Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TEORI PERKEMBANGAN KARIR SOCIAL COGNITIVE CAREER

THEORY

BK KARIR

Dosen Pengampu:
ZITRIFNOVRIDO AMIR, M.Pd

Khilda Nur Fauziah 2186201001

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)


MUHAMMADIYAH SAMPIT
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami bisa menyelesaikan makalah BK Karir yang berjudul”Teori
Perkembangan Karir Social Cognitive Career Theory” pada waktu yang tepat.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pengampu pada mata kuliah BK Karir. Secara garis besar, makalah ini berisi tentang hal
yang berhubungan dengan Teori Perkembangan Karir Social Cognitive Career Theory yang
dapat bermanfaat untuk pembaca dan juga penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Zitrifnovrido Amir ,M.Pd., selaku
dosen pengampu mata kuliah BK Karir yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami pelajari.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Sampit,2 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

JUDUL ...................................................................................................
KATA PENGANTAR ..........................................................................i
DAFTAR ISI .........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan ................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................3
A. Konsep Dasar Teori.................................................................................3
B. Karakteristik Teori..................................................................................4
C. Kekuatan dan Kelemahan Teori..............................................................5
D. Riset-Riset yang Berkaitan dengan Teori ...............................................6
E. Aplikasi Teori dalam BK .......................................................................9
BAB III PENUTUP...............................................................................10
A. Kesimpulan .............................................................................................10
B. Saran .......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kemungkinan pekerjaan orang dan lintasan perkembangan dipengaruhi oleh


banyak variabel, termasuk atribut pribadi mereka (misalnya, minat,kemampuan, nilai),
pengalaman belajar dan sosialisasi, dan sumber daya, peluang, dan hambatan yang
diberikan oleh lingkungan mereka. Jalur pekerjaan dibentuk bukan oleh salah satu dari
kekuatan ini, melainkan oleh interaksi yang kompleks di antara mereka. Proses
pengembangan karir bermain keluar selama beberapa periode kehidupan, seperti persiapan
untuk bekerja (pendidikan dan pekerjaan).
Teori karir menyediakan sistem untuk menjelaskan berapa banyak faktor yang
beroperasi bersama untuk menentukan pilihan dan pengembangan pekerjaan sepanjang
hidup kursus. Secara khusus, kami mengandalkan teori untuk menyusun banyak bagian
pengembangan karir menjadi keseluruhan yang masuk akal, untuk mengatur penelitian
yang ada dan menghasilkan pengetahuan baru tentang bagaimana orang menjalani
kehidupan kerja mereka, dan untuk menelurkan metode praktis untuk mempromosikan
hasil karir-kehidupan yang optimal.
Teori karir kognitif sosial (SCCT; Lent & Brown, 2006, 2008; Lent, Brown, &
Hackett, 1994, 2000) adalah pendekatan yang relatif baru untuk memahami perilaku
pendidikan dan pekerjaan. Itu menyatukan yang umum elemen yang diidentifikasi oleh ahli
teori karier sebelumnya terutama Super, Holland, Krumboltz, dan Lofquist dan Dawis dan
berusaha menciptakan kerangka pemersatu untuk menjelaskan bagaimana orang
mengembangkan minat kejuruan, membuat pilihan pekerjaan, mencapai berbagai tingkat
kesuksesan dan stabilitas karir, dan mengalami kepuasan atau kesejahteraan di lingkungan
kerja.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa kosep dasar social cognitive career theory?
2. Apa karakteristik social cognitive career theory?
3. Apa kekuatan dan kelemahan social cognitive career theory?
4. Bagaimana riset -riset mengenai social cognitive career theory?
5. Bagaimana aplikasi social cognitive career theory dalam BK?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep dasar dari social cognitive career theory
2. Untuk mengetahui karakteristik social cognitive career theory
3. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan social cognitive career theory
4. Untuk mengetahui riset-riset mengenai social cognitive career theory
5. Untuk mengetahui aplikasi social cognitive career theory dalam BK

