OLEH:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“ORGANISASI LEMBAGA PENDIDIKAN” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisam makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Ibu Hasgimianti, S.Pd., M.Pd, Kons. pada mata kuliah Pengantar Manajemen
Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang sejarah peradaban islam bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... 2
DAFTAR ISI...................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 4
A. Latar Belakang.................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah............................................................................. 5
C. Tujuan Penulisan............................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 6
A. Pengertian dan Struktur Lembaga Pendidikan.................................. 6
1. Pengertian Organisasi.................................................................. 6
.....................................................................................................
2. Lembaga Pendidikan................................................................... 7
3. Struktur Lembaga Pendidikan..................................................... 7
B. Jalur, Jenjang, dan Jenis Lembaga Pendidikan................................. 8
1. Jalur Lembaga Pendidikan.......................................................... 8
2. Jenjang Lembaga Pendidikan...................................................... 10
3. Jenis Lembaga Pendidikan.......................................................... 11
C. Kriteria Keberhasilan Lembaga Pendidikan..................................... 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 16
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana
orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya
organisasi yaitu seperti uang, material, mesin, metode, lingkungan, sarana-
parasarana, data, dan lain sebagainya yang dipergunakan secara efisien dan efektif
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Di dalam sebuah institusi atau sebuah lembaga pendidikan yang mempunyai
hubungan terkait antara satu dengan lainya sudah semestinya mempunyai sebuah
stuktur organisasi. Struktur organisasi merupakan kerangka dalam dimana
organisasi itu beroperasi dan merupakan cara suatu aktivitas organisasi dibagi,
diorganisir, dan dikoordinasikan. Struktur organisasi ini dapat digunakan sebagai
pembentukan atau pembagian suatu pekerjaan dengan maksud agar tujuan
organisasi dapat terlaksana dengan baik. Dan dengan adanya struktur organisasi
ini diharapkan pula terjadinya pengontrolan terhadap aktivitas yang dilakukan
serta gambaran yang jelas mengenai aktivitas dari organisasi yang berada di
dalamnya.
Lembaga Pendidikan (baik formal, non formal atau informal) adalah tempat
transfer ilmu pengetahuan dan budaya (peradaban). Melalui praktik pendidikan,
peserta didik diajak untuk memahami bagaimana sejarah atau pengalaman budaya
dapat ditransformasi dalam zaman kehidupan yang akan mereka alami serta
mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan dan tuntutan yang ada di
dalamnya. Dengan demikian, makna pengetahuan dan kebudayaan sering kali
dipaksakan untuk dikombinasikan karena adanya pengaruh zaman terhadap
pengetahuan jika ditransformasikan.
5
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari struktur organisasi lembaga pendidikan?
2. Bagaimana jalur, jenjang, dan jenis lembaga pendidikan?
3. Bagaimana kriteria keberhasilan lembaga pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari struktur organisasi lembaga pendidikan.
2. Untuk mengetahui jalur, jenjang, dan jenis lembaga pendidikan.
3. Untuk mengetahui kriteria keberhasilan lembaga pendidikan.
6
BAB II
PEMBAHASAN
orang, ada kerjasama, dan tujuan yang telah ditetapkan yang merupakan sistem
yang saling berkaitan dalam kebulatan.
2. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan adalah suatu lembaga yang bertujuan
mengembangkan potensi manusiawi yang dimiliki anak-anak agar mampu
menjalankan tugas-tugas kehidupan sebagai manuasia, baik secara individual
maupun sebagai anggota masyarakat. Kegiatan untuk mengembangkan potensi itu
harus dilakukan secara berencana, terarah dan sistematik guna mencapai tujuan
tertentu.
Tidak bisa kita pungkiri lagi bahwa lembaga pendidikan memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap corak dan karakter masyarakat. Belajar dari
sejarah perkembanganya lembaga pendidikan yang ada di indonesia memiliki
beragam corak dan tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang
melingkupi.
Sebagai sistem sosial, lembaga pendidikan harus memiliki fungsi dan
peran dalam perubahan masyarakat menuju ke arah perbaikan dalam segala lini.
