Anda di halaman 1dari 17

KAPITA ILMU SELEKTA SOSIAL

2010
Disusun Oleh :

Tri Handayani Indah Lestari(44210110010)


Fidia Gustina (44210110069)
Putri Widia Azhari(44210110003)
Agung Purnomo(44210110105)

[FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI]


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini berhasil diselesaikan.

Kami berharap makalah ini bermanfaat untuk menambah informasi mengenai


“Masyarakat dan Kebudayaan di Indonesia”, yang saat ini kurang menjadi daya tarik bagi
kalangan remaja atau dewasa muda.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
megharapkan saran dan kririk yang bersifat membangun untuk menyempurnakan
makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Jakarta, 14 November 2010

Tim Penulis

KAPITA ILMU SELEKTA SOSIAL Page 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR--------------------------------------------------------------------------------------------2
BAB I---------------------------------------------------------------------------------------------------------------4
PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------------------------------------4
Latar Belakang-----------------------------------------------------------------------------------------------------4
Rumusan Masalah-------------------------------------------------------------------------------------------------5
Tujuan---------------------------------------------------------------------------------------------------------------5
BAB II--------------------------------------------------------------------------------------------------------------6
PEMBAHASAN---------------------------------------------------------------------------------------------------6
TEORI TENTANG KEBERADAAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA-------------------------6
KONSEP REALITAS SOSIAL BUDAYA SALING BERKAITAN ERAT-----------------------------9
PERSOALAN YANG MEREBAK DI MASYARAKAT---------------------------------------------------9
Masalah Kebudayaan di Indonesia----------------------------------------------------------------------------10
DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN---------------------------------------------------12
PROSES EVOLUSI SOSIAL----------------------------------------------------------------------------------13
PROSES DIFUSI------------------------------------------------------------------------------------------------14
AKULTURASI DAN ASIMILASI----------------------------------------------------------------------------14
BAB III------------------------------------------------------------------------------------------------------------16
PENUTUP--------------------------------------------------------------------------------------------------------16
KESIMPULAN---------------------------------------------------------------------------------------------------16
DAFTAR PUSTAKA-------------------------------------------------------------------------------------------17

KAPITA ILMU SELEKTA SOSIAL Page 3


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap kehidupan di dunia ini tergantung pada kemampuan beradaptasi terhadap
lingkungannya dalam arti luas. Akan tetapi berbeda dengan kehidupan lainnya, manusia membina
hubungan dengan lingkungannya secara aktif. Manusia tidak sekedar mengandalkan hidup
mereka pada kemurahan lingkungan hidupnya seperti ketika Adam dan Hawa hidup di Taman
Firdaus. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mengelola lingkungan dan mengolah
sumberdaya secara aktif sesuai dengan seleranya. Karena itulah manusia mengembangkan
kebiasaan yang melembaga dalam struktur sosial dan kebudayaan mereka. Karena kemampuannya
beradaptasi secara aktif itu pula, manusia berhasil menempatkan diri sebagai makhluk yang
tertinggi derajatnya di muka bumi dan paling luas persebarannya memenuhi dunia.

Di lain pihak, kemampuan manusia membina hubungan dengan lingkungannya secara aktif itu
telah membuka peluang bagi pengembangan berbagai bentuk organisasi dan kebudayaan menuju
peradaban. Dinamika sosial itu telah mewujudkan aneka ragam masyarakat dan kebudayaan
dunia, baik sebagai perwujudan adaptasi kelompok sosial terhadap lingkungan setempat maupun
karena kecepatan perkembangannya.

Rumusan Masalah
Ada sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya
masyarakat Indonesia. Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang mmicu perubahan sosial, Petama,
adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal factor), seperti pergantian generasi dan
berbagai penemuan dan rekayasa setempat. Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external
factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara langsung maupun
persebaran (unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat
memacu perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan
mereka .

Betapapun cepat atau lambatnya perkembangan sosial budaya yang melanda, dan factor
apapun penyebabnya, setiap perubahan yang terjadi akan menimbulkan reaksi pro dan kontra
terhadap masyarakat atau bangsa yang bersangkutan. Besar kecilnya reaksi pro dan kontra itu
dapat mengancam kemapanan dan bahkan dapat pula menimbulkan disintegrasi sosial terutama
dalam masyarakat majemuk dengan multi kultur seperti Indonesia.
KAPITA ILMU SELEKTA SOSIAL Page 4
Tujuan
Mengenal Masyarakat dan Kebudayaan di Indonesia sangat berguna agar kita bisa ikut
serta dalam melestarikan Budaya di bangsa kita sendiri, dan agar kebudayaan yang ada saat ini
tidak hilang karena munculnya kebudayaan-kebudayaan asing yang mulai berkembang saat ini.
Dan membuat masyarakat di Indonesia tidak lupa akan kebudayaan dan norma-norma yang ada
sudah ada sejak jaman dahulu.

