Anda di halaman 1dari 13

Makalah

PENEMPATAN TENAGA PENDIDIK

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Supervisi Pendidikan
Dosen Pengampu : Ferizal M.Pd

DISUSUN OLEH :

CAROLIN AZWELFIS ADINDA


ANNISA PUTRI
AYU FITRIANA
RAUDATA MYMY

SEMESTER VII PGMI

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM RAUDHATUL AKMAL
BATANG KUIS – DELI SERDANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkam kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa atas selesainya penulisan makalah “Penempatan Tenaga
Pendidik Sekolah”. Makalah ini kami buat berdasarkan buku-
buku penunjang yang kami miliki dan dari situs-situs yang
berhubungan dengan mata kuliah ini serta diri berbagai sumber
lainnya.
Kami juga berterima kasih kepada Bapak Dosen mata
kuliah Supervisi khususnya yang tengah membimbing kami
pada mata kuliah ini. Kami juga berharap semoga makalah
singkat ini nantinya bermanfaat bagi kita semua terutama pada
para pembacanya.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan lebih dan
kurang kami mohon maaf dan kami perlukan kritik beserta saran
dari para pembaca sekalian agar kelak mendapat masukan yang
lebih baik untuk kedepannya, akhir kata kami ucapkan terima
kasih.

Batang Kuis, 11 Desember 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................1

DAFTAR ISI........................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................3

A. Latar Belakang..............................................................................................3

B. Rumusan Masalah.........................................................................................5

C. Tujuan...........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................6

A. Pengertian Tenaga Pendidik.........................................................................6

B. Jenis-Jenis Tenaga Kependidikan.................................................................7

C. Pengangkatan Tenaga Pendidik....................................................................7

D. Penempatan Tenaga Pendidik.......................................................................8

E. Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Pendidik......................................10

BAB III PENUTUP............................................................................................11

A. Kesimpulan.................................................................................................11

B. Saran...........................................................................................................11

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah modal dasar untuk menciptakan SDM yang unggul.
Dunia pendidikan yang utama adalah sekolah. Sekolah merupakan salah
satu lembaga alternatif pelayanan pendidikan. Sekolah sebagai suatu
lembaga tentunya memiliki visi, misi, tujuan dan fungsi. Untuk mengemban
misi, mewujudkan visi, mencapai tujuan, dan menjalankan fungsinya
sekolah memerlukan tenaga profesional, tata kerja organisasi dan sumber-
sumber yang mendukung baik finansial maupun non finansial.

Sekolah sebagai subsistem pendidikan Nasional yang telah turut


memberikan konstribusi penting dalam peningkatan mutu sumber daya
manusia Indonesia. Perkembangan pada sekolah ini akan lebih baik bila
dibarengi dengan proses pendidikan yang baik menyangkut
kepemimpinan, manajemen, kurikulum, sarana prasarana dan sebagainya.
Sekolah adalah organisasi formal yang menangani pembinaan sumberdaya
manusia sejak dini. Karena itu perlu mengubah kinerja organisasi sekolah
menjadi lebih efektif (Syafaruddin dan Asrul, 2013:3).1
Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.

Menurut undang-undang nomor 20 pasal 1 tentang Sisdiknas (Sistem


Pendidikan Nasional) (2007: 2), bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

1
Syafaruddin, dan Asrul. Kepemipinan Pendidikan Kontemporer. (Bandung: Cita
Pustaka 2013).

3
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara.

Dalam masyarakat tenaga kependidikan masih dianggap mempunyai arti


yaitu guru. Namun peran guru disini tidak hanya di sekolah saja tetapi juga
di lingkungan masyarakatnya sehari-hari. Tenaga kependidikan berbeda
dengan tenaga personil (tenaga lembaga pendidikan). Lembaga pendidikan
merupakan organisasi pelaksanaan pendidikan dan pengelola
penyelenggaraan pendidikan.

