Anda di halaman 1dari 18

Makalah Bimbingan Belajar

Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling

Dosen Pengampu :

Panggih Wahyu Nugroho, M. Pd.

Disusun Oleh :

1. Danis Luriansyah 208200095


2. Regita Cahyani 208200084
3. Mita Suryanti 208200076
4. Maulyda Putri Fitriani 208200075
5. Ella Wiwidiyananingtiyas 20200096

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
SEPTEMBER 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Bimbingan merupakan bagian yang berkesinambungan dari keseluruhan proses
pendidikan. Bimbingan sebagai bagian dari pendidikan memiliki tujuan tertentu,
yaitu membantu individu mengembangkan dirinya secara optimal sehingga dapat
menemukan dirinya sendiri dan dapat mengambil keputusan serta menyesuaikan
pilihan secara efektif. Oleh karena itu, bimbingan belajar harus dilaksanakan pada
setiap sekolah dalam upaya mencapai keberhasilan belajar siswa secara utuh. Pada
kenyataannya, ketika siswa melakukan kegiatan belajar sebagai bagian dari proses
pembelajaran, banyak masalah yang muncul.

Dalam proses menjalani suatu program belajar di sekolah, siswa sering


menghadapi kesulitan berupa keraguan dalam memilih bidang studi yang sesuai,
memilih mata pelajaran yang sesuai, memilih kegiatan ekstrakurikuler, memilih
kegiatan non akademik yang menunjang pendidikan, menyusun jadwal kegiatan
atau belajar sesuai dengan kebutuhannya. Pada tahun terakhir mereka di sekolah,
mereka sering menghadapi kesulitan berupa konflik dalam pemilihan sekolah
menengah, memilih jenis pelatihan atau keterampilan tertentu, dan memilih
tempat yang memadai untuk “bimbingan ujian”. Termasuk juga pada bagian ini
adalah kesulitan dalam menguasai materi pelajaran yang seharusnya digunakan
untuk menghadapi ujian akhir, munculnya penyesalan, tidak siap menghadapi
ujian, dan perasaan tidak aman yang menyertai ujian akhir.

Terkait dengan beberapa permasalahan tersebut, pihak sekolah memiliki


tanggung jawab untuk membantu permasalahan siswa dalam hal belajar agar
mereka dapat berhasil dalam studinya. Karena bimbingan belajar sebagai upaya
untuk membantu permasalahan siswa dalam hal pembelajaran yang dilakukan
dengan cara mengembangkan suasana belajar mengajar yang kondusif agar siswa
terhindar dari kesulitan belajar. Pembimbing membantu siswa dalam mengatasi
kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang efektif, membantu siswa agar
berhasil dalam belajar dan mampu menyesuaikan diri dengan segala tuntutan
program/pendidikan. Dalam bimbingan belajar, pengawas berusaha untuk
memfasilitasi siswa dalam mencapai tujuan akademik yang diharapkan. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya peran guru dan pengawas sekolah dalam
membimbing siswa belajar untuk mengetahui permasalahan dan penyebab
permasalahan hingga cara mengatasi permasalahan tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari bimbingan belajar ?
2. Apa fungsi dari bimbingan belajar ?
3. Bagaimana langkah-langkah dalam pelaksanaan bimbingan belajar ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Belajar


a. Pengertian Bimbingan
Berdasarkan pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 29 disebutkan
bahwa: “Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada peserta
didik dalam upaya menemukan jati diri, mengenal lingkungan, dan
merencanakan masa depan”.1 Bimbingan dalam arti Bimbingan di
sekolah adalah suatu program pendidikan yang berkaitan dengan
bantuan kepada siswa agar mereka dapat menyesuaikan diri dengan
situasi yang dihadapinya dan merencanakan masa depannya sesuai
dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan sosialnya.
Untuk mendapatkan pemahaman tentang pengertian bimbingan ,
beberapa definisi bimbingan telah dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu:
1. Harold Alberty : Bimbingan di sekolah adalah salah satu
aspek program pendidikan yang mendukung siswa mampu
beradaptasi dengan situasi yang dihadapi, dan untuk
merencanakan masa depan sesuai dengan minat, kemampuan,
dan kebutuhan sosialnya.
2. Chris Holm: Bimbingan membantu individu mengenal satu
sama lain memungkinkan individu untuk mengenal dan dapat
menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dalam
kehidupannya.
3. Stikes & Dorcy : Bimbingan adalah proses membantu
individu dan kelompok untuk adaptasi dan memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya. Definisi ini lebih
menekankan pada pandangan pribadi.

