Anda di halaman 1dari 24

CRITICAL BOOK REPORT

BAHASA INDONESIA
Dosen Pengampu : Emasta Simanjuntak, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Nama : Rizky Maulidiah

NIM : 1193351048

Kelas : BK Reguler D 2019

Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Medan

2021
CRITICAL BOOK REPORT
Dosen Pengampu : ASIAH, S.Pd.,M.Pd.

Disusun Oleh :

Nama : RIZKY MAULIDIAH

NIM : 1193351048

Kelas : BK.REG.D/2019

Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Medan

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah senantiasa memberkati dalam
menyelesaikan Critical Book Report (CBR), adapun tugas ini dikerjakan untuk memenuhi mata kuliah
BK Pribadi Sosial . Saya telah menyusun CBR ini dengan sebaik-baiknya tetapi mungkin masih ada
kekurangan-kekurangan untuk mencapai kesempurnaan. Saya selaku penulis menerima berbagai
kritik yang sifatnya membangun agar CBR ini menjadi lebih baik lagi.

Selanjutnya, Saya berharap semoga CBR ini bisa memberikan manfaat serta menambah
wawasan bagi para pembaca. Semoga CBR ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan.

Asahan, Oktober 2020

Rizky Maulidiah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

IDENTITAS BUKU.................................................................................................iii

BAB. I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

A. Rasionalisasi pentingnya CBR.......................................................................... 1

B. Tujuan penulisan CBR..................................................................................... 1

C. Manfaat CBR................................................................................................. 1

BAB. II RINGKASAN ISI BUKU......................................................................... 2-15

BAB. III PEMBAHASAN.......................................................................................16

BAB. IV PENUTUP................................................................................................17

A. Kesimpulan...................................................................................................17

B. Saran............................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 18
ii

Identitas Buku

1.Buku Utama

Judul : Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling


Penulis : Prof.Dr.H.Prayitno, M.Sc. Ed. Drs.Erman Amti
Penerbit : PT Rineka Cipta Jakarta
Tahun Terbit : 2009
Jlh. Halaman : 379 Halaman
ISBN : 979-518-830-5

2.Buku Pembanding

Judul : Pedoman Praktrikum Praktik Bimbingan Konseling Pribadi Sosial


Penulis : Noviyanti kartika dewi,M.Pd.,Kons
Diana Ariswanti Triningtyas,S.Pd
Penerbit : Cv. Ae Media Grafika
Tahun Terbit : 2019
Jlh. Halaman : 98 Halaman
ISBN : 978-692-663-743-7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam meringkas dan
menganalisi sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis dengan buku yang lain,
mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis yang dianalisis. Seringkali kita
bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami, terkadang kita hanya memilih satu buku
untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan
pembahasan, oleh karena itu penulis membuat CBR BK Pribadi Sodisl ini untuk mempermudah
pembaca dalam memilih buku referensi terkhusus pada pokok bahasa tentang BK Pribadi Soaial pada
perguruan tinggi.

B. Tujuan Penulisan CBR

Mengkritisi atau membandingkan sebuah buku tentang BK Pribadi Sosial pada perguruan
tinggi. Yang dibandingkan dalam buku tersebut yaitu kelengkapan pembahasannya, keterkaitan antar
materi perBab nya.

C. Manfaat CBR

1. Menambah wawasan pengetahuan tentang pemahaman dalam Bk Pribadi Sosial

2. Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah di lengkapi dengan
ringkasan buku , pembahasan isi buku, serta kekurangan dan kelebihan buku tersebut.

