Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Model Pembelajaran PjBL dan SAVI


Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pembelajaran IPA SD Kelas Tinggi
Dosen Pengampu Aan Widiyono, M.Pd.

Kelas 5 PGSD A1
Oleh
Kelompok 1

1. Bunga Ristiana 191330000404


2. Ana Visia Eka Putri 191330000409
3. Irani Putri Damayanti 191330000413
4. Adinda Nur Istirohmah 191330000420
5. Keminah 191330000428
6. Syifa Fauziah 191330000436
7. Zuyyina Isnaina 191330000451
8. Linda Febrianingrum 191330000474

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA
TAHUN
2021
PRAKATA

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami tingkatkan kepada Allah Swt yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran IPA SD Kelas Tinggi dengan judul.
Dalam pengerjaan makalah ini kami menyampaikan terima kasih kepada Dosen
Pengampu mata kuliah Pembelajaran IPA SD Kelas Tinggi Bapak Aan Widiyono,
M.Pd. dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan
pengetahuan yang kami miliki. Semoga isi makalah ini dapat menambah ilmu bagi
pembaca dan dapat dimanfaatkan sebaik – baiknya. Dalam pengerjaan Makalah ini
kami tidak lepas dari kesalahan, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca.

Jepara, 08 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i

PRAKATA ................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

A. Latar Belakang ..........................................................................................................1


B. Rumusan Masalah .....................................................................................................1
C. Tujuan .......................................................................................................................2
D. Manfaat .....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................3

A. Pengertian dari model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) ......................3


B. Ciri-ciri dari model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) ..........................3
C. Langkah-langkah dari model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) ...........4
D. Kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran Project Based Learning........5
E. Pengertian dari model pembelajaran SAVI ...............................................................6
F. Prinsip-prinsip dasar dari model pembelajaran SAVI ..............................................7
G. Langkah-langkah dari model pembelajaran SAVI ....................................................8
H. Kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran SAVI ....................................10

BAB III PENUTUP .....................................................................................................12

A. Simpulan .................................................................................................................12
B. Saran .......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Model pembelajaran merupakan salah satu komponen penting yang dapat menunjang
keberhasilan proses pembelajaran. dalam memilih model pembelajaran yang tepat, akan
berdampak pada keberhasilan belajar peserta didik serta tercapainya tujuan pembelajaran.
Selain itu, model pembelajaran merupakan suatu desain pembelajaran yang dirancang untuk
memperlancar proses pembelajaran. Model pembelajaran diterapkan pada proses belajar
mengajar oleh guru di sekolah, tidak terkecuali pada pembelajaran yang dilakukan di SD.
Pendidik harus memahami pelaksanaan model pembelajaran yang akan diguanakan dalam
proses pembelajaran. Karena dengan menguasai model pembelajaran, pendidik akan merasakan
adanya kemudahan dalam mentranfer ilmu berupa sikap, pengetahauan, dan keterampilan
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan tepat. Banyak model
pembelajaran yang lebih menekankan pada keaktifan peserta didik di dalam proses
pembelajaran, salah satunya adalah model pembelajaran PjBL, dan SAVI. Kedua model
tersebut memiliki karakteristik dan langkah-langkah yang berbeda.
Dengan adanya model pembelajaran yang inovatif guru dapat membelajarkan
peserta didik sesuai dengan cara maupun gaya belajar mereka, sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam
prakteknya, pendidik tidak boleh lupa bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling
sesuai untuk segala situasi dan kondisi pada setiap pembelajaran. Oleh sebab itu,
pemilihan model pembelajaran yang tepat harus memperhatikan karakteristik dari
peserta didik, materi, bahan ajar, media yang tersedia, dan kondisi pendidik. Dengan
demikian, adanya latar belakang tersebut, maka dalam makalah ini kami akan
membahas mengenai pengertian, ciri-ciri, langkah-langkah, serta kelebihan dan
kekurangan dari model pembelajaran PjBL dan SAVI.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) ?
2. Apa saja ciri-ciri dari model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) ?
3. Bagaimana langkah-langkah dari model pembelajaran Project Based Learning
(PjBL)?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) ?

