Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Evaluasi dapat digambarkan sebagai pembuatan penetapan tentang nilai ,
untuk tujuan tertentu, baik berupa gagasan, pekerjaan, solusi, metode, material dan
lain–lain, yang melibatkan penggunaan ukuran seperti halnya untuk menilai tingkat
suatu tertentu itu akurat, efektif, hemat, atau memuaskan, ketentuan itu baik yang
kwantitatif atau kwalitatif. Dengan demikian maka evaluasi merupakan kegiatan
yang sangat penting dalam pengajaran. Dan kegiatan ini merupakan salah satu dari
empat tugas pokok seorang guru.
Dalam praktek pengajaran keempat kegiatan pokok ini merupakan sebuah
kesatuan yang padu dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Dalam
melaksanakan tugas mengajarnya seorang guru berusaha untuk menciptakan
situasi belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar, memotivasi, mengajukan
bahan ajar, serta menggunbakan metode dan media yang telah disiapkan. Selain itu
guna mencapai tujuan pendidikan yang optimal , guru memberikan bimbingan
kepada siswa dengan berupaya untuk memahami kesulitan belajar yang dialami
siswa. Dari berbagai persoalan yang di hadapi dalam proses belajar mengajar
evaluasi memberikan sumbangan yang cukup berarti. fungsi evaluasi digunakan
sebagai acuan untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan proses pembelajaran serta
sebagai alat untuk menyeleksi dan sebagai alat untuk memberikan motivasi belajar
siswa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Evaluasi ?
2. Apa tujuan dan fungsi evaluasi ?
3. Apa saja ragam evaluasi ?
4. Apa syarat dan ragam alat evaluasi ?
5. Bagaimana indikator prestasi belajar ?
6. Bagaimana batas minimal prestasi belajar ?
7. Apa itu evaluasi prestasi kognitif, afektif, dan psikomotor ?

1
C. Tujuan
1. Agar mengetahui pengertian, tujuan, fungsi, ragam, syarat dan ragam
alat evaluasi.
2. Agar mengetahui indikator, batas minimal dalam prestasi belajar.
3. Agar mengetahui tentang evaluasi prestasi kognitif, afektif, dan psikomotor.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi
Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Padanan kata evaluasi adalah
assessnment yang menurut Tardif (1989) berarti proses penilaian untuk
menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan. Selain kata evaluasi dan assessnment ada pula kata lain yang
searti dan relatif lebih masyhur dalam dunia pendidikan kita yakni tes, ujian, dan
ulangan.
Evaluasi memiliki arti lebih luas daripada penilaian. Dengan kata lain di
dalam evaluasi tercakup di dalamnya penilaian. Siapapun yang melakukan tugas
mengajar, perlu mengetahui akibat dari pekerjaan-nya. Pendidik harus mengetahui
sejauhmana peserta didik telah menyerap dan menguasai materi yang telah
diajarkan. Sebaliknya, peserta didik juga membutuhkan informasi tentang hasil
pekerjaannya. Hal ini hanya dapat diketahui jika seorang pendidik (guru)
melakukan evaluasi. Sebelum melakukan evaluasi, maka guru harus melakukan
penilaian yang didahului dengan pengukuran. Pengukuran hasil belajar adalah cara
pengumpulan informasi yang hasilnya dapat dinyatakan dalam bentuk angka yang
disebut skor. Penilaian hasil belajar adalah cara menginterpretasikan skor yang
diperoleh dari pengukuran dengan mengubahnya menjadi nilai dengan prosedur
tertentu dan menggunakannya untuk mengambil keputusan. Evaluasi hasil belajar
merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan.