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Teori


Social Cognitive Career Theory (SCCT) dikembangkan sebagai cara untuk
menjelaskan perkembangan karir melalui fokus pada konstruksi sosio-kognitif (Lent,
Brown, & Hackett, 1996). Berlandaskan pada teori kognitif sosial Bandura (1986), SCCT
mengungkap bagaimana minat karir dan akademik matang, bagaimana pilihan karier
dikembangkan, dan bagaimana pilihan-pilihan ini berubah menjadi tindakan. Hal ini
dicapai melalui tiga prinsip utama yaitu self-efficacy, ekspektasi hasil, dan tujuan (Lent et
al., 1994). Self-efficacy mengacu pada kepercayaan seseorang tentang kemampuan mereka
untuk berhasil menyelesaikan langkah-langkah yang diperlukan untuk tugas tertentu.
Keyakinan ini tidak tetap, namun dapat berubah berdasarkan interaksinya dengan orang
lain, lingkungan, dan perilaku sendiri (Gibbons & Shoffner, 2004). Menurut Bandura
Efikasi diri dapat ditumbuhkan dan dipelajari melalui empat sumber informasi, yakni,
(1) enactive mastery experience; (2) vicarious experience; (3) verbal persuasion; dan
(4) physiological and affective states, individu dengan efikasi diri dalam pengambilan
keputusan karir yang tinggi akan berhasil membuat keputusan karir yang tepat untuk
dirinya (Ardiyanti, D & Alsa, A, 2015).
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa terdapat tiga aspek penting yang
mempengaruhi proses pengambilan keputusan karir pada seseorang menurut Social
Cognitive Career Theory (SCCT), yakni faktor personal, kontekstual, dan kognitif (Brown,
2005 dalam Ali, M & Mukhibat 2016). Faktor kognitif terdiri dari efikasi diri pengambilan
keputusan karir dan pengharapan akan hasil. Artinya semakin tinggi tingkat efikasi diri
pengambilan keputusan karir dan semakin tinggi tingkat pengharapan akan hasil seseorang
akan berpengaruh terhadap menurunnya tingkat career indecision-nya (Patton, 2004 dalam
dalam Ali, M & Mukhibat 2016).
Teori Karir Kognitif Sosial (Lent, Brown, & Hackett, 2000) memberikan kerangka
teoritis terhadap pemahaman kepentingan vokasional dan proses pengambilan keputusan.
Inti dari SCCT adalah konsep yang diberikan oleh seseorang (misalnya: jenis kelamin,

3
ras/etnis, status kesehatan) yang berkontribusi pada pengalaman belajar berkaitan dengan
karir (Thompson & Dahling, 2012). Pengalaman belajar (didefinisikan sebagai persuasi
sosial, pembelajaran pengganti, gairah fisiologis dan prestasi kinerja) merupakan sumber
keyakinan self-efficacy dan sumber minat, tujuan, dan tindakan. Dengan demikian, SCCT
berfokus pada hubungan timbal balik dan interaksi antara proses kognitif individu dengan
lingkungannya (Lent et al).
Model pilihan SCCT juga menggambarkan bagaimana kemampuan kontekstual
(penghambat dan dukungan) mempengaruhi tujuan, aktivitas, dan pencapaian kerja.
Hambatan dan dukungan adalah kondisi situasional yang menghambat dan memfasilitasi
hasil kerja masing-masing individu (Lent et al., 2000 dalam Dahling, Melloy, & Thompson,
2013). Lebih lanjut (Lent et al, 1994), dijelaskan bahwa selain variabel sosial-kognitif,
SCCT juga menjelaskan bahwa faktor lingkungan, seperti hambatan dan dukungan
(misalnya fasilitator), mempengaruhi pilihan kejuruan dan akademis (Cunningham,
Bruening, Sartore, Sagas, & Fink, 2005).

B. Karakteristik Teori
Terdapat beberapa karakteristik Social Cognitive Career Theory (SCCT),
diantaranya:
1. Penekanan penting dari SCCT adalah sifat spesifik-domainnya
(Lent et al., 1994). Artinya, hanya pengalaman belajar di ranah akademis atau karir
tertentu yang dapat mempengaruhi kesuksesan dan harapan di bidang tertentu, yang
pada akhirnya membentuk kepentingan, sasaran, pilihan, ketekunan, dan kinerja yang
sesuai (Navarro, Flores, & Worthington, 2007).
2. SCCT berfokus pada beberapa variabel kognitif individu (self-efficacy, out- come
expectations, and goals) dan bagaimana variabel-variabel ini berinteraksi dengan
aspek lain dari individu tersebut dan lingkungan (gender, etnisitas, dukungan sosial,
dan penghanbat) untuk membantu pengembangan karir (R. Lent, Brown, & Hackett,
2000).

