Anda di halaman 1dari 29

LINGKUNGAN BELAJAR

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah: Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu: Dini Afriansyah, M.Pd.

Disusun Oleh:

Sem. II/Kelompok 13

1. Cindy Fatika Sari (2020207058)


2. Sepvani Putri Lestari (2020207069)

PROGRAM STUDI PENDIDKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt. tuhan semesta alam. Atas izin dan hidayah-
Nya lah kami diberi nikmat kesehatan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu tanpa satu halangan apapun. Tak lupa pula kami haturkan
shalawat salam kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad saw. Semoga
syafaatnya mengalir pada kita di akhir zaman.
Penulisan makalah berjudul “Lingkungan Belajar” ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Psikiologi Pendidikan. Pada makalah diuraikan
pengertian lingkungan belajar, faktor minat dan lingkungan di lingkungan belajar,
aspek-aspek dalam lingkungan belajar, proses pembelajaran dilingkungan belajar,
pengaruh prestasi belajar siswa dilingkungan belajar, dan peran guru dalam
lingkungan belajar yang kondusif.
Makalah ini disusun atas kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki.
Penulis tentu sangat berharap makalah ini nantinya dapat bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam bidang perkembangan ilmu
pengetahuan.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang telah
diberikan oleh beberapa pihak sampai tersusunnya makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Palembang, 23 Mei 2021

Kelompok 13

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan.............................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Lingkungan Belajar.......................................................................2
2.2. Faktor Lingkungan dan Minat di Lingkungan Belajar...................................6
2.3. Aspek-Aspek Dalam Lingkungan Belajar....................................................10
2.4. Proses Pembelajaran di Lingkungan Belajar................................................12
2.5. Pengaruh Prestasi Belajar Siswa di Lingkungan Belajar..............................15
2.6. Peran Guru Dalam Lingkungan Belajar yang Kondusif...............................18
BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan...................................................................................................23
3.2. Saran.............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................24
LAMPIRAN................................................................................................................25

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Lingkungan belajar adalah semua kondisi yang mempengaruhi tingkah laku


subjek yang mempengaruhi tingkah laku subjek yang terlibat didalam pembelajaran,
terutama guru dan peserta didik sebagai ujung tombak proses pembelajaran disekolah.
Proses belajar mengajar di lingkungan belajar tesebut banyak mempengaruhi peserta
didik yaitu dari prestasi belajar peserta didik tersebut. Agar suatu lingkungan belajar
tersebut lancar sebuah lingkungan belajar harus kondusif yang berperan penting
dengan guru dan peserta didik.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pokok permasalahan dalam identifikasi masalah tersebut di atas,


maka dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1) Apa yang dimaksud dengan Lingkungan Belajar?
2) Bagaimana Faktor Minat dan Lingkungan di Lingkungan Belajar?
3) Bagaimana Aspek-Aspek dalam Lingkungan Belajar?
4) Bagaimana dengan Proses Pembelajaran di Lingkungan Belajar?
5) Bagaimana Dengan Peran Guru dalam Lingkungan Belajar yang Kondusif?

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1) Memahami mengenai pengertian lingkungan belajar.


2) Menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang faktor minat dan
lingkungan, aspek, proses, pengaruh prestasi belajar, dan peran guru dalam
lingkungan belajar yang kondusif.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Lingkungan Belajar

a. Pengertian Lingkungan
Dalam mencapai keberhasilan belajar, lingkungan merupakan salah satu
faktor penunjang. Tempat dan lingkungan belajar yang nyaman memudahkan siswa
untuk berkonsentrasi. Dengan mempersiapkan lingkungan yang tepat, siswa akan
mendapatkan hasil yang lebih baik dan dapat menikmati proses belajar yang siswa
lakukan.
1. Zakiyah Daradjat dkk, dalam arti yang luas lingkungan ialah:
“Mencakup iklim, tempat tinggal, adat istiadat, pengetahuan, pendidikan dan alam.
Dengan kata lain, lingkungan ialah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam
alam kehidupan yang senantiasa berkembang.”
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa lingkungan adalah semua yang tampak
di sekeliling kita dan terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan dan
tingkah laku manusia.
2. Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang sedikit berbeda
antara yang satu dengan yang lainnya, namun demikian mengacu kepada prinsip yang
sama yaitu setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu
perubahan tingkah laku dalam dirinya. Istilah belajar sudah terlalu akrab dalam
kehidupan sehari-hari. “Belajar merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang
tanpa mengenal usia dan berlangsung seumur hidup. Belajar pada hakikatnya
merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya
untuk merubah perilakunya.

2
3. Menurut seorang ahli pendidikan Dimyati Mahmud yang
dikutip oleh Nini Sabini mengemukakan bahwa:
Belajar adalah suatu perubahan dalam diri seseorang yang terjadi karena pengalaman,
dalam hal ini juga ditekankan pada pentingnya perubahan tingkah laku, baik yang
dapat diamati atau tidak.
4. Uzer Usman mengungkapkan bahwa:
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat
adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya.
5. Slameto mengemukakan bahwa :
Belajar adalah suatu proses usaha seseorang yang dilakukan untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru.
6. Sejalan dengan itu, Oemar Hamalik juga mengemukakan pengertian
belajar sebagai:
Suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan
dalam cara-cara bertingkah laku yang baru itu, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,
timbulnya perubahan sikap, kebiasaan-kebiasaan, keterampilan, kesanggupan
menghafal, perkembangan sifat-sifat sosial, emosional dan pertumbuhan jasmani.
Seseorang dikatakan telah belajar apabila pada dirinya terjadi perubahan tertentu.
Dengan kata lain bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang
disebabkan oleh pengalaman-pengalaman atau latihan-latihan dan bukan disebabkan
oleh pertumbuhan atau kematangan. Setiap mahkluk hidup pasti akan mengalami
yang namanya belajar, terlebih lagi manusia itu sendiri. Misalnya manusia yang baru
lahir secara perlahan-lahan akan belajar untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Tentu saja menginginkan agar perubahan yang terjadi dalam diri
siswa adalah perubahan yang berencana dan bertujuan. Siswa belajar dengan sesuatu
tujuan yang lebih dulu ia tetapkan, yaitu hasil belajar yang baik. Dari pengertian
belajar tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar itu membawa
perubahan pada diri individu baik tingkah laku, kebiasaan, keterampilan, emosional
maupun pertumbuhan jasmani.

