KEPRIBADIAN GURU
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Sosiologi Pendidikan
pada semester genap tahun akademik 2014/2015
dengan dosen pembimbing Ani Nur Aeni M.Pd & Dety Amelia Karlina,S.S.,M.Pd
Disusun Oleh
Kelompok : 10
Kelas : 2C
Ketua : Fahmi Fauzi (1304781) 10
Anggota :
1. Cindi Octaviani P (1304185) 01
2. Siti Patimah (1305623) 40
3. Fauziatun Nazilah(1305723) 44
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Kepribadian Guru”. Adapun makalah ini kami susun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah sosiologi pendidikan.
Dalam pembuatan makalah ini tentunya tidak terlepas dari adanya berbagai
hambatan, namun demikian berkat adanya bantuan dan motivasi dari berbagai
pihak akhirnya kesulitan tersebut dapat teratasi. Kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyajian makalah ini masih jauh dari kata
sempurna karena keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu, jika ada kritik
dan saran yang bersifat membangun demi lebih sempurnanya makalah ini dapat
kami terima dengan senang hati. Semoga dengan adanya makalah ini, kami
mengharapkan banyak manfaat yang dapat diambil khususnya bagi kami selaku
penyusun dan umumnya bagi para pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Pribadi Guru..............................................................................................3
B. Perkembangan Pribadi Guru......................................................................4
C. Ciri-Ciri Stereotip Guru.............................................................................5
D. Memilih Jabatan Guru...............................................................................7
E. Ketegangan dalam Profesi Keguruan........................................................8
F. Gangguan Fisik & Mental Guru................................................................10
G. Profesionalisme Guru................................................................................11
A. Simpulan....................................................................................................15
B. Saran .........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA 1
ii
DAFTAR LAMPIRAN
iii
2
BAB I
PENDAHULUAN
karena itu, guru memiliki peranan yang besar bagi bangsa ini, selain dituntut
memiliki kemampuan intelektual juga harus memiliki kepribadian atau
tauladan yang baik untuk ditiru dan diikuti khususnya oleh peserta didik
maupun masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pribadi guru?
2. Bagaimana perkembangan pribadi guru?
3. Apa saja ciri-ciri stereotip guru?
4. Bagaimana memilih jabatan guru?
5. Bagaimana ketegangan dalam profesi keguruan?
6. Bagaimana gangguan fisik & mental guru?
7. Apa yang dimaksud profesionalisme guru?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pribadi guru.
2. Untuk mengetahui perkembangan pribadi guru.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri stereotip guru.
4. Untuk mengetahui memilih jabatan guru.
5. Untuk mengetahui ketegangan dalam profesi keguruan.
6. Untuk mengetahui gangguan fisik & mental guru.
7. Untuk mengetahui profesionalisme guru.
4
BAB II
KEPRIBADIAN GURU
A. Pribadi Guru
Guru adalah orang yang digugu dan ditiru. Secara sempit guru adalah
orang yang mengajarkan pelajaran di sekolah, namun secara luas guru dapat
diartikan semua orang yang mengajarkan segala hal di sekolah dan masing-
masing kita adalah guru. Guru bagi bangsanya, guru bagi masyarakatnya, guru
bagi keluarganya, guru bagi anak-anaknya, dan guru bagi dirinya sendiri.
Guru merupakan sumber pengetahuan utama bagi siswa-siswanya,
namun pada umumnya orang tidak memandang guru sebagai orang yang
pandai yang mempunyai intelegensi yang tinggi. Seorang guru harus menjadi
orang yang sempurna di hadapan anak didiknya. Bukan sesuatu yang mustahil
bila seseorang akan mengikuti atau meniru apa yang dilakukan gurunya.
Seorang guru harus selalu memperhatikan dan menjaga dirinya dari hal-hal
yang dapat merusak citranya sebagai seorang guru, karena guru tidak hanya
dilihat dari segi keilmuannya saja, tapi mencakup segala aspek kehidupannya,
pola pikirnya, dan tingkah lakunya.