1
BAB II

ISI RINGKASAN BUKU

RINGKASAN BUKU UTAMA

BAB I

LATAR BELAKANG BUKU

Pembangunan dan Perkembangan Masyarakat

Sejak awal kemerdekaanya bangsa dan pemerintah Indonesia bertekad untuk


menyelenggarakan perjuangan pembangunan menuju bangsa yang cerdas, maju, adil dan
makmur, baik spiritual maupun materil. Globalisasi berasal dari kata global yang berarti
menyeluruh. Kata global dapat pula dikaitkan dengan globe yang berarti bulatan bumi secara
menyeluruh. Globalisasi berarti keadaan yang menyangkut segenap bagian dunia secara
menyeluruh. Globalisasi dan informasi ibarat dua sisi dari satu mata uang, dan perkembangan
yang semakin derasa arus informasi melalui media masa merupakan senjata yang paling
ampuh bagi berlangsungnya globalisasi

Manusia: Makhluk yang Paling Indah dan Berderajat Paling Tinggi

Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling indah dan paling tinggi derajatnya.
Keindahan manusia berpangkal pada diri manusia itu sendiri. Diri manusia memang indah,
baik fisiknya, maupun dasar – dasar mental dan kemampuannya. Predikat “paling tinggi”
mengisyaratkan bahwa tidak ada makhluk lain yang dapat mengatasi dan mengalahkan
manusia. Manusia lah yang justru diberi kemungkinan untuk mengatasi ataupun menguasai
makhluk – makhluk lain.

2
Dimensi – Dimensi Kemanusiaan

Pertama, antara orang yang satu dengan orang orang lainnya terdapat berbagai
perbedaan yang kadang – kadang bahkan sangat besar

Kedua, semua orang memerlukan orang lain. Tiada seorang pun memperoleh
kehidupan yang menyenangkan dan membahagiakan apabila orang tudak pernah berperanan
terhadapnya.

Ketiga, kehidupan manusia tidak bersifat acak ataupun sembarangan, tetapi


mengikutii aturan –aturan tertentu. Hampir semua kegiatan manusia, baik perseorangan
maupun kelompok, mengikuti aturan – aturan tertentu

Keempat, juga dari sudut tinjauan agama, kehidupan tidak semata – ata kehidupan di
dunia fana, melainkan juga menjangkau kehidupan di akhirat.

Keempat gejala mendasar yang diuraikan tersebut merupakan dimensi kemanusiaan.

Manusia Seutuhnya

Manusia seutuhnya itu adalah mereka yang mampu menciptakan dan memperoleh
kesenangan dan kebahagiaan bagi dirinya sendiri dan bagi lingkungannya.

Perlunya Bimbingan dan Konseling

Pelayanan bimbingan dan konseling disekolah dan di Indonesia sebenarnya telah


dirintis sejak tahun 1960-an. Mulai tahun 1975 pelayanan bimbingan konseling telah secara
resmi memasuki sekolah-sekolah, yaitu dengan dicantumkannya pelayanan tersebut pada
Kurikulum 1975 yang berlaku di sekolah-sekolahseluruh Indonesia, pada jenjang SD, SLTP
dan SLTA. Pada Kurikulum 1984 keberadaan bimbingan konseling lebih dimantapkan.
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah telah diterima dan menjadi suatu pekerjaan
yang tugas dan ruang lingkupnya jelas. Mengingat bahwa sumber permasalahan anak-anak,
remaja dan pemuda sebagian besar berada diluar sekola, dan mengingat pula bahwa
permasalahan yang dialami manusia tidak hanya terdapat disekolah, maka pelayanan
bimbingan dan konseling perlu menjangkau daerah-daerah yang lebih luas diluar sekolah.
3

BAB II WAWASAN TENTANG PEMAHAMAN PENANGANAN DAN


PENYIKAPAN TERHADAP KASUS

A. Tinjauan Awal Tentang Kasus

Dalam bimbingan dan konseling pemakaian kata “kasus” tidak menjurus kepada pengertian-
pengertian tentang soal-soal ataupun perkara-perkara yang berkaitan dengan urusan kriminal
atau perdata, urusan hukum ataupun polisi, atau urusan yang bersangkut-paut dengan pihak-
pihak yang berwajib. Kata “kasus” dalam bimbingan dan konseling sekadar untuk
menunjukkan bahwa “ada sesuatu permasalahan tertentu pada diri seseorang yang perlu
mendapatkan perhatian dan pemecahan demi kebaikan untuk diri yang bersangkutan”.