4
3. Berdasarkan teori karir kognitif sosial, minat karir dibentuk melalui pengalaman
langsung atau berkesan yang menyediakan peluang bagi individu untuk berlatih,
menerima umpan balik dan mengembangkan keterampilan yang mengarahkan efikasi
personal dan harapan dari hasil yang memuaskan (Lent, Brown and Hackett dalam
Mery Citra Sondari, 2006).
4. Gender merupakan salah satu variabel yang signifikan dalam memahami perbedaan
dalam self-efficacy karir (Lent & Hackett, 1987; Nevill & Schleckler, 1988; Wilson,
2007).
5. Menurut teori karir sosial kognitif berbagai variabel individu, lingkungan dan
perilaku mempengaruhi proses pemilihan karier. Variabel-variabel sosial-kognitif
menstimulasi tindakan pilihan karier atau perilaku karier, seperti perencanaan karir
dan eksplorasi karier, yang diperlukan bagi orang-orang muda untuk membuat
kemajuan menuju tujuan karier (Rogers & Creed, 2011).

C. Kekuatan dan Kelemahan Teori


Adapun kekuatan dan kelemahan teori karir sosial kognitif (SCCT),
dijelaskan sebagai berikut:
1. Kekuatan Teori
a. Penggunaan model karir dan tujuan karir SCCT dapat memfasilitasi kemampuan
untuk memprediksi minat dan sasaran kewiraswastaan sebagai pilihan
karir (Weinstein, Shuart, Sheehan, & Levangie, 2013).
b. SCCT telah menyediakan kerangka kerja yang berguna untuk penelitian karir yang
telah mengeksplorasi pengaruh konteks sosiokultural dalam pengembangan
karir (Whitson, 2006).
2. Kelemahan Teori
a. Penerapan model SCCT untuk pengambilan keputusan karir kewirausahaan belum
dieksplorasi (Weinstein et al., 2013).
b. Meskipun teori ini telah mendorong banyak penelitian dan kegiatan praktis, namun
sebagian besar hanya berfokus pada variabel-variabel sosial kognitif saja, terlepas

5
dari variabel lingkungan yang diasumsikan mempengaruhi variabel sosial-kognitif
seseorang dan aspek perilaku karir lainnya (R. Lent et al., 2000).

D. Riset-Riset yang berkenaan dengan Teori


Terdapat beberapa riset yang berkenaan dengan Social Cognitive Career
Theory (SCCT), diantaranya:
1. Judul: Perceived social status and learning experiences in Social Cognitive Career
Theory
Peneliti: Mindi N. Thompson & Jason J. Dahling
Hasil Penelitian: penelitian ini menguji efek tidak langsung PSS pada harapan
terhadap hasil dan self-efficacy melalui pengalaman belajar seperti yang diusulkan
oleh SCCT di setiap domain minat RIASEC. Setelah dilakukan kontrol, untuk efek
gender menunjukkan bahwa status sosial yang dirasakan berhubungan positif dengan
pengalaman belajar di wilayah penelitian. Temuan ini mengindikasikan pentingnya
status sosial yang dirasakan sebagai prediktor terhadap berbagai jenis pengalaman
belajar terkait karir yang kemudian membentuk self efficacy, pengharapan terhadap
hasil yang akan diperoleh, dan kepentingan seseorang pada RIASEC
tertentu (Thompson & Dahling, 2012).
2. Judul: Factors Influencing Self-Employment Intention Among Nigerian Post-
Graduate Students of Universiti Utara Malaysia (UUM)
Peneliti: Ali Iliyasu Ali
Hasil penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pendidikan
kewirausahaan, pengalaman kewirausahaan dan sikap kewirausahaan sosial sebagai
faktor yang mempengaruhi keinginan untuk bekerja sendiri. Penelitian ini didasarkan
pada Theory of Planned Behavior (TPB), Social Cognitif Theory (SCT) dan Social
Cognitive Career Theory (SCCT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan
kewirausahaan, pengalaman kewirausahaan dan sikap kewirausahaan sosial
berhubung positif dengan keinginan (pelajar pasca siswazah Nigeria di UUM) untuk

