Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN

TEMATIK TERPADU
Saat ini diberlakukan pembelajaran Tematik Terpadu bagi peserta didik mulai dari kelas I sampai
dengan kelas VI. Pembelajaran dimaksud adalah dengan menggunakan Tema yang akan menjadi
pemersatu berbagai mata pelajaran.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu
menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran
sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi dan mencoba,
mengasosiasikan dan menalar, dan menyajikan dan mengkomunikasikan hasil untuk semua mata
pelajaran. Untuk materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu
tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran
harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-
sifat nonilmiah.
Pendekatan ilmiah pembelajaran antara lain meliputi aspek pokok:
1. Mengamati
2. Menanya
3. Mengumpulkan informasi/ eksperimen
4. Mengasosiasikan/ mengolah informasi
5. Mengkomunikasikan
Langkah-langkah tersebut tidak selalu dilalui secara berurutan, terlebih pada pembelajaran
Tematik Terpadu, dimana pembelajarannya menggunakan Tema sebagai pemersatu. Sementara
setiap mata pelajaran memiliki karakteristik keilmuan yang antara satu dengan lainnya tidak
sama. Oleh karena itu agar pembelajaran bermakna perlu diberikan contoh-contoh agar dapat
lebih memperjelas penyajian pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

Contoh Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik Terpadu

1. Mengamati

Dalam proses mengamati, kegiatan belajar: membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau
dengan alat).

Dalam penyajian pembelajaran, guru dan peserta didik (Kelas 4 Sekolah Dasar) perlu memahami
apa yang hendak dicatat, melalui kegiatan pengamatan. Mengingat peserta didik masih dalam
jenjang Sekolah Dasar, maka pengamatan akan lebih banyak menggunakan media gambar, alat
peraga yang sedapat mungkin bersifat kontekstual. Berikut contoh Tema 6 Indahnya Negeriku
pada sub tema 2 Keindahan Alam Negeriku. Peserta didik diajak mengamati gambar, kemudian
mereka diajak mengidentifikasi, tentang ciri-keindahan alam. Dengan mengamati gambar, peserta
didik akan dapat secara langsung dapat menceritakan kondisi sebagaimana yang di tuntut dalam
kompetensi dasar dan indikator, dan mata pelajaran apa saja yang dapat dipadukan dengan media
yang tersedia.
Contoh objek gambar yang diamati siswa

Pengamatan gambar dapat dikembangkan dan dikaitkan dengan pengetahuan awal dari siswa
sehinga proses pembelajaran dapat lebih menyenangkan dan membangkitkan rasa antusias siswa
karena dapat mengaitkan pengalaman belajarnya dengan kehidupan nyata. Gambar-gambar yang
diamati juga harus bervariasi dan dapat membangkitkan keingintahuan anak sehingga dapat
memancing anak untuk bertanya hal hal yang ingin diketahui dengan rasa ingin tahu yang tinggi.

2. Menanya

Kegiatan belajarnya: mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang
diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan hipotetik).

Peserta didik yang masih duduk di kelas 4 Sekolah Dasar tidak mudah diajak bertanya jawab apabila
tidak dihadapkan dengan media yang menarik. Guru yang efektif seyogyanya mampu
menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan,
dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu
peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika
itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Berbeda
dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyata, pertanyaan dimaksudkan untuk
memperoleh tanggapan verbal. Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”,
melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan
verbal. Dengan media gambar peserta didik diajak bertanya jawab sekaligus membedakan
karakteristik Keindahan alam negeri.

Beberapa contoh pertanyaan yang diharapkan muncul setelah pengamatan:


1. Apa nama-nama tempat wisata dalam foto-foto yang diamati ?
2. Di mana lokasi tempat-tempat wisata tersebut?
3. Kekayaan alam apa saja yang terkandung di tempat-tempat wisata tersebut?
4. Apa manfaat kekayaan alam tersebut bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi
wista?
5. Apa jenis-jenis mata pencarian masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi tersebut?
6. Bagaimana sikap yang harus dilakukan masyarakat sekitar untuk menjaga kelestarian
dan keindahan tempat wisata? Berikan contohnya!.Mengapa masyarakat tersebut harus
memiliki sikap-sikap tersebut di atas? Berikan alasannya.