3
Dengan demikian, dapat di pahami bahwa belajar adalah aktifitas yang dilakukan
dengan sengaja sehingga menyebabkan perubahan pada individu yang relatif tetap
dalam pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik).

Pengertian Lingkungan Belajar


Siswa akan berinteraksi dengan lingkungan pada saat proses belajar.
Lingkungan menyediakan rangsangan terhadap individu dan sebaliknya individu
memberikan respon terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi dapat terjadi
perubahan tingkah laku pada individu. Perubahan tingkah laku yang terjadi bisa
merupakan perubahan yang positif dan juga bisa negatif. Saat proses belajar siswa
membutuhkan lingkungan yang nyaman, tenang, jauh dari kebisingan dan tentunya
harus mendukung untuk belajar. Lingkungan yang kondusif diperlukan agar siswa
dapat berkonsentrasi dengan baik sehingga dapat menyerap pelajaran dengan mudah.
Lingkungan yang kurang kondusif akan mengganggu proses belajar sehingga siswa
akan terhambat dalam menyerap pelajaran.
Lingkungan belajar merupakan wilayah dengan segenap isinya yang saling
berhubungan dengan kegiatan belajar. Lingkungan belajar perlu didesain agar
mendukung kegiatan belajar sehingga dapat meningkatkan kenyamanan individu-
individu yang menempati lingkungan tersebut untuk melakukan kegiatan belajar.
Lingkungan belajar memberi pengaruh kepada proses dan hasil perilaku siswa, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Penyediaan lingkungan belajar bagi siswa
hendaknya mendapat prioritas utama. Ini merupakan faktor penentu keberhasilan
dalam membangun kemampuan perilaku siswa. Dapat dibangun pengertian
lingkungan belajar secara bertahap. Agar lebih bermakna, rumusan pertama yang
perlu dikombinasikan adalah konsep lingkungan belajar. Dari perpaduan kata
“lingkungan” dan “belajar”, secara sederhana dapat dirumuskan pengertian
lingkungan belajar, yaitu suatu tempat atau suasana (keadaan) yang memengaruhi
proses perubahan tingkah laku manusia. Tentu manusia tersebut adalah siswa
sebagai subjek yang berada di lingkungan tersebut. Lingkungan belajar oleh para ahli

4
disebut dengan lingkungan pendidikan. Arif Rochman menyatakan bahwa lingkungan
pendidikan merupakan segala sesuatu yang melingkupi proses berlangsungnya
pembelajaran.
Selanjutnya, Rita Mariyana menyatakan bahwa lingkungan belajar merupakan:
Sarana bagi siswa dapat mencurahkan dirinya untuk beraktivitas, berkreasi, hingga
mereka mendapatkan sejumlah perilaku baru dari kegiatannya itu. Dengan kata lain,
lingkungan belajar dapat diartikan sebagai “laboratorium” atau tempat bagi siswa
untuk bereksplorasi, bereksperimen dan mengekspresikan diri untuk mendapatkan
konsep dan informasi baru sebagai wujud dari hasil belajar. Selanjutnya, Muhammad
Saroni mengemukakan bahwa lingkunganbelajar adalah: Segala sesatu yang
berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Lingkungan ini
mencakup dua hal utama yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial, kedua aspek
lingkungan tersebut dalam proses pembelaran haruslah saling mendukung, sehingga
siswa merasa krasan di sekolah dan mau mengikuti proses pembelajaran secara sadar
dan bukan karena tekanan ataupun keterpaksaan.
Sejalan dengan itu, Indra DJati Sidi mengemukakan bahwa pengertian lingkungan
belajar: Sangat berperan dalam menciptakan suasana belajar menyenangkan.
Lingkungan tersebut dapat meningkatkan keaktifan belajar. Oleh karena itu,
lingkungan belajar perlu di tata semestinya.
Nana Syaodih mengemukakan bahwa lingkungan pendidikan mencakup:
a. Lingkungan fisik terdiri atas lingkungan alam dan lingkungan buatan
manusia yang kadang memberikan dukungan dan hambatan dalam
berlangsungnya proses pendidikan
b. Lingkungan sosial merupakan lingkungan pergaulan antar manusia, pergaulan
antar pendidik dengan peserta didik serta orang-orang lainnya yang terlibat
dalam interaksi pendidikan
c. Lingkungan intelektual mencakup perangkat lunak seperti sistem program-
progran pengajaran, media, dan sumber media

5
d. Lingkungan lainnya seperti nilai kemasyarakatan, ekonomi, sosial, politik,
dan estetika
Sedangkan menurut Muhibbin Syah menyatakan bahwa lingkungan belajar yang
mempengaruhi proses belajar anak terdiri dari dua macam yaitu:
a. Lingkungan sosial terdiri dari lingkungan sosial sekolah, lingkungan sosial
siswa, dan lingkungan keluarga.
Lingkungan sekolah yang termasuk dalam lingkungan sosial adalah seluruh warga
sekolah, baik itu guru, karyawan, maupun teman-teman sekelas semuanya dapat
mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang dapat menunjukkan
sikap dan perilaku yang baik dan juga dapat memperlihatkan teladan yang baik
khususnya dalam hal belajar seperti rajin membaca, hal tersebut dapat memberikan
motivasi yang positif bagi belajar siswa. Demikian halnya apabila teman-teman
sekelas siswa di sekolah mempunyai sikap dan perilaku yang baik serta memiliki etos
kerja baik seperti misalnya rajin belajar akan berpengaruh positif terhadap belajar
siswa.
b. Lingkungan nonsosial menyangkut gedung sekolah dan letaknya, rumah
tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, sumber belajar,
keadaan cuaca, pencahayaan, dan waktu belajar yang digunakan siswa.
Gedung merupakan prasyarat utama yang harus dipenuhi oleh sekolah dalam
menyelenggarakan pendidikan. Siswa dapat belajar dengan baik apabila gedung
sekolah disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Rumah dengan kondisi yang sempit
dan berantakan serta kondisi perkampungan tempat tinggal siswa yang padat dan
bising sangat tidak mendukung belajar siswa. Siswa membutuhkan tempat yang
nyaman dan tenang agar dapat berkonsentrasi dalam belajar.

2.2. Faktor Lingkungan dan Minat di Lingkungan Belajar

Sumber belajar siswa seperti buku dapat mempermudah dan mempercepat


belajar anak. Ketersediaan sumber belajar akan mendorong siswa untuk belajar.