Tenaga pendidikan termasuk personil yang ada di dalam lembaga


pendidikan, tetapi tidak semua personil yang ada di dalam lembaga
pendidikan dapat disebut tenaga pendidikan. Tenaga kependidikan adalah
tenaga-tenaga (personil) yang berkecimpung di dalam lembaga atau
organisasi pendidikan yang memiliki wawasan pendidikan (memahami
falsafah dan ilmu pendidikan), dan melakukan kegiatan pelaksanaan
pendidikan (mikro dan makro) atau penyelenggaraan pendidikan. (Hartati
Sukirman. 2008: 8).

Tenaga Pendidik (guru) dalam proses belajar-mengajar memiliki peran


kunci dalam menentukan kualitas pembelajaran. Guru diharapkan dapat
menunjukkan kepada siswa tentang bagaimana cara mendapatkan
pengetahuan (kognitif), sikap dan nilai (affektif) dan keterampilan
(psikomotor). Dengan kata lain tugas dan peran pendidik yang utama adalah
terletak aspek pembelajaran.

Pembelajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh


karena itu secara singkat dapat dikatakan bahwa, kualitas pendidikan sangat
dipengaruhi oleh kualitas pendidiknya. Pendidik merupakan tenaga

4
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan. Dalam konteks sistem pendidikan nasional tersebut, seorang
pendidik harus memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.2

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tenaga pendidik?
2. Apa saja jenis-jenis tenaga kependdikan?
3. Apa itu pengangkatan tenaga pendidik?
4. Apa yang dimaksud penempatan tenaga pendidik?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian tenaga pendidik
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari kependidikan
3. Untuk mengetahui pengangkatan tenaga pendidik
4. Untuk menegetahui penempatan tenaga pendidik.

BAB II
PEMBAHASAN

2
Departemen Agama RI, Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 pasal 29 ayat 2
(Jakarta : Dirjen Pendidikan Islam, 2003), 102.

5
A. Pengertian Tenaga Pendidik
Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan
diri dan diangkat untuk menunjang pelaksanaan pendidikan. Sedangkan
pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pedidikan.
Adapun guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah (Rugaiyah dan Atiek Sismiati, 2011: 79-80).

Tenaga kependidikan berbeda dengan tenaga personil (tenaga lembaga


pendidikan). Lembaga pendidikan merupakan organisasi pelaksana
pendidikan dan pengelola penyelenggara pendidikan. Tenaga pendidikan
termasuk personil yang ada di dalam lembaga pendidikan, tetapi tidak
semua personilyang ada di dalam lembaga pendidikan dapat disebut tenaga
pendidikan.

Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 2, pendidik


merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Tenaga pendidik merupakan bagian utama dari pendidikan, oleh karena


itu kebutuhan guru setiap sekolah di seluruh daerah harus terpenuhi dan
sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Pendidik merupakan tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan. Dalam konteks sistem pendidikan nasional tersebut, seorang
pendidik harus memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.

6
B. Jenis-Jenis Tenaga Kependidikan
Jika ditinjau dari statusnya, maka pada lembaga negeri terdapat pegawai
tetap, pada lembaga swasta terdapat pegawai yang diperbantukan, pegawai
yayasan dan pegawai honorer. Jenis personil pendidikan ada beberapa bila
ditinjau dari tugasnya yaitu:

1. Tenaga pendidik; terdiri atas pengajar, pembimbing, penguji, dan peltih


2. Tenaga Fungsional kependidikan; terdiri atas pemilik, pengawas,
peneliti, dan pengembang di bidang pendidikan dan pustakawan
3. Tenaga Teknis kependidikan; terdiri atas laporan dan teknisi sumber
belajar
4. Tenaga pengelola satuan pendidikan; terdiri atas kepala sekolah,
direktur, ketua, rektor, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah
5. Tenaga administratif; terdiri atas staf tata usaha (Suharmin Arikunto,
2013: 164).

