Anda di halaman 1dari 10

TEKNIK KONSELING : FOCUSSING FEELING

Disusun Oleh Kelompok 8:

Imam Afryandi Sitorus ( 1193151032)

Steven Yostian Triransky Sitorus (1193151031)

Kelas: Reguler D 2019

Dosen Pengampu: Miswanto, S. Pd. M. Pd

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Tugas ini dibuat
untuk memenuhi salah satu mata kuliah “Teknik Konseling”.

Tugas ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua. Kami
menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, apabila dalam tugas ini terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan, kami mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman kami
masih terbatas. Penyusun juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dalam penyempurnaan
makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 22 April 2021

Kelompok 8
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4

A.Latar Belakang...........................................................................................................

B. Rumusan Masalah.....................................................................................................

C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................

D.Manfaat Penulisan………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................

A.Kesimpulan................................................................................................................

B. Saran.........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

Bagi seorang konselor menguasai teknik konseling adalah mutlak. Sebab dalam proses
kornseling, teknik yang baik adalah kunci keberhasilan menuju tercapainya tujuan konseling.
Seorang Konselor yang efektif harus mampu merespon klien dengan teknik yang benar, sesuai
keadaan klien saat itu. Respon yang benar adalah respon yang mampu mendorong, merangsang,
dan menyentuh klien sehingga klien dapat terbuka untuk menyatakan dengan bebas perasaan,
pikiran dan pengalamannya. Selanjutnya klien harus terlibat dalam diskusi mengenai dirinya.

Bimbingan dan konseling membutuhkan tehnik yang tidak mudah. Diperlukan pembiasan
terhadap macam-macam telnik vang ada. supava konselor mahirl dalam kerja praktiknya. Di
samping itu, keberanian dalam mempraktikan macam macam tehnik yang ada, supaya ada
pengalaman dari berbagai tehnik. Selainl konselor harus menguasai tehnik juga harus paham
tentang prosedur-proseduri dalam bimbingan dan konseling.

Terkadang ada konselor yang sudah merasa nyaman dengan satu tehnik, sehingga i tidak
mau untuk mencoba tehnik yang lainnya. Mental status quo semacam inil harus dihilangkan.
Diperlukan eksperimentasi dan observasi yang terus-menenus i untuk mengambangkan teknik
konseling sebagai jawaban terhadap kompleksitas i suatu problem.

Focussing yaitu mengarahkan dan mempertahankan perhatian konselor pada segala


sesuatu (on topic, on client, on other). Untuk dapat mempertahankan perhatian Kita dari
hubungan, pengetahuan yang mendalam, prestasi karier, ketenangan pikiran dan nilai ujian yang
tinggi, agar Kita bisa belajar untuk fokus.

I. Rumusan Masalah

a. Apa helping skill refleksi?

b. Apa helping skill focussing?

c. Bagaimana aktualisasi dari dua hal tersebut?

II. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah

a. Mengetahui pengertian Focussing


b. Mengetahui jenis-jenis Focussing

c. Mengetahui Pengaplikasian Focussing


d. Mengetahui Advice

BAB II

PEMBAHASAN

I. Pengertian Teknik-teknik Bimbingan dan Konseling

Teknik adalah cara, langkah atau metode yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.
Bimbingan ialah mengarahkan, memandu, mengelola, dan menyetir. Bimbingan juga dapat
diartikan sebagai bantuan atau pertolongan.

Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap
penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien. Pendapat lain mengatakan
bahwa konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi
antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu
membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli
merasa bahagia dan efektif prilakunya.

Jadi, teknik Bimbingan dan Konseling adalah cara atau metode yang dilakukan untuk
membantu, mengarahkan atau memandu seseorang atau sekelompok orang agar menyadari dan
mengembangkan potensi-potensi dirinya, serta mampu mengambil sebuah keputusan dan
menentukan tujuan hidupnya dengan cara berinteraksi atau bertatap muka.

II. Fokus menurut para ahli

Pengertian konsentrasi atau fokus menurut Sumartno (2004) dalam Rachman (2010)
adalah suatu perilaku dan juga fokus perhatian para siswa, untuk dapat memerhatikan dengan
baik di dalam setiap pelaksanaan pembelajaran, dan bisa memahami setiap materi pelajaran yang
sudah diberikan.