6
Sumber belajar siswa yang terbatas akan menghambat siswa dalam belajar. Faktor
lingkungan memegang peranan penting dalam proses belajar.
Faktor lingkungan yang perlu diperhatikan dalam proses belajar siswa adalah tempat
belajar, alat-alat belajar, suasana, waktu, dan pergaulan.
a. Tempat belajar
Tempat belajar yang baik merupakan tempat yang tersendiri, yang tenang,
warna dinding tidak tajam, di dalam ruangan tidak ada hal yang
mengganggu perhatian, dan penerangan cukup.
b. Alat-alat belajar
Belajar tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya alat-alat belajar
yang lengkap. Proses belajar akan terganggu apabila tidak tersedia alat-
alat belajar. Semakin lengkap alat-alat pelajarannya, akan semakin dapat
orang
belajar dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya apabila alat-alat belajarnya
tidak
lengkap, maka proses belajar akan tergganggu.
c. Suasana
Suasana berhubungan erat dengan tempat belajar. Suasana belajar yang
baik akan memberikan motivasi yang baik dalam proses belajar dan ini
akan memberikan pengaruh yang baik pula terhadap prestasi belajar siswa.
Suasana yang tenang, nyaman, dan damai akan mendukung proses belajar
siswa.
d. Waktu
Pembagian waktu belajar yang tepat akan membantu proses belajar siswa.
Pembagian waktu yang dilakukan siswa dapat membut siswa belajar
secara
teratur.
e. Pergaulan

7
Pergaulan anak akan berpengaruh terhadap belajar anak. Apabila anak
dalam bergaul memilih dengan teman yang baik, maka akan berpengaruh
baik terhadap diri anak, dan sebaliknya apabila anak bergaul dengan
teman yang kurang baik, maka akan membawa pengaruh yang tidak baik
pada diri anak.
Dari penjelasan tersebut dapat dilanjutkan bahwa perubahan-perubahan yang
diakibatkan lingkungan dapat bersifat menetap dan relatif permanen. Semakin kuat
pengaruh lingkungan tersebut, maka perubahan yang akan terjadi pada subjek belajar
diprediksikan akan semakin tinggi pula. Inilah kehebatan pengaruh lingkungan
terhadap perilaku seseorang. Untuk itu akan sangat tidak bijak, apabila seseorang
menampilkan peran lingkungan saja bagi perkembangan dan pertumbuhan individu,
terutama anak-anak. Setiap proses belajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah
yang dihadapi adalah sampai sejauh mana hasil belajar yang telah dicapai. Jika dalam
jangka waktu tertentu seseorang telah menyelesaikan proses belajarnya, maka orang
tersebut dapat dikatakan berhasil. Setelah mengetahui pengertian lingkungan dan
belajar, maka dapat dipahami bahwa lingkungan belajar siswa adalah kondisi atau
keadaan di sekitar lingkungan tempat belajar siswa yang dapat mempengaruhi proses
dan hasil belajar siswa. Kondisi lingkungan belajar di sekolah yang kondusif akan
mendukung kegiatan belajar dan siswa akan lebih mudah mencapai hasil belajar yang
maksimal.
Minat merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu yang
timbul karena kebutuhan, yang dirasa atau tidak dirasakan atau keinginan hal tertentu.
Minat dapat diartikan kecenderungan untuk dapat tertarik atau terdorong untuk
memperhatikan seseorang sesuatu barang atau kegiatan dalam bidang-bidang
tertentu.Berdasarkan pendapat di atas minat merupakan kecenderungan seseorang
untuk mencapai sesuatu yang dibutuhkan sehingga terdorong untuk melakukan
kegiatan untuk memenuhi kebutuhannya. Faktor- faktor yang mempengaruhi minat.
Agar siswa memiliki minat untuk belajar, ada beberapa faktor yang berhubungan
dengan minat. Guru harus selalu berusaha membangkitkan minat siswa agar

8
pembelajaran menyenangkan, sehingga siswa dapat mencapai hasil yang baik.
Menurut Taufani 2008 ada tiga faktor yang mendasari timbulnya minat yaitu faktor
dorongan dalam, faktor motivasi sosial dan faktor emosional.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar tidak
hanya berasal dari dalam diri siswa akan tetapi pula dari luar diri siswa.atau yang
disebut faktor eksternal. Keberhasilan siswa dipengaruhi oleh banyak faktor yang
berasal dari dalam dan luar diri siswa. Faktor dorongan dari dalam muncul dari
dirinya sendiri. Beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, menurut
Totok Susanto (1998:10), adalah sebagai berikut:
1. Memotivasi dan Cita-cita
2. Keluarga
3. Peranan guru
4. Sarana dan pra sarana
5. Teman pergaulan
6. masa media.
Berikut ini akan diuraikan tentang faktor- faktor yang mempengaruhi minat. Pertama,
Motivasi dan cita-cita. Menurut Purwono ( 2007 : 71 ) motivasi adalah pendorong
satu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak
haatinyauntuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasilatau tujuan
tertentuSedapat mungkin guru harus memunculkan dorongan dari dalam diri siswa
pada saat pembelajaran misalnya mengaitkan pembelajaran dengan kepentingn atau
kebutuhan siswa. Faktor luar misalnya fasilitas belajar, cara mengajar guru, sistem
pemberian umpan balik, dan sebagainya. Faktor- faktor dari diri siswa mencakup
kecerdasan, strategi belajar, motivasi, minat belajar dan sebagainya. Motivasi
berfungsi sebagai motor penggerak aktivitas Anitah, S.(2007: 19). Motivasi berkaitan
erat dengan tujuan yang hendak dicapai oleh individu yang belajar itu sendiri.
Apabila seseorang yang sedang belajar menyadari bahwa tujuan yang hendak dicapai
bermanfaat baginya, maka motivasi belajar akan muncul dengan kuat. Kedua,
Keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan terutama, karena sebagian

9
besar kehidupan siswa berada dalam lingkungan keluarga. Keluarga terutama orang
tua sudah sewajarnya memelihara dan membimbing anak dengan penuh kasih sayang.