B. Tujuan Dan Fungsi Evaluasi


1. Tujuan Evaluasi
a. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam
suatu kurun waktu proses belajar tertentu. Hal ini berarti dengan evaluasi
guru dapat mengetahui kemajuan perubahan tingkah laku siswa sebagai

3
hasil proses belajar dan mengajar yang melibatkan dirinya selaku
pembimbing dan pembantu kegiatan belajar siswanya itu.
b. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok
kelasnya. Dengan demikian, hasil evaluasi itu dapat dijadikan guru sebagai
penetap apakah siswa tersebut termasuk kategori cepat, sedang, atau
lambat dalam arti mutu kemampuan belajarnya.
c. Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar. Hal
ini berart dengan evaluasi, guru akan dapat mengetahui gambaran tingkat
usaha siswa. Hasil yang baik pada umumnya menunjukan tingkat usaha
yang efisien, sedangkan hasil yang buruk adalah cermin usaha yang tidak
efisien.
d. Untuk mengetahui segala upaya siswa dalam mendayagunakan kapasitas
kognitifnya (kemampuan kecerdasan yang dimilikinya) untuk keperluan
belajar. Jadi, hasil evaluasi itu dapat dijadikan guru sebagai gambaran
realisasi pemanfaatan kecerdasan siswa.
e. Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang
telah digunakan guru dalam proses mengajar-belajar. Dengan demikian,
apabila sebuah metode yang digunakan guru tidak mendorong munculnya
prestasi belajar siswa yang memuaskan, guru sangat dianjurkan mengganti
metode tersebut atau mengkombinasikannya dengan metode lain yang
serasi.
Berdasarkan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 58 (1) evaluasi hasil
belajar peserta didik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, dan
perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.

2. Fungsi Evaluasi
a. Fungsi administratif untuk penyusunan daftar nilai dan pengisisan buku
rapor.
b. Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan.
c. Fungsi diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan
merencanakan program remedial teaching (pengajaran perbaikan).
d. Sumber data BK untuk memasok data siswa tertentu yang memerlukan
bimbingan dan konseling (BK).

4
e. Bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan datang yang
meliputi pengembangan kurikulum, metode, dan alat-alat proses
mengajar-belajar.

C. Ragam Evaluasi
1. Pre-test dan Post-test
Kegiatan pretest dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai
penyajian materi baru. Tujuannya ialah untuk mengidentifikasi taraf
pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Post test adalah
kebalikan dari pretest, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap
akhir penyajian materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan
siswa atas materi yang telah diajarkan.
2. Evaluasi Prasyarat
Evaluasi jenis ini sangat mirip dengan pretest. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi pengusaan siswa atas materi lama yang mendasari materi
baru yang akan diajarkan.
3. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran
dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai
siswa.
4. Evaluasi Formatif
Evaluasi jenis ini kurang lebih sama dengan ulangan yang dilakukan
pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya ialah
untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnistik, yakni
untuk mengetahui kesulitan belajar siswa.
5. Evaluasi Sumatif
Ragam penilaian sumatif kurang lebih sama dengan ulangan umum yang
dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada
akhir periode pelaksanaan program pengajaran.
6. UAN/UN
Ujian Akhir Nasional atau Ujian Nasional pada prinsipnya sama dengan
evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kelulusan seseorang.

