Anda di halaman 1dari 60

DIKTAT

ILMU SOSIAL DASAR

DISUSUN OLEH:
NURYANTO ST., MT

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS


TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Perancangan Struktur Beton Prategang
Teknik Sipil Universitas Gunadarma

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat-Nya, penyusunan Buku Ajar Ilmu Sosial Dasar dapat diselesaikan. Buku
Ajar ini disusun untuk menunjang proses belajar mengajar mata kuliah Ilmu Sosial
Dasar sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik dan lancar, serta pada
akhirnya tujuan instruksional umum dari mata kuliah ini dapat dicapai.
Diktat ini bukanlah satu-satunya pegangan mahasiswa untuk mata kuliah
ini, terdapat banyak buku yang bisa digunakan sebagai acuan pustaka. Diharapkan
mahasiswa bisa mendapatkan materi dari sumber lain.
Penulis menyadari bahwa diktat ini masih banyak kelemahan dan
kekurangannya. Oleh karena itu kritik dan saran pembaca dan juga rekan sejawat
terutama yang mengasuh mata kuliah ini, sangat kami perlukan untuk
kesempurnaan tulisan ini. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Depok, 19 September 2016


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................................ ii

BAB I ILMU SOSIAL DASAR


1. SEKILAS TENTANG ILMU – ILMU SOSIAL, ILMU PENGETAHUAN SOSIAL ILMU
SOSIAL DSAR........................................................................................................................................ 1
2. LATAR BELAKANG ILMU SOSIAL DASAR ............................................................................... 2
3. ILMU SOSIAL DASAR SEBAGAI KOMPONEN MKDU ......................................................... 3
4. RUANG LINGKUP PEMBAHSAN .................................................................................................. 4
5. MASALAH – MASALAH SOSIAL DAN ILMU SOSIAL ........................................................... 5

BAB II PENDUDUK MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN


1. PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN MIGRASI ........................................................................ 8
2. PEMBAGIAN KERJA DALAM MASYARAKAT.......................................................................... 12
3. PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN .............................................................................................. 13
4. PRANATA – PRANATA DAN INSTITUSIONALISASI ........................................................... 14

BAB III INDIVIDU, KELUARGA, MASYARAKAT


1. INDIVIDU ................................................................................................................................................ 8
2. KELUARGA............................................................................................................................................. 12
3. MASYARAKAT ..................................................................................................................................... 13

BAB IV PEMUDA DAN SOSIALISASI


1. MASALAH – MASALAH KEPEMUDAAN ................................................................................... 23
2. RELITAS KEPEMUDAAN ................................................................................................................. 23
3. PEMUDA DAN IDENTITAS ............................................................................................................. 24
4. PERGURUAN DAM PENDIDIKAN ................................................................................................ 26
3. PERAN PEMUDA DALAM MASYARAKAT................................................................................ 27

ii
BAB V WARGA NEGARA DAN NEGARA
1. HUKUM .................................................................................................................................................... 30
2. NEGARA................................................................................................................................................... 32
3. PEMERINTAH....................................................................................................................................... 35
4. WARGA NEGARA DAN NEGARA.................................................................................................. 36
3. TINDAKAN POLITIK DAN POLITIK............................................................................................ 38

BAB VI PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT


1. PELAPISAN SOSIAL............................................................................................................................ 40
2. KESAMAAN DERAJAT....................................................................................................................... 43
3. ELITE DAN MASSA............................................................................................................................. 44

BAB VII MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT PEDESAAN


1. MASYARAKAT PERKOTAAN, ASPEK –ASPEK POSITIF DAN NEGATIF .................... 47
2. MASYARAKAT PEDESAAN ............................................................................................................. 50
3. ELITE DAN MASSA............................................................................................................................. 44