C. Pengangkatan Tenaga Pendidik


Setelah diperoleh dan ditentukan calon pegawai yang akan diterima,
kegitan selanjutnya adalah mengusahakan supaya calon tenaga pendidik
tersebut menjadi anggota organisasi yang sah sehingga mempunyai hak dan
kewajiban. Di Indonesia, untuk pegawai negeri sipil diberikan promosi dan
pengangkatan pertama. Biasanya calon pegawai negeri sipil dengan masa
percobaan satu atau dua tahun, kemudian ia mengikuti latihan prajabat, dan
setelah lulus diangkat menjadi pegawai negeri sipil penuh.

Setelah pengangkatan pegawai, kegiatan berikutnya adalah penempatan


atau penugasan. Dalam penempatan atau penugasan ini diusahakan adanya
kongruensi yang tinggi antara tugas yang menjadi tanggung jawab pegawai
dengan karakteristikpegawai. Untuk mencapai tingkat kongruensi yang
tinggi dan membantu personil supaya benar-benar siap secara fisik dan
mental untuk melaksanakan tugas-tugasnya, perlu dilakukan fungsi
orientasi, baik sebelum atau sesudah penempatan (Suharni, 2009: 24).

7
D. Penempatan Tenaga Pendidik
Penempatan merupakan tindakan pengaturan atas seseorang untuk
menempati suatu posisi atau jabatan. Penugasan merupakan tindakan
pemberian tugas tanggung jawab kepada tenaga kependidikan sesuai dengan
kemampuannya, yaitu kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan dengan
mutu yang paling diharapkan.3 Mangkunegara (2009: 34), mengemukakan
bahwa ada dua sumber dalam penarikan tenaga pendidik, yaitu sumber
dari dalam dan sumber dari luar.4

Agar para personel dapat melaksanakan tugasnya secara tepat guna,


mereka perlu ditata berdasarkan prinsip “The Right Man on The Right
Place”, dengan memperhatikan beberapa hal seperti 5:

1. Latar belakang pendidikan, Ijazah/keahlian dan interest kerjanya


2. Pengalaman Kerja (Terutama yang diminati atau telah ditekuni)
3. Kemungkinan pengembangan dan peningkatan kariernya
4. Sikap atau penampilan, sifat dan kepribadiannya

Prinsip dasar pemetaan dan penempatan tenaga kependidikan harus


adalah kesesuaian tugas dengan kemampuan yang dimiliki pegawai
tersebut. langkah pengorganisasian dalam kegiatan penempatan harus
dilakukan dengan mempertimbangkan minat, bakat, kemampuan dan berat
ringannya tugas yang akan dipikul bagi setiap personil6.

Kegagalan dalam pengangkatan dan penampatan tenaga kependidikan


akan menyebabkan berbagai hal seperti tidak tercapainya sasaran program
pendidikan, tidak adanya suasana kerja yang harmonis, pelaksanaan kerja
yang tidak efisien, penyimpangan prosedur kerja, kurang diperhatikannya

3
Rusdiana, Manajemen sumber daya manusia (Bandung : Arsad Press, 2013), 78.
4
Mangkunegara, Anwar Prabu. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta: PT Bumi
Aksara 2009).
5
Gunawan, Ary, Administrasi Sekolah cetakan 4. (Jakarta: Rineka Cipta, 2016), 67.
6
Sukirman, Hartati, Manajemen Tenaga Pendidikan. (Yogyakarta: FIP UNY. 2014).

8
aturan kerja yang ada, penyalah gunaan tanggung jawab, dan lain
sebagainya.

Tujuan diadakan penempatan karyawan adalah untuk menempatkan


karyawan sebagai unsur pelaksanaan pekerjaan pada posisi yang sesuai
dengan kriteria antara lain pengetahuan, kemampuan, kecakapan dan
keahlian. Hal disini upaya untuk meningkatkan mutu dan kualitas sekolah.
Hal ini mengandung arti pemberian tugas tertentu kepada pekerja agar ia
mempunyai kedudukan yang paling baik dan paling sesuai dengan
didasarkan pada rekruitmen, kualifikasi pegawai dan kebutuhan pribadi.7

