Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BELAJAR DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Kapita Selekta Pendidikan
Pengampu :
Alfi Muklis Kurniawan, M.Pd

Di Susun Oleh :
1. Ayu Astriana / 10121070
2. Muflikhatul khofifah / 10119012

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


STKIP DARUSSALAM CILACAP
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia Nikmat-Nya yang telah
memberikan bimbingan serta pertolongan kepada penulis, sehingga setelah banyak melalaui
prorses, penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul ”Belajar dalam system
pendidikan nasional” Makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu yang tidak lepas dari
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu – persatu .
Untuk itu saya ucapkan terimakasih.
Penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna . Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati kami, mohon maaf yang sebesar – besarnya. Penulis harap
para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun agar penulis
menjadi lebih baik lagi dikemudian hari.

Karangpucung, 7 April 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu sistem dimana proses pengajaran terjadi di dalamnya.


Pendidikan juga sangat diperlukan untuk mencerdaskan anak bangsa agar dapat memajukan
bangsanya. Oleh sebab itu dalam menyelenggarakan pendidikan memerlukan suatu kesatuan
yang mengaturnya. Tujuannya adalah untuk memperoleh proses pendidikan yang berjalan
dengan terstruktur.
Namun, faktanya sistem pendidikan yang ada sekarang ini, khususnya di indonesia
ternyata masih belum mampu sepenuhnya menjawab kebutuhan dan tantangan global untuk
masa yang akan datang. Program pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan yang
selama ini menjadi fokus pembinaan masih menjadi masalah yang menonjol dalam dunia
pendidikan di Indonesia. Salah satunya masalah internal yang mendasar dan bersifat
komplek, selain itu pula bangsa Indonesia masih menghadapi sejumlah problematika yang
sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan mendasar sampai pendidiakn tinggi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa upaya untuk membangun sumber daya
manusia yang berdaya saing tinggi, berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
bermoral dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang gampang, semua itu memerlukan
partisipasi yang strategis dari berbagai komponen, seperti: Pendidikan awal di keluarga,
kontrol efektif dari masyarakat dan pentingnya penerapan sistem pendidikan yang berkualitas
oleh Negara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Pendidikan Nasional ?
2. Apa tujuan dan fungsi Sistem Pendidikan Nasional ?
3. Bagaimana penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional ?
4. Apa saja Visi dan Misi Sistem Pendidikan Nasional ?
5. Bagaimana prinsip penyelenggraan pendidikan nasional ?
6. Apa saja komponen-komponen dan sarana penunjang komponen-komponen
Sistem Pendidikan Nasional ?
7. Bagaimana sistem pendidikan Indonesia saat ini ?
C. Tujuan
1. Mengetahui Sistem Pendidikan Nasional.
2. Mengetahui fungsi dan tujuan Sistem Pendidikan Nasional.
3. Mengetahui Visi dan Misi Sistem Pendidikan Nasional
4. Agar mengetahui bagaimana sebenarnya penyelenggaraan sisitem pendidikan
nasional yang benar.
5. Mengetahui prinsip penyelenggaran pendidikan nasional.
6. Menegtahui komponen-komponen dan sarana penunjang komponen-komponen
Sistem Pendidikan Nasional.
7. Mengetahui sistem pendidikan Indonesia saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Pendidikan Nasional


Istilah sistem berasal dari bahsa Yunani “systema”, yang berarti sehimpunan
bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu
keseluruhan. Zahara Idris mengemukakan bahwa sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri
atas komponen-komponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber
yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak sekedar acak, yang saling
membantu untuk mencapai suatu hasil (product).
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1984-1985) setiap sistem
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tujuan
2. Fungsi-fungsi
3. Komponen-komponen
4. Interaksi atau saling berhubungan
5. Penggabungan yang menimbulkan jalinan perpaduan
6. Proses transformasi
7. Umpan balik untuk koreksi
8. Daerah batasan dan lingkungan