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................. iv

iii
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma

BAB I
ILMU SOSIAL DASAR

1. SEKILAS TENTANG ILMU-ILMU SOSIAL, ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN


ILMU SOSIAL DASAR
a. Ilmu-ilmu Soaial
Filsafat / philoshopia merupakan sumber dari segala ilmu pengetahuan,
baik
ilmu alam maupun ilmu sosial bermula dari filsafat, dari filsafat lahir tiga cabang
ilmu pengetahuan yaitu :
1. Natural Science/ ilmu-ilmu alamiah meliputi fisika, kimia, astronomi, biologi,
botani dan lain-lain.
2. Social Science/ ilmu-ilmu sosial terdiri dari sosiologi, ekonomi,
politik,
antropologi, sejarah, psikologi, gografi dan lain-lain.
3. Humanities/ ilmu-ilmu budaya meliputi bahasa, agama, kesusastraan,
kesenian dan lain-lain.
Ilmu-ilmu sosial berkembang terus sesuai dengan kebutuhan manusia dalam era
pembangunan, khususnya Indonesia. Wujud adanya perkembangan ilmu-ilmu
sosial di Indonesia setelah Indonesia mendapatkan kemerdekaan adalah :
- Berdirinya Akademi Politik di Yogyakarta yang disponsori oleh tenaga
akademis pembina ilmu politik di Belanda.
- Didirikannya balai perguruan tinggi Gajah Mada yang mempunyai dua
fakultas yaitu fakultas Sastra dan fakultas Sosial.
- Berdirinya Akademi kepolisian
Dalam perkembangan selanjutnya dari ketiga lembaga pendidikan tinggi inilah
berkembang ilmu-ilmu sosial di Indonesia, dewasa ini hampir semuaperguruan
tinggi di Indonesia menyelenggarakan pengajaran dalam bidant ilmu sosial.
b. Ilmu pengetahuan Sosia (IPS)
Dari perkembangan ilmu-ilmu sosial timbul paham studi sosial atau disebut
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS adalah ilmu-ilmu yang disederhanakan untuk
tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah ( elementry
and secondary school). Dengan demikian Ilmu Pengetahuan Sosial ialah ilmu-
1
ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan bagi penggunaan program pendidikan di
sekolah atau kelompok belajar lainnya yang sederajat.
IPS adalah bidang studi yang merupakan paduan/ fusi dari sejumlah mata
pelajaran sosial. Materi dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti geografi,
sejarah, sosiologi, antropologi, psikologi sosial, ekonomi, ilmu politik, ilmu
hukum, dan ilmu-ilmu sosial lainnya menjadi bahan baku bagi pelaksanaan
pengajaran di sekolah dasar dan menengah. Tetapi tidak semua ilmu-ilmu sosial
otomatis dapat menjadi bahan pokok bahasan dalam IPS karena disesuaikan
dengan tingkat usia, jenjang pendidikan dan perkembangan pengetahuan anak
didik sangat menentukan materi ilmu-ilmu sosial mana yang tepat menjadi
bahan pokok bahasan dalam IPS.
c. Ilmu Sosisal Dasar
ISD adalah gabungan dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang dipergunakan dalam
pendekatan dan pemecahan masalah-masalah sosial yang timbul dan
berkembang dalam masyarakat. ISD memberikan dasar-dasar pengetahuan
umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala
sosial kepada mahasiswa, yang diharapkan cepat tanggap serta mampu
menghadapi dan memberi alternatif pemecahan masalah dalam kehidupan
masyarakat. Dengan begitu antara ilmu-ilmu sosial dan ilmu sosial dasar tidak
ada perbedaan yang prinsipiil.
2. LATAR BELAKANG ILMU SOSIAL DASAR
Latar belakang diberikannya matakuliah ISD di perguruan tinggi
dikarenakan beberapa hal yaitu:
- Banyaknya kritik yang ditujukan pada sistem pendidikan di perguruan tinggi
oleh para cendekiawan. Mereka berpendapat bahwa sistem pendidikan yang
berlangsung masih berbau kolonial dan masih merupakan warisan sistem
pendidikan pemerintah Belanda yaitu kelanjutan dari politik ‘balas budi/
etisce politik ’ oleh Conrad Theodore van Deventer. Sistem pendidikan
tersebut bertujuan untuk menghasilkan tenaga terampil agar menjadi ‘
tukang’ yang mengisi birokrasi mereka di bidang administrasi, perdagangan,
teknik dan keahlian lain dalam tujuan eksploitasi (pemerasan) kekayaan
negara.
- Sistem pendidikan kita menjadi sesuatu yang elite bagi masyarakat kita
sendiri sehingga kurang akrab dengan lingkungan masyarakat, serta tidak
mengenali dimensi-dimensi lain diluar disiplin keilmuannya. Perguruan
tinggi seolah-olah menjadi ‘menara gading’ yang menghasilkan tenaga-
tenaga ‘tukang’ yang tidak atau kurang peka terhadap denyut kehidupan,
