Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDIDIK DAN PESERTADIDIK

Makul : Dasar – Dasar Pendidikan

2/A

Kelompok 9

ASFIYATUL MAQFIROH(6982)

ERVINA APRILIANA (6988)

HAMIDAH NUR LAILI (6995)

Dosen pengampu :

SITI AMILUS SOLEHA, M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG

TAHUN AJARAN 2021

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT,


shalawat dan salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW. Serta sahabat dan keluarganya, seayun langkah dan
seiring bahu dalam menegakkan agama Allah. Dengan kebaikan beliau
telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu
pengetahuan.
Solawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita
nabi besar Muhammad SAW. Yang mana membawa kita dari alam
kegelapan menuju alam yang terang menderang yakni ad-Dinul islam.
Makalah ini di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar –
dasar pendidikan yang penulis sajikan dari berbagai sumber referensi.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pengampu ibu SITI
AMILUS SOLEHA, M.Pd.I dalam membimbing pembuatan makalah ini
meskipun banyak kekurangannya.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis
dengan senang hati bila pembaca ada yang mengkritik dan saran dari
semua pihak.

Probolinggo,Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER........................................................................
KATA PENGANTAR...................................................
DAFTAR ISI.................................................................

BAB I  PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................
1.2 Rumusan Masalah............................................
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan.........................

BAB II  PEMBAHASAN


2.1 Pengertian pendidik...........................................
2.2 Tugas pendidik..................................................
2.3 Pengertian Peserta Didik..................................

BAB III  PENUTUP


3.1 Kesimpulan........................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peserta didik merupakan salah satu sumber daya manusia yang
masih aktif, semangat, dan bisa mengembangkan seluruh
kreatifitasnya dalam berbagai bidang. Selain itu, peserta didik juga
merupakan salah satu satu penerus cita-cita bangsa Indonesia ini
agar tetap maju. Sebagai salah satu penerus cita-cita bangsa,
seorang peserta didik harus bisa menunjukkan sesuatu yang
berbeda. Sesuatu yang berbeda itu bisa berupa kemampuan,
pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini dimaksudkan agar seorang
peserta didik bisa menunjukkan karakteristik yang khas dari dalam
dirinya. Penjelasan ini sejalan dengan apa dikatakan Manan (dalam
Marsudi, 2009: 3) yang memaparkan bahwa peserta didik
dipandang sebagai individualitas, yakni mampu menampilkan
karakteristik yang khas, kepribadian khas yang berbeda dengan
individu yang lain. Peserta didik harus diperlakukan secara
individual, dalam proses menuju kedewasaan akan memiliki
kecenderungan minat dan bakat yang spesifik sehingga nampak
dirinya memiliki induvidual defferences. Salah satu hal yang harus
dilakukan agar minat dan bakat peserta didik terbentuk menjadi
karakteristik yang khas adalah dengan menempuh pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
 Apa yang di maksud pendidik?
 Apa yang dimaksud dengan peserta didik?
1.3 Tujuan dan Manfaat penulis
Adapun tujuan kami dalam menyusun makalah ini adalah disamping
untuk memenuhi tugas dalam perkuliahan juga agar kami khususnya
dan semua mahasiswa umumnya mampu memahami tentang dasar
dasar pendidikan.

ii
Manfaatnya agar pendidik melalui pemahaman dan perannya bisa
meningkatkan kemampuan mendidik atau mengajar terhadap anak
didiknya, sehingga para peserta didik mampu bersaing dalam
masyarakat global.

BAB II 
PEMBAHASAN
2.1 Pendidik

1. Pengertian pendidik

Pendidik didefiniskan sebagai orang dewasa yang


bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dalam
memberikan ilmu dan membimbing anak tersebut bisa menuju
ke arah kedewasaan dengan gambaran kedewasaan yang
senatiasa dibayangkan oleh anak dalam diri pendidiknya, di
dalam pergaulan antara pendidik dan anak didik, dalam istilah
Langeveld disebut situasi pendidikan.