Pada saat siswa mengamati dan menjawab pertanyaan guru, maka sudah memadukan dan
mengakomodasi berbagai muatan pelajaran. Dari hasil pengamatan dan menanya diharapkan
ada jawaban yang ilmiah yang memberikan pemahaman yang baik pada siswa.
Beberapa contoh jawaban yang diharapkan muncul setelah tanya jawab:
1. Nama tempat wisata, yaitu Gunung Bromo, sawah berundak Bali, Danau Toba, pantai dan
wisata bawah laut Raja Ampat, dan hutan Kalimantan dll.
2. Lokasi di setiap pulau di Indonesia.
3. Kekayaan sumber daya alam hayati, seperti beragam tumbuhan dan hewan di laut, dan
hewan serta tumbuhan di hutan. Juga sumber daya alam nonhayati seperti keindahan pantai
pasir, danau, dan pegunungan.
4. Kekayaan alam tersebut kemudian dimanfaatkan sebagai obyek wisata dan menjadi sumber
pendapatan bagi masyarakat yang tinggal.
5. Jenis mata pencarian masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi, nelayan di pantai, nelayan di
sawah, dst.
6. Sikap yang harus dilakukan masyarakat sekitar untuk menjaga kelestarian dan keindahan
tempat wisata, contohnya sikap peduli lingkungan, seperti buang sampah ke tempat sampah,
tidak merusak tumbuhan, dst.
7. Masyarakat harus memiliki sikap-sikap tersebut supaya kelestarian alam juga terjaga
sehingga mata pencarian masyarakat juga tidak terganggu

3. Mengumpulkan informasi/ eksperimen

Kegiatan belajanya: melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati
objek/kejadian/aktivitas atau wawancara dengan narasumber.

Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau autentik, peserta didik harus mencoba atau
melakukan eksperimen, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada tema 6 kelas 4 ini
misalnya, peserta didik harus memahami konsep-konsep materi dan kaitannya dengan kehidupan
sehari-hari. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan
pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah
untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.

Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah
tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata
untuk ini adalah: (1) menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut
tuntutan kurikulum; (2) mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus
disediakan; (3) mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; (4)
melakukan dan mengamati percobaan; (5) mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan
menyajikan data; (6) menarik simpulan atas hasil percobaan; dan (7) membuat laporan dan
mengkomunikasikan hasil percobaan.

Contoh penerapan percobaan yang sesuai dengan tema dengan mengaplikasikan bentuk bidang
dalam matematika dan ilmu pengetahuan alam:

SiswamembacainformasisingkattentangTebangPilihTanam (TPT)
Siswamelakukan 2
jenispercobaanuntukmengetahuifungsipohon/tanamanbagikehidupan di bumi.

Siswamelakukan 2 jenis percobaan.Untukteknikpelaksanaannya,


siswabisadibagidalambeberapakelompokkecildanmintasetiapkelompokuntukmempe
rsiapkansendirialatdanbahanpercobaan.
Sebelummelakukanpercobaan, mintasiswauntukmelakukanprediksi/ hipotesisapa
yang akanterjadipada:
1. Tanah/bukithijau/hutan: Gundukantanahditutuprumput yang disiram air.
2. Tanah/bukitgundul: Gundukantanahtanparumput yang disiram air.
Setelahpercobaan, siswakemudianmenuliskanapa yang
terjadipadaduajenisgundukantanahtersebut.
4. Mengasosiasi/ mengolah informasi

Kegiatan belajarnya: mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi; pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan
kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber
yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.

Apabila dikaitkan dengan contoh yang disajikan diatas, maka Istilah “menalar” dalam kerangka
proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 adalah untuk
menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam
banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses
berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah,
meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.

Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan merupakan terjemahan dari
reasoning, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran. Karena itu, istilah aktivitas
menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak
merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran
merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa
untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-
peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain.
Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan
pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses itu dikenal sebagai asosiasi atau menalar.
Dari perspektif psikologi, asosiasi merujuk pada koneksi antara entitas konseptual atau mental
sebagai hasil dari kesamaan antara pikiran atau kedekatan dalam ruang dan waktu. Dalam menalar
siswa dapat mengambil hikmahdari sikap dan pengetahuan yang didapa dari proses belajarnya.

