BAB I
PENDAHULUAN
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian, hakikat bimbingan dan belajar.
2. Untuk mengetahui masalah-masalah belajar dan kesulitan belajar.
3. Untuk mengetahui latar belakang masalah atau kesulitan belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
Sedangkan hakikat bimbingan dan belajar itu sendiri adalah bagian dari proses
pembelajaran yang teratur dan sistematik guna membantu pertumbuhan pemikiran atas
kekuatannya dalam menentukan dan mengarahkan kehidupannya, yang pada akhirnya dapat
memperoleh pengalaman-pengalaman yang dapat memberikan sumbangan yang berarti
dalam masyarakat.
Sama halnya dengan belajar, bimbingan juga mempunyai banyak definisi menurut para
ahli antara lain :
1. Crow&Crow, 1960 : Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, baik
laki-laki atau perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan
baik kepada individu-individu setiap manusia untuk membantunya mengatur kegiatan
hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan
sendiri, dan menanggung bebannya sendiri.
2. Shrtzen dan Stone, 1981, : Guidance is the process of helping individuals to understan
themselves and their world. Menurut definisi tersebut, bimbingan diartikan sebagai
proses membantu perorangan untuk memahami dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya.
3. Frank Parson,1951 : Merumuskan pengertian bimbingan dalam beberapa aspek yakni
bimbingan diberikan kepada individu untuk memasuki suatu jabatan dan mencapai
kemajuan dalam jabatan. Pengertian ini masih sangat spesifik yang berorientasi karir.
4. Bernad & Fullmer,1969 : Bimbingan dilakukan untuk meningkatkan perwujudan diri
individu. Dapat dipahami bahwa bimbingan membantu individu untuk
mengaktualisasikan diri dengen lingkungannya.
5. Mathewson,1969 : Bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang menekankan
proses belajar yang sistematik dan sebagai pendidikan dan pengembangan yang
menekankan sebagai bentuk pendidikan dan pengembangan diri, tujuan yang diinginkan
diperoleh melalui proses belajar.
Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli maka dapat
diambil kesimpulan tentang pengertian bimbingan yang lebih luas, adalah Suatu proses
pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh
seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu, dimaksudkan agar individu dapat
memahami dirinya, lingkungannya serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri
dengan lingkungan untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk
kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan masyarakat.
Riset menunjukkan bahwa apa yang terjadi selama tahun-tahun awal kelahiran
sampai umur 4 tahun adalah masa-masa kritis yang penting terhadap pembelajaran ke
depannya. Stimulasi pada masa bayi dan kondisi budaya juga mempengaruhi belajar anak.
Pada masa awal kelahiran samapi usia 3 tahun misalnya, anak mempelajari bahasa dengan
cara mendengar lagu, berbicara kepadanya, atau membacakannya cerita. Pada beberpa
kondisi, interaksi ini kurang dilakuan, yang bisa saja berkontribusi terhadap kurangnya
kemampuan fonologi anak yang dapat membuat anak sulit membaca.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar adalah kondisi dimana
anak dengan kemampuan IQ rata-rata / diatas rata-rata namun memiliki ketidakmampuan /
kegagalan dalam belajar yang berkaitan dengan hambatan dalam proses presepsi,
konseptualisasi, berbahasa, memori, serta pemusatan perhatian, penguasaan diri dan fungsi
IQ sensori motorik.
Hal ini merupakan masalah yang cukup kompleks yang sering membuat para orang
tua binggung mencari jalan keluarnya, untuk itu di perlukan kesiagaaan dalam mengatasi
berbagai hal yang bisa saja terjadi pada siswa.
Masalah disiplin juga tidak kalah pentingnya. Anak-anak seharusnya sejak kecil
sudah harus di tanamkan jiwa disiplin. Jika tidak, sangat menentukan perkembangan karakter
anak tersebut. Dalam kebudayaan Bugis - Makassar ada istilah macangga-cangga atau
memandang enteng persoalan. Sering menunda-nunda jadwal belajar. Dalam menghadapi
perilaku anak seperti ini, hendaknya tidak mudah iba / kasihan sehingga mengambil alih
tugas anak, akan tetapi sebagai orang tua kita harus mengajarkan kedisiplinan kepada anak
semacam itu, agar dia tidak memudahkan hal-hal yang seharusnya dia lakukan sendiri.