1) Pendidikan Sebagai Suatu Sistem

merupakan usaha untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Suatu usaha


pendidikan menyangkut tiga unsur pokok, yaitu unsur masukan, unsur proses usaha itu
sendiri, dan unsur hasil usaha.
Masukan usaha pendidikan ialah peserta didik dengan berbagai ciri-ciri yang ada
pada diri peserta didik itu (antara lain, bakat, minat, kemampuan,keadaan jasmani). Dalam
proses pendidikan terkait berbagai hal, seperti pendidik, kurikulum, gedung sekolah, buku,
metode mengajar, dan lain-lain, sedangkan hasil pendidikan dapat meliputi hasil belajar
setelah selesainya suatu proses belajar mengajar tertentu.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menjelaskan pula bahwa “pendidikan
merupakan suatu sistem yang mempunyai unsur-unsur tujuan/sasaran pendidikan, peserta
didik, pengelola pendidikan, struktur/jenjang, kurikulum dan peralatan/fasilitas.

2) Pengertian Sistem Pendidikan

Yang dimaksud dengan sistem adalah jumlah keseluruhan dari bagian-bagiannya


yang saling bekerja sama untuk mencapai hasil yang diharapkan bedasarkan kebutuhan
yang telah ditanamkan.
Secara teoritis , suatu sistem pendidikan terdiri dari komponen-komponen atau
bagian-bagian yang menjadi inti dari proses pendidikan. Adapun komponen atau
faktor-faktor tersebut terdiri dari :
1. Tujuan
Tujuan disebut juga cita-cita pendidikan yang befungsi untuk memberikan arah
terhadap semua kegiatan dalam proses pendidikan
2. Peserta Didik
Fungsinya adalah sebagai objek yang sekaligus sebagai subjek pendidikan.
3. Pendidik
Berfungsi sebagai pembimbing pengaruh, untuk menumbuhkan aktivitas peserta
didik dan sekaligus sebagai pemegang tanggung jawab terhadap pelaksanaan
pendidikan.
4. Alat pendidikan
Maksudnya adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang berfungsi untuk mempermudah atau mempercepat tercapainya
tujuan pendidikan.
5. Lingkungan
Lingkungan berfungsi sebagai wadah atau lapangan terlaksananya proses
pendidikan.

3) Sistem Pendidikan Nasional

Menurut Sunarya, Pendidikan nasional adalah sistem pendidikan yang berdiri di


atas landasan dan dijiwai oleh falsafah hidup suatu bangsa dan tujuannya bersifat
mengabdi kepada kepentingan dan cita-cita nasional bangsa tersebut.
Sementara itu, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, merumuskan bahwa
pendidikan nasional ialah suatu usaha yang membimbing para warga negara Indonesia
menjadi Pancasila, yang berpribadi, berdasarkan akan Ketuhanan berkesadaran
masyarakat dan mampu membudayakan alam sekitar.
Dalam Undang-undang RI No. 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada Bab I Pasal 2 berbunyi: Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar dari
pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dasar
ini dapat dilihat dari Pembukaan UUD 1945 alinea 4 batang tubuh UUD 1945 Bab
XIII Pasal 31.[4]
Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada
nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan zaman. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pen
didikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

B. Dasar Pendidikan Nasional


Pancasila menjadi dasar sistem nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, sebagai termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila sehingga
pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan Pancasila. Melalui sistem
pendidikan nasional diharapkan setiap rakyat Indonesia mempertahankan hidupnya,
mengembangkan dirinya dan secara bersama-sama membangun masyarakatnya.
Pendidikan di Indonesia mempunyai landasan ideal adalah Pancasila, landasan
konstitusional ialah UUD 1945, dan landasan operasional ialah ketetapan MPR
tentang GBHN.
a. Landasan Ideal
Dalam Undang-Undang Pendidikan No. 4 Thun 1950 tentang Dasar-dasar
Pendidikan dan Pengajaran Sekolah pada Bab III Pasal 4 tercantum bahwa landasan
ideal pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang cakap dan
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab terhadap kesejahteraan
masyarakat dan Tanah Air.
b. Ladasan Konstitusional
Pendidikan Nasional didasarkan atas landasan konstitusional/Undang-Undang Dasar
1945 pada Bab XIII Pasal 31 yang berbunyi:
Ayat 1 : Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.
Ayat 2 : Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem
pengajaran nasional yang ditetapkan dengan Undang-Undang.
Pasal 32 berbunyi: Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia. Dalam
pembukaan UUD 1945 dapat dilihat bahwa pemerintah:
1. Memajukan kesejahteraan umum
2. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan kaedilan sosial.
c. Landasan Operasional
Dalam GBHN 1988 dirumuskan tujuan pendidikan, yaitu untuk membentuk manusia
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
bekepribadian, berdisiplin, bekerja keras dan tangguh, bertanggung jawab, mandiri,
cerdas, dan terampil serta sehat jasmani dan rohaani.
Berikut ini dikemukakan Ketetapan MPR tentang GBHN sejak tahun 1966-1988
sebagai landasan operasional pendidikan nasional dan tujuan pendidikan nasional.
1. TAP MPRS No. XXVII/1966 Bab II Pasal 3
2. TAP MPR No. IV / MPR/1973
3. TAP MPR No. IV / MPR/ 1978
4. TAP MPR No. II / MPR/1983
5. TAP MPR No. II / MPR/1988
6. Bab II Pasal 4 UU RI No. 2 Tahun 1989

