Anda di halaman 1dari 13

“Aplikasi konsep Arsitektur Kontemporer dalam Desain Fasad

Hotel Namin Bandung”


Excya Tiaratanto1,Husna Izzati2
Program Studi Arsitektur, Sekolah Tinggi Sains dan Teknologi Indonesia (ST-INTEN)

Abstrak

Perkembangan hotel-hotel di Bandung sangat pesat dan beberapa mengadopsi


gaya arsitektur kontemporer yang cukup popular di beberapa tahun belakangan
ini beberapa hotel yang menerapkan arsitektur kontemporer dari sisi eksterior
contohnya de JAVA Hotel Bandung, De Pavilijoen, dan Hotel Hilton
Bandung.Hotel Namin merupakan hotel bintang tiga yang dimiliki oleh Naya
Group dan terletak di Jalan Hasanudin 10, Bandung. Bangunan dengan luas
3000 m2 ini berdiri pada lahan seluas 1040 m2. Berdasarkan hasil Analisa dengan
metode kualitatif, dapat disimpulkan bahwa fasad hotel namin menerapkan gaya
arsitektur kontemporer, yang paling dominan mencirikan gaya arsitektur
kontemporer terdapat pada penerapan warna, material dan bukaan.

50
I. Pendahuluan Untuk desain interiornya, misalnya
lantai, ditampilkan dengan kesan
Arsitektur ini berkembang sekitar
ringan melaui penggunaan keramik
awal 1920-an yang dimotori oleh
putih, lantai batu atau kayu atau
sekumpulan arsitek Bauhaus School
penggunaan karpet berwarna lembut
of Design, Jerman yang merupakan
dan simple. Pengolahan dinding
respon terhadap kemajuan teknologi
dengan warna-warna netral (krem,
dan berubahnya keadan sosial
putih bersih dan abu-abu) atau diolah
masyarakat akibat perang dunia.
unfinished dengan media semen
Gaya kontemporer juga sering
plester atau bata ekspos. Untuk
diterjemahkan sebagai istilah
penutup jendela banyak ditemui
arsitektur modern (Illustrated
penutup dari jenis blinds atau tirai
Dictionary of Architecture, Ernest
yang simpel. Furniture pun tampil
Burden).
dengan bentuk fungsional dan praktis
Istilah kontemporer sama artinya dengan banyak mengeksplorasi dari
dengan modern yang kekinian, tapi kayu, kaca, kulit, krom, stainless
dalam desain kerap dibedakan. steel dan besi.
Kontemporer menandai sebuah
Hotel merupakan salah satu bentuk
disain yang lebih maju, variatif,
akomodasi yang dikelola secara
fleksibel dan inovatif, baik secara
komersial, yang disediakan bagi
bentuk maupun tampilan, jenis
setiap orang untuk memperoleh
material, pengolahan material,
pelayanan, penginapan berikut
maupun teknologi yang dipakai dan
makanan dan minuman (berdasarkan
menampilkan gaya yang lebih baru.
SK Menteri Perhubungan No. PM
Arsitektur ini dikenali lewat karakter
16/PW 301/PHB 77 tanggal 22
desain yang praktis dan fungsional
Desember 1977 pada bab Pasal 7
dengan pengolahan bentuk geometris
ayat a). berdasarkan pengertian ini,
yang simple dan warna-warna netral
hotel memerlukan pengelolaan
dengan tampilan yang bersih. Dalam
secara terus menerus untuk melayani
desainnya banyak diterapkan
konsumennya. Hal ini juga sesuai
penggunaan bahan-bahan natural
dengan rumusan dari aspek
dengan kualitas tinggi seperti sutera,
pariwisata yang menyatakan bahwa
marmer dan kayu.

