ISLAM
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Guru
Dosen Pengampu : Kurnia Maulidi Noviantoro M.Pd
SEMESTER IV
PRODI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (T.IPS)
FAKULTAS TADRIS UMUM
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN
KRAKSAAN-PROBOLINGGO
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kesempatan serta kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang di tentukan.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Tidak lupa Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di dunia dan akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah
etika profesi guru dengan judul “etika guru dan etika profesi guru dalam pandangan islam”.
Kami selaku penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan. Untuk itu, saya mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya bisa menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, apabila ada kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
Cover...................................................................................................................................
Kata Pengantar.....................................................................................................................
Daftar Isi..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika Dan Guru...............................................................................
B. Kedudukan Etika Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Agama Islam...........
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Etika Guru Dalam Proses Belajar...........
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru yang profesional sangat besar peranannya di dalam mempersiapkan sumber
daya manusia yang berkualitas. Salah satu peningkatan profesional tersebut adalah
mendefinisikan kembeli kode etik guru Indonesia yang akan menjadi arah atau pedoman
bagi guru dalam menjalankan tugasnya. Kode etik guru sebenarnya merupakan pedoman
bagi guru untuk tetap profesional. Penegakan etika jabatan atau profesi menjadi ukuran
atas tinggi rendahnya citra, martabat, wibawa, dan integritas profesi dalam dunia modern
atau global.
Adanya kode etik dan penegakkan kode etik guru merupakan salah satu kunci
utama dalam meningkatkan mutu pendidikan. Kode etik guru tersebut merupakan standar
perilaku guru dalam melaksanakan profesinya maupun tingkah laku kehidupan
pribadinya selama memegang jabatan profesinya. Implementasi kode etik guru adalah
suatu penerapan norma-norma dan asas-asas yang mengatur sikap dan tingkah laku
seorang guru.
Kode etik guru diartikan sebagai suatu aturan tata-susila keguruan yang mengatur
sikap dan perilaku sesorang guru baik sikap terhadap atasan, maupun masyarakat.
Maksudnya aturan tentang keguruan (yang menyangkut pekerjaan guru) di lihat dari segi
susila. Kode etik ini merupakan kerangka bagi guru dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab yang diembannya.
Menurut penulis, jelaslah bahwa kode etik merupakan suatu pedoman yang harus
dipatuhi oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana layaknya seorang guru.
Konsekuensinya, jika seorang guru tidak melaksanakan dan mengamalkan kode etik guru
maka mengakibatkan guru tersebut kehilangan pola umum sebagai guru. Bahkan yang
lebih ironisnya lagi keberhasilan pencapaian program pendidikan yang telah ditetapkan
akan sulit didapatkan, karena guru akan melaksanakan tugasnya tanpa berpijak pada
landasan yang seharusnya dijadikan tumpuan. Oleh karena itu tiada jalan lain bagi guru
selain mengamalkan hal demikian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan etika dan guru?
2. Bagaimana kedudukan etika guru dalam proses belajar mengajar agama islam?
3. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi etika guru dalam proses belajar?
C. Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari etika dan guru
2. Untuk memahami kedudukan etika guru dalam proses belajar mengajar agama
islam
3. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi etika guru dalam proses
belajar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika dan Guru
Etika berasal dari bahasa Yunani “ethichos” berarti adat kebiasaan, disebut juga
dengan moral, dari kata tunggal mos, dan bentuk jamaknya mores yang berarti
kebiasaan, susila. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia etika berarti “ilmu tentang apa
yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban (moral)” Dalam
perkembangan selanjutnya kata etika lebih banyak berkaitan dengan ilmu filsafat.
Oleh karena itu standar baik dan buruknya adalah akal manusia
Menurut Raziel Abelson dalam Suparman Syukur Etika Religi menjelaskan
bahwa ”istilah etika juga sering digunakan dalam tiga perbedaan yang saling terkait,
pertama merupakan pola umum atau jalan hidup, kedua seperangkat aturan atau “kode
moral”, dan ketiga penyelidikan tentang jalan hidup dan aturan-aturan perilaku”.
Berbicara tentang etika dalam Islam tidak dapat lepas dari ilmu akhlak sebagai
salah satu cabang ilmu pengetahuan agama Islam. Oleh karena itu etika dalam Islam
dapat dikatakan identik dengan ilmu akhlak, yaitu ilmu tentang keutamaan-keutamaan
dan bagaimana cara mendapatkannya agar manusia berhias dengannya, dan ilmu
tentang hal-hal yang hina dan bagaimana cara menjauhinya agar manusia terbebas
darinya. Oleh karena itu etika dalam islam juga sering disebut sebagai falsafah
akhlaqiyyah. Selain kata akhlak, dalam Islam etika juga sering disebut dengan kata adab
yang berarti perilaku atau sopan santun, atau juga disebut “kehalusan dan kebaikan
budi pekerti atau kesopanan dan akhlak”. Adab sendiri juga berarti pengetahuan yang
mencegah manusia dari kesalahan-kesalahan penilaian.
Namun secara substantif sebenarnya apa yang disebut dengan etika, moral, akhlak
dan adab mempunyai arti dan makna yang sama, yaitu sebagai jiwa (ruh) suatu
tindakan, dengan tindakan itu perbuatan akan dinilai, karena setiap perbuatan pasti
dalam prakteknya akan diberi predikat- predikat sesuai dengan nilai yang terkandung
dalam perbuatan itu sendiri, baik predikat right (benar) dan predikat wrong (salah).