KAPITA ILMU SELEKTA SOSIAL Page 5


BAB II
PEMBAHASAN
TEORI TENTANG KEBERADAAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA
Awal mula terciptanya manusia yaitu dari manusia purba, siapakah manusia purba itu,?
Manusia purba disebut juga prehistoric people adalah manusia yang hidup jauh sebelum dikenalnya
tulisan. Mereka memiliki alat pendukung yang terbuat dari batu yang diyakini telah mendiami
bumi sekitar empat juta tahun yang lalu. Seperti telah diuraikan pada materi terdahulu bahwa
pada masa pleistosen di wilayah Indonesia bagian barat terdapat daratan sunda yang dahulu
dihubungkan dengan Asia dan daratan Sahul di sebelah timur yang berhubungan dengan
Australia. Daratan sunda terdiri atas Jawa, Kalimantan, dan Sumatera sedangkan daratan Sahul
meliputi Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku sekarang.

Jejak manusia purba yang paling awal ditemukan di Indonesia diperkirakan hidup sekitar
satu setengah juta tahun yang lalu. Jenisnya adalah pithecanthropus mojokertensis atau
pithecanthropus robustus. Di samping itu, pada masayang sama hidup pula Meganthropus
palejavanicus yang sebenarnya masih sama dengan pithecanthropus tetapi lebih primitip. Dalam
banyak hal, dibawah ini adalah gambar beberapa macam tengkorak jaman purba dahulu

KAPITA ILMU SELEKTA SOSIAL Page 6


Beberapa ahli berpendapat tentang keberadaan awal atau asal-usul manusia Indonesia, diantaranya
adalah :

 Prof. Dr. H. Kern

Menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari daratan Asia. Hal ini didukung dengan bukti-
bukti penggunaan bahasa. Bahasa-bahasa yang digunakan di Indonesia, Polynesia, Melansia,
Mikronesia berasal dari satu akar bahasa yang sama yaitu Bahasa Austronesia.

 PROF. Dr. Kroom

Kroom berpendapat bahwa asal-usul bangsa Indonesia adalah dari Asia tengah. Pendapat ini
didasarkan pada bukti bahwa di daerah cina tengah banyak terdapat sungai-sungai besar yang
menjadi sumber kehidupan manusia.

 Hogen

Hogen menyebutkan bahwa bangsa yang mendiami daerah pesisir melayu berasal dari Sumatra.
Bangsa ini bercampur dengan bangsa Mongol yang kemudian disebut bangsa Proto melayu dan
Deutro Melayu.

 Dr. Brandes

Menyatakan bahwa bangsa yang bermukim di Indonesia memiliki banyak persamaan dengan
bangsa-bangsa yang mendiami daerah-daerah yang membentang dari sebelah utara pulau Formosa
sampai sebelah daerah madagaskar.

 Prof. Mohammad Yamin

Yamin berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri. Hal ini dibuktikan
dengan penemuan-penemuan fosil dan artefak tertua dengan jumlah yang lebih banyak dan lebih
lengkap di Indonesia.

KAPITA ILMU SELEKTA SOSIAL Page 7


Asal-usul dan persebaran Manusia Di Kepulauan Indonesia

KONSEP REALITAS SOSIAL BUDAYA SALING BERKAITAN ERAT


 Masyarakat dan kebudayaan saling berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan, karena budaya
adalah hasil cipta, rasa, dan karsa masyarakat. Tidak ada masyarakat yang hidup tanpa budaya
dan tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat.
 Status dan Peran sangat berkaitan, karena peran yang akan dilakukan seseorang tergantung dari
status sosialnya dalam masyarakat. Status dan peran dapat ditemukan dalam masyarakat modern
atau sederhana sekalipun.
 Perilaku menyimpang dan pengendalian sosial, perilaku menyimpang akan berdampak buruk
pada keberlangsungan kehidupan masyarakat. Karena perilaku menyimpang dapat mengancam
masyarakat, maka perlu adanya pengendalian sosial.
 Masyarakat dan Interaksi, interaksi adalah pola hubungan timbale balik dalam masyarakat.
Berbagai komponen dan unsur masyarakat saling berhubungan dan membentuk interaksi sosial.
 Nilai, norma dan lembaga sosial, nilai adalah sesuatu yang dianggap baik dan benar bagi
masyarakat, nilai direalisasikan dalam bentuk norma yang bertujuan menciptakan keteraturan.