6
bekerja sendiri. Penelitian ini memberi sumbangan yang diperkaya dengan
pengetahuan dan implikasi besar kepada teori dan aplikasi kewirausahaan (Ali, 2014).
3. Judul: Mexican American Middle School Students’ Goal Intentions in Mathematics
and Science: A Test of Social Cognitive Career Theory
Peneliti: Rachel L. Navarro & Lisa Y. Flores and Roger L. Worthington
Hasil Penelitian: Penelitian ini model SCCT dan menunjukkan bahwa beberapa
modifikasi mungkin diperlukan agar SCCT dapat sepenuhnya diterapkan dalam
kehidupan siswa sekolah menengah di Meksiko Amerika. Karena saat ini Amerika
Serikat menjadi lebih beragam secara kultural, sehingga menjadi sangat penting untuk
menguji kembali tingkat validitas teori karir yang membantu profesionalis secara
budaya. Melalui penggunaan teori yang menyoroti dan menjelaskan faktor
sosiopolitik, sosiokontetik, dan budaya, psikolog konseling (counseling
psychologists) dapat melakukan intervensi dalam siklus antargenerasi ini dan
membantu orang-orang Amerika Meksiko bertahan dan berhasil dalam pendidikan
dan karirnya (Navarro et al., 2007).
4. Judul: Job search and social cognitive theory: The role of career-relevant
activities
Peneliti: Jelena Zikic & Alan M. Saks
Hasil Penelitian: Teori kognitif sosial digunakan untuk menjelaskan hubungan
antara kegiatan yang relevan dengan karir. Hasil penelitian ini memberikan informasi
praktis tentang apa yang dapat dilakukan pencari kerja untuk meningkatkan kejelasan
pencarian pekerjaan mereka dan efikasi pencarian kerja, serta menunjukkan
penerapan teori kognitif sosial untuk memahami dan memprediksi perilaku pencarian
kerja (Zikic & Saks, 2009).
5. Judul: The Application of Social Cognitive Career Theory to Sport and Leisure
Career Choices
Peneliti: George B. Cunningham Texas, Jennifer Bruening, Melanie L. Sartore,
Michael Sagas, & Janet S. Fink.

7
Hasil Penelitian: Teori karir kognitif sosial digunakan untuk menyelidiki latar
belakang siswa memasuki industri olahraga dan rekreasi. Hasil penelitan
menunjukkan bahwa self-efficacy dan outcome hubungan positif dengan kepentingan
kejuruan, yang pada gilirannya berhubungan positif dengan tujuan pilihan
karir (Cunningham et al., 2005).
6. Judul: Tinjauan Faktor-faktor Pendorong Kejayaan Kerjaya Ahli Akademik:
Konteks Universiti Penyelidikan di Malaysia
Peneliti: Al-Mansor Abu Said & Roziah Mohd Rasdi
Hasil Penelitian: Penelitian ini telah mengkaji teori kesuksesan karir seperti Social
Cognitive Career Theory (SCCT), Model Lanjutan SCCT, Model Perilaku Proactice,
dan Model Sukses Karir Terintegrasi. Berdasarkan teori, penelitian ini telah
memprediksikan beberapa faktor individual (seperti modal manusia, kepribadian
individu, dan modal sosial) dan faktor kontekstual (seperti dukungan organisasi dan
lingkungan individu) dalam mempengaruhi keberhasilan karir akademis. Selain itu,
penelitian ini menggambarkan pengaruh perilaku proaktif individu dalam
menciptakan keterlibatan mereka dalam aktivitas dan strategi manajemen untuk
mendapat karir yang sukses. Studi ini mengemukakan bahwa teori dan model yang
dipaparkan dapat menjelaskan fenomena kesuksesan karir akademik. Model-model
ini telah dikembangkan dan dapat diterapkan pada berbagai kelompok baik individu
siswa maupun karyawan. Ini menunjukkan bahwa modelnya juga cocok untuk
digunakan di kalangan akademisi di Universitas Riset di Malaysia (Al-Mansor Abu
Said & Roziah Mohd Rasdi, 2012).
7. Judul: Linking Affective Commitment, Career Self-Efficacy, and Outcome
Expectations: A Test of Social Cognitive Career Theory
Peneliti: Amanda M. Conklin, Jason J. Dahling, & Pablo A. Garcia.
Hasil Penelitian: peneliti menguji model berdasarkan model kepuasan teori karir
kognitif sosial (SCCT) yang menghubungkan komitmen afektif siswa terhadap mayor
mereka (identifikasi emosional yang dirasakan siswa terhadap area studi mereka)
dengan self-efficacy karir (CDSE) dan harapan hasil karir. Hasil menunjukkan bahwa