Melalui beberapa teori diatas, kita dapat mencari tahu bagimana dan seperti apa
karakteristik anak didik kita sehingga kita bisa dengan mudah mengambil tindakan dan
metode apa yang kita gunakan dalam melakukan pembelajaran.
2.4 Diagnosis & identifikasi siswa yang mengalami masalah belajar / kesulitan belajar.
Pada dasarnya belajar adalah usaha aktif seseorang untuk memperoleh sesuatu
sehingga terbentuk perilaku baru menuju arah yag lebih baik. Tapi kenyataannya para pelajar
sering kali tidak mampu mencapai tujuan belajarnya sehingga membuatnya merasa gagal dan
frustasi atas potensi diri yang dimilikinya, dan pada akhirnya menimbulkan masalah bagi
perkembangan pribadinya. Sementara itu dalam menghadapi masalah adakalanya siswa
cenderung tidak bisa menyelesaikannya sendiri, atau bahkan tidak tahu pasti dimana pokok
masalah yang sebenarnya ia hadapi. Adapula yang tampak seolah-olah tidak mempunyai
masalah, tapi sebenarnya dia mampunyai masalah yang cukup berat. Biasanya hal ini terjadi
pada siswa yang cenderung menutup diri dari lingkungan sekitarnya. Disinilah sekolah
berperan penting untuk membantu menyelesaikan masalah anak dididknya. Sesuai yang
diketahui sekolah sebagai lembaga pendididkan formal sekurang-kurangnya harus memiliki 3
fungsi utama yaitu :
a. Fungsi pengajaran yakni membantu siswa dalam memperoleh kecakapan di bidang
pengetahuan dan ketrampilan.
b. Fungsi administrasi yaitu segenap proses pengarahan dan pengintegrasian segala sesuatu,
baik personal, spiritual maupun material yang bersangkut paut dengan pencapaian tujuan
pendidikan disekolah seperti pelaksanaan pengelolaan pendidikan di sekolah sehingga
kita mengenal adanya administrasi Sekolah Dasar, Lanjutan, Perguruan Tinggi dan
sebagainya, diantaranya kepemimpinan Kepala Sekolah, Supervisi dan sebagainya.
Dari pengertian di atas, terlihat bahwa dalam pekerjaan mendiagnosis bukan hanya
mengidentifikasi jenis, karakteristiknya dan latar belakang dari suatu kelemahan atau
penyakit tertentu, melainkan juga mengimplikasikan suatu upaya untuk meramalkan
kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya.
Sedangkan kesulitan belajar siswa sendiri mencakup pengetian yang luas, diantaranya :
(a) learning disorder;
(b) learning disfunction;
(c) underachiever;
(d) slow learner,
(e) learning diasbilities.
tergolong sangat unggul (IQ = 130 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja
atau malah sangat rendah.
4. Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar,
sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain
yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
5. Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa
tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi
intelektualnya.
Bila diamati, ada sejumlah siswa yang mendapat kesulitan dalam mencapai
hasil belajar secara tuntas dengan variasi dua kelompok besar. Kelompok pertama merupakan
sekelompok siswa yang belum mencapai tingkat ketuntasan, akan tetapi sudah hampir
mencapainya. Siswa tersebut mendapat kesulitan dalam menetapkan penguasaan bagian-
bagian yang sulit dari seluruh bahan yang harus dipelajari.
Kelompok yang lain, adalah sekelompok siswa yang belum mencapai tingkat
ketuntasan yang diharapkan karena ada konsep dasar yang belum dikuasai. Bisa pula
ketuntasan belajar tak bisa dicapai karena proses belajar yang sudah ditempuh tidak sesuai
dengan karakteristik murid yang bersangkutan. Jenis dan tingkat kesulitan yang dialami oleh
siswa tidak sama karena secara konseptual berbeda dalam memahami bahan yang dipelajari
secara menyeluruh.