B. Pemahaman Tentang Kasus

Pemahaman yang lebih mendalam terhadap kasus dilakukan untuk mengetahui lebih jauh
berbagai seluk-beluk kasus tersebut, tidak hanya sekadar mengerti permasalahannya atas
dasar deskripsi yang telah dikemukakan pada awal pengenalan kasus semata-mata.

C. Penanganan Kasus

1) Pengenalan awal tentang kasus

2) Pengembangan ide-ide

3) Penjelajahan lebih lanjut

4) Mengusahakan upaya-upaya kasus

D. Penyikapan Terhadap Kasus

Penyikapan pada umumnya mengandung unsur-unsur kognisi, afeksi, dan perlakuan terhadap
objek yang disikapinya. Dengan dilibatkannnya unsur-unsur kognisi, afeksi, dan perlakuan
yang mengacu pada hakikat keberadaan manusia sampai dengan pemahaman dan penanganan
kasus, agak lengkaplah dasar-dasar penyikapan seseorang terhadap kasus yang dipercayakan
kepadanya.

4
BAB III PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling

1. Pengertian Bimbingan

Bimbiangan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada
seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang
yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan
norma-norma yang berlaku.

2. Pengertian Konseling

Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling
oleh seorang ahli (disebut konselor)kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah
(disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.

B. Istilah Penyuluhan dan Konseling

Penggunaan istilah penyuluhan dalam arti “konseling” dan penyuluhan dalam arti
“pembinaan masyarakat” seolah-oleh berlomba dan saling mempertahankan keberadaan
masing-masing. Dalam “perlombaan” ini dapat dimengerti bahwa penyuluhan dalam arti
yang kedua lebih memperoleh pasaran, dalam arti konseling makin tertinggal dan
terkungkung dalam lingkungannya sendiri, khususnya lingkungan sekolah.

C. Perkembangan Konsepsi Bimbingan dan Konseling

Pada awalnya istilah “bimbingan” berdiri sendiri dan tidak mengandung didalamnya
pengertian konseling. Pada periode berikutnya istilah bimbingan dan konseling dipakai secara
kebersamaan dan yang satu memuat yang lain. Pada perkembangan lebih lanjut istilah
konseling berdiri sendiri dan sekaligus ia memuat pengertian bimbingan.

D. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Tujuan umum bimbingan dan konseling membantu individu agar dapat mencapai
perkembangan secara optimal sesuai dengan bakat, kemampuan, minat dan nilai-nilai, serta
terpecahkan masalah-masalah yang dihadapi individu (klien). Tujuan khusus bimbingan dan
konseling langsung terkait pada arah perkembangan klien dan masalah-masalah yang
dihadapi. Tujuan-tujuan khusus itu merupakan penjabaran tujuan-tujuan umum yang
dikaitkan pada permasalahan klien, baik yang menyangkut perkembangan maupun
kehidupannya.
5

E. Asas-asas Bimbingan dan Konseling

1. Asas kerahasiaan

2. Asas kesukarelaan

3. Asas keterbukaan

4. Asas kekinian

5. Asas kemandirian

6. Asas kegiatan

7. Asas kedinamisan

8. Asas keterpaduan

9. Asas kenormatifan

10. Asas keahlian

11. Asas alih tangan

12. Asas tutwuri handayani

F. Kesalahpahaman dalam Bimbinagn dan Konseling

1. Bimbingan dan konseling disamakan saja dengan atau dipisahkan sama sekali dari
pendidikan.

2. Konselor di sekolah dianggap sebagai polisi sekolah.

3. Bimbingan dan konseling dianggap semata-mata sebagai proses pemberian nasihat.

4. Bimbingan dan konseling dibatasi pada hanya menangani masalah yang bersifat
insidental.

5. Bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk klien-klien tertentu saja.

6
6. Bimbingan dan konseling melayani “orang sakit” dan/atau “kurang normal”.

