Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu Semester
Genap Dengan Dosen Pengampu Dr. Edi Suresman, M. Ag
Oleh:
Didin Komarudin (1105010)
M. Ishak (1103906)
BANDUNG
2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillāh, segala puji bagi Allāh yang telah memberikan kami segala
nikmat, yaitu nikmat iman dan islam, khususnya nikmat kesehatan sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini sesuai dengan yang
diharapkan. Semoga ṣalawat serta salām tercurah limpahkan kepada panutan alam,
Nabi Muhammad ṣalla allāh alaihi wasallam yang telah menunjukkan kepada kita
ke jalan menuju zaman yang terang benderang penuh dengan cahaya-Nya.
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang telah
mendukung kami secara materil dan imateril, dosen pengampu mata kuliah
Filsafat Ilmu, Dr. Edi Suresman M. Ag, dan rekan-rekan satu prodi Ilmu
Pendidikan Agama Islam kami yang telah memberikan dukungan berupa motivasi
dan do’a sehingga makalah ini bisa terealisasi untuk kepentingan pengetahuan.
Namun sebagai manusia yang tak pernah luput dari kekurangan dan
kesalahan, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, terdapat
kekurangan dan kesalahan baik dalam segi sistematika penulisan maupun diksi
yang digunakan. Oleh karena hal itu, kami menerima saran dan kritik dari
pembaca sekalian untuk melengkapi kekurangan dan kesalahan itu, sehingga ke
depannya kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.
Hormat kami,
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
A. Latar Belakang.............................................................................................3
B. Rumusan Masalah........................................................................................4
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................4
BAB II HAKIKAT MANUSIA DAN FILSAFAT PENDIDIKAN....................5
A. Pengertian Hakikat Manusia........................................................................5
B. Pengertian filsafat pendidikan......................................................................9
C. Ruang lingkup dalam filsafat pendidikan...................................................10
D. Peran Filsafat Pendidikan...........................................................................11
E. Latar belakang munculnya filsafat pendidikan..........................................12
F. Aliran filsafat pendidikan moderen ditinjau dari ontologi, epistemologi dan
aksiologi.....................................................................................................13
G. Hubungan antara filsafat, manusia, dan pendidikan..................................16
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................20
A. Kesimpulan................................................................................................20
B. Saran...........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Abineno J. I
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau
yang terbungkus dalam tubuh yang fana”.
Upanisads
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan
prana atau badan fisik.
I Wayan Watra
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta,
rasa dan karsa.
Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang
berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal,
dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan
lingkungan.
Erbe Sentanu
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang
manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan
mahluk yang lain.
Paula J. C & Janet W. K
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi,
mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta
turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai
kemungkinan.
Berdasarkan
1. Pengertian Filsafat
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia. Philosophia
terdiri dari kata philos yang berarti cinta, senang dan suka, serta kata sophia
berarti pengetahuan, hikmah dan kebijaksanaan. Jadi, filsafat adalah cinta
pengetahuan atau dapat ditarik kesimpulan bahwa filsafat adalah cinta pada
ilmu pengetahuan atau kebenaran, suka kepada hikmah dan kebijaksanaan.
Dalam pengertian yang lebih luas, Harold Titus [CITATION Jal101 \p
15-16 \l 1057 ] mengemukakan pengertian filsafat sebagai berikut :
Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap
kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara kritis.
Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap
kepercayaan dan sikap yang sangat kita junjung tinggi.
Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan.
Filsafat ialah analisis logis dari bahasan dan penjelasan tentang arti
konsep.
Filsafat ialah sekumpulan problema-problema yang langsung
mendapat perhatian manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli
filsafat.