2.3. Aspek-Aspek Dalam Lingkungan Belajar


Ada beberapa aspek dalam lingkungan belajar yang dihadapi siswa, yaitu:
a. Lingkungan Keluarga
Keluarga adalah persekutuan hidup terkait dari masyarakat negara yang luas.
Hasan Langgulung menyatakan bahwa keluarga adalah unit pertama dan institusi
pertama dalam masyarakat dimana hubungan-hubungan yang terjadi di dalamnya
sebagian besarnya bersifat hubungan-hubungan langsung. Dalam arti yang sempit
menuju suatu unit sosial yang terdiri dari seorang suami dan istri atau dengan kata
lain keluarga adalah perkumpulan yang halal antara seorang laki-laki dan seorang
perempuan yang bersifat terus menerus dimana yang satu merasa tentram dengan
yang lain sesuai dengan yang ditentukan oleh agama dan masyarakat. Mengingat
pentingnya hidup keluarga yang demikian itu maka Islam memandang bahwa
keluarga bukan hanya sebagai persekutuan hidup terkecil saja, akan tetapi lebih
dari itu yakni sebagai lembaga hidup manusia yang dapat memberi kemungkinan
celaka dan bahagianya anggota-anggota keluarga tersebut dunia dan akhirat.
Keluarga merupakan masyarakat alamiah yang pergaulan di antara anggotanya
bersifat khas. Dalam lingkungan ini terletak dasar-dasar pendidikan. Disinilah
pendidikan berlangsung dengan sendirinya sesuai dengan tatanan pergaulan yang
berlaku di dalamnya, artinya agar diketahui dan diikuti oleh seluruh anggota
keluarga.
Di sini dikatakan dasar-dasar pengalaman melalui rasa kasih sayang dan penuh
kecintaan, kebutuhan akan kewibawaaan dan nilai-nilai kepatuhan, justru karena
pergaulan yang demikian itu berlangsung dalam hubungan yang bersifat
kepribadian wajar, maka penghayatan terhadapnya mempunyai arti yang amat
penting. Sehingga keluarga harus mendapat pimpinan ayah dan ibu sebagai kepala
dwitunggal yang mempunyai tanggung jawab, demikian juga Islam

10
memerintahkan kepada kedua orang tua untuk berlaku sebagai pemimpin
keluarga.
b. Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah adalah lembaga pendidikan formal terdapat dimana kegiatan
belajar mengajar berlangsung. Seorang pakar dalam bidang pendidikan
menyatakan bahwa:
Kondisi lingkungan sekolah yang juga dapat mempengaruhi kondisi belajar antara
lain adanya guru yang baik dalam jumlah yang cukup memadai sesuai dengan
jumlah bidang studi yang ditentukan, peralatan belajar yang cukup lengkap,
gedung sekolah yang memenuhi persyaratan bagi berlangsungnya proses
pembelajaran yang baik, adanya teman dan keharmonisan di antara semua
personil sekolah.
Lingkungan belajar siswa di sekolah terdapat dua aspek pokok, yaitu:
1) Lingkungan Fisik Sekolah
Lingkungan fisik merupakan lingkungan belajar siswa yang sangat penting.
Peserta didik menginginkan belajar dalam gedung dan perlengkapan fisik
yang bagus serta dapat dibanggakan, dengan demikian ada kesenangan untut
bersekolah. Gedung sekolah dan perlengkapan fisik yang bagus tidak saja
merupakan tempat belajar, akan tetapi merupakan bagian penting dalam
kehidupan peserta didik di mana dia belajar, berolah raga dan berkreasi.
2) Lingkungan Sosial di Sekolah
Dalam mengikuti pendidikan di sekolah si anak menyesuaikan diri dengan
lingkungan karena pada masa-masa itu mulai timbul perkembangan
kesadaran, kewajiban belajar dan sebagainya. Perkembangan sosial anak itu
tidak terjadi dengan begitu saja, akan tetapi melalui tahap-tahap sampai ia
remaja. Oleh karena itu, tugas seorang guru harus bisa membina siswa-
siswanya di sekolah dengan lingkungan sekolah yang baik.
c. Lingkungan Masyarakat

11
Sebagai salah satu lingkungan terjadinya pendidikan, masyarakat mempunyai
pengaruh yang besar terhadap berlangsungnya segala kegiatan yang menyangkut
masalah pendidikan. Dilihat dari materi jelaslah bahwa kegiatan pendidikan di
masyarakat bersifat informal yang terdiri dari generasi muda yang akan
meneruskan kehidupan masyarakat itu sendiri,adapun materi itu berupa kegiatan
keagamaan, sosial serta kegiatan positif lainnya. Oleh karena itu,bahan
apa yang diberikan kepada anak didik sebagai generasi tadi harus disesuaikan
dengan keadaan dan tuntutan masyarakat dimana kegiatan itu berlangsung.
Pendidikan dalam pendidikan masyarakat ini boleh dikatakan pendidikan secara
langsung. Pendidikan yang dilaksanakan dengan tidak mendidik dirinya sendiri,
mencari pengetahuan dan pengalaman sendiri dan keagamaan masyarakat.
Melalui pendidikan inilah masyarakat mengajarkan bagaimana cara bertingkah
laku dalam hidup bermasyarakat.

2.4. Proses Pembelajaran di Lingkungan Belajar

Pembelajaran merupakan proses kegiatan belajar mengajar yang juga berperan


dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Dari proses pembelajaran itu akan
terjadi sebuah kegiatan timbal balik antara guru dengan siswa untuk menuju tujuan
yang lebih baik. Oleh karena itu, proses pembelajaran musik yang tepat di
ekstrakurikuler band sangat dibutuhkan dalam kegiatan berkesenian untuk
menghasilkan sebuah karya musik (lagu) melalui aransemen yang pada akhirnya lagu
tersebut terkesan baru dan siswa mampu untuk membawakan musik dengan baik.
Untuk melakukan sebuah proses pembelajaran, terlebih dahulu harus dipahami
pengertian dari kata pembelajaran. Uzer Usman (2006: 18), proses belajar mengajar
merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa
atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan intraksi
antara guru dan siswa dimana akan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar

12
(Dimyati dan Mudjiono, 2006: 15). Dalam proses pembelajaran dbutuhkan seorang
guru sebagai pemberi ilmu pengetahuan. Dimyati dan Mudjiono (2006: 10)
mengatakan tugas seorang guru adalah mengajar. Proses pembelajaran juga diartikan
sebagai suatu proses terjadinya intraksi antara pelajar, pengajar dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran, yang berlangsung dalam suatu lokasi tertentu dalam
jangka satuan waktu tertentu pula (Hamalik, 2006: 50)
Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif sesuai dengan bakat,
minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Mulyasana, 2012: 68).
Menurut Slameto (2003: 78) menjelaskan kegiatan belajar mengajar melibatkan
beberapa komponen yaitu guru (pendidik), peserta didik, tujuan pembelajaran, isi
pembelajaran, metode mengajar, media dan evaluasi pembelajaran. Menurut
Tisnowati Tamat dan Moekarto Mirman (2005: 98) menjelaskan bahwa, proses
pembelajaran dari seorang guru diawali dengan kegiatan penyusunan program
pengajaran atau rencana pelajaran, selanjutnya melaksanakan program atau
pelaksanaan pembelajaran dan guru melakukan evaluasi atau penilaian untuk
mengetahui keberhasilannya. Seorang guru atau tenaga pendidik dalam proses
pembelajaran dituntut memiliki sifat dan sikap yang harus dimiliki oleh seorang guru
seperti yang diungkapkan oleh Sukmadinata (2004: 104) yaitu Fleksibel, bersikap
terbuka, berdiri sendiri, peka, tekun, melihat kedepan dan menerima diri.
Pendapat teori di atas disimpulkan bahwa proses pembelajaran adalah segala
upaya bersama antara guru dan siswa untuk berbagi dan mengolah informasi, dengan
harapan pengetahuan yang diberikan bermanfaat dalam diri siswa dan menjadi
landasan belajar yang berkelanjutan, serta diharapkan adanya perubahan-perubahan
yang lebih baik untuk mencapai suatu peningkatan yang positif yang ditandai dengan
perubahan tingkah laku individu demi terciptanya proses belajar mengajar yang
efektif dan efisien. Sebuah proses pembelajaran yang baik akan membentuk
kemampuan intelektual, berfikir kritis dan munculnya kreatifitas serta perubahan
perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.

13
Pembelajaran merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan
pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam
berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, prestasi belajar
dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya
reaksinya, daya penerimaanya dan lain-lain aspek yang ada pada diri individu.
Menurut Moh. Surya (1981:32) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Pembelajaran menurut Rumini (1995) adalah sebagai perubahan tingkah laku
yang terjadi melalui pengalaman dan latihan (belajar) meliputi tiga ranah, yakni ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Lebih lanjut oleh Slameto diterangkan bahwa
perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai prestasi belajar memiliki ciri-ciri:
perubahan terjadi secara sadar, perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan
fungsional, perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, perubahan dalam
belajar bukan bersifat sementara, perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, dan
perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Pembelajaran dapat juga didefinsikan sebagai kemampuan yang diperoleh melalui
proses belajar yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah
kognitif terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif terdiri dari lima perilaku/aspek sebagai berikut:
penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan prestasi belajar, organisasi, dan
pembentukan pola hidup. Ranah psikomotor terdiri dari tujuh perilaku/aspek:
persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks,
penyesuaian pola gerakan, dan kreativitas.

14
2.5. Pengaruh Prestasi Belajar Siswa di Lingkungan Belajar

Dimyati dan Mudjiono, (2002: 20) meyatakan bahwa belajar merupakan suatu
proses internal yang kompleks, yang terlibat dalam suatu proses internal adalah yang
meliputi unsur afektif, dalam matra afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, interes,
apresiasi, dan penyesuaian perasaan sosial. Sedangkan Sardiman A.M, (2011: 15)
member gambaran tentang beberapa prinsip dalam belajar yaitu: 1) belajar berarti
mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar,
rasakan dan alami; 2) kontruksi makna adalah proses yang terus menerus; 3) belajar
bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan pemikiran
dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan, tetapi
perkembangan itu sendiri; 4) hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek
belajar. dengan dunia fisik dan lingkungannya; 5) hasil belajar seseorang tergantung
pada apa yang telah diketahui, siswa belajar, tujuan dan motivasi yang mempengaruhi
proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.
Suryabrata (2006: 60) mengatakan prestasi dapat didefinisikan sebagai “nilai
perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru mengenai kemajuan/prestasi
belajar siswa selama masa tertentu”. Prestasi belajar siswa merupakan hasil belajar
siswa yang telah dilakukan dalam jangka waktu tertentu di lembaga pendidikan.
Ditambahkan pula oleh Slameto (2003: 79) menyatakan bahwa prestasi belajar
merupakan suatu perubahan yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses belajar.
Prestasi belajar merupakan masalah yang bersifat perennial (abadi) dalam sejarah
manusia karena rentang kehidupannya, manusia selalu mengejar prestasi sesuai
dengan bidang dan kemampuan masing-masing (Purwanto, 2003: 18).
Menurut Syah (2006: 28) bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh
setidaknya tiga faktor yakni Faktor Internal, Faktor Eksternal, Faktor Pendekatan
Belajar (approach to learning). Sementara itu menurut Nasution (1996: 30) prestasi
belajar peserta didik dikatakan sempurna jika memenuhi tiga aspek yaitu: aspek
kognitif, afektif, psikomotorik. Pada prinsipnya pengungkapannya prestasi atau hasil

15
belajar ideal itu meliputi segenap ranah psikologis yang berupa akibat pengalaman
dan proses belajar mengajar (Djamarah dan Zein, 1997: 17).
Berdasarkan kajian teori di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang menghasilkan
suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya. Kata kunci dari pengertian belajar adalah “perubahan” dalam diri
individu yang belajar. Perubahan yang dikehendaki oleh pengertian belajar. Karena
belajar merupakan suatu proses usaha, maka di dalamnya terdapat tahapan-tahapan
yang harus dilalui untuk sampai kepada hasil belajar itu sendiri yaitu 1) aspek
kognitif; 2) afektif; dan 3) psikomotor.
Menurut Kamisa, (1997: 57) menyatakan bahwa prestasi belajar memiliki kata
majemuk yang terdiri dari dua kata yakni prestasi dan belajar. Prestasi belajar ini
merupakan salah satu alat ukur tingkat keberhasilan seorang siswa di dalam kegiatan
proses belajar mengajar yang diikutinya selama di sekolah. Dengan demikian,
seorang siswa mendapat prestasi belajar minimal dalam batas rangking tertentu,
sering dikatakan siswa tersebut berhasil. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
prestasi diartikan sebagai, “hasil yang telah dicapai”, prestasi sebagai hasil suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok.
Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam kegiatan proses
pembelajaran yakni: 1) Siswa sendiri 2) Guru dan personal lainnya; 3) Bahan
pengajaran 4) Metode mengajar dan sistem evaluasi 5) Sarana penunjang 6) Sistem
administrasi. Sementara Sardiman Am menyatakan bahwa prestasi adalah
kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
mempengaruhi baik dari internal individu maupun dari eksternal diri individu dalam
belajar. Berdasarkan kajian teori di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
merupakan hasil belajar seseorang yang diperoleh dari suatu proses pembelajaran dan
hasil belajar yang diperolehnya merupakan hasil dari evaluasi atau penilaian yang
dilakukan oleh guru kepada siswanya. Penilaian tersebut diinterprestasikan dalam
bentuk nilai. Maka jelaslah bahwa prestasi belajar itu adalah hasil maksimal yang