2. Jenis-jenis pendidik

Pendidik sebagai orang yang bertanggung jawab


membimbing anak untuk mencapai kedewasaan, dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu pertama pendidik karena keharusan atas
kewajaran kehidupan, sedangkan yang kedua adalah pendidik
karena diserahi tugas untuk mendidik anak.

Pendidik pertama yaitu orang tua ayah dan ibu. Pendidik kedua
ialah pendidik pendidik sebagai suatu profesi yang karena
jabatannya ia harus mendidik anak, misalnya guru di sekolah (TK-
SMA), pembimbing pada kelompok bermain (play group), para
pembimbing dilembaga pemeliharaan anak yatim piatu, dan
sebagainnya.

a. Orang tua

ii
Orang tua secara wajar menjadi pendidik karena merasa
bertanggung jawab terhadap anaknya. Sehingga dengan
tanggung jawab itu mengundang para orang tua untuk
membantu berkembangnya si anak, dan membantu
perkembangan itulah disebut mendidik. Peran pendidik pertama
ini sangat besar, karena mereka bukan saja sekedar mendidik
anak agar ia menjadi besar dan pandai sagala macam, namun
terutama ia membantu perkembangan anak dalam segi
kemanusiannya, menjadikan anak didik menjadi manusia yang
mampu hidup bersama dengan orang lain, manusia bermoral
dan berhati nurani.

Orang tua memiliki pengaruh langsung dari orang tua terhadap


masa depan anak kedua pada berbagai jenjang kehidupannya, baik
pada periode kanak-kanak, remaja, dan dewasa. Karena itu islam
mengganggap tugas pendidikan anak sebagai suatu kewajiban bagi
orang tua yang harus didahulukannya.

b. Guru

Pendidik kedua adalah mereka yang diberi tugas menjadi


pendidik. Mereka mendapat tugas dari orang tua, sebagai
pengganti orang tua. Mereka menjadi pendidik karena
profesinya sebagai pendidik, guru di sekolah misalnya.

Guru sebagai pendidik harus memenuhi beberapa syarat khusus


untuk mengajar dibekali dengan berbagai ilmu kependidikan dan
keguruan sebagai dasar, disertai perangkat latihan keterampilan
keguruan (Praktek Pengalaman Lapangan), disitulah ia belajar
mempersonalisasikan beberapa sikap keguruan dan kependidikan
yang diperlukan

2.2 Tugas Pendidik.

ii
Secara umum tugas pendidik adalah mendidik. 1 Disamping itu
pendidik juga bertugas sebagai motivator dan fasilitator dalam proses
belajar mengajar, sehingga seluruh potensi peserta didikdapat
teraktualisasi secara baik dan dinamis. 2
Menurut Ahmad D. Marimba tugas pendidik dalam pendidikan
Islam adalah membimbing dan mengenal kebutuhan atau
kesanggupan peserta didik, mencipytakan situasi yang kondusif bagi
berlangsungnya proses kependidikan, menambah dan
mengembangkan pengetahuan yang dimiliki guna ditransformasikan
kepada peserta didik, serta senantiasa membuka diri terhadap seluruh
kelemahan dan kekurangannya.3
Imam Ghazali mengemukakan bahwa tugas pendidik yang utama
adalah menyempurnakan, membersikan, mensucikan, serta
membawa hati manusia untuk taqarrub ila Allah. Para pendidik
hendaknya mengarahkan para peserta didik untuk mengenal Allah
lebih dekat lagi melalui seluruh ciptaan-Nya. Para pendidikan dituntut
untuk dapat mensucikan jiwa pesertaa didiknya. Hanya melalui jiwa-
jiwa yang suci manusia akan dapat dengan Khaliq-Nya. Berdasarkan
konsep tersebut, An-Nahlawi menyimpulkan bahwa selain bertugas
mengalihkan berbagai pengeetahuan dan keterampilan kepada
peserta didik, tugas utama yang harus dilakukan pendidik adalah
tazkiyat an-nafs yaitu mengembangkan, membersikan, mengangkat
jiwa peserta didik kepada Khaliq-Nya, menjauhkannya dari kejahatan
dan menjaganya agar tetap kepada fitrah-Nya. 4

1
Ahmad Tafsir, 1992, Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam, Bandung: Rosdakarya,
hal: 78
2
Hasan Lunggung, 1988, Pendidikan Islam Menghadapi Abad ke-21, Jakarta: Pustaka
al-Husna, hal: 86-87.

