Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

“STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN”

DISUSUN OLEH:

Ananda Dwi Syahfytry Hardi

2205110596

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Erlisnawati, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

2023
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan” dengan baik tanpa ada halangan
yang berarti.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Landasan Pendidikan dari
Ibu Dr. Erlisnawati, M.Pd. Makalah ini juga bertujuan untuk memberikan wawasan kepada
pembaca tentang standar pendidik dan tenaga kependidikan. Penyusun berterima kasih kepada
Ibu Dr. Erlisnawati, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Landasan Pendidikan. Berkat tugas yang
diberikan ini membuat wawasan penyusun menjadi bertambah dan penyusun juga mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini.

Di luar itu, penyusun sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi.
Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, kami selaku penyusun menerima segala kritik dan
saran yang membangun dari pembaca.

Pekanbaru, Juni 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................3

A. Pengertian Pendidik dan Tenaga Kependidikan.........................................................3


B. Tugas Dan Fungsi Pendidik dan Tenaga Kependidikan ............................................4

BAB III PEMBAHASAN...........................................................................................................6

A. Pengertian Supervisi.......................................................................................................6
B. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan..............................................................7
1. Kualifikasi Akademik Guru...............................................................................8
2. Standar Kompetensi Guru.................................................................................9
C. Analisi SWOT Terkait Dengan Profesi Seorang Guru...............................................10

BAB IV PENUTUP.....................................................................................................................14

A. Kesimpulan......................................................................................................................14
B. Saran................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan inti dalam menjalani kehidupan di dunia ini karena dengan
pendidikan manusia dapat mengetahui apa yang ingin diketahui, menjadi bisa apa yang
belum bisa. Dengan pendidikan, manusia mampu untuk dapat berkomunikasi dengan baik
dan bersosial di tengah-tengah lingkungan masyarakat. Berarti Pendidikan juga
merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus dilakukan oleh setiap orang.
Dengan demikian pendidikan harus dilakukan oleh semua kalangan
masyarakat di negeri ini.
Pendidikan dapat dilakukan dari berbagai cara, belajar sesama teman, keluarga
dan masyarakat Dalam UU Sisdiknas tahun 2003 No. 20 menerangkan pendidikan pada
tingkat dasar wajib dilakukan oleh setiap masyarakat tanpa ada pungutan biaya.
Dari undang-undang tersebut pemerintah berupaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah pendidikan pada tingkat dasar yaitu pada
jenjang pendidikan SD/MI dan SMP/MTs. Dalam meningkatkan mutu pendidikan
pemerintah juga memberikan kewajiban pada setiap pendidik sebagai pendidik yang
profesional dan bertanggung jawab.
Upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia salah
satunya adalah meningkatkan mutu pendidik. Dengan adanya sertifikasi guru diharapkan
mutu dan kualitas pendidikan dapat maju dan berkembang sesuai dengan perkembangan
zaman. Dalam upaya ini pemerintah mengharapkan agar setiap lembaga pendidikan
mampu memberikan bibit-bibit bangsa yang cerdas dan berkompeten untuk
mempersiapkan pendidikan dalam era global.
Peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 pada BAB VI ayat 1 menjelaskan
bahwa seorang pendidik harus mempunyai standar pendidik yaitu kualifikasi akademik
dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta mempunyai
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.' Dari peraturan pemerintah
ini, dapat di lihat bahwa pemerintah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidik dengan
jalan memberikan standar pendidik. Artinya guru harus mempunyai kriteria kriteria yang

1
telah di tentukan oleh peraturan pemerintah tersebut meliputi standar kualifikasi
akademik berarti guru harus memiliki ijazah minimal yang sudah ditentukan, kompetensi
meliputi kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan
kompetensi sosial.
Upaya pemerintah bukan hanya memberikan standar mi nimal bagi seorang guru
tetapi juga memberikan tanggung jawab kepada seorang supervisor untuk mengawasi dan
mengontrol kepada para pendidik tersebut. Dengan tujuan agar peraturan pemerintah
sesuai dengan realita.
Dari pemaparan latar belakang di atas maka dalam makalah ini penulis mencoba untuk
memaparkan supervisi standar pendidik dan tenaga kependidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian supervisi?
2. Apa standar pendidik dan tenaga kependidikan?
3. Bagaimana analisis SWOT terkait dengan profesi guru?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui makna tentang supervisi
2. Untuk mengetahui standar pendidik dan tenaga kependidikan
3. Untuk mengetahui analisis SWOT terkait dengan profesi guru