1
5. Apa pengertian dari model pembelajaran SAVI ?
6. Bagaimana prinsip-prinsip dasar dari model pembelajaran SAVI ?
7. Bagaimana langkah-langkah dari model pembelajaran SAVI ?
8. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran SAVI ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari model pembelajaran Project Based Learning
(PjBL)
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
3. Untuk mengetahui langkah-langkah dari model pembelajaran Project Based
Learning (PjBL)
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran Project
Based Learning (PjBL)
5. Untuk mengetahui pengertian dari model pembelajaran SAVI
6. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar dari model pembelajaran SAVI
7. Untuk mengetahui langkah-langkah dari model pembelajaran SAVI
8. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran SAVI

D. Manfaat Penulisan
1. Dapat mengetahui pengertian dari model pembelajaran Project Based Learning
(PjBL)
2. Dapat mengetahui ciri-ciri dari model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
3. Dapat mengetahui langkah-langkah dari model pembelajaran Project Based
Learning (PjBL)
4. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran Project
Based Learning (PjBL)
5. Dapat mengetahui pengertian dari model pembelajaran SAVI
6. Dapat mengetahui prinsip-prinsip dasar dari model pembelajaran SAVI
7. Dapat mengetahui langkah-langkah dari model pembelajaran SAVI
8. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran SAVI

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)


Project Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah ini adalah sebuah metode
pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media. Peserta didik
mampu melakukan eksplorasi, penilaian, interprestasi, sintesis, serta memperoleh
informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar (Wibowo, 2020: 37). Project
Based Learning (PjBL) yaitu model pembelajaran yang dimana peserta didik dilibatkan
dalam suatu kegiatan (proyek) yang menghasilkan suatu produk. Keterlibatan peserta didik
mulai dari merencanakan, membuat rancangan, melaksanakan, dan melaporkan hasil
kegiatan berupa produk dan laporan pelaksanaanya (Fauziati, 2018: 169-170). Gagasan
Jhon Dewey tentang konsep “Learning by doing” yaitu proses yang menghasilkan hasil
belajar dengan mengerjakan tindakan-tindakan tertentu sesuai dengan tujuan menjadi dasar
model proyek ini (Wibowo, 2020: 37).
Menurut Hapsari dan Airlanda (2018) dalam Pratama (2021: 190), model pembelajaran
Project Based Learning (PjBL) adalah model pembelajaran yang memiliki sifat
kontekstual, sebab diharapkan mampu merubah pola belajar peserta didik yang lebih
Mandiri dengan meningkatkan kemampuan motivasi belajar, kreativitas peserta didik
dalam berkarya, memunculkan pemikiran-pemikiran kreatif serta berpikir kritis, serta
dalam menyikapi suatu persoalan yang sedang dihadapi dalam dunia nyata. Model
pembelajaran Project Based Learning (PjBL) terbukti mampu meningkatkan motivasi
belajar pada peserta didik karena model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
mempunyai keunggulan dalam menciptakan proses pembelajaran yang menarik dan lebih
meningkatkan semangat peserta didik, oleh karena itu peserta didik dapat termotivasi untuk
menciptakan suatu hal yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya ( Saputro dan
Rahayu, 2020).
B. Ciri – ciri Model Project Based Learning (PjBL)
Model pembelajaran merupakan sebuah komponen yang penting dalam kegiatan
belajar mengajar. Mengingat bahwa tidak semua ciri dari model pembelajaran cocok atau
dapat digunakan dikelas, karena sebelum mengimplementasikan suatu model pembelajaran
tentunya guru perlu mengetahui karakteristik yang dimiliki peserta didik. Adapun ciri-ciri
dari model PjBL menurut Buck Institute for Education (dalam Made Wena, 2011: 145)
pembelajaran yang berbasis proyek yakni :
3
1) Peserta didik mampu membuat keputusan dan membuat sebuah kerangka kerja.
2) Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditemukan sebelumnya.
3) Peserta didik merancang proses untuk mencapai hasil yang optimal.
4) Peserta didik bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang
dikumpulkan.
5) Melakukan evaluasi secara terus menerus (kontinu).
6) Peserta didik secara teratur melihat kembali apa yang telah dikerjakan.
7) Hasil akhir dapat berupa produk dan dapat dievaluasi kualitasnya.
8) Memberi toleransi terkait kesalahan dan perubahan yang mungkin terjadi.