Seorang guru harus menyadari, bahwa mengajar memiliki sifat yang
sangat kompleks karena melibatkan aspek psikologis, pedagogis, dan didaktis
secara bersamaan, namun guru bukanlah nabi ataupun malaikat, akan tetapi dia
layaknya manusia biasa yang tak sempurna dan memiliki kehidupan pribadi
dengan segudang permasalahan. Meski begitu, ia harus selalu tampil prima dan
baik di hadapan semua orang (anak didik) mengingat guru merupakan seorang
panutan.
Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi dan Kompetensi
Guru menjelaskan kompetensi kepribadian untuk guru kelas dan guru mata
pelajaran, pada semua jenjang pendidikan dasar dan menengah, sebagai
berikut:
1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan
nasional Indonesia. Mencakup menghargai peserta didik tanpa
5
Sukar memperoleh data yang obyektif tentang pribadi calon guru dan
alasan untuk memilih pekerjaan sebagai guru. Bila calon-calon guru ditanya
tentang alasan mereka memilih pekerjaan guru, biasanya mereka menjawab
bahwa pilihan itu sesuai dengan cita-cita untuk berbakti kepada nusa dan
bangsa dengan mendidik generasi muda. Memilih jabatan sering tidak
dilakukan secara rasional. Dalam penelitian tentang latar belakang sosial
mereka yang memilih profesi guru ternyata bahwa kebanyakan berasal dari
golongan rendah atau menengah-rendah seperti anak petani, pegawai rendah,
walaupun demikian tidak berarti bahwa semua anak-anak golongan ini akan
memilih jabatan sebagai guru.
Profesi keguruan, khususnya pada tingkat SD, makin lama makin banyak
dipegang oleh kaum wanita. Dalam kenyataan dilihat bahwa guru-guru
menunjukkan kepribadian tertentu sesuai dengan jabatannya. Apakah mereka
memiliki kepribadian itu sebelum memasuki lembaga pendidikan guru, jadi
memilih jabatan sesuai dengan bakatnya ataukah kepribadian guru itu
terbentuk selama menjalani pendidikan atau setelah mereka bekerja sebagai
guru dan menyesuaikan diri dengan norma kelakuan seperti yang diharapkan
oleh masyarakat.
guru, jabatan ini sama saja seperti profesi-profesi yang lainnya, tidak selalu
dapat memberikan kepuasan kepada setiap orang. Lalu, apa yang bisa
diharapkan dalam jabatan menjadi seorang guru ini?
1. Keuntungan ekonomi. Gaji yang tinggi memberikan kesempatan untuk
menabung dan lain sebagainya, pendapatan yang cukup memebirak rasa
aman untuk masa depan dirinya dan keluarganya.
2. Status/Kedudukan. Kedudukan yang terhormat dalam masyarakat,
penghargaan yang mempertinggi harga diri di hadapan orang lain.
3. Otoritas. Wibawa, kuasa atas orang lain dan mengatur serta memerintah
orang lain (dalam hal ini siswa).
4. Profesionalitas. Merasa diri memiliki kesanggupan yang khas yang
diperoleh berkat pendidikan yang tidak dimiliki orang lain.
Dari hal-ha di atas didapat beberapa sumber ketegangan itu sendiri yang
dapat dijelaskan dibawah ini.
sebagai jalan untuk mendapatkan status yang lebih tinggi. Status guru
yang tidak jelas ini dapat menjadi sumber ketegangan bagi orang yang
mencari kenaikan statusnya melalui jabatannya.
3. Otoritas guru. Sumber ketegangan lain bagi guru adalah otoritas guru
untuk menghukum atau memberi penghargaan kepada siswanya.
Pendapat masyarakat dan orang tua tidak selalu sama dalam hal mana
yang pantas diberi penghargaan atau hukuman. Meskipun setiap orang
tua menginginkan agar anaknya disiplin, namun ada yang ketika
anaknya diberi hukuman karena terlambat kemudian tidak menyetujui,
ada juga yang menginnginkan agar anaknya dihukum ketika melanggar
aturan sekolah. Guru berada pada titik silang dari berbagai harapan dan
tuntutan. Baik dari pihak atasan dalam hal ini kepala sekolah dan staf
yang lebih tinggi, maupun dari masyarakat atau orang tua.