3
Samsul Nizar, 2002, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan historis teoritis dan praktis,
Jakarta: Ciputat Pres, hal: 44.
4
Ibid, hal: 44-45

ii
1. Sifat yang harus dimiliki Pendidik dalam pendidikan Islam. 5
 Zuhud, tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari
keridhoan Allah semata.
 Kebersihan Guru.
 Ikhlas dan jujur dalam pekerjaan
 Suka pemaaf.
 Harus mengetahui tabi’at murid
 Harus menguasai mata pelajaran.
2. Kewajiban Pendidik.
Menurut Imam Ghazali beberapa keawajiaban pendidik yang harus
diperhatikan yakni:6
a) Harus menaruh rasa kasih sayang terhadap murid memperlakukan
mereka seperti perlakuan anak kita sendiri. Rasulullah saw
bersabda:

“ Sesungguhnya saya bagi kamu adalah ibarat bapak dengan anak.” Oleh
karena itu seorang pendidik harus melayani murid seperti melayani
anaknya sendiri.

b) Tidak mengharapkan balasan jasa ataupun ucapan terima kasih,


tetapi bermaksud mengajar itu mencari keridhaan Allah dan
mendekatkan diri kepada-Nya.
c) Memberikan nasihat kepada murid pada tiap kesempatan, bahkan
gunakan setiap kesemptan untuk menasehatinya.
d) Mencegah murid dari segala sesuatu akhlah yang tidak baik
dengan jalan sindiran jika mungkin dan jangan dengan cara terus
terang, dengan cara halus dan jangan dengan jalan mencela. Al-
Ghazali menganjurkan pencegahan itu dengan isyarat atau
sindiran, jangan dengan terus terang sekiranya terjadipada murid
itu sesuatu yang merupakan akhlak yang kurang baik.

5
Mohd. Athiyad al-Abrasyi, 1987, Dasar-dasr pokok Prndidikan Islam, Jakarta: Bulan
Bintang, hal: 137-139
6
Ibid, hal: 150-152

ii
e) Supaya diperhatikan tingkat akal pikiran anak-anak dan berbicara
dengan mereka menurut kadar akalnya dan jangan disampaikan
sesuatu yang melebihi tingkat daya tangkapnya, agar ia tidak lari
dari pelajaran, ringkasnya bicara dengan bahasa mereka. Ini
adalah prinsip tebaik yang kini tengah dipakai .
f) Jangan ditimbulkan rasa benci pada diri murid mengenai suatu
cabang ilmu tersebut, tetapi sebaiknya dibukakan jalan bagi
mereka untuk belajar cabang ilmu tersebut. Artinya murid jangan
terlalu fanatik terhadap jurusan pelajaannya saja.
g) Sebaiknya kepada murid yang masih dibawah umur, diberikan
pelajaran yang jelas dan pantas buat dia dan tidak perlu disebutkan
kepadanya akan rahasia-rahasia yang terkandung dari sesuatu itu,
hingga tidak menajdi dingin kemampuan dan gelisa fikirannya.
h) Sang guru harus mengamalkan ilmunya dan jangan berlain kata
dengan perbuatannya.
3. Hak Pendidik

Karena Pendidik adalah merupakan profesi, tentu mereka


berhak untuk mendapatkan kesejahteraan dalam kehidupan ekonomi,
berupa gaji atau honor. Karna akad ijarah (sewa tenaga) yang
dilakukan Pendidik pada lembaga pendidikan atau pada negara.