Contoh untuk kegiatan menalar ini bisa dengan kegiatan seperti berikut :

Peduli Keindahan Lingkungan Merusak Keindahan Lingkungan

KEUNT
SIKAP KEUNTUNGAN KERUGIAN SIKAP KERUGIAN
UNGAN

Buang Hutan terjaga tidak ada Buang tidak hutan dan


sampah kebersihannya sampah ada sungan
pada dihutan atau kotor
tempatnya sungai banyak
tumpukan
sampah

Menulis di tidak batang


batang pohon ada pohon rusak
dan merusak dan pohon
pohon bisa mati

dan dan dan dan dan dan


seterusnya… seterusnya… seterusnya seterusnya… seterus seterusnya…
… nya…

Dengan tabel di atas siswa tidak hanya mencari jawaban tapi akan dituntut untuk berpikir tingkat
tinggi (Higher Order Thinking) dan juga secara tidak langsung belajar mengontrol diri dengan sikap
yang posistif terhadap lingkungan. Bagaimana jika keadaan tersebut dikaitkan dengan lingkungan
sekitar pantai yang sedang mereka diskusikan?
Proses menalar juga bisa diasah dengan dorongan guru dalam bertanya jawab dan memancing
siswa untuk berpikir komplek misalnya seperti saat guru dan siswa membahas masalah kehidupan
nelayan, di suatu tempat dimana mereka mengamati daerah pantai. apa yang bisa dilakukan guru
dalam membimbing siswa untuk belajar menalar secara ilmiah seperti berikut :

Dari gambar di atas dan interaksi antara guru dan siswa akan menuntut untuk melakukan Higher
Order Thinking yang sangat bermanfaat dalam kelanjutan proses belajarnya. Akan lebih
mebrmakna proses pembelajarnnya jika siswa dapat langsung mencoba melakukan apa yang
diamati, sitanyakan dan dinalar secara ilmiah dalam tindakan nyata.

Pada tahapan mengolah ini juga peserta didik sedapat


mungkin dikondisikan belajar secara
kolaboratif. Pada pembelajaran kolaboratif
kewenangan guru fungsi guru lebih bersifat direktif
atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah
yang harus lebih aktif. Jika pembelajaran
kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah peribadi,
maka ia menyentuh tentang identitas peserta didik
terutama jika mereka berhubungan atau
berinteraksi dengan yang lain atau guru. Dalam situasi
kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima
kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman,
sehingga memungkinkan peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara
bersama-sama.  Peserta didik secara bersama-sama, saling bekerjasama, saling membantu
mengerjakan hasil tugas terkait dengan materi yang sedang dipelajari.

5. Mengkomunikasikan

Kegiatan belajarnya: menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis


secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Hasil tugas dikerjakan bersama dalam satu kelompok untuk kemudian dipresentasikan atau
dilaporkan kepada guru. Kegiatan menyimpulkan merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah,
bisa dilakukan bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau bisa juga dengan dikerjakan
sendiri setelah mendengarkan hasil kegiatan mengolah informasi. Hasil tugas yang telah dikerjakan
bersama-sama secara kolaboratif dapat disajikan dalam bentuk laporan tertulis dan dapat dijadikan
sebagai salah satu bahan untuk portofolio kelompok dan atau individu. Yang sebelumnya di
konsultasikan terlebih dulu kepada guru. Pada tahapan ini kendatipun tugas dikerjakan secara
berkelompok, tetapi sebaiknya hasil pencatatan dilakukan oleh masing-masing individu. Sehingga
portofolio yang di basukkan ke dalam file atau Map peserta didik terisi dari hasil pekerjaannya
sendiri secara individu.

Pada kegiatan akhir diharapkan peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah
disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok dan atau secara individu dari hasil kesimpulan
yang telah dibuat bersama. Kegiatan mengkomunikasikan ini dapat diberikan klarifikasi oleh guru
agar supaya peserta didik akan mengetahui secara benar apakah jawaban yang telah dikerjakan
sudah benar atau ada yang harus diperbaiki. Hal ini dapat diarahkan pada kegiatan konfirmasi
sebagaimana pada Standar Proses.

