Anda di halaman 1dari 21

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“Capaian Pembelajaran Dan Pedagogical Contetnt Knowledge (Pengertian


Capaian Pembelajaran, Capaian Pembelajaran, Dan Pedagogical Contetnt
Knowledge PPKn) ”

Dosen Pembimbing
Sugiarti, M.Pd

Disusun Oleh :
Pita Soniska 2011240119
Putri Kembar 2011240130
Lini Susanti 2011240140
Dwi Jesika 2011240125
Fatasari Putri 2011240113
Migo Prabowo 2011240126

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAATI SUKARNO
BENGKULU
2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Segala puji dan syukur kita hanturkan atas kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan taufik dan hidayahNya. Sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan tepat waktu .
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabatnya yang telah
membawa kita dari alam kebodohan menuju alam terang benderang
bercahayakan iman, islam, dan ihsan.
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Guru Mata Kuliah
“Pendidikan Kewarga Negaraan” yang telah mendukung kami hingga
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan belum sempurna
yang kami sampaikan, sehingga apabila ada kekurangan dalam penulisan
maupun materi, kami mohon saran dan kritiknya secara langsung maupun tidak
langsung, untuk kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bengkulu, Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Pengertian Capaian Pembelajaran................................................................3
B. Bentuk Capaian Pemebelajaran...............................................................7
C. Pedagogical Content Knowledge PKN.......................................................12

BAB III PENUTUP.............................................................................................16


A. Kesimpulan..................................................................................................16
B. Saran.............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seorang guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik di


sekolah, perlu memiliki seperangkat ilmu tentang bagaimana ia harus
mendidik anak. Guru bukan hanya sekadar terampil dalam menyampaikan
bahan ajar, namun disamping itu ia juga harus mampu mengembangkan
pribadi anak, mengembangkan watak anak, dan mengembangkan serta
mempertajam hati nurani anak.
Pedagogik merupakan ilmu yang membahas pendidikan, yaitu ilmu
pendidikan anak. Jadi Pedagogik merupakan penjelasan tentang seluk-beluk
pendidikan anak dan lebih menitik beratkan kepada pemikiran,
perenungan tentang pendidikan, serta berarti pendidikan, yang lebih
menekankan kepada praktik, menyangkut kegiatan mendidik, dan kegiatan
membimbing anak. Adapun menurut Danim dalam Hiryanto (2017, hlm. 66)
ada tiga isu terkait dengan penggunaan istilah pedagogik, yakni (1)
pedagogik merupakan sebuah proses yang bertujuan, dalam makna
umum istilah pedagogik digunakan untuk menjelaskan prinsip-prinsip dan
praktik mengajar anak- anak, (2) banyak pekerjaan “pedagogik sosial” yang
telah digunakan untuk menggambarkan prinsip-prinsip mengajar anak-anak
dan kaum muda, dan (3) pengertian pedagogi telah dipahami dan dominan
mewarnai proses pembelajaran dalam konteks sekolah.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari capaian Pembelajaran ?

2. Apa saja bentuk dari capaian Pembalajaran ?

3. Apa yang di maksud Pedagogical Content Knowledge PKN ?

C. Tujuan

1. Untuk menegetahui dari capaian Pembelajaran !

2. Untuk mnegetahui bentuk dari capaian Pembelajaran !

3. Untuk mengetahui Pedagogical Content Knowledge PKN !

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Capaian Pembelajaran

Capaian pembelajaran (learning outcomes) adalah suatu ungkapan tujuan

pendidikan, yang merupakan suatu pernyataan tentang apa yang diharapkan

diketahui, dipahami, dan dapat dikerjakan oleh peserta didik setelah menyelesaikan

suatu periode belajar. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh

melalui internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan akumulasi

pengalaman kerja.

Istilah capaian pembelajaran kerapkali digunakan bergantian dengan

kompetensi, meskipun memiliki pengertian yang berbeda dari segi ruang lingkup

pendekatannya. Allan dalam Butcher (2006) menjelaskan bahwa banyak

terminologi digunakan untuk menjelaskan educational intent, di antaranya adalah;

learning outcomes; teaching objectives; competencies; behavioural objectives; goals;

dan aims.