Hal itu senada dengan pengertian konsentrasi atau fokus yang dikemukakan oleh Scholz
(2006) yaitu konsentrasi adalah kemampuan yang tercermin dalam berbagai kegiatan di
kehidupan sehari-hari, contohnya dalam hal pekerjaan, sekolah, berkendara atau membaca buku.

III. Pengertian Focussing


Konselor dapat melakukan Focussing (Pemusatan). Pemusatan adalah ketrampilan
konselor yang memungkinkan mengarahkan arus pembicaraan konseli ke arah daerah atau
bidang yang konselor inginkan.

Focussing yaitu mengarahkan dan mempertahankan perhatian konselor pada segala


sesuatu (on topic, on client, on other). Untuk dapat mempertahankan perhatian Kita dari
hubungan, pengetahuan yang mendalam, prestasi karier, ketenangan pikiran dan nilai ujian yang
tinggi, agar Kita bisa belajar untuk fokus.

IV. Jenis-Jenis pada Focussing

Ada beberapa focussing yang dapat dilajkukan oleh konselor, yaitu:

Pemusatan terarah kepada:

a) On Topic

Ko: “Pengguguran kandungan?”. Kamu memikirkan aborsi?” Sebaiknya pikirkan


masak-masak dengan berbagai pertimbangan!”.

Keterangan: Focussing dapat membantu konseli untuk memusatkan perhatian pada pokok
pembicaraan. dapat digunakaan pada sesi tengah atau akhir dan menyesuaikan percakapan.

b) On Client

Ko: ”Tom, Anda mengatakan bahwa Anda mengkhawatirkan masa depan Anda
mengenai…..”

c) On Other

Ko: “Roni telah membuat Kamu menderita. Terangkan tentang Dia, dan apa yang
telah dilakukannya?”.

Selain focussing, konselor juga dapat melakukan Directing (Mengarahkan). Dimana,


Directing adalah suatu ketrampilan konseling yang mengatakan kepada konseli agar dia
berbuat sesuat, atau dengan kata lain mengarahkannya agar melakukan sesuatu. Misalnya
meminta konseli untuk bermain peran dengan konselor, atau mengkhayalkan sesutau.

Misalnya:

Ki: “Ayah saya sering marah-marah tanpa sebab, saya tidak dapat lagi menahan
diri. Akhirnya terjadi pertengkaran sengit”.
Ko: “Dapatkah Anda memerankan di depan Saya bagaimana sikap dan kata-kata Ayah
Anda jika memarahi Anda?”

Keterangan: Memberikan arahan kepada konseli agar lebih memahami masalhah yang di
hadapi. dapat digunakaan pada sesi tengah atau akhir dan menyesuaikan percakapan

V. ADVICE

Selain itu, konselor harus dapat memberikan saran. Advice adalah ketrampilan konselor
untuk memberikan informasi atau nasehat kepada konseli agar ia menjadi lebih jelas atau lebih
pasti mengenai apa yang hendak dilakukan. Ada 3 jenis Advice , yaitu:

a) Direct advice: diberikan jika konseli tidak tahu sama sekali, atau pemberian nasehat
secara langsung bagi permintaan konseli berupa fakta, yang dia sama sekali tidak
mempunyai informasi tentang hal itu.

Misalnya: Konseli menanyakan suatu informasi yang tidak diketahuinya kepada konselor
dan kebetulan konselor tidak tahu. Misalnya, informasi mengenai kegiatan ekstrakurikuler,
maka respon;

Ko: “Kebetulan ibu tidak tahu mengenai informasi itu, maka sebaiknya Anda datang langsung
kesekretariat kegiatan ekstra yang Anda maksudkan”.

b) Persuasive advice atau nasehat persuasive: diberikan jika konseli sudah mengetahui
alasan-alasan logis atas rencananya.

Misalnya: Konseli menceritakan mengenai keadaannya, bahwa dia tidak kerasan tinggal
ditempat kosnya karena dia tidak bisa konsentrasi belajar, dengan mengemukakan berbagai
alasan, maka respon;

Ko : “Berdasarkan alasan-alasan yang anda kemukakan maka bagus, bila rencana itu
dilaksanakan”.

c) Alternative advice atau nasehat alternatif: diberikan setelah konseli mengetahui


kelebihan dan kelemahan dari setiap alternatif tindakan yang akan diputuskan.
Diharapkan dari advice ini adalah jika advice diterapkan secara efektif dan
bekerjasama, konseli akan menggunakan informasi baru untuk memikirkan perbuatan
dengan cara-cara baru pula. dapat digunakaan pada sesi tengah atau akhir dan
menyesuaikan percakapan.
BAB III

KESIMPULAN

Secara umum, dalam wawancara konseling selalu ada fokus yang membantu klien untuk
menyadari bahwa persoalan pokok yang dihadapinya adalah “X”. misalnya mungkin banyak
masalah yang berkembang dalam diskusi dengan klien, akan tetapi konselor harus membantu
klien agar dia menentukan fokus pada permasalahannya.