kebutuhan, serta perkembangan masyarakat.
Sedangkan tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi diharapkan tidak
hanya menjadi tukang saja tetapi diharapkan mempunyai tiga jenis kemampuan
yaitu personal, akademis, dan profesional.
a. Kemampuan personal/ kemampuan kepribadian
Dengan kemampuan ini tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan
sehingga menunjukkan sikap dan tindakan yang mencerminkan kepribadian
Indonesia, mengenal dan memahami nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan,
kenegaraan/ pancasila serta memiliki pandangan luas dan kepekaan
terhadap berbagai masalah yang dihadapi masyarakat Indonesia.
b. Kemampuan Akedmik
Adalah kemampuan untk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun
tertulis, menguasai peralatan analisa, mampu berpikir logis, kritis, sistematis,
dan analitis. Memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan
merumuskan masalah yang dihadapi serta mampu menawarkan alternatif
pemecahannya.
c. Kemampuan Profesional
Adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan.
Tenaga ahli diharapkan memliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi
dalam bidang profesinya.
3. ILMU SOSIAL DASAR SEBAGAI KOMPONEN MKDU
Dari ketiga kemapuan yang duharapkan dimiliki oleh mahasiswa sebagai
calon tenaga ahli, kemampuan personal ditanamkan kepada mahasiswa melalui
mata kuliah dasar umum atau MKDU. MKDU berusaha untuk memperluas
cakrawala perhatian dan pengetahuan para mahasiswa sehingga tidak terbatas
pada bidang keahlian atau golongan asal masing-masing, tetapi juga membantu
mahasiswa menemukan diri sendiri dan menempatkan diri dari perkembangan
masyarakat dan kebudayaan yang sedang berlangsung. MKDU terdiri dari 6
matakuliah yaitu:
1. Agama
2. Pancasila
3. Kewiraan
4. Ilmu alamiah dasar / IAD
5. Ilmu sosial dasar/ ISD
6. Ilmu budaya dasar/ IBD
Tujuan Mata Kuliah Dasar Umum adalah :
1. Sebagai usaha membantu perkembangan kepribadian mahasiswa agar
mampu berperan sebagai anggota masyarakat, bangsa, serta agama.
2. Untuk menumbuhkan kepekaan mahasiswa terhadap masalah-masalah dan
kenyataan sosial yang timbul dalam masyarakat.
3. Memberi pengetahuan dasar kepada mahasiswa agar mereka mampu
berpikir secara interdisipliner/ antar ilmu pengetahuan, sehingga
memudahkan mereka berkomunikasi.
Ilmu sosial dasar sebagai bagian dari mata kuliah dasar umum mempunyai tema
pokok perkuliahan yaitu hubungan timbal balik antara manusia dan
lingkungannya.
Tujuan ilmu sosial dasar adalah:
Membantu perkembangan wawasan pemikiran dan kepribadian mahasiswa agar
memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas dan ciri-ciri kepribadian yang
diharapkan dari setiap anggota golongan terpelajar Indonesia, khususnya
berkenaan dengan sikap dan tingkah laku manusia dalam menghadapi manusia
lainnya.
4. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
Berpangkal pada tujuan diatas maka ada dua masalah yang dipakai sebagai
bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup pembahasan mata kuliah
ISD.
1. Adanya berbagai aspek yang merupakan satu masalah sosial yang dapat
ditanggapi dengan pendekatan sendiri/ menurut keahlian yang berbeda-
beda, maupun sebagai gabungan pendekatan gabungan antar bidang.
2. Adanya keragaman golongan dan kesatuan sosial lain dalam masyarakat,
yang maisng-masing mempunyai kepentingan kebutuhan serta pola-pola
pemikiran dan pola tingkah laku sendiri, tetapi juga amat banyaknya
kesamaan kepentingan kebutuhan serta persamaan dalam pola-pola
pemikiran da tingkah laku yang menyebabkan pertentangan maupun
hubungan setia kawan dan kerjasama dalam masyarakat kita.
Bedasarkan ruang lingkup diatas kiranya masih perlu penjabaran lebih lanjut
untuk bisa dioperasionalkan kedalam pokok bahasan dan sub pokok bahasan
yaitu:
1. Mempelajari dan menyadari adanya berbagai masalah kependudukan dan
hubungannnya dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
2. Mempelajari dan menyadari adanya masalah-masalah individu, keluarga
dan masyarakat.
3. Mengkaji masalah-masalah kependudukan dan sosialisasi serta
menyadari identitasnya sebagai mahasiswa.
4. Mempelajari hubungan antara warga negara dan negara
5. Mempelajari hubungan antara pelapisn sosial dan persamaan derajat