Menurut Butcher (2006), “aims” merupakan ungkapan tujuan pendidikan

yang bersifat luas dan umum, yang menjelaskan informasi kepada siswa tentang

tujuan suatu pelajaran, program atau modul dan umumnya ditulis untuk pengajar

bukan untuk siswa. Sebaliknya capaian pembelajaran (learning outcomes) lebih

difokuskan pada apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh siswa selama atau pada

3
akhir suatu proses belajar. Sedangkan “objectives” cakupannya meliputi belajar dan

mengajar, dan kerapkali digunakan dalam proses asesmen.1

Kompetensi adalah suatu bentuk capaian pembelajaran, bersifat lebih terbatas.

Ketercapaiannya biasanya dinyatakan dengan kompeten atau tidak kompeten, lulus

atau tidak lulus, dan bukan dalam bentuk peringkat (grade). Capaian pembelajaran

dapat dicapai dalam bentuk berbagai tingkatan, bahkan dengan berbagai cara, dan

hasilnya dapat diukur dengan berbagai cara pula, tidak hanya dengan observasi

langsung. Bentuk lain dari capaian pembelajaran adalah “behavioural objectives”,

dimana pencapaiannya dapat diamati secara langsung.

Capaian pembelajaran menunjukkan kemajuan belajar yang digambarkan

secara vertikal dari satu tingkat ke tingkat yang lain serta didokumentasikan dalam

suatu kerangka kualifikasi. Capaian pembelajaran harus disertai dengan kriteria

penilaian yang tepat yang dapat digunakan untuk menilai bahwa hasil pembelajaran

yang diharapkan telah dicapai.

Capaian pembelajaran, bersama dengan kriteria penilaian, dapat menentukan

persyaratan untuk pemberian kredit (Butcher dan Highton, 2006). Akumulasi dan

transfer kredit dapat dilakukan apabila terdapat capaian pembelajaran yang jelas

untuk menunjukkan secara tepat atas kredit yang diberikan (Gonzale'z dan Wagenaar,

1
https://img.akademik.ugm.ac.id/dokumen/kkni/
kkni_005_dokumen_capaian_pembelajaran.pdf (Di Akses pada 26 Maret 2022, 21:03)

4
2005). Hal ini mengidentifikasi capaian pembelajaran sebagai tujuan belajar yang

terukur.2

Dalam Penjelasan UU No.: 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Pasal 35 ayat 1, disebutkan bahwa kompetensi lulusan merupakan

kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Sedangkan

dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005.

Tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 1 ayat 4, standar kompetensi

lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,

pengetahuan, dan keterampilan. Sebagaimana telah diuraikan di atas, pengertian

kompetensi dalam pendidikan formal nampaknya lebih tepat diungkapkan dalam

bentuk capaian pembelajaran. Alasan yang mendasarinya adalah hasil pembelajaran

pendidikan formal tidak semata-mata dimaksudkan untuk memenuhi standar

kompetensi yang diperlukan di tempat kerja, akan tetapi lebih luas lagi untuk

menghasilkan insan Indonesia yang cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas

sosial, cerdas intelektual, dan cerdas kinestetis, sebagaimana diungkapkan dalam visi

pendidikan nasional yang tertuang dalam Rencana Strategis Pendidikan Nasional

2010-2025.

2
Megawanti Santoso, dkk. Pradigma Capaian Pembelajaran. (Direktorat jendral pembelajaran
dan kemahasiswaan kementrian riset, teknologi dan pendidikan tinggi republic Indonesia : 2015). h 3

5
Capaian pembelajaran (CP) adalah identik dengan kompetensi yang

memiliki ruang lingkup luas. Dengan demikian, dalam uraian selanjutnya istilah

kompetensi akan digunakan secara bergantian dengan capaian pembelajaran sesuai

konteks kalimat yang akan diuraikan.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, pasal 1 ayat (2), menjelaskan bahwa

capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui internalisasi

pengetahuan, sikap, ketrampilan, kompetensi, dan akumulasi pengalaman kerja.

