Anda di halaman 1dari 16

1

ORGANISASI LEMBAGA PENDIDIKAN


MAKALAH

Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti

Perkuliahan Pengantar Manajemen Pendidikan

Pembimbing: Hasgimianti, S.Pd., M.Pd, Kons.

OLEH:

MAHDINI AL GHIFARI : 12110310672


RAHMA YULIA MANURUNG : 12110320715
SANTI SIMBOLON : 12110320607
YUSRIL ROMADHON RAMBE : 12110315010

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
2021
2

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“ORGANISASI LEMBAGA PENDIDIKAN” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisam makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Ibu Hasgimianti, S.Pd., M.Pd, Kons. pada mata kuliah Pengantar Manajemen
Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang sejarah peradaban islam bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Penulis
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... 2
DAFTAR ISI...................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 4
A. Latar Belakang.................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah............................................................................. 5
C. Tujuan Penulisan............................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 6
A. Pengertian dan Struktur Lembaga Pendidikan.................................. 6
1. Pengertian Organisasi.................................................................. 6
.....................................................................................................
2. Lembaga Pendidikan................................................................... 7
3. Struktur Lembaga Pendidikan..................................................... 7
B. Jalur, Jenjang, dan Jenis Lembaga Pendidikan................................. 8
1. Jalur Lembaga Pendidikan.......................................................... 8
2. Jenjang Lembaga Pendidikan...................................................... 10
3. Jenis Lembaga Pendidikan.......................................................... 11
C. Kriteria Keberhasilan Lembaga Pendidikan..................................... 13

BAB III PENUTUP........................................................................................... 15


A. Kesimpulan...................................................................................... 15
B. Saran.................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 16
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana
orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya
organisasi yaitu seperti uang, material, mesin, metode, lingkungan, sarana-
parasarana, data, dan lain sebagainya yang dipergunakan secara efisien dan efektif
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Di dalam sebuah institusi atau sebuah lembaga pendidikan yang mempunyai
hubungan terkait antara satu dengan lainya sudah semestinya mempunyai sebuah
stuktur organisasi. Struktur organisasi merupakan kerangka dalam dimana
organisasi itu beroperasi dan merupakan cara suatu aktivitas organisasi dibagi,
diorganisir, dan dikoordinasikan. Struktur organisasi ini dapat digunakan sebagai
pembentukan atau pembagian suatu pekerjaan dengan maksud agar tujuan
organisasi dapat terlaksana dengan baik. Dan dengan adanya struktur organisasi
ini diharapkan pula terjadinya pengontrolan terhadap aktivitas yang dilakukan
serta gambaran yang jelas mengenai aktivitas dari organisasi yang berada di
dalamnya.
Lembaga Pendidikan (baik formal, non formal atau informal) adalah tempat
transfer ilmu pengetahuan dan budaya (peradaban). Melalui praktik pendidikan,
peserta didik diajak untuk memahami bagaimana sejarah atau pengalaman budaya
dapat ditransformasi dalam zaman kehidupan yang akan mereka alami serta
mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan dan tuntutan yang ada di
dalamnya. Dengan demikian, makna pengetahuan dan kebudayaan sering kali
dipaksakan untuk dikombinasikan karena adanya pengaruh zaman terhadap
pengetahuan jika ditransformasikan.
5

Oleh karena itu pendidikan nasional bertujuan mempersiapkan masyarakat


baru yang lebih ideal, yaitu masyarakat yang mengerti hak dan kewajiban dan
berperan aktif dalam proses pembangunan bangsa. Esensi dari tujuan pendidikan
nasional adalah proses menumbuhkan bentuk budaya keilmuan, sosial, ekonomi,
dan politik yang lebih baik dalam perspektif tertentu harus mengacu pada masa
depan yang jelas (pembukaan UUD 1945 alenia 4). Melalui kegiatan pendidikan,
gambaran tentang masyarakat yang ideal itu dituangkan dalam alam pikiran
peserta didik sehingga terjadi proses pembentukan dan perpindahan budaya.
Pemikiran ini mengandung makna bahwa lembaga pendidikan sebagai tempat
pembelajaran manusia memiliki fungsi sosial (agen perubahan di masyarakat) .\

