Anda di halaman 1dari 16

HAKIKAT MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA

Dosen Pengampu : Noor Lis Wildayanti

Disusun oleh :

Nama : Priti Dewi Sulistya Aini


NIM : 1801050046

Kelas : 1B

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2018

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia memiliki kedudukan yang paling tinggi diantara ciptaan Tuhan lainnya.
Dengan kekuatan dan keterbatasannya, manusia dapat berbuat apa saja atas dirinya
sendiri maupun lingkungannya. Potensi manusia seperti itu secara mendasar telah
dimiliki manusia sejak dari awal penciptaannya.

Manusia memiliki sifat hakikat yang merupakan karakteristik manusia yang


membedakan dengan mahluk lainnya. Sifat hakikat inilah merupakan landasan dan arah
dalam merancang dan melaksanakan komunikasi transaksional di dalam interaksi
edukatif. Oleh karena itu sasaran pendidikan adalah manusia dimana pendidikan
bertujuan membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi
kemanusiannya.

Agar pendidikan dapat dilakukan dengan tepat dan benar, pendidikan harus
memiliki gambaran yang jelas siapa manusia sebenarnya. Selain itu, gambaran yang
jelas tentang manusia perlu dimiliki oleh pendidik karena adanya perkembangan sains
dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini. Memang banyak manfaat yang didapat
bagi kehidupan manusia darinya, namun di sisi lain juga terdapat dampak negatif yang
muncul. Tanpa disadari hal tersebut merugikan bahkan mengancam keutuhan eksistensi
manusiA.

Dalam makalah ini akan dibahas tentang hakikat manusia dan


pengembangannya, dengan harapan menjadi titik tolak bagi paparan selanjutnya.

B. PERUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian hakikat manusia?

2. Apa pengertian perkembangan manusia?

3. Apa sajakah sifat hakikat manusia?

4. Apa sajakah dimensi hakikat manusia?

5. Bagaimana pengembangan dimensi hakikat manusia itu?

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HAKIKAT MANUSIA

Manusia menjadi makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di antara makhluk
yang lain karena memang manusia diberikan karunia yang lebih, yakni dengan
memiliki akal, pikiran dan perasaan. Hakikat manusia juga mempunyai begitu banyak
arti, seperti :

 Makhluk yang mempunyai tenaga dalam yang bisa menggerakkan hidupnya


dalam rangka memenuhi segala kebutuhan.
 Individu yang mempunyai sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah
laku intelektual dan sosial.
 Mampu mengarahkan dirinya kepada tujuan yang bersifat positif, mampu
mengatur dan mengontrol dirinya, serta mampu untuk menentukan nasibnya.
 Makhluk yang dalam proses menjadi pribadi yang berkembang dan terus
berkembang, tak pernah selesai (tuntas) selama masa hidupnya.
 Individu yang di dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha guna
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia menjadi
jauh lebih baik untuk ditempati.
 Suatu keberadaan yang memiliki potensi dengan perwujudannya menjadi
ketakterdugaan dengan potensi yang tidak terbatas.
 Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung
kemungkinan baik dan jahat.
 Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan, terutama pada lingkungan
sosial, bahkan ia tak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya
tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.

Kehadiran manusia pertama tak terlepas dari adanya asal-usul kehidupan di alam
semesta. Asal-usul manusia menurut ilmu pengetahuan tak bisa dipisahkan dari teori
mengenai spesies lain yang sudah ada sebelumnya dengan melalui proses evolusi.

B. PENGERTIAN PERKEMBANGAN

Perkembangan merupakan suatu proses sosialisasi dalam bentuk irnitasi yang


berlangsung dengan adaptasi (penyesuaian) dan seleksi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan manusia adalah keturunan, lingkungan, dan manusia
itu sendiri. Fase-fase perkembangan menurut beberapa ahli psikologi :

a. Menurut Aristoteles

1).0,0-7,0 : masa anak kecil

2).7,0-14,0 : masa anak

3).14,0-21,0 : masa remaja


b.Menurut Mantessori

1).0,0-7,0 : periode penemuan dan pengaturan dunia luar.