Sedangkan pengakuan terhadap capaian pembelajaran dijelaskan dalam pasal 4,

ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4) dan ayat (5) sebagai berikut:

1. Capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan atau pelatihan kerja

dinyatakan dalam bentuk sertifikat.

2. Sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk ijazah dan sertifikat

kompetensi.

3. Ijazah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan bentuk pengakuan

atas capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan.

4. Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan bentuk

pengakuan atas capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan atau

pelatihan kerja.

6
5. Capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pengalaman kerja dinyatakan

dalam bentuk keterangan yang dikeluarkan oleh tempat yang bersangkutan

bekerja.

Selanjutnya dalam Undang-undang Pendidikan Tinggi Nomor 12 Tahun 2012

Tentang Pendidikan Tinggi pasal 42 ayat (1) dijelaskan bahwa, ijazah diberikan

kepada lulusan pendidikan akademik dan pendidikan vokasi sebagai pengakuan

terhadap prestasi belajar dalam penyelesaian program studi tertentu, yang

terakreditasi diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi. Selanjutnya dalam pasal 44

ayat (1) dinyatakan bahwa sertifikat kompetensi merupakan pengakuan

kompetensi atas prestasi lulusan yang sesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunya

dan/atau memiliki prestasi di luar program studinya.3

B. Betuk Capaian Pembelajaran

1. Sikap

a) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap
religius.
b) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan
agama, moral, dan etika.
c) Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila.
d) Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
nasionalisme serta rasa tanggung jawab pada negara dan bangsa.

3
Megawanti Santoso, dkk. Pradigma Capaian Pembelajaran. (Direktorat jendral pembelajaran
dan kemahasiswaan kementrian riset, teknologi dan pendidikan tinggi republic Indonesia : 2015). h 4-6

7
e) Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan,
serta pendapat atau temuan orisinal orang lain.
f) Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap
masyarakat dan lingkungan.
g) Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
h) Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik.
i) Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang keahliannya
secara mandiri.
j) menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan.
k) memiliki pemahaman diri secara utuh sebagai sarjana pendidikan
l) Menginternalisasi sikap apresiatif dan peduli dalam pelestarian dan
pengembangan budaya lokal untuk meneguhkan jati diri bangsa Indonesia.

2. Pengetahuan

a) Menguasai prinsip dan teori pendidikan di sekolah dasar.


b) Menguasai konsep tentang karakteristik perkembangan peserta didik di
Sekolah Dasar, baik perkembangan fisik, psikologis, dan sosial.
c) Menguasai pengetahuan konseptual bidang studi di sekolah dasar meliputi
Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, PKn, SBdP, dan PJOK.
d) Menguasai konsep kurikulum, pendekatan, strategi, model, metode, teknik,
bahan ajar, media dan sumber belajar yang inovatif sebagai guru kelas di
sekolah dasar.
e) Menguasai konsep dan teknik  evaluasi proses dan evaluasi hasil
pembelajaran di sekolah dasar.
f) Menguasai konsep dasar dan prosedur penelitian yang dapat memecahkan  
permasalahan pembelajaran di sekolah dasar.