Ciri-ciri dari model PjBL lebih menekankan peserta didik dalam sebuah masalah
yang nyata (konkret), peserta didik mencari solusi, dan mengerjakan sebuah projek
dalam suatu kelompok untuk mengatasi permasalahan yang diberikan. Sehingga,
peserta didik tidak hanya memahami konsep saja, melainkan dapat menumbuhkan
keterampilan dari setiap peserta didik yang berperan di masyarakat.

C. Langkah-langkah model PjBL


Langkah- langkah Project Based Learning menurut Hosnan (2014: 325- 326) ialah:
1) Penentuan Proyek
Siswa memastikan tema/ topik proyek bersumber pada tugas proyek yang diberikan
oleh guru. Siswa diberi peluang buat memilah/ memastikan proyek yang hendak
dikerjakannya, baik secara kelompok maupun mandiri dengan catatatan tidak
menyimpang dari tugas yang diberikan guru.
2) Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek
Siswa merancang langkah- langkah aktivitas penyelesaian proyek dari dini hingga akhir
beserta pengelolaannya. Aktivitas perancangan proyek ini berisi ketentuan main dalam
penerapan tugas proyek, pemilihan kegiatan yang bisa menunjang tugas proyek,
pengintegrasian bermacam mungkin penyelesaian tugas proyek, perencanaan sumber/
bahan/ perlengkapan yang bisa menunjang penyelesaian tugas proyek, serta kerja sama
antar anggota kelompok.
3) Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek
Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek siswa di dasar pendampingan guru
melaksanakan penjadwalan seluruh aktivitas yang sudah dirancangnya. Berapa lama
proyek itu wajib dituntaskan sesi demi sesi.
4) Penyelesaian proyek dengan fasilitas dan mentoring guru

