Anda di halaman 1dari 16

PERAN GURU DALAM STANDAR PENDIDIKAN NASIONAL

Disajikan guna memenuhi tugas semester ganjil tahun akademik 2021/2022

Disusun oleh :

1. Jefry Suhendra (2020110012)


2. Laelita Jannati (2020110013)
3. Luluk Nurhidayah (2020110015)

Dosen Pengampu:
Subrata, M,Pd

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AS-SHIDDIQIYAH
LEMPUING JAYA
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdhulillahhirobbil alamin, segala puji bagi Allah SWT, tuhan semesta alam.
Atas karunia dan anugerahnya, segala nikmat yangAllah SWTberikan. Sehinggakami
dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar. Serta dapat menyelesaikan tugas
ini dengan sebaik baiknya. Guna memenuhi tugas mata kuliah filsafat Pendidikan Islam
dengan judul “PERAN GURU DALAM STANDAR PENDIDIKAN NASIONAL ”
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin, terlepas dari semua
itu,kami menyadari bahwa masih ada kekurangan dari segi tata kebahasaan maupun
susunannya.Kamisangat berterima kasih apabila pembaca mengkritik dan memberi
saran yang membangun dari para pembaca.Besar harapankami, makalah ini bisa
bermanfaat dan dapat menginspirasi bagi pembaca, untuk mengetahui kehidupan
yang sangat bermakna untuk saling memberi, toleransi, dan saling mencintai satu
sama lain tanpa membeda bedakan derajat, martabat, kedudukan, ras dll.Demikian yang
dapatkami sampaikan, semoga para pembaca dapat mengambil manfaat dan mendapat
pelajaran setelah membaca makalah ini.

Tugu Agung, 06 November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Guru ......................................................................................................3


B. Pengertian Standar Pendidikan Nasional.................................................................4
C. Peran Dan Fungsi Guru Dalam Standar Pendidikan Nasional................................5

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ........................................................................................................................10

Saran ..................................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Guru dapat


dihormati oleh masyarakat karena kewibawaannya,sehingga masayarakat tidak
meragukan figur guru. Masyarakat percaya bahwa dengan adanya guru, maka dapat
mendidik dan membentuk kepribadian anak didik mereka dengan baik agar mempunyai
intelektualitas yang tinggi serta jiwa kepemimpinan yang bertanggungjawab. Jadi dalam
pengertian yang sederhana, guru dapat diartikan sebagai orang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik. Sedangkan guru dalam pandangan masyarakat itu sendiri
adalah orang yang melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak mesti di
lembaga pendidikan yang formal saja tetapi juga dapat dilaksanakan di lembaga
pendidikan non-formal seperti di masjid, di surau/mushola, di rumah dan sebagainya.
Seorang guru mempunyai kepribadian yang khas. Disatu pihak guru harus ramah,
sabar, menunjukkan pengertian, memberikan kepercayaan dan menciptakan suasana
aman. Akan tetapi di lain pihak, guru harus memberikan tugas,mendorong siswa untuk
mencapai tujuan, menegur, menilai, dan mengadakan koreksi. Dengan demikian,
kepribadian seorang guru seolah-olah terbagi menjadi 2 bagian. Di satu pihak bersifat
empati, di pihak lain bersifat kritis. Di satu pihak menerima, di lain pihak menolak. Maka
seorang guru yang tidak bisa memerankan pribadinya sebagai guru, ia akan berpihak
kepada salah satu pribadi saja. Dan berdasarkan hal-hal tersebut, seorang guru harus bisa
memilah serta memilih kapan saatnya berempati kepada siswa, kapan saatnya kritis,
kapan saatnya menerima dan kapan saatnya menolak. Dengan perkatan lain, seorang guru
harus mampu berperan ganda. Peran ganda ini dapat di wujudkan secara berlainan sesuai
dengan situasi dan kondisi yang di hadapi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari guru?
2. Apa pengertian dari standar pendidikan?
3. Apa peran dan fungsi guru dalam standar pendidikan?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian guru
2. Untuk mengetahui pengertian standar pendidikan
3. Untuk mengertahui peran dan fungsi guru dalam standat pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Guru
Guru dalam bahasa jawa adalah menunjuk pada seorang yang harus digugu dan
ditiru oleh semua murid dan bahkan masyarakat. Harus digugu artinya segala sesuatu
yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakkini sebagai kebenaran oleh
semua murid. Sedangkan ditiru artinya seorang guru harus menjadi suri teladan (panutan)
bagi semua muridnya. Secara tradisional guru adalah seorang yang berdiri didepan kelas
untuk menyampaikan ilmu pengetahuan.
Guru adalah suatu profesi yang bertanggung jawab terhadap pendidikan
siswa. Hal ini dapat dipahami dari beberapa pengertian dibwah ini:
a. Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus
sebagai guru.
b. Guru adalah seorang yang mampu melaksanakan tindakan pendidikan dalam
suatu situasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan atau seorang1
Guru sebagai pendidik dan pengajar anak, guru diibaratkan seperti ibu kedua yang
mengajarkan berbagai macam hal yang baru dan sebagai fasilitator anak supaya dapat
belajar dan mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal,hanya saja
ruang lingkupnya guru berbeda, guru mendidik dan mengajar di sekolah negeri ataupun
swasta.
Adapun pengertian guru menurut para ahli:
1. Menurut Noor Jamaluddin (1978: 1) Guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang
bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri
sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi,
sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri.
1
Muhammad Uzer Usman, Menjadi Guru Professional (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2002), h. 1.
2. Menurut Peraturan Pemerintah Guru adalah jabatan fungsional, yaitu kedudukan
yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam suatu
organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan keahlian atau keterampilan
tertentu serta bersifat mandiri.
3. Menurut Keputusan Men.Pan Guru adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas,
wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan
pendidikan di sekolah.
4. Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
B. Pengertian standar pendidikan
Peraturan Pemerintah no. 32 Tahun 2013: Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
No.19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Pasal 1 ayat 1 “Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia”.2
Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi (PP 32/2013 pasal 2 ayat 1) :
1. standar isi
2. standar proses
3. standar kompetensi lulusan
4. standar pendidik dan tenaga kependidikan;
5. standar sarana dan prasarana
6. standar pengelolaan
7. standar pembiayaan
8. standar penilaian pendidikan.