8
g) Menguasai konsep dan teknik layanan bimbingan penyuluhan di sekolah
dasar untuk memecahkan permasalahan yang terkait dengan perilaku  siswa
dalam pembelajaran.
h) Menguasai konsep layanan pembelajaran yang mendidik kepada peserta
didik sesuai dengan karakteristiknya.
i) Meguasai konsep Pengembangan potensi peserta didik secara optimal.
j) Menguasai konsep landasan filosofis, yuridis, historis, sosiologis, psikologis
dan empiris pendidikan.
k) Menguasai Teori belajar dan pembelajaran.
l) menguasai konsep penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam
perencanaan pembelajaran, penyelenggaraan pembelajaran, evaluasi
pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran.
m) Pengembangan lingkungan belajar yang aman, nyaman menyenangkan,
menantang, dan mengembangan peserta didik untuk berkreasi.
n) Menguasai konsep penerapan pengetahuan dan dan keterampilan teknologi
informasi dalam konteks pengembangan keilmuan dan impelementasi bidang
keahlian.
o) Menguasai konsep dan prinsip pendidikan kepramukaan dalam
mengembangkan kemampuan dan keterampilan melaksanakan kegiatan
kepramukaan di Sekolah Dasar.
p) Menguasai kemampuan dan keterampilan sesuai dengan konsep dan prinsip
implementasi kurikulum 2013 di Sekolah Dasar.
q) Menguasai tentang keragaman budaya dan kearifan lokal di Provinsi Jambi
serta upaya melestarikannya melalui integrasi dalam pembelajaran di Sekolah
Dasar.
r) Menguasai Kemampuan dan keterampilan pengajaran kedwibahasaan di
Sekolah Dasar Internasional.

9
3. Ketrampilan Umum

a) Mampu menerapkan pemikiran  logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam


konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi
yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan
bidang keahliannya.
b) Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur.
c) Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu
pengetahuan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora
sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah
dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni.
d) Mampu menyusun deskripsi saintifik hasil kajiannya dalam bentuk skripsi
atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi.
e) Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian
masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis informasi dan data.
f) Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan
pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya.
g) Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan
melakukan supervisi dan evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang
ditugaskan kepada pekerja yang berada dibawah tanggung jawabnya.Mampu
melaksanakan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada di
bawah tanggung jawabnya dan mampu mengelola pembelajaran secara
mandiri.
h) Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan
kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi.

4. Ketrampilan Khusus

a) Mampu menerapkan prinsip dan teori pendidikan melalui perancangan dan


pelaksanaan pembelajaran di sekolah dasar secara bertanggung jawab.

10
b) Mampu menerapkan konsep tentang karakteristik perkembangan peserta
didik baik perkembangan fisik, psikologis, dan sosial melalui perancangan
dan pelaksanaan pembelajaran di sekolah dasar.
c) Mampu menerapkan pengetahuan konseptual bidang studi di Sekolah Dasar
meliputi Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, PKn, SBdP, dan PJOK
melalui perancangan dan pelaksanaan pembelajaran dengan metode saintifik
sesuai dengan etika akademik.
d) Mampu menganalisis, merekonstruksi, dan memodifikasi kurikulum,
pendekatan, strategi, model, metode, teknik, bahan ajar, media dan sumber
belajar yang inovatif sebagai guru kelas di sekolah dasar secara mandiri.
e) Mampu merancang dan melaksanakan evaluasi proses dan hasil pembelajaran
di sekolah dasar secara berkelanjutan.
f) Mampu merancang dan melaksanakan penelitian bidang pendidikan SD
secara ilmiah sesuai dengan etika akademik dan melaporkannya dalam bentuk
skripsi dan mengunggah artikel dalam laman perguruan tinggi.
g) Mampu menerapkan layanan bimbingan penyuluhan di sekolah dasar untuk
memecahkan permasalahan yang terkait dengan perilaku  siswa dalam
pembelajaran secara mandiri sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.
h) Mampu melaksanakan layanan pembelajaran yang mendidik kepada peserta
didik sesuai dengan karakteristiknya.
i) Mampu melaksanakan  pengembangan potensi peserta didik secara optimal.
j) Mampu menerapkan landasan filosofis, yuridis, historis, sosiologis,
psikologis dan empiris pendidikan.
k) Mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan teori belajar dan
pembelajaran.
l) Mampu menerapkan teknologi informasi dan komunikasi dalam perencanaan
pembelajaran, penyelenggaraan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan
pengelolaan pembelajaran.