4
Langkah ini ialah langkah pengimplementasian rancangan proyek yang sudah terbuat.
Kegiatan yang bisa dicoba dalam aktivitas proyek di antara lain merupakan dengan
membaca, mempelajari, observasi, interviw, merekam, berkarya seni, mendatangi
objek proyek, ataupun akses internet. Guru bertanggung jawab memonitor kegiatan
siswa dalam melaksanakan tugas proyek mulai proses sampai penyelesaian proyek.
Pada aktivitas monitoring, guru membuat rubrik yang hendak bisa merekam kegiatan
partisipan didik dalam menuntaskan tugas proyek.
5) Penyusunan laporan dengan presentasi atau publikasi hasil proyek
Hasil proyek dalam wujud produk, baik itu berbentuk produk karya tulis, karya seni,
ataupun karya teknologi/ prakarya dipresentasikan serta/ ataupun diterbitkan kepada
siswa yang lain serta guru ataupun warga dalam wujud pameran produk pendidikan.
6) Evaluasi proses dari hasil proyek
Guru serta siswa pada akhir proses pendidikan melaksanakan refleksi terhadap kegiatan
serta hasil tugas proyek. Proses refleksi pada tugas proyek bisa dicoba secara orang
ataupun kelompok. Pada sesi penilaian, siswa diberi peluang mengemukakan
pengalamannya sepanjang menuntaskan tugas proyek yang tumbuh dengan dialog buat
membetulkan kinerja sepanjang menuntaskan tugas proyek. Pada sesi ini pula dicoba
umpan balik terhadap proses serta produk yang sudah dihasilkan.
D. Kelebihan dan kekurangan PjBL
Menurut Nurfitriyanti, (2016) Kelebihan dari PjBL adalah dapat membuat pembelajar
lebih menarik dan bermakna, dapat melatih keterampilan peserta didik dalam
merencanakan, mengorganisasikan tugas yang akan dikerjakan, dapat membangun
pengetahuan peserta didik. Kekurangan dari PjBL adalah Memerlukan waktu yang lama
dalam merancang, megorganisasikan sebuah produk.
Menurut Sunarsih, (2016) Kelebihan dari PjBL adalah Menjadi alternatif dalam
pemecahan masalah pada pembelajaran, Mampu menghasilkan interaksi antara peserta
didik dengan lingkungan di sekitar secara langsung, Kegiatan pembelajaran melalui
permainan yang mendidik, sehingga pembelajaran yang dilakukan terasa lebih
menyenangkan. Kekurangan dari PjBL adalah Peserta didik yang tidak memiliki minat atau
tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari akan sulit untuk
diselesaikan, mereka akan enggan untuk mencoba.
Menurut suciani et al, 2018 Kelebihan dari PjBL adalah Perangkat pembelajaran yang
dihasilkan pantas digunakan pada pembelajaran, Perangkat pembelajaran yang dihasilkan
sangat efektif digunakan untuk meningkatkan keterampilan dan kreativitas mahasiswa
5
khususnya pada aspek kemampuan berpikir kreatif kelas. Kekurangan dari PjBL adalah
Kondisi kelas sedikit sulit dikondisikan dan menjadi tidak kondusif saat pelaksaan proyek,
karena adanya kebebasan pada peserta didik, sehingga memberikan peluang untuk ribut
dan diperlukan kecakapan guru dalam penguasaan serta pengelolaan kelas yang baik.
Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam hal melakukan percobaan dan pengumpulan
informasi mereka akan mengalami kesulitan dalam kerja kelompok.
Menurut Baroroh et al (2020) Kelebihan dari PjBL adalah dalam pembelajaran, siswa
dituntut untuk menghasilkan karya atau proyek secara mandiri. Kekurangan dari PjBL
adalah Meski sudah mengatur alokasi waktu yang dirasa cukup, tetapi tetap saja
memerlukan waktu yang lebih banyak untuk pencapaian hasil yang maksimal.
E. Pengertian Model Pembelajaran SAVI
Model pembelajaran didefinisikan sebagai rancangan konseptual yang menggambarkan
prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, yang mana dijadikan pedoman bagi para perancang pembelajaran dalam
merencanakan serta melakukan aktivitas belajar mengajar (Ibrahim, 2014). Kita sudah
mengetahui bahwa model pembelajaran sangat beragam jenisnya, salah satunya yaitu
model SAVI. SAVI merupakan singkatan dari Somatic (gerakan tubuh), Auditory
(perpaduan antara menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, berpendapat atau
menanggapi), Visualization (kegiatan demonstrasi atau membaca), Intellectualy
(kemampuan berpikir). Berikut ini merupakan penjabaran dari masing-masing unsur:
1) Somatik
Somatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti tubuh. Belajar somatik membutuhkan
usaha yang dapat merangsang pembelajar untuk melibatkan tubuhnya. Hal itu bisa
diterapkan dengan menciptakan suasana belajar yang dapat membuat peserta didik
bangkit aktif secara fisik.
2) Auditori
Belajar auditori merupakan sebuah pembelajaran yang mengedepankan berbicara dan
mendengar. Belajar auditori lebih ditekankan untuk keterampilan berbicara dan
menyimak. Dalam penerapannya, diperlukan suatu rancangan pembelajaran yang
menarik bagi peserta didik.
3) Visual
Belajar visual dapat didefinisikan sebagai proses belajar yang mengacu pada kegiatan
mengamati dan menggambarkan. Menurut (Dave Meier, 2002) di dalam otak manusia
tersusun lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual pada semua Indra
6
yang lain. Jadi, peserta didik akan lebih mudah menangkap atau memahami materi
melalui visual.
4) Intelektual
Intelektual merupakan penciptaan makna dalam pikiran, sarana yang digunakan
manusia untuk berpikir, menyatukan pengalaman, menciptakan hubungan, makna,
rencana dan nilai-nilai dari hubungan tersebut. Belajar intelektual dapat juga dikatakan
sebagai belajar untuk pemecahan masalah dan berpikir.

