Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH 

pentingnya kreativitas dan pembelajaran

DISUSUN:

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN


SOSIAL
FAKULTAS TADRIS UMUM
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN
GENGGONG KRAKSAAN PROBOLINGGO
2021
KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, kami panjatkan puji dan syukur kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahcurahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
bisa menyelesaikan makalah psikologi pendidikan tentang “pentingnya
kreativitas dan pembelajaran”.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas psikologi pendidikan
dan tentunya sebagai salah satu cermin pemahaman kami terhadap apa yang telah
kami presentasikan, juga sebagai salah satu materi dan sumber ilmu tambahan
buat pembaca agar lebih memahami pengertian, pandangan, dan proses
kreativitas.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
semua anggota kelompok yang telah membantu dan memberikan sumbangan
pemikirannya hingga makalah ini tersusun.
Penulis menyadari bahwasanya dalam penulisan makalah ini masih sangat
jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik maupun saran dari
pembaca yang bersifat membangun.

Kraksaa,26 maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN............................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN.................................................................................2
A. Pengertian Kreativitas...........................................................................2
B. Karakteristik Individu Kreatif...............................................................5
C. Tahap Berkembangnya Kreativitas.......................................................8
D. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kreativitas..........9
E. Upaya Guru Dalam Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik
Dalam Proses Pembelajaran.................................................................10
BAB III. PENUTUP.........................................................................................12
A. Kesimpulan...........................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kreatifitas adalah sebuah kata yang mudah diucapkan tetapi susah
untuk diartikan, bahkan susah untuk dijalankan dalam kehidupan keseharian bagi
yang belum terbiasa dan yang masih terbelenggu dengan pikiran bahwa kreativitas
itu harus menghasilkan ciptaan yang luar biasa hebat. Banyak orang mengatakan
bahwa kreativitas itu suatu cara berfikir untuk keluar dari masalah hidup
keseharian yang melingkupi dan membelitnya.
Kreatifitas itu sikap dan pola pikir yang dapat menciptakan sesuatu
yang baru, baik baru menurut dirinya maupun baru menurut orang lain.
Kreativitas itu berhubungan penciptaan sesuatu yang baru dan orisinal.
Kreatifitas berhubungan dengan pola pikir yang dapat menghubungan
suatu masalah atau fenomena dengan unsur-unsur yang lain sehingga menjadi
sesuatu yang baru. Bahkan kreativitas dapat diartikan sebagai pola pikir yang
dapat menciptakan sesuatu yang baru. Nah, itu adalah tinjauan kreatifitas bagi
orang awam dan orang yang tidak mau memusingkan diri dengan definisi-definisi.
Tetapi alangkah baiknya kita juga melihat pengertian kreativitas bagi
orang-orang ahli. Kreativitas menurut Julius Chandra dalam bukunya
Kreatifitas, dia mengartikan kemampuan mental dan berbagai jenis keterampilan
khas manusia yang dapat melahirkan pengungkapan yang unik, berbeda, orisinal,
sama sekali baru, indah, efisien, tepat sasaran dan tepat guna.

B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini antara lain :
1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah psikologi pendidikan
2. Menjelaskan kreativitas
3. Menjelaskan karakteristik peserta didik yang kreatif.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kreatifitas
Kreatifitas kaitannya erat dengan imajinasi, karena kreatifitas
mengembangkan daya fikir, daya fantasi yang sifatnya intelektual. pengertian
kreatifitas menurut KBBI berarti hasil dari kemampuan mencipta. dengan daya
imajinasi seseorang dapat menciptakan buah fikir yang ada kaitannya dengan
kebutuhan hidup manusia. untuk mengembangkan pribadi dan intelektual manusia
perlu memiliki pengetahuan dan kreatifitas.
Menurut TORRANCE (1962), kreatifitas dapat didefinisikan secara
inklusif, yaitu meliputi semua usaha produktif yang unik dari individu. dengan
kata lain kreatifitas dapat diartikan sebagai pola berfikir yang timbul secara
spontan dan imajinatif, yang bercirikan hasil artistik, penemuan ilmiah, dan
penciptaan mekanik. dalam proses kreatifitas ada dua pandangan yaitu:
1. Pandangan Asosiasi
Menyatakan bahwa kreatifitas menyangkut pembentukan asosiasi
stimulus-respons. jadi pandangan ini menekankan pada asosiasi yang
dipelajari sebelumnya yang dihidupkan kembali kemudian dirangkaikan.
2. Pandangan Kognitif
Menyatakan bahwa kreatifitas melibatkan penggabungan gagasan
dan informasi dalam cara baru yang berbeda. jadi pandangan ini
menekankan bahwa analisis kognitif kreatifitas tidak semata-mata pada
asosiasi yang luar biasa tetapi pada gagasan baru yang bermakna.
contohnya ketrampilan berpikir lancar, ketrampilan berfikir luwes atau
fleksibel, ketrampilan berpikir orisional, ketrampilan merinci atau
mengelaborasi serta ketrampilan menilai.
Proses kreatif berlangsung mengikuti tahap-tahap tertentu.
tidak mudah mengidentifikasi secara persis pada tahap manakah suatu