7. Bimbingan dan konseling bekerja sendiri.

8. Konselor harus aktif, sedangkan pihak lain pasif.

9. Menganggap pekerjaan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh siapa saja.

10. Pelayanan bimbingan dan konseling berpusat pada keluhan pertama saja.

11. Menyamakan pekerjaan bimbingan dan konseling dengan pekerjaan dokter atau
psikiater.

12. Menganggap hasil pekerjaan bimbingan dan konseling harus segera dilihat.

13. Menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien.

14. Memusatkan usaha bimbingan dan konseling hanya pada penggunaan instrumentasi
bimbingan dan konseling (misalnya tes, inventori, angket, dan alat pengungkap lainnya).

15. Bimbingan dan konseling dibatasi pada hanya menangani masalah-masalah yang
ringan saja.

BAB IV LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Landasan Filosofis

Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi serangkaian kegiatan atau tindakan yang
semuanya diharapkan merupakan tindakan yang yang bijaksana. Untuk itu diperlukan
pemikiran yang filosofis tentang berbagai hal yang bersangkut-paut dalam pelayanan
bimbingan dan konseling.

1. Hakikat Manusia

Hakikat manusia akan terwujud selama manusia itu ada, dari zaman ke zaman.
Namun untuk mengoptimalkan perwujudan kemanusiaan itu, upaya-upaya pendidikan,
pembudayaan, dan konseling perlu diselenggarakan.

2. Tujuan dan Tugas Kehidupan

Tujuan hidup yang dicapai melalui pemenuhan tugas-tugas kehidupan menurut model
Witner & Smeeney itu telah memperlihatkan dimensi pokok kehidupan manusia yang
memang perlu dikembangkan, terutama dimensi spiritual dan psikologis, sosio-emosional.
7

B. Landasan Religius

1. Manusia Sebagai Makhluk Tuhan

2. Sikap Keberagamaan

3. Peranan Agama

C. Landasan Psikologis

Landasan psokologis dalam bimbingan dan konseling berarti memberikan pemahaman


tentang tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan (klien).

Untuk keperluan bimbingan dan konseling sejumlah daerah kajian dalam bidang psikologi
perlu dikuasai :

1. Motif dan motivasi

2. Pembawaan dasar dan lingkungan

3. Perkembangan individu

4. Belajar, balikan dan penguatan

5. Kepribadian

D. Landasan Sosial Budaya

Landasan sosial budaya yang mengingatkan bahwa bimbingan dan konseling yang hendak
dikembangkan adalah bimbingan untuk seluruh rakyat Indonesia dengan kebhinekaan
budayanya.

E. Landasan Ilmiah dan Teknologis

Landasan ini membicarakan tentang sifat-sifat keilmuan bimbingan dan konseling. Dalam
kaitan ini dikemukakan bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu ilmu sebagaimana
ilmu-ilmu lainnya.

F. Landasan Pedagosis

Landasan ini mengemukakan bahwa antara pendidikan dan bimbingan memang dapat
dibedakan, tetapi tidak dipisahkan. Tujuan bimbingan dan konseling, disamping memperkuat
tujuan pendidikan, juga menunjang proses pendidikan pada umumnya.
8

BAB V FUNGSI DAN PRINSIP – PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Fungsi Bimbingan dan Konseling

1. Fungsi Pemahaman

a. Pemahaman Tentang Klien

Pemahaman tentang klien merupakan titik tolak upaya pemberian bantuan terhadap klien.
Pemahaman tidak hanya sekadar mengenal diri klien, melainkan labih jauh lagi, yaitu
pemahaman yang menyangkut latar belakang pribadi klien, kakuatan dan kelemahannya,
serta kondisi lingkungannnya. Pemahaman diri klien yang pertama adalah klien itu sendiri.
Pemahaman tentang diri klien perlu bagi pihak-pihak lain khususnya pihak yang
berkepentingan dengan perkembangan dan kebahagiaan hidup klien. Pihak lain yang sangat
berkepantingan dengan pemahaman terhadap klien adalah konselor. Pemahaman konselor
terhadap klien dipergunakan oleh konselor baik untuk secara langsung membantu klien dalam
pelayanan bimbingan konseling lebih lanjut, maupun sebagai bahan acuan utama dalam
rangka kerjasama denagn pihak-pihak lain dalam membantu klien.

