Dosen Pengampu:
AGUS HERIYANTO,S.Pd,M.Si
Oleh:
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dibekali dengan akal dan pikiran.
Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi di
antara citaannya yang lain. Hal yang paling penting dalam membedakan manusia dengan
makhluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal.
Sebagai makhluk Tuhan yang baik kita harus bisa memanfaatkan karunia yang sudah
diberikan kepada kita dengan sebaik-baiknya.Salah satunya dengan mencari ilmu yang
bermanfaat untuk diri kita.Dimana melalui mencari ilmu tersebut kita dapat menumbuhkan
potensi yang ada pada diri kita.Untuk menumbuhkan potensi tersebut kita perlu menjalani
sebuah pendisikan.Salah satunya kita dapat melalukannya dengan menjalani kegiatan
sekolah.
Setiap bangsa memiliki sistem pendidikan nasional. Sstem pendidikan nasional masing-
masing sebuah Negara terletak pada kebudayaan dan nilai-nilai bangsa itu sendiri dan
berkembang melalui sejarah sehingga dapat memberikan warna dalam seluruh gerak hidup
suatu bangsa.
Sistem pendidikan nasional yang diterapkan di Indonesia berdasarkan kepada
kebudayaan bangsa dan berdasarkan pada pancasila,serta UUD 1945 sebagai nilai-nilai hidup
bangsa Indonesia. Kalau kita melihat sistem pendidikan nasional yang sekarang ,terutama di
Negara kita ini masih sangat perlu perbaikan baik dari segi kelembagaan,program,dan
pengelolaan pendidikannya,sehingga terwujudnya sistem pendidikan nasional yang lebih
baik.
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian Sistem
Istilah sistem berasal dari bahsa Yunani “systema”, yang berarti sehimpunan bagian
atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan.
Zahara Idris mengemukakan bahwa sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen-
komponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber yang mempunyai
hubungan fungsional yang teratur, tidak sekedar acak, yang saling membantu untuk mencapai
suatu hasil (product).
a) Tujuan
b) Fungsi-fungsi
c) Komponen-komponen
d) Interaksi atau saling berhubungan
e) Penggabungan yang menimbulkan jalinan perpaduan
f) Proses transformasi
g) Umpan balik untuk koreksi
h) Daerah batasan dan lingkungan[1]
2.Pendidikan Sebagai Suatu Sistem
Pendidikan merupakan usaha untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Suatu usaha
pendidikan menyangkut tiga unsur pokok, yaitu unsur masukan, unsur proses usaha itu
sendiri, dan unsur hasil usaha.
Masukan usaha pendidikan ialah peserta didik dengan berbagai ciri-ciri yang ada pada
diri peserta didik itu (antara lain, bakat, minat, kemampuan,keadaan jasmani). Dalam proses
pendidikan terkait berbagai hal, seperti pendidik, kurikulum, gedung sekolah, buku, metode
mengajar, dan lain-lain, sedangkan hasil pendidikan dapat meliputi hasil belajar setelah
selesainya suatu proses belajar mengajar tertentu.
Yang dimaksud dengan sistem adalah jumlah keseluruhan dari bagian-bagiannya yang
saling bekerja sama untuk mencapai hasil yang diharapkan bedasarkan kebutuhan yang telah
ditanamkan.
c). Pendidik
Berfungsi sebagai pembimbing pengaruh, untuk menumbuhkan aktivitas peserta didik
dan sekaligus sebagai pemegang tanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan.
e). Lingkungan
Lingkungan berfungsi sebagai wadah atau lapangan terlaksananya proses pendidikan.
Menurut Sunarya, Pendidikan nasional adalah sistem pendidikan yang berdiri di atas
landasan dan dijiwai oleh falsafah hidup suatu bangsa dan tujuannya bersifat mengabdi
kepada kepentingan dan cita-cita nasional bangsa tersebut.
a. Landasan Ideal
b. Landasan Konstitusional
c. Landasan Operasional
Dalam GBHN 1988 dirumuskan tujuan pendidikan, yaitu untuk membentuk manusia
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
bekepribadian, berdisiplin, bekerja keras dan tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas,
dan terampil serta sehat jasmani dan rohaani.
Berikut ini dikemukakan Ketetapan MPR tentang GBHN sejak tahun 1966-1988
sebagai landasan operasional pendidikan nasional dan tujuan pendidikan nasional.
1. TAP MPRS No. XXVII/1966 Bab II Pasal 3
2. TAP MPR No. IV / MPR/1973
3. TAP MPR No. IV / MPR/ 1978
4. TAP MPR No. II / MPR/1983
5. TAP MPR No. II / MPR/1988
6. Bab II Pasal 4 UU RI No. 2 Tahun 1989.[6]
a. Unsur-unsur Pokok
Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa
untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang
berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Pendidikan sekolah dapat dibagi menjadi Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan
Pendidikan Tinggi.
1) Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan
menengah.
2) Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
3) Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang
mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang
diselenggarakan oleh pendidikan tinggi.