SAVI adalah suatu model pembelajaran yang mengikutsertakan seluruh alat indra
peserta didik dalam menangkap dan menerima informasi atau materi, yang mana dari
keempat kata tersebut terdapat perpaduan dalam suatu proses pembelajaran. Menurut
(Ngalimun, 2014) model pembelajaran SAVI adalah suatu pembelajaran yang
mengedepankan bahwa belajar hendaknya memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki
peserta didik. Selain itu, (Dave Meier, 2002) juga menyatakan bahwa model pembelajaran
SAVI merupakan suatu model pembelajaran yang mengintegrasikan gerakan tubuh (fisik)
dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua alat indra. Berdasarkan pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran SAVI adalah model pembelajaran yang
mengintegrasikan seluruh alat indra yang dimiliki peserta didik dan melibatkan gerakan
tubuh (fisik) dengan aktivitas intelektual dalam proses pembelajaran untuk menangkap
serta menerima informasi atau materi.

F. Prinsip-prinsip model pembelajaran SAVI


Model SAVI pada prinsipnya tergantung kepada guru itu sendiri, (Handoko, 2017). Hal
ini dikarenakan kekreativitasan guru berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian tujuan
pembelajaran baik dari segi penggunaan metode, penggunaan media, dan pemilihan
sumber belajar. Oleh sebab itu model SAVI mampu memfasilitasi guru dalam
mengembangkan kreativitas dalam proses pembelajaran. Berikut ini prinsip pokok dalam
belajar dengan menggunakan SAVI :
a. Pembelajaran melibatkan seluruh pikiran dan tubuh (fisik). Proses pembelajaran segala
sesuatu baik itu fikiran dan seluruh fisik peserta didik ikut terlibat.
b. Pembelajaran dalam model SAVI bukan untuk mengkonsumsi (memakai) melainkan
untuk berpendapat.
c. Kerjasama membantu proses pembelajaran dan termasuk bagian penting dalam proses
pembelajaran.

7
d. Pembelajaran berlangsung pada tingkatan-tingkatan secara simultan dan proses
pembelajaran harus dilakukan dengan sungguh-sungguh agar dapat mencapai tujuan
pembelajaran.
e. Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan mendapat umpan balik
f. Emosi positif dapat membantu pembelajaran. Memfasilitasi energi positif peserta didik
dalam proses pencapaian tujuan pembelajaran.
g. Otak-citra menerima informasi secara langsung dan otomatis
h. Menggunakan pengetahuan langsung peserta didik dalam proses pembelajaran.
Semua elemen yang ada dalam prinsip Model Pembelajaran SAVI tersebut
haruslah dapat di terapkan. Selain itu dalam menerapkan model pembelajaran SAVI ini
kunci utama agar terlaksana dengan baik yaitu ada pada guru itu sendiri. Tidak
dipungkiri kreativitas guru dalam menggunakan metode, media, sumber dan lain
sebagainya sangat mempengaruhi untuk tingkat ketertarikan pesera didik dalam
mengikuti pembelajaran. Terlebih lagi untuk pembelajaran dengan menggunakan
model SAVI ini, yang mana semua indera harus dapat dimaksimalkan secara penuh
agar mampu mencapai hasil yang optimal.
G. Langkah-Langkah Pembelajaran Model SAVI
Dalam pengimplementasian pembelajaran model SAVI adapun langkah-langkahnya
yaitu (Ariani, 2020: 14-17):
a. Tahap persiapan
Dengan adanya persiapan maka diharapkan mampu meningkatkan minat peserta didik,
selain itu dengan adanya tahap persiapan maka akan memberikan kepada perasaan
positif peserta didik mengenai kesuksesan belajar yang akan datang. Adapun kegiatan
dalam persiapan yaitu:
1. Memberi arahan yang baik.
2. Memberikan nasihat atau arahan yang memberi pengaruh yang sangat baik kepada
peserta didik.
3. Memberikan arahan serta misi yang bermakna serta jelas.
4. Memancing atau menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik.
5. Menumbuhkan kawasan masyarakat yang jelas dan bermanfaat.
6. Menciptakan perasaan yakin kepada peserta didik.
7. Menghilangkan rasa takut maupun cemas terhadap pembelajaran.
8. Menghilangkan hambatan atau penghalang yang ada di dalam proses pembelajaran.