2.3 Peserta Didik

Secara etimologi peserta didik adalah anak didik yang mendapat


pengajaran ilmu. Secara terminologi peserta didik adalah anak didik
atau individu yang mengalami perubahan, perkembangan sehingga
masih memerlukan bimbingan dan dan arahan dalam membentuk
kepribadian serta sebagai bagian dari struktural proses pendidikan.
Dengan kata lain peserta didik adalah seorang individu yang tengah
mengalami fase perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik
dan mental maupun fikiran.
Peserta didik adalah setiap manusia yang sepanjang hidupnya
selalu dalam perkembangan. Kaitannya dengan pendidikan adalah

ii
bahwa perkembangan peserta didik itu selalu menuju kedewasaan
dimana semuanya itu terjadi karena adanya bantuan dan bimbingan
yang diberikan oleh pendidik.
Dengan berpijak pada paradigma “belajar sepanjang masa”, maka
istilah yang tepat untuk menyebut individu yang menuntut ilmu adalah
peserta didik dan bukan anak didik. Peserta didik cakupannya lebih
luas, yang tidak hanya melibatkan anak-anak, tetapi juga pada orang-
orang dewasa. Sementara istilah anak didik hanya dikhususkan bagi
individu yang berusia kanak-kanak. Penyebutan peserta didik ini juga
mengisyaratkan bahwa lembaga pendidikan tidak hanya di sekolah
(pendidikan formal), tapi juga lembaga pendidikan di masyarakat,
seperti Majelis Taklim, Paguyuban, dan sebagainya.
Peserta didik adalah amanat bagi para pendidiknya. Jika ia
dibiasakan untuk melakukan kebaikan, niscaya ia akan tumbuh
menjadi orang yang baik, selanjutnya memperoleh kebahagiaan dunia
dan akhiratlah kedua orang tuanya dan juga setiap mu’alim dan
murabbi yang menangani pendidikan dan pengajarannya. Sebaliknya,
jika peserta didik dibiasakan melakukan hal-hal yang buruk dan
ditelantarkan tanpa pendidikan dan pengajaran seperti hewan ternak
yang dilepaskan beitu saja dengan bebasnya, niscaya dia akan
menjadi seorang yang celaka dan binasa.
1. Sifat dan Karakter Seorang Peserta Didik
Peserta didik memiliki sifat-sifat umum yang sangat mudah untuk
diperhatikan, antara lain sebagai berikut:[6]
a. Anak bukan miniatur orang dewasa, sebagaimana pernyataan
J.J. Rousseau, “anak bukan miniatur orang dewasa, tetapi anak
adalah anak dengan dunianya sendiri”.Peserta didik memiliki
fase perkembangan tertentu, seperti pembagian Ki Hadjar
Dewantara (Wiraga, Wicipta, Wirama). Murid memiliki pola
perkembangan masing-masing. Peserta didik memiliki
kebutuhan. Di antara kebutuhan tersebut adalah sebagaimana
dikemukakan oleh L.J. Cionbach, yaitu afeksi yang diterima

ii
orang tua dan kawan, indenpedensi, serta harga diri. Sementara
itu Masih memaparkan adanya kebutuhan biologis, rasa aman,
kasih sayang, harga diri, dan realisasi.Perbedaan individual
yang meliputi berbagai segi, seperti jasmani, intelegensi, sosial,
dan bakat. Di samping itu, perlu diperhatikan masalah kualitas
peserta didik. Jangan membanding-bandingkan antara peserta
didik yang satu dengan yang lainnya.
Hal yang sangat berbeda dinyatakan oleh para ahli psikologi yang
kognitif. Menurut mereka, memahami anak didik adalah memahami
manusia sebgai makhluk yang mendayagunakan ranah kognitifnya
semenjak berfungsisnya kapasitas motor dan sensorinya. Implikasi
pokok dari hasil riset kognitif menurut Bower, sebagaimana dikutip
Muhibbin Syah, menyatakan bahwa manusia memulai kehidupannya
sebagai makhluk sosial yang betul-betul berkemampuan dan sebagai
makhluk yang mampu belajar.
Sementara itu dalam Islam, landasan filosofinya adalah Al-qur’an
yang memahami manusia dalam beberapa hal :
 Manusia adalah makhluk yang termulia yang diajarkan ilmu
pengetahuan dengan Al-Bayan. Dengan demikian, ilmu adalah
permulaan manusia sebgai sebuah potensi yang paling mulia.
 Manusia adalah hewan berpikir yang mampu menciptakan istilah
dan menanamkan sesuatu untuk dikenal.
 Manusia memiliki tiga dimensi, yaitu: jasad, akal, dan ruh sebagai
dimensi pokok dalam kepribadian yang harus dioptimalkan.
 Manusia mempunyai motivasi, kebutuhan, kasih sayang, dan rasa
gundah.
 Ada perbedaan di antara sesama manusia, terutama pada aspek
kemampuan.
 Anak didik merupakan seseorang yang sedang berkembang,
memiliki potensi tertentu, dan dengan bantuan pendidik ia
mengembangkan potensinya tersebut secara optimal. Untuk
mengetahui siapa anak didik perlu dipahami bahwa, ia sebagai

