasi bagi peserta didik yang kurang/belum
berhasil.

D. Hubungan Penilaian dengan Pembelajaran


Penilaian yang diadakan guru bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
peserta didik telah belajar dan mencapai apa yang diinginkan guru untuk dipelajari
peserta didik mereka. Sementara pembelajaran menjamin bahwa peserta didik mereka
tersebut mempelajarinya. Untuk terjadinya hal ini, penilaian-penilaian, tujuan-tujuan
belajar, dan strategi-strategi butuh untuk dirancang secara berhubungan/memenuhi
satu sama lain sehingga ketiga komponen tersebut saling menguatkan satu sama lain.
Untuk menjamin ketiga kompenen tersebut, pembelajaran dirancang dengan
mempertimbang sebagai berikut:
1. Apa yang diinginkan guru untuk diketahui oleh peserta didiknya, bagaimana
setelah mereka selesai mempelajarinya?
2. Apa jenis penilaian , tugas yang akan diberi yang dapat mengetahui apakah
peserta didik telah mencapai tujuan belajar yang telah dibuat.
3. Apa kegiatan dan hasil selesai belajar dan persiapan untuk penilaian yang
semuanya disesuaikan dengan Strategi pembelajaran yang digunakan.

Jika kesalahan terjadi pada rancangan suatu penilaian, misalnya kesalahan


pada tujuan belajar atau pemilihan strategi pembelajaran, maka akan dapat terjadi
menurunkan motivasi peserta didik untuk belajar. Untuk hal ini dapat
dipertimbangkan (1) tujuan peserta didik belajar menggunakan keterampilan-
keterampilan menganalisis, namun penilaian mungkin hanya secara faktual saja.
Akibatnya peserta didik yang memiliki tujuan untuk mempertajam keterampilan
berpikir analisisnya dikecewakan, karena tidak terjadi pengukuran apa yang telah
mereka pelajari.

Referensi:

Nana Sudjana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya

Rasyid, Harun dan Mansur, (2007). Penilaian Hasil Belajar. Bandung : PT. Wacana Prima

Zainul, A. & Nasoetion, N. 1993. Penilaian Hasil Belajar. Depdikbud:Pusat Antar


Universitas.

Anda mungkin juga menyukai