C. Unsur-unsur Pokok dan Asas-asas Pelaksanaan Pendidikan Nasional


a. Unsur-unsur Pokok
Unsur-unsur pokok Pendidikan Pancasila terdiri dari Pendidikan Moral Pancasila
berdasarkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, pendidikan agama,
pendidikan watak dan kepribadian, pendidikan bahasa, pendidikan jasmani,
pendidikan kesenian, pendidikan ilmu pengetahuan, pendidikan keterampilan,
pendidikan kewarganegaraan, dan pendidikan kesadaran bersejarah.
b. Asas-asas Pelaksanaan
Pendidikan Nasional dilaksanakan dengan memperhatikan asas-asas pelaksanaan
seperti berikut:
1. Asas semesta menyeluruh dan terpadu
2. Asas pendidikan seumur hidup
3. Asas pendidikan berlangsung dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan
masyarakat
4. Asas tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah
5. Asas keselarasan dan keterpaduan dengan ketahanan nasional dan wawasan
nusantara
6. Asas Bhineka Tunggal Ika
7. Asas keselarasan, keserasian, keseimbangan dan kebulatan yang utuh dalam
seluruh kegiatan pendidikan.
8. Asas manfaat, adil dan merata yang memandang manusia Indonesia seutuhnya
tanpa deskriminasi antara rakyat kota, desa, daerah-daerah, suku-suku bangsa,
jennis kelamin, agama, dan lain-lain.
9. Asas Ing Ngarso Sung Tuludo, Ing Madya Mangun Karso dan Tut Wuri
Handayani
10. Asas mobilitas, efisiensi dan efektivitas, yang memungkinkan kesempatan
yang seluas-luasnya bagi manusia Indonesia untuk memperoleh pendidikan.
11. Asas kepastian hukum

Pada asas pendidikan di atas, pendidikan nasional diharapkan memungkinkan


setiap rakyat Indonesia mempertahankan hidupnya, mengembangkan dirinya, dan
secara bersama-sama membangun masyarakatnya.

D. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Nasional


Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, agar berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Fungsi pendidikan nasional sebagai berikut:


1) Alat membangaun pribadi, pengembangan warga negara, pengembangan
kebudayaan, dan pengembangan bangsa Indonesia.
2) Menurut Undang-Undang RI No. 2 Tahun 1989 Bab II Pasal 3 “Pendidikan
Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu
kehidupan dan martabat bangsa Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan
tujuan nasional”.

E. Visi dan Misi Sistem Pendidikan Nasional


a. Visi Sistem Pendidikan Nasional:
Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa
untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi
manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan
zaman yang selalu berubah.
b. Misi Sistem Pendidikan Nasional:
1) Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.
2) Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh
sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat
belajar.
3) Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral.
4) Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai
pusat pembudayaan ilmu pengetahuan. keterampilan, pengalaman, sikap, dan
nilai berdasarkan standar nasional dan global.
5) Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

F. Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Nasional


a. Pendidikan nasional diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan,
nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
b. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik dengan sistem
terbuka dan multimakna.
c. Pendidikan sistem terbuka: fleksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian program
lintas satuan dan jalur pendidikan
d. Pendidikan multimakna: proses pendidikan yang diselenggarakan dengan
berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan watak dan
kepribadian, serta berbagai kecakapan hidup.
G. Komponen-Komponen dan Sarana Penunjang Komponen-Komponen Sistem
Pendidikan Nasional
1) Komponen-komponen sistem pendidikan nasional
Pendidikan nasional merupakan suatu proses yang dimaksudkan untuk
membentuk sejumlah kemampuan manusia Indonesia dari berbagai tingkat usia
dan golongan yang meliputi: kemampaun kepribadian dan moralitas, kemampuan
intelektual, kemampuan sosial kemasyarakatan, kemampuan vokasional,
kemampuan jasmani dan kemampuan-kemampuan lainnya. Untuk mewujudkan
tujuan yang beraneka ragam tersebut diperlukan satuan-satuan dan jalur-jalur pen-
didikan yang merupakan komponen-komponen sistem pendidikan nasional.
Komponen-komponen sistem pendidikan nasional tersebut dapat dibagi dalam dua
golongan besar yaitu satuan pendidikan sekolah dan satuan pendidikan luar
sekolah.
a) Satuan Pendidikan Sekolah
Satuan Pendidikan Sekolah merupakan bagian dari sistem pendidikan yang
bersifat formal, berjenjang dan berkesinambungan. Berdasarkan jenjang dan
sifatnya, pendidikan sekolah dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
1. Dilihat dari Jenjangnya
Pendidikan sekolah dapat dibagi menjadi Pendidikan Dasar, Pendidikan
Menengah dan Pendidikan Tinggi.
a. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi
jenjang pendidikan menengah.
b. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
c. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,
magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan
tinggi.
2. Dilihat dari sifatnya
Pendidikan sekolah dapat diklasifikasikan lagi menjadi pendidikan umum,
pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan,
pendidikan keagamaan, pendidikan akademik dan pendidikan profesional.
b) Satuan pendidikan luar sekolah
Satuan pendidikan luar sekolah terdiri dari pendidikan dalam keluarga,
pendidikan melalui kelompok-kelompok belajar, kursus-kursus, dan satuan-
satuan pendidikan lain yang sejenis.

2) Sarana Penunjang Komponen-Komponen Sistem pendidikan


Keberhasilan komponen-komponen sistem pendidikan dalam menunaikan
fungsinya juga tergantung pada adanya beberapa sarana penunjang yang ikut
membantu berfungsinya komponen-kornponen atau satuan-satuan pendidikan
tersebut. Beberapa di antara sarana penunjang dalam sistem pendidikan kita
adalah: kurikulum, tenaga kependidikan, sumberdaya pendidikan dan
pengelolaan.

a. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu ( UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 19 ). Kurikulum disusun sebagai
alat untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasiona1.Kurikulum pada semua
jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi, potensi daerah, dan peserta didik.
Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka negara
kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan : peningkatan iman dan
taqwa; peningkatan akhlak mulia; peningkatan potensi,kecerdasan, dan minat
peserta didik; keragaman potensi daerah dan lingkungan; tuntutan
pembangunan daerah dan nasional; tuntutan dunia kerja; perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni; agama; dinamika perkembangan global;
persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. (UU No. 20 thn 2003 pasal 36).
b. Tenaga Pendidik
Tenaga kependidikan merupakan ujung tombak usaha perwujudan tujuan
pendidikan. Tugas pokok mereka adalah menyelenggarakan kegiatan
mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan/atau
memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Mereka terdiri dari
tenaga-tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, penga-was,
peneliti dan pengembang dalam bidang pendidikan, pustakawan, laboran, dan
teknisi sumber belajar. Mereka seharusnya merupakan orang-orang yang
profesional yang menguasai tugasnya dan memiliki dedikasi dalam
melaksanakan tugasnya.
c. Sumber Daya Pendidikan
Berhasilnya suatu satuan pendidikan dalam menunaikan fungsinya perlu
ditunjang dengan penyediaan sumberdaya pendidikan yang meliputi: gedung
dan perlengkapannya, sumber belajar seperti buku-buku dan alat-alat bantu
mengajar dan dana yang memadai.