1
Priyatno, Dasar-dasar bimbingan dan Konseling, hlm. 28
4. Stoops: Bimbingan adalah proses yang berkelanjutan untuk
mendukung perkembangan individu untuk berkembang.2

Hal ini dapat disimpulkan dari keempat definisi di atas bahwa


bimbingan adalah proses yang membantu individu dapat mengenali
diri mereka sendiri dan memecahkan masalah sehingga dapat
menikmati hidup dengan bahagia.
b. Pengertian Belajar
Menurut Slameto, belajar adalah proses usaha yang dilakukan
seseorang secara keseluruhan untuk mencapai perubahan perilaku yang
baru sebagai hasil dari pengalaman berinteraksi dengan lingkungan. 3
Muhibbin Syah, M.ED. dalam bukunya yang berjudul Psikologi
mengemukakan: “Belajar adalah tahap perubahan perilaku individu yang
relatif dicapai melalui interaksi dan pengalaman dengan lingkungan ,
termasuk proses kognitif”.
Dari pengertian di atas , kita dapat menyimpulkan bahwa belajar adalah
proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang sebagai
hasil usaha. Perubahan ini dapat dinyatakan sebagai sikap memahami
keterampilan, kebiasaan, dan pengetahuan yang dapat mengubah keadaan
hidup seseorang.
Berdasarkan definisi di atas, “Bimbingan dan Belajar”, maka dapat
disimpulkan bahwa bimbingan belajar adalah proses mendukung individu
secara terus menerus dan sistematis dalam menghindari atau mengatasi
kesulitan-kesulitan di dalam belajarnya, dan dapat menjalani kehidupan
yang lebih baik sesuai dengan cita- cita mereka atau bimbingan belajar
adalah seperangkat usaha bantuan kepada peserta didik dalam
mengadakan penyesuaian belajar dan memecahkan masalah-masalah
belajar dengan cara mengembangkan suasana belajar mengajar yang
kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar dan mencapai keberhasilan
belajar secara optimal sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan
kesenian untuk mempersiapkan diri pada tingkat pendidikan yang lebih
tinggi.

2
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar & Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2007), hlm. 193
3
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), hlm. 2
Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi, didalam bukunya yang
berjudul Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah, bimbingan belajar
diartikan sebagai : Proses pendampingan yang mendukung siswa
memecahkan masalah belajar di dalam dan di luar sekolah, siswa dapat
menyesuaikan diri dengan pembelajarannya dan membentuk kebiasaan
belajar secara sistematis dan konsisten untuk mencapai hasil semaksimal
mungkin sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya. 4Jadi,
bimbingan belajar ialah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar
yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam
mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan
tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan.5

B. Tujuan Bimbingan Belajar


Tujuan bimbingan belajar secara umum adalah membantu peserta
didik untuk mendapatkan penyesuaian yang baik dalam situasi belajar,
sehingga dapat belajar secara efisien sesuai dengan kemampuannya
dan mencapai perkembangan yang optimal. Untuk lebih jelasnya,
tujuan bimbingan belajar adalah sebagai berikut:
 Mencari cara belajar yang efisien dan efektif bagi seorang anak atau
sekelompok anak
 Menunjukkan cara mempelajari sesuatu dan dalam menggunakan buku
pelajaran
 Memberikan informasi (saran dan petunjuk) tentang bagaimana cara
menggunakan perpustakaan
 Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan harian
dan ujian sekolah.
 Memilih bidang besar dan kecil sesuai dengan bakat, minat,
kecerdasan, cita-cita dan kondisi fisik atau kesehatan
 Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi
tertentu
 Menentukan pembagian waktu dan merencanakan jadwal belajar

4
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), hlm. 79
5
Dewa Ketut Sukardi, Psikologi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, hlm. 40
 Pilih pelajaran tambahan yang berkaitan dengan pelajaran di sekolah
maupun untuk pengembangan bakat dan kemampuan yang ada pada
dirinya.6

Tohirin (2007: 131) menjelaskan bahwa tujuan bimbingan belajar


adalah sebagai berikut7:

Secara umum tujuan layanan bimbingan belajar adalah membantu


siswa agar mencapai perkembangan yang optimal, sehingga tidak
menghambat perkembangan siswa. Siswa yang perkembangannya
terhambat atau terganggu akan berpengaruh terhadap perkembangan
atau kemampuan belajarnya. Selain tujuan umum tersebut, secara
khusus dapat diketahui bahwa bimbingan belajar bertujuan agar siswa
mampu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah belajar, serta
siswa dapat mandiri dalam belajar. Jadi tujuan bimbingan bimbingan
belajar adalah membantu siswa agar mampu mengatasi dan
memecahkan permasalahan belajarnya agar tidak mengganggu
perkembangannya.