KAPITA ILMU SELEKTA SOSIAL Page 8


PERSOALAN YANG MEREBAK DI MASYARAKAT
Sosiologi mengkaji masyarakat dan interaksi yang terjadi didalamnya serta persoalan yang
mungkin timbul. Adapun persoalan tersebut sebagai berikut :

Demoralisasi, yaitu penurunan kualitas moral suatu masyarakat yang ditandai dengan.

a. Kuantitas dan Kualitas Kriminalitas Meningkat


b. Semakin marak konflik sosial
c. Kerusuhan yang anarkis
d. Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)
e. Narkoba
f. Pergaulan bebas yang tak terbatas

Meningkatnya angka kemiskinan


Terorisme semakin banyak dimasyarakat
Meningkatnya kasus perdagangan perempuan dan anak (trafficking).

Menurut Soerjono Soekanto masalah sosialnya antara lain :

o Faktor Ekonomi, kemiskinan dan pengangguran


o Faktor Biologis, penyakit menular
o Faktor Psikologis, penyakit saraf dan penyakit jiwa
o Faktor Kebudayaan, konflik RAS, perceraian, dan pencurian

Masalah Kebudayaan di Indonesia


Indonesia mempunyai berbagai macam kebudayaan. Hampir setiap pulau ditinggali oleh
suku dan ras dan tiap-tiap suku dan ras mempunyai kebudayaannya sendiri. Namun seiring
berkembangnya zaman, kebudayaan di Indonesia mulai luntur. Hal ini dikarenakan semakin
berkembangnya teknologi yang mempunyai dampak negatif terhadap kebudayaan Indonesia.
Dengan banyaknya media elektronik kebudayaan barat mulai mengubah pola pikir masyarakat
Indonesia. Karena pola pikir masyarakat Indonesia yang masih rendah, mereka dengan mudah
mengikuti budaya barat tanpa adanya filtrasi. Sehingga mereka cenderung melupakan
kebudayaannya sendiri. Selain itu, pemerintah terkesan asal- asalan mengurusi budaya. Sehingga
dengan mudahnya Negara lain mengakui kebudayaan Indonesia sebagai miliknya. Dan apabila hal
ini terus berlangsug maka buakan tak tidak mungkin kebudayaan Indonesia akan mati.

KAPITA ILMU SELEKTA SOSIAL Page 9


Budaya global semakin lama telah menggusur budaya lokal Indonesia. Contoh untuk hal
ini dapat kita lihat pada masyarakat keraton Indonesia. Dalam dua abad terakhir tata masyarakat
kerajaan mulai memudar. Kedudukan bangsawan dikudeta oleh kaum pedagang dengan senjata
teknologi dan uang. Legitimasi istana yang bersemboyan kawula gusti kini diinjak-injak oleh
semangan individualisme, hak asasi, dan kemanusiaan. Mitos dan agama digeser sekularisme dan
rasionalitas. Tata sosial kerajaan digantikan oleh nasionalisme. Akibat runtuhnya kerajaan yang
mengayomi seniman-cendekiawan istana, berantakanlah kondisi kerja dan pola produksi seni-
budaya istana.