8
9. Memperbanyak pertanyaan dan kesempatan untuk bertanya, begitu juga dengan
menyelesaikan masalah dengan memberikan kebebasan untuk menjawab
pertanyaan.
10. Membangkitkan rasa penasaran (ingin tahu) peserta didik.
11. Mengajak semua peserta didik untuk terlibat secara keseluruhan atau penuh dari
awal kegiatan pembelajaran sampai selesai.
b. Tahap penyampaian
Tahap penyampaian dilakukan agarr memudahkan peserta didik untuk menemukan dan
memperoleh materi yang baru dengan cara yang sangat menarik, tidak membosankan
atau menyenangkan, bermakna, melibatkan panca indera, dan mencocokkan untuk
beberapa gaya belajar. Adapun kegiatan dalam tahap penyampaian yaitu:
1. Melakukan uji coba, menggabungkan berbagai pengetahuan.
2. Mengamati kejadian dilingkungan yang sedang terjadi.
3. Melihat semua anggota tubuh dan pikiran.
4. Presentasi interaktif.
5. Sarana dan grafik yang dijelaskan harus beragam.
6. Segala cara harus disesuaikan dengan semua macam gaya belajar.
7. Cara belajar dengan sistem kelompok atau berdasarkan regu.
8. Berlatih untuk mendapatkan sesuatu, yang bisa dilakukan dengan berkelompok,
oribadi, berpasangan, dll.
9. Dengan begitu peserta didik akan mendapatkan pengalaman yang nyata.
10. Proses pengajaran dalam menyelesaikan permasalahan.
c. Tahap latihan
Dalam tahap ini guru harus membimbing peserta didik dalam menggabungkan serta
mendapatkan ilmu pengetahuan dan mendapatkan sebuah keterampilan baru dengan
segala macam kegiatan atau berbagai cara. Adapun kegiatan dalam pelatihan yaitu:
1. Kegiatan pembhentukan peserta didik.
2. Usaha pengaktifan, pengumpamaan, dan merenungkan.
3. Mengarahkan untuk melakukan praktik di dunia nyata.
4. Membuat media dan permainan saat belajar mengajar.
5. Amanat dan pelaksanaan dalam proses pembelajaran.
6. Kegiatan memecahkan permasalah.
7. Penenangan dapat mengubah peserta didik secara perlahan.