Selanjutnya, menurut Harun Nasution [CITATION Jal101 \p 16 \l 1057 ]
filsafat ialah berpikir menurut tata tertib (logika), bebas (tidak terikat pada
tradisi, dogma, serta agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai
ke dasar-dasar persoalan. Berpikir seperti ini, menurut Jujun S. Suriasumantri
[CITATION Jal101 \p 16 \l 1057 ] adalah sebagai karakteristik dan berpikir
filosofis. Ia berpandangan bahwa berpikir secara filsafat merupakan cara
berpikir radikal, sistematis, menyeluruh, dan mendasar untuk sesuatu
permasalahan yang mendalam. Begitu pun berpikir secara spekulatif,
termasuk dalam rangkaian berpikir filsafat. Maksud berpikir spekulatif di sini
adalah berpikir dengan cara merenung, memikirkan segala sesuatu sedalam-
dalamnya, tanpa keharusan adanya kontak langsung dengan objek sesuatu
tersebut. Tujuannya adalah untuk mencari hakikat sesuatu.
Dengan demikian, dari uraian di atas diperoleh suatu kesimpulan bahwa yang
menjadi ruang lingkup filsafat pendidikan itu ialah semua aspek yang
berhubungan dengan upaya manusia untuk mengerti dan memahami hakikat
pendidikan itu sendiri, yang berhubungan dengan bagaimana pelaksanaan
pendidikan yang baik dan bagaimana tujuan pendidikan itu dapat dicapai seperti
yang dicita-citakan.
F. Peran Filsafat Pendidikan
Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan (the mother of sciences) yang
mampu menjawab segala pertanyaan dan permasalahan. Mulai dari masalah-
masalah yang berhubungan dengan alam semesta hingga masalah manusia dengan
segala problematika dan kehidupannya. Namun karena banyak permasalahan yang
tidak dapat dijawab lagi oleh filsafat, maka lahirlah cabang ilmu pengetahuan lain
yang membantu menjawab segala macam permasalahan yang timbul.
Disiplin ilmu pengetahuan yang lahir itu ternyata memiliki objek dan sasaran
yang berbeda-beda, yang terpisah satu sama lain. Suatu disiplin ilmu pengetahuan
mengurus dan mengembangkan bidang garapan sendiri-sendiri dengan tidak
memerhatikan hubungan dengan bidang lainnya. Akibatnya, terjadilah pemisahan
antara berbagai macam bidang ilmu, hingga ilmu pengetahuan semakin
kehilangan relevansinya dalam kehidupan masyarakat dan umat manusia dengan
segala macam problematikanya.
Di antara permasalahan yang tidak dapat dijawab oleh filsafat adalah
permasalahan yang terjadi di lingkungan pendidikan. Padahal menurut John
Dewey [CITATION Jal101 \p 42 \l 1057 ], filsafat merupakan teori umum dan
landasan dari semua pemikiran mengenai pendidikan. Tugas filsafat adalah
mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan menyelidiki faktor-faktor realita dan
pengalaman yang banyak terdapat dalam lapangan pendidikan.
Apa yang dikatakan John Dewey tersebut memang benar. Dan karena filsafat
dan pendidikan memiliki hubungan hakiki dan timbal balik, maka berdirilah
filsafat pendidikan yang berusaha menjawab dan memecahkan persoalan-
persoalan pendidikan yang bersifat filosofis dan memerlukan jawaban secara
filosofis pula. Dengan kata lain, kemunculan filsafat pendidikan ini disebabkan
banyaknya perubahan dan permasalahan yang timbul di lapangan pendidikan yang
tidak mampu dijawab oleh ilmu filsafat. Ditambah dengan banyaknya ide-ide baru
dalam dunia pendidikan yang berasal dari tokoh-tokoh filsafat Yunani.
H. Aliran filsafat pendidikan moderen ditinjau dari ontologi, epistemologi
dan aksiologi
A. Kesimpulan
J. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Kamelia. (2013, April 27). Pengertian manusia menurut para ahli. Retrieved
from kamelia11.wordpress.com:
http://kamelia11.wordpress.com/tag/pengertian-manusia-menurut-para-
ahli