8
CDSE memediasi hubungan antara komitmen afektif dengan harapan hasil utama dan
karir, yang secara khusus diharapkan kinerja dan kepuasan karir. Lebih lanjut,
persepsi siswa tentang kemampuan-tuntutan sesuai dengan interaksi utama mereka
dengan komitmen afektif untuk memoderasi efek langsung dan tidak langsung ini.
Penulis mendiskusikan temuan ini berdasarkan SCCT dan mengembangkan
rekomendasi untuk konselor karir dan penasihat akademis berdasarkan hasil
penelitian mereka (Conklin, Dahling, & Garcia, 2013).

E. Aplikasi Teori dalam BK


Perspektif teori SCCT melengkapi atau membangun hubungan konseptual
dengan teori-teori pengembangan karir yang lainnya. Dengan berlandaskan asumsi
konstruktivis tentang kemampuan manusia untuk mempengaruhi perkembangan dan
lingkungannya sendiri, SCCT telah terinspirasi dan dipengaruhi oleh sejumlah
perkembangan kunci dalam psikologi kerja, psikologis dan konseling lainnya, dan ilmu
kognitif (R. W. Lent, Brown, & Hackett, 2002).
Terdapat beberapa hal yang dilakukan oleh konselor dalam pelayanan konseling
berdasarkan SCCT (Yon, 2010), diantaranya:
1. Konselor mengidentifikasi dan mengantisipasi kemungkinan hambatan
pelaksanaan pilihan karier konseli.
2. Konselor menganalisis kemungkinan menghadapi hambatan. Siapkan strategi
untuk mengatasi hambatan (metode untuk mencegah atau mengelola kemungkinan
hambatan).
3. Konselor mendukung untuk tujuan-tujuan mereka di dalam keluarga, rekan, dan
hal-hal lain dalam sistem sosial.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Teori Karir Kognitif Sosial (Lent, Brown, & Hackett, 2000) memberikan kerangka
teoritis terhadap pemahaman kepentingan vokasional dan proses pengambilan keputusan.
Inti dari SCCT adalah konsep yang diberikan oleh seseorang (misalnya: jenis kelamin,
ras/etnis, status kesehatan) yang berkontribusi pada pengalaman belajar berkaitan dengan
karir (Thompson & Dahling, 2012). Pengalaman belajar (didefinisikan sebagai persuasi
sosial, pembelajaran pengganti, gairah fisiologis dan prestasi kinerja) merupakan sumber
keyakinan self-efficacy dan sumber minat, tujuan, dan tindakan. Dengan demikian, SCCT
berfokus pada hubungan timbal balik dan interaksi antara proses kognitif individu dengan
lingkungannya (Lent et al).
1. Kekuatan Teori
a. Penggunaan model karir dan tujuan karir SCCT dapat memfasilitasi kemampuan
untuk memprediksi minat dan sasaran kewiraswastaan sebagai pilihan karir (Weinstein,
Shuart, Sheehan, & Levangie, 2013).
b. SCCT telah menyediakan kerangka kerja yang berguna untuk penelitian karir yang
telah mengeksplorasi pengaruh konteks sosiokultural dalam pengembangan
karir (Whitson, 2006).
2. Kelemahan Teori
a. Penerapan model SCCT untuk pengambilan keputusan karir kewirausahaan belum
dieksplorasi (Weinstein et al., 2013).
b. Meskipun teori ini telah mendorong banyak penelitian dan kegiatan praktis, namun
sebagian besar hanya berfokus pada variabel-variabel sosial kognitif saja, terlepas dari
variabel lingkungan yang diasumsikan mempengaruhi variabel sosial-kognitif
seseorang dan aspek perilaku karir lainnya (R. Lent et al., 2000).