11
m) Mampu mengkondisikan lingkungan belajar yang aman, nyaman
menyenangkan, menantang, dan mengembangan peserta didik untuk
berkreasi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
n) mampu menerapkan pengetahuan dan dan keterampilan teknologi informasi
dalam konteks pengembangan keilmuan dan impelementasi bidang keahlian
sebagai sarjana kependidikan dasar.
o) Mampu melaksanakan pendidikan kepramukaan dalam mengembangkan
kemampuan dan keterampilan melaksanakan kegiatan kepramukaan di
Sekolah Dasar.
p) Mampu melaksanakan kurikulum 2013 di Sekolah Dasar.
q) Mampu melaksanakan pembelajaran berbasis budaya dan kearifan lokal di
Provinsi Jambi serta upaya melestarikannya melalui integrasi dalam
pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar.4

C. Pedagogical Content Knowledge PKN

PCK digambarkan sebagai suatu kumpulan kemampuan yang membantu

seseorang mentransfer pengetahuan ke orang lain. Lebih rinci lagi, Shulman dalam

Turnuklu (2007) menyatakan bahwa PCK meliputi:

“the way the ways of representing and formulating the subject that make it

comprehensible to others; an understanding of what makes the learning of specific

topics easy or difficult; the conceptions and preconceptions that students of different

ages and backgrounds bring with them to the learning of those most frequently taught

topics and lessons’.

4
http://pgsd.fkip.unja.ac.id/capaian-pembelajaran/ (di Akses pada Jum`at, 25 Maret 2022)

12
Ungkapan tersebut berarti PCK adalah cara merepresentasikan dan

merumuskan suatu subyek sehingga subjek (materi) itu dapat dipahami secara

menyeluruh. Sedangkan Cochran (1993) merumuskan Pedagogical content

Knowledge (PCK)sebagai:

“Concern the manner in which teachers relate their subject matter knowledge (what

they know about what they teach) to their pedagogical knowledge (what they know

about teaching) and how subject matter knowledge is a part of the process of

pedagogical reasoning”,

Yang bisa diartikan bahwa PCK berhubungan dengan cara para guru

menghubungkan pengetahuan materi subyek mereka (apa yang guru ketahui tentang

apa yang mereka ajarkan) dengan pengetahuan mengajar mereka (apa yang guru

ketahui tentang cara mengajar) dan alasan tentang memadukan pengetahuan subyek

materi menjadi bagian dari proses pembelajaran.

Menurut Koehler dan Mishra (2008),

“PCK covers the core business of teaching, learning, curriculum, assessment, and

reporting such as the conditions that promote learning and the link among

curriculum, assessment, and pedagogy.”,

Pedagogical Content Knowledge (PCK) mencakup kegiatan inti pengajaran,

pembelajaran, kurikulum, penilaian, dan pelaporan yaitu yang mendukung kegiatan

belajar siswa dan hubungan antara kurikulum, penilaian, dan pedagogi”. Shulman dan

Cochran, et al., (1993) menyatakan PCK juga meliputi pemahaman tentang apa yang

dapat dilakukan dalam pembelajaran suatu konsep spesifik yang mudah maupun sulit

13
terhadap para siswa (dengan berbagai umur dan latar belakang) yang mempunyai

konsepsi dan miskonsepsi agar mereka belajar.

Shulman (1986) menyampaikan bahwa PCK merupakan salah satu

pengetahuan yang harus dimiliki oleh guru dan calon guru. PCK (Pedagogical

Content Knowledge) merupakan pengetahuan tentang materi yang diajarkan dan cara

mengajarkannya. PCK meliputi aspek-aspek yang berhubungan erat dengan kegiatan

mengajar para guru. Adapun aspek-aspek tersebut yaitu ide, analisa, ilustrasi, contoh-

contoh, penjelasan dan demonstrasi, dan perumusan pokok materi. Pengetahuan

pedagogi juga meliputi suatu pemahaman tentang apa yang membuat topik materi

pelajaran menjadi sulit atau mudah. Konsep PCK didasarkan pada teori-teori

pengetahuan pedagogi dan kebutuhan untuk menunjukan pentingnya pemahaman

pengetahuan dalam menerangkan pokok materi di dalam pembelajaran (Shulman,

1986).

