DISUSUN OLEH:
NURYANTO ST., MT
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat-Nya, penyusunan Buku Ajar Ilmu Sosial Dasar dapat diselesaikan. Buku
Ajar ini disusun untuk menunjang proses belajar mengajar mata kuliah Ilmu Sosial
Dasar sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik dan lancar, serta pada
akhirnya tujuan instruksional umum dari mata kuliah ini dapat dicapai.
Diktat ini bukanlah satu-satunya pegangan mahasiswa untuk mata kuliah
ini, terdapat banyak buku yang bisa digunakan sebagai acuan pustaka. Diharapkan
mahasiswa bisa mendapatkan materi dari sumber lain.
Penulis menyadari bahwa diktat ini masih banyak kelemahan dan
kekurangannya. Oleh karena itu kritik dan saran pembaca dan juga rekan sejawat
terutama yang mengasuh mata kuliah ini, sangat kami perlukan untuk
kesempurnaan tulisan ini. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB V WARGA NEGARA DAN NEGARA
1. HUKUM .................................................................................................................................................... 30
2. NEGARA................................................................................................................................................... 32
3. PEMERINTAH....................................................................................................................................... 35
4. WARGA NEGARA DAN NEGARA.................................................................................................. 36
3. TINDAKAN POLITIK DAN POLITIK............................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................. iv
iii
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
BAB I
ILMU SOSIAL DASAR
9
3. Tingkat pendidikan masyarakat yang relatif rendah, sebabnya yaitu
kurangnya fasilitas pendidikandan pendapatan perkapita penduduk
yang masih rendah.
f. Kebijaksaan Kependudukan
Yaitu suatu kebijaksanaan suatu negara yang menyangkut kemakmuran
penduduknya. Tujuannya adalah untuk mencapai kesejahteraan
penduduk dalam arti yang luas, terutama keseimbangan antara jumlah
penduduk dengan hasil pembangunan.
Usaha-usaha mengimbangi jumlah penduduk:
- Preservasi, yaitu perbaikan kualitas dan kuantitas hasil bumi
- Restorasi, pemeliharaan sumber-sumber biotik dengan mencegah
penyakit tanaman dan hewan.
- Benefisiasi, memelihara kelangsungan fungsi sumber-sumber
alam.
- Reklamasi, penambahan hasil pertanian dengan mengubah tanah
improduktif menjadi produktif.
Usaha-usaha yang dilakuakan kebijaksanaan kependudukan:
- Ekstensifikasi pertanian, yaitu memperluas arela pertanian dengan
forest clearing
Intensifikasi pertanian yaitu, pemupukan, pengairan, bibit unggul,
terasering, rotasi tanaman dan lain-lain. Intensifikasi dilakuakan
pada daerah yang tidak memungkinkan terjangkaunya perluasan
pertanian. Contoh di Jawa, Madura dan Bali.
- Transmigrasi, pemindahan penduduk dari daerah padat ke daerah
yang tidak atau kurang padat. Macam-macam transmigrasi yaitu
transmigrasi umum, spontan, sektoral, bedol desa.
- Penyebaran industrialisasi, yaitu pembangunan industri yang
menyebar keseluruh wilayah Indonesia/ desentralisasi industri
sehingga mendorong pembangunan masing-masing daerah.
- Keluarga berencana, tujuannya adalah untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama ibu dan
anak
mengurangi laju pertambahan penduduk sehingga seimbang
antara jumlah penduduk dengan produksi nasional.
Usaha KB meliputi: menjarangkan kelahiran, pengobatan
kemandulan, nasihat perkawinan.
- Pendidikan kependudukan, yaitu memperluas pendidikan baik
formal maupun non formal dengan memanfaatkan secara efisien
dan efektif semua jenis komunkasi dan mass media yang ada.
Tujuannya adalah mengubah cara berpikir dari tradisional statis
menuju cara berpikir yang rasional dinamis.
g. Migrasi
Adalah perpindahan penduduk yang melintasi batas administrasi misal
kelurahan, kabupaten, kota, negara. Teori migrasi :
1. Teori gravitasi oleh Revenstein, hukum-hukumnya adalah:
a. Semakin jauh jarak, semakin berkurang volume migran
b. Setiap arus migran yang benar akan menimbulkan arus
baliksebagai gantinya.
c. Perbedaan desa dengan kota yang menyebabkan timbulnya
migrasi
d. Wanita cenderung bermigrasi ke daerah-daerah yang dekat
letaknya
e. Kemajuan teknologi akan mengakibatkan intensitas migrasi
f. Motif utama migrasi adalah ekonomi
2. Teori dorong tarik (push-pull theory) oleh Everret S. Lee-1966,
mengemukakan 4 faktor yang berpengaruh pada seseorang untuk
bermigrasi
a. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal
b. Faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan
c. Faktor-faktor rintangan
d. Faktor pribadi
Migrasi internal terjadi antara dua unit geografis dalam satu negara atau
pengirimMigrasi internasional, terjadi antar negara yang kemudian
dikenal konsep Emigrasi dan Imigrasi.
Emigrasi adalah migrasi internasional dipandang dari negara asal atau
pengirim. Imigrasi adalah migrasi internasional dipandang dari negara
penerima atau negara tujuan.
Rumus tingkat migrasi : jumlah migrasi dalam 1th x 1000
Jumlah penduduk
Contoh: negara Indonesia pada tahun 2000 jumlah penduduk 650.000,
terdapat perpindahan penduduk ke Singapura sebesar 650.000 orang
650.000 _ x 1000 =1
650.000.000
1. INDIVIDU
1. Pengertian Individu
Individu berasal dari kata latin ‘individuum’ artinya yang tak terbagi/satu
kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Individu berarti manusia sebagai satu
kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan.
Makna individu adalah seorang manusia yang memiliki peranan khas di
dalam lingkungan sosialnya, serta mempunyai kepribadian dan pola tingkah laku
spesifik. Manusia sebagai individu yang berdiri sendiri dalam beberapa hal
mempunyai kesamaan dan perbedaan sehingga timbul deferensiasi yang
disebabkan oleh pembawaan (watak dan sifat) tertentu serta pengaruh
lingkungan.
Proses aktualisasi diri / individualisasi adalah proses meningkatkan ciri-ciri
individualitas pada seseorang sampai pada dirinya sendiri. Dalam bertingkah
laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan yang akan terjadi pada
individu yaitu :
- Menyimpang dari norma kolektif
- Kelilangan individualitasnya/ takluk pada kolektif
- Mempengaruhi masyarakat. Contoh pahlawan, pengacau, provokator
2. Pertumbuhan Individu
Pertumbuhan adalah perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju atau
dewasa. Pertumbuhan dapat ditinjau dari 3 aliran :
a. Aliran Asosiasi, adalah perubahan terhadap seseorang secara bertahap
karena pengaruh dari pengalaman atau empiri/kenyataan luar, melalui
panca indra yang menimbulkan sensation/perasaan maupun pengalaman
mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflektion.
b. Psikologi Gestalt, pertumbuhan adalah proses perubahan secara
perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu secara
keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan
yang ada.
c. Aliran Sosiologi, pertumbuhan adalah proses sosialisasi yaitu proses
perubahan dari sifat yang semula asosial maupun sosial kemudian tahap
demi tahap disosialisasikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:
a. Pertumbuhan Nativistik, pertumbuhan individu semata-mata ditentukan
oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.
b. Pendirian empiristik dan environmentalistik, pertumbuhan individu
semata-mata tergantung pada lingkungan dan konsekuensinya.
c. Konvergensi da interaksionisme, yaitu pertumbuhan individu ditentukan
oleh interaksi antara dasar (bakat) dan lingkungan.