b. Pemahaman Tentang Masalah Klien

Selain konselor, pihak-pihak lain yang amat berkepentinagn dengan pemahaman masalah
klien adalah klien itu sendiri, orang tua, dan guru (khususnya bagi siswa di sekolah). Klien
amat perlu memahami masalah yang dialaminya, sebab dengan memahami masalahnya itu ia
memiliki dasar bagi upaya yang akan ditempuhnya untuk mengatasi masalahnya.

c. Pemahaman Tentang Lingkungan yang “Lebih Luas”

Beberapa jenis lingkungan yang “lebih luas”, seperti lingkungan sekolah bagi para siswa,
lingkungan kerja dan industri bagi para karyawan, dan lingkungan-lingkungan kerja bagi
individu-individu sesuai dengan sangkut-paut masing-masing. Termasuk ke dalam
lingkungan yang lebih luas adalah berbagai informasi yang diperlukan oleh individu, seperti
informasi pendidikan dan jabatan bagi para siswa, informasi promosi dan pendidikan lebih
lanjut bagi para karyawan, dsb.

2. Fungsi Pencegahan

a. Pengertian Pencegahan. Dalam dunia kesehatan mental “pencegahan” didefinisikan


sebagai upaya mempengaruhi dengan cara yang positif dan bijaksana lingkunagn yang dapat
menimbulkan kesulitan atau kerugian sebelum kesulitan atau kerugian itu benar-banar terjadi
(Horner & McElhaney, 1993).
9

b. Upaya Pencegahan

1) Mendorong perbaikan lingkungan yang kalau diberikan akan berdampak negatif terhadap
individu yang bersangkutan.

2) Mendorong perbaikan kondisi diri pribadi klien.

3) Meningkatkan kemampuan individu untuk hal-hal yang diperlukan dan mempengaruhi


perkembangan dan kehidupannya.

4) Mendorong individu untuk tidak melakukan sesuatu yang akan memberikan risiko yang
besar, dan melakukan sesuatu yang akan memberikan manfaat.

5) Menggalang dukungan kelompok terhadap individu yang bersangkutan.

3. Fungsi Pengentasan

a. Langkah-langkah pengentasan masalah

Upaya pengentasan masalah pada dasarnya dilakukan secara perorangan, sebab setiap
masalah adalah unik. Masalah yang dialami individu adalah berbeda dan tidak boleh
disamaratakan. Dengan demikian penanganannya pun juga berbeda.

b. Pengentasan masalah berdasarkan diagnosis

Ada tiga dimensi diagnosis, yaitu: diagnosis mental/psikologis, diagnosis sosio-emosional,


dan diagnosis instrumental.

c. Pengentasan masalah berdasarkan teori konseling

Sejumlah ahli telah mengantarkan berbagai teori konseling, antara lain teori ego-counseling,
pendekatan transactional analysis, pendekatan konseling berdasarkan self-theory, gestalt
counseling, pendekatan konseling yang bersifat behavioristik, pendekatan rasional dalam
bentuk Reality Therapy dan Rational Emotive Therapy.

4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan

Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik yang ada pada diri
individu, baik hal yang merupakan pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah
dicapai. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling, fungsi pemeliharaan dan pengembangan
dilaksanakan melalui berbagai pengaturan, kegiatan, dan program. Misalnya disekolah,
bentuk dan ukuran meja dan kursi disesuaikan dengan ukuran dan sikap tubuh yang
diharapkan.
10

B. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling

Dalam pelayanan bimbingan dan konseling prinsip-prinsip yang digunakan bersumber dari
kajian filosofis, hasil-hasil penelitian dan pengalaman praktis tentang hakikat manusia,
perkembangan dan kehidupan manusia dalam konteks sosial budayanya, pengertian, tujuan,
fungsi, dan proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling.

1. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan.

2. Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu.

3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan.

4. Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan layanan.

5. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling di sekolah.

Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling merupakan pemaduan hasil-hasil teori dan praktek
yang dirumuskan dan dijadikan pedoman dan dasar bagi penyelenggaraan pelayanan.
Konselor terikat oleh prinsip-prinsip tersebut, di sekolah maupun di luar sekolah.

