Disusun oleh :
Kelas : 1B
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia memiliki kedudukan yang paling tinggi diantara ciptaan Tuhan lainnya.
Dengan kekuatan dan keterbatasannya, manusia dapat berbuat apa saja atas dirinya
sendiri maupun lingkungannya. Potensi manusia seperti itu secara mendasar telah
dimiliki manusia sejak dari awal penciptaannya.
Agar pendidikan dapat dilakukan dengan tepat dan benar, pendidikan harus
memiliki gambaran yang jelas siapa manusia sebenarnya. Selain itu, gambaran yang
jelas tentang manusia perlu dimiliki oleh pendidik karena adanya perkembangan sains
dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini. Memang banyak manfaat yang didapat
bagi kehidupan manusia darinya, namun di sisi lain juga terdapat dampak negatif yang
muncul. Tanpa disadari hal tersebut merugikan bahkan mengancam keutuhan eksistensi
manusiA.
B. PERUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia menjadi makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di antara makhluk
yang lain karena memang manusia diberikan karunia yang lebih, yakni dengan
memiliki akal, pikiran dan perasaan. Hakikat manusia juga mempunyai begitu banyak
arti, seperti :
Kehadiran manusia pertama tak terlepas dari adanya asal-usul kehidupan di alam
semesta. Asal-usul manusia menurut ilmu pengetahuan tak bisa dipisahkan dari teori
mengenai spesies lain yang sudah ada sebelumnya dengan melalui proses evolusi.
B. PENGERTIAN PERKEMBANGAN
a. Menurut Aristoteles
c. Menurut Comenius
2).6,0-12,0 : scolavernatulata
4).18,0-24,0 : acodemia
2).masa bersekolah
3).masa kematanga.
2).masa oral
3).masa bayi
4).masa anak-anak
5).masa pubertas
Dengan belajar itu belajar itu diharapkan tingkah laku seseorang akan berubah.
Dengan belajar pengetahuan dan kecakapan seseorang akan bertarnbah. Perubahan
tingkah laku dan penambahan pengetahuan ini di dapat lewat suatu usaha.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar adalah :
1. Endogen :
psikologis :
c. bermotivasi tinggi.
d. adanya sifat kompetitif yang sehat
e. kebutuhan akan rasa aman, penghargaan, aktualisasi diri, kasih sayang dan
rasa memiliki.
2. Eksogen :
a. Keluarga.
b. Sekolah.
c. Masyarakat.
1. Mengerti benar akan tugasnya dengan baik dan didorong oleh rasa tanggung
2. Mampu mengadakan hubungan sosial dengan bekerja sama dengan orang lain.
3. Mampu menghadapi segala perubahan dunia karena salah satu ciri kehidupan
ialah perubahan.
4. Sadar akan dirinya dan harga dirinya sehingga tidak mudah memperjualbelikan
dirinya dan kreatif.
Dalam pengantar ilmu pendidikan, hal yang paling mendasar untuk dipelajari
adalah tentang sifat hakikat manusia. Sebab, dengan mengetahui sifat hakikat manusia
tersebut dapat memberikan arti dan makna kita sebagai manusia dalam dunia
pendidikan ke depannya karena dengan pendidikan dapat membantu manusia untuk
menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaan yang ada pada diri manusia itu
sendiri.
Adapun sifat hakikat manusia, pada dasarnya terbagi menjadi 8 (delapan) yaitu
sebagai berikut:
1. 1. Dimensi Keindividuan
Setiap anak manusia yang dilahirkan telah
dikaruniai potensi untuk menjadi berbeda dari yang
lain atau menjadi dirinya sindiri. Inilah sifat
individualitas.Karena adanya individualitas itu
setiap orang mempunyai kehendak,
perasaan,cita-cita,kecenderungan,semangat dan
daya tahan yang berbeda-beda. Setiap manusia memiliki kepribadian unik yang tidak
dimiliki oleh orang lain.
2. Dimensi Kesosialan
Setiap anak dikaruniai benih
kemungkinan untuk bergaul. Artinya setiap
orang dapat saling berkomunikasi yang
pada hakikatnya di dalamnya ada unsur saling memberi dan menerima.Adanya dimensi
kesosialan pada diri manusia tampak jelas pada dorongan untuk bergaul. Dengan
adanya dorongan untuk bergaul setiap orang ingin bertemu dengan sesamanya.
Tidak ada seorangpun yang dapat hidup seorang diri lengkap dengan sifat hakekat
kemanusiaannya di tempat yang terasing. Sebab seseorang hanya dapat
mengembangkan sifat individualitasnya di dalam pergaulan sosial seseorang dapat
mengembangkan kegemarannya, sikapnya,
cita-citanya di dalam interaksi dengan sesamanya.