Pedagogical Content Knowledge (PCK) merupakan pengetahuan tentang

materi yang diajarkan dan cara mengajarkannya. PCK bermakna kombinasi dari 2

pengetahuan yang merupakan dasar dalam praktek pembelajaran oleh guru,

yakni content knowlegde dan pedagogical knowlegde.  Di dalamnya terdapat

beberapa aspek yaitu ide, analisa, ilustrasi, contoh-contoh, penjelasan dan

demonstrasi, dan perumusan pokok materi. Seorang guru harus menguasai

kompetensi ini untuk melaksanakan pembelajaran fisika, sehingga perlu adanya

sebuah bahan ajar sebagai referensi guru dalam menggali kompetensi pedagogical

content knowledge (PCK). Bahan ajar yang dimaksud bisa berupa handout, buku,

14
modul, lembar kerja, atau jenis bahan ajar lain yang mampu menunjang kompetensi

guru.

Jadi kita sebagai guru harus memahami dasar dari pengetahuan apa itu

Pendidikan Kewarga Negaraan, serta memahami point-point, demostrasi, dan

prakteknya yang akan kita berikan kepada siswa agar siswa mudah memahami

dengan di gabungkan dengan metode serta media pembelajaran yang telah kita buat

sesuai materi.5

5
https://www.lakonfisika.net/2019/07/pedagogical-content-knowledge-pck.html (Di akses
pada Jum`at, 25 Maret 2022, 01;23)

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Capaian pembelajaran (CP) adalah identik dengan kompetensi yang

memiliki ruang lingkup luas. Dengan demikian, dalam uraian selanjutnya

istilah kompetensi akan digunakan secara bergantian dengan capaian

pembelajaran sesuai konteks kalimat yang akan diuraikan.

Yang bisa diartikan bahwa PCK berhubungan dengan cara para guru

menghubungkan pengetahuan materi subyek mereka (apa yang guru ketahui

tentang apa yang mereka ajarkan) dengan pengetahuan mengajar mereka (apa

yang guru ketahui tentang cara mengajar) dan alasan tentang memadukan

pengetahuan subyek materi menjadi bagian dari proses pembelajaran.

Pedagogical Content Knowledge (PCK) merupakan pengetahuan tentang

materi yang diajarkan dan cara mengajarkannya. PCK bermakna kombinasi dari 2

pengetahuan yang merupakan dasar dalam praktek pembelajaran oleh guru,

yakni content knowlegde dan pedagogical knowlegde. 

16
B. Saran

Sebagai guru nanti kita akan ditutut dalam capaian pembelajaran,

khususnya pada pemeblajaran PKn ini. Kita sebgai guru haru memahami tentang

capaian pembelajaran, bentuk dari capaian pembelajaran. Setelah paham maka

kita sebagai guru harus menerapkan dari hasil pemahaman kita agar menjadi

penambah wawasan.

Untuk pembaca diharpakan dapat memberikan masukan atas materi yang

telah kami kaji. Agar apa yang menjadi pembahsan bagi kelompok kami dapat

memberikan dampak yang baik dan bermanfaat.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://pgsd.fkip.unja.ac.id/capaian-pembelajaran/ (di Akses pada Jum`at, 25 Maret


2022)

https://img.akademik.ugm.ac.id/dokumen/kkni/
kkni_005_dokumen_capaian_pembelajaran.pdf (Di Akses pada 26 Maret 2022,
21:03)

https://www.lakonfisika.net/2019/07/pedagogical-content-knowledge-pck.html (Di
akses pada Jum`at, 25 Maret 2022, 01;23)

Megawanti Santoso, dkk. 2015. Pradigma Capaian Pembelajaran. (Direktorat jendral


pembelajaran dan kemahasiswaan kementrian riset, teknologi dan pendidikan
tinggi republic Indonesia ).

18

Anda mungkin juga menyukai