Gejala:
4) Merasa capai
6) Susah tidur
c. Bronkitis
Gejala:
3) Sesak napas
6) Kelelahan
Suatu keadaan dimana gigi tidak terdapat lagi atau terlepas dari
tulang rahang, misalnya setelah pencabutan gigi.
g. Gigi bungsu
Adalah gigi yang tumbuh pada usia dewasa, dan pertumbuhan yang
terhambat dapat menimbulkan rasa sakit. Gigi impaksi adalah suatu
keadaan dimana gigi mengalami kesulitan dalam pemunculannya.
Muncul sebagian saja pada permukaan gusi dan terkadang posisinya
terhalang oleh gigi lain dan/atau jaringan lunak.
4. Gastritis.
Penyakit ini banyak dijumpai di masyarakat tak terlepas guru juga
banyak yang mengalaminya karena pola makan yang tidak teratur, kita
selama ini mengenalnya sebagai sakit maag, dalam dunia kesehatan
dikenal sebagai penyakit lambung atau dyspepsia. Sebagai salah satu
organ saluran pencernaan, lambung berfungsi untuk menyimpan
makanan dan mencerna makanan tersebut menjadi bagian yang lebih
halus untuk diteruskan ke organ cerna lainnya. Gejala yang dirasakan
berupa nyeri di ulu hati, mual, muntah, lambung terasa penuh, kembung,
sering sendawa.
Penyebab:
1) Makanan yang mengandung kadar asam tinggi (makanan bercuka
atau buah-buah-buahan telalu asam).
2) Makanan yang terlalu pedas.
18
G. Profesionalisme Guru
Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang
pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesional adalah
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan
yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi (UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).
Sementara itu, guru yang profesional adalah guru yang memiliki
kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan
pengajaran. Kompetensi di sini meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan
profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial, maupun akademis. Dengan kata
lain, pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan
keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas
dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Guru yang
profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki
pengalaman yang kaya dibidangnya.
Membedah aspek profesionalisme guru berarti mengkaji kompetensi
yang harus dimiliki oleh guru. Kompetensi dapat diartikan sebagai
pengetahuan keterampilan dan kemampuan dikuasai oleh seseorang yang telah
menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilkau
kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Aspek atau ranah
yang ada dalam kompetensi yaitu: pengetahuan (knowledge), pemahaman
(understanding), kemampuan (skill), nilai, sikap, dan minat (interest).
Pengertian kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan
yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat
dan efektif. Kompetensi guru tersebut meliputi: kompetensi intelektual,
kometensi fisik, kompetensi pribadi, kompetensi sosial dan kompetensi
spiritual. Standar kompetensi guru meliputi empat komponen, yaitu: 1)
pengelolaan pembelajaran, 2) pengembangan potensi, 3) penguasaan akademik,
4) sikap kepribadian.
19
mencapai itu semua, guru meskipun sudah menyandang gelar sebagai “Guru”
tetaplah harus belajar sebagaimana istilah lama mengatakan “Belajar dari
buaian hingga ke liang lahat” atau bisa dikenal juga dengan konsep belajar
seumur hidup. Dengan belajar, guru dapat mencapai dan memenuhi
karakteristik-karakteristik guru profesional yang telah dijabarkan di atas.
Seiring dengan tuntutan mutu pendidikan, maka pemerintah dewasa ini
membuat peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kualifikasi,
kompetensi, dan sertifikasi guru. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Guru wajib memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, serifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidian nasional.
Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau
program diploma empat. Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi. Sedangkan, sertifikasi profesi guru
adalah proses untuk memberikan sertifikat kepada guru yang telah memenuhi
standar kualifikasi dan standar kompetensi. Sertifikasi guru sebagai upaya
peningkatan mutu guru dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru
sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu
pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.