2
3

proses kreatif itu sedang berlangsung dan dapat diamati adalah gejalanya
berupa prilaku yang ditampilkan oleh individu.

Menurut Wallas (1991), menemukakan empat tahapan proses kreatif yaitu :


1. Persiapan (Preparation)
Pada tahap ini individu berusaha mengumpulkan informasi atau
data untuk memecahkan masalah yang dihadapi. individu mencoba
memikirkan berbagai alternative pemecahan masalah terhadap masalah
yang dihadapi. Dengan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki, individu berusaha menjajaki berbagai kemungkinan jalan yang
dapat ditempuh untuk memecahkan masalah. namun pada tahap ini belum
ada arah yang tetap meskipun sudah mampu mengeksplorasi berbagai
alternative pemecahan masalah. pada tahap ini masih amat diperlukan
perkembangan kemampuan divergen.
2. Inkubasi (incubation)
Pada tahap ini, proses pemecahan masalah “dierami” dalam alam
prasadar. individu seolah-olah melepaaskan diri untuk sementara waktu
dari masalah yang dihadapinya, dalam pengertian tidak memikirkannya
secara sadar melainkan mengendapannya dalam alam prasadar. proses
inkubasi ini dapat berlangsung lama( berhari-hari atau bahkan bertahun)
dan juga bisa sebentar (beberapa jam saja) kemudian timbul inspirasi atau
gagasan untuk pemecahan masalah.
3. Iluminasi (illumination)
Tahap ini sering disebut sebagai tahap timbulnya insight. pada
tahap ini sudah dapat timbul inspirasi atau gagasan-gagasan baru. ini
timbul setelah diendapkan dalam waktu yang lama atau bisa juga sebentar
pada tahap inkubasi.
4. Verifikasi (Verification)
Pada tahap ini, gagasan yang telah muncul dievaluasi secara kritis dan
konvergen serta menghadapkannya kepada realitas. pada tahap ini
pemikiran divergen harus diikuti oleh pemikiran selektif dan sengaja.
4

penerimaan secara total harus diikuti oleh kritik. filsafat harus diikuti oleh
pemikiran logis. keberanian harus diikuti oleh sikap hati-hati. imajinasi
harus diikuti oleh pengujian terhadap realitas. jadi pada tahap preparation,
incubation, dan illumination adalah proses berfikir divergen yang
menonjol maka dalam tahap verification yang lebih menonjol adalah
proses berpikir konvergen.

Guilford (1967) menyatakan bahwa intelegensi berkaitan dengan


kemampuan berfikir convergen, sedangkan kreativitas adalah berkaitan dengan
kemampuan seseorang untuk berfikir divergen. Berfikir convergen proses berfikir
didasari oleh berbagai hal menuju kesatu hal/kesimpulan, sedangkan berfikir
divergen adalah kemampuan berfikir yang berasal dari satu persoalan atau satu hal
menuju berbagai hal.
Kreatifitas juga dapat ditinjau dari 4 aspek, yaitu :
1. Kreativitas dari aspek pribadi, muncul dari keunikan pribadi individu
dalam interaksi dengan lingkungannya. setiap anak mempunyai bakat
kreatif, namun masing-masing dalam bidang dan kadar yang berbeda-
beda. kreativitas sebagai kemampuan berfikir meliputi kelancaran,
kelenturan, orisinalitas, dan elaborasi.
a. Kelancaran disini berkaitan dengan kemampuan untuk
membangkitkan sejumlah besar ide-ide, dengan hal tersebut akan
semakin besar kesempatan untuk menemukan ide-ide yang baik.
b. Orisinalitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide luar biasa,
memecahkan problem dengan cara yang luar biasa atau menggunakan
hal-hal atau situasi yang luar biasa. individu yang kreatif membuahkan
tanggapan yang luar biasa, membuat asosiasi jarak jauh dan
membuahkan tanggapan yang cerdik serta mempunyai gagasan yang
jarang dimiliki oranglain.
c. Elaborasi adalah kemampuan menyatakan pengarahan ide secara
terperinci untuk mewujudkan ide secara terperinci untuk mewujudkan
ide jadi kenyataan.
5