5
D. Syarat Dan Ragam Alat Evaluasi
1. Syarat Alat Evaluasi
Langkah pertama yang perlu ditempuh guru dalam menilai prestasi
belajar siswa adalah menyusun alat evaluasi yang sesuai dengan kebutuhan,
dalam arti tidak menyimpang dari indikator dan jenis prestasi yang
diharapkan. Prasyarat pokok penyusunan alat evaluasi yang baik dalam
presfektif psikologi belajar meliputi dua macam, yakni : reliabilitas dan
validitas.
Secara sederhana, reliabilitas berarti hal tahan uji atau dapat dipercaya.
Sebuah alat evaluasi dipandang reliabel atau tahan uji, apabila memiliki
konsistensi hasil. Validitas berarti keabsahan atau kebenaran. Sebuah alat
evaluasi dipandang valid apabila dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.
Ragam Alat Evaluasi
 Bentuk Objektif
Bentuk objektif atau tes objektif, yakni tes yang jawabannya dapat
diberi skor nilai secara lugas (seadanya) menurut pedoman yang
ditentukan sebelumnya. Ada 5 macam tes yang termasuk dalam evaluasi
ragam objektif ini.
 Tes Benar – Salah
Soal-soal dalam tes ini berbentuk pernyataan yang pilihan
jawabannya hanya dua macam, yaitu ‘B’ jika benar, dan ‘S’ jika salah.
Dalam dunia pendidikan modern, tes semacam itu sudah lama
ditinggalkan karena dua alasan :
 Tes ‘B-S’ tidak menghargai kreatifitas akal siswa karena mereka
hanya didorong untuk memilih salah satu dari dua alternatif
jawaban.
 Tes ‘B-S’ dalam beberapa segi tertentu dianggap sangat rendah
tingkat reliabilitasnya.
 Tes Pilihan Berganda
Item-item dalam tes pilihan berganda biasanya berupa
pertanyaan atau pernyataan yang dapat dijawab dengan memilih salah
satu dari empat atau lima alternatif jawaban yang mengiringi setiap
soal. Pada zaman modern sekarang ini, dunia pendidikan khususnya di

6
Barat sudah mulai meninggalkan tes pilihan berganda kecuali untuk
keperluan-keperluan di luar pengukuran prestasi belajar. Alasan-
alasan ditinggalnya jenis tes ini ialah :
 Kurang mendorong kreatifitas ranah cipta dan karsa siswa, karena
ia hanya merasa disuruh berspekulasi, yakni menebak dan
menyilang secara untung-untungan.
 Sering terdapat dua jawaban (di antara empat atau lima alternatif)
yang identik atau sangat mirip, sehingga terkesan kurang
diskriminatif.
 Sering terdapat satu jawaban yang sangat mencolok kebenarannya,
sehingga jawaban-jawaban lainnya terlalu gampang untuk
ditinggalkan.
 Tes Pencocokan (Menjodohkan)
Tes pencocokan disusun dalam dua daftar yang masing-masing
memuat kata, istilah, atau kalimat yang diletakkan bersebelahan.
 Tes Isian
Alat tes isian biasanya berbentuk cerita atau karangan pendek,
yang pada bagian-bagian yang memuat istilah atau nama tertentu
dikosongkan.
 Tes Perlengkapan
Cara menyelesaikan tes melengkapi pada dasarnya sama dengan
cara menyelesaikan tes isian. Perbedaannya terletak pada kalimat-
kalimat yang digunakan sebagai instrumen. Dalam tes melengkapi
kalimat-kalimat yang tersusun dalam bentuk karangan atau cerita
pendek, tetapi dalam bentuk kalimat-kalimat yang berdiri sendiri.
2. Bentuk Subjektif
Alat evaluasi yang berbentuk tes subjektif adalah alat pengukur prestasi
belajar yang jawabannya tidak ternilai dengan skor atau angka pasti, seperti
yang digunakan untuk evaluasi objektif. Hal ini disebabkan banyaknya ragam
gaya jawaban yang diberikan oleh para siswa. Instrumen evaluasi mengambil
bentuk essay examination, yakni soal ujian mengharuskan siswa menjawab
setiap pertanyaan dengan cara menguraikan atau dalam bentuk karangan
bebas.

7
E. Indikator Prestasi Belajar
Adapun indikator prestasi belajar menurut Abin Syamsudin Makmur (2000:
26), dengan mengutip pendapat Benjamin Bloom, indikator prestasi belajar
mencakup tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.
Ranah kognitif seperti pengamatan, indikatornya adalah menunjukan,
membandingkan, dan menghubungkan. Ranah afektif seperti penerimaan,
indikatornya adalah menunjukan sikap menerima dan menunjukan sikap menolak.
Ranah psikomotor seperti keterampilan bergerak dan bertindak indikatornya
adalah mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki, dan anggota badan lainnya.