2).7,0-12,0 : periode rencana abstrak

3).12,0-18,0 : periode penemuan diri dan kepekaan sosial

4).18,0- : periode pendidikan tinggi

c. Menurut Comenius

1).0,0-6,0 : scola matema

2).6,0-12,0 : scolavernatulata

3).12,0-18,0 : scola latina

4).18,0-24,0 : acodemia

d.Menurut J.J Rousseau

1) 0,0-2,0 : masa asuhan

2).2,0-12,0 : masa pendidikan jasmani dan latihan panca


indera

3).12,0-15,0 : masa pendidikan akal.

4).15,0-20,0 : masa pembentukan watak dan pendidikan


agama

e. Menurut Oswald Kroch


1).masa anak-anak

2).masa bersekolah

3).masa kematanga.

f. Menurut Elizabeth B. Hurlock

1).periode pre natal

2).masa oral

3).masa bayi

4).masa anak-anak

5).masa pubertas

C. PERUBAHAN TINGKAH LAKU AKIBAT BELAJAR

Pengertian belajar dapat disimpulkam sebagai berikut :

Dengan belajar itu belajar itu diharapkan tingkah laku seseorang akan berubah.
Dengan belajar pengetahuan dan kecakapan seseorang akan bertarnbah. Perubahan
tingkah laku dan penambahan pengetahuan ini di dapat lewat suatu usaha.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar adalah :

 Anak yang belajar meliputi faktor fisiologis dan psikologis.

a. Faktor dari luar :

1. Endogen :

fisiologis (kesehatan fisik dan indra)

psikologis :

a. adanya rasa ingin tahu.dari siswa.

b. kreatif, inovatif de akseleratif

c. bermotivasi tinggi.
d. adanya sifat kompetitif yang sehat

e. kebutuhan akan rasa aman, penghargaan, aktualisasi diri, kasih sayang dan

rasa memiliki.

2. Eksogen :

a. instrumental (kurikulum, program, laboratorium)

b. lingkungan (sosial dan non sosial)

 Pusat berlangsungnya pendidikan adalah :

a. Keluarga.

b. Sekolah.

c. Masyarakat.

 Ciri-ciri keberhasilan pendidikan pada seseorang dapat terlihat pada :

1. Mengerti benar akan tugasnya dengan baik dan didorong oleh rasa tanggung

jawab yang kuat terhadap dirinya serta terhadap Tuhan.

2. Mampu mengadakan hubungan sosial dengan bekerja sama dengan orang lain.

3. Mampu menghadapi segala perubahan dunia karena salah satu ciri kehidupan
ialah perubahan.

4. Sadar akan dirinya dan harga dirinya sehingga tidak mudah memperjualbelikan
dirinya dan kreatif.

5. Peka terhadap nilai-nilai yang sifatnya rohaniah.

6. Pribadi manusia tidak dapat dirumuskan sebagai suatu keseluruhan tanpa


sekaligus meletakkan hubungannya dengan lingkungan. Jadi kepribadian
adalah suatu kesatuan psikofisik termasuk bakat, kecakapan, emosi, keyakinan,
kebiasaan, menyatakan dirinya dengan khas di dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.
7. Sedangkan peranan pendidik/tutor dalam pengembangan kepribadian adalah
menjadi jembatan penghubung atau media untuk mengaktualisasikan potensi
psikofisik individu dalam menyelesaikan diri dengan lingkungannya.

D. SIFAT HAKIKAT MANUSIA

Dalam pengantar ilmu pendidikan, hal yang paling mendasar untuk dipelajari
adalah tentang sifat hakikat manusia. Sebab, dengan mengetahui sifat hakikat manusia
tersebut dapat memberikan arti dan makna kita sebagai manusia dalam dunia
pendidikan ke depannya karena dengan pendidikan dapat membantu manusia untuk
menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaan yang ada pada diri manusia itu
sendiri.