2. Pendorong menunjuk pada perlunya dorongan dari dalam individu


(berupa minat, hasrat, dan motivasi) dan dari luar (keluarga, sekolah,
masyarakat) agar bakat kreatif dapat diwujudkan. Sehubungan dengan
hal ini pendidik diharapkan dapat member dukungan, perhatian, serta
sarana prasarana yang diperlukan.
3. Kreatifitas sebagai proses ialah proses bersibuk diri secara kreatif. Pada
anak usia prasekolah hendaknya kreatifitas sebagai proses yang
diutamakan, dan jangan terlalu cepat mengharapkan produk kreatif yang
bermakna dan bermanfaat. jika pendidik terlalu cepat menuntut produk
kreatif yang memenuhi mutu tertentu, hal ini akan mengurangi
kesenangan dan keasyikan anak untuk berkreasi.
4. Kreatifitas sebagai produk merupakan suatu ciptaan baru yang bermakna
bagi individu dan atau bagi lingkungannya. Pada seorang anak, hasil
karyanya sudah dapat disebut kreatif, jika baginya hal itu baru, ia belum
pernah membuat itu sebelumnya dan ia tidak meniru atau mencontoh
pekerjaan orang lain. dan yang penting produk kreatifitas anak perlu
dihargai agar ia merasa puas dan tetap bersemangat dalam berkreasi.
Kegiatan kreatif ini bertujuan membentangkan alam pikiran dan perasaan
anak, menjangkau masa lalu, dan masa depan, menantang maka
menjajaki bidang-bidang baru, memikirkan hal-hal baru yang belum
terpikir sebelumnya, mengantisipasi akibat-akibat dari hipotesis,
menggunakan daya imajinasi dan firasatnya dalam memecahkan
masalah.

B. Karakteristik Individu Kraetif


Individu yang memiliki kreativitas yang tinggi menunjukan sikap dan
prilaku yang kadang-kadang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang. Kekhasan
prilaku yang kreatif digambarkan oleh beberapa ahli berikut ini :
Menurut Roger ( dalam Utami Munandar, 2004) ada tiga kondisi dari pribadi
kreatif :
6

1. Keterbukaan terhadap pengalaman


2. Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi
seseorang (internal locus of evalution) dan
3. Kemampuan untuk bereksperimen, untuk bermain dengan konsep-
konsep
Para ahli lain seperti Torrance dan Dembo (979); Utami Munandar (2004);
Conny Semiawan (1984); Cohen (1976); Siegelman (1973) mengungkapkan
beberapa ciri orang kreatif antara lain :
1. Suka humor, tidak kaku dan tidak tegang dalam bekerja
2. Suka pada pekerjaan yang menantang
3. Cukup kuat memusatkan perhatian
4. Suka mengemukakan ide-ide baru dan bersifat imajinatif
5. Lebih sensitive terhadap keadaan orang lain
6. Tidak banyak terikat pada kelompoknya
7. Mampu memunculkan ide-ide yang aneh
8. Terbuka terhadap ide-ide/penemuan baru
9. Fleksibel//tidak kaku
10. Memiliki konsep diri positif
Menurut Utami Munandar (2004) prilaku kreatif tidak hanya
memerlukan kemampuan berfikir kreatif (kognitif), tetapi juga memerlukan
adanya sikap kreatif (aktif) pada saat sikap kreatif dioprasionalkan.
Menurut PARNES (1972) Ada 4 macam prilaku kreatif (Ciri kreatifitas),
sebagai berikut:
1. Fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakan ide yang serupa
untuk memecahkan suatu masalah.
2. Flexibility (keluwesan), yaitu kemampuan memberikan atau menemukan
berbagai macam ide untuk memecahkan suatu masalah diluar kategori biasa.
3. Originality (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respon yang unik, bahan
ide secara terperinci untuk mewujudkan ide jadi kenyataan.
4. Sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan masalah
sebagai tanggapan suatu situasi
7