6. Mempelajari masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat perkotaan
dan pedesaan.
7. Mempelajari dan menyadari adanya pertentangan-pertentangan sosial
bersamaan dengan adanya integrasi masyarakat
8. Mempelajari usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh
manusia untuk memanfaatkan kemakmuran dan pengurangan
kemiskinan.
5. MASALAH-MASALAH SOSIAL DAN ILMU SOSIAL
a. Masalah-masalah sosial
Masalah-masalah yang dihadapi masyarakat tidaklah sama, hal ini
disebabkan perbedaan tingkat perkembangan kebudayaan masyarakat dan
keadaan lingkungan alam dimana masyarakat itu hidup. Masalah-maslah
tersebut dapat berupa masalah sosial, moral, politik, ekonomi, agama dll.
Yang membedakan masalah sosial dengan masalah lainnya bahwa masalah
sosial selalu ada kaitannya dengan nilai-nilai moral dan pranata-pranata sosial.
Pengertian masalah sosial :
1. Menurut masyarakat, segala sesuatu yang menyangkut kepentingan
umum adalah masalah sosial.
2. Menurut para ahli, adalah suatu kondisi atau perkembangan dalam
masyarakat yang berdasarkan atas studi, mempunyai sifat yang dapat
menimbulkan kekacauan terhadap kehidupan masyarakat secara
keseluruhan.
Contoh: pedagang kaki lima menurut definisi umum bukanlah masalah
sosial karena merupakan upaya mencari nafkah, dan pelayanan warga
pada taraf hidup tertentu. Tetapi bagi perencana kota merupakan sumber
kekacauan lalu lintas dan peluang kejahatan.
Dengan demikian suatu masalah bisa digolongkan sebagai masalah sosial
oleh
ahli belum tentu dianggap masalah sosial oleh umum. Sebaliknya ada juga
masalah yang dianggap masalah sosial oleh umum tetapi tidak oleh ahli.
Batasan mengenai masalah sosial ditegaskan oleh Leslie (1974) yang
mendefinisikan bahwa masalah sosial sebagai suatu kondisi yang mempunyai
pengaruh terhadap kehidupan sebagian warga masyarakat sebagai sesuatu yang
tidak diinginkan atau tidak disukai, dan karenanya dirasakan perlu untuk diatasi
atau diperbaiki.
b. Masalah-masalah sosial dan ahli ilmu sosial
Masalah-masalah sosial muncul sejak adanya peradaban manusia, karena
dianggap sebagai sesuatu yang menganggu kesejahteraan hidup. Hal itu
merangsang masyarakat untuk mengidentifikasi, menganalisa, memahami dan
memikirkan cara untuk mengatasinya. Sebelum ada ahli-ahli ilmu sosial
masyarakat yang peka terhadap masalah sosial adalah ahi filsafat, pemuka
agama, ahli politik dan kenegaraan.
Disamping itu berbagai disiplin ilmu tergolong dalam ilmu-ilmu sosial seperti
antropologi, sosiologi, politik, psikologi sosial, komunikasi menjadiakan masalah
sosial sebagai ruang lingkup studi tetapi pusat studinya bukanlah pada masalah
sosial, namun pada usaha memahami hakikat manusia menurut perspektif
masing-masing. Sedangkan masalah sosial dipandang sebagai akibat dari proses
perubahan sosial dan kebudayaan.
Sejumlah ahli ilmu sosial seperti Merton dan Nizbet (1961) Denzin (1973),
Gerson (1969) dan Brodly (1976) merasakan bahwa dengan menggunakan
pendekatan masalah-masalah sosial sebagai kerangkanya maka hakikat
masyarakat dan kebudayaan manusia akan lebih dapat dipahami. Begitu juga
berbagai pemikiran yang secara masuk akal dapat dipertanggung jawabkan yang
berkenaan dengan usaha-usaha untuk memperbaiki masalah-masalah sosial
tersebut akan lebih dapat dikembangkan.
c. Masalah-masalah sosial dan Ilmu Sosial Dasar
ISD sebagai suatu mata kuliah menyajikan pemahaman mengenai hakikat
manusia sebagai mahkluk sosial dan masalah-masalahnya dengan menggunakan
kerangka pendekatan yang melihat sasaran studinya sebagai suatu masalah
obyektif dan subyektif. Dengan menggunakan kacamata obyektif berarti konsep
dan teori yang berkenaan dengan hakikat manusia dan masalahnya yang telah
dikembangkan dalam ilmu-ilmu sosial akan digunakan.
Sedangkan menurut kacamata subyektif, masalah-masalah yang dibahas
tersebut
akan dikaji menurut perspektif masyarakat yang bersangkutan dan
dibandingkan dengan kacamata pengkaji atau mahasiswa yang mempelajari
mata kuliah ISD.
Dengan penggabungan kacamata subyektif dan obyektif akan
mewujudkan adanya kepekaan mengenai masalah-masalah sosial yang disertai
dengan rasa tanggung jawab dalam kedudukannya sebagai masyarakat ilmiah
dan warga negara Indonesia.
BAB II
PENDUDUK MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

1. PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN MIGRASI


a. Penduduk dunia dan masalahnya :
1. Peningkatan jumlah penduduk/ kelebihan penduduk, sebabnya adalah
- Kemajuan ilmu pengetahuan khususnya ilmu kedokteran sehingga
kesehatan penduduk lebih terjamin.
- Tingkat kematian bayi rendah
Akibat secara langsung adalah pengangguran dan secara tidak
langsung adalah kriminalitas.
Jenis kelebihan penduduk yaitu:
- Kelebihan penduduk yang absolut yaitu bila suatu daerah dalam
waktu tertentu tidak dapat memberikan kebutuhan hidup bagi
manusia yang berdomisili di wilayah tersebut.
- Kelebihan penduduk yang relatif, yaitu bial suatu daerah dalam
waktu tertentu kebutuhan hdup yang ada sudah tidak sesuai lagi
dengan kemajuan ekonomi dan perkembangan sosial.
2. Kekurangan penduduk (dialami negara-negara Eropa barat), yaitu
kekurangan penduduk berusia muda sebagai generasi penerus,
biasanya disebabkan masyarakatnya lebih mengutamakan pekerjaan,
dan pemerintah mampu menyeimbangkan jumlah penduduk.
Kekurangan penduduk dapat mengakibatkan kurangnya tenaga kerja.
b. Pendidikan dan Kesehatan di Negara-negara Berkembang
1. Pendidikan
Kurangnya pendidikan bagi anak usia sekolah disebabkan oleh
kemiskinan, terikat kerja dalam rumah tangga, kekurangan bangunan
sekolah dan pengajar, tidak memiliki sekolah dasar.
2. Kesehatan
- Penyakit yang banya diderita yaitu kebutaan dan animea,
tubercolosis, cacingan, polioyelitis, lepra
- Kekurangan gizi, kekurangan vitamin A, protein hewani
c. Perhatian Para Negarawan dan Ilmuan Terhadap Masalah Penduduk
Dunia
Perhatian para negarawan dan ilmuwan terwujud dengan dibentuknya
kelompok Roma/ Club of Rome yang diketuai oleh Dr. Dennis L Meadow
dari Massachusetts Institute of Technology/ MIT, yang mengadakan studi
internasional tentang batas-batas akhir pertumbuhan dunia ( The Limit to
Growth) mempelajari tentang 5 unsur dominan yaitu:
- Penduduk makin bertambah
- Pesatnya industrialisasi
- Produk pertanian
- Makin habis sumber-sumber alam yang tak tergantikan
- Makin rusak alam lingkungan
d. Usaha Mengatasi Masalah Penduduk Dunia
1. Menyeimbangakan jumlah penduduk
2. Konsumsi sumber alam dan pembangkitan polusi arus dikurangi
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pengadaan fasilitas kesehatan
4. Peningkatan produksi bahan pangan
5. Penyuburan dan perlindungan tanah untuk mencegah erosi.
e. Masalah Penduduk Indonesia
1. Rapat penduduk, adalah perbandingan antara jumlah orang dengan
tanah yang didiami/ diolah dalam satuan luas. Satuan luas daeral
rura/ desa adalah hektare (kilometer persegi), sedangkan untuk
daerah urban/ kota adalah meter persegi. Kegunaan mengetahui rapat
penduduk adalah :
- Mengetahui ada atau tidaknya gejala over polpulation
- Mengetahui pusat-pusat agglomenrasi/ pengelompokan penduduk
- Untuk mengetahui penyebaran dan pusat-pusat kegiatan ekonomi
maupun pusat budaya.
2. Penyebaran penduduk yang tidak merata menyebabkan terjadi
kelebihan dan kekurangan penduduk. Pada beberapa wilayah hal itu
dipengaruhi oleh lokasi, iklim, sumber alam, transportasi.