C. Peran Dan Fungsi Guru Dalam Standar Pendidikan Nasional

2
, https://lldikti12.ristekdikti.go.id/2013/06/28/permendikbud-tentang-standar-nasional-pendidikan-juklak-pp-32-
tahun-2013.html, (diakses pada hari senin, 08 novemeber 2021 pukul 18.00 wib).
Para pakar pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang peran guru yang
harus dilakoni. Peran guru yang beragam telah diidentifikasi dan dikaji oleh Pullias dan
Young (1988), Manan (1990) serta Yelon dan Weinstein (1997).
Adapun peran-peran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Guru Sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para
peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas
tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Peran guru
sebagai pendidik berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak
untuk memperoleh pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan
jasmani, bebas dari orang tua, dan orang dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab
kemasyarakatan, pengetahuan dan keterampilan dasar, persiapan.untuk perkawinan dan
hidup berkeluarga, pemilihan jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal dan spiritual.
Oleh karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak. Guru sebagai
penanggung jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar
tingkat laku anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada.
2. Guru Sebagai Pengajar
Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam kegiatan belajar peserta
didik dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta
didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman dan keterampilan
guru dalam berkomunikasi. Jika faktor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui
pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik. Guru harus berusaha membuat
sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan terampil dalam memecahkan masalah.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran, yaitu:
Membuat ilustrasi, Mendefinisikan, Menganalisis, Mensintesis, Bertanya, Merespon,
Mendengarkan, Menciptakan kepercayaan, Memberikan pandangan yang bervariasi,
Menyediakan media untuk mengkaji materi standar, Menyesuaikan metode pembelajaran,
Memberikan nada perasaan. Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru-
guru harus senantiasa berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat yang
telah dimilikinya ketika mempelajari materi standar.3