Lebih lanjut, Munandar (1999) menjelaskan ciri-ciri pribadi kreatif


meliputi ciri-ciri aptitude dan non-aptitude. Ciri-ciri aptitude yaitu ciri yang
berhubungan dengan kognisi atau proses berfikir adalah :
1. Ketrampilan berpikir lancar, yaitu kemampuan mencetuskan banyak gagasan,
jawaban , penyelesaian masalah atau pertanyaan.
2. Ketrampilan berpikir luwes, yaitu kemampuan menghasilkan gagasan,
jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, serta dapat melihat suatu masalah
dari sudut pandang yang berbeda.
3. Ketrampilan berpikir orisinal, yaitu kemampuan melahirkan ungkapan yang
baru, unik, dan asli.
4. Ketrampilan memperinci (mengelaborasi), yaitu kemampuan
mengembangkan, memperkaya, atau memperinci secara detail dari suatu
gagasan sehingga menjadi lebih menarik.
5. Ketrampilan menilai (mengevaluasi), yaitu kemampuan menentukan
penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan, suatu rencana,
atau suatu tindakan itu bijaksana atau tidak.

Ciri-ciri non-aptitude yaitu ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap


atau perasaan. Motivasi atau dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu:
1. Rasa ingin tahu
2. Bersifat imajinatif
3. Merasa tertantang oleh kemajemukan
4. Berani mengambil resiko
5. Sifat menghargai
Ciri kreatifitas juga digolongkan kedalam dua bagian yaitu anak yang
kreatifitasnya tinggi dan anak yang kreatifitasnya rendah. Anak yang
kreatifitasnya tinggi cenderung lebih ambisius, mandiri, otonom, cenderung
percaya diri, efisien dalam berfikir, tertarik pada hal-hal komplek dan perspektif,
mampu mengambil resiko. Sedangkan anak yang rendah kreatifitasnya kurang
memiliki kesadaran diri akan arti hidup sehat dan sejahtera, kurang bisa
mengendalikan dirinya dan kurang efisien dalam berfikir.
8

C. Tahap Berkembangnya Kreativitas


Kreativitas meminta, menggunakan dan menyeimbangkan tiga
kemampuan sisntetik, analisis dan praktikal. Kemampuan sisntetik mampu
membangkitkan ide baru dan menarik, seringkali seorang kreatif memiliki partikel
berfikir sintetik yang bagus menghubungkan hal satu dengan hal lain dengan
spontan. Tipikal kemampuan analisis mempertimbangkan berfikir kritik,
keterampilan analisis dan ide evaluasi. Setiap orang kreatif memiliki ide
menganalisis peristiwa baik dan buruk. Kemampuan mengembangkan analisis
pikirannya memungkinkan mengembangkan ide jelek menjadi bagus
menggunakan kemampuan analisis mengeluarkan implikasi ide kreatif dan tes.
Kemampuan praktikal ialah kemampuan menerjemahkan teori kepraktek dan ide-
ide abstrak kepada kecakapan praktikal.
Potensi kreatif berkembang melalui beberapa tahap sebagai berikut :
1. Tahap persiapan yaitu mulai dengan mempelajari latar belakang masalah
yang dihadapi
2. Tahap konsentrasi (concentration) yaitu berfikir sepenuhnya tentang
masalah tersebut
3. Tahap inkubasi (incubation) yaitu istirahat untuk penenangan sejenak
dengan cara santai sejenak
4. Illumination yaitu tahap “AHA” pada saat itu mendapatkan suatu
ide/gagasan tentang pemecahan masalah yang dihadapi
5. Ferifikasi/produksi yaitu tahap berakhir mulai memecahkan masalah
tersebut dan mulai merealisasikan dalam bentuk ide-ide.

Menurut Cropley (1999), terdapat 3 tahap perkembangan kreativitas


diantaranya:

1. Tahap prekonvensional (Preconventional phase)

Tahap ini terjadi pada usia 6–8 tahun. Pada tahap ini, individu
menunjukkan spontanitas dan emosional dalam menghasilkan suatu karya,
yang kemudian mengarah kepada hasil yang aestetik dan menyenangkan.
9

Individu menghasilkan sesuatu yang baru tanpa memperhatikan aturan dan


batasan dari luar.

2. Tahap konvensional (Conventional phase)

Tahap ini berlangsung pada usia 9–12 tahun. Pada tahap ini
kemampuan berpikir seseorang dibatasi oleh aturan-aturan yang ada
sehingga karya yang dihasilkan menjadi kaku. Selain itu, pada tahap ini
kemampuan kritis dan evaluatif juga berkembang.

3. Tahap poskonvensional (Postconventional phase)

Tahap ini berlangsung pada usia 12 tahun hingga dewasa. Pada


tahap ini, individu sudah mampu menghasilkan karya-karya baru yang
telah disesuaikan dengan batasan-batasan eksternal dan nilai-nilai
konvensional yang ada di lingkungan.

D. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kreativitas

Mengenai factor apa saja yang dapat mempengaruhi berkembangnya


kreativitas seseorang, berikut ini David Campble ( dalam Mangunharjdono, 1986)
menjelaskan adanya beberapa factor yang mempengaruhi, yaitu :

1. Faktor genetik

2. Adanya keterbukaan dalam keluarga

3. Adanya kebebasan psikologis

4. Kehidupan yang sering berpindah-pindah

5. Tersedianya fasilitas yang memadai untuk mengembangkan bakat

6. Keberanian dalam mengambil resiko


10

E. Upaya Guru Dalam Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik Dalam


Proses Pembelajaran

Menurut Clark (1979) dan Roger yang dikutip oleh Munandar (2004),
untuk mengembangkan kreatifitas (dalam mengajar) perlu menciptakan rasa aman
dan kebebasan psikologis. Untuk itu pendidik harus mengusahakan :

1. Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan


keterbatasannya

2. Menghindarkan adanya suasana yang bersifat mengancam

3. Memberikan empati terhadap persoalan yang dihadapi anak

4. Memberikan kebebasan untuk berpendapat, permissiveness (memaklumi)


terhadap pemikiran anak

Menurut David Campble ( dalam Mangunhardjono, 1986) guru yang


memiliki kebiasaan berikut ini sangat baik untuk menumbuh kembangkan
kreatifitas anak :

1. Bersifat mengasuh/membimbing

2. Suka bersifat informal

3. Memiliki persiapan mengajar yang matang

4. Tidak terikat pada buku mata pelajaran saja

5. Terbuka terhadap pendapat yang berlawanan

6. Suka memberikan penguatan (reinforcement) bila ada siswa yang kreatif

7. Tidak terlalu pasti

Menurut Umi Munandar (2004) ada strategi 4P (Pribadi, Pendorng, Proses


dan Produk) dalam mengemabangkan kreatifitas, yaitu :
11

1. Pribadi

Kreatifitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu


dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan atau produk
kreatif adalah yang mencerminkan orisinalitas dari individu tersebut.

2. Pendorong

Bakat kreatif siswa akan terwujud bilamana ada dukungan dari


lingkungan dan dorongan dari dalam dirinya sendiri (motivasi internal)
untuk menghasilkan sesuatu.

3. Proses

Anak/siswa perlu diberikan kesempatan untuk melakukan aktivitas


dan diberi fasilitas yang diperlukan. Kurikulum yang terlalu padat
mengakibatkan siswa tidak ada peluang untuk melakukan kegiatan kreatif,
dan jenis pekerjaan yang monoton tidak menunjang bagi siswa untuk
mengungkapkan dirinya secara kreatif.

4. Produk

Kondisi yang memungkinkan seseorang untuk menciptakan produk


kreatif yang bermakna yaitu kondisi pribadi dan kondisi lingkungan.
Kedua kondisi tersebut seberapa jauh mampu menimbulkan kegiatan
kreatif dan menghasilkan suatu produk kreatif.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah membaca materi kreatifitas diatas dapat disimpulkan bahwa


sebenarnya setiap manusia memiliki potensi kreatifitas untuk mengembangkan
setiap bakat yang dimiliki, dan faktor yang mempengaruhinya yaitu keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Tugas kita sebagai seorang guru (calon pendidik) adalah
membantu siswa dan mengarahkannya untuk lebih kreatif melalui metode
pembelajaran yang efektif dan disenangi oleh siswa sehingga siswa mampu
berkembang dalam berfikir maupun dalam mengesplor bakat dan minat yang
dimiliki.

B. SARAN

Metode belajar efektif dan menyenangkan seperti school to nature dapat


membantu siswa dalam mengembangkan kreatifitasnya, oleh sebab itu guru
diharapkan setiap harinya mampu membuat ide-ide yang berbeda untuk
melakukan pengajaran pada peserta didiknya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Eson, M.E (1972) Psychological Foundation, N.Y : Holt, Rinehart and Winston,
Inc . Part 2 and 3.
http://google.com/psikologikreatif?https.html.com
http://kreatifitaspadaanaksekolahdasar.googlesearching.com
http://cirikreatifitas.google??!!.com
http://searchdefinisikreatif//google.com
Mudjiran, Dkk. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Buku Ajar. Padang: FIP
UNP

Anda mungkin juga menyukai