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari struktur organisasi lembaga pendidikan?
2. Bagaimana jalur, jenjang, dan jenis lembaga pendidikan?
3. Bagaimana kriteria keberhasilan lembaga pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari struktur organisasi lembaga pendidikan.
2. Untuk mengetahui jalur, jenjang, dan jenis lembaga pendidikan.
3. Untuk mengetahui kriteria keberhasilan lembaga pendidikan.
6

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Struktur Organisasi Lembaga Pendidikan


1. Pengertian Organisasi
Beberapa definisi organisasi dari para ahli :
a) Louis A. Allen (1960)
Pengorganisaasian adalah proses mengatur dan menghubungankan oekerjaan
yang harus dilakukan, sehingga tugas organisasi dapat diselesaikan secara efektif
dan efisien oleh orang-orang.
b) Edgar Schein (1973)
Suatu organisasi adalah koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk
mencapai beberapa tujuan umum dari tenaga kerja dan fungsi, serta dengan
tingkatan hirarki dan tanggungjawab.
Ananda W.P Guruge (1977)
c) SB Hri Lubis (1987)
Terdapat kesamaan pengertian dari keseluruhan definisi organisasi yaitu
pada dasarnya organisasi sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia
yang saling berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota
organisasi memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing, yang sebagai suatu
kesatuan mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai batas-batas yang jelas,
sehingga dapat dipisahkan secara tegas dari lingkunagnnya.
Dari berbagai definisi para ahli mengenai organisasi, Pada intinya dapat
disimpulkan bahwa organisasi adalah koordinasi /secara rasional kegiatan
sejumlah orang untuk mencapai tujuan bersama yang dirumuskan secara eksplisit,
melalui peraturan dan pembagian kerja serta melalui hierarkhi kekuasaan dan
tanggung jawab. Organisasi dapat didefinisikan dengan bermacam cara yang pada
intinya mencakup berbagai faktor yang menimbulkan organisasi yaitu kumpulan
7

orang, ada kerjasama, dan tujuan yang telah ditetapkan yang merupakan sistem
yang saling berkaitan dalam kebulatan.
2. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan adalah suatu lembaga yang bertujuan
mengembangkan potensi manusiawi yang dimiliki anak-anak agar mampu
menjalankan tugas-tugas kehidupan sebagai manuasia, baik secara individual
maupun sebagai anggota masyarakat. Kegiatan untuk mengembangkan potensi itu
harus dilakukan secara berencana, terarah dan sistematik guna mencapai tujuan
tertentu.
Tidak bisa kita pungkiri lagi bahwa lembaga pendidikan memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap corak dan karakter masyarakat. Belajar dari
sejarah perkembanganya lembaga pendidikan yang ada di indonesia memiliki
beragam corak dan tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang
melingkupi.
Sebagai sistem sosial, lembaga pendidikan harus memiliki fungsi dan
peran dalam perubahan masyarakat menuju ke arah perbaikan dalam segala lini.
Dalam hal ini lembaga pendidikan memiliki dua karakter secara umum. Pertama,
melaksanakan peranan fungsi dan harapan untuk mencapai tujuan dari sebuah
sitem. Kedua mengenali individu yang berbeda-beda dalam peserta didik yang
memiliki kepribadian dan disposisi kebutuhan. Kemudian sebagai agen perubahan
lembaga pendidikan berfungsi sebagai alat:
a)      Pengembangan pribadi
b)      Pengembangan warga
c)      Pengembangan Budaya
d)      Pengembangan bangsa
3. Struktur Lembaga Pendidikan
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja)
dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan
meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda
tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga
8

menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan


penyampaian laporan.
Salah satu bentuk yang digunakan dalam suatu institusi atau lembaga
pendidikan adalah struktur organisasi garis atau staff. Sebelum mengetahui
tentang apa yang dimaksud dengan struktur organisasi garis dan staff ada baiknya
kita mengetahui organisasi garis. Dan yang dimaksud dengan struktur organisasi
garis dan staff adalah suatu bentuk organisasi yang terdiri dari satu pimpinan
dimana pelimpahan wewenang terjadi secara vertikal kepada bagian – bagian
dibawahnya dan di dalam organisasinya terdapat beberapa staff yang bertugas
memberi saran dan nasihat dalam bidangnya kepada pimpinan organisasi.