Tahap pertumbuhan individu berdasarkan psikologi
a. Masa vital (umur 0-2th)
Pada masa ini ndividu menggunakan fungsi biologis untuk menemukan
berbagai hal dalam dunianya. Menurut Freud tahun pertama dalam
kehidupan individu adalah sebagai masa oral, karena pada waktu itu
mulut adalah alat utama untuk melakukan eksplorasi dan belajar.
b. Masa Estetik (umur 2-7th)
Pada masa ini pertumbuhan yang terutama adalah fungsi panca indra.
Tahap ketika anak menemukan dirinya sebagai subyek, dan sebagai
subyek dia mempunyai kebebasan menghendaki dan menolak sesuatu.
c. Masa intelektual (umur 7-13/14th)
Masa ini disebut juga masa keserasian sekolah. Pada masa ini proses
sosialisasi anak telah berlangsung dengan lebih efektif sehingga menjaadi
matang untuk dididik.
d. Masa remaja (umur13/14 - 20/21th)
Masa pra remaja : masa ini ditandai dengan sifat-sifat negatif baik dalam
berprestasi jasmani maupun mental. Negatif dalam sifat sosial baik dalam
bentuk pasif maupun bentuk agresif terhadap masyarakat. Hal ini
disebabkan karena mulai bekerjanya kelenjar kelamin yang membawa
perubahan cepat pada remaja dan seringkali tidak mereka pahami
Masa remaja : masa dimana remaja mempunyai dorongan untuk mencari
pedoman hidup, yaitu sesuatu yang dapat dipandang bernilai dan pantas
dijunjung tinggi dan dipuja-puja.
e. Masa usia mahasiswa
Masa ini merupakan tahap pemantaban pendirian hidup, yaitu pengujian
lebih lanjut pendirian hidup serta penyiapan diri dengan ketrampilan dan
kemampuan yang digunakan untuk merealisasikan pendirian hidup yang
telah dipilih.
2. KELUARGA
1. Fungsi keluarga
Keluarga adalah unit satuan masyarakat yang terkecil yang merupakan suatu
komponen kecil dalam masyarakat. Dalam perkembangan individu, keluarga
disebut sebagai primary group.
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan atau tugas-tugas yang harus
dilaksanakan oleh keluarga itu.
Macam-macam fungsi keluarga :
a. Fungsi biologis, keluarga dapat menyelenggarakan persiapan perkawinan
bagi anak-anaknya berupa : pengetahuan kehidupan sex suami-istri,
pengetahuan mengatur rumah tangga bagi istri, pengetahuan tugas suami,
memelihara pendidikan baagi anak-anak.
b. Fungsi pemeliharaan, keluarga dapat memberikan perlindungan seperti :
menyediakan rumah sebagai tempat berlindung, memelihara kesehatan,
memberikan pengamanan dari bahaya.
c. Fungsi ekonomi, keluarga memberikan kebutuhan pokok seperti :
sandang pangan dan tempat tinggal
d. Fungsi keagamaan, keluarga diwajibkan untuk menjalani dan
mengamalkan ajaran-ajaran agama sebagai manusia yang bertakwa
kepada Tuhan YME.
e. Fungsi sosial, keluarga berperan untuk memperkenalkan nilai-nilai dan
sikap yang dianut oleh masyarakat pada anak-anaknya seperti
mempelajari peranan yang diharapkan akan mereka jalankan kelak.
Dalam fungsi ini keluarga diharapkan menjadi pewarisan kebudayaan
atau nilai-nilai kebudayaan seperti sopan santun bahasa, cara bertingkah
laku, ukuran tentang baik buruknya perbuatan.
Disamping kelima fungsi diatas ada beberapa pernyataan mengenai keluarga
menurut buku Drs. Soewaryo Wangsanegara :
1. Sebagai pembentukan kepribadian, orang tua meletakkan dasar-dasar
kepribadian pada anak-anaknya untuk memproduksi dan melestarikan
kepribadian mereka.
2. Alat reproduksi kepribadian (berkaitan dengan butir 1)
Sebagaialat reproduksi kepribadian yang berakar pada etika, estetika,
moral keagamaan dan kebudayaan yang berhubungan dengan sebuah
struktur masyarakat. Contoh keluarga seniman tari bali mewariskan
ketrampilan seni tari atau seni patung kepada anak keturunannya.
3. Keluarga merupakan eksponen / contoh dari kebudayaan masyarakat.
Pada keluarga keluarga masyarakat primitif peranan keluarga sangat
penting sebagai transmisi/ penyaluran kebudayaan. Semakin maju dan
dinamis suatu kelompok masyarakat maka peranan keluarga sebagai
transmisi kebudayaan sudah tidak memadai lagi, maka diperlukan bentuk
lain seperti, sekolah-sekolah, lembaga-lembaga non formal/ formal.
4. Keluarga sebagai lembaga perkumpulan perekonomian
5. Keluarga sebagai pusat pengasuhan dan pendidikan
3. MASYARAKAT
1. Beberapa pengertian tentang masyarakat
a. Menurut Drs. JBAF Mayor Polak, masyarakat adalah wadah segenap
antar hubungan sosial terdiri atas banyak sekali kolektiva serta
kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri atas sub kelompok.
b. Menurut Prof. M.M Djoyodiguno, adalah suatu kebulatan dari segala
perkembangan dalam hidup bersama antara manusia dengan
manusia.
c. Menurut Hasan sadily, masyarakat adalah suatu keadaan badan atau
kumpulan manusia yang hidup bersama.
Jelasnya masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki
tatanan kehidupan, norma-norma adat istiadat yang sama-sama ditaati
20
dalam lingkungannya. Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki
tersebut menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga
dapat membentuk kelompok masyarakat yang memiliki ciri-ciri kehidupan
yang khas.
2. Dalam pertumbuhan dan perkembangan masyarakat dapat
digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju.
a. Masyarakat sederhana, masyarakat ini memiliki pola pembagian kerja
yang dibedakan menurut jenis kelamin, hal ini berlatar belakang dari
kemampuan fisik antara seorang pria dan wanita dalam menghadapi
tantangan alam yang buas pada saat itu.
b. Masyarkat maju, masyarkat ini mempunyai ragam kelompok sosial atau
organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan
kebutuhan serta tujuan tertentu. Organisasi kemasyarkatan ini
berkembang dalam cakupan lingkungan mulai dari yang terbatas,
nasional, regional, maupun internasional. Masyarakat maju dapat
dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan masyarakat
industri.
Masyarakat non industri
- Kelompok primer/ face to face group : interaksi antar anggotanya
lebih intensif, erat dan akrab. Sifat interaksinya berdasarkan
kekeluargaan dan simpati. Pembagian tugas dititikberatkan pada
kesadaran dan tanggung jawab.
- Kelompok sekunder : hubungan antar anggotanya bersifat formal atau
resmi. Sifat interaksi, pembagian kerja diatur atas pertimbangan
rasional dan obyektif. Pembagian kerja berdasarkan pada
kemampuan, keahlian tertentu serta dituntut dedikasi. Contoh parpol,
serikat buruh, organisasi profesi dan lain-lain.
Dilihat dari hubungan anggota yang bersifat resmi tumbuh kelompok
formal dan informal.
- Kelompok informal/ informal group adalah kelompok sosial yang
tidak memiliki struktur organisasi, contoh serikat buruh.