Mendukung pernyataan di atas Saring Marsudi (2003: 104)8


menerangkan bahwa “kegiatan layanan bimbingan belajar bertujuan
membantu siswa dalam mencapai keberhasilan belajar secara optimal”.
Melalui layanan bimbingan belajar maka siswa dapat secara terbuka
memahami dan menerima kelebihan dan kekurangannya, memahami
kesulitan belajarnya, memahami faktor penyebab dan memahami pula
bagaimana mengatasi kesulitannya. Dengan bimbingan belajar
diharapkan dapat membantu individu membuat pilihan dan
menentukan sikap yang sesuai dengan bakat, minat, dan peluangnya
sesuai dengan nilai sosialnya. Berdasarkan tujuan bimbingan belajar
sebagaimana diuraikan di atas, dapat dikatakan bahwa tujuan
bimbingan belajar adalah membantu siswa mengatasi kesulitannya
dalam memasuki proses pembelajaran dan situasi belajar yang
dihadapinya.
6
Agoes Soejanto, Bimbingan Ke arah Belajar yang Efektif, (Jakarta : Rineka Cipta, 1999), hlm. 72-80
7
Tohirin, 2007, Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
8
Saring M., dkk., 2008 Bimbingan Konseling SD. Surakarta : FKIP UMS
Djumhur dan Mohammad Surya (1978: 35) 9 menjelaskan bahwa
“tujuan dari bimbingan belajar ialah membantu siswa agar mendapat
penyesuaian yang baik dalam situasi belajar”. Dengan bimbingan ini
diharapkan setiap siswa dapat belajar dengan sebaik mungkin, sesuai
dengan kemampuan yang ada pada dirinya.

Menurut Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan (2005: 15) 10 tujuan dari
bimbingan belajar adalah:

a) Agar siswa memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif,


seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar,
mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif
mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
b) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
c) Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti
keterampilan membaca buku, menggunakan kamus, mencatat
pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
d) Memiliki keterampilan menetapkan tujuan dan perencanaan
pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan
tugas-tugas, memantapkan diri dalam pelajaran tertentu, dan
berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam
rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
e) Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi
ujian.

Pendapat di atas mengandung pengertian bahwa tujuan dari


layanan bimbingan belajar adalah agar siswa memiliki kebiasaan
belajar yang baik. Motivasi yang tinggi untuk terus belajar, memiliki
tekhik belajar yang efektif serta dapat menetapkan tujuan
pendidikannya agar siswa siap dan mampu menghadapi ujian.
Berdasarkan dari tujuan-tujuan bimbingan belajar yang telah
dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
layanan bimbingan belajar adalah membantu siswa mencapai
9
Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, CV. Ilmu,
Bandung,1975
10
Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, A. Juntika. 2005. Landasan Bimbingan & Konseling.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
keberhasilan belajar dan mengembangkan semua potensi siswa secara
optimal dengan cara memberikan motivasi untuk belajar sepanjang
hayat melalui kebiasaan kegiatan belajar yang positif dan efektif sesuai
dengan kemampuan, minat, dan kesempatan yang ada untuk mencapai
tujuan dari perencanaan pendidikan dengan kesiapan mental agar siswa
mampu mandiri dalam belajar.

C. Fungsi Bimbingan Belajar


a. Bimbingan belajar berfungsi
Secara umum bimbingan belajar berfungsi untuk mengembangkan
seoptimal mungkin dari semua aspek pribadi siswa, sehingga pada
perkembangan berikutnya siswa itu dapat mencapai prestasi
semaksimal mungkin sesuai dengan bakat, dan kemampuannya.
Romine, 1954 mengemukakan bahwa fungsi bimbingan adalah sebagai
berikut:
 Mengorientasikan siswa kepada sekolah.
 Membantu siswa untuk merencanakan pendidikan mereka di sekolah
selanjutnya
 Membantu siswa untuk mengenali minat dan kemampuannya masing-
masing.
 Mengorientasikan siswa terhadap dunia kerja.
 Membantu siswa untuk memecahkan masalah hubungan antara siswa
perempuan dan siswa laki-laki.
 Membantu siswa berlatih menyelesaikan tugas atau pekerjaan.11