BAB VI ORIENTASI DAN RUANG LINGKUP KERJA BIMBINGAN DAN


KONSELING

A. Orientasi Bimbingan dan Konseling

1. Orientasi Perseorangan

Orientasi perseorangan berarti pusat perhatian dan titik berat pelayanan bimbingan dan
konseling diarahkan kepada orang perorang sasaran layanan.

2. Orientasi Perkembangan

Orientasi perkembangan melihat sasaran layanan sebagai individu yang sedang berkembang.
Pelayanan bimbingan dan konseling justru melayani perkembangan itu, agar perkembangan
itu berjalan melalui tahap-tahap secara lancar dan mencapai tugas-tugas secara optimal sesuai
dengan tahap-tahap perkembangan.

3. Orientasi Permasalahan

Orientasi permasalahan bermaksud mengarahkan perhatian konselor kepada kemungkinan


adanya masalah pada diri sasaran layanan, dan jika ternyata masalah itu memang ada,
layanan bimbingan dan konseling berusaha mengentaskannya.
11

B. Ruang Lingkup Pelayanan Bimbingan dan Konseling

1. Pelayanan Bimbingan Konseling Di Sekolah

Di sekolah, pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bidang pelayanan pokok


di samping dua bidang pelayanan lainnya, yaitu bidang pelayanan kurikulum dan pengajaran
serta bidang administrasi dan pengelolaan. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
memberikan perhatian utama dan menyelenggarakan pelayanan yang secukup-cukupnya
untuk para siswa agar mereka mampu berkembang dan belajar secara optimal. Konselor
sekolah merupakan tenaga utama dan inti serta ahli dalam pelayanan bimbingan dan
konseling.

2. Pelayanan Bimbingan Konseling Di Luar Sekolah

Di luar sekolah pelayanan bimbingan dan konseling diselenggarakan di dalam


keluarga dan di lembaga-lembaga serta bidang-bidang lain dalam masyarakat luas. Dala
kaitan itu, konselor berada di mana-mana, bekerja diberbagai lembaga dalam berbagai bidang
kehidupan, bekerja sama dengan berbagai pihak, dan menawarkan jasa bimbingan dan
konseling secara luas dalam masyarakat.

BAB VII JENIS LAYANAN DAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Layanan Orientasi

Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa
baru dan atau seseorang terhadap lingkunagn yang baru dimasukinya.

1. Layanan Orientasi Di Sekolah

Untuk lingkungan sekolah, materi orientasi yang mendapat penekanan adalah:

a. Sistem penyelenggaraan pendidikan pada umumnya.

b. Kurikulum yang ada.

c. Penyelenggaraan pengajaran.

d. Kegiatan belajar siswa yang diharapkan.

e. Sistem penilaian, ujian dan kenaikan kelas.


12

f. Fasilitas dan sumber belajar yang ada.

g. Fasilitas penunjang.

h. Staf pengajar dan tata usaha.

i. Hak dan kewajiban siswa.

j. Organisasi siswa.

k. Organisasi orang tua siswa.

l. Organisasi sekolah secara menyeluruh.

2. Metode Layanan Orientasi Sekolah, Untuk anak-anak yang segera akan memasuki SLTP,
Allen & McKean menyarankan beberapa kegiatan:

a. Kunjunagn ke SD pemasok.

b. Kunjungan ke SLTP pemesan.

c. “Malam” pertemuan dengan orang tua.

d. Staf konselor bertemu dengan guru membicarakan siswa-siswa baru.

e. Mengunjungi kelas.

f. Memanfaatkan siswa-senior.

3. Layanan Orientasi Di Luar Sekolah

Cara penyajian orientasi di luar sekolah sangat tergantung pada jenis orientasi yang
diperlukan dan siapa yang memerlukannya. Lembaga-lembaga seperti “Badan Penasihat
Perkawinan”, “Pusat Rehabilitasi Narapidana”, “Pusat Orientasi Tenaga Kerja”, dll dapat
dibentuk dan konselor menjadi tenaga ahli serta penggerak lembaga bantuan khusus di
masyarakat.