B. Jalur, Jenjang, dan Jenis Lembaga Pendidikan


1. Jalur Lembaga Pendidikan
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk
mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan
tujuan pendidikan.
a) Jalur  Pendidikan Formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di
sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang
pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai
pendidikan tinggi. Pendidikan formal dapat diwujudkan dalam bentuk satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah (pusat), pemerintah daerah dan
masyarakat.
Semua lembaga formal diberi hak dan wewenang oleh pemerintah untuk
memberikan gelar akademik kepada setiap peserta didik yang telah menempuh
pendidikan di lembaga tersebut. Khusus bagi perguruan tinggi yang memiliki
program profesi sesuai dengan program pendidikan yang diselenggarakan doktor
berhak memberikan gelar doktor kehormatan (doktor honoris causa) kepada
individu yang layak memperoleh penghargaan berkenaan dengan jasa-jasa yang
luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, kemasyarakatan,
keagamaan, kebudayaan, atau seni.
9

b) Jalur Pendidikan Nonformal


Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal
yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal
juga disebut pendidikan luar sekolah. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi
warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai
pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka
mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi
mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan
kepribadian profesional.
Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan
anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,
pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja. Pendidikan
kesetaraan meliputi Paket A, Paket B dan Paket C, serta pendidikan lain yang
ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik seperti: Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), lembaga kursus, lembaga pelatihan,
kelompok belajar, majelis taklim, sanggar, dan lain sebagainya, serta pendidikan
lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
c) Jalur Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan
berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan sama dengan
pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan
standar nasional pendidikan. (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 27 ayat 1 dan 2).
Homeschooling atau yang di-Indonesiakan menjadi sekolah rumah, merujuk pada
UU No. 20 tahun 2003 terkategori sebagai pendidikan informal. Pendidikan
informal adalah pendidikan yang dilaksanakan oleh keluarga dan lingkungan.
Kedudukannya setara dengan pendidikan formal dan nonformal.
10

Hanya saja, jika anak-anak yang dididik secara informal ini menghendaki
ijazah karena berniat memasuki pendidikan formal pada jenjang yang lebih tinggi,
maka peserta pendidikan informal bisa mengikuti ujian persamaan melalui PKBM
atau lembaga nonformal sejenis yang menyelenggrakan ujian kesetaraan. Hal
paling khas yang menjadi nilai lebih pendidikan informal dibandingkan model
pendidikan lainnya adalah, kemungkinan yang lebih besar akan tergali dan
terkelolanya potensi setiap anak secara maksimal.
2. Jenjang Lembaga Pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan
kemampuan yang dikembangkan.
a) Pendidikan dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan)
tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan
menengah.
Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah
(MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat (Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab IV Pasal 17). Pendidikan dasar merupakan pendidikan sembilan tahun terdiri
dari program pendidikan enam tahun di sekolah dasar dan program pendidikan
tiga tahun di sekolah lanjutan pertama (PP Nomor 28 tahun 1990).
Sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar, bagi anak usia 0-6 tahun
diselenggarakan pendidikan anak usia dini, tetapi bukan merupakan prasyarat
untuk mengikuti pendidikan dasar. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV pasal 28
disebutkan bahwa : Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang
pendidikan dasar, dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal,
nonformal, dan/atau informal.Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan
formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk
lain yang sederajat. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal
11

berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk
lain yang sederajat. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal
berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh
lingkungan.

b) Pendidikan menengah
Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan
dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan
pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah
Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan
(SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 18.
c) Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah
yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, doktor, dan
spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi
berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi,
dan/atau vokasi. (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 20).
3. Jenis Lembaga Pendidikan
Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan
tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan. Jenis pendidikan mencakup
pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus.
a) Pendidikan Umum
Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang
mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: Sekolah Dasar
(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
12

b) Pendidikan Kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Bentuk satuan pendidikannya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
c) Pendidikan Akademik
Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan
pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan
tertentu.
d) Pendidikan Profesi
Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana
yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau menjadi
seorang profesional. Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yang
diselenggarakan oleh departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen.
Pendidikan kedinasan berfungsi meningkatkan kemampuan dan keterampilan
dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai dan calon pegawai negeri suatu
departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen. Pendidikan kedinasan
diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal dan nonformal.
e) Pendidikan Vokasi
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan
peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal
dalam jenjang diploma 4 setara dengan program sarjana (strata 1).
f) Pendidikan Keagamaan
Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan
tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang
menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau menjadi ahli
ilmu agama.
Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren,
pasraman, pabhaja samanera, dan bentuk lain yang sejenis. (Undang-Undang
13

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional


Bab IV Pasal 30).

g) Pendidikan Khusus
Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang
memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan
fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa. Peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki
kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan
sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan
dasar dan menengah (dalam bentuk sekolah luar biasa/SLB).