B. Penerapan Model Pembelajaran dalam Pembelajaran Tematik Terpadu

Contoh Penerapan Project Based Learning sederhana di SD Kelas 1

Tema : Kegiatanku
Subtema : Kegiatan Pagi Hari
Saat siswa belajar tentang tema Kegiatanku sub tema Kegiatan di Pagi Hari, ada Kompetensi Dasar
Bahasa Indonesia yang harus dikuasai yaitu “ Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan
panca indra, wujud, dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuanguru atau
teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosa kata bahasa daerah
untuk membantu pemahaman”. Maka untuk memahami kompetensi tersebut dapat diterapkan
model Discovery learning sederhana seperti berikut :

Peranan Guru :
1. Instruksikan dan berikan waktu yang cukup pada siswa untuk membawa atau menyiapkan
media belajarnya berupa gambar suasana pagi hari, Globe atau bisa digantikan dengan bola,
senter, dan buku siswa. (semua media dapat disediakan oleh guru)
2. Guru menyampaikan pemahaman bahwa matahari menyinari bumi serta memberikan cahaya
dan panas bagi bumi
3. Bimbing siswa untuk memunculkan pertanyaan tentang perubahan dari siang menjadi malam.
4. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok. Secara bergantian melakukan percobaan agar
siswa dapat menemukan hal-hal yang terjadi pada saat melakukan percobaan beri siswa
motivasi untuk cermat dalam melakukan percobaan.

Peranan Siswa :
1. Siswa mengamati gambar yang disajikan guru dan menjawab pertanyaan tentang suasana pagi
hari.
2. Siswa menjawab pertanyan guru tentang dari mana bumi menerima cahaya sehingga menjadi
terang.
3. Siswa secara berkelompok melakukan percobaan menggunakan globe atau bola, senter dan
untuk melihat peristiwa terjadinya siang dan malam.
4. Siswa dengan bimbingan guru melakukan eksplorasi percobaan secara menyeluruh dengan
memanfaatkan media secara maksimal.

Aktivitas Pertama
1. Siswa mengamati gambar dan menyebutkan tanda tanda siang hari dan malam hari.
2. Siswa menyebutkan sebab-sebab terjadinya siang dan malam.

3. Setelah melakukan kegiatan


siswa dibimbing untuk
menjawab menjawab pertanyaan
pertanyaan mengenai hal-hal
berikut
a. Dimana gambar matahari ?
b. Dimana posisi lani ?
c. Dimana posisi justine ?