B. Layanan Informasi

Ada 3 alasan utama mengapa pemberian informasi perlu diselenggarakan.Pertama,


membekali individu dengan berbagai pengetahuan tentang lingkungan yang diperlukan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan dengan lingkungan sekitar, pendidikan,
jabatan, maupun sosial-budaya. Kedua, memungkinkan individu dapat menentukan arah
hidupnya “ke mana dia ingin pergi”. Ketiga, setiap individu adalah unik. Keunikan itu akan
membawakan pola-pola pengambilan keputusan dan bertindak yang berbeda-beda disesuikan
dengan aspek-aspek kepribadian masing-masing individu.

13

1. Jenis-Jenis Informasi

a. Informasi pendidikan

b. Informasi jabatan

c. Informasi sosial budaya

2. Metode layanan informasi di sekolah

Pemberian informasi kepada siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti metode
ceramah, diskusi panel, wawancara, karyawisata, alat-alat peraga dan alat-alat bantu lainnya,
buku panduan, kegiatan sanggar karier, dan sosiodrama.

3. Layanan Informasi Di Luar Sekolah

Layanan informasi juga banyak diperlukan oleh warga masyrakat di luar sekolah. Jenis-jenis
informasi yang diperlukan diantaranya, informasi berkenaan dengan penghidupan yang lebih
luas, yaitu perikehidupan beragama, berkeluarga, bekerja, bermasyarakat, dan bernegara
dapat merupakan kebutuhan banyak warga masyarakat.

C. Layanan Penempatan dan Penyaluran

1. Penempatan dan Penyaluran Siswa di Sekolah

Penempatan dan penyaluran siswa di sekolah berupa: (a) Penempatan siswa di dalam kelas,
(b) Penempatan dan penyaluran kedalam kelompok-kelompok belajar, (c) Penempatan dan
penyaluran ke dalam kegiatan ko/ekstra kurikuler, (d) Penempatan dan penyaluran ke
jurusan/program studi.

2. Penempatan dan Penyaluran Lulusan, Penempatan dan penyaluran lulusan ada dua yaitu,
penempatan dan penyaluran ke dalam pendidikan lanjutan dan penempatan dan penyaluran
ke dalam jabatan/pekerjaan.

D. Layanan Bimbingan Belajar

Layanan bimbingan belajar dilaksanakan melalui tahap-tahap: (a) pengenalan siswa yang
mengalami masalah belajar, (b) pengungkapan sebab-sebab timbulnya masalah belajar, (c)
pemberian bantuan pengentasan masalah belajar.

1. Pengenalan Siswa yang Mengalami Masalah Belajar


Masalah belajar memiliki bentuk yang banyak ragamnya, dapat digolongkan: keterlambatan
akademik, ketercepatan dalam belajar, sangat lambat dalam belajar, kurang motivasi dalam
belajar, bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar.

14

2. Upaya Membantu Siswa yang Mengalami Masalah Belajar

Beberapa upaya yang dapat dilakukan yaitu: (a) pengajaran perbaikan, (b) kegiatan
pengayaan, (c) peningkatan motivasi belajar, (d) pengembangan sikap dan kebiasaan belajar
yang efektif.

E. Layanan Konseling Perorangan, Pada bagian ini konseling dimaksudkan sebagai


pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antar konselor dan klien. Dalam
hubungan itu masalah klien dicermati dan diupayakan pengentasannya, sedapat-dapatnya
dengan kekuatan klien sendiri.

F. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok, Bimbingan dan konseling kelompok


mengarahkan layanan kepada sekelompok individu. Dengan satu kali kegiatan, layanan
kelompok itu memberikan manfaat atau jasa kepada sejumlah orang.

