2010
Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini berhasil diselesaikan.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
megharapkan saran dan kririk yang bersifat membangun untuk menyempurnakan
makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Tim Penulis
KATA PENGANTAR--------------------------------------------------------------------------------------------2
BAB I---------------------------------------------------------------------------------------------------------------4
PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------------------------------------4
Latar Belakang-----------------------------------------------------------------------------------------------------4
Rumusan Masalah-------------------------------------------------------------------------------------------------5
Tujuan---------------------------------------------------------------------------------------------------------------5
BAB II--------------------------------------------------------------------------------------------------------------6
PEMBAHASAN---------------------------------------------------------------------------------------------------6
TEORI TENTANG KEBERADAAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA-------------------------6
KONSEP REALITAS SOSIAL BUDAYA SALING BERKAITAN ERAT-----------------------------9
PERSOALAN YANG MEREBAK DI MASYARAKAT---------------------------------------------------9
Masalah Kebudayaan di Indonesia----------------------------------------------------------------------------10
DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN---------------------------------------------------12
PROSES EVOLUSI SOSIAL----------------------------------------------------------------------------------13
PROSES DIFUSI------------------------------------------------------------------------------------------------14
AKULTURASI DAN ASIMILASI----------------------------------------------------------------------------14
BAB III------------------------------------------------------------------------------------------------------------16
PENUTUP--------------------------------------------------------------------------------------------------------16
KESIMPULAN---------------------------------------------------------------------------------------------------16
DAFTAR PUSTAKA-------------------------------------------------------------------------------------------17
Di lain pihak, kemampuan manusia membina hubungan dengan lingkungannya secara aktif itu
telah membuka peluang bagi pengembangan berbagai bentuk organisasi dan kebudayaan menuju
peradaban. Dinamika sosial itu telah mewujudkan aneka ragam masyarakat dan kebudayaan
dunia, baik sebagai perwujudan adaptasi kelompok sosial terhadap lingkungan setempat maupun
karena kecepatan perkembangannya.
Rumusan Masalah
Ada sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya
masyarakat Indonesia. Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang mmicu perubahan sosial, Petama,
adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal factor), seperti pergantian generasi dan
berbagai penemuan dan rekayasa setempat. Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external
factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara langsung maupun
persebaran (unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat
memacu perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan
mereka .
Betapapun cepat atau lambatnya perkembangan sosial budaya yang melanda, dan factor
apapun penyebabnya, setiap perubahan yang terjadi akan menimbulkan reaksi pro dan kontra
terhadap masyarakat atau bangsa yang bersangkutan. Besar kecilnya reaksi pro dan kontra itu
dapat mengancam kemapanan dan bahkan dapat pula menimbulkan disintegrasi sosial terutama
dalam masyarakat majemuk dengan multi kultur seperti Indonesia.
KAPITA ILMU SELEKTA SOSIAL Page 4
Tujuan
Mengenal Masyarakat dan Kebudayaan di Indonesia sangat berguna agar kita bisa ikut
serta dalam melestarikan Budaya di bangsa kita sendiri, dan agar kebudayaan yang ada saat ini
tidak hilang karena munculnya kebudayaan-kebudayaan asing yang mulai berkembang saat ini.
Dan membuat masyarakat di Indonesia tidak lupa akan kebudayaan dan norma-norma yang ada
sudah ada sejak jaman dahulu.
Jejak manusia purba yang paling awal ditemukan di Indonesia diperkirakan hidup sekitar
satu setengah juta tahun yang lalu. Jenisnya adalah pithecanthropus mojokertensis atau
pithecanthropus robustus. Di samping itu, pada masayang sama hidup pula Meganthropus
palejavanicus yang sebenarnya masih sama dengan pithecanthropus tetapi lebih primitip. Dalam
banyak hal, dibawah ini adalah gambar beberapa macam tengkorak jaman purba dahulu
Menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari daratan Asia. Hal ini didukung dengan bukti-
bukti penggunaan bahasa. Bahasa-bahasa yang digunakan di Indonesia, Polynesia, Melansia,
Mikronesia berasal dari satu akar bahasa yang sama yaitu Bahasa Austronesia.
Kroom berpendapat bahwa asal-usul bangsa Indonesia adalah dari Asia tengah. Pendapat ini
didasarkan pada bukti bahwa di daerah cina tengah banyak terdapat sungai-sungai besar yang
menjadi sumber kehidupan manusia.
Hogen
Hogen menyebutkan bahwa bangsa yang mendiami daerah pesisir melayu berasal dari Sumatra.
Bangsa ini bercampur dengan bangsa Mongol yang kemudian disebut bangsa Proto melayu dan
Deutro Melayu.