Kesenian dan kebudayaan merupakan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan.
Kesenian dapat menjadi wadah untuk mempertahankan identitas budaya Indonesia. Faktanya,
sekarang ini identitas budaya Indonesia sudah mulai memudar karena arus global. Sehingga
kondisi yang mengkhawatirkan ini perlu segera diselamatkan. Hal ini semakin diperparah dengan
diakuinya budaya indonesia oleh bangsa lain. Masalah yang sedang marak baru-baru ini adalah
diakuinya lagu daerah “Rasa Sayang-sayange” yang berasal dari Maluku, serta “Reog Ponorogo”
dari Jawa Timur oleh Malaysia. Hal ini disebabkan oleh kurang pedulinya bangsa indonesia
terhadap budayanya. Namun ketika kebudayaan itu diakui oleh bangsa lain, indonesia bingung.
Berita terbaru menyebutkan bahwa kesenian “angklung” dari Jawa Barat juga mau dipatenkan oleh
negara tersebut. Lalu dimanakah peran masyarakat dan pemerintah dalam hal ini kebudayaan
nasional adalah kebudayaan kita bersama yakni kebudayaan yang mempunyai makna bagi kita
bangsa indonesia. Kalau bukan kita lalu siapa lagi yang akan menjaga dan meletarikannya.
Seharusnya sebagai warga negara indonesia patut bangga dengan mempunyai kekayaan budaya.
Hal ini sebenarnya akan menimbulkan rasa tanggung jawab untuk melestarikan kebudayaan
tersebut. Sebagai warga negara kita hendaknya menanggapi dengan arif pengaruh nilai-nilai
budaya barat untuk mengembangkan dan memperkaya, serta meningkatkan kebudayaan nasional
dengan cara menyaring kebudayaan itu. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengambil nilai
yang baik dan meninggalkan nilai yang tidak sesuai dengan ciri kebudayaan bangsa Indonesia
yang lebih contoh ke kebudayaan timur.

Begitu juga halnya dengan pemerintah, pemerintah harus tegas dalam menjaga dan
melestarikan kebudayaan indonesia dengan cara membuat peraturan perundangan yang bertujuan
untuk melindungi budaya bangsa. Dan jika perlu pemerintah harus mematenkan budaya-budaya
yang ada di Indonesia agar budaya-budaya bangsa tidak jatuh ke tangan bangsa lain. Pemerintah
harus membangun sumber daya manusia dan meningkatkanan daya saing bangsa dapat dilakukan
dengan menanamkan norma dan nilai luhur budaya Indonesia sejak dini, dengan cara sosialisasi

KAPITA ILMU SELEKTA SOSIAL Page 10


nilai budaya yang ditanamkan kepada anak sejak usia prasekolah. Hal ini ditujukan untuk
mengangkat kembali identitas bangsa Indonesia.

Berikut dibawah ini adalah kekayaan bangsa Indonesia mengenai kebudayaan yang kita
miliki, diantaranya adalah :

KAPITA ILMU SELEKTA SOSIAL Page 11


DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
KONSEP-KONSEP DAN KONSEPSI-KONSEPSI KHUSUS MENGENAI

PERGESERAN MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

Semua konsep yang kita perlukan untuk menganalisa proses-proses pergeran masyarakat
dan kebudayaan, termasuk lapangan penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut dinamika
sosial. Konsep yang terpenting ada yang mengenai proses belajar kebudayaan sendiri, yakni
internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi. Selain itu ada proses perkembangan kebudayaan umat
manusia(evolusi kebudayaan) dari bentuk-bentuk kebudayaan yang sederahana hingga yang
makin lama makin kompleks. Proses lainnya adalah proses pengenalan unsur-unsur kebudayaan
asing yang disebut proses akulturasi dan asimilasi. Ada proses pembaruan(inovasi) yang berkaitan
erat dengan penemuan baru(discovery) dan invention.

PROSES BELAJAR KEBUDAYAAN SENDIRI

Proses internalisasi, adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu
mulai saaat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya. Sepanjang hayatnya seorang individu terus
belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu dan emosi yang membentuk
kepribadiannya. Perasaan pertama yang diaktifkan dalam kepribadian saat bayi dilahirkan adalah
rasa puas dan tak puas, yang menyebabkan ia menangis.

Proses sosialisasi, semua pola tindakan individu-individu yang menempati berbagai


kedudukan dalam masyarakatnya yang dikumpai seseorang dalam kehidupannya sehari-hari
sejak ia dilahirkan. Para individu dalam masyarakat yang berbeda-beda juga mengalami proses
sosialisasi yang berbeda-beda, karena proses itu banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan serta
lingkungan sosial yang bersangkutan. Penelitian dilapangan telah dapat menghasilkan
pengumpulan bahan mengenai adat istiadat pengasuhan anak, kebiasaan-kebiasaan dalam
kehidupan seksual, dan riwayat hidup yang rinci dari sejumlah individu.individu-individu yang
mengalami berbagai hambatan dalam proses internalisasi, sosialisasi atau enkulturasinya, sehingga
individu seperti itu mengalami kesukaran dalam menyesuaikan kepribadiannya dengan
lingkungan sosial sekitarnya.