16
diperoleh siswa dalam jangka waktu tertentu setelah mengikuti berbagai program
latihan dan program pengajaran yang telah disusun dan direncanakan sedemikian
rupa.
Pencapaian siswa dalam hasil belajarnya tidak lepas dari berbagai faktor yang
mempengaruhi belajar itu sendiri. Menurut Syah (2005) faktor yang mempengaruhi
hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu faktor internal, faktor
eksternal dan faktor pendekatan belajar.
Faktor internal merupakan salah satu faktor yang berasal dari dalam siswa
untuk menentukan keberhasilan pembelajaran karena dalam proses belajar mengajar
sasaran utama adalah siswa itu sendiri sebagai subyek belajar. Faktor internal siswa
yang dapat menunjang keberhasilan siswa salah satunya adalah motivasi belajar.
Menurut Djamarah (2011) dalam proses belajar, motivasi belajar sangat diperlukan
karena seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin
melakukan aktivitas belajar. Fenomena yang terjadi saat ini adalah motivasi dalam
diri siswa untuk belajar masih rendah, hal ini dapat dilihat dari siswa yang kurang
aktif bertanya, menjawab, dan menyampaikan pendapat sehingga dalam proses
belajar pada pelajaran ekonomi dikelas masih kurang. Siswa yang memiliki motivasi
tinggi akan mempunyai banyak energi untuk melakukan aktivitas belajar karena
motivasi yang tinggi akan membuat siswa tertarik dan terlibat aktif dalam proses
pembelajaran.
Motivasi belajar sangat dibutuhkan oleh siswa dalam proses pembelajaran
untuk mencapai keberhasilan siswa. Menurut Uno (2008) indikator motivasi belajar
dari dalam diri siswa yaitu adanya hasrat keinginan berhasil, adanya dorongan dan
kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan. Menurut
Nurtilawati (2012) dalam penelitiannya didapatkan hasil bahwa motivasi belajar
berpengaruh sebesar 88% terhadap hasil belajar ekonomi.
Dengan adanya motivasi belajar dari dalam diri siswa maka akan lebih mudah
untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Hasil belajar yang maksimal selain
didapatkan dari motivasi belajar salah satunya adalah dari gaya belajar siswa.

17
Menurut Susilo (2006) gaya belajar adalah cara yang cenderung dipilih seseorang
untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut. Setiap
siswa memiliki gaya belajar masing-masing dalam proses belajar.
Menurut Deporter dan Hernacki (2001) model gaya belajar itu mencakup gaya
belajar visual, gaya belajar auditorial dan gaya belajar kinestetik yang artinya tidak
semua siswa memiliki gaya belajar yang sama. Fenomena yang terjadi saat ini adalah
proses pembelajaran yang berlangsung pada mata pelajaran ekonomi masih
menggunakan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional yang
dimaksud adalah pembelajaran dengan menggunakan model yang biasa dilakukan
oleh guru yaitu memberi materi melalui ceramah.
Dengan memahami gaya belajar siswa, guru akan lebih mudah dalam
menyampaikan materi kepada siswa agar hasil belajar siswa menjadi maksimal.
Hasil belajar yang maksimal selain didukung dari faktor internal siswa juga perlu
didukung dari faktor eksternal siswa. Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi
hasil belajar siswa yaitu lingkungan belajar. Menurut Suwarno (2006): lingkungan
belajar adalah lingkungan yang melingkupi terjadinya proses pendidikan dimana
lingkungan belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberlangsungan
kegiatan belajar yang baik. Slameto (2010) berpendapat bahwa siswa yang belajar
akan menerima pengaruh dari lingkungan sekolahnya. Faktor- faktor yang
mempengaruhi meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standart
pelajaran, keadaan gedung, metode belajar ,dan tugas rumah.

2.6. Peran Guru dalam Lingkungan Belajar yang Kondusif


Lingkungan belajar yang kondusif sangat berkaitan dengan kualitas belajar
peserta didik. Terciptanya kelas kondusif akan menghidari peserta didik dari
kejenuhan, kelelahan psikis dan juga terciptanya kelas yang kondusif akan
memberikan motivasi dan ketahanan dalam belajar. Dalam lingkungan belajar yang
aktif, peserta didik tidak dibebani secara individu dalam menyelesaikan kasus yang

18
dihadapi dalam proses pembelajaran, melainkan peserta didik bisa saling bertanya
dan berdiskusi agar beban belajar bagi mereka tidak terjadi. Dengan adanya strategi
pembelajaran yang aktif diharapkan dapat menumbuhkan semua potensi yang
dimiliki oleh peserta didik sehingga pada akhirnya dapat mengoptimalkan hasil
belajarnya. Oleh karena itu, guru sebagai pembimbing sangatlah berperan dalam
keberhasilan capaian pembelajaran, Guru hendaknya mampu membangkitkan suasana
dan memotivasi peserta didik untuk menciptakan proses interaksi yang kondusif
dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam proses belajar mengajar yang aktif terjadi
interaksi antara peserta didik dengan peserta didik maupun peserta didik dengan guru.
Faktor penentu tercapainya tujuan proses belajar mengajar adalah kemampuan
yang dimiliki oleh guru, kurikulum, penggunaan metode pembelajaran, fasilitas
prasarana, serta lingkungan pembelajaran baik lingkungan alam, psiko-sosial dan
budaya (Depdikbud, 1994). Dengan kata lain lingkungan pembelajaran di sekolah
mempunyai pengaruh terhadap tumbuh berkembangannya peserta didik. Bermacam
upaya telah dilaksanakan dalam memaksimalkan proses pembelajaran dengan
terlaksananya pelatihan dalam rangka meningkatkan.
Lingkungan belajar yang kondusif adalah lingkungan belajar di sekolah dalam
suasana berlangsungnya interaksi pembelajaran. situasi belajar yang kondusif ini
perlu diciptakan dan dipertahankan agar pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik efektif dan efisien, sehingga tujuan tercapai optimal. Situasi belajar mengajar
yang kondusif ini penting dirancang dan diupayakan oleh guru sengaja agar dapat
dihindarkan kondisi yang merugikan peserta didik. Permasalahan yang timbul dan
perlu dipecahkan bagaimana peran seorang guru dalam meciptakan suasana belajar
yang kondusif.
Karakteristik yang telah kemukakan ini mempunyai kemiripan dengan aspek
evaluasi terhadap proses pembelajaran yakni: penyusunan dari rancangan
pembelajaran, menimbulkan minat peserta didik, penjelasan yang dapat dimengerti
oleh peserta didik, berempati dengan keperluan pelajar, ada umpan balik, tujuan yang
jelas, dan menciptakan belajar berfikir. Karakteristik yang paling terakhir dan dirasa