3. Dimensi Kesusilaan
Kesusilaan adalah kepantasan dan kebaikan
yang lebih tinggi. Manusia itu dikatakan sebagai
makhluk susila. Drijarkoro mengartikan manusia
susila sebagai manusia yang memiliki nilai-nilai,
menghayati, dan melaksanakan nilai-nilai tersebut dalam perbuatan. (Drijarkoro 1978 :
36 – 39) dalam buku (Pengantar Pendidikan Prof. Dr. Tirtaraharja dan Drs. S.L La Ulo
2005 : 21. Agar manusia dapat melakukan apa yang semestinya harus dilakukan, maka
dia harus mengetahui, menyadari dan memahami nilai-nilai. Kemudian diikuti dengan
kemauan atau kesanggupan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.
4. Dimensi Keberagamaan
Pada hakikatnya manusia adalah makhluq religius. Mereka percaya bahwa di luar
alam yang dapat dijangkau oleh indranya ada kekuatan yang menguasai alam semesta
ini. Maka dengan adanya agama yang diturunkan oleh tuhan manusia menganut agama
tersebut.
Beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah makhluq yang
lemah sehingga memerlukan tempat bertopang. Manusia memerlukan agama demi
keselamatan hidupnya. Manusia dapat menghayati agama melalui proses pendidikan
agama. Disinilah tugas orang tua dan semua pendidik untuk melaksanakan pendidikan
agama kepada anaknya atau anak didiknya.
Pengembangan yang tidak utuh terhadap dimensi hakikat manusia akan terjadi di
dalam proses pengembangan jika ada unsur dimensi hakikat manusia yang terabaikan
untuk ditangani. Pengembangan yang tidak utuh berakibat terbentuknya kepribadian
yang pincang dan tidak mantap.
KONTRIBUSI DAN PENGKAJIAN
Pada dasarnya manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling tinggi
derajatnya dibanding dengan makhluk-makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Tingginya
derajat manusia dibandingkan dengan makhluk lain ini ditunjukkan dengan adanya akal
dan pikiran pada manusia. Sebagaimana makhluk hidup, tumbuhan juga tumbuh dan
berkembang, namun ia tidak dapat berpindah, mempunyai emosi, atau berinteraksi
langsung dengan pihak lain yang memberikan suatu aksi atau tindakan pada diri sendiri.
Misalnya tumbuh-tumbuhan tidak dapat berjalan atau berlari, marah ketika ditebang,
tertawa ketika disiram atau diberi pupuk, merespon ketika diajak berinteraksi dan
berkomunikasi. Demikian pula dengan binatang, walaupun ia dapat berpindah-pindah
tempat, mempunyai emosi dan dapat berinteraksi maupun berkomunikasi, namun apa
yang dilakukannya hanya dalam lingkup dan proses belajar yang terbatas, serta lebih
karena adanya dorongan naluri saja. Sedangkan manusia mempunyai tingkatan yang
lebih tinggi karena selain mempunyai ciri-ciri sebagai makhluk hidup seperti di atas,
manusia juga mempunyai akal dan pikiran yang dapat memperhitungkan
tindakan-tindakannya melalui proses belajar yang terus menerus.
Akal dan pikiran yang dimiliki manusia adalah bagian dari budaya. Dengan
akal dan pikirannya manusia dengan kegiatan akal dan pikirannya dapat mengubah dan
menciptakan realitas melalui simbol-simbol atau sistem perlambangan. Contoh dari
sistem perlambangan adalah bahasa yang melambangkan sesuatu berdasarkan sistem
pola hubungan antara benda, tindakan, dan sebagainya dengan apa yang dilambangkan.
Bahasa tidak hanya yang verbal tapi juga berupa tulisan, lukisan, tanda atau isyarat.
Karena kegiatan berpikir manusia ini budaya tercipta. Budaya sebagai sistem gagasan
yang sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau di foto, karena berada di dalam alam
pikiran atau perkataan seseorang. Terkecuali bila gagasan itu dituliskan dalam karangan
buku. Budaya sebagai sistem gagasan menjadi pedoman bagi manusia dalam bersikap
dan berperilaku.
Dari uraian di atas telah jelas bahwa manusia adalah makhluk yang derajatnya
paling atas bila dibandingkan dengan yang lain, karena manusia mempunyai akal dan
pikiran. Perilaku manusia sebagai makhluk budaya merupakan gabungan dari adanya
unsur fisik/ raga, mental/ kepribadian. Sehingga yang berkembang dalam diri manusia
tidak hanya raganya namun juga emosional dan intelektualnya. Dengan demikian
manusia sebagai makhluk budaya hendaknya dapat memanfaatkan/ mendayagunakan
sumber daya alam dengan sebaik mungkin, dengan sebijaksana mungkin sehingga
tercipta masyarakat atau peradaban yang damai dan ideal.
REFERENSI
https://zuwaily.blogspot.com/2012/10/sifat-hakikat-manusia.html
http://www.habibullahurl.com/2018/02/pengertian-dan-aspek-hakikat-manusia.html
https://nie07independent.wordpress.com/hakikat-manusia/