10
B. SARAN
Berikut beberapa saran agar dapat menjadi bahan masukan dan acuan yang bermanfaat,
yaitu:
1.Saran untuk pembaca
Untuk pembaca agar dapat mengetahui social cognitive career theory dalam
pendidikan guru pada pembelajaran BK Karir
2. Saran untuk guru
Untuk guru agar selalu meningkatkan kemampuan dalam hal penguasaan materi
sehingga dapat meningkatkan kualitas dan keberhasilan dalam proses pembelajaran.
3. Saran untuk penulis lain
Untuk penulis lainnya agar dapat mengkaji dan mempelajari social cognitive career
theory, supaya lebih menguasai dan mengembangkan serta mendalami secara terperinci
mengenai pembahasan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Mansor Abu Said, & Roziah Mohd Rasdi. (2012). Tinjauan Faktor-faktor Pendorong
Kejayaan Kerjaya Ahli Akademik : Konteks Universiti Penyelidikan di
Malaysia. Sosiohumanika, 5(2), 185–202.
Ali, A. L. I. I. (2014). Factors Influencing Self-Employment Intention Among Nigerian Post-
Graduate Students of Universiti Utara Malaysia ( Uum ) Master of Science.
Conklin, A. M., Dahling, J. J., & Garcia, P. A. (2013). Linking Affective Commitment, Career
Self-Efficacy, and Outcome Expectations: A Test of Social Cognitive Career
Theory. Journal of Career Development, 40(1), 68–83.
https://doi.org/10.1177/0894845311423534
Cunningham, G. B., Bruening, J., Sartore, M. L., Sagas, M., & Fink, J. S. (2005). Career
Choices, 122–138. https://doi.org/10.1177/0894845305279164

11
Dahling, J. J., Melloy, R., & Thompson, M. N. (2013). Financial strain and regional
unemployment as barriers to job search self-efficacy: A test of social cognitive career
theory. Journal of Counseling Psychology, 60(2), 210–218.
https://doi.org/10.1037/a0031492
Gibbons, M. M., & Shoffner, M. F. (2004). Prospective First-Generation College Students :
Meeting Their. Asca, 8(1), 91–97.
Lent, R., Brown, S., & Hackett, G. (2000). Contextual supports and barriers to career choice: A
social cognitive analysis. Journal of Counseling Psychology, 47(1), 36–49.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1037/0022-0167.47.1.36
Lent, R. W., Brown, S. D., & Hackett, G. (2002). Social Cognitive Career Theory. Career
Choice and Development. https://doi.org/https://doi.org/10.1006/jvbe.1994.1027
Navarro, R. L., Flores, L. Y., & Worthington, R. L. (2007). Mexican American Middle School
Students’ Goal Intentions in Mathematics and Science: A Test of Social Cognitive Career
Theory. Journal of Counseling Psychology, 54(3), 320–335. https://doi.org/10.1037/0022-
0167.54.3.320
Rogers, M. E., & Creed, P. A. (2011). A longitudinal examination of adolescent career planning
and exploration using a social cognitive career theory framework Author. Journal of
Adolescence, 34, 163–172.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.adolescence.2009.12.010 Copyright
Thompson, M. N., & Dahling, J. J. (2012). Perceived social status and learning experiences in
Social Cognitive Career Theory. Journal of Vocational Behavior, 80(2), 351–361.
https://doi.org/10.1016/j.jvb.2011.10.001
Weinstein, L., Shuart, J., Sheehan, C., & Levangie, J. (2013). New England Journal of
Entrepreneurship, 16(1), 6–9.
Whitson, M. L. (2006). Career Decision Self-Efficacy , and, 112–124.
Wilson, F. (2007). E T & P Intentions : Implications for Entrepreneurship. Education, (617),
387–407.

12
Zikic, J., & Saks, A. M. (2009). Job search and social cognitive theory: The role of career-
relevant activities. Journal of Vocational Behavior, 74(1), 117–127.
https://doi.org/10.1016/j.jvb.2008.11.001

13

Anda mungkin juga menyukai