b. Bentuk- bentuk Layanan Bimbingan Belajar


Bentuk layanan bimbingan belajar yang diberikan kepada siswa adalah
layanan bimbingan yang disesuaikan dengan masalah belajar yang
dihadapi oleh siswa. Dengan melihat spesifikasi masalah yang
dihadapi
oleh siswa, maka guru pembimbing dapat merumuskan pogram
layanan bimbingan belajar kepada siswa.
Menurut Tohirin (2007: 131) beberapa bentuk layanan bimbingan
11
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar & Mengajar, hlm. 196
belajar yang dapat diberikan kepada siswa adalah sebagai berikut:
1) Orientasi kepada siswa, khususnya siswa baru tentang tujuan
sekolah, isi kurikulum pembelajaran, struktur organisasi
sekolah, cara-cara belajar yang tepat, dan penyesuaian diri
dengan corak pendidikan di sekolah.
2) Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang
tepat selama mengikuti pembelajaran di sekolah maupun di
rumah baik secara individual maupun kelompok.
3) Bantuan dalam memilih jurusan atau program studi yang
sesuai, memilih kegiatan-kegiatan non-akademik yang
menunjang usaha belajar dan memilih program studi lanjutan
untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Bantuan ini juga
mencakup layanan informasi tentang program studi yang
tersedia pada jenjang pendidikan tertentu.
4) Layanan pengumpulan data yang berkenaan dengan
kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita
hidup terhadap program studi atau jurusan tertentu, dan
sebagainya.
5) Bantuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar seperti
kurang mampu menyusun dan mentaati jadwal belajar di
rumah, kurang siap dalam menghadapi ujian, kurang dapat
berkonsentrasi, kurang dapat menguasai cara belajar yang tepat
diberbagai mata pelajaran, menghadapi keadaan di rumah yang
mempersulit cara belajar secara rutin, dan lain sebagainya.
6) Bantuan dalam hal membentuk kelompok-kelompok belajar
dan mengatur kegiatan-kegiatan belajar kelompok supaya
berjalan secara efektif dan efisien. Pendapat di atas
mengandung artian bahwa bentuk layanan bimbingan belajar
yang akan diberikan kepada siswa adalah dalam bentuk
pengenalan tentang sekolah dan kurikulum belajarnya, cara
belajar yang baik sehingga dapat memilih jurusan yang sesuai
dengan bakat, minat dan kemampuannya, sehingga siswa dapat
mengatasi permasalahan belajarnya.
Menurut Winkel (1981: 43)12 bentuk layanan bimbingan belajar dapat
dilakukan dengan program bimbingan belajar yang terencana dan
terorganisir dengan baik, meliputi:

1) Pemberian informasi kepada siswa baru di sekolah mengenai


tujuan sekolah, isi kurikulum, penyesuaian diri di sekolah, cara-
cara belajar dan struktur organisasi sekolah. Semua ini
diusahakan dalam orientasi belajar siswa.
2) Memberikan informasi kepada siswa dan tuntunan dalam hal
belajar di rumah dan membentuk kelompok-kelompok belajar.
3) Memberikan informasi tentang kemungkinan dan kesempatan
untuk melanjutkan studi dan tuntutan-tuntutan apa yang harus
dipenuhi supaya berhasil.
4) Mengumpulkan data mengenai bakat-bakat dan hasil belajar
masing-masing siswa, agar siswa dapat ditolong untuk
mengenal dirinya sendiri. Tanpa tersedianya data semacam ini,
program bimbingan belajar tidak dapat terlaksana dengan baik.
5) Melakukan wawancara dengan siswa untuk membicarakan
kesukaran-kesukaran dalam belajar, untuk membicarakan
pilihan sekolah lanjutan, dan untuk membicarakan kegagalan
yang disebabkan karena salah memilih jurusan.

Jadi, bentuk layanan bimbingan belajar yang diberikan kepada siswa


adalah segala informasi yang menunjang kegiatannya dalam hal belajar
mulai dari pengenalan tentang sekolah, pengenalan bakat dan
kemampuan diri dalam hal belajar sampai kepada kesulitan belajar
yang akan dihadapinya nanti.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat kita simpulkan


bentuk-bentuk layanan bimbingan belajar bagi siswa adalah sebagai
berikut:

1) Memberikan orientasi kepada siswa baru yang berisi informasi

12
Winkel, W. S. (1981). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan Jakarta:
Grasindo
mengenai tujuan sekolah, kurikulum, penyesuaian diri, cara belajar,
dan struktur organisasi sekolah.