Perbedaan tingkat kesulitan ini bisa disebabkan tingkat pengusaan bahan sangat
rendah, konsep dasar tidak dikuasai, bahkan tidak hanya bagian yang sulit tidak dipahami,
mungkin juga bagian yang sedang dan mudah tidak dapat dukuasai dengan baik.
Siswa yang mengalami kesulitan belajar seperti tergolong dalam pengertian di atas
akan tampak dari berbagai gejala yang dimanifestasikan dalam perilakunya, baik aspek
psikomotorik, kognitif, konatif maupun afektif . Beberapa perilaku yang merupakan
manifestasi gejala kesulitan belajar, antara lain :
1. Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh
kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya.
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Mungkin ada
siswa yang sudah berusaha giat belajar, tapi nilai yang diperolehnya selalu rendah
3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu tertinggal dari
kawan-kawannya dari waktu yang disediakan.
4. Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh, menentang,
berpura-pura, dusta dan sebagainya.
5. Menunjukkan perilaku yang berkelainan, seperti membolos, datang terlambat, tidak
mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu di dalam atau pun di luar kelas, tidak
mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar, dan sebagainya.
6. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti : pemurung, mudah
tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu.
Misalnya dalam menghadapi nilai rendah, tidak menunjukkan perasaan sedih atau
menyesal, dan sebagainya.
Sementara itu, Burton (Abin Syamsuddin. 2003) mengidentifikasi siswa yang diduga
mengalami kesulitan belajar, yang ditunjukkan oleh adanya kegagalan siswa dalam mencapai
tujuan-tujuan belajar. Menurut dia bahwa siswa dikatakan gagal dalam belajar apabila :
1. Dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat
keberhasilan atau tingkat penguasaan materi (mastery level) minimal dalam pelajaran
tertentu yang telah ditetapkan oleh guru (criterion reference).
2. Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi semestinya, dilihat berdasarkan
ukuran tingkat kemampuan, bakat, atau kecerdasan yang dimilikinya. Siswa ini dapat
digolongkan ke dalam under achiever.
3. Tidak berhasil tingkat penguasaan materi (mastery level) yang diperlukan sebagai
prasyarat bagi kelanjutan tingkat pelajaran berikutnya. Siswa ini dapat digolongkan ke
dalam slow learner atau belum matang (immature), sehingga harus menjadi
pengulang (repeater)
4. Untuk dapat menetapkan gejala kesulitan belajar dan menandai siswa yang
mengalami kesulitan belajar, maka diperlukan kriteria sebagai batas atau patokan,
sehingga dengan kriteria ini dapat ditetapkan batas dimana siswa dapat diperkirakan
mengalami kesulitan belajar.
Siswa yang hadir di sekolah untuk memperoleh layanan pembelajaran terdiri dari
beragan jenis keunggulan dan permasalahan. Setiap siswa ini, memiliki kemampuan atau
kelebiahan yang berbeda beda begitu pula dengan kekurangan atau ketidakmampuannya.
Dari berbagai kekurangan atau ketidakmampuan yang menjadi masalah bagisiswa salah
satunya adalah kesulitan untuk belajar, jangankan anak berbakat atau berpotensi, anak
bodohpun membutuhkan atau lebih membutuhkan seseorang yang data memahami serta
menghargai kekurangan atau ketidakmampuannya, atau orang yang mampu memecahkan
masalahnya itu. Hal ini dikarenakan karena sifat dasar anak berbeda beda, baik
tempramennya, gesca, sikap, maupun emosinya. Begitu juga dengan siswa yang kesulitan
belajar, akan berbeda dengan anak yang normal lainnya dan begitu jelas.
Bimbingan belajar merupakan bagian yang sangat penting dalam kegiatan belajar
mengajar dengan tujuan agar siswa dapat memahami diri sendiri, mampu mengatasi masalah/
kesulitan yang dialami siswa tersebut, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan
dapat menyalurkan potensi yang dimilikinya. Alasan pemberian bimbingan belajar karena
kesulitan dalam belajar itu termasuk dalam masalah pribadi yang dapat menghambat tujuan
pembelajaran.