Dr. Brandes
Menyatakan bahwa bangsa yang bermukim di Indonesia memiliki banyak persamaan dengan
bangsa-bangsa yang mendiami daerah-daerah yang membentang dari sebelah utara pulau Formosa
sampai sebelah daerah madagaskar.
Yamin berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri. Hal ini dibuktikan
dengan penemuan-penemuan fosil dan artefak tertua dengan jumlah yang lebih banyak dan lebih
lengkap di Indonesia.
Demoralisasi, yaitu penurunan kualitas moral suatu masyarakat yang ditandai dengan.
Kesenian dan kebudayaan merupakan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan.
Kesenian dapat menjadi wadah untuk mempertahankan identitas budaya Indonesia. Faktanya,
sekarang ini identitas budaya Indonesia sudah mulai memudar karena arus global. Sehingga
kondisi yang mengkhawatirkan ini perlu segera diselamatkan. Hal ini semakin diperparah dengan
diakuinya budaya indonesia oleh bangsa lain. Masalah yang sedang marak baru-baru ini adalah
diakuinya lagu daerah “Rasa Sayang-sayange” yang berasal dari Maluku, serta “Reog Ponorogo”
dari Jawa Timur oleh Malaysia. Hal ini disebabkan oleh kurang pedulinya bangsa indonesia
terhadap budayanya. Namun ketika kebudayaan itu diakui oleh bangsa lain, indonesia bingung.
Berita terbaru menyebutkan bahwa kesenian “angklung” dari Jawa Barat juga mau dipatenkan oleh
negara tersebut. Lalu dimanakah peran masyarakat dan pemerintah dalam hal ini kebudayaan
nasional adalah kebudayaan kita bersama yakni kebudayaan yang mempunyai makna bagi kita
bangsa indonesia. Kalau bukan kita lalu siapa lagi yang akan menjaga dan meletarikannya.
Seharusnya sebagai warga negara indonesia patut bangga dengan mempunyai kekayaan budaya.
Hal ini sebenarnya akan menimbulkan rasa tanggung jawab untuk melestarikan kebudayaan
tersebut. Sebagai warga negara kita hendaknya menanggapi dengan arif pengaruh nilai-nilai
budaya barat untuk mengembangkan dan memperkaya, serta meningkatkan kebudayaan nasional
dengan cara menyaring kebudayaan itu. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengambil nilai
yang baik dan meninggalkan nilai yang tidak sesuai dengan ciri kebudayaan bangsa Indonesia
yang lebih contoh ke kebudayaan timur.
Begitu juga halnya dengan pemerintah, pemerintah harus tegas dalam menjaga dan
melestarikan kebudayaan indonesia dengan cara membuat peraturan perundangan yang bertujuan
untuk melindungi budaya bangsa. Dan jika perlu pemerintah harus mematenkan budaya-budaya
yang ada di Indonesia agar budaya-budaya bangsa tidak jatuh ke tangan bangsa lain. Pemerintah
harus membangun sumber daya manusia dan meningkatkanan daya saing bangsa dapat dilakukan
dengan menanamkan norma dan nilai luhur budaya Indonesia sejak dini, dengan cara sosialisasi
Berikut dibawah ini adalah kekayaan bangsa Indonesia mengenai kebudayaan yang kita
miliki, diantaranya adalah :
Semua konsep yang kita perlukan untuk menganalisa proses-proses pergeran masyarakat
dan kebudayaan, termasuk lapangan penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut dinamika
sosial. Konsep yang terpenting ada yang mengenai proses belajar kebudayaan sendiri, yakni
internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi. Selain itu ada proses perkembangan kebudayaan umat
manusia(evolusi kebudayaan) dari bentuk-bentuk kebudayaan yang sederahana hingga yang
makin lama makin kompleks. Proses lainnya adalah proses pengenalan unsur-unsur kebudayaan
asing yang disebut proses akulturasi dan asimilasi. Ada proses pembaruan(inovasi) yang berkaitan
erat dengan penemuan baru(discovery) dan invention.
Proses internalisasi, adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu
mulai saaat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya. Sepanjang hayatnya seorang individu terus
belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu dan emosi yang membentuk
kepribadiannya. Perasaan pertama yang diaktifkan dalam kepribadian saat bayi dilahirkan adalah
rasa puas dan tak puas, yang menyebabkan ia menangis.