- Kelompok resmi/ formal group adalah kelompok sosial yang
mempunyai tata aturan tegas untuk mengatur hubungan antar
anggotanya. Contoh organisasi-organisasi profesi.
Masyarakat industri
Ciri dari masyarakat industri adalah otonomi sejenis yaitu
kepandaian/ keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri
sampai pada batas-batas tertentu. Contoh koki, tukang las, ahli mesin
dst. Mereka dapat bekerja secara mandiri.
Dengan otonomi sejenis makin komplekpembagian kerja sehingga
makin banyak timbul kepribadian individu, dan pekerjaan menjadi
lebih khusus.
Abad 15 adalah pangkal berkembang pesatnya industrialisasi
terutama didaratan eropa sehingga timbul pembagian kerja antara
majikan dan buruh. Laju pertumbuhan industri membawa
konsekwensi memisahkan antara majikan dan pekerja. Majikan
sebagai pemilik modal memonopoli posisi-posisi tertentu sehingga
terjadi konflik dan ketidak puasan pekerja. Hal ini mendorong
terbentuknya serikat buruh untuk memperbaiki kondisi kerja dan
upah.akumulasi ketidak puasan pekerja semakin meningkat karena
kaum industrialis mengganti tenaga manuasia dengan mesin-mesin
yang berakibat stagnasi mental para buruh.
BAB IV
PEMUDA DAN SOSIALISASI
1. MASALAH-MASALAH KEPEMUDAAN
Masalah pemuda merupakan masalah yang selalu dialami oleh setiap
generasi dalam hubungannya dengan generasi yang lebih tua. Masalah yang
dialami biasanya berhubungan dengan nilai-nilai dalam masyarakat. Masalah
kepemudaan yang lain adalah belum atau kurang mandirinya dalam hal ekonomi
dan kurang dewasa dari segi psikologis.
2. REALITAS KEPEMUDAAN
Kepemudaan merupakan fase dalam pertumbuhan biologis seseorang
yang bersifat seketika dan akan hilang dengan sendirinya sejalan dengan hukum
biologis.
Pemuda sering dianggap sebagai suatu kelompok yang mempunyai
aspirasi sendiri yang bertentangan dengan aspirasi masyarakat atau lebih tepat
aspirasi generasi tua. Sehingga muncul persoalan-persoalan yang tidak sejalan
dengan keinginan generasi tua, hal ini memunculkan konflik berupa protes, baik
secara terbuka maupun terselubung.
Dalam pendekatan klasik terjadi jurang pemisah antara generasi muda
dan tua disebabkan antara lain adanya 2 asumsi pokok mengenai kepemudaan
yaitu :
Proses perkembangan manusia dianggap sesuatu yang fragmentaris/
terpecah-pecah. Setiap perkembangan hanya dapat dimengerti oleh manusia
itu sendiri, maka tingkah laku anak dan pemuda dianggap sebagai riak-riak
kecil yang tidak berarti dalam perjalanan hidup manusia. Dan masa tua
dianggap sebagai mahkota hidup yang disamakan dengan hidup
bermasyarakat.
Adanya anggapan bahwa mempunyai pola yang sedikit banyak ditentukan
oleh pemikiran yang diwakili generasi tua yang bersembunyi dibalik tradisi.
Pemuda dianggap sebagai objek dari penerapan pola-pola kehidupan dan
bukan sebagai subjek yang mempunyai nilai sendiri.
Kedua asumsi diatas tidak akan menjawab masalah kepemudaan dewasa ini
karena pemuda dan kepemudaan adalah suatu tonggak dari suatu wawasan
kehidupan yang mempunyai potensi untuk mengisi hidupnya.
Dalam pendekatan ekosferis, sebagai subyek pemuda mempunyai nilai
sendiri dalam mendukung dan menggerakkan hidup bersama. Pada pendekatan
ini anak-anak, generasi muda dan generasi tua berada dalam status sama atau
dalam satu kesatuan wawasan kehidupan. Semua tanggung jawab atas
keselamatan, kesejahteraan, kelangsungan generasi sekarang dan yang akan
datang perbedaannya hanya terletak pada derajat ruang lingkup dan tanggung
jawabnya.
Generasi tua berkewajiban membimbing generasi muda sebagai penerus untuk
memikul tanggung jawab yang semakin komplek.
Generasi muda berkewajiban mempersiapkan diri untuk mengisi posisi generasi
tua yang makin melemah.
3. PEMUDA DAN IDENTITAS
Dalam pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda, yang
dimaksud pemuda adalah:
a. Dari segi biologis pemuda adalah berumur 15-30 th
b. Dari segi budaya/ fungsional, pemuda adalah manusia berumur 18/21 keatas
yang dianggap ssudah dewasa misalnya untuk tugas-tugas negara dan hak
pilih.
c. Dari angkatan kerja terdapat istilah tenaga muda dan tua. Tenaga muda
adalah berusia 18-22 th.
d. Dilihat dari perencanaan modern yang mengenal tiga sumber daya yaitu
sumber daya alam, dana dan manusia. Yang dimaksud sumber data manuasia
muda adalah berusia 0-18th
e. Dilihat dari ideologi politis generasi muda adalah calon pengganti generasi
terdahulu yaitu umur antara 18-30 atau 40 th.
f. Dilihat dari umur, lembaga dan uang lingkup tempat diperoleh 3 kategori
yaitu :
- Siswa usia 6-18th di bangku sekolah
- Mahasiswa uasia 18-25 di perguruan tinggi
- Pemuda diluar lingkungan sekolah/ perguruan tinggi usia 25-30 th
Dalam pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda, generasi
muda dipandang dari beberapa aspek yaitu :
a. Sosial psikologi
Proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian, serta penyesuaian diri
secara jasmaniahdan rohaniah sejak dari masa kanak-kanak sampai usia
dewasa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti keterbelakangan
mental, salah asuh orang tua atau guru, pengahur negatif lingkungan.
Hambatan tersebut memungkinkan terjadinya kenakalan remaja, maslah
narkoba dan lain-lain.
b. Soaial budaya
Perkembangan pemuda berada dalam proses modernisasi dengan segala
akibat sampingnya yang bisa berpengaruh pada proses pendewasaannya,
sehingga apabila tidak memperoleh arah yang jelas maka corak dan warna
masa depan negara dan bangsa akan menjadi lain dari yang dicita-citakan.
c. Sosial ekonomi
Bertambahnya pengangguran dikalangan pemuda karena kurang lapangan
pekerjaan akibat dari pertambahan penduduk dan belum meratanya
pembangunan.
d. Sosial politik
Belum terarahnya pendidikan politik dikalangan pemuda dan belum
dihayatinya mekanisme demokrasi pancasila, tertib hukum dan disiplin
nasional sehingga merupakan hambatan bagi penyaluran aspirasi generasi
muda.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan masalah yang menyangkut generasi muda
dewasa ini adalah :
- Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme
- Kekurangpastian yang dialmi generasi muda terhadap masa depannya
- Belum seimbang jumlah pemuda dan fasilitas pendidikan yang tersedia
bail formal/ non formal dan tingginya jumlah putus sekolah.
- Kurang lapangan kerja dan kesempatan kerja sehingga pengangguran
semakin tinggi yang mengakibatkan kurangnya produktivitas nasional.
- Kurang gizi yang menyebabkan hambatan bagi kecerdasan dan
pertumbuhan badan, karena ketidaktauan tentang gizi seimbang dan
rendahnya daya beli.
- Masih banyak perkawinan dibawah umur terutama dikalangan
masyarakat pedesaan.
- Adalanya generasi muda yang menderita fisik, mental dan sosial.
- Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan
kehidupan keluarga.
- Meningkatnya kenakalan remaja, penyalahgunaan narkotika.
- Belum adanya peraturan perundang-undangan yang menyangkut
generasi muda.
4. PERGURUAN DAN PENDIDIKAN
Keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh beberapa faktor
seperti kualitas SDM, tersedianya sumber daya alam, birokrasi pemerintah yang
kuat dan efisien.
Faktor SDM sangat menentuka dalam proses pembangunan karena
manusia bukan saja objek tetapi juga subjek pembangunan. Disinilah letak
pentingnya pendidikan sebagai upaya terciptanya SDM yang berkualitas. Bentuk-
bentuk pendidikan tersebut adalah :
a. Pendidikan formal : sekolah, perguruan tinggi
b. Pendidikan non formal / luar sekolah
- Sasaran pokoknya adalah anggota masyarakat yang belum mendapat
kesempatan mengikuti pendidikan formal atau karena putus sekolah.
- Dikoordinasi oleh dinas pendidikan masyarakat, tim penggerak PK,
Dharma wanita, program bakti sosial dan lain-lain.
- Salah satu bentuk pendidikan non formal bagi pembangunan di pedesaan
adalah Teknologi Tepat Guna/ TTG, yaitu sarana untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat dalam beban hidup sehari-hari.
Contoh: Teknologi pembuatan alat pengering gabah
Teknologi pembuatan gas bio
Teknologi tambak air tawar dan payau dll
c. Pendidikan informal
Yaitu pendidikan yang diperoleh berdasarkan pengalaman hidup sehari-hari.
5. PERANAN PEMUDA DALAM MASYARAKAT
Peranan pemuda dalam masyarakat dibedakan atas dua hal :
a. Peranan pemuda yang didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan
diri dengan tuntutan lingkungan :
- Pemuda meneruskan tradisi dan mendukung tradisi
- Pemuda yang menyesuaikan diri dengan golongan yang berusaha
mengubah tradisi.
b. Peranan pemuda yang menolak untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dibedakan menjadi :
- Jenis pemuda pembangkit, yaitu pengurai atau pembuka kejelasan dari
suatu masalah sosial. Contoh sastrawan Rendra dan Chairil anwar pada
masanya.
- Jenis pemuda nakal/ delinkuen, yaitu jenis pemuda yang tidak berniat
mengadakan perubahan pada budaya maupun masyarakat tetapi hanya
berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan tindakan
menguntungkan bagi diri sendiri.
- Jenis pemuda radikal, yaitu mereka yang berkeinginan besar mengubah
masyarakat dan kebudayaan lewat cara-cara radikal, revolusioner tanpa
memikirkan lebih jauh bagaimana selanjutnya.
Asas pengembangan generasi muda
1. Asas edukatif, pembinaan dan pengembangan oleh unsur diluar generasi
muda da sesama generasi muda.
2. Asas persatuan dan kesatuan bangsa
3. Asas swakarsa, menumbuhkan kemauan generasi muda untuk membina dan
mengembangkan diri sendiri dan lingkungannya.
4. Asas keselarasan terpadu
5. Asas pendayagunaan dan fungsionalisasi, makin banyaknya organisasi
pemuda yang ada maka perlu diadakan penataan untuk meningkatkan daya
guna dan hasil guna bagi pelaksanaan program-program generasi muda
dalam pembangunan nasional.
Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda
1. Berorientasi pada Tuhan YME, nilai-nilai kerohanian dan falsafah hidup
pancasila.
2. Orientasi kedalam terhadap dirinya sendiri, mengembangkan bakat-bakat
kemampuan jasmaniah dan rohaniah dalam dirinya agar dapat memberikan
prestasi semaksimal mungkin.
3. Orientasi keluar terhadap lingkungan (budaya,sosialdan moral) dan masa
depannya. Sumber orientasi keluar ini dibagi atas :
- Pengembangan sebagai insan sosial budaya
- Pengembangan sebagai insan sosial politik dan sebagai insan patriot.
- Pengembangan sebagai insan sosial ekonomi, termasuk sebagai insan
kerja dan insan profesi yang mempunyai kemampuan untuk
mendayagunakan sumber alam dan menjaga kelestariannya.
- Pengembangan pemuda terhadap masa depannya. Kepekaan terhadap
masa depan akan menumbuhkan kemampuan untuk mawas diri, kreatif,
kritis.
Tujuan pembinaan da pengembangan generasi muda
1. Memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa
2. Mewujudkan kader-kader penerus perjuangan bangsa
3. Melahirkan kader-kader pembangunan nasional dengan angkatan kerja
berbudi luhur, dinamis dan kreatif.
4. Mewujudkan warga negara Indonesia yang memiliki kreatifitas kebudayaan
nasional.
5. Mewujudkan kader-kader patriot pembela bangsa yang berkesadaran dan
berketahanan nasional.
Jalur pembinaan dan pengembangan generasi muda
a. Kelompok jalur utama
- Jalur keluarga, pelaksanaan pembinaan dan pengembangan adalah orang
tua serta anggota keluarga terdekat
- Jalur generasi muda, organisasi-organisasi pemuda yang ada seperti OSIS,
Senat, Pramuka, Karang taruna
b. Kelompok jalur penunjang
- Jalur sekolah/ pra sekolah : organisasi orang tua murid, enataan mutu
pendidik dan sarananya.
- Jalur masyarakat : jalur masyarakat yang melembaga (lembaga
peribadatan, organisasi sosial). Jalur masyarakat yang tidak melembaga
9pergaulan sehari-hari, tenpat rekreasi)
c. Kelompok jalur koordinatif (jalur pemerintah)
a. Sistem pengkoordinasian melalui Badan Koordinasi Penyelenggaraan
Pembinaan Generasi muda.
b. Pelaksanaan organisasi pembinaan dan pengembangan generasi muda
melalui satuan pengendali pembinaan generasi muda yang dipimpin oleh
mentri urusan pemuda.
Wujud sosialisai generasi muda / mahasiswa
1. Peranan pemuda/ mahasiswa dalam menegakkan kemerdekaan. Setelah
proklamasi pemuda Indonesia membentuk organisasi politik maupun militer.
2. Peran mahasiswa/ pemuda dalam mempelopori orde baru. Terbentuknya
Front Pancasila yang melawan PKI dan dari Front Pancasila lahir Kesatuan
Aksi Mahasiswa / KAMI. KAMI menjadi pendobrak menuju orde baru.
3. Peran pemuda dalam masyarakat
- Sebagaiagent of change, yaitu mengadakan perubahan dalam masyarakat
kearah yang lebih baik dan bersifat kemanusiaan.
- Sebagai agent of development, yaitu melancarkan pembangunan disegala
bidang yang bersifat fisik maupun non fisik.
- Sebagai agent of modernization, yaitu pemuda bertindak sebagai pelopor
pembaruan.
BAB V
WARGA NEGARA DAN NEGARA
1. HUKUM
A. Definisi Hukum
- Menurut Utrecht : Himpunan peraturan-peraturan (perintah/larangan)
yang mengurus tata tertib dalam masyarakat dan karena itu harus ditaati
oleh masyarakat itu.
- Menurut JCT Simorangkir SH dan WoerjonoSastropranoto SH :
Peraturan-peraturan yang memaksa yang menentukan tingkah laku
manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan
resmi yang berwajib, pelanggaran terhadap peraturan tadi berakibat
diambilnya tindakan hukuman tertentu.