Pemberian bimbingan belajar siswa, guru perlu memperhatikan hal-hal yang melatar
belakangi siswa mengalami kesulitan belajar. Namun dalam praktiknya guru dalam
mengatasi kesulitan belajar siswa hanya mengulangi materai yang pernah diajarkan, belum
dikuasai siswa dan tidak melihat penyebab utama siswa tidak menguasai materi pelajaran itu.
Kondisi ini berakibat pada pemecahan kesulitan belajar anak tidak dapat terselesaikan dengan
baik. Salah satu langkah awal dalam mengatasi kesulitan belajar tersebut adalah dengan
mencari penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa mencari solusi pemecahan yang tepat
KELOMPOK 3 KELAS : VIII B SMP NEGERI 1 NEGARA Page 10
MAKALAH BK - BELAJAR 2013
dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa
tersebut.
Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang prosesnya rumit, karena
tidak sekedar menyerap informasi dari guru, tetapi melibatkan berbagai kegiatan maupun
tindakan yang harus dilakukan terutama bila 2diinginkan hasil belajar yang lebih baik. Salah
satu cara meningkatkan hasil belajar adalah mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh
siswa.
Mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi siswa melalui pemberian bimbingan
belajar merupakan bagian tugas guru sebagai pendidik. Hal ini sejalan dengan Fetty
Kartikawati (1977) mengemukakan bimbingan adalah suatu proses pemberitahuan yang terus
menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian
dalam pemahaman diri, Penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam
mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan,
secara umum, anak/siswa yang kesukitan belajar atau siswa yang mengarah kepada siswa
bodoh dapat diartikan sebagai anak yang mempunyai masalah kelemahan atau kekurangan
dalam hal berpikir atau intelegensinya kurang.
Betapapun pentingnya bimbingan harus diberikan kepada siswa tertentu, karena
tugas utama seorang guru harus berpase pada terselenggaranya Proses Belajar Mengajar
(PBM). Oleh karena itu sejumlah kemungkinan layanan bimbingan hanya beberapa saja yang
benar-benar berkaitan secara langsung dengan PBM, tugas lainnya merupakan kompetnsi dari
layanan khusus bimbingan dan pelayanan di sekolah. Kegiatan bimbingan itu berjalan paralel
dan berdampingan serta berurutan logis dengan kegiatan Evaluasi dan Pengajaran dalam
kerangka suatu pola PBM yang lengkap.
Adapun beberapa Metode yang digunakan dalam bimbingan ini, antara lain:
a.Observasi (pengamatan)
Observasi yakni teknik atau cara mengamati suatu keadaan atau suatu kegiatan
(tingkah laku) anak di kelas. Karena sikapnya mengamati, maka alat yang cocok untuk teknik
ini adalah Panca Indra penglihatan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu.
2. Direncanakan secara sistematis.
3. Hasil yang dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan.
4. Perlu diperiksa ketelitiannya.
Teknik observasi ini dapat dikelompokan kedalam beberapa jenis, yaitu:
1. Observasi Sehari-hari, saat kita melakukan Proses Belajar Mengajar.
2. Observasi Sistematis
3. Observasi Partisipatif
4. Observasi Nonpartisipatif
b. Dokumentasi
Dokumentasi ini meliputi Lapor dan Buku Leger karena kita bisa tahu perkembangan
anak dari hasil catatan guru selama Proses Belajar Mengajar di nilai anak yang mengalami
kelemahan atau ketidak mampuan (anak bodoh) akan menunjukan tingkat prestasi yang jauh
tertinggal dari anak-anak normal lainnya. Tapi disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak.
c. Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan informasi melalui
komunikasi langsung dengan sesponden (orang yang diminta informasi) atau orang yang
bersangkutan dengan bimbingan.
sementara; (b) melakukan sharing untuk memperoleh masukan dan tanggapan dari
orang lain; dan (c) merevisi dan mengembangkan konsep.