Adapun hal yang membedakan antara etika, moral, akhlak dan adab yaitu terletak pada
sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik buruk. Jika dalam etika
penilaian baik buruk berdasarkan akal pikiran, moral berdasarkan kebiasaan umum yang
berlaku umum dimasyarakat, maka pada akhlak dan adab ukuran yang digunakan untuk
menentukan baik buruk adalah Al Qu’an dan Hadis.
Adapun berikut merupakan pengertian dari istilah guru atau pendidik dalam
bidang pendidikan:
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “guru adalah orang yang pekerjaannya
(mata pencahariannya, profesinya) mengajar”.
1. Seorang guru haruslah orang yang sayang kepada anak didik, serta menganggap
mereka seperti anak sendiri, jika ia ingin berhasil dalam menjalankan tugasnya.
2. Guru haruslah orang yang meneladani perilaku Nabi. Mengingat sosok guru
merupakan orang yang mewarisi Nabi. Baik mewarisi ilmu dan juga dalam
menjalankan tugasnya, guru atau pendidik harus memposisikan diri seperti para
Nabi, yakni mengajar dengan ikhlas mencari kedekatan diri kepada Allah SWT.
3. Guru sebagai Pembimbing bagi anak didik hendaklah dapat memberi nasihat
mengenai apa saja demi kepentingan masa depan muridnya.
4. Guru sebagai figur sentral bagi anak didik, hendaklah tidak henti- hentinya
memberi nasihat kepada anak didik untuk tulus, serta mencegah mereka dari etika
dan akhlak yang tercela.
Sejalan dengan prinsip-prinsip tersebut dalam bahasa yang berbeda,
Muhammad Athiyyah Al-Abrasyi menerangkan kode etik sebagai berikut:
1. Mempunyai watak kebapakan sebelum menjadi seorang guru atau pendidik,
sehingga ia menyayangi anak didiknya seperti anaknya sendiri.
2. Adanya komunikasi yang aktif antara guru atau pendidik dan anak didik dalam
interaksi belajar mengajar.
3. Memperhatikan kemampuan dan kondisi anak didiknya, dan
kemampuan.
Berkaitan dengan kode etik guru dalam menjalankan tugasnya, faktor yang
amat penting yang perlu dimiliki oleh pendidik adalah etika atau akhlaknya, diantara
dari etika atau akhlak itu adalah niat yang tulus karena Allah. Muhyiddin Al-Nawawi
menjelaskan “agar dalam kegiatan pengajarannya hanya dimaksudkan Wajhillah dan
tidak dimaksudkan untuk mendapatkan tujuan-tujuan duniawi, seperti memperoleh
harta, kedudukan, ketenaran dan semisalnya”. Jauh sebelum al-Nawawi, Khatib al-
Baghdadi telah menekankan pentingnya etika dan akhlak dengan menganjurkan agar
seorang yang ‘Alim (guru) selalu beretika dan berakhlak karimah, misalnya tidak
banyak berbicara (yang tidak berguna) dan “jika mendapatkan ucapan- ucapan yang
tidak senonoh dalam perdebatan dengan lawannya, hendaklah tidak membalasnya”.
B. Kedudukan Etika Guru dalam Proses Belajar Mengajar Agama Islam
Dunia pendidikan dalam beberapa aspeknya tidak dapat lepas dari adanya proses
belajar mengajar yang tidak mungkin bisa berjalan tanpa adanya relasi antara guru dan
murid. Pada saat ini pendidikan pada umumnya dan pendidikan agama pada khususnya
telah mengalami krisis dan mengalami pergeseran dalam pelaksanaannya. Pola
pendidikan yang ada pada umumnya telah mengabaikan pendidikan yang banyak
bersentuhan dengan hati nurani yang mengarah pada pembentukan etika atau karakter
anak didik, sekarang ini pendidikan cenderung diarahkan pada pencapaian keunggulan
materi, kekayaan, kedudukan dan kesenangan dunia semata, sehingga apa yang
menjadi hakikat dari tujuan pendidikan itu sendiri telah terabaikan. Padahal menurut
Hasbi Ash-Shiddiqi sekurang-kurangnya pendidikan harus dapat mengembangkan tiga
hal pokok, yaitu tarbiyah jismiyah, tarbiyah aqliyah dan tarbiyah adabiyah.
Etika merupakan suatu yang tak bisa dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari.
Apalagi dengan perkembangan kehidupan, ekonomi, budaya dan teknologi yang
mendorong munculnya gejala-gejala moral yang fenomenal. Etika dalam istilah filsafat
berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan yang
telah dianut secara turun temurun. Etika sebagai ilmu melanjutkan kecenderungan
perilaku kita dalam hidup sehari-hari.
Jadi etika profesi guru yaitu spesifikasi norma-norma yang bersifat nyata/konkrit
dan praktis bagi seseorang dalam ruang lingkup profesinya sebagai guru. Norma-norma
tersebut seperti; Kesadaran untuk mengembangkan diri agar menjadi narasumber yang
baik bagi murid, bertanggung jawab atau profesional dalam bertugas, senantiasa sabar
dan bijaksana dalam mentransfer ilmu, dan kemudian sebagai orang tua kedua disekolah
hendaknya memiliki sikap menyayangi dan menjaga anak didik sebaik-baiknya.
B. Saran
Diakhir penulisan makalah ini diharapkan kepada pembaca agar lebih memahami
dan mengetahui mengenai etika guru dan profesi guru dalam pandangan islam.
DAFTAR PUSTAKA