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses pendidikan memegang peranan
strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembagan
kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Dipandang dari dimensi pembelajaran,
peranan pendidik (guru, dosen, pamong pelajar, instruktur, tutor, widyaiswara) dalam
masyarakat indonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam
proses pembelajaran berkembang amat cepat.
Berdasarkan Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) Nomor
20 Tahun 2003, Bab XI pasal 39 ayat:
1) Tenaga Kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan.
2) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil belajar, melakukan pembimbingan
dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik dan perguruan tinggi.
3) Pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan dasar dan menengah disebut guru
dan pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan tinggi disebut dosen.
4) Ketentuan mengenai guru pada ayat diatur dengan undang-undang sendiri.

Sebagai seorang pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi


sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan sehat rohani, serta memiliki kemampuan
mewujudkan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang dimaksud ialah tingkat
pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan
ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan
yang berlaku. Hal ini sesuai dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
sebagai berikut:

"Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan


menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

3
kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Pendidik meliputi pendidik
pada TK/RA. SD/MI, SMP/MTs. SMA/MA. SDLB/SMPLB/SMALB,SMK/MAK,
satuan pendidikan Paket A, Paket B dan Paket C, dan pendidik pada lembaga kursus dan
pelatihan. Tenaga kependidikan meliputi kepala sekolah/madrasah, pengawas satuan
pendidikan, tenaga administrasi, tenaga keperpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi,
pengelola kelompok belajar, pamong belajar, dan tenaga kebersihan."

Tenaga kependidikan juga dapat diartikan sebagai orang yang berperan serta
dalam proses pelaksanaan pendidikan pada satuan pendidikan untuk menciptakan sosok
manusia yang berpendidikan. Tenaga kependidikan merupakan orang yang
membimbing, menguji, mengajar melatih peserta didik, menjadi tenaga fungsional
kependidikan yang memiliki, mengawasi, meneliti dan mengembangkan perencanaan-
perencanaan di bidang pendidikan.

B. Tugas Dan Fungsi Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39


ayat 2, pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Secara khusus tugas dan fungsi tenaga pendidik (guru dan dosen) didasarkan pada
Undang-Undang No 14 Tahun 2007. yaitu sebagai agen pembelajaran untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional, pengembang ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni, serta pengabdi kepada masyarakat.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010


Tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan pasal 171 Pendidik mempunyai
tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1) Guru sebagai pendidik profesional mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,


melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

4
2) Dosen sebagai pendidik profesional dan ilmuwan mentransformasikan, mengembangkan,
dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, pada jenjang pendidikan tinggi.
3) Konselor sebagai pendidik professional memberikan pelayanan konseling kepada peserta
didik di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi.
4) Pamong belajar sebagai pendidik professional mendidik, membimbing, mengajar,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, dan mengembangkan model program
pembelajaran, alat pembelajaran, dan pengelolaan pembelajaran pada jalur pendidikan
nonformal.
5) Widyaiswara sebagai pendidik professional mendidik, mengajar, dan melatih peserta
didik pada program pendidikan dan pelatihan prajabatan dan/atau dalam jabatan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.
6) Tutor sebagai pendidik professional memberikan bantuan belajar kepada peserta didik
dalam proses pembelajaran jarak jauh dan/atau pembelajaran tatap muka pada satuan
pendidikan jalur formal dan nonformal.
7) Instruktur sebagai pendidik professional memberikan pelatihan teknis kepada peserta
didik pada kursus dan/atau pelatihan.
8) Fasilitator sebagai pendidik professional melatih dan menilai pada lembaga pendidikan
dan pelatihan.
9) Pamong pendidikan anak usia dini sebagai pendidik profesional mengasuh, membimbing,
melatih, menilai perkembangan anak usia dini pada kelompok bermain, penitipan anak
dan bentuk lain yang sejenis pada jalur pendidikan nonformal.