2) Memberikan informasi tentang cara belajar yang tepat bagi


siswa selama mengikuti pelajaran di sekolah maupun secara
mandiri di rumah, baik berkelompok maupun individu.
3) Memberikan informasi tentang jurusan maupun program studi
yang sesuai bagi siswa untuk melanjutkan pendidikannya pada
tingkat yang lebih tinggi.
4) Melakukan pengumpulan data yang berhubungan dengan siswa
agar bimbingan belajar dapat terlaksana dengan baik. Seperti
bakat, minat, cita-cita, hasil belajar masing-masing siswa dan
lain sebagainya.
5) Membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar,
membentuk kelompok belajar, dan mengatur kegiatan
kelompok dengan cara melakukan wawancara dengan siswa
untuk membicarakan kesulitan belajarnya agar dapat ditemukan
penyebab dan bagaimana cara mengatasinya.
c. Teknik-teknik Dalam Bimbingan Belajar
Menurut Oemar Hamalik (1990: 199)13 “pelaksanaan layanan
bimbingan belajar dapat dilakukan dengan teknik bimbingan kelompok
dan bimbingan individual atau kedua teknik tersebut dilaksanakan
secara berurutan dan bervariasi”. Teknik kelompok dilakukan terhadap
kelompok siswa yang terutama menemukan masalah atau kesulitan
yang sama atau sejenis. Pelaksanaannya dilakukan bersama-sama di
mana guru dan siswa lainnya bertindak sebagai pembimbing. Teknik
individual dilakukan secara perseorangan berdasarkan jenis masalah
atau kesulitan dan keadaan pribadi siswa dengan menyediakan waktu
dan tempat yang agak khusus.

13
Hamalik, Oemar. 1990. Sistem Intership Kependidikan Teori dan Praktek.
Bandung : Mandar Maju.
Mendukung pernyataan di atas, Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono
(2004: 119-124)14 menjelaskan bahwa teknik-teknik dalam bimbingan
belajar dapat dibagi sebagai berikut:
1) Teknik individual
Melalui teknik ini pembimbing menghadapi siswa yang
bermasalah dan memerlukan bimbingan. Suasana konseling
dipengaruhi oleh pihak mana yang memulai proses bimbingan.
Dalam hubungan yang demikian, maka dapat dibedakan
beberapa teknik bimbingan individual sebagai berikut:
a) Directive Counseling
Teknik pelayanan bimbingan tertuju pada masalahnya,
pembimbing yang membuka jalan pemecahan masalah yang
dihadapi siswa.
b) Non- Directive Counseling

Dengan prosedur ini pelayaanan bimbingan difokuskan


pada anak yang bermasalah. Adanya pelayanan bimbingan
bukan pelayanan yang mengambil inisiatif, tapi siswa
sendiri yang mengambil prakarsa, yang menentukan sendiri
apakah dia membutuhkan pertolongan dari pihak lain.

c) Eclective Counseling

Teknik ini lebih luwes jika dibandingkan dengan kedua


teknik di atas. Melalui eclective counseling pelayanan tidak
dipusatkan pada pembimbing atau pada siswa, tetapi
masalah yang dihadapi itulah yang harus ditangani secara
luwes,sehingga apa yang digunakan setiap waktu dapat
diubah kalau memang diperlukan.

2) Teknik kelompok
Teknik ini banyak digunakan dalam membantu memecahkan
maslah-masalah yang dihadapi oleh beberapa orang siswa.
Teknik kelompok dapat juga digunakan untuk membantu

14
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh seorang
individu.
Beberapa jenis teknik bimbingan kelompok antara lain:
a) Home room
Kegiatan bimbingan dilakukan oleh guru bersama siswa di
dalam ruang kelas di luar jam pelajaran. Kegiatan home
room dapat dilakukan secara periodik, misalnya seminggu
sekali. Dalam kegiatan ini pembimbing dan siswa dapat
lebih dekat, seperti dalam situasi di rumah.
b) Karya wisata
Bimbingan karya wisata merupakan cara yang banyak
menguntungkan. Dengan karya wisata siswa dapat mengenal
dan mengamati secara langsung dari dekat obyek wisata
yang menarik perhatiannya dan hubungannya dengan
pelajaran di sekolah. Dengan karya wisata siswa mendapat
kesempatan untuk memperoleh penyesuaian dalam
kehidupan kelompok, berorganisasi, kerja sama, dan
tanggung jawab.
c) Diskusi kelompok
Dalam diskusi kelompok sebaiknya dibentuk kelompok-
kelompok kecil yang lebih kurang terdiri dari 4 sampai 5
orang. Siswa yang telah tergabung dalam kelompok-
kelompok kecil itu mendiskusikan berbagai bentuk
permasalahan termasuk di dalamnya permasalahan belajar
secara bersama.
d) Kegiatan bersama
Kegiatan bersama merupakan teknik bimbingan yang baik,
karena dengan melakukan kegiatan bersama mendorong
anak saling membantu sehingga relasi sosial positif dapat
dikembangkan dengan baik.