19
penting adalah personaliti pendidik dan rasa humor. Hughes (1992) menyatakan
enam prinsip utama belajar mengajar yang berkesan dan menciptakan suasana
pembelajaran kondusif, yakni:
1. Minat dan penjelasan, Seperti yang kita ketahui bahwa penjelasan yang jelas
tentang isi materi membuat peserta didik merasa tertarik mempelajarinya.
2. Kepedulian dan rasa hormat terhadap peserta didik adalah ciri guru yang baik.
sangat penting menhargai dan mempertimbangkan peserta didik dalam
membuat proses belajarar mengajar yang terkesan.
3. Penilaian dan umpan balik yang tepat. membuat umpan balik terhadap hasil
kerja peserta didik. Peserta didik akan merasa senang jika diberikan evaluasi
terhadap karyanya. Sesuai penjelasan Hughes (1992, hlm. 99), Menetapkan
tugas yang sesuai dan jelas merupakan keterampilan yang sulit tetapi penting.
Ini menyiratkan pertanyaan dengan cara yang menuntut bukti pemahaman,
penggunaan berbagai teknik untuk menemukan apa yang telah dipelajari
siswa, dan penghindaran dari setiap penilaian yang mengharuskan siswa untuk
menghafal atau hanya untuk mereproduksi detail.
4. Tujuan pembelajaran yang jelas dan tantangan intelektual. Sebelum kegiatan
proses belajar mengajar dimulai guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu
sehingga peserta didik memahami tujuan dari kegiatan tersebut dan juga
dalam proses pembelajaran sangat perlu dilaksanakan kegiatan yang
menantang intelektual peserta diidk sehingga peserta didik termotivasi untuk
mempelajarinya.
5. Kebebasan, pendampingan, dan penglibatan aktif. Pembelajaran yang
berkualitas bagi peserta didik terlibat secara aktif, memiliki pilihan terhadap
cara mereka belajar dan memiliki pendampingan terhadap aspek yang
dipelajari. pengajaran yang baik menumbuhkan rasa kontrol siswa atas
pembelajaran dan minat dalam materi pelajaran.
6. Belajar dari peserta didik. Idealnya seorang guru berkenan menerima masukan
dan melakukan perubahan.

20
Merancang kelas yang kondusif
Lingkungan belajar yang kondusif adalah lingkungan belajar di sekolah dalam
suasana berlangsungnya proses belajar mengajar. Menurut pendapat Creemers
(1999), Manajemen kelas menjadi semakin penting yang diperankan oleh guru,
ukuran kelas menjadi penghalang penggunaan strategi dalam mendekatkan diri
kepada peserta didik. Oleh karena itu, dalam pengelolaan kelas yang memuat
terkesan, pembelajaran idealnya seperti dibawah ini:
1. Fasilitas/alat, idealnya setiap kelas membutuhkan fasilitas, Kelas yang besar
akan sulit terlaksana kebutuhan pengajaran contohnya transparensi, mikrofon
perlu disediakan sesuai dengan ukuran kelas.
2. Pembelajaran, dalam proses belajar mengajar guru memastikan kejelasan
suara sehiangga bisa terdengar dari belakang oleh peserta didik, untuk
berinteraksi dengan peserta didik dalam kelas idealnya fokus pada susunan U
tidak seperti susunan T, hal ini sangat bermafaat ketika ada interaksi tanya
jawab dengan peserta didik.
3. Tanya jawab, kondisi kelas yang besar dan kelas yang mungil berbeda. guru
sebaiknya menjelaskan pada peserta didik mengenai aturan yang akan
dilaksanakan, waktu saat pembelajaran. saat guru telah selesai memberi
penjelasan, peserta didik diberikan kesempatan bertanya, andai kelas sangat
besar, sebaiknya diminta peserta didik menuliskan pertanyaan mereka
dikumpulkan dan dibahas satu persatu.
4. Sosialisasi kelas, idealnya hendaknya terjalin hubungan erat antara guru
dengan peserta didik hendaknya guru mengaplikasikan langkah di bawah ini:
Guru Berdiri di hadapan peserta didik, jika ada poin penting yang akan
dipahami oleh peserta didik hendaknya guru berdiri dan memberi penekanan
suara, Berkeliling kelas, jangan hanya berbicara di depan kelas dengan peserta
didik. hendaknya yang berdekatan apabila ia kemukakan sebuah pertanyaan.
Seorang guru hendaknya menghampiri siswa yang bertanya walupun
duduknya dibelakang, Hendaknya guru datang ke kelas tepat waktu dan
meninggalkan kelas setelah peserta didik keluar semua. Memperbolehkan

21
peserta didik menemui guru dan menanyakan materi yang belum dipahami,
Memasukan unsur lucu yang relevan untuk menghidupkan suasana kelas.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan oleh guru. Tindakan pencegahan


merupakan tindakan yang tepat sebelum munculnya tingkah laku yang
menimpang yang dapat menganggu kondisi optimal. Untuk mencegah tindakan
yang menimpang selain apa yang telah diuraikan. Perlu memperhatikan faktor-
faktor yang sangat berpengaruh:

1. Meningkatkan kesadaran diri sebagai pendidik. jika pendidik menyadari


dengan profesinya sebagai guru pada gilirannyaakan meningkatkan rasa
tanggung jawab dan rasa memiliki. Menunjukan kepribadian yang stabil,
harmonis serta berwibawa. Sikap demikian menimbulkan menghasilkan
reaksi serta respon yang positif dari peserta didik.
2. Peningkatan kesadaran peserta didik. Kurangnya kesadaran peserta didik
kepada dirinya terlihat dari sikap emosi yang tidak stabil, tersinggung, hal
ini akan membuat peserta didik akan melakukan tindakan yang terpuji.
Guru harus berupaya menciptakan kesadaran siswa tentang hak dan
kewajibanya, menciptakan saling memahami antara pendidik dan peserta
didik.
3. Sikap tulus dari pendidik, pendidik di harapkan bersikap tulus dan ikhlas,
maksudnya dalam kegiatan sehari-hari guru bertindak yang sebenarnya
tidak pura-pura. hal ini akan membuat stimulus yang baik bagi peserta
didik. Penciptaan suasana sosio-emosional di kelas banyak terpengaruh
oleh tindakan seorang pendidik.