Adapun sifat hakikat manusia, pada dasarnya terbagi menjadi 8 (delapan) yaitu
sebagai berikut:

1. Kemampuan menyadari diri sendiri


Manusia harus mampu menyadari dirinya sendiri. Manusia harus mampu dan
mengembangkan apa yang ada dalam dirinya demi kemanusiaannya. Mampu
mengembangkan aspek sosialitasnya dan mampu juga mengembangkan aspek
individualitasnya sehingga jika manusia dapat menyeimbangkan kedua aspek
tersebut.
2. Kemampuan bereksistensi
Bereksistensi menyatakan bahwa manusia itu ada dan mengetahui apa yang
ada di luar dirinya. Kemampuan bereksistensi berarti manusia mampu membuat
jarak antara "aku" atau egonya dengan "dirinya" sebagai obyektif. Dengan
kemampuan bereksistensi, manusia pun mampu melihat obyek sebagai "sesuatu".
Sesuatu di sini adalah dapat merubah obyek yang diamatinya menjadi sesuatu yang
berguna dengan akal pikirannya.
3. Pemilikan kata hati (qalbu)
Manusia berbeda dengan binatang dan makhluk lainnya karena manusia
memiliki kata hati atau qalbu yang dapat memberikan penerangan tentang baik dan
buruknya perbuatan sebagai manusia. Jika ada sesuatu yang salah maka kata hati
akan berbicara, begitu pun sebaliknya.
4. Moral (etika)
Secara garis besar, moral (etika) adalah nilai-nilai yang mengatur manusia.
Nilai-nilai itu sendiri mencakup dua hal, yaitu nilai dasar yang bersifat universal
(nilai-nilai kemanusiaan secara umum) dan nilai instrumental yang bersifat
bahagian dari nilai-nilai dasar tersebut dan lebih menekankan kepada cara atau hal
yang nampak dalam keumuman nilai dasar.
Dengan memiliki moral (etika), manusia mampu membuat jarak antara kata
hati dengan moral. Jika kata hati berkata baik maka moral manusia itu pun dapat
menghadirkan nilai-nilai yang baik. Dengan begitu, dengan pendidikan berarti
manusia dapat menumbuhkembangkan etiket (sopan santun) dan etika (nilai-nilai
kehidupan).
5. Tanggung jawab
Tanggung jawab manusia di dunia ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu
tanggung jawab kepada diri sendiri, tanggung jawab kepada masyarakat, dan
tanggung jawab kepada Tuhan. Namun demikian, tanggung jawab itu bermuara
kepada Tuhan sebab manusia diciptakan adalah sebagai bukti pengabdian manusia
kepada Tuhannya untuk menjaga atau sebagai khalifah di muka bumi. Tanggung
jawab itu sendiri berasal dari moral manusia yang dihadirkan oleh kata hatinya.
6. . Rasa kebebasan
Rasa kebebasan harus sesuai dengan tuntutan kodrat manusia, mampu
merubah ikatan luar yang membelenggu menjadi ikatan dalam yang menggerakkan
hatinya. Jadi, semua tuntutan yang ada dalam kehidupan harus mampu menyatu
dengan dirinya sendiri sehingga manusia dapat bebas menurut kodratnya.
Oleh sebab itu, dalam rasa kebebasan (kemerdekaan) manusia dapat
mengendalikan kata hatinya agar dapat menciptakan moral yang baik sehingga
dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya sesuai dengan rasa kebebasan
tersebut.
7. . Kewajiban dan Hak
Manusia dilahirkan Tuhan ke dunia karena memiliki hak hidup sejak manusia
itu masih berada di dalam rahim. Namun, hak itu harus dibarengi oleh kewajiban
yang merupakan keniscayaan bagi dirinya sebab jika kewajiban tidak ada maka
hak adalah sesuatu yang kosong. Kita tak perlu menuntut hak lebih awal jika
kewajiban yang dituntut belum dijalankan. Hak itu ada karena kewajiban ada.
8. . Menghayati kebahagiaan
Puncak dari sifat hakikat manusia adalah menghayati kebahagiaan.
Menghayati kebahagiaan berarti memadukan antara pengalaman yang
menyenangkan dengan yang pahit melalui sebuah proses, di mana hasil yang
didapat adalah kesediaan menerima apa adanya. Jadi, kebahagiaan itu muncul
ketika kejadian atau pun pengalaman sudah dipadukan di dalam hati dan kita
mampu menerimanya dengan apa adanya tanpa harus menuntut sedikit pun.