KAPITA ILMU SELEKTA SOSIAL Page 12


PROSES EVOLUSI SOSIAL
Proses Mikroskopik dan Makroskopik Dalam Evolusi Sosial. Proses evolusi dapat dianalisa
secara mendetail(makroskopik) tetapi dapat dilihat secara keseluruhan, dengan hanya
memperhatikan perubahan-perubahan besar yang telah terjadi(makroskopik). Proses evolusi sosial
budaya secara makroskopik yang terjadi dalam suatu jangka waktu yang panjang, dalam
antropologi disebut ”Proses-proses pemberi arah”, atau directional proses.

Proses-proses berulang dalam evolusi sosial budaya. Dalam antropologi, perhatian


terhadap proses-proses berulang dalam evolusi sosial budaya baru timbul sekitar tahun 1920
bersama dengan perhatian terhadap individu dalam masyarakat.

Dalam meneliti masalah ketegangan antara adat istiadat yang berlaku dengan kebutuhan
yang dirasakan oleh beberapa individu dalam suatu masyarakat, perlu diperhatikan dua konsep
yang berbeda, yaitu (1) kebudayaan sebagai kompleks dari komsep norma-norma, pandangan-
pandangan, dan sebagainya, yang bersifat abstrak (yaitu sistem budaya), dan (2) kebudayaan
sebagai serangkaian tindakan yang konkrit, dimana para individu saling berinteraksi (yaitu sistem
sosial). Kedua sistem tersebut sering saling bertentangan, dan dengan mempelajari konflik-konfliks
yang ada dalam setiap masyarakat itulah dapat diperoleh pengertian mengenai dinamika
masyarakat pada umumnya.

PROSES DIFUSI
Penyebaran manusia. Ilmu paleoantropologi memperkirakan bahwa makhluk manusia
yang pertama hidup didaerah sabana beriklim tropis di Afrika Timur. Manusia sekarang telah
menduduki hampir seluruh muka bumi dengan berbagai jenis lingkungan iklim yang berbeda-
beda. Hal itu hanya mungkin terjadi dengan proses pengembangbiakan, migrasi, serta adaptasi
fisik dan sosial budaya, yang berlangsung beratus ratus ribu tahun lamanya.

Penyebaran unsur-unsur kebudayaan. Bersama dengan penyebaran dan migrasi


kelompok-kelompok manusia, turut tersebar pula berbagai unsur kebudayaan. Sejarah dari proses
penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang disebut proses difusi itu merupakan salah satu objek
penelitian ilmu antropologi, terutama sub ilmu antropologi diakronik. Proses difusi dari unsur-
unsur kebudayaan antara lain diakibatkan oleh migrasi bangsa-bangsa yang berpindah dari suatu
tempat ketempat lajn dimuka bumi.

KAPITA ILMU SELEKTA SOSIAL Page 13


Penyebaran unsur-unsur kebudayaan dapat juga terjadi tanpa ada perpindahan
kelompok-kelompok manusia atau bangsa-bangsa, tetapi karena unsur-unsur kebudayaan itu
memang sengaja dibawa oleh individu-individu tertentu, seperti para pedagang dan pelaut.

Bentuk difusi yang terutama mendapat perhatian antropologi adalah penyebaran unsur-
unsur kebudayaan yang berdasarkan pertemuan-pertemuan antara individu-individu dari
berbagai kelompok yang berbeda.

AKULTURASI DAN ASIMILASI


Akulturasi. Proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-
unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan
hilangnya kepribadian kebudayaan itu.

Kalau masalah-masalah mengenai akulturasi kita ringkas, akan tampak 5 golongan


masalah, yaitu :

1. Masalah tentang metode-metode untuk mengobservasi, mencatat, dan melukiskan suatu


proses akulturasi dalam suatu masyarakat.
2. Masalah tentang unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah dan tidak mudah diterima oleh
suatu masyarakat.
3. Masalah tentang unsur-unsur kebudayaan yang mudah dan tidak mudah diganti atau diubah
oleh unsur-unsur kebudayaan asing.
4. Masalah mengenai jenis-jenis individu yang tidak menemui kesukaran dan cepat diterima
unsur kebudayaan asing, dan jenis-jenis individu yang sukar dan lamban dalam menerimanya.
5. Masalah mengenai ketegangan-ketegangan serta krisis-krisis sosial yang muncul akibat
akulturasi.