63
hotel adalah suatu jenis akomodasi berarti cara-cara yang dilakukan
yang menggunakan sebagian atau masuk akal sehingga terjangkau oleh
seluruh bagian dari jenis bangunan penalaran manusia. Empiris berarti
untuk menyediakan jasa penginapan, cara-cara yang dilakukan itu dapat
makan dan minum, serta jasa lainnya diamati oleh indara manusia,
bagi kepentingan umum yang sehingga orang lain dapat mengamati
dikelola secara komersial. dan mengetahui cara-cara yang
(keputusan menteri pariwisata dan digunakan. Sistematis artinya proses
pos telekomunikasi RI). yang digunakan dalam penelitian
menggunakan langkah-langkah
Perkembangan hotel-hotel di
tertentu yang bersifat logis.
Bandung sangat pesat dan beberapa
mengadopsi gaya arsitektur Metode yang diterapkan
kontemporer yang cukup popular di dalam penelitianaplikasi arsitektur
beberapa tahun belakangan ini kontemporer pada fasad hotel namin
beberapa hotel yang menerapkan adalah manggunakan data sekunder
arsitektur kontemporer dari sisi dan metode primer yang dibuat
eksterior contohnya de JAVA Hotel adalah model empiris yaitu model
Bandung, De Pavilijoen, dan Hotel yang menjelaskan mengenai variabel
Hilton Bandung. yang diteliti melalui unsur-unsur
yang mecirikan arsitektur
I. Metode Penelitian
kontemporer .
Metode penelitian adalah
cara yang digunakan peneliti untuk Adapun observasi yang di
menjawab tujuan yang ingin lakukan untuk mengetahui secara
diketahui jawabannya. Sugiyono langsung bentuk fasad hotel namin
(2009) menyatakan bahwa metode yang akan di kaji untuk
penelitian pada dasarnya merupakan menyelesaikan seminar ini.
cara ilmiah untuk mendapatkan data Observasi yang di lakukan adalah
dengan tujuan dan kegunaan observsi survei/monev lokasi dan
tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan observasi kajian pustaka.
penelitian itu berdasarkan pada cirri-
ciri keilmuan, yaitu rasional,
empiris, dan sistematis. Rasional

64
Variabel dan Paradigma untuk merumuskan hipotesis, jenis
Penelitian dan jumlah hiptesis, dan teknik
analisis statiska yang akan digunakan
Variabel Penelitian
(Sugiyono,2009).
Variabel Penelitian adalah
Paradigma penelitian adalah
segala sesuatu yang berbentuk nyata
alur pemikiran mengenai objek
dan abstak yang dieteapkanoleh
dalam sebuah proses penelitian untuk
peneliti untuk dipelajari sehingga
menjelaskan gambaran secara
diperoleh informasi tentang hal
variabel dalam menyusun penelitian
tersebut, kemudian ditarik
secara skematik untuk paradigma
kesimpulannya. (Sugiyono, 2009).
penelitian.
Variabel adalah gejala yang
bervariasi yang akan menjadi objek
Diagram Alir / Bagan Alir
penelitian. Penelitian ditunjukan
Penelitian
untuk membahas dan memecahkan
Objek Penelitian
masalah yang ditimbulkan dari gejala (Desain Fasad Hotel Namin Bandung)

yang berbada. Penelitian aplikasi


arsitektur kontemporer dalam desain
fasad hotel namin Bandung dibagi
Data Sekunder Data Primer
menjadi 4 variabel yaitu: • Fasad hotel • Tipologi
• Warna
1. Tipologi
• Material
2. Warna • Bukaan

3. Material
4. Bukaan

Paradigma Penelitian Analisa


Data/kajian fasad
Paradigma Penelitian adalah
sebagai pola pikir yang menunjukan
hubungan antara variabel yang akan Hasil analisa
aplikasi
diteliti yang sekaligus mencerminkan arsitektur
kontemporer
jenis dan jumlah rumusan masalah
yang perlu dijawab melalui Gambar 3.1 Kajian Konsep Aplikasi
penelitian, teori yang digunakan Arsitektur Kontemporer

65
Objek dan Lokasi Penelitian dijadikan bahan untuk menyusun
suatu informasi. Adapun data yang
Objek Penelitian
diperlukan adalah:
Objek penelitian adalah
1.Data primer ini dilakukan untuk
hotel namin Bandung. Mengkaji
memperoleh data secara langsung
konsep fasad hotel namin dari data
dan sesuai dengan kondisi
sekunder yang berkaitan dengan data
sebenarnya. Pengumpulan data
primer.
dengan metode ini dilakukan dengan
Lokasi Penelitian
cara observasi dengan Melakukan
Lokasi penelitian adalah di
pengamatan dan peninjauan secara
Hotel Namin jl. Hasanudin No.10,
langsung mengamati fasad bangunan
lebakgede, kec.Coblong, kota
hotel namin yang menjadi studi
Bandung, Jawa Barat 40132. Hotel
kasusnya.
namin ini batas-batas
administratifnya yaitu sebelah utara 2.Data sekunder ini dilakukan untuk
RS.Santo Borromeus, Tree House memperoleh teori dan informasi
Café, Lavie Baby House, sebelah pendukung yang diperlukan dalam
selatan Brocode Babershop dan penyusunan tugas akhir dengan cara
Grow Gift Shop & Hobbies, sebelah studi pustaka, yaitu dengan
Barat SMA 1 Bandung dan STMIK mempelajari referensi yang berkaitan
LIKMI, dan sebelah timur BNP dengan masalah dan subyek yang
University. Bangunan hotel naming akan dibahas. Referensi dapat
2
memiliki luas 3000 m ini berdiri diperoleh melalui berbagai media,
2
pada lahan seluas 1040 m dan lokasi baik media cetak, buku maupun
hotel ini sangat strategis, jarak media elektronik.
tempuh dari hotel namin ke bandara
Teknik Pengumpulan Data
Husein Sastranegara hanya sekitar 5
km. Teknik pengumpulan data
erat kaitannya dengan cara atau
Data dan Sumber Data
langkah yang ditempuh guna
Data yang diasumsikan menjawab permasalahan yang
sebagai suatu keterangan tentang hendak dipecahkan. Penulis
suatu fakta dan angka yang dapat menggunakan instrument atau alat