4. Pembelajaran ditekankan pada upaya mempraktekan secara langsung apa-apa yang
dipelajari.
5. Adanya refleksi terhadap strategi pembelajaran dan pengembangan pengetahuan yang
dipelajari.
belajar tertentu,dan penguasaan bahan yang lengkap untuk semua tujuan setiap satuan belajar
dituntut dari para peserta didik sebelum proses belajar melangkah pada tahap berikutnya.
Evaluasi yang dilaksanakan setelah para peserta didik menyelesaikan suatu kegiatan belajar
tertentu merupakan dasar untuk memperoleh balikan (feedback). Tujuan utama evaluasi
adalah memperoleh informasi tentang pencapaian tujuan dan penguasaan bahan oleh peserta
didik.
Hasil evaluasi digunakan untuk menentukan dimana dan dalam hal apa para peserta
didik perlu memperoleh bimbingan dalam mencapai tujuan, sehinga seluruh peserta didik
dapat mencapai tujuan ,dan menguasai bahan belajar secara maksimal (belajar tuntas).
Strategi belajar tuntas dapat dibedakan dari pengajaran non belajar tuntas dalam hal
berikut :
(1) pelaksanaan tes secara teratur untuk memperoleh balikan terhadap bahan yang
diajarkan sebagai alat untuk mendiagnosa kemajuan (diagnostic progress test);
(2) peserta didik baru dapat melangkah pada pelajaran berikutnya setelah ia benar-benar
menguasai bahan pelajaran sebelumnya sesuai dengan patokan yang ditentukan;
(3) pelayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik yang gagal mencapai
taraf penguasaan penuh, melalui pengajaran remedial (pengajaran korektif).
4. Materi pembelajaran disajikan secara logis dan sistematis, sehingga peserta didik
dapat menngetahui kapan dia memulai dan mengakhiri suatu modul, serta tidak
menimbulkan pertanyaaan mengenai apa yang harus dilakukan atau dipelajari.
5. Setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan belajar
peserta didik, terutama untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik dalam
mencapai ketuntasan belajar.
Tugas utama guru dalam pembelajaran sistem modul adalah mengorganisasikan dan
mengatur proses belajar, antara lain : (1) menyiapkan situasi pembelajaran yang kondusif; (2)
membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami isi modul atau
pelaksanaan tugas; (3) melaksanakan penelitian terhadap setiap peserta didik.
menyimpang dari aturan sekolah yang berlaku, yang disebabkan oleh factor-faktor dari dalam
maupun dari luar. Artinya baik masalah yang datang atau timbul dari sokolah itu sendiri
maupun dari luar sekolah , seperti keluarga masyarakat , maupun lingkungannya itu
sendiri. Jadi kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru pembimbing serta staf staf yang ada
disekolah tidak mampu mengatasi itu semua.
Jadi disini di butuhkan atau dihadirkan seorang guru yang bisa mengatasi itu semua.
Dimana guru tersebut telah memenuhi kriteria, dan keahlian dalam bidang tersebut yaitu
mengatasi masalah siswa nya.
Dalam hal ini Bimbingan dan Konseling dapat memberikan layanan dalam :
(a) bimbingan belajar, (b) bimbingan sosial, (c) bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah
pribadi.
a. Bimbingan belajar
Bimbingan ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan
dengan kegiatan belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah. Bimbingan ini antara lain
meliputi:
1. Cara belajar, baik secara kelompok ataupun individual
2. Cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar
3. Efisiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran
4. Cara mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu
5. Cara, proses dan prosedur tentang mengikuti pelajaran
Di samping itu Winkel (1978) mengatakan bahwa layanan bimbingan dan konseling
mempunyai peranan penting untuk membantu siswa, antara lain dalam hal:
1. Mengenal diri sendiri dan mengerti kemungkinan-kemungkinan yang terbuka lagi
mereka, baik sekarang maupun yang akan datang
2. Mengatasi masalah pribadi yang mengganggu belajarnya. Misalnya masalah hubungan
muda-mudi, masalah ekonomi, masalah hubungan dengan orang tua/keluarga dan
sebagainya.