E. DIMENSI HAKIKAT MANUSIA

1. 1. Dimensi Keindividuan
Setiap anak manusia yang dilahirkan telah
dikaruniai potensi untuk menjadi berbeda dari yang
lain atau menjadi dirinya sindiri. Inilah sifat
individualitas.Karena adanya individualitas itu
setiap orang mempunyai kehendak,
perasaan,cita-cita,kecenderungan,semangat dan
daya tahan yang berbeda-beda. Setiap manusia memiliki kepribadian unik yang tidak
dimiliki oleh orang lain.
2. Dimensi Kesosialan
Setiap anak dikaruniai benih
kemungkinan untuk bergaul. Artinya setiap
orang dapat saling berkomunikasi yang
pada hakikatnya di dalamnya ada unsur saling memberi dan menerima.Adanya dimensi
kesosialan pada diri manusia tampak jelas pada dorongan untuk bergaul. Dengan
adanya dorongan untuk bergaul setiap orang ingin bertemu dengan sesamanya.
Tidak ada seorangpun yang dapat hidup seorang diri lengkap dengan sifat hakekat
kemanusiaannya di tempat yang terasing. Sebab seseorang hanya dapat
mengembangkan sifat individualitasnya di dalam pergaulan sosial seseorang dapat
mengembangkan kegemarannya, sikapnya,
cita-citanya di dalam interaksi dengan sesamanya.
3. Dimensi Kesusilaan
Kesusilaan adalah kepantasan dan kebaikan
yang lebih tinggi. Manusia itu dikatakan sebagai
makhluk susila. Drijarkoro mengartikan manusia
susila sebagai manusia yang memiliki nilai-nilai,
menghayati, dan melaksanakan nilai-nilai tersebut dalam perbuatan. (Drijarkoro 1978 :
36 – 39) dalam buku (Pengantar Pendidikan Prof. Dr. Tirtaraharja dan Drs. S.L La Ulo
2005 : 21. Agar manusia dapat melakukan apa yang semestinya harus dilakukan, maka
dia harus mengetahui, menyadari dan memahami nilai-nilai. Kemudian diikuti dengan
kemauan atau kesanggupan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.
4. Dimensi Keberagamaan
Pada hakikatnya manusia adalah makhluq religius. Mereka percaya bahwa di luar
alam yang dapat dijangkau oleh indranya ada kekuatan yang menguasai alam semesta
ini. Maka dengan adanya agama yang diturunkan oleh tuhan manusia menganut agama
tersebut.
Beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah makhluq yang
lemah sehingga memerlukan tempat bertopang. Manusia memerlukan agama demi
keselamatan hidupnya. Manusia dapat menghayati agama melalui proses pendidikan
agama. Disinilah tugas orang tua dan semua pendidik untuk melaksanakan pendidikan
agama kepada anaknya atau anak didiknya.

F. PENGEMBANGAN DIMENSI HAKIKAT MANUSIA


Seperti yang telah dijelaskan bahwa sasaran pendidikan adalah manusia sehingga
dengan sendirinya pengembangan dimensi hakikat manusia menjaditugas
pendidikan. Manusia lahir telah dikaruniai dimensi hakikat manusia tetapi masih
dalam wujud potensi, belum teraktualisasi menjadi wujud nyata. Oleh karena itu,
dibutuhkan proses pendidikan untuk merealisasikan potensi manusia tersebut. Misalnya
seseorang dilahirkan dengan bakat seni. Peran pendidikan sangat diperlukan untuk
merealisasikannya menjadi seorang seniman terkenal. Meskipun pendidikan itu pada
dasarnya baik, tetapi dalam pelaksanaannya mungkin terjadi kesalahan yang disebut
salah didik. Sehubungan dengan hal tersebut, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi,
yaitu :

a. Pengembangan yang utuh

Tingkat keutuhan perkembangan dimensi hakikat manusia ditentukan oleh dua


faktor, yaitu kualitas dimensi hakikat manusia itu sendiri secara potensial dan kualitas
pendidikan yang disediakan untuk memberikan pelayanan atas perkembangannya.
Pendidikan yang berhasil adalah pendidikan yang sanggup menghantar subjek didik
menjadi seperti dirinya sendiri selaku anggota masyarakat.