5
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Supervisi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) supervisi berarti pengawasan utama
atau pengontrolan tertinggi. Menurut Danim, Sudarwan bahwa secara etimologi,
supervisi berasal dari bahasa inggris "supervision" yang berarti pengawasan. Pelaku atau
pengawasannya di sebut supervisor dan orang yang di supervisi di sebut subyek supervisi
atau supervisi. Secara morfologis, supervisi terdiri dari dua kata, yaitu super (atas) dan
vision (pandang, lihat, tilik, amati atau awasi). Supervisi, karenanya di beri makna
melihat, melirik, memandang, menilik, mengamati, atau mengawasi dari atas. Pelakunya
di sebut supervisor, yang kedudukannya lebih tinggi atau di atas orang yang di supervisi.
Sementara Suharsimi' mengatakan bahwa memang sejak dulu banyak orang
menggunakan istilah pengawasan, penilikan atau pemeriksaan untuk istilah supervisi,
demikian pula pada zaman Belanda orang mengenal istilah inspeksi.
Menurut Soetjipto Dan Raflis Supervisi tidak dapat di artikan secara sempit
sebagai proses untuk mengawasi dan usaha memperbaiki pengajaran yang terbatas di
dalam ruang kelas, tetapi lebih luas dari itu. Proses pengajaran selalu terkait dengan
semua kegiatan pendidikan di sekolah. Kegiatan supervisi bertujuan untuk memperbaiki
proses dan hasil belajar- mengajar. Sasaran supervisi dapat kita bedakan menjadi dua
yaitu yang berhubungan langsung dengan pengajaran dan yang berhubungan dengan
pendukung pengajaran. Supervisi satuan pendidikan adalah fungsi langsung dari
menejemen pendidikan sedangkan supervisi kelas atau bidang studi secara khusus
terfokus terhadap proses belajar-mengajar.
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian
supervisi adalah aktivitas pengawasan, pengontrolan serta pembinaan yang dilakukan
atasan kepada bawahannya artinya suatu lembaga pendidikan mempunyai seorang
supervisor yang bertugas untuk mengawasi dan mengontrol serta membina pada semua
kegiatan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan tersebut.
Dalam memberikan pengawasan, pengarahan dan pengontrolan seorang
supervisor telah diberikan wilayah-wilayah yang harus di supervisi dalam lembaga

6
pendidikan. Seorang supervisor juga tidak boleh memberikan pengontrolan sesuai dengan
keinginannya sendiri. Karena dalam pendidikan di Indonesia telah diberikan ketentuan-
ketentuan apa saja yang harus di awasi, diberikan arahan dan diberikan pembinaan.
Dalam makalah ini akan dijelaskan bahwa apa saja yang harus di supervisi dalam hal
standar pendidik dan tenaga kependidikan.

B. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Pendidik dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) berasal dari kata dasar
didik yang berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan)
mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran dan mendapat imbuhan pe- sehingga menjadi
pendidik yang berarti orang yang mendidik. Sedangkan menurut istilah pendidik berarti
orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan
mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik baik potensi afektif, potensi
kognitif maupun potensi psikomotorik.
Pendidik merupakan orang dewasa yang bertanggung jawab mendidik kepada
anak didiknya untuk mengupayakan perkembangan seluruh potensi yang ada pada setiap
anak didik agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi
tingkat kedewasaannya mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan
khalifah Allah SWT dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai
makhluk individu yang mandiri.
Dalam UU SPN No 20 tahun 2003 pasal 37 ayat 2 yang berbunyi : "Pendidik
merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan
kepada masyarakat terutama bagi pendidikan pada perguruan tinggi". Selanjutnya dalam
ayat 3 berbunyi :"Pendidik yang mengajar dalam satuan pendidikan dasar dan menengah
disebut guru dan pendidik yang mengajar di satuan pendidikan tinggi disebut dosen."
Sebuah lembaga pendidikan selain mempunyai pendidik juga ada tenaga
kependidikan. Tenaga kependidikan merupakan tenaga yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan. pengawasan, dan pelayanan
teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.

7
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan penjabatan
dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan menyebutkan
bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.