C. Kriteria Keberhasilan Lembaga Pendidikan


Pengorganisasian sebagai proses membagi kerja ke dalam tugas-tugas
yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan
kemampuannya, dan mengalokasikan sumberdaya, serta mengkoordinasikannya
dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi. Oleh sebab itu, untuk
mencapai tujuan sebuah organisasi maka diperlukan kriteria keberhasilan
organisasi lembaga pendidikan (Nanang Fattah, 1996 : 71).
Kriteria keberhasilan berfungsi untuk menentukan nilai suatu aspek dalam
suatu komponen tertentu. Pengelolaan suatu lembaga pendidikan yang efektif dan
efisien merupakan syarat mutlak keberhasilan organisasi tersebut. Tidak terkecuali
lembaga pendidikan yang juga akan semakin dituntut menjadi suatu organisasi
yang tepat sasaran dan berdayaguna. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal
memerlukan suatu sistem pengelolaan yang profesional. Sebagai salah satu
komponen utama dalam sistem pendidikan, selayaknya sekolah memberikan
kontribusi yang nyata dalam meningkatkan kualitas SDM. Hal ini tidak terlepas
dari seberapa baik sekolah tersebut dikelola. Apabila sekolah dianalogikan
sebagai mesin produksi, maka kualitas output akan relevan dengan kualitas
mesinnya. Keberhasilan suatu lembaga pendidikan (sekolah) merupakan
14

keberhasilan kepala sekolah. Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka


memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta
mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi
tanggung jawab untuk memimpin sekolah.
Kualitas sebuah lembaga pendidikan juga hakikatnya diukur dari kualitas
proses pembelajarannya, disamping output dan outcome yang dihasilkan. Oleh
karena itu kriteria mutu dan keberhasilan pembelajaran seharusnya dibuat secara
rinci, sehingga benar-benar measurable and observable (dapat diukur dan
diamati).
Menurut Rahmania Utari, kriteria keberhasilan lembaga pendidikan adalah
sebagai berikut:
- Input : tingkat ketersediaan dan pendayagunaan masukan instrumental dan
lingkungan
- Proses : tingkat efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pembelajaran
- Output : tingkat pencapaian lembaga dan hasil belajar
- Outcome : dampak langsung dan tidak langsung
15

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Organisasi yaitu sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal
dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja)
dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian
kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan
yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi).
3. Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk
mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai
dengan tujuan pendidikan.
4. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan
dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.
5. Keberhasilan pembelajaran, mengandung makna ketuntasan dalam belajar
dan ketuntasan dalam proses pembelajaran. Artinya
tercapainya  kompetensi yang meliputi pengetahuan, ketrampilan, sikap,
atau nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
B. Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak
kekurangan.Maka dari itu kami sangat memohon pemahaman atas kekurangan
ini. Dan agar segera berusaha memperbaiki kesalahan yang terdapat pada
makalah ini, sehingga petunjuk untuk perbaikan sangat kami harapkan untuk
pembuatan makalah yang lebih baik selanjutnya.
16

DAFTAR PUSTAKA

Fattah, Nanang. 1999. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Imron, Ali. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: PT Bumi
Aksara

Nurfikar, Rifki. 2011. Organisasi sebagai Wadah dan Proses.


http://rifki26nr.blogspot.com/2011/09/organisasi-sebagai-wadah-dan-
proses.html. (diakses pada tanggal 24 September 2021)

Utari, Rahmania. Konsep Dasar Manajemen Pendidikan.


http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Rahmania%20Utari,
%20M.Pd./KONSEP%20DASAR%20MANAJEMEN
%20PENDIDIKAN.pdf. (Diakses pada tanggal 24 September 2021)

Lina Susilawati, dkk. 2014. Organisasi Lembaga Pendidikan. Makalah

Anda mungkin juga menyukai