Sesuai dengan Badan standar nasional pendidikan yang mana Pendidik


harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang
dimaksudkan di atas adalah tingkat pendidikan minimal yang harus
dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau
sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku, yang mana kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang
pendidikan dan menegah meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi
Kepribadian, Kompetensi Profesional dan Kompetensi Sosial.8

E. Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Pendidik


Pembinaan tenaga pendidik dan kependidikan merupakan strategi untuk
memenuhi kebutuhan organisasi pendidikan di masa depan. Pembinaan
tenaga kependidikan diadakan dalam upaya menelola dan mengendalikan
7
Memoria, Manajemen Cetakan 3. (Jakarta: Rineka Cipta. 2013) 231.
8
Departemen Agama RI, Standar Pendidikan Nasional (Jakarta; Dirjen Pendidikan
Islam, 2017), 40.

9
pegawai selama melaksanakan kerja di lembaga atau sekolah. Dalam upaya
pembinaan tenaga kependidikan, dilaksanakan pendidikan dan pelatihan.
Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya peningkatan pegawai agar lebih
berkualitas kinerjanya (Rugaiyah, 2011: 80).

Pembinaan dan pengembangan tenaga pendidik meliputi pembinaan dan


pengembangan profesi dan karir. Pembinaan dan pengembangan profesi
pendidik meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Dengan adanya pengembangan tenaga kependidikan ini, tenaga


pendidik dan tenaga kependidikan dituntut untuk mengembangkan dirinya
dalam berbagai aspek pendidikan. Upaya pengembangan yang dimaksud
bisa dilaksanakan secara individual dan melalui orgaisasi profesi.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

10
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidik
mencakup guru, dosen, tutor, pelatih, fasilitator, dan sebutan lain dari
profesi yang berfungsi sebagai personil pembelajaran peserta didik.
Tenaga kependidikan mencakup pimpinan satuan pendidikan, pemilik
satuan pendidikan nonformal, pengawas satuan pendidikan formal,
tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium dan sebutan lain untuk
petugas sejenis yang bekerja pada stuan pendidikan.
Pendidik dan tenaga kependidikan dalam menjalankan karirnya
dituntut mampu dalam menjalankan tugas pokok dengan sebaik-
baiknya. Menjalankan tugas pokok yang sesuai dengan latar belakang
pendidikan yang diasumsikan sebagai pemilik peluang, untuk
mengembangkan kemampuan yang lebih baik daripada yang tidak
sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
Untuk menghadapi tantangan persaingan global, guru
diharapkan mempunyai kepribadian yang utuh, berbudi luhur, jujur,
dewasa, beriman, bermoral, disiplin, tanggung jawab, berwawasan luas,
dan lain-lain. Selain dibutuhkan guru yang kreatif dan terbuka terhadap
segala perubahan dan kemajuan yang ada untuk kemajuan siswa.

B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun. Tentunya makalah
ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu , Kami mengharap kritik dan
saran dari pembaca. Karena hal ini akan menjadikan motivasi bagi kami
dan bersifat membangun

DAFTAR PUSTAKA

11
Departemen Agama RI, 2003. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003
pasal 29 ayat 2 Jakarta : Dirjen Pendidikan Islam, 102.

Departemen Agama RI, 2017. Standar Pendidikan Nasional Jakarta; Dirjen


Pendidikan Islam, 40.

Gunawan, Ary, 2016. Administrasi Sekolah cetakan 4. Jakarta: Rineka Cipta,


67.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia.


Jakarta: PT Bumi Aksara.
Memoria, 2013. Manajemen Cetakan 3. Jakarta: Rineka Cipta. 231.
Rusdiana, 2013. Manajemen sumber daya manusia. Bandung : Arsad Press, 78.
Sukirman, Hartati, 2014. Manajemen Tenaga Pendidikan. Yogyakarta: FIP
UNY. Memoria, 2013. Manajemen Cetakan 3. Jakarta: Rineka Cipta.
231.

Syafaruddin, dan Asrul. 2013. Kepemipinan Pendidikan Kontemporer.

Bandung: Cita Pustaka.

12

Anda mungkin juga menyukai