Dalam meneliti masalah ketegangan antara adat istiadat yang berlaku dengan kebutuhan
yang dirasakan oleh beberapa individu dalam suatu masyarakat, perlu diperhatikan dua konsep
yang berbeda, yaitu (1) kebudayaan sebagai kompleks dari komsep norma-norma, pandangan-
pandangan, dan sebagainya, yang bersifat abstrak (yaitu sistem budaya), dan (2) kebudayaan
sebagai serangkaian tindakan yang konkrit, dimana para individu saling berinteraksi (yaitu sistem
sosial). Kedua sistem tersebut sering saling bertentangan, dan dengan mempelajari konflik-konfliks
yang ada dalam setiap masyarakat itulah dapat diperoleh pengertian mengenai dinamika
masyarakat pada umumnya.
PROSES DIFUSI
Penyebaran manusia. Ilmu paleoantropologi memperkirakan bahwa makhluk manusia
yang pertama hidup didaerah sabana beriklim tropis di Afrika Timur. Manusia sekarang telah
menduduki hampir seluruh muka bumi dengan berbagai jenis lingkungan iklim yang berbeda-
beda. Hal itu hanya mungkin terjadi dengan proses pengembangbiakan, migrasi, serta adaptasi
fisik dan sosial budaya, yang berlangsung beratus ratus ribu tahun lamanya.
Bentuk difusi yang terutama mendapat perhatian antropologi adalah penyebaran unsur-
unsur kebudayaan yang berdasarkan pertemuan-pertemuan antara individu-individu dari
berbagai kelompok yang berbeda.
Asimilasi. Adalah suatu proses sosial yang terjadi pada berbagai golongan manusia
dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda setelah mereka bergaul secara intensif, sehingga
sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan golongan-golongan itu masing-masing berubah menjadi
unsur-unsur kebudayaan campuran.
Dari berbagai proses asimilasi pernah diteliti, diketehui bahwa pergaulan intensif saja
belum tentu mengakibatkan terjadinya suatu proses asimilasi, tanpa adanya toleransi dan simpati
antara kedua golongan.
PEMBARUAN (INOVASI)
Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi,
dan modal serta penataan kembali dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru, sehingga
terbentuk suatu sistem produksi dari produk-produk baru. Suatu proses inovasi tentu berkaitan
penemuan baru dalam teknologi, yang biasanya merupakan suatu proses sosial yang melalui tahap
discovery dan invension.
Pendorong penemuan baru. Faktor-faktor yang menjadi pendorong bagi seorang individu
untuk memulai serta mengembangkan penemuan baru adalah (1) kesadaran akan kekurangan
dalam kebudayaan; (2) mutu dari keahlian dalam suatu kebudayaan; (3) sistem perangsang bagi
kegiatan mencipta. Penemuan baru sering kali terjadi saat ada suatu krisis masyarakat, dan suatu
krisis terjadi karena banyak orang merasa tidak puas karena mereka melihat kekurangan-
kekurangan yang ada di sekelilingnya.
Dengan demikian proses inovasi itu merupakan suatu proses evolulusi juga. Bedanya
ialah bahwa dalam proses inovasi para individu berperan secara aktif, sedangkan dalam proses
evolusi para individu itu pasif, bahkan seringkali negatif.
KESIMPULAN
Kebudayaan dan masyarakat adalah dua hal yang sangat saling berhubungan. Tidak ada
masyarakat yang tidak berbudaya dan tidak akan ada kebudayaan tanpa masyarakat. Bahkan
manusia purba pun, yang merupakan asal mula tumbuhnya masyarakat, telah memiliki kebudayaan
yang dapat dibuktikan dari benda-benda bersejarah atau artefak peninggalan mereka.
Indonesia sebagai bangsa dan negara yang besar memiliki berbagai macam kebudayaan yang
berbeda. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi memiliki pengaruh yang tidak baik
terhadap perkembangan kebudayaan di Indonesia. Budaya global dan budaya kebarat-baratan telah
menggusur kebudayaan asli Indonesia. Proses difusi, akulturasi dan asimilasi serta pembaruan atau
inovasi merupakan masalah-masalah yang timbul akibat perkembangan zaman.
Selo Soemardjan Bapak Sosiologi Indonesia ”Sosiologi” sesuai standart isi 2006
http://www.wikilopedia.com
http://www.google.co.id
http://www.scribd.com
http://skyrider27.blogspot.com
Davis, Kingsley. 1960. Human Society The Macmillan Company. New York.
Sarjono. Agus R (Editor). 1999. Pembebasan Budaya-Budaya Kita. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Soemardjan, S dan Breazeale, K. 1993. Cultural Change in Rural Indonesia; Impact of Village Development.
Honolulu: UNS-YISS-East West Center.
Gerger and Barger. 1784.The war over the family .New york ; Anchor Books.