9
3. Tingkat pendidikan masyarakat yang relatif rendah, sebabnya yaitu
kurangnya fasilitas pendidikandan pendapatan perkapita penduduk
yang masih rendah.
f. Kebijaksaan Kependudukan
Yaitu suatu kebijaksanaan suatu negara yang menyangkut kemakmuran
penduduknya. Tujuannya adalah untuk mencapai kesejahteraan
penduduk dalam arti yang luas, terutama keseimbangan antara jumlah
penduduk dengan hasil pembangunan.
Usaha-usaha mengimbangi jumlah penduduk:
- Preservasi, yaitu perbaikan kualitas dan kuantitas hasil bumi
- Restorasi, pemeliharaan sumber-sumber biotik dengan mencegah
penyakit tanaman dan hewan.
- Benefisiasi, memelihara kelangsungan fungsi sumber-sumber
alam.
- Reklamasi, penambahan hasil pertanian dengan mengubah tanah
improduktif menjadi produktif.
Usaha-usaha yang dilakuakan kebijaksanaan kependudukan:
- Ekstensifikasi pertanian, yaitu memperluas arela pertanian dengan
forest clearing
Intensifikasi pertanian yaitu, pemupukan, pengairan, bibit unggul,
terasering, rotasi tanaman dan lain-lain. Intensifikasi dilakuakan
pada daerah yang tidak memungkinkan terjangkaunya perluasan
pertanian. Contoh di Jawa, Madura dan Bali.
- Transmigrasi, pemindahan penduduk dari daerah padat ke daerah
yang tidak atau kurang padat. Macam-macam transmigrasi yaitu
transmigrasi umum, spontan, sektoral, bedol desa.
- Penyebaran industrialisasi, yaitu pembangunan industri yang
menyebar keseluruh wilayah Indonesia/ desentralisasi industri
sehingga mendorong pembangunan masing-masing daerah.
- Keluarga berencana, tujuannya adalah untuk
 meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama ibu dan
anak
 mengurangi laju pertambahan penduduk sehingga seimbang
antara jumlah penduduk dengan produksi nasional.
Usaha KB meliputi: menjarangkan kelahiran, pengobatan
kemandulan, nasihat perkawinan.
- Pendidikan kependudukan, yaitu memperluas pendidikan baik
formal maupun non formal dengan memanfaatkan secara efisien
dan efektif semua jenis komunkasi dan mass media yang ada.
Tujuannya adalah mengubah cara berpikir dari tradisional statis
menuju cara berpikir yang rasional dinamis.
g. Migrasi
Adalah perpindahan penduduk yang melintasi batas administrasi misal
kelurahan, kabupaten, kota, negara. Teori migrasi :
1. Teori gravitasi oleh Revenstein, hukum-hukumnya adalah:
a. Semakin jauh jarak, semakin berkurang volume migran
b. Setiap arus migran yang benar akan menimbulkan arus
baliksebagai gantinya.
c. Perbedaan desa dengan kota yang menyebabkan timbulnya
migrasi
d. Wanita cenderung bermigrasi ke daerah-daerah yang dekat
letaknya
e. Kemajuan teknologi akan mengakibatkan intensitas migrasi
f. Motif utama migrasi adalah ekonomi
2. Teori dorong tarik (push-pull theory) oleh Everret S. Lee-1966,
mengemukakan 4 faktor yang berpengaruh pada seseorang untuk
bermigrasi
a. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal
b. Faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan
c. Faktor-faktor rintangan
d. Faktor pribadi
Migrasi internal terjadi antara dua unit geografis dalam satu negara atau
pengirimMigrasi internasional, terjadi antar negara yang kemudian
dikenal konsep Emigrasi dan Imigrasi.
Emigrasi adalah migrasi internasional dipandang dari negara asal atau
pengirim. Imigrasi adalah migrasi internasional dipandang dari negara
penerima atau negara tujuan.
Rumus tingkat migrasi : jumlah migrasi dalam 1th x 1000
Jumlah penduduk
Contoh: negara Indonesia pada tahun 2000 jumlah penduduk 650.000,
terdapat perpindahan penduduk ke Singapura sebesar 650.000 orang
650.000 _ x 1000 =1
650.000.000