G. Kegiatan Penunjang, Alat dan kelengkapan yang paling handal dimiliki oleh konselor
untuk menjalankan tugas-tugas pelayanannya ialah mulut dan berbagai keterampilan

BAB VIII BIMBINGAN DAN KONSELING SEBAGAI PROFESI

A. Pengertian dan Ciri-ciri Profesi

Berkaitan dengan “profesi” ada beberapa istilah yang hendaknya tidak


dicampuradukkan, yaitu profesi, profesional, profesionalisme, profesionalitas, dan
profesionalisasi. Suatu jabatan atau pekerjaan disebut profesi apabila ia memiliki syarat-
syarat atau ciri-ciri seperti suatu profesi merupakan suatu jabatan/ pekerjaan yang memiliki
fungsi dan kebermaknaan sosial yang sangat menentukan.Pengembangan profesi bimbingan
dan konseling antara lain melalui (a) standardisasi untuk kerja profesional konselor, (b)
standardisasi penyiapan konselor, (c) akreditasi, (d) stratifikasi, (e) pengembangan organisasi
profesi.

B. Perkembangan Gerakan Bimbingan di Indonesia

Pembangunan dan pembaruan di bidang pendidikan tidak hanya berlangsung pada


tingkat pendidikan dasar, tetapi juga pada tingkat pendidikan menengah dan perguruan tinggi.
Pada 1960 (tepat tanggal 20-24 Agustus 1960) diadakan konferensi fakultas keguruan dan
ilmu pendidikan di Malang untuk membantu masalah tersebut. Salah satu hasil dari
konferensi itu ialah dimasukkannya ke dalam dunia pendidikan di Indonesia yaitu
“bimbingan dan konseling”. Inilah langkah awal perkembangan bimbingan dan konseling di
Indonesia.

15

BAB III

PEMBAHASAN

Keunggulan

Keunggulan dari buku utama ini adalah dalam penyajian materinya sangat lengkap dan pada
buku ini kita diberikan topik untuk refleksi dan diskusi tentang penguraian dalam materi bimbingan
konseling pribadi masyakarat yang ada serta diberikan sumber bacaan yang dianjurkan sehingga kita
dapat mencari lebih dalam tentang topik yang dibahas. Materi-materi yang disajikan juga tersusun
secara sitematis. Dalam fokus bab yang penulis pilih, materi disajikan dengan sangat runtut. Setiap
subbabnya dibahas dengan rinci. Sedangkan dibuku pembanding juga terdapat poin-poin yang penting
untuk diaplikasikan dan diterapkan, walaupun pada buku utama tidak tertulis materi bimbingan
pribadi sosial tersebut.Dituliskan dalam setiap babnya, yang pertama pada ukuran pertama wawasan
tentapng perHaman penangagaran dan penyikapan terhadap kasus .Isi materi tersebut dituliskan
secara rinci sehingga sang mudah dipahami.

Kelemahan

Kelemahan dalam buku ini adalah dalam penyajian materinya, tidak ada menggunakan
ilustrasi berupa gambar, perhitungan, tabel, atau yg lainnya sehingga pembaca harus lebih
berkonsentrasi dalam membacanya.

Kelemahan yang lainnya adalah terletak dalam penggunaan bahasanya yang tidak terstruktur,
bahasa yang digunakan sangat sulit dimengerti bahkan tidak efektif dalam menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Terlalu banyaknya kata-kata asing yang digunakan. Sehingga
menyulitkan pembaca dalam mengambil dan memahami materi yang diberikan.
16

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penting bagi kita sebagai calon conselor untuk mengetahui Bimbingan Konseling Pribadi Sosial.
Adanya pengetahuan tentang ini Bimbingan Konseling Pribadi Sosial. untuk mendidik,memotivasi
dan memberikan kesadran dan arahan yang baik untuk diri sendiri dan juga kepada peserta didik
bahwa sangat penting dalam memilih dan memahami diri sendiri dan Lingkungan sosial .

Saran

Dalam menulis buku, selain isi yang harus terperinci, penulis juga harus memperhatikan
karakteristik buku supaya para pembaca tertarik untuk membaca buku. Kita sebagai calon guru atau
conselor, hendaknya menggali diri dalam hal belajar-mengajar, memperkaya diri dengan ilmu
pengetahuan, dan mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Prayitno(2009)Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta.Rineka Cipta

Noviyanti kartika dewi(2019)Pedoman Praktikum Bimbingan dan Konseling Pribadi


Soaial.Jakarta.Ae Media Grafika

18

Anda mungkin juga menyukai