Aktivitas Kedua
Mengenal Pagi melalui Percobaan.
A. Apabila guru membimbing dengan tepat maka dengan media yang disediakan seperti di atas
dan mempraktikkannya dengan benar bermakna guru telah melaksanakan model
pembelajaran discovery learning sesuai dengan teori yang telah dipaparkan sebelumnya.
Dalam hal ini guru bisa mengaplikasikan model-model tersebut di atas pada tema-tema yang
lain sehingga membuat pembelajaran lebih bermakna dan menarik. Proses penilaian dapat
dilakukan selama guru mendampingi siswa beraktivitas.
B. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahulua 1. Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan 15 Menit
n menanyakan kabar mereka.
2. Guru mengajak siswa untuk berdoa dan meminta salah
seorang siswa memimpin doa.
3. Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi guru
sebelum melaksanakan pembelajaran inti.
4. Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat
dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan.
5. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru kegiatan yang
akan dilakukan hari ini dan apa tujuan yang akan dicapai
dari kegiatan tersebut dengan bahasa yang sederhana
dan dapat dipahami.
6. Guru melakukan kegiatan penyegaran untuk untuk
membuat siswa bersemangat dengan mengajak siswa
bernyanyi lagu “Hari Merdeka”.
Kegiatan Inti 1. Siswa mendengarkan guru membuka pelajaran dengan 145
menyanyikan lagu Bunda Piara (mengamati). Menit
2. Siswa dipersilakan mengajukan pertanyaan tentang lagu
dan wacana pada buku siswa (menanya).
3. Siswa diminta membentuk kelompok kecil dan
berdiskusi mengenai peristiwa masa kecil
(mengumpulkan informasi).
4. Setiap kelompok menceritakan kembali hasil diskusi
mereka tentang peristiwa masa kecil
(mengkomunikasikan) dan menuliskan cerita tentang
diri/personal dengan EYD yang benar
5. Siswa dibimbing untuk menyimpulkan hasil presentasi
tiap kelompok (mengkomunikasikan).
6. Siswa mengamati dan mengajukan pertanyaan mengenai
gambar burung garuda pada buku siswa (mengamati dan
menanya).
7. Siswa dan guru berdiskusi mengenai gambar burung
garuda beserta simbol-simbolnya (menalar).
8. Siswa diminta untuk mengucapkan Pancasila secara
lantang dengan bimbingan guru (mengkomunikasikan)
9. Guru menunjukkan bahwa setiap simbol mewakili setiap
sila dari Pancasila (mengkomunikasikan).
10. Siswa berlomba memasangkan simbol sila-sila dalam
Pancasila secara berkelompok (eksperimen).
11. Guru menyebutkan sila-sila dalam Pancasila secara acak,
siswa di barisan pertama diminta untuk mencari simbol
yang dimaksud (mengkomunikasikan).
12. Peserta yang sudah mendapat giliran mundur ke barisan
paling belakang, peserta di barisan kedua maju untuk
menjawab soal berikutnya, kelompok yang mampu
mengumpulkan skor paling banyak menjadi
pemenangnya (mengkomunikasikan).
13. Siswa mengamati gambar bintang sebagai simbol sila
pertama dan diminta menyebutkan dengan lantang
bunyi dari sila pertama (mengamati
danmengkomunikasikan).
14. Siswa mengamati gambar bintang sebagai simbol sila
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
kedua dan diminta menyebutkan dengan lantang bunyi
dari sila kedua (mengamati dan mengkomunikasikan)
15. Siswa mengamati gambar bintang sebagai simbol sila
ketiga dan diminta menyebutkan dengan lantang bunyi
dari sila ketiga dan seterusnya (mengamati
danmengkomunikasikan)
16. Siswa menampilkan perilaku di sekitar sekolah yang
sesuai dengan sila Pancasila (mengkomunikasikan).
17. Siswa mendengarkan guru menyanyikan lagu Hari
Merdeka (mengamati).
18. Siswa dibimbing oleh guru untuk menyanyikan lagu Hari
Merdeka (mengkomunikasikan).
19. Siswa mengajukan pertanyaan seputar lagu Hari
Merdeka (menanya).
20. Siswa membandingkan lagu yang diiringi alat musik dan
yang dibacakan syairnya (menalar).
21. Siswa menyebutkan alat-alat musik yang mereka ketahui
(mengkomunikasikan).
22. Guru menjelaskan tentang alat musik ritmis
(mengamati).
23. Siswa memilih kartu bergambar alat musik ritmis
(mengumpulkan informasi).
24. Siswa diminta untuk menyanyikan kembali lagu Hari
Merdeka (mengkomunikasikan).
25. Guru menjelaskan tanda birama dua pada musik
(mengumpulkan informasi).
26. Siswa mempraktikkan lagu Hari Merdeka melalui
penggunaan alat musik. Alat musik dapat diganti dengan
menggunakan peralatan dapur seperti panci, ember, dan
botol kaca (eksperimen).
27. Bagi siswa menjadi dua kelompok. Satu kelompok
diminta menyanyikan lagu Hari Merdeka, kelompok
lainnya mengiringi dengan alat musik
(mengkomunikasikan). Lakukan hal tersebut di atas
secara bergiliran.

Penutup Guru menanyakan kepada siswa tentang materi yang belum 15 Menit
dipelajari. Dengan arahan guru siswa melakukan refleksi
dari kegiatan yang sudah dilakukan.
Guru mengajak siswa berdoa sebelum mengakhiri pelajaran
dan meminta salah seorang siswa memimpin doa.

Anda mungkin juga menyukai