66
yang akurat. Pengumpulan data atau dari tempat penelitian, melalui buku-
informasi merupakan suatu langkah buku relevan, peraturan-peraturan,
atau produser penelitian dan laporan kegiatan, foto-foto, film
merupakan prasyarat bagi dokumenter, dan data yang releven
pelaksanaan pemecahan masalah penelitian (Riduwan, 2009). Teknik
tugas akhir. Pengumpulan data dokumentasi dalam penelitian
memerlukan instumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh
dapat digunakan sebagai pengumpul informasi dan data mengenai fasad
data. Metode pengumpulan data hotel namin sesuai dengan variable
adalah teknik atau cara-cara yang yang di butuhkan.
dapat digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data. Prosedur Pengumpulan Data
Penulis mengunakan
Pengumpulan data dilakukan
berbagai macam teknik pengumpulan
untuk memperoleh informasi-
data untuk memperoleh data yang
informasi yang selanjutnya dianalisis
diperlukan diantaranya:
sehingga dapat memperoleh jawaban
terhadap permasalahan yang di
1.Teknik Observasi
kemukakan sebelumnya. Prosedur
Observasi yaitu melakukan
pengumpulan data dalam penelitian
pengamatan secara langsung ke
fasad dalam konsep arsitektur
objek penelitian untuk melihat dari
kontemporer ini sebagai berikut:
dekat kegiatan yang dilakukan
1.Tahap Persiapan
(Riduwan,2009). Teknik observasi
• Menganalisis topik materi
dalam penelitian digunakan untuk
• Menyiapkan data sekunder
memperoleh pengamatan dan
• Membuat jadwal perencanaan
peninjauan secara langsung
observasi lapangan
mengamati fasad bangunan hotel
2.Tahap Pelaksanaan
namin yang menjadi studi kasusnya.
• Survei konsep hotel sesuai
fasad
2.Teknik Dokumentasi
• Pelaksanaan dokumentasi
Dokumentasi yaitu ditunjukkan
untuk memperoleh data langsung • Analisa 4 variabel
3.Tahap akhir

67
• Mengumpulkan semua data ketahui bernama
yang diperoleh, baik kualitas Gambrel Roof.
maupun kuantitas. Gambrel Roof
• Mengolah data hasil merupakan atap
penelitian simetris dua sisi
• Menganalisis dan membahas dengan dua jenis
hasil temuan di lapangan sudut kemiringan

• Menarik kesimpulan pada tiap sisinya

• Menyusun laporan. (Douglas Harper,

II. PEMBAHASAN 2010). Desain atap


seperti ini ditujukan
A. Tipologi Atap Pada Fasad
agar pemanfaatan
Hotel Namin Bandung
ruang dibawah atap
maksimal, tapi
terhindar dari bentuk
atap yang terlalu
tinggi. Nama gambrel
roof sendiri berasal
dari bahasa Latin
Gambar 4.2Tampak Depan Medieval ‘gamba’
Hotel Namin Bandung yang berarti kaki

• Bagian 1 : Pengunaan kuda. Gambrel Roof

Atap datar pada merupakan elemen

bagian lantai 2(dua) khas pada gaya

yang berfungsi arsitektur Dutch

sebagai restoran, Revival Colonial, dan

merupakan salah satu seringkali juga

ciri arsitektur disebut sebagai Dutch

kontempore. colonial gambrel roof.