3
Dr.supardi, M.Pd.,Ph.D.Sekolah Efektif(Jakarta PT Rajagrafindo Persada,2013) Hal 92
3. Guru Sebagai Pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan
pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu.
Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan
mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.
Sebagai pembimbing perjalanan guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk
melaksanakan empat hal berikut:
1.Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak
dicapai.
2.Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan yang paling
penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara
jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis.
3.Guru harus memaknai kegiatan belajar.
4.Guru harus melaksanakan penilaian.
4. Guru Sebagai Pengelola Kelas
Guru sebagai pengelola kelas dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas
adalah tempat terhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka transfer bahan
pelajaran dari guru. Sebaliknya, kelas yang tidak dikelola dengan baik akan menghambat
kegiatan pembelajaran. Anak didik tidak mustahil akan merasa boan dengan jalannya
proses interaksi edukatif. Kelas yang terlalu padat dengan anak didik, pertukaran udara
yang kurang, penuh kegaduhan, lebih banyak tidak menguntungkan bagi terlaksananya
interaksi edukatif optimal. Hal ini tidak sejalan dengan tujuan umum pengelola kelas,
yaitu menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas bagi macam-macam kegiatan belajar
mengajar agar mencapai hasil yang baik dan optimal. Jadi, maksud dari pengelolaan kelas
adalah agar anak didik senang berada dan tinggal dikelas dengan motivasi yang tinggi
untuk senantiasa belajar didalamnya.
5. Guru Sebagai Teladan
Guru merupakan teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang
menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap
bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teladan, tentu saja
pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang
disekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru: sikap dasar, bicara dan gaya bicara,
kebiasaan bekerja, sikap melalui pengalaman dan kesalahan, pakaian, hubungan
kemanusiaan, proses berfikir, perilaku neurotis, selera, keputusan, kesehatan, gaya hidup
secara umum. Perilaku guru sangat mempengaruhi peserta didik, tetapi peserta didik
harus berani mengembangkan gaya hidup pribadinya sendiri.
Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan
dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian menyadari kesalahan ketika memang
bersalah. Kesalahan harus diikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak
mengulanginya.
6. Guru sebagai fasilitator
Guru sebagai fasilitator berarti hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang
memungkinkan memudahkan kegiatan belajar pesrta didik. Lingkungan belajar yang
tidak menyenangkan, suasana ruang kelas yang pengap, meja kursi yang beranantakan,
fasilitas belajar yang kurang tersedia, menyebabkan anak didik malas belajar. Oleh
karena itu, menjadi tugas guru bagaimana menyediakan fasilitas dengan bantuan tenaga
pendidik, sehingga akan tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan anak didik.
Guru sebagai fasilitator tidak hanya sebatas menyediakan hal-hal yang bersifat
fisik, tetapi lebih penting lagi adalah bagaimana memfasilitasi peserta didik agar dapat
melakukan kegiatan dan pengalaman belajar serta memperoleh keterampilan hidup.
Tugas fasilitator ini dapat dilaksanakan antara lain degan membuat program dan
mengimplementasikannya dengan prinsip pemebelajaran aktif, edukatif, kreatif dan
menyenangkan. Sebagai fasilitator guru tidak hanya menjadikan dirinya sebagai sumber
belajar utama, tetapi juga memanfaatkan sumber-sumber belajar lainnya seperti
perpustakaan, laboratorium, para ahli, bahkan siswa sendiri pada situasi tertentu.