B. Ciri dan Sifat Hukum
Ciri : adanya perintah atau larangan, yang harus dipatuhi oleh setiap orang
Sifat : mengatur dan memaksa
C. Sumber-sumber Hukum
Sumber hukum dapat ditinjau dari segi material dan formal
Sumber hukum material, dapat ditinjau dari berbagi sudut misalnya politik,
sejarah, ekonomi.
Sumber Hukum formal :
-. Undang-undang (statue), adalah peraturan negara yang mempunyai
kekuasaan hukum mengikat, diadakan dan dipelihara oleh negara.
- Kebiasaan (custom), adalah perbuatan manusia yang tetap dilakukan
berulang-ulang dalam hal sama dan diterima oleh masyarakat.
- Keputusan-keputusan hakim (yurisprudensi), adalah keputusan hakim
terdahulu yang sering didasarkan keputusan hakim mengenai masalah
yang sama.
- Traktat (treaty) adalah perjanjian antara 2 orang atau lebih mengenai
suatu hal, masing-masing pihak terikat dengan perjanjian itu.
- Pendapat sarjana hukum, ialah pendapat para sarjana yang sering dikutip
para hakim dalam menyelesaikan suatu masalah.
D. Pembagian Hukum
a. Menurut sumbernya
- Hukum undang-undang: hukum yang tercantum dalam peraturan
perundang-undangan
- Hukum kebiasaan ; hukum yang terletak pada kebiasaan/ adat
- Hukum traktat : hukum yang ditetapkan negara dalam suatu perjanjian
antar negara
- Hukum yurisprudensi ; hukum yang terbentuk karena keputusan hakim
b. Menurut bentuknya
- Hukum tertulis :
hukum tertulis yang telah dikondisifikasikan/ telah dibukukan jenis-
jenisnya dalam kitab undang-undang secara sistematis dan lengkap.
Hukum tertulis yang tidak dikondisifikasikan
- Hukum tak tertulis
c. Menurut tempat berlakunya ; hukum nasional, Internasional, Asing ,
hukum Gereja.
d. Menurut waktu berlakunya
- Ius constitutum / hukum positif, adalah hukum yang berlaku sekarang
bagi masyarakat dan daerah tertentu.
- Ius constituendum, hukum yang diharapkan berlaku dalam waktu yang
akan datang .
- Hukum asasi/ hukum alam, hukum yang berlaku dalam segala bangsa di
dunia.
e. Menurut cara mempertahankannya
- Hukum material, hukum yang memuat peraturan yang mengatur
kepentingan dan hubungan yang berwujud perintah dan larangan.
- Hukum formal/ hukum proses/ hukum acara, adalah hukum yang
memuat peraturan yang mengatur cara-cara melaksanakan dan
mempertahankan hukum material atau peraturan mengenai cara
mengajukan perkara ke pengadilan dan bagaimana cara hakim memberi
keputusan. Ct, hukum acara pidana dan hukum acara perdata.
- Menurut sifatnya
Hukum yang memaksa: hukum yang dalam keadaan tertentu harus
mempunyai paksaan mutlak. Memaksa dalam arti melindungi
kepentingan orang dalam masyarakat dan bukan memaksa sewenang-
wenang.
Hukum yang mengatur: ialah hukum yang dapat dikesampngkan bila
pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri dalam
perjanjian.
f. Menurut wujudnya
- Hukum obyektif, hukum suatu negara yang berlaku umum tidak
mengenal golongan
- Hukum subyektif, hukum yang timbul dari hubungan obyektif, berlaku
bagi seseorang tertentu atau lebih.
g. Menurut isinya
- Hukum privat/ sipil : hukum yang mengatur hubungan antara orang yang
satu dengan yang lain dan menitikberatkan pada kepentingan
perseorangan.
- Hukum publik/negara : hukum yang mengatur antara negara dan alat
perlengkapan atau negara dan warga negaranya.
2. NEGARA
Negara merupakan alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk
mengatur hubungan manusia dan masyarakat. Negara mempunyai tugas utama
yaitu :
a. Mengatur dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat yang
bertentangan satu dengan lainnya.
b. Mengatur dan menyatukan kegiatan manusia dan golongan untuk
menciptakan tujuan bersama yang disesuaikan dan diarahkan pada tujuan
negara.
1. Sifat-sifat Negara
a. Sifat memaksa, artinya negara mempunyai kekuasaan menggunakan
kekerasan fisik secara legal untuk mencapai ketertiban dan mencegah
anarkhi dalam masyarakat.
b. Sifat monopoli, negara mempunyai hak kuasa tunggal dalam menetapkan
tujuan bersama dari masyarakat.
c. Sifat mencakup semua, artinya semua peraturan perundang-undangan
mengenai semua orang tanpa kecuali.
2. Bentuk Negara dan kenegaraan
a. Yang disebut negara adalah apabila hubungan kedalam ataupun dengan
daerah-daerahnya maupun keluar dengan daerah lain ikatannya
merupakan negara.
b. Bentuk kenegaraan ialah jika hubungan kedalam maupun keluar
ikatannya bukan merupakan suatu negara.
Bentuk-bentuk negara
1. Negara kesatuan (unitarisme)
a. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi, segala sesuatu dalam
negara langsung diatur oleh pemerintah pusat. Keuntungannya adalah
adanya peraturan yang sam diseluruh negara, dan penghasilan daerah
dapat digunakan untuk seluruh negara
Kerugiannya adalah menumpuknya pekerjaan di pemeringtah pusat,
terlambatnya putusan-putusan dari pusat, keputusan sering tidak
cocok dengan keadaan daerah, rakyat kurang mendapat kesempatan
dalam ikut bertanggung jawab terhadap daerah.
b. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi
Daerah diberi kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri.
2. Negara serikat (federasi)
Negara yang terjadi dari penggabungan beberapa negara yang semula
berdiri sendiri kedalam suatu ikatan kerjasama yang efektif untuk
melaksanakan urusan secara bersama.
Perbedaan antara negara kesatuan desentralisasi dengan negara serikat
Negara kesatuan desentralisasi :
- Berasal dari negara kesatuan, kemudian dibentuk daerah otonom
- Kewenangan dalam menbuat undang-undang adalah pemerintah pusat
- Sumber wewenang dari pemerintah pusat yang didistribusikan pada
daerah otonom.
Negara serikat
- Berasal dari negara bagian kemudian membentuk negara serikat
- Pembuat undang-undang adalah pemerintah pusat dan pemerintah
negara bagian (ada 2 undang-undang yang berlaku)
- Sumber wewenang pemerintah negara bagian yang dikontribusikan pada
pemerintah federal.
Bentuk-bentuk kenegaraan adalah ;
a. Negara dominion, bentuk ini hanya terdapat dalam ketatanegaraan
kerajaan Inggris, negara-negara dominion yang tergabung dalam The
British Commonwelthof Nation semula adalah jajahan Inggris tetapi
setelah merdeka tetap mengakui raja Inggris sebagai rajanya.
b. Negara Uni, adalah gabungan 2 / beberapa negara yang dikepalai satu
kepala negara. Uni riil adalah bila 2/beberapa negara mengadakan
perjanjian untuk mengadakan alat pemerintahan. Uni personil adalah
bila 2/beberapa negara secara kebetulan mempunyai kepala negara yang
sama.
c. Negara protektorat, ialah negara yang berada dalam perlindungan negara
lain.