(Wikipedia) Beberapa
• Bagian 2 : tiga bentuk
teori menyebutkan,
atap yang unik, yang
bentuk unik gambrel
kemudian saya

68
roof berasal dari atap Atap Datar Gambrel
rumah tradisional Roof
Indonesia, yang
Bagian ++--
kemudian diadopsi
1 (35%)
oleh Belanda yang
saat itu sedang Bagian +++- (65%)
menjajah Indonesia. 2
Bentuk atap dan gaya
arsitektur ini
kemudian Kesimpulan :
dipopulerkan Belanda
Atap (Gambrel Roof) Lebih
kepada negara-negara
dominan terlihat atap datar pada
jajahannya, termasuk
Fasad, Penggunaan Gambrel roof
Amerika. Teori lain
terpengarung oleh tipologi bangunan
mengatakan, bentuk
sekitar yang bergaya kolonial. Hotel
atap ini berasal dari
namin biasa dikatakan merupakan
rumah-rumah kincir
pengabungan antara arsitektur
angin yang ada di
kontemporer dengan arsitektur
Belanda. (Jack
kolonial yang di maksudkan agar
Bookwalter,
fasad bangunan menyatu dengan
Northwest Renovation
keadaan lingkungan sekitar
Magazine).
B. Tipologi Bukaan Pada
Keterangan :
Fasad Hotel Namin
(++++) 75% -100 % Bandung

(+++-) 50% -75 %

BAGIAN 1
(++--) 25 % - 50 %

( +--- ) 1 – 25 % BAGIAN 2

Tabel 4.1 Analisa Tipologi Atap BAGIAN 3

69
Gambar 4.3Tampak Depan ventilasi terbuat dari roster
Hotel Namin Bandung berwarna abu-abu sebagai
sumber keluar masuknya
udara dari luar kedalam
begitu sebaliknya
Gambar 4.4Bukaan jendela
bagian 1 (satu) area lobby Keterangan :
lantai 1 (satu)
(++++) 75% -100 %

(+++-) 50% -75 %

Gambar 4.5Bukaan jendela (++--) 25 % - 50 %


bagian 2 (satu) area lobby
Restoran lantai 2 (Dua) ( +--- ) 1 – 25 %

• Bagian 1 : Pada Lantai 1( Tabel 4.2 Analisa Tipologi Bukaan


satu ) terdapat buakaan
Jendela Jendela
jendela yg cukup lebar
Hidup Mati
berfungsi sebagai area
masuknya cahaya alami dari Bagian 1 + --- ( 10 % ++++ ( 90
luar banguan bukaan yang ) %)
cukup lebar ini merupakan
Bagian 2 +++- ( 75 % ++ -- ( 25
salah satu ciri arsitektur
) %)
kontemporer yang
memaksimalkan bukaan pada Bagian 3 - +--- ( 5% )
fasad bangunan.

• Bagian 2 : Pada bagian lantai


Kesimpulan :
2 (dua) cukup terlihat jelas
bukaan yang cukup lebar • Bagian 1, Bukaan pada lantai
,bukaan dengan rangka 1(satu) terdapat jendela kaca
hollow sebagai rangka. dengan frame kayu berwarna
coklat dengan 10 % bukaan
• Bagian 3 : pada bagian atas /
dan 90% jendela mati
atap terlihat kaca mati dan

70
• Bagian 2, Bukaan pada lantai kolom-kolom penyangga ,
2 (dua) full frame metal warna hitam pada warna batu
dengan kaca tampered tanpa temple pada teras masuk
ada dinding ,sangat dalam kategori ciri warna
memaksimalkan pencahayaan kontemporer yang digunakan
alami dari luar pada fasad hotel namin

• Bagian 3 : hanya terdapat • Bagian 2 : Pada bagian


kaca mati tanpa frame danBAGIAN 1 2(dua) warna hitam sangat
ventilasi roster tersusun dominan terdapat pada warna
vertical berwarna abu-abu frame bukaan jendela

• Bagian 3 : terlihat pada fasad


terdapat warna putih pada
C. Tipologi Warna Pada
dinding, Abu-abu pada roster
Fasad Hotel Namin
dan warna merah pada
Bandung
penutup atap
BAGIAN 3
Penggunaan warna merah
pada penutup atap
BAGIAN 2
dimaksudkan sebagai
BAGIAN 1 pembeda dari lingkungan
sekitar yang penggunaan
atapnya dominan hitam (
Gambar 4.6Tampak Depan Hotel
warna material genteng aspal)
Namin Bandung
dan coklat (genteng tanah
liat)