Dalam meneliti jalannya suatu proses akulturasi, seorang peneliti sebaiknya


memperhatikan beberapa hal, yaitu :

1. Keadaan sebelum proses akulturasi dimulai.


2. Para individu pembawa unsur-unsur kebudayaan asing.
3. Saluran-saluran yang dilalui oleh unsusr-unsur kebudayaan asing untuk masuk ke dalam
kebudayaan penerima.
4. Bagian-bagian dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh.

KAPITA ILMU SELEKTA SOSIAL Page 14


5. Reaksi para individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing.

Asimilasi. Adalah suatu proses sosial yang terjadi pada berbagai golongan manusia
dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda setelah mereka bergaul secara intensif, sehingga
sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan golongan-golongan itu masing-masing berubah menjadi
unsur-unsur kebudayaan campuran.

Dari berbagai proses asimilasi pernah diteliti, diketehui bahwa pergaulan intensif saja
belum tentu mengakibatkan terjadinya suatu proses asimilasi, tanpa adanya toleransi dan simpati
antara kedua golongan.

PEMBARUAN (INOVASI)

Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi,
dan modal serta penataan kembali dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru, sehingga
terbentuk suatu sistem produksi dari produk-produk baru. Suatu proses inovasi tentu berkaitan
penemuan baru dalam teknologi, yang biasanya merupakan suatu proses sosial yang melalui tahap
discovery dan invension.

Pendorong penemuan baru. Faktor-faktor yang menjadi pendorong bagi seorang individu
untuk memulai serta mengembangkan penemuan baru adalah (1) kesadaran akan kekurangan
dalam kebudayaan; (2) mutu dari keahlian dalam suatu kebudayaan; (3) sistem perangsang bagi
kegiatan mencipta. Penemuan baru sering kali terjadi saat ada suatu krisis masyarakat, dan suatu
krisis terjadi karena banyak orang merasa tidak puas karena mereka melihat kekurangan-
kekurangan yang ada di sekelilingnya.

Dengan demikian proses inovasi itu merupakan suatu proses evolulusi juga. Bedanya
ialah bahwa dalam proses inovasi para individu berperan secara aktif, sedangkan dalam proses
evolusi para individu itu pasif, bahkan seringkali negatif.

KAPITA ILMU SELEKTA SOSIAL Page 15


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Kebudayaan dan masyarakat adalah dua hal yang sangat saling berhubungan. Tidak ada
masyarakat yang tidak berbudaya dan tidak akan ada kebudayaan tanpa masyarakat. Bahkan
manusia purba pun, yang merupakan asal mula tumbuhnya masyarakat, telah memiliki kebudayaan
yang dapat dibuktikan dari benda-benda bersejarah atau artefak peninggalan mereka.

Indonesia sebagai bangsa dan negara yang besar memiliki berbagai macam kebudayaan yang
berbeda. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi memiliki pengaruh yang tidak baik
terhadap perkembangan kebudayaan di Indonesia. Budaya global dan budaya kebarat-baratan telah
menggusur kebudayaan asli Indonesia. Proses difusi, akulturasi dan asimilasi serta pembaruan atau
inovasi merupakan masalah-masalah yang timbul akibat perkembangan zaman.

KAPITA ILMU SELEKTA SOSIAL Page 16


DAFTAR PUSTAKA

Selo Soemardjan Bapak Sosiologi Indonesia ”Sosiologi” sesuai standart isi 2006

KTSP penertbit ESIS the innovative Learning ”sosiologi” www.erlangga.co.id

http://www.wikilopedia.com

http://www.google.co.id

http://www.scribd.com

http://skyrider27.blogspot.com

Bakker, JWM. 1999. Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kanisius.

Davis, Kingsley. 1960. Human Society The Macmillan Company. New York.

Dewantara, Ki Hajar. 1994. Kebudayaan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa..

Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta

Sarjono. Agus R (Editor). 1999. Pembebasan Budaya-Budaya Kita. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers

Soemardjan, S dan Breazeale, K. 1993. Cultural Change in Rural Indonesia; Impact of Village Development.
Honolulu: UNS-YISS-East West Center.

Sorokin, Pitirim A. 1957. Social and Cultural Dynamics. Boston: Sargent.

Gerger and Barger. 1784.The war over the family .New york ; Anchor Books.

Rohidi, T. 1994 Pendekatan Sistem Sosial Budaya Dalam Pendidikan .

KAPITA ILMU SELEKTA SOSIAL Page 17

Anda mungkin juga menyukai