9
8. Percakapan berpasangan dengan 2, 3, 4 orang atau lebih bisa juga dengan
berkelompok.
9. Pemberian materi pembelajaran untuk menumbuhkan rasa persatuan.
10. Kegiatan yang mudah untuk menumbuh kembangkan kemampuan peserta didik.
11. Mengajarkan kembali.
d. Tahap menampilkan keberhasilan
Tahap ini berfungsi agar peserta didik bisa menerapkan dan dapat memperluas ilmu
pengetahuan dan juga keterampilan baru mereka pada pekerjaan supaya hasil dari
proses belajar yang mereka lakukan akan melekat dan terus meningkat dengan cara
selalu dibimbing oleh guru. Adapun kegiatan dalam tahap ini yaitu:
1. Penciptaan dan pelaksanaan kegiatan.
2. Kegiatan memperkuat pelaksanaan.
3. Malaksanakan latihan secara teratur terus menerus.
4. Menumhbuhkan umpan balik dan penilaian evaluasi cara kerja atau kinerja.
5. Kegiatan dan motivasi dari teman-teman dan orang lain.
6. Adanya peruhbahan suatu lumbaga dan daerah yang mendukung.
H. Kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran SAVI
Adapun kelebihan dari model SAVI adalah bisa menumbuhkan kecerdasan
peserta didik secara penuh karena di dalam mode ini memiliki beberapa unsur gabungan
seperti gerak fisik, dengan kegiatan mencerdaskan, di susun supaya pada saat daam
kegiatan belajar menjadi menyenangkan, menarik, agar peserta didik susah untuk
melupakan pembelajaran karena pembelajaran tersebut sudah melekat pada diri mereka
sendiri, (Kusmawati, 2014).
Model pembelajaran SAVI mampu untuk meningkatkan kemampuan berfikir
seorang peserta didik, (Ulvah & Afriansyah, 2016). Model pembelajaran SAVI mampu
meningkatkan kemampuan berkarya peserta didik. Selain itu peserta didik juga butuh
Latihan dalam proses membiasakan dirinya mengeluarkan pendapat, bertanya,
menjawab, memotivasi untuk belajar, dan yang paling penting adalah perbedaan yang
sangat tepat dan diusahakan agar pas untuk semua gaya belajar.
Model pembelajaran juga mampu meningkatkan ketangkasan dan kefokusan peserta
didik melalui cara belajar secara fisik, pendengaran, dan intelektual.

Adapun Kekurangan Model Pembelajaran SAVI Apabila guru yang mengajar


tidak memiliki ke kreatifan, maka pencapaian pada model ini tidak akan di dapatkan
10
karena di dalam model pembelajaran SAVI ini mengarahkan akan adanya guru yang
sempurna seperti guru yang mampu menciptakan ide-ide baru (kreatif), mampu
memberikan semangat (inovatif), berdasarkan kriteria tersebut guru juga diwajibkan
untuk bisa memadukan semua unsur yang ada di dalam model ini. Selain itu model ini
juga memiliki kelemahan dari segi waktu yaitu sangat lama dalam prosesnya atau
(membutuhkan waktu yang lama), dan bisa merugikan kepada peserta didik terutama
apabila peserta didik yang sedang belajar itu sangat lemah dalam kegiatan menerima
pembelajaran.
Model pembelajaran SAVI ini juga pada kenyataannya memerlukan bahan
belajar, alat belajar dan yang lengkap juga harus sesuai dengan segala sesuatu yang
dibutuhkan, dari itu bisa membutuhkan dana yang bisa dibilang sangatlah banyak dan
mahal untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Seperti untuk biaya bahan-bahan belajar
dan pembelajaran yang bagus, canggih dan pastinya harus bisa menggoda dan menarik
minat dan keinginan anak untuk belajar, sedangkan kita ketahui bahwa keadaan ini
hanya bisa di penuhi secara optimal pada sekolah-sekolah yang pastinya sudah maju.