H. Jalur Pendidikan

Jalur Pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan
potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat
saling melengkapi dan memperkaya.Jalur pendidikan terdiri atas:
a) Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang
terdiri atas:
1. Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi
jenjang pendidikan menengah. Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai
dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Pemerintah dan
Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar bagi setiap
warga negara yang berusia 6 (enam) tahun pada jenjang pendidikan dasar
tanpa memungut biaya.
Pendidikan dasar berbentuk: Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah
(MI) atau bentuk lain yang sederajat; serta Sekolah Menengah Pertama (SMP)
dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
2. Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan
menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah
kejuruan.
Pendidikan menengah berbentuk:
1) Sekolah Menengah Atas (SMA),
2) Madrasah Aliyah (MA),
3) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan
4) Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
3. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah
yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan
doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Perguruan tinggi dapat berbentuk:
1. Akademi
2. Politeknik
3. Sekolah Tinggi
4. Institut
5. Universitas
Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan
program akademik, profesi, dan vokasi.
b) Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal
diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan
yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan
formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan
nonformal sendiri berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan
penekanan pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta
pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

Pendidikan nonformal meliputi:


1) pendidikan kecakapan hidup,
2) pendidikan anak usia dini,
3) pendidikan pemberdayaan perempuan,
4) pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,

Satuan pendidikan nonformal terdiri atas:


1) lembaga kursus,
2) lembaga pelatihan,
3) kelompok belajar,
4) pusat kegiatan belajar masyarakat, dan
5) majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.

Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan


bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program


pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga
yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada
standar nasional pendidikan.
c) Pendidikan Informal
Pendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Kegiatan
pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk
kegiatan belajar secara mandiri.
Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan
nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional
pendidikan.

I. Sistem Pendidikan Indonesia Saat Ini


Sistem pendidikan yang telah berlangsung saat ini masih cenderung
mengeksploitasi peserta didik, indikator yang digunakanpun cenderung menggunakan
indikator kepintaran, sehingga secara secara nilai dirapot maupun ijazah tidak serta
merta menunjukkan peserta didik akan mampu bersaing maupun bertahan di tengah
gencarnya industrialisasi yang berlangsung saat ini.
Sekarang yang harus dipikirkan adalah bagaimana sistem pendidikan di Indonesia
menciptakan anak bangsa yang memilikisensitifitas terhadap lingkungan hidup yang
krisis sumber-sumber kehidupan, serta mendorong terjadinya sebuah kebersamaan
dalam keadilan hak. Sistem pendidikan harus lebih ditunjukan agar terjadi
keseimbangan terhadap ketersediaan sumber daya alam serta kepentingan-
kepentingan ekonomi dengan tidak meninggalkan sistem sosial dan budaya yang telah
dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Peserta didik harus mampu menghadapi tantangan global. Namun dari pernyataan
tersebut hanyalah harapan belaka yang belum terelaliasir. Hal ini ditandai dengan
masih tingginya angka pengangguran intelektual di Indonesia merupakan pekerjaan
rumah bagi para pelaku pendidikan di Indonesia, apalagi peserta didik yang hanya
mengenyam di bangku pendidikan sekolah dasar (SD). Bahkan masyarakat yang
hidup di wilayah perdalaman Indonesia yang sulit terjangkau transportasi seperti suku
dayak dalam tidak tersentuh pendidikan nasional. Mereka hanya belajar dari alam
sehingga pendidikan yang didapat juga sangat terbatas. Jadi tidak mungkin peserta
didik mampu menghadapi tantangan gobal.
Begitu pula, sistem pembelajaran yang diterapkan di sekolah para peserta didik
hanya duduk, mendengar ceramah dari guru, dan membuat informasi menumpuk
dalam benak siswa tetapi tidak tahu apa yang akan dilakukan dengan segala yg
tersimpan dalam otaknya. Kejadian seperti ini terus berlanjut hingga di Perguruan
Tinggi (PT) lebih terfokus pada bagaimana menyiapkan para mahasiswa yang cepat
lulus dan mendapatkan pekerjaan. Hampir semua PT menerapkan sistem
pembelajaran yang kurang efektif. Para mahasiswa diupayakan cepat lulus dan
mendapatkan pekerjaan, tapi ternyata pada kenyataan di lapangan tidak demikian.
Persaingan produk dunia sedemikian beratnya, industri masa depan adalah industri
yg terus menerus menciptakan kreasi dan nilai plus produk. Sementara siswa tidak
didik untuk berkompetisi di dalam aktivitas produk, tetapi malah digalakan kompetisi
test tertulis angka dan kalimat-kalimat. Siswa kita hanya terlatih berkompetisi cerdas
cermat, tetapi kompetisi kreasi anak sekolah amat jarang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah sistem berasal dari bahsa Yunani “systema”, yang berarti sehimpunan bagian
atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu
keseluruhan. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar
pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap
tuntutan perubahan zaman. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan
komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional. Pendidikan di Indonesia mempunyai landasan ideal adalah
Pancasil, landasan konstitusional ialah UUD 1945, dan landasan operasional ialah
ketetapan MPR tentang GBHN