Perkembangan yang dimaksud mencakup yang bersifat horizontal (yang


menciptakan keseimbangan hubungan antarmanusia maupun dengan lingkungan
fisiknya) dan yang bersifat vertikal (yang menciptakan ketinggian martabat manusia,
yaitu kognitif, afektif dan psikomotor).

b. Pengembangan yang tidak utuh

Pengembangan yang tidak utuh terhadap dimensi hakikat manusia akan terjadi di
dalam proses pengembangan jika ada unsur dimensi hakikat manusia yang terabaikan
untuk ditangani. Pengembangan yang tidak utuh berakibat terbentuknya kepribadian
yang pincang dan tidak mantap.
KONTRIBUSI DAN PENGKAJIAN

Pada dasarnya manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling tinggi
derajatnya dibanding dengan makhluk-makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Tingginya
derajat manusia dibandingkan dengan makhluk lain ini ditunjukkan dengan adanya akal
dan pikiran pada manusia. Sebagaimana makhluk hidup, tumbuhan juga tumbuh dan
berkembang, namun ia tidak dapat berpindah, mempunyai emosi, atau berinteraksi
langsung dengan pihak lain yang memberikan suatu aksi atau tindakan pada diri sendiri.
Misalnya tumbuh-tumbuhan tidak dapat berjalan atau berlari, marah ketika ditebang,
tertawa ketika disiram atau diberi pupuk, merespon ketika diajak berinteraksi dan
berkomunikasi. Demikian pula dengan binatang, walaupun ia dapat berpindah-pindah
tempat, mempunyai emosi dan dapat berinteraksi maupun berkomunikasi, namun apa
yang dilakukannya hanya dalam lingkup dan proses belajar yang terbatas, serta lebih
karena adanya dorongan naluri saja. Sedangkan manusia mempunyai tingkatan yang
lebih tinggi karena selain mempunyai ciri-ciri sebagai makhluk hidup seperti di atas,
manusia juga mempunyai akal dan pikiran yang dapat memperhitungkan
tindakan-tindakannya melalui proses belajar yang terus menerus.

Akal dan pikiran yang dimiliki manusia adalah bagian dari budaya. Dengan
akal dan pikirannya manusia dengan kegiatan akal dan pikirannya dapat mengubah dan
menciptakan realitas melalui simbol-simbol atau sistem perlambangan. Contoh dari
sistem perlambangan adalah bahasa yang melambangkan sesuatu berdasarkan sistem
pola hubungan antara benda, tindakan, dan sebagainya dengan apa yang dilambangkan.
Bahasa tidak hanya yang verbal tapi juga berupa tulisan, lukisan, tanda atau isyarat.
Karena kegiatan berpikir manusia ini budaya tercipta. Budaya sebagai sistem gagasan
yang sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau di foto, karena berada di dalam alam
pikiran atau perkataan seseorang. Terkecuali bila gagasan itu dituliskan dalam karangan
buku. Budaya sebagai sistem gagasan menjadi pedoman bagi manusia dalam bersikap
dan berperilaku.

Dari uraian di atas telah jelas bahwa manusia adalah makhluk yang derajatnya
paling atas bila dibandingkan dengan yang lain, karena manusia mempunyai akal dan
pikiran. Perilaku manusia sebagai makhluk budaya merupakan gabungan dari adanya
unsur fisik/ raga, mental/ kepribadian. Sehingga yang berkembang dalam diri manusia
tidak hanya raganya namun juga emosional dan intelektualnya. Dengan demikian
manusia sebagai makhluk budaya hendaknya dapat memanfaatkan/ mendayagunakan
sumber daya alam dengan sebaik mungkin, dengan sebijaksana mungkin sehingga
tercipta masyarakat atau peradaban yang damai dan ideal.
REFERENSI

 Ryan Yuli Purnami .2013. Hakikat Manusia dan Perkembangannya. Indonesia :


Blogger
http://ryanyulipurnami.blogspot.com/2013/03/hakikat-manusia-dan-pengembangan
nya.html

 Zawaily. 2012. Sifat Hakikat Manusia. Indonesia : Blogger

https://zuwaily.blogspot.com/2012/10/sifat-hakikat-manusia.html

 Habibullah Al-Faruq.2018.Pengertian dan Aspek Hakikat Manusia.Indonesia :


Blogger

http://www.habibullahurl.com/2018/02/pengertian-dan-aspek-hakikat-manusia.html

 Tiffany Ngunyen.:2018.Hakikat Manusia.Indonesia : Wordpress.com

https://nie07independent.wordpress.com/hakikat-manusia/

Anda mungkin juga menyukai