Adapun kendala yang di alami guru di dadalam model ini adalah :


a. Kurangnya ketersediaan (sumber belajar) dari mana pembelajaran itu
didapatkan dengan (materi) bahan yang diajarkan dan (evaluasi) dalam proses
penilaian yang memeperluas bakat atau kemampauan analisis atau penyelesaian
masalah oleh peserta didik.
b. Guru lebih cenderung banyak terlibat dalam pembelajaran.
c. Media tunggal penunjang pembelajaran di dalam kelas hanyalah dengan
menggunakan papan tulis.
d. Seringnya diabadikan tentang jadwal refleksi kepada peserta didik. Yang bisa
ditemukan atau dilihat di dalam buku guru dan buku peserta didik yang
dijadikan sebagai sumber belajar untuk peserta didik.
e. Tidak di aplikasikannya cara belajar yang lain seperti cara mengajar yang
berkaitan dengan lingkungan sekitar tempat tinggal agar dengan mudah
berkembang. Selain itu mengembangkan kemampuan peserta didik untuk
menyelesaikan masalah

BAB III

11
PENUTUP
A. Simpulan
Model pembelajaran merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses belajar
mengajar. Seperti yang kita ketahui bahwa model pembelajaran sangat beragam
jenisnya. Beberapa diantaranya ada PJBL dan SAVI. Masing-masing model
pembelajaran memiliki keunggulan dan kekurangan. Oleh karena itu, sebelum memilih
model pembelajaran yang akan diterapkan guru sebaiknya benar-benar memperhatikan
dengan baik apakah model tersebut cocok dengan karakteristik peserta didiknya,
apakah model tersebut sesuai dengan kebutuhan peserta didik atau tidak, dan juga
memperhatikan lagi kelebihan serta kekurangan model pembelajaran yang akan
digunakan sebagai penunjang proses belajar mengajar. Karena pemilihan model
pembelajaran yang tepat akan berdampak besar bagi keberhasilan peserta didik
terutama dalam menangkap dan menyerap informasi dari guru, begitu juga sebaliknya.
B. Saran
Dalam pemilihan model pembelajaran hendaknya guru dapat
mempertimbangkannya dengan baik. Seperti pada model PJBL dan SAVI guru dapat
melihat dari kelebihan dan kekurangan model pembelajaran tersebut sebagai
pertimbangan untuk pemilihan model pembelajaran yang akan digunakan. Dengan
begitu, kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar karena
didukung dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ariani. 2020. Model Pembelajaran Inovatif Untuk Pembelajaran Matematika Di Kelas IV


Sekolah Dasar. Yogyakarta: CV budi Utama.

Fauziati, Emi. 2018. Meningkatan Kemampuan Memproduksi Teks Opini atau Editorial
Melalui Penggunaan strategi Thinktalk Write (Ttw) Dengan model Project Based
Learning Pada Peserta Didik Kelas Xii Mipa 3 Semester 2. Orbith. Vol. 14 No. 3.

Handoko, H. 2017. Pembentukan Ketrampilan berpikir kreatif pada pembelaajaran matematika


model SAVI Berbasis Discovery Strategi Materi dimensi Tiga kelas X. Eduma:
Mathematics Education Learning and Teahing, 6 (1), 85-95.

Hosnan.2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.


Bogor: Ghalia Indonesia.

Ibrahim, Nini. 2014. Perencanaan Pembelajaran (Teoritis dan Praktis). Jakarta: Mitra Abadi.

Meier, Dave. 2002. The Accelerated Learning Handbook. Bandung: MMU (Mizan Media
Utama).

Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Pratama, M. A., & Irwandi, I. 2021. Efektivitas Model Pembelajaran PjBL Melalui Google
Form terhadap Motivasi Belajar Siswa MTs. BIOEDUSAINS: Jurnal Pendidikan
Biologi dan Sains, 4(2), 185-192. https://doi.org/10.31539/bioedusains.v4i2.2505 .
Saputro, O. A., & Rayahu, T. S. (2020). Perbedaan Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Project Based Learning (PjBL) dan Problem Based Learning (PBL) Berbantuan
Media Monopoli. Jurnal Imiah Pendidikan Dan Pembelajaran, 4(1), 185–193.
http://dx.doi.org/10.23887/jipp.v4i1.24719 .

Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.

Wibowo, Hari. 2020. Model dan Teknik Pembelajaran Bahasa Indonesia. Depok: Putri Cipta
Media.

13

Anda mungkin juga menyukai