3. Unsur-unsur negara
a. Harus ada wilayahnya, setiap negara harus mempunyai batas wilayah
tertentu 9 daratan, perairan, udara) yang ditentukan dalam perjanjian
dengan negara lain.
b. Harus ada rakyatnya
c. Harus ada pemerintahnya, harus ada badan yang berhak mengatur serta
melaksanakan peraturan yang mengikat warganya.
d. Harus ada tujuannya, misalnya:
- Perluasan kekuasaan semata, disebut negara kekuasaan
- Perluasan kekuasaan untuk mencapai tujuan lain, yaitu mengatur
keamanan dan ketertiban negara.
- Penyelenggaraan ketertiban umum
- Penyelenggaraan kesejahteraan umum
e. Mempunyai kedaulatan, kedaulatan berarti kekuasaa tertinggi
f. Sifat-sifat kedaulatan adalah :
- Permanen, kedaulatan tetap ada walaupun badan yang memegang
kedaulatan berganti.
- Absolut, tidak ada kekuasaan yang lebih tinggi dari kekuasaan negara
- Tidak terbagi-bagi, kekauasaan negara tidak dapat dibagi-bagi
- Tidak terbatas, meliputi setiap orang, golongan yang ada dalam suatu
negara
Sumber kedaulatan adalah
- Teori kedaulatan Tuhan, segala sesuatu berasal dari Tuhan maka
terbentuknya negarapun atas kehendak Tuhan maka kedaulatan tersebut
sesuai kehendak Tuhan.
- Teori kedaulatan rakyat, pemerintah diberi kekuasaan oleh rakyat
- Teori kedaulatan negara, kedaulatan dianggap ada sejak lahirnya negara
sehingga negara dianggap sumber dari kedaulatan, hukum ada karena
kehendak negara maka negara tidak dapat dibatasi hukum. Tokoh :
Jellineck, Paul Laband
- Teori kedaulatan hukum, kedudukan hukum lebih tinggi dari negara,
sehingga hukumlah yang berdaulat.
3. PEMERINTAH
Pemerintah dalam arti luas
Adalah menunjuk pada alat perlengkapan negara seluruhnya (aparatur negara)
sebagai badan yang melaksanakan seluruh tugas/ kekuasaan negara atau
melaksanakan pemerintahan dalam arti luas.
Pemerintah dalam arti sempit
Adalah hanya menunjuk pada alat perlengkapan negara yang melaksanakan
pemerintah dalam arti sempit. Contoh, presiden menunjuk para menteri sebagai
pembantunya dalam menentukan politik negara menurut departemennya
(pembagian kekuasaan) presiden dan para menteri inilah yang disebut
pemerintah dalam arti sempit.
4. WARGA NEGARA DAN NEGARA
Akyat adalah salah satu unsur penting suatu negara, orang yang berada dalam
wilayah suatu negara disebut :
a. Penduduk, yaitu mereka yang telajh memenuhi syarat tertentu yang
ditetapkan oleh negara yang bersangkutan. Penduduk dibedakan menjadi 2
yaitu :
- Warga negara, yaitu penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh
pemerintah negara tersebut dan mengakui pemerintahannya
- Penduduk bukan warga negara contohnya orang asing
b. Bukan penduduk, adlah mereka yang ada dalam wilayah suatu negara untuk
sementara waktu. Contoh pelancong.
Asas kewarganegaraan
a. Kriterium kelahiran
- Menurut asas keibubapakan/ ius sanguinis kewarganegaraan diperoleh
menurut waga negara orang tua.
- Menurut asas tempat kelahiran/ ius soli kewarganegaraan diperoleh
berdasar tempat dimana dilahirkan.
Konflik yang timbul dari 2 asas tersebut adalah kewarganegaraan rangkap/
bipatride dan tidak memiliki kewarganegaraan / a patride. Maka untuk
menentukan kewaranegaraan digunakan 2 stetsel kewarganegaraan aktif dan
pasif yang pelaksanaannya dibedakan dalam :
Hak opsi, yaitu memilih kewarganegaraan/ stetsel aktif
Hak repudiasi, yaitu menolak kewarganegaraan / stetsel pasif
b. Naturalisasi atau pewarganegaraan, yaitu suatu proses hukum yang
menyebabkan seseorang dengan syarat tertentu memperoleh
kewarganegaraan negara lain.
Warga negara Indonesia menurut UU no 62 th 1958
a. Orang-rang yang berdasarkan undang-undang/ perjanjian/ peraturan yang
berlaku sejak proklamasi 17 agustus 1945 sudah menjadi warga negara
Indonesia.
b. Orang yang mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya
yang warga negara RI, hubungan hukum kekeluargaan ini dimulai sebelum
orang tersebut berusia 18 tahun atau sudah kawin pada usia dibawah 18
tahun.
c. Anak yang lahir dalam 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dan ayah
tersebut pada saat meninggal dunia adalah warga negara RI.
d. Orang yang pada waktu lahir ibunya warga negara RI dan pada waktu itu
tidak mempunyai hubungan hukum dengan ayahnya.
e. Orang yang lahir dalam wilayah RI selama orang tuanya tidak diketahui
f. Orang yang diketemukan dalam wilayah RI selama tidak diketahui kedua
orang tuanya
g. Orang yang lahir dalam wilayah RI jika kedua orang tuanya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau tidak diketahui warganegaranya.
h. Orang yang lahir dalam wilayah RI pada waktu lahirnya tidak mendapatkan
kewarganegaraan ayah atau ibunya.
i. Orang yang memperoleh kewarganegaraan RI menurut aturan undang-
undang ini ( UU no 62 th 1958)
Selanjutnya dalam penjelasan umum UU no 62 th 1958 bahwa kewarganegaraan
RI diperoleh karena:
a. Kelahiran
b. Pengangkatan
c. Dikabulkan permohonannya
d. Kerena pewarganegaraan
e. Akibat dari perkawinan
f. Turut ayah/ ibunya
g. Karena pernyataan
Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Hak warga negara Indonesia terdapat dalam pasal-pasal UUD 45 yaitu :
- Pasal 27 (2) setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan
- Pasal 30 (1) tiap-tiap warga negara berhak...ikut serta dalam usaha
pembelaan negara
- Pasal 31 (1) tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran
Pasal-pasal yang menyebutkan tentang kemerdekaan warga negara
- Pasal 27 (1) segala warga negara bersama kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan...dst (hak diplih dan memilih)
- Pasal 29 (2) negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing...(hak untuk beragama dan beribadat
menurut agama dan kepercayaan masing-masing selama agama tersebut
diakui pemerintah)
- Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan...dst ( hak bersama mengeluarkan pendapat)
Pasal yang memuat kewajiban warga negara
- Pasal 27 (1) segala warga negara..wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya
- Pasal 30 (1) tiap-tiap warga negara..wajib ikut serta dalam pembelaan
negara
5. TINDAKAN POLTIK DAN SISTEM POLITIK
1. Arti sistem
Bagian-bagian yang tersusun secara teratur yang saling berinteraksi dan
merupakan satu kesatuan yang utuh. Sesuatu dikatakan sistem apabila :
- Sesuatu itu merupakan kesatuan yang bulat dan utuh
- Dalam kebulatan itu terkandung unsur/ bagian yang tersusun secara
teratur dan tidak mengandung kontradiksi
- Unsur yang tersusun tersebut saling bekerjasama secara harmonis
- Kerjasama antar bagian atau unsurdalamkebulatan itu tertuju pada satu
tujuan
2. Pengertian sistem politik
Adalah suatu pola kehidupan yang menyangkut hal ikhwal kenegaraan dalam
satu kebulatan yang utuh. Sistem politik pada dasarnya mencakup :
- Kehidupan lembaga-lembaga negara (supra struktur politik) baik
kehidupan masing-masing lembaga maupun hubungan antar lembaga
yang ada.