22
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Lingkungan belajar adalah wilayah dengan segenap isinya yang saling


berhubungan dengan kegiatan belajar. Lingkungan belajar perlu didesain agar
mendukung kegiatan belajar sehingga dapat meningkatkan kenyamanan individu-
individu yang menempati lingkungan tersebut untuk melakukan kegiatan belajar.
Lingkungan belajar memberi pengaruh kepada proses dan hasil perilaku siswa, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan belajar sangat erat kaitannya
dengan aspek, faktor minat maupun lingkungan, pengaruh terhadap prestasi peserta
didik serta peran guru pun ikut mendukung agar lingkungan belajar kondusif dan
lancar dalam proses pembelajaran tersebut.

3.2. Saran

Demikianlah makalah ini telah kami selesaikan, dimana makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
nantikan untuk kesempurnaan makalah ini.

23
DAFTAR PUSTAKA

IAIN Kendiri.” Lingkungan Belajar”, https://www.google.com/url?


sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilib.iainkendari.ac.id/229/3/BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwjw-
IjYut3wAhVNfX0KHW2vA2kQFjADegQIEhAC&usg=AOvVaw3nvgrz1WyDtnTcJ
fpBaSwv, Diakses pada 22 Mei 2021.

Abd.Aziz Hsb. 2018. Kontribusi Lingkungan Belajar dan Proses Pembelajaran


Terhadap prestasi Belajar Siswa di Sekolah. Jurnal Tarbiyah.(25) 2 : 1-20.

http://eprints.uny.ac.id/8539/3/BAB%202-05504244045.pdf. Diakses pada 23 Mei


2021.

Naeklan Simbolon. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Peserta Didik.

Muhammad Miftah Farid. 2014. Pengaruh Motivasi Belajar, Gaya Belajar, dan
Lingkungan Belajar pada Hasil Belajar Ekonomi di SMA Negeri 1 Wringinanom
Gresik. Jurnal Ekonomi Pendidikan dan Kewirausahaan. (2) 2 : 142-156.

Warsijumra, Neviyarni Suhaili. 2020. Peran Guru dalam Menciptakan Lingkungan


Belajar yang kondusif. Jurnal Ensikloprdia Education Review. (2) 3 : 50-54.

24
LAMPIRAN

Pertanyaan 1

Penanya : Akmal Maulana (2020207064)

Pertanyaan : Bagaimana cara menciptakan suasana belajar yg baik jika siswa itu
tidak menghargai atau menghormati gurunya? 

Penjawab : Cindy Fatika Sari (2020207058)

Jawaban : Cara menciptakan suasana belajar yg baik jika siswa itu tidak
menghargai atau menghormati gurunya :

1. Buat suasana ruangan yang berbeda.

2.Perbanyak interaksi dengan memancing ide siswa.

3.Manfaatkan teknologi.

4. Berikan perhatian yang sama kepada siswa dengan bersifat adil.

5. Setiap memberikan materi diselingi dengan bahan candaan (humoris).

Pertanyaan 2

Penanya : Lailatul Isti'anah (2020207074)

Pertanyaan : Bagaimana kriteria lingkungan belajar yg baik & bagaimana cara kita
menciptakan lingkungan belajar yg baik tersebut?

Penjawab : Cindy Fatika Sari (2020207058)

Jawaban : • Kriteria lingkungan belajar yang baik meliputi

1. Ruang Belajar yang layak


2. Adanya Penerangan
3. Fasilitas mendukung
4. Tidak Bising
5. Bersih dari polusi dan limbah

25
•Cara menciptakan lingkungan belajar yang baik yaitu dimulai dari cara mengajar
guru, mood siswa, lingkungan dalam kelas dan lainnya. Meskipun begitu, guru
berperan penting untuk menciptakan suasana yang menggairahkan dan memacu siswa
semangat belajar. Guru yang simpatik dan demokratis memungkinkan suasana belajar
yang kondusif tercipta. Dimana hasil belajar siswa dihargai, sehingga siswa tidak
takut merasa salah ketika menjawab pertanyaan atau bertanya kepada guru. Suasana
belajar dan mengajar yang menyenangkan membuat siswa menjadi semangat belajar
dan pembelajaran akan lebih bermakna. Sehingga, pembelajaran tidak selalu dinilai
dari perolehan angka yang tinggi.

Penjawab 2 : Pak Dini Afriansyah, M.Pd.

Jawaban : Mungkin seperti pesantren kayak gontor, lingkungan belajar yang


kondusif karena semua orang kecanduan belajar, yang tidak belajar apalagi malas-
malasan jadi orang yang aneh.

Pertanyaan 3

Penanya : Annisa Salsabilla Amirta (2020207035)

Pertanyaan : Apa saja indikator lingkungan belajar yang ideal sehingga terciptanya
proses pembelajaran yang efisien?

Penjawab 1 : Sepvani Putri Lestari (2020207069)

Jawaban : Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru dalam menciptakan


suasana pembelajaran yang kondusif. Lingkungan belajar yang kondusif akan
membuat suasana belajar menjadi efektif, artinya yang mampu mengoptimalkan
potensi yang dimiliki oleh guru dan siswa. Beberapa indikator yang ada di
lingkungan belajar yang akan mempengaruhi belajar adalah metode mengajar, gaya
belajar, gaya susunan kelas dan lain sebagainya.

Penjawab 2 : Pak Dini Afriansyah, M.Pd.

Jawaban : Adanya kerja sama yang baik antara guru dan peserta didik serta
terutama gurunya yang menyenangkan.

26

Anda mungkin juga menyukai