b. Bimbingan sosial
Dalam proses belajar dikelas siswa juga harus mampu menyesuaikan diri dengan
kehidupan kelompok. Bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam
memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan masalah sosial,
sehingga terciptalah suasana belajar mengajar yang kondusif. Menurut Abu Ahmadi (1977)
bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk :
1. Memperoleh kelompok belajar dan bermain yang sesuai.
2. Membantu memperoleh persahabatan yang sesuai.
3. Membantu mendapatkan kelompok sosial untuk memecahkan masalah tertentu.
belajar, akibatnya prestasi belajar yang dicapai rendah. Menurut Ibu St. Rafah ada beberapa
masalah pribadi yang memerlukan bantuan konseling yaitu masalah akibat konflik antara
lain:
1. Perkembangan intelektual dengan emosionalnya
2. Bakat dengan aspirasi lingkungannya
3. Kehendak siswa dengan orang tua atau lingkungannya
4. Kepentingan siswa dengan orang tua atau lingkungannya
5. Situasi sekolah dengan situasi lingkungan
6. Bakat pendidikan yang kurang bermutu dengan kelemahan/keengganan mengambil
pilihan.
Dari uraian diatas dapat ditarik benang merah bahwa peranan dari pada bimbingan
dan penyuluhan sangat diperlukan oleh siswa dalam rangka untuk mencapai tujuan dari pada
pendidik dan pengajaran.
Landasan utama dalam mencapai keberhasilan belajar adalah kesiapan mental. Tanpa
kesiapan mental, maka tidak akan dapat bertahan terhadap berbagai kesukaran (kesulitan)
yang dihadapi selama belajar.
Setiap peserta didik hendaknya mempunyai minat yang besar terhadap semua mata
diklat yang diterima di sekolah. Suka atau tidak suka semua mata diklat harus ditempuh.
Sikap membenci mata diklat tidak ada manfaatnya, yang terbaik adalah mengambil sikap
positif dengan berusaha menyukai semua mata diklat yang diajarkan. Karena suka tidak suka
mata diklat tersebut harus ditempuh pada jenjang pendidikan yang mereka ikuti.
Belajar Efektif dan Efisien bukan hanya tentang mengatur waktu dan kesiapan belajar,
tapi juga tentang bagaimana memilih gaya belajar yang tepat. Agar mendapatkan hasil belajar
yang optimal, proses belajar mesti kita sesuaikan denga gaya belajar yang sesuai dengan diri
kita, misalnya :
Gaya Belajar Visual yaitu belajar dengan cara melihat, membayangkan dan
memperhatikan secara langsung objek yang dipelajari.
Gaya Belajar Audio yaitu belajar dengan cara mendengarkan dari sumber ajar
(diterangkan, radio/kaset, nada, irama, suasana heboh, suasana gaduh dll)
Gaya Belajar Kinesthetic yaitu belajar dengan cara bergerak, merasa, menyentuh,
menggengam, menangkap, menekan (dingin, kasar, tebal, tipis dll)
Ada juga yang menggunakan metode-metode belajar yang lain, antara lain :
1. Belajar Bersama.
Metode ini seringkali di katakan metode yang paling efektif karena dalam suasana
belajar berkelompok yang cukup santai otak menjadi lebih rileks menerima ilmu - ilmu yang
akan di serap. Selain itu hal - hal yang belum di ketahui akan lebih mudah di selesaikan
dengan bekerja sama.
2. Membuat Intisari Dari Setiap Pelajaran.
Membuat rangkuman atau ringkasan dari setiap pelajaran yang anda dapatkan baik di
sekolah maupun di tempat lain atau lewat belajar bersama diatas. hal ini akan lebih efisien
mengingat intisari atau kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang ini akan
menjadi Kata-kata kunci yang nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama ujian.