- Pola kehidupan dan tata hubungan antara lembaga sosio politik yang
nyata dalam kehidupan pemerintah negara (infrastruktur politik atau non
legal bodies)
- Partai politik/ organisasi politik
- Kelompok kepentingan
- Kelompok penekanan
- Media komunikasi politik
- Figur politik
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang memandang negara sebagai
suatu sistem maka secara ideal semua unsur dalam negara baik supra struktur
politik dan infra struktur politik yaitu organisasi kemasyarakatan (partai politik,
organisasi profesi, media komunikasi) interaksi keduanya harus berjalan dengan
harmonis. Fungsi infra struktur politikdan supra struktur politik adalah sebagai
berikut ;
a. Mengajukan kepentingan, pengajuan kepentingan ini menjadi tugas
kelompok-kelompokkepentingan untuk membawakan aspirasi seluruh
anggotanya.
b. Pemaduan kepentingan, utamanya menjadi tugas organisasi politik. Yaitu
memadukan dan merumuskan setiap aspirasi dan kepentingan dari berbagai
golongan dalam masyarakat, hal ini akan menentukan bobot program
organisasi politik tersebut dalam rangka mempertahankan pemerintahan
negara.
c. Pemasyarakatan dan komunikasi politik.
BAB VI
PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT
1. PELAPISAN SOSIAL
a. Pengertian : stratifikasi atau stratification berasal dari kata strata atau
stratum yang berarti lapisan. Definisi stratifikasi/ pelapisan masyarakat
adalah :
- Menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk atau masyarakat
kedalam kelas-kelas yag tersusun secara bertingkat/ hierarchies.
- Theodorson dkk, dalam dictionary sociology menyatakan pelapisan
masyarakat berarti jenjang status dan peranan yang relatif permanen
yang terdapat dalam sistem sosial (dari kelompok kecil sampai
masyarakat) dalam hal pembedaan hak, pengaruh dan kekuasaan.
b. Pelapisan sosial ciri tetap kelompok sosial
Dasar dari sistem sosial masyarakat kuno adalah pembagian dan
pemberian kedudukan berhubungan dengan jenis kelamin. Tetapi ketentuan
pembagian kedudukan antara laki-laki dan perempuan semata-mata
ditentukan oleh sistem kebudayaan masyarakat itu sendiri.
Contoh: kedudukan laki-laki di Jawa berbeda dengan di Minangkabau, di Jawa
kekuasaan keluarga ditangan ayah sedangkan di Minangkabau tidak
demikian. Dalam pembagian kerjapun setiap suku mempunyai cara sendiri, di
Irian atau di Bali wanita harus bekerja lebih keras dibanding laki-laki.
Dalam organisasi masyarakat primitif pelapisan masyarakat sudah ada
hal itu terwujud dalam bentuk:
1. Adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan
pembedaan hak dan kewajiban.
2. Adanya kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki hak
istimewa.
3. Adanya pemimpin yang paling berpengaruh
4. Adanya orang-orang yang dikecilkan diluar kasta dan diluar perlindungan
hukum
5. Adanya pembagian kerja dalam suku itu sendiri
6. Adanya pembedaan standar ekonomi dan ketidaksamaan ekonomi secara
umum
c. Terjadinya pelapisan sosial
1. Terjadi dengan sendirinya, proses ini berjalan dengan sesuai dengan
pertumbuhan masyarakat, orang yang menduduki posisi tertentu bukan
atas kesengajaan tetapi secara otomatis misalnya karena usia tua,
kepandaian lebih, kerabat pembuka tanah, memiliki bakat seni, sakti dll.
2. Terjadi dengan sengaja untuk mengejar tujuan bersama. Dalam pelapisan
ini ditentukan secara jelas adanya wewenang dan kekuasaan yang
diberikan kepada seseorang. Sistem pelapisan yang dibentuk dengan
sengaja ini dapat dilihat dalam organisasi pemerintahan, partai politik,
persahaan besar, perkumpulan resmi dan lain-lain. Dalam organisasi yang
disusun dengan cara ini mengandung dua sistem yaitu :
- Sistem fungsional, yaitu pembagian kerja pada kedudukan yang sederajat.
- Sistem skalar, pembagian kekuasaan menurut jenjang dari atas kebawah.
pembagian kedudukan ini dalam organisasi formal pada pokoknya agar
organisasi itu dapat bergerak secara teratur dan mencapai tujuan yang
diinginkan. Tetapi terdapat kelemahan-kelemahan :
- Kelemahan dalam menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi dalam
masyarakat
- Membatasi kemampuan individual yang sebenarnya mampu tetapi karena
kedudukannya maka tidak memungkinkan untuk mengambil inisiatif.
d. Pembedaan sistem pelapisan menurut sifatnya
1. Sistem pelapisan masyarakat tertutup, yaitu perpindahan anggota
masyarakat kelapisan lain baik keatas maupun bawah tidak mungkin
terjadi kecuali hal-hal istimewa. Satu satunya jalan menjadi satu anggota
dari suatu lapisan masyarakat adalah kelahiran. Ini dapat ditemui di India
dengan sistem kasta yaitu :
- brahmana / golongan pedeta, kasta tertinggi
- ksatria, golongan bangsawan dan tentara sebagai lapisa kedua
- waisya, kasta golongan pedagang
- sudra, kasta dari golongan rakyat jelata
41
- paria adalah golongan yang tidak mempunyai kasta yaitu gelandangan,
kaum peminta.
2. Sistem masyarakat terbuka, setiap anggota masyarakat mempunyai
kesempatan untuk naik ke lapisan atas maupun jatuh pada lapisan bawah.
Kedudukan yang diperoleh berdasarkan atas usaha sendiri / achieved
status
e. Beberapa teori tentang pelapisan sosial
1. Masyarakat terdiri dari kelas atas/ upper class, dan kelas bawah/ lower
class
2. Masyarakat terdiri dari 3 kelas, upper class, middle class, lower class
3. Masyarakat terdiri dari uuper class, upper middle class, lower middle
class, lower class
Teori tentang pelapisan masyarakat menurut para ahli :
1. Aristoteles, yaitu tiap negara terdapat tiga unsur yaitu mereka yang kaya
sekali, mereka yang melarat sekali dan mereka yang berada di tengahnya.
2. Prof. Dr. Selo sumarjan dan Soelaiman Soemardi SH.MA : selama dalam
masyarakat ada yang dihargai oleh masyarakat itu maka barang itu akan
menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya sistem berlapis-lapis dalam
masyarakat.
3. Vilfredo Pareto, sarjana Italia menyebutkan bahwa ada dua kelas yang
berbeda setiap waktu yaitu golongan elit dan non elit. Pangkal perbedaan
adalah kecakapan, watak, keahlian, dan kapasitas orang yang berbeda-beda.
4. Gaotano Mosoa, seorang sarjana Italia menyebutkan bahwa dalam
masyarakat selalu muncul dua kelas yaitu kelas pemerintah dan kelas yang
diperintah.
5. Karl Max, mengatakan ada dua macam kelas dalam masyarakat yaitu kelas
yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang hanya
memiliki tenaga untuk disumbangkan dalam prosesproduksi.
Ukuran atau kriteria dalam menggolongkan masyarakat kedalam pelapisan
sosial adalah:
a. Ukuran kekayaan, orang memiliki kekayaan terbanyak masuk dalam kelas
teratas.