1. Kualifikasi Akademik Guru


Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kualifikasi adalah pendidikan khusus
untuk memperoleh suatu keahlian atau keahlian yang diperlukan untuk mencapai sesuatu
( menduduki jabatan dsb). Sedangkan akademik memiliki arti akademis. Jadi kualifikasi
akademik adalah keahlian atau kecakapan khusus dalam bidang pendidikan baik sebagai
pengajar pelajaran, administrasi pendidikan dan seterusnya yang diperoleh dari
proses pendidikan.
Kualifikasi akademik diartikan sebagai tingkat pendidikan minimal yang harus
dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat
keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku
(Pasal 28 ayat 2).
a. Kualifikasi akademik guru melalui pendidikan formal
Dalam permendiknas no. 16 tahun 2007 sebagaimana di kutip oleh imam machali'
Kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan jalur formal mencakup kualifikasi
akademik guru pendidikan Anak Usia Dini/ Taman Kanak-kanak/Raudatul Atfal
(PAUD/TK/RA), guru sekolah dasar/madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), guru sekolah
menengah pertama/madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), guru sekolah menengah
atas/madrasah aliah (SMA/MA), guru sekolah dasar luar biasa/sekolah menengah luar
luar biasa/sekolah menengah atas sekolah luar biasa menengah
(SDLB/SMPLB/SMALB), dan guru kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK),
sebagai berikut.
1) Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA Guru pada PAUD/TK/RA harus
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau

8
sarjana (S1) dalam bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh
dari program studi yang terakreditasi.
2) Kualifikasi Akademik Guru SD/MI Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang
sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat
(D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI)
atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
3) Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang
sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat
(D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
4) Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang
sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat
(D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari studi yang terakreditasi.
5) Kualifikasi Akademik Guru SDLB/SMPLB/SMALB Guru pada
SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi
akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program
pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
6) Kualifikasi Akademik Guru SMK/MAK Guru pada SMK/MAK atau bentuk lain
yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran
yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
b. Kualifikasi guru melalui uji kelayakan dan kesetaraan
Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai guru
dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan tetapi belum dikembangkan di
perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan
kesetaraan bagi seseorang yang memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan
tinggi yang diberi wewenang untuk melaksanakannya.

2. Standar Kompetensi Guru

9
Menurut kamus besar bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan
(kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan sesuatu). Sedangkan menurut Spencer
sebagaimana kompetensi adalah karakter mendasar seorang yang menyebabkan sanggup
menunjukkan kinerja efektif atau superior melakukan suatu pekerjaan.
Kompetensi itu sendiri merupakan seperangkat pengetahuan ketrampilan dan
perilaku tugas yang harus dimiliki. Setelah dimiliki, tentu harus dihayati, di kuasai dan
diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan di dalam kelas yang
disebut pengajaran. Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogi, kepribadian. sosial,
dan profesional.
a. Kompetensi Pedagogi
Kompetensi Pedagogi merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan
pembelajaran dalam kepentingan peserta didik. Paling tidak harus meliputi pemahaman
wawasan atau landasan kepemimpinan dan pemahaman terhadap peserta didik. Selain itu
juga meliputi kemampuan dalam pengembangan kurikulum dan silabus termasuk
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran yang mendidik serta dialogis.
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Secara objektif mampu mengevaluasi kinerja sendiri dan mengembangkan diri secara
mandiri dan berkelanjutan.
c. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orangtua / wali atau masyarakat.
d. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah salah satu unsur yang harus dimiliki oleh guru
yaitu dengan cara menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam.

C. Analisi SWOT Terkait Dengan Profesi Seorang Guru


Dalam proses pembelajaran di sekolah, guru merupakan sumber daya edukatif
dan actor utama dalam proses pembelajaran tidak akan pernah tergantikan walaupun