F. Batas Minimal Prestasi Belajar


Setelah mengetahui indikator prestasi belajar di atas, guru perlu pula
mengetahui bagaimana kiat menetapkan batas minimal keberhasilan belajar para
siswanya. Keberhasilan tidak hanya terikat oleh kiat penilaian yang bersifat
kognitif, tetapi juga memperhatikan kiat penilaian afektif dan psikomotor siswa.
Menetapkan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan
dengan upaya pengungkapan hasil belajar. Ada beberapa alternatif norma
pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses mengajar-belajar.
Di antara norma-norma pengukuran tersebut ialah :
1. Norma skala angka dari 0 sampai 10.
2. Norma skala angka dari 0 samapai 100.

G. Evaluasi Prestasi Kognitif, Afektif, Dan Psikomotor


1. Evaluasi Prestasi Kognitif
Mengukur keberhasilan siswa yang berdimensi kognitif (ranah cipta)
dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan tes tertulis maupun tes
lisan dan perbuatan.
2. Evaluasi Prestasi Afektif
Dalam merencanakan penyusunan instrumen tes prestasi siswa yang
berdimensi afektif (ranah rasa) jenis-jenis prestasi internalisasi dan
karakterisasi setidaknya mendapat perhatian khusus. Alasannya, karena kedua
jenis prestasi ranah rasa itulah yang lebih banyak mengendalikan sikap dan
perbuatan siswa.

8
3. Evaluasi Belajar Psikomotor
Cara yang dipandang tepat untuk mengevaluasi keberhasilan belajar
yang berdimensi ranah psikomotor (ranah karsa) adalah observasi. Observasi,
dalam hal ini, dapat diartikan sebagai sejenis tes mengenai peristiwa, tingkah
laku, atau fenomena lain dengan pengamatan langsung.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program.Tujuan Evaluasi ialah : Untuk
mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun
waktu proses belajar tertentu, untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang
siswa dalam kelompok kelasnya, untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan
siswa dalam belajar, untuk mengetahui segala upaya siswa dalam mendayagunakan
kapasitas kognitifnya (kemampuan kecerdasan yang dimilikinya) untuk keperluan
belajar, untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang
telah digunakan guru dalam proses mengajar-belajar. Fungsi Evaluasi : Fungsi
administratif untuk penyusunan daftar nilai dan pengisisan buku rapor. Fungsi
promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan. Fungsi diagnostik untuk
mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan merencanakan program remedial
teaching (pengajaran perbaikan). Sumber data BK untuk memasok data siswa
tertentu yang memerlukan bimbingan dan konseling (BK). Bahan pertimbangan
pengembangan pada masa yang akan datang yang meliputi pengembangan
kurikulum, metode, dan alat-alat proses mengajar-belajar. Ragam Evaluasi : Pre-test
dan Post-test, Evaluasi Prasyarat, Evaluasi Diagnostik, Evaluasi Formatif, Evaluasi
Sumatif, UAN/UN.

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini pembaca, khusunya pendidik, atau calon
pendidik dapat memberikan perhatian lebih dalam hal yang berkaitan dengan
evaluasi sehingga seorang pendidik akan mempunyai dasar yang kuat dalam
melakukan penilaian terhadap siswanya. utamanya bagi pendidik ataupun calon
pendidik untuk lebih memperdalam pengetahuannya dalam hal evaluasi
pembelajaran dan menerapkan proses evaluasi tersebut secara benar dan tepat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Suke Silverius. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.

Dr. Muhibbin Syah, M.Ed. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Mulyadi. 2010. Evaluasi Pendidikan. Malang: Maliki Press.

http://harisahrs.blogspot.com/2016/09/makalah-evaluasi-hasil-belajar.html

https://gandamathematics.wordpress.com/2015/06/27/teknik-evaluasi-hasil-belajar/

11

Anda mungkin juga menyukai