42
b. Ukuran kekuasaan, orang yang memiliki wewenang terbesar menempati
lapisan sosial teratas.
c. Ukuran kehormatan, orang-orang yang paling disegani mendapat atau
menduduki lapisan sosial teratas.
d. Ukuran ilmu pengetahuan.
2.KESAMAAN DERAJAT
Sifat perhubungan perhubungan antara manusia dengan lingkungan masyarakat
umumnya timbal balik artinya orang sebagai angota masyarakat mempunyai hak dan
kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah dan negara.
Hak dan kewajiban penting ditetapkan dalam undang-undang/ konstitusi.
Undang-undang tersebut berlaku bagi semua orang tanpa kecuali dalam arti semua
orang memiliki kesaman derajat. Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan hak
yang diberikan dalam berbagai sektor kehidupan. Hak inilah yang dikenal sebagai hak
asasi manusia.
2.1. Persamaan Hak
Mengenai persamaan hak ini dicantumkan dalam pernyataan sedunia tentang
hak-hak (asasi) manusia atau Universitas Declaration of Human Right (1948) seperti
pada:
pasal 1 : sekalian orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak
yang sama. Mereka dikaruniai akal budi dan hendaknya bergaul satu
sama lain dalam persaudaraan.
Pasal 2 ayat 1: setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan-kebebasan yang
tercantum dalam pernyataan ini dengan tidak ada kecuali apapun, seperti
misalnya bangsa, warna, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau
pendapat lain dalam persaudaraan.
Pasal 7 : sekalian orang adalah sama terhadap undang-undang dan berhak atas
perlindungan hukum yang sama tak ada perbedaan...dst
2.2. Persamaan Derajat di Indonesia
Mengenai persamaan derajat dan hak tercantum jelas dalam UUD 1945 dalam pasal-
pasal 1. Pasal 27 ayat 1, berisi mengenai kewajiban dasar dan hak asasi yang dimiliki
warga negara yaitu menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.
Pasal 27 ayat 2, berisi mengenai hak setiap warga negara atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
2. Pasal 28, ditetapkan bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul dan menyampaikan
pikiran baik lisan dan tulisan.
3. Pasal 29 ayat 2, kebebasan memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh negara.
4. pasal 31 ayat 1 dan 2 yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran.
3. ELITE DAN MASSA
3.1. Elite
a. Pengertian elite secara umum, menunjukkan sekelompok orang yang dalam
masyarakat menempati kedudukan tinggi. Sedangkan dalam arti lebih khusus yaitu
sekelompok orang-orang terkemuka dibidang-bidang tertentu dan khususnya
golongan kecil yang memegang kekuasaan. Dalam cara pemakaiannya yang lebih
umum elite dimaksudkan posisi dalam masyarakat di puncak struktur-struktur sosial
yang terpenting, yaitu posisi tinggi dalam ekonomi, pemerintahan aparat kemiliteran,
politik, agama, pengajaran dan pekerjaan-pekerjaan dinas.
b. Fungsi elite dalam memegang strategi
ada 2 kecenderungan yang digunakan untuk menentukan elite dalam masyarakat
yaitu, menitik beratkan pada fungsi sosial, dan pertimbangan-pertimbangan yang
bersifat moral, kecenderungan penilaian ini melahirkan 2 macam elite yaitu elite
internal dan elite eksternal. Elite internal menyangkut integrasi moral serta
solidaritas sosial, sopan santun dan keadaan jiwa. Elite eksternal meliputi
pencapaian tujuan dan adaptasi berhubungan dengan problema-problema yang
memperlihatkan sifat keras masyarakat lain atau masa depan tak tentu. Elite sebagai
pemegang strategi dibedakan menjadi :
1. Elite politik, elite yang berkuasa mencapai tujuan. Yang paling berkuasa disebut
elite segala elite.
2. Elite ekonomi, militer, diplomatik dan cendekiawan
3. Elite agama, filsuf, pendidik dan pemuka masyarakat
4. Elite yang dapat memberikan kebutuhan psikologis seperti artis, penulis, tokoh
film, olahragawan, tokoh hiburan dsb.
3.2. Massa
Istilah massa digunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokan kolektif yang
elementer dan spontan. Hal-hal yang penting dalam massa :
1. Berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial
2. Merupakan kelompok yang anonim, atau tersusun dari individu-individu yang
anonim
3. Sedikit sekali interaksi atau bertukar pengalaman antar anggotanya
4. Very loosely organized tidak bisa bertindak secara bulat seperti suatu kesatuan
Masyarakat dan massa
Massa merupakan gambaran kosong dari suatu masyarakat atau perekutuan. Ia tidak
mempunyai organisasi sosial, lembaga kebiasaan dan tradisi, tidak mempunyai aturan
aturandan ritual, tidak terdapat sentimen kelompok yang terorganisir, tidak ada
struktur status peranan dan tidak memiliki kepemimpinan yang mantap.
Perilaku massa
Bentuk perilaku massa terletak pada garis aktivitas individual dan bukan pada tindakan
bersama, aktivitas individual ini terutama dalam bentuk seleksi yang dibuat dalam
respon atas impuls-impuls atau persamaan tidak menentu / samar-samar yang
ditimbulkan oleh objek massa interest.
Peranan elite terhadap massa
Elite sebagai minoritas yang memiliki kualifikasi tertentu eksistensinya sebagai
kelompok penentu dan berperan dalam masyarakat diakui secara legal oleh
masyarakat. Kelompok elite penentu lebih banyak berperan dalam mengemban fungsi
sosial sebagai berikut :
1. Elite penentu dilihat sebagai lembaga kolektif yang merupakan pencerminan
kehendak rakyat
2. Sebagai lembaga politik, elite penentu berperan memajukan kehidupan
masyarakatnya dengan memberikan pemikiran konsepsional.
3. Elite penentu memiliki peranan moral dan solidaritas kemanusiaan baik dalam
pengertian nasionalisme maupun universal.
4. Elite penentu lainnya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pemuasan hedonik/
kesenangan, atau pemuasan intrinsik/hakiki. Kelompok elite yang bertugas
memenuhi kebutuhan ini bekerja dengan pertimbangan nilai estetis. Disinilah
kehadiran para seniman, sastrawan, komponis dll.
Mencari studi kasus yang sedang booming pada saat ini berikan komentar mengenai
fungsi dan tugas elite – elite yang ada dalam kasus tersebut, fungsi dan tugas massa dan
masyarakat dalam kasusu tersebut.
BAB VII
MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT PEDESAAN
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, Drs, Ilmu Sosial Dasar, Rineka Cipta, Juli 1991
Abdullah Taufic, Pemuda dan Perubahan Sosial, Jakarta, LP3ES, 1974
Arief Budiman, Pemuda dan Sosialisasi, Lokakarya Penyusunan Kumpulan Bahan
Program Mata Kuliah ISD, Universitas Brawidjaya, Malang, Januari 1985.
Darmansyah, M, Ilmu Sosial DAsar (Kumpulan Essai), Usaha Nasional, Surabaya
Indonesia, 1986.
Gerungan W,A, ISD (Kumpulan Essa), Usaha Nasional, Surabaya.
H. Hartomo, Drs dan Arnicun Azis, Dra, MKDU ISD, Bumi Aksara, Desember, 1990
Harsja Bachtiar, Masalah Integritas Nasional di Indonesia, Prisma, No 8 LP3ES
Hasan shadely, Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, Bina Aksara, Jakarta, 1983
Hadi Syaiful, Materi Penataran MKDU ISD, Unpad Bandung, 1980
Koentjaraningrat, Beberapa Pokok Antropologi Sosial, Dian Rakyat, Jakarta, 1967.
iv