Guru dalam jabatan adalah guru PNS dan Non PNS yang sudah mengajar
pada satuan pendidik, baik yang diselenggarakan pemerintah pusat, pemerintah
daerah, maupun masyarakat, dan sudah mempunyai perajanjian kerja atau
kesepakatan kerja bersama. Sertifikasi guru dalam jabatan dilaksanakan
melalui uji kompetensi. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 18 Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan uji kompetensi
tersebut dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio. Guru yang lulus dalam
penilaian portofolio akan mendapatkan sertifikat pendidik. Sedangkan guru
yang belum lulus pendidikan dan pelatihan profesi guru diberi kesempatan
untuk mengulang ujian materi pendidikan dan pelatihan yang belum lulus.
21
16
BAB III
SIMPULAN & SARAN
A. Simpulan
Guru adalah orang yang digugu dan ditiru. Secara sempit guru adalah
orang yang mengajarkan pelajaran di sekolah, namun secara luas guru dapat
diartikan semua orang yang mengajarkan segala hal di sekolah dan masing-
masing kita adalah guru. Yaitu Guru bagi bangsanya, guru bagi masyarakat,
guru bagi keluarga, guru bagi anak-anaknya, dan guru bagi dirinya sendiri.
Oleh karena itu, sudah sepatutnya guru memiliki kepribadian atau etika yang
baik yang dapat dijadikan contoh oleh orang lain, baik peserta didik, keluarga,
dan masyarakatnya sebagi pedoman cara hidup yang baik.
Kepribadian guru terbentuk atas dasar pengaruh kode kelakuan seperti
yang diharapkan oleh masyarakat dan sifat pekerjaannya. Guru harus
menjalankan peranannya menurut kedudukannya dalam berbagai situasi sosial.
Kelakuan yang tidak sesuai dengan peranannya itu akan mendapat kecaman.
Sebaliknya kelakuan yang sesuai akan dimantapkan dan norma-norma
kelakuan akan diinternalisasikan dan menjadi suatu aspek dari kepribadiannya.
Setiap pekerjaan mengandung aspek-aspek yang dapat menimbulkan
ketegangan. Ketegangan tersebut tidak hanya ditentukan oleh sifat
pekerjaannya saja, melainkan juga bergantung pada orang yang melakukannya.
Seperti halnya pekerjaan atau jabatan seorang guru tidak dapat dikatakan
menjadi idaman atau panggilan bagi kebanyakan pemuda. Walaupun tugas
mulia, akan tetapi tidak selalu memberikan kepuasan yang dicari orang dalam
jabatannya.
Umumnya yang diharapkan guru dari jabatannya diantaranya keuntungan
ekonomis, imbalan, finansial, gaji atau uang. Status, kedudukan yang terhormat
dalam masyarakat, penghargaan yang mempertinggi harga-diri dihadapan
orang lain. Otoritas, kewibawaan, kekuasaan atas orang lain, mengatur orang
lain, merasa diri “bos”, dapat memerintah orang lain, dalam hal ini adalah
siswa dan status profesional.
Guru disebut profesional apabila memiliki karakteristik yaitu selalu
membuat perencanaan mengajar yang konkret dan rinci, berusaha
menempatkan siswa sebagai subyek belajar, sedangkan guru fasilitator, dapat
16
B. Saran
Dengan adanya makalah tentang “Kepribadian Guru” untuk para
pembaca, selain membaca dari apa yang ditulis dalam makalah ini diharapkan
pembaca juga mencari sumber lain untuk menambah dan memperluas
pengetahuan serta wawasannya mengenai materi makalah ini. Kemudian untuk
para mahasiswa khususnya mahasiswa di PGSD sangat diharapkan untuk
membaca tulisan ini guna memperluas pengetahuan dan wawasannya, sehingga
setelah mempunyai bekal mengenai “Kepribadian Guru”, diharapkan dapat
mengimplementasikannya suatu saat di lapangan agar dapat memperbaiki mutu
pendidikan di masa yang akan datang agar lebih baik dari sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
17
25
LAMPIRAN