Dalam hal ini lembaga pendidikan memiliki dua karakter secara umum. Pertama,
melaksanakan peranan fungsi dan harapan untuk mencapai tujuan dari sebuah
sitem. Kedua mengenali individu yang berbeda-beda dalam peserta didik yang
memiliki kepribadian dan disposisi kebutuhan. Kemudian sebagai agen perubahan
lembaga pendidikan berfungsi sebagai alat:
a) Pengembangan pribadi
b) Pengembangan warga
c) Pengembangan Budaya
d) Pengembangan bangsa
3. Struktur Lembaga Pendidikan
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja)
dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan
meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda
tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga
8
Hanya saja, jika anak-anak yang dididik secara informal ini menghendaki
ijazah karena berniat memasuki pendidikan formal pada jenjang yang lebih tinggi,
maka peserta pendidikan informal bisa mengikuti ujian persamaan melalui PKBM
atau lembaga nonformal sejenis yang menyelenggrakan ujian kesetaraan. Hal
paling khas yang menjadi nilai lebih pendidikan informal dibandingkan model
pendidikan lainnya adalah, kemungkinan yang lebih besar akan tergali dan
terkelolanya potensi setiap anak secara maksimal.
2. Jenjang Lembaga Pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan
kemampuan yang dikembangkan.
a) Pendidikan dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan)
tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan
menengah.
Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah
(MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat (Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab IV Pasal 17). Pendidikan dasar merupakan pendidikan sembilan tahun terdiri
dari program pendidikan enam tahun di sekolah dasar dan program pendidikan
tiga tahun di sekolah lanjutan pertama (PP Nomor 28 tahun 1990).
Sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar, bagi anak usia 0-6 tahun
diselenggarakan pendidikan anak usia dini, tetapi bukan merupakan prasyarat
untuk mengikuti pendidikan dasar. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV pasal 28
disebutkan bahwa : Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang
pendidikan dasar, dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal,
nonformal, dan/atau informal.Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan
formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk
lain yang sederajat. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal
11
berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk
lain yang sederajat. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal
berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh
lingkungan.
b) Pendidikan menengah
Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan
dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan
pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah
Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan
(SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 18.
c) Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah
yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, doktor, dan
spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi
berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi,
dan/atau vokasi. (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 20).
3. Jenis Lembaga Pendidikan
Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan
tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan. Jenis pendidikan mencakup
pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus.
a) Pendidikan Umum
Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang
mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: Sekolah Dasar
(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
12
b) Pendidikan Kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Bentuk satuan pendidikannya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
c) Pendidikan Akademik
Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan
pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan
tertentu.
d) Pendidikan Profesi
Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana
yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau menjadi
seorang profesional. Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yang
diselenggarakan oleh departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen.
Pendidikan kedinasan berfungsi meningkatkan kemampuan dan keterampilan
dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai dan calon pegawai negeri suatu
departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen. Pendidikan kedinasan
diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal dan nonformal.
e) Pendidikan Vokasi
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan
peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal
dalam jenjang diploma 4 setara dengan program sarjana (strata 1).
f) Pendidikan Keagamaan
Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan
tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang
menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau menjadi ahli
ilmu agama.
Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren,
pasraman, pabhaja samanera, dan bentuk lain yang sejenis. (Undang-Undang
13
g) Pendidikan Khusus
Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang
memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan
fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa. Peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki
kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan
sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan
dasar dan menengah (dalam bentuk sekolah luar biasa/SLB).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Organisasi yaitu sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal
dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja)
dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian
kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan
yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi).
3. Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk
mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai
dengan tujuan pendidikan.
4. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan
dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.
5. Keberhasilan pembelajaran, mengandung makna ketuntasan dalam belajar
dan ketuntasan dalam proses pembelajaran. Artinya
tercapainya kompetensi yang meliputi pengetahuan, ketrampilan, sikap,
atau nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
B. Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak
kekurangan.Maka dari itu kami sangat memohon pemahaman atas kekurangan
ini. Dan agar segera berusaha memperbaiki kesalahan yang terdapat pada
makalah ini, sehingga petunjuk untuk perbaikan sangat kami harapkan untuk
pembuatan makalah yang lebih baik selanjutnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Imron, Ali. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: PT Bumi
Aksara