Satuan pendidikan luar sekolah terdiri dari pendidikan dalam keluarga, pendidikan
melalui kelompok-kelompok belajar, kursus-kursus, dan satuan-satuan pendidikan lain yang
sejenis.
a. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu ( UU No. 20 tahun 2003 pasal 1
ayat 19 ). Kurikulum disusun sebagai alat untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasiona1.Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi, potensi daerah, dan peserta didik.
Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka negara kesatuan
Republik Indonesia dengan memperhatikan : peningkatan iman dan taqwa; peningkatan
akhlak mulia; peningkatan potensi,kecerdasan, dan minat peserta didik; keragaman potensi
daerah dan lingkungan; tuntutan pembangunan daerah dan nasional; tuntutan dunia kerja;
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; agama; dinamika perkembangan
global; persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. (UU No. 20 thn 2003 pasal 36).
b. Tenaga Pendidik
H. Jalur Pendidikan
Jalur Pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan
potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Jalur
pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling
melengkapi dan memperkaya.Jalur pendidikan terdiri atas:
1. Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas:
a. pendidikan dasar
b. pendidikan menengah
c. pendidikan tinggi
2. Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi
warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,
penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat. Pendidikan nonformal sendiri berfungsi mengembangkan potensi peserta
didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta
pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan
formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh
Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.
3. Pendidikan Informal
Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal
setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.
I. Sistem Pendidikan Indonesia Saat Ini
Sistem pendidikan yang telah berlangsung saat ini masih cenderung mengeksploitasi
peserta didik, indikator yang digunakanpun cenderung menggunakan indikator kepintaran,
sehingga secara secara nilai dirapot maupun ijazah tidak serta merta menunjukkan peserta
didik akan mampu bersaing maupun bertahan di tengah gencarnya industrialisasi yang
berlangsung saat ini.
Peserta didik harus mampu menghadapi tantangan global. Namun dari pernyataan
tersebut hanyalah harapan belaka yang belum terelaliasir. Hal ini ditandai dengan masih
tingginya angka pengangguran intelektual di Indonesia merupakan pekerjaan rumah bagi para
pelaku pendidikan di Indonesia, apalagi peserta didik yang hanya mengenyam di bangku
pendidikan sekolah dasar (SD). Bahkan masyarakat yang hidup di wilayah perdalaman
Indonesia yang sulit terjangkau transportasi seperti suku dayak dalam tidak tersentuh
pendidikan nasional. Mereka hanya belajar dari alam sehingga pendidikan yang didapat juga
sangat terbatas. Jadi tidak mungkin peserta didik mampu menghadapi tantangan gobal.
Begitu pula, sistem pembelajaran yang diterapkan di sekolah para peserta didik hanya duduk,
mendengar ceramah dari guru, dan membuat informasi menumpuk dalam benak siswa tetapi
tidak tahu apa yang akan dilakukan dengan segala yg tersimpan dalam otaknya. Kejadian
seperti ini terus berlanjut hingga di Perguruan Tinggi (PT) lebih terfokus pada bagaimana
menyiapkan para mahasiswa yang cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan. Hampir semua PT
menerapkan sistem pembelajaran yang kurang efektif. Para mahasiswa diupayakan cepat
lulus dan mendapatkan pekerjaan, tapi ternyata pada kenyataan di lapangan tidak demikian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah sistem berasal dari bahsa Yunani “systema”, yang berarti sehimpunan bagian
atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan.
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Sistem
pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara
terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan di Indonesia mempunyai
landasan ideal adalah Pancasil, landasan konstitusional ialah UUD 1945, dan landasan
operasional ialah ketetapan MPR tentang GBHN
Visi Pendidikan Nasional: terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang
kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang
menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman
yang selalu berubah. Misi Pendidikan Nasional: Mengupayakan perluasan dan pemerataan
kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia; Membantu
dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai
akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar; Meningkatkan kesiapan masukan
dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang
bermoral; Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat
pembudayaan ilmu pengetahuan. keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan
standar nasional dan global; Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Inonesia.
B. Saran
Mengingat sistem pendidikan di Indonesia yang semakin terpuruk dan banyak anak-anak
yang tidak melanjutkan sekolah, seharusnya pemerintah harus tanggap terhadap hal tersebut,
seperti menambah anggaran pendidikan dalam APBN, meningkatkan kesejahteraan Guru,
menambah infrastruktur sekolah, mencanangkan wajib belajar 12 tahun, serta memperbaiki
sistem pendidikan yang terkesan carut-marut yang pada akhirnya semakin membingungkan
peserta didik.
Perbaikan mutu pendidikan juga sangat diperlukan, karena di era globalisasi seperti sekarang
ini yang menuntut kemajuan pendidikan di negara kita.Sistem pendidikan yang tangguh juga
sangat diperlukan untuk memajukan peserta didik yang tangguh pula. Peran besar pemerintah
juga sangat diperlukan untuk memajukan mutu pendidikan di pedalaman Indonesia, yang
sekarang terkesan diabaikan. Pada intinya, semuanya dimulai dari perbaikan sistem
pendidikan, mutu pendidikan serta anggaran pendidikan yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL ,Januari 05, 2017
Ihsan. Fuad, Dasar Dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.