7. Guru sebagai mediator


Guru sebagai mediator hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik media
nonmaterial maupun material. Media berfungsi sebagai alat komunikasi guna
mengefektifkan proses interaksi eduktif, keterampilan menggunakan semua media itu
diharapakan dari guru yang disesuaikan dengan pencapaian tujuan pengajaran. Sebagai
mediator, guru dapat diartikan sebagai penengah dalam proses belajar anak didik. Dalam
diskusi, guru dapat berperan sebagai penengah, sebagai lalu lintas jalannya diskusi.
Kemacetan jalannya diskusi akibat anak didik kurang mampu mencari jalan keluar dari
pemecahan masalahnya, dapat guru tengahi, dengan menganalisis permasalahan agar
dapat diselesaikan. Grur sebagai mediator dapat diartikan juga penyedia media
pembelajaran.
Sebagai mediator guru berperan menjadi penghubung antara dirinya sendiri
dengan siswa, siswa dengan sumber belajar serta siswa dengan siswa lainnya dalam
interaksi pembelajaran.
8. Guru Sebagai Penasehat
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi orang tua, meskipun
mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak
dapat berharap untuk menasehati orang. Peserta didik senantiasa berhadapan dengan
kebutuhan untuk membuat keputusan dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya.
Agar guru dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan penasihat secara
lebih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental.
Peran guru sebagai penasihat tidak hanya terbatas terhadap siswa tetapi juga terhadap
orang tua. Dalam menjalankan perannya sebagai penasihat guru harus dapat memberikan
konseling sesuai dengan apa yang dibutuhkan siswa, dan memberikan solusi terhadap
masalah-masalah yang dihadapi.
Nasihat guru sangat dibutuhkan ketika siswa dihadapkan kepada berbagai
permasalahan baik yang menyangkut dengan diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat
maupun lingkungan pergaulan siswa. Untuk menjadi penasihat guru harus dapat
menumbuhkan kepercayaan siswa terhadap dirinya. Karenanya guru harus bertindak arif
dengan merahasiakan segala apa yang sedang dihadapi siswa-siswinya khususnya yang
sifatnya pribadi yang dibawa siswa kepadanya. Ketika memberikan nasihat kepada siswa,
gruru bertindak sebagai orang dewasa bukanmalah justru kekanak-kanakan, karena tujuan
pemberian nasihat kepada siswa untuk menjadikan siswa semkin dewasa yang dapat
memutuskan sendiri apa yang harus dilakukan terhadap permasalahan yang sedang
dihadapi.
9. Guru Sebagai Motivator
Guru sebagai motivator hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah
dengan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis motif-
motif yang melatar belakangi anak didik malas belajar dan menurun prestasinya
disekolah. Setiap saat guru menjadi motivator, karena dalam interaksi edukatif tidak
mustahil ditemukan anak didik yang malas belajardan masalah belajar lainya. Motivasi
dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan anak didik.
Keanekaragaman cara belajar memberikan penguatan dan sebagainya, juga dapat
memberikan motivasi pada anak didik untuk lebih bergairah dalam belajar. Peranan guru
sebagai motivator sangat penting dalam interaktif edukatif, karena menyangkut esensi
pekerjaan pendidik yang membutuhkan kemahiran social. Menyangkut performance
dalam personalisasi dan sosialisasi diri
10. Guru Sebagai Evaluator
Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks,
karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variable lain yang
mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat
dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Teknik apapun yang dipilih, dalam penilaian
harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, meliputi tiga tahap, yaitu persiapan,
pelaksanaan dan tindak lanjut.
Guru sebagai evaluator dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan
jujur, dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik. Penilaian terhadap
aspek intrinsik lebih menyentuh pada aspek kepribadiananak didik, yakni aspek nilai
(value). Berdasarkan hal ini, guru harus memberikan penilaian dalam dimensi yang luas.
Penilaian terhadap kepribadian anak didik tentu lebih diutamakan daripada penilaian
jawaban anak didik ketika diberikan tes. Anak didik yang berprestasi baik, belum tentu
memiliki kepribadian yang baik. Jadi, penilaian itu pada hakikatnya diarahkan pada
perubahan kepribadian anak didik agar menjadi manusia yang cakap dan terampil.4

4
ibid
.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
 Guru merupakan seseorang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik
atau tenaga profesional yang dapat menjadikan murid-muridnya untuk merencanakan,
menganalisis dan menyimpulkan masalah yang dihadapi.
 Peraturan Pemerintah no. 32 Tahun 2013: Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
No.19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 1 ayat 1 “Standar
Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
 Peran guru dalam standar pendidikan meliputi
 Guru sebagai pendidik
 Guru sebagai pengajar
 Guru sebagai pembimbing
 Guru sebagai pengelola kelas
 Guru sebagai model teladan
 Guru sebagai fasilitator
 Guru sebagai mediator
 Guru sebagai penasehat
 Guru sebagai motivator
 Guru sebagai evaluator

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
Uzer Usman, Muhammad, Menjadi Guru Professional (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2002),
https://lldikti12.ristekdikti.go.id/2013/06/28/permendikbud-tentang-standar-nasional
pendidikan-juklak-pp-32-tahun-2013.html, (diakses pada hari senin, 08 novemeber 2021
pukul 18.00 wib).
Dr.supardi, M.Pd.,Ph.D.Sekolah Efektif (Jakarta PT Rajagrafindo Persada,2013)

Anda mungkin juga menyukai