ii
manusia yang sedang berkembang menuju je arah kedewasaan
memiliki beberapa karakteristik. Tirtaraharja , (2000)
mengemukakan empat karakteristik yang dimaksudkan, yaitu:

Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga
merupakan makhluk yang unik. Anak sejak lahir telah memiliki potensi-
potensi yang ingin dikembangkan dan diaktualisasikan. Untuk
mengaktualisasikannya membutuhkan bantuan dan bimbingan dari
pendidik.

Dalam Ihya’ ‘Ulum Ad-Din, Al-Ghazali mengklasifikasikannya ke


dalam 10 bentuk ketaatan yang harus dilakukan oleh peserta didik,
yaitu sebagai berikut :
1) Membersihkan jiwa.
2) Memusatkan perhatian kepada studi dan jangan sampai terganggu
dengan unsur-unsur duniawi dan seyogyanya pergi jauh dari
keluarga atau tanah airnya.
3) Menghormati guru.
4) Menghindarkan diri tidak terlibat dalam kontroversi kalangan
akademis.
5) Berupaya semaksimal mungkin untuk mempelajari setiap cabang
ilmu pengetahuan yang terpuji dan memahami tujuannya.
6) Peserta didik hendaknya tidak mendalami ilmu pengetahuan
secara sekaligus karena kemampuan manusia memiliki
keterbatasan.
7) Peserta didik hendaknya tidak naik ke tingkat yang lebih tinggi jika
belum menguasai betul ilmu yang sedang dipelajari.
8) Memastikan kebaikan dan nilai dari disiplin ilmu yang sedang atau
ingin ditekuni.
9) Peserta didik dituntut untuk merumuskan tujuan dari ilmu yang
telah didapatnya.

ii
10) Peserta didik mengetahui hubungan antara ilmu dan tujuannya,
sehingga ia dapat memilih mana ilmu yang harus diprioritaskan dan
mana yang tidak.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendidik didefiniskan sebagai orang dewasa yang bertanggung


jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dalam memberikan ilmu dan
membimbing anak tersebut bisa menuju ke arah kedewasaan dengan
gambaran kedewasaan yang senatiasa dibayangkan oleh anak dalam
diri pendidiknya.

Peserta didik memiliki sifat-sifat umum yang sangat mudah untuk


diperhatikan, antara lain sebagai berikut:

Anak bukan miniatur orang dewasa, sebagaimana pernyataan J.J.


Rousseau, “anak bukan miniatur orang dewasa, tetapi anak adalah
anak dengan dunianya sendiri”.

Peserta didik memiliki fase perkembangan tertentu, seperti


pembagian Ki Hadjar Dewantara (Wiraga, Wicipta, Wirama).

Murid memiliki pola perkembangan masing-masing.

Peserta didik memiliki kebutuhan. Di antara kebutuhan tersebut


adalah sebagaimana dikemukakan oleh L.J. Cionbach, yaitu afeksi
yang diterima orang tua dan kawan, indenpedensi, serta harga diri.
Sementara itu Maslow memaparkan adanya kebutuhan biologis, rasa
aman, kasih sayang, harga diri, dan realisasi.

ii
DAFTAR PUSTAKA

http://yusufabdulrohman.blogspot.com

http://www.rendraf.com

http://koharuddin-iing.blogspot.com

ii

Anda mungkin juga menyukai