3. Disiplin Dalam Belajar.
Kedisiplinan memang perlu diterapkan dalam belajar, seperti disiplin waktu dan
disiplin dalam berkonsentrasi pada pelajaran. Dengan adaya sifat disiplin dalam diri Anda,
dapat dipastikan pelajaran yang Anda lakukan dapat efektif dan efisien.
4. Aktif Bertanya dan Ditanya.
Jika ada hal yang belum jelas, kita harus berani menayakan hal itu baik kepada guru,
teman atau orang tua. Dari situ juga kita bisa manjadi pelajar yang aktif dan berpengetahuan,
biasanya kalau kita menanyakan sesuatu, kita pasti akan ingat jawabannya. Dan itu sangat
membantu dari pada siswa-siswa yang pasif dalam pembelajaran.
menyadari potensi yang dimilikinya dan mampu menggunakan kemampuannya tersebut pada
proses kemajuan dirinya.
Kita jangan terpaku hanya dengan slogan IQ harus jenius baru bisa jadi orang. IQ itu
hanya satu persen saja yang mendorong seseorang berhasil dengan baik dan yang 99
persen adalah kemauan dan kerja keras untuk mewujudkan impian dan mengetahui cara
yang efektif untuk merealisasikan impian tersebut. Banyak yang memiliki IQ tinggi,
namun pada akhirnya mubazir, karena tidak mendapatkan pengarahan yang
tepat untuk mendayagunakan kelebihan kemampuannya tersebut. Banyak orang yang
berhasil malah dengan IQ pas-pasan, namun mendapat bimbingan dan pengarahan
kemampuannya dengan tepat
Untuk memperoleh keunggulan dalam suasana kompetetif adalah tugas kita memberi
bekal pola berpikir, pola berbuat yang terencana, sistematis dan cara-cara yang efektif.
Dengan ini kita diharapkan mampu mengarahkan perujukan dalam pengembangan bakat-
bakat khusus.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling ditujukan
untuk membimbing dan mengarahkan individu melalui usahanya sendiri untuk menentukan
dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi serta bertujuan
agar individu dapat mengembangkan dirinya secara optimal / sesuai dengan potensi yang
dimilikinya. Bimbingan konseling juga perlu diaplikasikan dalam sekolah karena
dengan itu pula kesulitan-kesulitan praktisi pendidikan terutama yang terjadi pada
siswa dapat teratasi dengan penanganan yang tepat. Selain itu juga dapat
mengimprovisasikan potensi siswa sehingga siswa mampu mengenal pribadinya dan
dapat mengaktualisasikan potensi yang dimiliki secara tepat.
3.2.Saran
Suatu kemampuan dapat berkembang secara optimal apabila mendapat bimbingan dan
konseling yang terarah.
Demikianlah makalah ini kami paparkan, saran dan kritik yang
membangun bagi pembaca sangat diperlukan guna kesempurnaan makalah ini, terima kasih.
KATA PENGANTAR
Om Swastiyastu,
Puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan rahmatnya
kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tema makalah kami kali ini adalah Bimbingan dan Konseling Belajar dimana di
dalamnya terdapat berbagai hal yang berhubungan erat dengan Bimbingan Konseling
diantaranya, pengertian belajar, kesulitan belajar, diagnosis dan identifikasi masalah belajar,
bimbingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar dan sebagainya.
Harapan kami makalah ini dapat memberikan informasi untuk semua pihak, dan
melalui kata pengantar ini kami lebih dulu mohon maaf apabila dalam makalah ini ada yang
salah atau kurang tepat di hati pembaca. Kami sadar makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun selalu kami harapkan.
Akhir kata, kami sampaikan banyak terima kasih, semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa memberkahi usaha kita semua dan memberikan manfaat.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman judul
Kata Pengantar01
Daftar Isi.02
A.Pendahuluan..03
B.Pembahasan...04
Bagian I...04
Bagian II.07
Bagian III...10
Bagian IV...12
Bagian V.17
Bagian VI....20
Bagian VII..27
Bagian VIII.31
C.Penutup35