e) Organisasi murid
Kegiatan organisasi siswa sangat membantu proses
pembentukan anak, baik secara pribadi maupun sebagai
anggota masyarakat. Melalui organisasi asas keseimbangan
dapat dikembangkan dalam pembentukan pribadi.
Kemampuan pribadi dapat dikembangkan dengan baik,
kesiapan sebagai anggota kelompok atau masyarakat dapat
dikembangkan dengan baik pula.
f) Sosiodrama
Teknik sosiodrama adalah suatu cara dalam bimbingan
yang memberikan kesempatan pada siswa untuk
mendramatisasikan sikap, tingkah laku atau penghayatan
seseorang seperti yang dilakukan dalam hubungan sosial
sehari-hari di masyarakat.
g) Papan bimbingan
Papan bimbingan adalah papan yang ditempel di luar ruang
kelas dapat menjadi suatu teknik bimbingan dan menjadi
tempat persinggahan siswa di waktu senggang. Materi yang
disampaikan di papan bimbingan dapat diganti secara
berkala. h) Upacara
Uparara bendera merupakan kesempatan yang sangat baik
bagi anak-anak dalam melatih disiplin, keterampilan,
membentuk diri untuk dapat menghormati pahlawan, cinta
bangsa dan tanah air. Upacara bendera merupakan rangkaian
kegiatan sekolah untuk menanamkan, membina, dan
meningkatkan penghayatan serta mengamalkan nilai-nilai
dan cita-cita bangsa Indonesia.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
teknik-teknik dalam bimbingan belajar dibagi menjadi teknik
individual
dan teknik kelompok. Teknik individual dibagi menjadi tiga yaitu
directive counseling, non directive counseling, dan eclective
counseling. Dan teknik kelompok dibagi menjadi 8 jenis, yaitu home
room, karya wisata, diskusi kelompok, kegiatan bersama, organisasi
murid, sosiodrama, papan bimbingan, dan upacara.
BAB III
KESIMPULAN

Dalam proses menjalani suatu program belajar di sekolah, siswa sering


menghadapi kesulitan berupa keraguan dalam memilih bidang studi yang
sesuai, memilih mata pelajaran yang sesuai, memilih kegiatan ekstrakurikuler,
memilih kegiatan non akademik yang menunjang pendidikan, menyusun
jadwal kegiatan atau belajar sesuai dengan kebutuhannya. Pada tahun terakhir
mereka di sekolah, mereka sering menghadapi kesulitan berupa konflik dalam
pemilihan sekolah menengah, memilih jenis pelatihan atau keterampilan
tertentu, dan memilih tempat yang memadai untuk “bimbingan ujian”.
Termasuk juga pada bagian ini adalah kesulitan dalam menguasai materi
pelajaran yang seharusnya digunakan untuk menghadapi ujian akhir,
munculnya penyesalan, tidak siap menghadapi ujian, dan perasaan tidak aman
yang menyertai ujian akhir.
Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu & Rohani, Ahmad, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta :
Rineka Cipta, 1991
Tohirin, 2007, Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Saring M., dkk., 2008 Bimbingan Konseling SD. Surakarta : FKIP UMS.
Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, CV. Ilmu,
Bandung,1975
Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, A. Juntika. 2005. Landasan Bimbingan &
Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Winkel, W. S. (1981). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan
Jakarta: Grasindo.
Hamalik, Oemar. 1990. Sistem Intership Kependidikan Teori dan Praktek.
Bandung : Mandar Maju.
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Soejanto, Agoes, Bimbingan Ke arah Belajar yang Efektif, Jakarta :
Rineka Cipta, 1999
Priyatno Ermananti, Dasar-dasar Bimbingan Belajar dan Konseling, hlm. 280
Dewa Ketut Sukardi, Psikologi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
Sekolah, hlm. 45

Anda mungkin juga menyukai