10
perkembangan ilmu pengetahuan tehnologi pembelajaran mengalami perkembangan
sangat pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi tidak menjadi penghalang
bagi seorang guru melainkan tantangan yang menuntut kompetensi profesional guru
yang lebih tinggi.
Di era modern ini, peran guru dalam dunia pendidikan merupakan peran yang
sangat central dalam proses pembinaan peserta didik untuk menyiapkan diri dalam
menyosong hari depan, oleh karena itu para guru harus menyikapi tugas dan tanggung
jawabnya sebagai seorang pendidik dengan bijak dan berupaya untuk meningkatkan
kompetensi sebagai penunjang dalam melaksanakan tugas dan perannya sebagai guru.
Berdasarkan pengamatan dilapangan guru sebagai salah satu sumber informasi bagi
peserta didik maupun masyarakat didorong untuk selalu dapat mengikuti perkembangan
tehnologi dan ilmu pengetahuan yang demikian pesat.
Para guru harus berperan sebagai penggagas atau inovator dalam merancang masa
depan lembaga yang mereka kelola. Strategi-strategi baru yang inovatif harus
dikembangkan dan harus memastikan bahwa lembaga pendidikan akan melaksanakan
tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mendatang khususnya pada abad
21 dan setelahnya. Untuk melakukan hal ini, antara lain dibutuhkan sebuah pengujian
mengenai bukan saja lingkungan lembaga pendidikan itu sendiri tetapi juga lingkungan
eksternalnya (Brodhead, 1991). Analisis kekuatan, kelemahan, kesempatan/peluang, dan
ancaman atau SWOT (juga di kenal sebagai analisis TWOS dalam beberapa buku
manajemen), menyediakan sebuah kerangka pemikiran untuk para administrator
pendidikan dalam memfokuskan secara lebih baik pada layanan kebutuhan
dalam masyarakat.
1. Strength (kekuatan)
1) Guru memiliki kode etik, sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
2) Menerapkan proses pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran.
3) Terjalin hubungan baik antara kepala sekolah dengan guru. sehingga dalam
pembelajaran berjalan lancar. proses
4) Guru mempunyai dedikasi tinggi terhadap pendidikan, sehingga dalam menjalankan
tugas mempunyai rasu tanggung jawab untuk mencerdaskan anak didiknya.

11
5) Guru mampu memperagakan apa yang akan diajarkan secara didaktik dan metodik,
sehingga apa yang diajarkannya dapat dimengerti dan dipahami serta dikuasai oleh
peserta didik.
6) Guru mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar agar kegiatan-kegiatan
belajar terarah pada tujuan pendidikan.
7) Guru memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup akan media pendidikan
sebagai sarana komunikasi dalam proses belajar.
8) Guru memiliki pengetahuan dan kemampuan melakukan evaluasi terhadap hasil
belajar yang telah dicapai oleh peserta didik maupun oleh pendidik yang bertujuan
apakah materi yang diajarkan dapat diserap dengan baik oleh peserta didik.
9) Guru bisa memperoleh media-media pembelajaran yang inovatif melalui berbagai
portal perndidikan.

2. Wakness (kelemahan)
1) Guru kurang disiplin dalam melaksanakan tugas dan sering datang terlambat.
2) Kurangnya sarana dan prasarana pendidikan seperti ruang kelas, sarana olah raga dan
perlengkapan pembelajaran lainnya.
3) Tidak semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK.
4) Adanya guru yang diberi tugas rangkap untuk mengajar berbagai mata pelajaran.
5) Guru sering meninggalkan ruang kelas saat jam pelajaran sehingga proses belajar
mengajar tidak berjalan lancar,
6) Kurangnya dedikasi sebagian guru terhadap tugasnya.
7) Guru kurang menguasai berbagai teori belajar, sehingga proses pembelajaran
cenderung monoton sehingga peserta didik mudah bosan.
8) Kurangnya semangat guru untuk banyak belajar tentang berbagai disiplin ilmu.
9) Rendahnya tingkat kesejahteraan guru.

3. Opportunity (peluang)
1) Perlu mengadakan peningkatan kemampuan guru. Peningkatan kemampuan guru
dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: Pendidikan lanjutan dalam jabatan
dan Pendidikan Profesi Guru (PPG)

12
2) Pengembangan karier guru yaitu dengan cara mengadakan lomba dan memberikan
penghargaan bagi guru yang berprestasi.
3) Adanya partisipasi dukungan masyarakat di bidang pendidikan.
4) Adanya program Ivent kompetensi tentang kompetensi guru, baik tingkat daerah,
regional, nasional, maupun internasional.
5) Adanya komitmen pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan.
6) Adanya dukungan pemerintah terhadap kesejahteraan guru.
7) Kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan pendidikan.
8) Dengan mendayagunakan peraturan perundangan di bidang pendidikan, pelayanan
pendidikan yang bermutu dan merata akan lebih mudah.
9) Mendayagunakan sarana prasarana yang ada dalam rangka pelayanan
pendidikan yang bermutu.

4. Threats (ancaman)
1) Masih adanya perilaku dan budaya masyarakat yang kurang mendukung program
pendidikan.
2) Pemerintah masih kurang maksimal dalam memberi kesejahteraan guru.
3) Adanya kebijakan sistem pendidikan yang sering berubah.
4) Biaya pendidikan yang semakin tinggi.
5) Kurangnya perhatian pemerintah terhadap kemajuan pedidikan.
6) Berlakunya Era Pasar Bebas Asean dan Asia 2010 memiliki konsekuensi tumbuhnya
persaingan yang amat ketat dalam segala aspek kehidupan.

13
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan penjabatan
dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. Kualifikasi adalah
pendidikan khusus untuk memperoleh suatu keahlian atau keahlian yang diperlukan
untuk mencapai sesuatu (menduduki jabatan dsb). Sedangkan akademik memiliki arti
akademis. Jadi kualifikasi akademik adalah keahlian atau kecakapan khusus dalam
bidang pendidikan baik sebagai pengajar pelajaran, administrasi pendidikan dan
seterusnya yang diperoleh dari proses pendidikan.
Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan ketrampilan dan perilaku tugas
yang harus dimiliki. Setelah dimiliki, tentu harus dihayati, di kuasai dan diwujudkan oleh
guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan di dalam kelas yang disebut pengajaran
Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional.
Strategi-strategi baru yang inovatif harus dikembangkan dan harus memastikan
bahwa lembaga pendidikan akan melaksanakan tanggung jawab untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat mendatang khususnya pada abad 21 dan setelahnya. Maka dari itu
diperlukan analisis kekuatan, kelemahan, kesempatan/peluang, dan ancaman atau SWOT
menyediakan sebuah kerangka pemikiran untuk para administrator pendidikan dalam
memfokuskan secara lebih baik pada layanan kebutuhan dalam masyarakat.

B. Saran
Komponen standar pendidik dan tenaga kependidikan merupakan salah satu
komponen utama dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, sebaiknya
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dapat bekerja sama sehingga tujuan kegiatan
pembelajaran dapat berjalan dengan optimal, yang nantinya akan berdampak pada
terwujudnya tujuan pendidikan nasional.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abidah, Qumy. 2022. Makalah standar tenaga pendidik dan kependidikan. SCRIBD.
Diakses pada 25 Juni 2023 melalui
https://www.scribd.com/document/582992876/makalah-standar-tenaga-pendidik-
dan-kependidikan

Buletin BNSP.2006. Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, edisi 3, hlm. 51

Broadhead, C.W., (1991), Image 2000: A Vision for Vocational Education. To Look Good,
We've got to Be Good. Vocational Education Journal, 66(1), 22-25.

Danim, Sudarman dan Khairi.2011. Profesi Kependidikan, (Bandung: CV.


Alfabeta), hlm. 152

Ibrahim, Bafadal. 2008. Penigkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar Dalam


Kerangka Manajeman Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. (Jakarta: Bumu
Aksara), cet. 4,18.

Idha, Nurwahidah. 2014. Analisi SWOT terkait dengan profesi seorang guru. SCRIBD.
Diakses pada 25 Juni 2023 melalui
https://www.scribd.com/doc/224837745/ANALISIS-SWOT-TERKAIT-DENGAN-
PROFESI-SEORANG-GURU-docx

JS Badudu, dkk. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan), 1473.

Suharsimi, Arikunto. 1988. Organisasi dan administrasi pendidikan teknologi dan


kejuruan, (Jakarta: P2LPTK, Ditjen Dikti, Depdikbud) hlm. 152

Suparlan. 2006. Guru sebagai Profesi, (Yogyakarta: Hikayat Publising), cet. 1, 72-73.

Tim Dosen, 2010. Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan. ALFABETA, hal
229

Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) Nomor 20 Tahun 2003, Bab


XI pasal 39 ayat (1) dan (2), 30

15

Anda mungkin juga menyukai