Visi Pendidikan Nasional: terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial


yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia
berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Misi Pendidikan Nasional:
Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan
yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia; Membantu dan memfasilitasi
pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat
dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar; Meningkatkan kesiapan masukan
dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian
yang bermoral; Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga
pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan. keterampilan,
pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global;
Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Inonesia.

B. Saran
Mengingat sistem pendidikan di Indonesia yang semakin terpuruk dan banyak
anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah, seharusnya pemerintah harus tanggap
terhadap hal tersebut, seperti menambah anggaran pendidikan dalam APBN,
meningkatkan kesejahteraan Guru, menambah infrastruktur sekolah, mencanangkan
wajib belajar 12 tahun, serta memperbaiki sistem pendidikan yang terkesan carut-
marut yang pada akhirnya semakin membingungkan peserta didik.

Perbaikan mutu pendidikan juga sangat diperlukan, karena di era globalisasi seperti
sekarang ini yang menuntut kemajuan pendidikan di negara kita.Sistem pendidikan
yang tangguh juga sangat diperlukan untuk memajukan peserta didik yang tangguh
pula. Peran besar pemerintah juga sangat diperlukan untuk memajukan mutu
pendidikan di pedalaman Indonesia, yang sekarang terkesan diabaikan. Pada
intinya, semuanya dimulai dari perbaikan sistem pendidikan, mutu pendidikan serta
anggaran pendidikan yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Ihsan. Fuad, Dasar Dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Budi
Wahyono., “Defenisi dan Dasa Sistem Pendidikan Nasional”,
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/12/definisi-dan-dasar-sistem-
pendidikan.html Rahayu Pratiwi Kusuma,, “Makalah Sistem Pendidikan Nasional”,
http://rahayukusumapratiwi.blog spot.com/2013/01/makalah-sistem-pendidikan-
nasional.html Zhalabe: Reading Is Fundamental, “ Visi dan Misi Pendidikan
Nasional),http://zhalabe.blogspot.com/2012/03/visi-dan-misi-pendidikan-
nasional.html#.UaTB_dIVMZY
http://ilhamberkuliah.blogspot.co.id/2016/03/makalah-sistem-pendidikan-
nasional.html http://www.ilmusahid.com/2016/08/makalah-sistem-pendidikan-
nasional.html Fuad Ihsan, Dasar Dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2008,
hal. 107-108.Ibid., hal. 110. Lihat Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat
Pendidikan Islam, Pt. Al-Ma’arif, Bandung, 1986, hlm. 19, Tadjab, Perbandingan
Pendidikan, Karya Abditama, Surabaya, 1994, hlm.33 Ibid., hal. 114-115. Budi
Wahyono., “Defenisi dan Dasa Sistem Pendidikan Nasional”,
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/12/definisi-dan-dasar-sistem-
pendidikan.html Fuad Ihsan, Dasar Dasar Kependidikan, hal.119-124. Ibid., hal.
124-126. Rahayu Pratiwi Kusuma,, “Makalah Sistem Pendidikan Nasional”,
http://rahayukusumapratiwi.blog spot.com/2013/01/makalah-sistem-pendidikan-
nasional.html Zhalabe: Reading Is Fundamental, “ Visi dan Misi Pendidikan
Nasional)http://zhalabe.blogspot.com/2012/03/visi-dan-misi-pendidikan-
nasional.html#.UaTB_dIVMZY dasar dasar pendidikan makalah ddp sistem
penddikan nasional sistem pendidikan nasional indonesia

Anda mungkin juga menyukai