Keterangan :
Gambar 4.7Tampak Bagian
1 (++++) 75% -100 %

• Bagian 1 : Pengunaan warna (+++-) 50% -75 %


putih pada dinding dan
(++--) 25 % - 50 %
tangga warna hitam pada

71
BAGIAN 3
( +--- ) 1 – 25 %

Tabel 4.3 Analisa Tipologi Warna BAGIAN 2

Hita Putih Mera Abu BAGIAN 1


Gambar 4.9Tampak Bagian
m h -abu
1

Bagia +--- ++++ - -


n1 (10% (90%
• Bagian 1 : Penggunaan
) )
Material baja terdapat pada

Bagia ++++ +--- - - kolom-kolom penyangga

n2 (85% (15% lantai 2(dua), material kaca

) ) tempered pada jendela mati


dengan frame besi hollow dan
Bagia - +++- ++-- +---
penggunan dinding bata
n3 (70% (25% ( ringan dengan finishing cat
) ) 5%) putih

• Bagian 2 : Penggunan

Kesimpulan : material metal dan besi


hollow pada rangka bukaan
Warna yang paling dominan adalah
warna putih dan hitam pada fasad • Bagian 3 : Penggunaan
hotel namin, warna putih dan hitam material bata ringan ,roster
masuk pada kategori warna pada ventilasi vertical ,pada
kontemporer, bagian penutup atap
menggunakan atap metal.
Tipologi Material Pada Fasad
Hotel Namin Bandung (++++) 75% -100 %

(+++-) 50% -75 %

(++--) 25 % - 50 %

Gambar 4.8Tampak Depan ( +--- ) 1 – 25 %


Hotel Namin Bandung

72
Tabel 4.4 Analisa Tipologi ktisuntukPenelitiPemula.
Material Yogyakarta: GadjahMada
University Press
Metal Baja Kaca

Sandjaja, B. dan Albertus


Bagia +--- +--- ++--(50%)
Heriyanto. 2011.
n1 (20% (25%
PanduanPenelitian. Jakarta:
) )
PrestasiPustakaraya
Bagia +++- +--- ++++(80%
n2 (75% (15% ) Hadjar, Ibnu.1999. Dasar-

) ) dasarMetodologiPenelitianKuanti
tatifdalamPendidikan. Jakarta:
Bagia +++- - ++-- (10%)
RajaGrafindoPersada.
n3 (75%
) Arikunto, Suharasimi.2010.
ProsedurPenelitianSuatuPendeka
tanPraktik. Jakarta: RinekaCipta
Kesimpulan :
Anonim. 2010.
Penggunan material baja dan kaca PanduanTugasAkhir, Yogyakarta:
terlihat dominan pada fasad hotel, FBS UNY.
hanya pada bagian 3(tiga) atau
bagian atap yang sangat dominan BahanPerkuliahan Magister
dinding berwarna putih dan terlihat Arsitektur. Advance Visual
atap metal berwarna merah. Design. Dosen Prof. Drs. Yusuf
Affendi, M.A.
DAFTAR PUSTAKA
Capon, David. Categories in
Narbuko, Choliddan Abu
Architectural Theory and Design,
Achmadi. 2012.
Design Studies. Hal. 215-226.
MetodologiPenelitian. Jakarta:
Antoniades, Anthony. Phoetic of
BumiAksara
Architecture.

Sukandarrumidi. 2006.
Kusno, Abidin. 2000. Behind the
MetodologiPenelitianpetunjukPra
Postcolonial: Architecture, Urban

73
Space and Political Cultures in DalamArsitekturKontemporer.
Indonesia, London: Routledge . Manado: Universitas, Sam Ratulangi.

Nanda, Widyarta. 2007. Rosady Ruslan, Metode


MencariArsitekturSebuahBangsa. Penelitian Public Relations dan
WastuLanasGrafika. Komunikasi, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2003), hal. 24
Budihardjo, Eko.
1997.ArsitekdanArsitektur Nana Syaodih Sukmadinata,
Indonesia. Andi Yogyakarta. Metode Penelitian Pendidikan,
(Bandung: Rosda Karya, 2005),
Budihardjo, Eko.
hal. 5
1997.JatiDiriArsitektur
Indonesia. Alumni Bandung. Sugiyono, Metode Penelitian
Pendidikan: Pendekatan
Ikhwanuddin.MenggaliPemikiran
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
PostmodernismeDalamArsitektur.
(Bandung: Alfabeta, 2009) hal. 6
GadjahMada University Press
2005.

Frick, Heinz. 1997.Dasar-


dasarEko-arsitektur.
PenerbitKanisius.

Akmal, Imelda. 2005.Indonesian


Architecture Now. Borneo.

Tardiyana, Ahmad. Antar, Yori.


The Long Towards Recognation.
Gramedia 2002.
MajalahiDEAEdisi 48/IV/2008.
GramediaMajalah.

Gunawan, E. (2011).
ReaktualisasiRagam Art Deco

74

Anda mungkin juga menyukai