Konselor: “Apakah tidak baik jika pokok pembicaraan kita berkisar saja dulu soal
hubungan Anda yang retak dengan pacar Anda?”

DAFTAR PUSTAKA

http://lilasahulanurrizky.blogspot.com/2017/05/makalah-teknik-bk.html?m=1

https://www.google.com/amp/s/makkita.wordpress.com/2011/01/27/psikologi-konseling-
keterampilan-dalam-konseling/amp/

https://www.academia.edu/7205101/Makalah_Teknik_Konseling
Nama Skor

Alfredo Silalahi 80

Chindi D Silitonga 100


REKAP SKOR QUIS
Annisa Permata Wulandari 100

Lilis Sidabutar 100

Graciella Br Pandia 80

Marlina Sihotang 100

Dea Octavia Tobing 100

Kristika Mondang 100

Rizky Aulia 70

Sabrina Anggilia 80

Fitri Annur 90

Siti Walidah 100

Aliyah Febrianti 90

Cinderella Marpaung 70 DAFTAR PERTANYAAN


Rasmi Wahyuni 100 DAN JAWABAN

Elsa Saday 100 Pertanyaan Rahmadhani :


Endamia Sihotang 80
Apakah teknik konseling
Nur Izharni 100 focussing feeling memiliki
kekurangan? Dan jika ada
Dina Br Kembaren 60
apakah kekurangan dari teknik
Masrul Saleh 70 tersebut sangat beepengruh
dalam prosesnya?
Christy Br Ginting 90

Rizky Maulidiah 100 Jawaban Steven Yostian :

Rahmadani Harahap 100 menurut kelompok kami yang


pasti teknik focusing tersebut
M Fikri Ryan Dhani 90
sangat berpengaruh jika
Jois Paulina Bangun 90 memiliki kekurangan saat
Clara Cindy 100

Ulinsa Sepdarisa 100

Nur Afifah 100


pelaksanaannya karena dapat membuat konselor tidak dapat menangkap keadaan klien yang
berbicara sudah menyimpang dari pokok pembicaraan klien dan konselor tidak juga tidak dapat
mampu menyusun kalimat yang memberikan dorongan supaya klien memfokuskan
pembicaraannya.

Pertanyaan Marlina Sihotang :

Pada makalah kelompok penyaji Advice adalah ketrampilan konselor untuk memberikan
informasi atau nasehat kepada konseli agar ia menjadi lebih jelas atau lebih pasti mengenai apa
yang hendak dilakukan. Jadi pertanyaan saya apa saja syarat syarat pemberian nasihat dalam
konseling.Terimah kasih

Jawaban Imam Afryandi :

Agar nasehat yang diberikan konselor dapat efektif, sebaiknya tidak diberikan pada awal
konseling, tetapi diberikan setelah konselor-konselor benar-benar memahami masalah klien
(Yeni Karneli dan Taufik, 2002: 74). Konselor telah mengetahui kebutuhan klien, dan melihat
bahwa klien membutuhkan nasehat dari konselor.

Konselor hendaknya memberikan nasehat setelah klien mengemukakan ide-ide dan perasaannya
yang berhubungan dengan masalah yang dialami klien. Setelah diberikan nasehat dihrapkan klien
dapat mengambil keputusan untuk dirinya sendiri

Menurut Munro, dkk (1983: 72) nasehat hanya diberikan bila diminta, dan bila melalui usaha
mendengarkan yang baik sehingga konselor benar-benar telah memahami keadaan klien.

Apabila nasehat diberikan, konselor hendaklah menyatakan semua alasan mengapa dia merasa
sesuatu pilihan tertentu adalah lebih baik bagi klien daripada pilihan-pilihan yang lain. Dengan
pemberian nasehat yang berarti melihat hal-hal dari “arah baru” ini sekurang-kurangnya dapat
memberi klien balikan (umpan balik) tentang dirinya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai