Anda di halaman 1dari 24

INOVASI TENAGA PENDIDIK

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


INOVASI PENDIDIKAN
Dosen Pengampu : Ferizal, M.Pd

OLEH:
Febriyanti : 2019.190
Kiki Wulandari :
Salamah :

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM RAUDHATUL AKMAL
BATANG KUIS 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa atas segala limpahan rahmat serta
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “ INOVASI PENDIDIKAN”.

Dalam penyusunan makalah atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
kami hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, bimbingan orang tua, teman-
teman dan dosen. Sehingga, kendala-kendala yang penulis hadapi bisa teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa
STAIRA.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Batang Kuis, 12 Desember 2022

1
Daftar Isi

KATA PENGANTAR.............................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
A.  Latar Belakang................................................................................................3
B. Rumusan Masalah............................................................................................4
C. Tujuan Makalah...............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
A.Hakikat Jenis Pendidik dan Tenaga Kependidikan..........................................5
1. Pengertian Pendidikan..................................................................................5
2. Karakteristik Pendidik..................................................................................5
3. Peserta didik memiliki potensi dan dinamika...............................................7
4. Peserta didik hidup dalam lingkungan tertentu............................................7
5. Peserta didik memiliki kemampuan dan niat untuk dididik.........................8
6. Peserta didik harus menghormati pendidik...................................................8
7. Kategori Tenaga Kependidikan....................................................................8
B.Komponen Pendidikan dan Pelatihan...............................................................8
C. Multi Peran Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan.............................10
1. Multiperan Guru di Sekolah.......................................................................10
2. Multiperan Guru di Luar Sekolah...............................................................12
E.Jenis Pendidik dan Tenaga Kependidikan......................................................14
F. Inovasi Pengembangan Profesionalisme Berkelanjutan Pendidik dan Tenaga
Pendidikan..........................................................................................................14
1. Program Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru..............................16
2. Preposisi untuk Peningkatan dalam Rangka Pengembangan Profesional. .16
G.Hambatan Inovasi Pendidikan........................................................................17
BAB III PENUTUP...............................................................................................20
A.Kesimpulan.....................................................................................................20
B. Saran..............................................................................................................22
Daftar pustaka........................................................................................................23

2
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Tingkat  kualittas guru dan pendidikan bagi murid merupakan sosok
yang sangat mulia, kehadirannya selalu menjadi penerang bagi semua anak
didiknya. Dulu profesi guru tidak banyak diminati oleh masyarakat, mereka
lebih tertarik menjadi dokter tentara, maupun pengusaha. Tetapi sekarang
dengan adanya krisis global yang melanda semua Negara di dunia, profesi ini
menjadisalah satu profesi yang menjajikan. Namun dengan perkembangan
yang pesat ini seharusnya kualitas guru pun jadi meningkat bersamaan dengan
meningkatnya permintaan.
Peran guru beberapa tahun lalu bukan hanya sekedar mengajarkan
pengetahuan yang telah dimilki sebagai sebuah keahlian tetapi juga turut
mendidik murid menjadi seorang yang cerdas, sopan santun dan berakhlak
mulia. Akir-akhir ini sering terdengar  keluhan dari beberapa orang tua murid
mengenai peran guru sekolah yang kurang berkualitas .
Dengan semakin berkembangnya pendidikan dari zaman ke zaman dan
tenaga-tenaga pendidikan yang terdahulu sudah perlu di ganti maupun harus
mengembangkan ilmu pengetahuan sesuai dengan perkembangan zaman
membuat oknum-oknum dalam penyelenggaraan inovasi pendidikan harus
bertindak dan melakukan program-progam yang akan menunjang kualitas
pendidikan. Perkembangan teknologi, komunikasi dan informasi serta
perubahan masyarakat yang lebih demokratis dan terbuka akan menghasilkan
suatu tekanan terhadap profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan
untuk melakukan  inovasi ataupun pengembangkan kreativitas dalam
pemnafaatan teknologi pendidikan yang mendayagunakan teknologi
komunikasi dan informasi yang berkualitas, maka dari itu diperlukaan adanya
inovasi dalam bidang ketenagaan.

3
B. Rumusan Masalah
a.       Apa Hakikat jenis pendidik dan tenaga kependidikan?
b.      Apa Multi peran dan komptensi pendidik serta tenaga kependidikan?
c.       Apa saja Pendidikan dan pelatihan pendidik serta tenaga kependidikan?
d. Apa saja hambatan dalam inovasi tenaga pendidik?
C. Tujuan Makalah
a.       Untuk mengetahui Hakikat jenis pendidik dan tenaga kependidikan.
b.      Untuk mengetahui Multi peran dan komptensi pendidik serta tenaga
kependidikan.
c.       Untuk mengetahui Pendidikan dan pelatihan pendidik serta tenaga
kependidikan.
d. Untuk mengetahui hambatan dalam inovasi tenaga pendidik

4
BAB II
PEMBAHASAN

A.Hakikat Jenis Pendidik dan Tenaga Kependidikan


1. Pengertian Pendidikan
Pendidik adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada
anak diidk, sedangkan dalam pandangan masyarakat adalah orang yang
melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti dilembaga
pendidikan formal (Sekolah atau institusi pendidikan dengan kurikulum
yang jelas dan terakreditasi), tetapi bisa juga di lembaga pendidikan non
formal (Lembaga Pendidikan Ketrampilan,Kursus, dimesjid,
disurau/musala, digereja, dirumah, dan sebagainya).1
Sedangkan dalam pandangan masyarakat adalah orang yang
melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti dilembaga
pendidikan formal (Sekolah atau institusi pendidikan dengan kurikulum
yang jelas dan terakreditasi), tetapi bisa juga di lembaga pendidikan non
formal (Lembaga Pendidikan Ketrampilan, Kursus, dimesjid,
disurau/musala, digereja, di rumah, dan sebagainya).
Pendidik juga sebagai tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai guru,dosen,konselor,pamongbelajar,’idyais’ara, tutor, instruktur,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan
2. Karakteristik Pendidik
Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab atas
pendidikan peserta didik dan secara sengaja membantu anak didik agar
mencapai kedewasaan. (pedagogik,2009:68).
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan danmelaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi. (UU No 20 Tahun 2003, Pasal 1 ayat 1).

1
Nanda Saputra,Inovasi Pendidikan,(Aceh: Yayasan Penerbit Muhammad Zaini,2021),h,88

5
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai pendidik, saya
berkesimpulan bahwa pendidik adalah orang yang sudah mempunyai
kemampuan,dan keterampilan untuk membimbing orang yang belum
mampu,guna mencapai kedewasaan yang bertujuan untuk meningkatkan
kehidupan di dalam masyarakat adapun karakteristik yang dibutuhkan
pendidik adalah.2
a. Mandiri atau mampu berdiri sendiri1ang dimaksud disini ialah
orang yang tidak bergantung lagi dengan orang lain, karna dia telah
memiliki cukup ilmu, baik dalam hal pengetahuan, keterampilan,
sikap dan lain-lain.”
b. Bertanggung jawab yaitu mampu menentukan keputusan dan
tindakan atas pilihannya sendiri,namun mampu menerima segala
konsekuensi atas pilihannya.
c. Mampu menyerahkan diri yaitu berani berkorban untuk nilai-nilai
atau norma-norma yang diakuinya, cita-cita atau tujuan hidupnya,
pekerjaannya, masyarakat atau orang Iain dan demi Tuhannya.
d. Keterampilan dalam membimbing 1aitu seperti sikap- sikap yang
dibutuhkan dalam membimbing, seperti sabar, ulet, pantang
menyerah, dan memberikan semangat agar peserta didiknya dapat
berhasil
e. Mampu bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik hal ini
sangat dibutuhkan pendidik, supaya hubungan yang dibangun
antara pendidik dan peserta didik menjadi lebih dalam, sehingga
dapat memotivasi peserta didik.
Dengan lima karakteristik diatas maka diharapkan pendidik dapat
menjadi pendidik yang profesional dan cakap supaya dapat meniptakan
generasi-generasi baru yang handal. Berdasarkan Undang-undang No 20
Tahun 2003, Pasal 1 ayat 6 menjelaskan bahwa“Pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong

2
Ibid,h,90

6
belajar, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan Iain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. (Undang-undang No 20
Th 2003, Pasal 1 ayat 4) Berdasarkanhal beberapa pengertian diatas, maka
saya dapat menyimpulkan bah’a pesertadidik adalah orang yang terlibat
dalam proses atau kegiatan pendidikan yang bertujuan untuk mende’asakan
dan memberikan keterampilan, pengetahuan dan nilai-nilai di dalam
masyarakat karakteristik peserta didik itu adalah :
a. Peserta didik adalah subjek yaitu pribadi yang memiliki kesendirian,
kebebasan dalam memujudkandirinya sendiri guna mencapai
kedewasaan.
b. .Peserta sedang berkembang peserta didik adalah manusia yang sedang
dalam tahap perkembangannya, anak-anak, remaja, atau de’asa,
sehingga pendidik harus bisamenempatkan bimbingan yang tepat sesuai
dengan tahap perkembanganyang sedang dijalaninya
c. Peserta didik memiliki ketergantungan kepada pendidik Peserta didik
sangat tergantung kepada pendidiknya, hal ini dikarenakan mereka
belum mempunyain kemampuan, kedewasaan dan kemandirian yang
cukup. Sehingga perlu diawasi dan dibimbing.
3. Peserta didik memiliki potensi dan dinamika
Peserta didik akan mungkin menjadi tujuan pendidikannya karna
mereka memiliki potensi untuk menjadi dewasa, dan memiliki dinamika
yaitu sedang aktif dalam berkembang dan mengembangkan diri.3
4. Peserta didik hidup dalam lingkungan tertentu.
Setiap peserta didik mempunyai latar atau berasal dari lingkungan
keluarga, sosial dan ekonomi yang berbeda- beda. Hal ini baik secara
langsung atau tidak langsung juga turut mempengaruhi kegiatan pendidikan.

3
Ibid,h,91

7
Untuk itu pendidik harus memperhatikan dan memperlakukan peserta
didiknya dalam konteks lingkungan alam dan sosial budayanya.
5. Peserta didik memiliki kemampuan dan niat untuk dididik
Untuk dapat mencapai tujuan pendidikan, maka peserta didik harus
mempunyai kemampuan dan niat. Niat yang kuat akan
mendorongkemampuan yang dimilikinya untuk lebih berusaha guna
mencapai tujuan pendidikan
6. Peserta didik harus menghormati pendidik.
Proses atau kegiatan pendidikan dapat berlangsung dan sinergis
denganadanya saling menghormati antara peserta didik dengan pendidik.
7. Kategori Tenaga Kependidikan
Secara umum tenaga kependidikan dapat dibedakan menjadi empat
kategori, yaitu:4
a. Tenaga pendidik, terdiri atas pembimbing, pengajar, dan pelatih.
b. Tenaga fungsional kependidikan, terdiri atas penilik, pengawas,peneliti,
dan pengembang di bidang kependidikan dan pustakawan.
c. Tenaga teknis kependidikan, terdiri atas laboran dan teknisi sumber
belajar.
d. Tenaga pengelola satuan pendidikan, terdiri atas kepala sekolah,direktur,
ketua, rektor, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah.
B.Komponen Pendidikan dan Pelatihan
Pelaksanaan pelatihan, sangatlah bijak apabila sebelum pelaksanaannya
terlebih dahulu disusun perencanaan yang disesuaikan dengan tujuan akhir.
Apabila proses pendidikan dan latihan dilihat kembali maka akan kembali
terlihat bahwa tujuan akhir proses tersebut adalah ”perubahan tingkah laku
yang diharapkan”. Ini berarti, bahwa pendidikan pada hakikatnya bertujuan
mengubah tingkah laku sasaran pendidikan. Tingkah laku baru (hasil
perubahan) itu dirumuskan dalam suatu tujuan pendidikan. Menurut
Notoatmodjo (2003:41) yaitu:”tujuan pendidikan adalah suatu deskripsi dari
pengetahuan, sikap, tindakan, penampilan, dan sebagainya yang diharapkan
akan dimiliki sasaran pendidikan pada periode tertentu.”
4
Rusdiana ,Konsep Inovasi Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia,2014), h,160

8
Suatu lembaga pendidikan, sebenarnya dibentangkan harapan tentang
tingkat dan jenis perubahan tingkah laku sasaran pendidikan, antara lain
perubahan pengetahuan sikap dan kemampuan. Setiap perubahan tingkah laku
dapat dipakai sebagai ukuran berhasilnya proses pendidikan. Itulah sebabnya
harapan perubahan tingkah laku tersebut perlu dirumuskan dahulu dalam suatu
tujuan pendidikan.
Komponen pendidikan merupakan bagian dari proses pendidikan yang
menentukan berhasil atau tidaknya proses pendidikan tersebut. Komponen
tersebut di antaranya yaitu tujuan pendidikan,peserta didik dan pendidik, alat
dan fasilitas pendidikan, metode pendidikan, isi pendidikan dan lingkungan
pendidikan. Senada dengan apa yang dijelaskan oleh Ibrahim berikut adalah
contoh inovasi pendidikan dalam setiap komponen pendidikan.5
1. Tujuan Pendidikan
Sistem pendidikan tentu saja memiliki rumusan tujuan pendidikan
yang jelas. Inovasi yang sesuai dengan aspek tujuan pendidikan ini
contohnya perubahan rumusan tujuan pendidikan nasional, perubahan
rumusan tujuan institusional, perubahan rumusan tujuan instruksional,
perubahan rumusan tujuan kurikuler.
2. Peserta didik dan pendidik
Pendidikan merupakan bagian dari sistem sosial yang
menempatkan personal (orang) sebagai bagian dari sistem. Inovasi yang
sesuai dengan pembinaan personal dalam hal ini peserta didik dan pendidik
di antaranya yaitu peningkatan mutu guru, peningkatan disiplin siswa
melalui tata tertib, sistem kenaikan pangkat, peran guru sebagai pemakai
media, peran guru sebagai pengelola kegiatan kelompok, guru sebagai team
teaching dan sebagainya.
3. Alat dan Fasilitas Pendidikan
Inovasi yang sesuai dengan aspek ini, contohnya pengaturan
tempat duduk siswa, pengaturan papan tulis, pengaturan peralatan
laboratorium bahasa, penggunaan kamera video.

5
Ribuwati ,dkk,Inovasi Pendidikan,(Ponorogo: Wade Grup,2018),h,38

9
4. Metode Pendidikan
Adapun inovasi pendidikan pada komponen ini di antaranya yaitu
Quantum Learning, CTL, cooperative learning, PAKEM, active learning,
dan lain sebagainya.
5. Isi Pendidikan
Inovasi pendidikan yang relevan dengan komponen ini di
antaranya yaitu penggunaan kurikulum baru, cara membuat rencana
pengajaran, pengajaran secara kelompok dan sebagainya.
6. Lingkungan Pendidikan
Inovasi pendidikan pada aspek ini, contohnya yaitu rasio guru dan
siswa dalam satu sekolah.
C. Multi Peran Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1. Multiperan Guru di Sekolah
Proses belajar mengajar di sekolah merupakan inti dari proses
pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan
utama. Sesuai dengan hasil telaahan penulis, ditemukan berbagai tulisan yang
dikemukakan para pakar pendidikan tentang peran-peran (multiperan) yang
diemban oleh guru di lingkungan sekolah yang utama adalah sebagai
pendidik, pengajar dan pelatih peserta didik6. Akan tetapi, sesuai adanya
perkembangan baru sekitar proses belajar mengajar membawa konsekuensi
kepada guru untuk meningkatkan perannya, karena proses belajar mengajar
sebagian besar ditentukan oleh peran guru di sekolah. Peran guru dalam
proses belajar mengajar di sekolah selain peran utamanya adalah meliputi
banyak hal, antara lain:
a .Guru Sebagai Demonstrator dan Motivator
Sebagai demonstrator, maka guru memiliki peran dalam
memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis, dan apa yang
disampaikannya itu betul-betul dapat dimiliki oleh peserta didik, sehingga
mereka (peserta didik) akan mampu mengembangkan dalam arti
meningkatkan kemampuannya pada tingkat keberhasilan yang lebih

6
Nanda Saputra,Inovasi Pendidikan,h,96

10
optimal. Untuk sampai ke tujuan tersebut, maka di samping guru sebagai
demonstrator, ia juga berperan sebagai motivator, yakni merangsang dan
atau memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan
potensi peserta didik, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta
(kreativitas), sehingga akan tejadi dinamika di dalam proses belajar
mengajar. Dalam semboyan pendidikan di Taman Siswa sudah lama
dikenal dengan istilah ing ngaso sun tulodo dan ing madya mangun karsa,
dan tut w’ort handayani. Dengan semboyang ini, maka sangat nampak
bahwa peranan guru sebagai motivator sangat penting dalam interaksi
belajar mengajar, karena menyangkut esensi peke aan mendidik yang
membutuhkan kemahiran sosial, menyangakut performance dalam arti
personalisasi dan sosialisasi diri.7
b.Guru Sebagai Mediator dan Fasilitator

Sebagai mediator, maka guru berperan sebagai penengah dalam


kegiatan belajar siswa. Mediator menurut Sudirman AM, berarti guru
sebagai penyedia media, yakni bagaimana upaya guru meyediakan dan
mengorganisasikan penggunaan media pembelajaran. Karena guru sebagai
mediator, praktis bahwa iajuga berperan sebagai fasilitator, yakni
memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar yang
sedemikian rupa, dan serasi dengan perkembangan siswa, sehingga
interaksi belajar akan berlangsung secara efektif. Hal ini, sesuai dengan
paradigma “Tut Wuri Handayani”.

c .Guru sebagai Evaluator dan Pengelola Kelas

Sebagai evaluator, maka guru berperan mengadakan evaluasi,


yakni penilaian terhadap hasil yang telah dicapai oleh peserta didik.
Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian,
penguasaan peserta didik terhadap pelajaran yang diberikan. Sekiranya,
peserta didik belum sampai pada tingkat keberhasilan, maka guru dituntut
lagi untuk lebih berperan sebagai pengelola kelas, dalam arti bahwa ia
7
Ibid,h,97

11
berperan sebagai learning manager, yakni mengelola kelas dan
mengarahkan lingkungan kelas agar kegiatan-kegiatan belajar terarah
kepada tujuan-tujuan untuk keberhasilan siswa secara optimal.

Multiperan guru sebagaimana diuraikan di atas, sangat penting


penjabaran-nya, dan akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang
diharapkan berfungsi dengan baik, karena berbagai kegiatan interaksi belajar
mengajar, dapat dipandang sebagai sentral dalam keseluruhan proses
pembelajaran.

Masih terkait dengan multiperan guru, oleh Mohamad Surya


menyatakan bahwa peran guru di sekolah adalah dalam keseluruhan kegiatan
pendidikan di tingkat operasional, guru merupakan penentu keberhasilan
pendidikan melalui kinerjanya pada tingkat institusional, intsruksional, dan
eksperiensal. Hal yang demikian ini mengandung makna bahwa peran harus
dipertahankan, bahkan sebaiknya lebih ditingkatkan. Karena itu, maka guru
juga dituntut untuk memiliki komitmen yang kuat dalam upaya menfungsikan
multiperannya secara utuh dan menyeluruh.
2. Multiperan Guru di Luar Sekolah
Di luar sekolah, guru juga memiliki multiperan yang signifikan. Di
lingkungan keluarga misalnya, guru merupakan unsur keluarga sebagai
pengelola (suami atau isteri), sebagai anak, dan sebagai pendidik dalam
keluarga. Hal ini mengandung makna bahwa guru sebagai unsur keluarga
harus mampu mewujudkan keluarga yang kokoh, sehingga menjadi fondasi
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara keseluruhan.
Menurut Mohamad Surya, dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, guru merupakan unsur strategis sebagai anggota,
agen, dan pendidik masyarakat. Sebagai anggota masyarakat, guru harus
menunjukkan kepribadiannya secara efektif agar menjadi teladan bagi
masyarakat di sekitarnya. Sebagai agen masyarakat, guru berperan sebagai
mediator antara masyarakat dan dunia pendidikan. Dalam hal ini, Moh. Uzer
Usman menyatakan bahwa guru berperan untuk menyampaikan segala

12
perkembangan kemajuan dunia sekitar kepada masyarakat, khususnya
masalah-masalah pendidikan. Guru juga sebagai pemimpin generasi muda,
maka masa depan generasi muda terletak di tangan guru. Guru berperan
sebagai pemimpin mereka dalam mempersiapkan diri untuk anggota
masyarakat yang dewasa.
Ringkasnya, multiperan guru yang disebutkan di atas, jika berfungsi
sebagaimana mestinya, maka akan membawa lingkungan keluarga dan
lingkungan masyarakat pada suasana edukatif, sehingga akan tercipta
lingkungan yang berpendidikan, terarah dan menyeluruh, baik di sekolah
maupun di luar sekolah, misalnya dalam lingkungan keluarga dan
masyarakat. Dalam pandangan penulis bahwa multiperan guru di luar
sekolah, perlu diwujudkan secara nyata melalui satu pendekatan dan program
yang dilaksanakan secara profesional, sistemik, sinergik, dan simbiotik dari
semua pihak terkait.
Peran guru tidak terbatas pada transfer knowledge atau mengajar,
melainkan menjadi roles model bagi siswa. Guru harus mampu menjadi
informator,motivator, organisator, inovator atau inisiator, transmitter,
fasilitator, pelatih, mediator, pemberi saran, dan evaluator atau disebut
dengan peran guru sebagai pembimbing dan pendidik. Guru harus
memandang siswa sebagai anak didik layaknya anak sendiri yang harus
dibekali dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk menjadi generasi
penerus masa depan. Inovasi dalam peran guru yang dimaksudkan adalah
guru lebih responsif dalam melihat situasi pada saat pembelajaran
berlangsung, mengkontrol situasi siswa apakah pesan yang disampaikan telah
diterima dengan baik atau muncul permasalahan, sampai pada mengevaluasi
hasil belajar.8 Pada situasi pembelajaran praktik, guru harus mengawali
dengan melakukan simulasi, guru harus terlibat dalam pembelajaran dan tidak
terbatas mengandalakan buku kerja (work instruction). Melalui peran
tersebut, siswa merasa dipedulikan, merasa aman dan nyaman dalam
pembelajaran.

8
Nur Kholifah,dkk, Inovasi Pendidikan (Medan :Yayasan Kita Menulis,2021),h,60

13
E.Jenis Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan yang dimaksudkan di sini adalah sebagaimana
termasuk di dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 1992 tanggal
17 Juli 1992. Dalam PP tersebut [Pasal 3 ayat (1) sampai (3)] dinyatakan:
1. Tenaga kependidikan terdiri atas tenaga pendidik, pengelola satuan
pendidikan, penilik, pengawas, peneliti dan pengembangan di bidang
pendidikan, pustakawan, laboran, teknisi sumber belajar dan penguji.
2. Tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, pengajar dan pelatih.
3. Pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua,
rektor, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah.
Dengan demikian, secara umum tenaga kependidikan dapat dibedakan
menjadi empat kategori, yaitu9
1. Tenaga pendidik, terdiri atas pembimbing, pengajar dan pelatih
2. Tenaga fungsional kependidikan, terdiri atas penilik, pengawas, peneliti
dan pengembang di bidang kependidikan dan pustakawan
3. Tenaga teknis kependidikan, terdiri atas laboran dan teknisi sumber belajar
4. Tenaga pengelola satuan pendidikan, terdiri atas kepala sekolah, direktur,
ketua, rektor, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah
5. Tenaga lain yang mengurusi masalah-masalah manajerial atau
administratif kependidikan
F. Inovasi Pengembangan Profesionalisme Berkelanjutan Pendidik dan
Tenaga Pendidikan
Bidang teknologi pendidikan merupakan bidang kajian ilmu aplikasi
yang memiliki spektrum cukup luas. Pengertian teknologi sesungguhnya
tidak hanya berkaitan dengan kecanggihan perangkat keras hasil dari produk
industri elektronika. Teknologi jika diterapkan pada konteks pendidikan
sebagai salah satu bagian dari ilmu sosial yang bermakna sebagai proses
pengolahan informasi kependidikan untuk dipecahkan guna menghasilkan
produk dalam bentuk solusi masalah kependidikan. Pengertian pendidikan
tersebut khususnya mencakup aspek pembelajaran (instruction).10
9
Nanda Saputra,Inovasi Pendidikan,h,99

10
Rusdiana ,Konsep Inovasi Pendidikan.h,171

14
Proses pemecahan masalah dengan menggunakan diskusi dan
pemikiran intensif yang teruji secara empiris tersebut identik dengan proses
pengolahan bahan baku di suatu pabrik untuk menghasilkan produk
teknologi. Inilah kesamaan makna teknologi dalam konteks keteknikan
dengan konteks ilmu pendidikan.Pengertian teknologi pendidikan menurut
The Association for Educational Communications and Technology (AECT)
tahun 2008 adalah bidang ilmu yang mempelajari secara teoretis dan praktik
beretika dalam memfasilitasi dan meningkatkan kinerja pembelajaran melalui
penciptaan, penggunaan, dan pengelolaan proses, serta sumber teknologi yang
tepat. Teknologi pendidikan merupakan bidang kajian antar disiplin ilmu.
Disiplin ilmu tersebut meliputi bidang pendidikan, psikologi, komunikasi,
komputer, informasi, sosial-ekonomi-budaya,dan keteknikan.
Kajian terintegrasi antarbidang keilmuan tersebut menghasilkan
produk dalam bentuk teori, model, konsep, prinsip, dan prosedur yang
digunakan dalam pembelajaran. Teori yang dihasilkan, antara lain
elaboration, algorithm, component-display, instructional design,message
design, instructional transaction, dan integrated thematic. Model yang
dihasilkan, antara lain instructional design (improving
instructors’competency, instructional product development, instructional
system development dan institutional/organization development), open and
distance learning, dan online/e/network learning. Konsep yang dihasilkan,
antara lain instruction, students’ active learning, bottom-up
approach,learning resources, open & distance learning, learning how to
learn, knowledge society, learning organization, learning environment, dan
learningac knowledgement.
Prinsip-prinsip yang dihasilkan, antara lain open system, students’
centered learning, holistic approach involving all components, systematic &
synergetic approach, institutional independency, authentic evaluation,
knowledge management, informal learning, dan scaffolding.
Prosedur yang dihasilkan, antara lain systematic instructional design,
macro & micro organizational strategies of lesson, instructional delivery

15
strategies, learning management strategies, dan context-based evaluation.
Produk-produk yang dihasilkan tersebut sangat cocok bagi para pelaku
pendidikan, khususnya para tenaga pendidik dan kependidikan (tendik).
Produk-produk yang dihasilkan tersebut akan membangun paradigma baru
bagi pendidik dalam melaksanakan tugas kesehariannya untuk memecahkan
masalah pembelajaran.Perubahan paradigma teacher centre learning menjadi
student centre learning menjadi topik kajian yang terus dikembangkan untuk
dapat membelajarkan peserta didik supaya terbentuk karakter untuk dapat
belajar secara mandiri.
1. Program Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru
Berikut ini program pembinaan dan pengembangan profesi guru
yang dicanangkan oleh pemerintah dalam inovasi pengembangan
profesional berkelanjutan pendidik dan tenaga kependidikan, yaitu:
a. peningkatan kualifikasi;
b. sertifikasi guru;
c. peningkatan kompetensi;
d. pengembangan karier;
e. penghargaan dan perlindungan;
f. perencanaan kebutuhan guru;
g. tunjangan guru.
2. Preposisi untuk Peningkatan dalam Rangka Pengembangan
Profesional
Dalam upaya peningkatan pengembangan profesionalisasi, berikut
ini beberapa preposisi untuk peningkatan pengembangan profesional.
a. Tugas-tugas atau kegiatan pendidikan dalam jabatan yang
berkelanjutan dapat mengembangkan kompetensi profesional guru
secara reguler, meningkatkan mutu sekolah, dan memperkaya
khazanah kehidupan individual guru.
b. Bentuk pendidikan dalam jabatan dapat menampung tujuantujuan
yang akan dicapai.

16
c. Banyak metode pelatihan yang sangat efektif, tetapi hingga saat ini
belum sepenuhnya digunakan dalam sistem pendidikan dalam
jabatan.
d. Latihan meneliti akan mendorong guru untuk menemukan ide
pengembangan profesional.
e. Hambatan dalam mengaplikasikan pengalaman menuntut adanya
perluasan kegiatan pelatihan secara besar-besaran bagi guru.
f. Guru dapat menjadi peserta pelatihan yang efektif dibandingkan
dengan staf lainnya.
g. Banyak sumber pengembangan yang secara potensial efektif
menjadi lemah atau disalahgunakan saat ini.
h. Suasana produktif memungkinkan setiap orang melakukan
aktivitas pengembangan. Dengan kata lain, penerapan konversi.
i. Orang yang aktif cenderung lebih aktif “menyeberang ke luar” dan
merasa lebih tampil percaya diri.
j. Kolaborasi pemerintahan dengan sekolah dan personel atau tokoh
masyarakat sangat esensial. Kepala sekolah, guru, dan anggota
masyarakat, personel universitas, dan asisten teknis, semuanya
muncul menjadi vital bagi usaha membangun lingkungan yang
favorable dan keterlibatannya sangan krusial.
G.Hambatan Inovasi Pendidikan
Hambatan dalam Inovasi Dalam implementasinya kita sering mendapati
beberapa hambatan yang berkaitan dengan inovasi. Ada empat macam kategori
hambatan dalam konteks inovasi. Keempat kategori tersebut adalah:11
1. Hambatan Psikologis
Hambatan-hambatan ini ditemukan bila kondisi psikologis individu
menjadi faktor penolakan. Hambatan psikologis telah dan masih
merupakan kerangka kunci untuk memahami apa yang tejadi bila orang dan
sistem melakukan penolakan terhadap upaya perubahan. Kita akan
menggambarkan jenis hambatan ini dengan memilih satu faktor sebagai

11
Ibid,h,100

17
suatu contoh yaitu dimensi kepercayaan versus ketidakpercayaan karena
faktor ini sebagai unsur inovasi yang sangat penting. Faktor-faktor
psikologis lainnya yang dapat mengakibatkan penolakan terhadap inovasi
adalah: rasa enggan karena merasa sudah cukup dengan keadaan yang ada,
tidak mau repot, atau ketidaktahuan tentang masalah. Kita dapat berasumsi
bahwa di dalam suatu sistem sosial, organisasi atau kelompok akan ada
orang yang pengalaman masa lalunya tidak positif.
Menurut para ahli psikologi perkembangan, ini akan mempengaruhi
kemampuan dan keberaniannya untuk menghadapi perubahan dalam
pekerjaannya. Jika sebuah inovasi berimplikasi berkurangnya kontrol
(misalnya diperkenalkannya model pimpinan tim atau kemandirian masing-
masing bagian), maka pemimpin itu biasanya akan memandang perubahan
itu sebagai negatif dan mengancam. Perubahan itu dirasakannya sebagai
kemerosotan, bukan perbaikan.

2. Hambatan Praktis
Hambatan praktis adalah faktor-faktor penolakan yang lebih bersifat
fisik. Untuk memberikan contoh tentang hambatan praktis, faktor-faktor
berikut ini akan dibahas:
a) Waktu ,Waktu sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan memerlukan
jangka waktu panjang, karena pendidikan bercorak mendidik. Mungkin
hal itu yang menjadi dasar penolakan.
b) Sumber daya ,Sumber daya tidak adanya sumber daya yang memadai
guna menjalankan suatu inovasi tertentu bisa menjadi hambatan
terlaksananya inovasi tersebut. Seperti halnya KBK, di sekolah-sekolah
yang kurang maju KBK belum bisa dilaksanakan karena minim dan
juga rendahnya sumber daya baik itu berupa sumberdaya manusia
maupun biaya.
c) Sistem ,Sistem sebagaimana dipaparkan oleh C.E. Beeby, bahwa sistem
pendidikan di Indonesia ini berantakan dan luar biasa kompleknya, hal
ini bisa kita lihat dari tiga aspek dari struktur administrasi yang vital
untuk meningkatkan standar pendidikan. (Beeby, 1987, hIm.245) Ini

18
adalah faktor-faktor yang sering ditunjukkan untuk mencegah atau
memperlambat perubahan dalam organisasi dan sistem sosial. Program
pusat-pusat pelatihan guru sangat menekankan aspek-aspek bidang ini.

Ini mungkin mengindikasikan adanya perhatian khusus pada keahlian


praktis dan metodemetode yang mempunyai kegunaan praktis yang langsung.
Oleh karena itu, inovasi dalam bidang ini dapat menimbulkan penolakan yang
terkait dengan praktis. Artinya, semakin praktis sifat suatu bidang, akan
semakin mudah orang meminta penjelasan tentang penolakan praktis.
Di pihak lain, dapat diasumsikan bahwa hambatan praktis yang
sesungguhnya itu telah dialami oleh banyak orang dalam kegiatan mengajar
sehari-hari, yang menghambat perkembangan dan pembaruan praktek. Tidak
cukupnya sumber daya ekonomi,teknis dan material sering disebutkan.
Dalam hal mengimplementasikan perubahan, faktor waktu sering
kurang diperhitungkan. Segala sesuatu memerlukan waktu. Oleh karena itu,
sangat penting untuk mengalokasikan banyak waktu bila kita membuat
perencanaan inovasi. Pengalaman menunjukkan bahwa masalah yang tidak
diharapkan, yang mungkin tidak dapat diperkirakan pada tahap perencanaan,
kemungkinan akan tejadi.
3. Hambatan Kekuasaan dan Nilai
Bila dijelaskan secara singkat, hambatan nilai melibatkan kenyataan
bahwa suatu inovasi mungkin selaras dengan nilai- nilai, norma-norma dan
tradisi-tradisi yang dianut orang- orang tertentu, tetapi mungkin
bertentangan dengan nilai- nilai yang dianut sejumlah orang lain. Jika
inovasi berlawanan dengan nilai-nilai sebagian peserta, maka bentrokan
nilai akan tejadi dan penolakan terhadap inovasi pun muncul. Apakah kita
berbicara tentang penolakan terhadap perubahan atau terhadap nilai-nilai
dan pendapat yang berbeda, dalam banyak kasus itu tergantung pada
definisi yang kita gunakan.
Banyak inovator telah mengalami konflik yang jelas dengan orang
lain, tetapi setelah dieksplorasi lebih jauh, ternyata mereka mendapati
bahwa ada kesepakatan dan aliansi dapat dibentuk. Pengalaman ini dapat

19
dijelaskan dengan kenyataan bahwa sering kali orang dapat setuju
mengenai sumber daya yang dipergunakan. Kadang-kadang hal ini tejadi
tanpa memandang nilai-nilai. Dengan demikian kesepakatan atau
ketidaksepakatan di permukaan mudah tejadi dalam kaitannya dengan
aliansi. Sering kali aliansi itu terbukti sangat penting bagi implementasi
inovasi.
4. Hambatan Kekuasaan
Kekuasaan itu perlu untuk memelihara kepentingan dan nilai-nilai.
Kekuasaan juga merupakan bagian penting dari posisi kepemimpinan.
Sangat penting untuk menyadari keberadaan faktor kekuasaan ini dalam
organisasi dan sistem sosial dan dapat melihatnya serta melawannya bila
kekuasaan disalahgunakan. Masalahnya adalah bahwa seseorang yang
berada pada tampuk kekuasaan memiliki kesempatan yang besar untuk
memanipulasinya demi keuntungannya sendiri dan demi mempertahankan
posisi dan tradisi struktur.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Tenaga Kependidikan adalah seorang anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Tenaga kependidikan itu orang yang memberi tenaaga ajar kepada peserta didik
untuk melatih kemampuan pengetahuan. Sedangkan jenis tenga pendidikan
yakni :

20
a. Tenaga kependidikan terdiri atas tenaga pendidik, pengelola satuan
pendidikan, penilik, pengawas, peneliti, dan pengembangan di bidang
pendidikan, pustakawan, peneliti, laboran, teknisi sumber belajar dan
penguji.
b. Tenaga peendidik terdiri atas pembimbing, pengajar dan peelatih.
c. Pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah, direktur,
ketua, rector dan pimpinan satuan penidikan luar sekolah.
Peran tenaga pendidik yakni tidak hanya sebagai korektor, inspirator,
organisator, motivator, inisiator, fasilitator, pembimbing, demonstrator, pengola
kelas, mediator, supervisor, maupun evaluator tetapi harus berusaha
mengembangkan tuntunan iptek serta pembangunan bangsa sesuai tugas sebagai
pendidik.
            Organisasi profesi kependidikan beranggotakan para praktisi yang
menetapkan dirinya sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan
fungsi-fungsi social yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitasnya
sebagai individu selain itu memilki fungsi yang bermanfaat bagi anggotanya.
Peraturan mentri no. 16 tahun 2007 menyatakan kompetensi yang harus
dimiliki seorang pendidik diantaranya adalah : kompetensi kepribadian,
kompetensi pedagogic, kompetensi social, dan kompetensi professional.
Jenis dari PTK itu sendiri yakni : Pendidikan prajabatan adalah pendidikan
dan pelatihan yang dilakukan oleh lembaga jenjang universitas atau kolose
pendidikan untuk  menyiapkan mahasiswa yang hendak karier dalam bidang
pengajaran. Serta pendidikan dalam jabatan adalah program pendidikan profesi
guru untuk menghasilkan guru yang memilki kemampuan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, keratif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
program pembinaan dan pengambangan profesi guru yang dirancang oleh
pemerintah dalam inovasi pengembangan professional berkelanjutan pendidik dan
tenaga kependidikan yaitu : Peningkatan kualifikasi, Sertifikasi guru, Peningkatan

21
kompetensi, Pengembangan karir, Penghargaan dan perlindungan, Perencanaan
kebutuhan guru dan Tunjangan guru.
B. Saran
            Dengan adanya makalah ini diharapkan kita sebgai caalon guru lebih
mengatahui danmengambangkan diri kita agar menjadi guru yang berkualitas dan
bisa menciptakan inovasi pendidikan untuk Negara ini. Diharapkan kita sebagai
calon guru bisa menyadari pearn kita sebagai tenaga kependidikan. Dengan
adanya bantuan maupun program pemerintah dalam mengambangkan tenaga
pendidik yang berkualitas sebaiknya kita juga harus turut serta dan tidak menyia-
nyiakan uppah maupun tunjangan dalam bentuk lainnya yang diberikan oleh
pemerintah.
            Makalah ini masih banyak kekuragan, kritik dan saran diharapkan agar
terciptanya makalah yang sempurna agar bisa bermanfaaat untuk semua.

Daftar pustaka

Kholifah,Nur,dkk, Inovasi Pendidikan Medan :Yayasan Kita Menulis,2021

Ribuwati ,dkk,Inovasi Pendidikan,Ponorogo: Wade Grup,2018

Rusdiana ,Konsep Inovasi Pendidikan, Bandung : Pustaka Setia,2014

22
Saputra ,Nanda,Inovasi Pendidikan,Aceh: Yayasan Penerbit Muhammad
Zaini,2021

23

Anda mungkin juga menyukai