2. PEMBAGIAN KERJA DALAM MASYARAKAT


Masalah utama pembagian kerja dalam masyarakat adalah kurangnya
kesempatan kerja. Sebabnya adalah laju pertumbuhan penduduk dan lambatnya
perkembangan dalam bidang pertanian (karena sebagian besar tenaga kerja
masyarakat Indonesia adalah dalam bidang pertanian).
Akibat kurangnya kesempatan kerja adalah pengangguran dan arus
urbanisasi yang meningkat, maka dibutuhkan penciptaan kesempatan kerja yang
lebih bervariasi. Ketimpangan-ketimpangan yang mempengaruhi usaha
perluasan tenaga kerja adalah:
a. Pola pemukiman penduduk antara pulau jawa dan luar jawa
b. Ketimpangan pembangunan antar daerah
c. Ketidakserasian laju pembangunan daerah kota dan pedesaan
d. Kurang berkembangnya informasi pasar tenaga kerja, sehingga terjadi
kesenjangan permintaan dan penawaran kerja.
e. Kurang terdapatnya penyesuaian antara program pendidikan dengan arah
pembangunan
f. Ketimpangan koordinasi dalam pemilikan investasi padat modal dan padat karya
g. Ketimpangan tingkat produktivitas antara sektor pertanian dan non pertanian
h. Kekurangserasian perkembangan antara sektor formal dan non formal
i. Masalah pengangguran terbuka dan pengangguran terselubung.
3. PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN
a. Kebudayaan (sansekerta=budhayah, bentuk jamak dari budhi/ akal) yaitu hasil
budi atau akal manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup. Kebudayaan
menurut E.B.Tayor dalam buku “Primitive culture” adalah komplikasi
atau jalinan keseluruhan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, keagamaan, hukum, adat istiadat serta kenyataan dan kebiasaan lain yang
dilakuakan manusia sebagai anggota masyarakat.
Dalam pandangan sosiologi kebudayaan meliputi :
1. Kebudayaan material, adalah hasil cipta, karsa, yamg berwujud benda-benda
atau barang-barang atau alat-alat pengolahan alam. Misalnya gedung, pabrik,
jalan, rumah, alat komunikasi, hiburan, mesin dan lain-lain.
2. Kebudayaan non material, haisl cipta karsa yang berwujud kebiasaan-
kebiasan/ adat istiadat, kesusilaan, ilmu pengetahuan, keyakinan, keagamaan
dan lain-lain.
b. Hubungan manusia dan kebudayaan
Dari sudut pandang antropologi manusia dapat ditinjau dari dua segi yaitu :
1. Manusia sebagai makhluk biologi yaitu manusia dipelajari dalam ilmu biologi
/anatomi
2. Manusia sebagai makhluk sosio budaya, yaitu menyelidiki seluruh cara hidup
manusia, bagaimana manusia dengan akala budinya dan struktur fisiknya
dalam mengubah lingkungan berdasarkan pengalamannya. Juga memahami
dan melukiskan kebudayaan yang terdapat dalam masyarakat manusia.
c. Hubungan Masyarakat dan Kebudayaan
- Manusia, masyarakat dan kebudayaan merupakan satu kesatuan utuh
karena dari ketiga unsur inilah kehidupan mahkluksosial berlangsung.
- Masyarakat tak dapat dipisahkan dengan manusia karena hanya manusia
yang hidup bermasyarakat
- Dimana orang bermasyarakat akan timbul kebudayaan
d. Wujud kebudayaan mnurut Koenjtaraningrat
1. Ide, gagasan, nilai-nilai, norma, peraturan
Sifatnya abstrak tak dapat diraba dan letaknya hanya ada dikepala kita
masing-masing.
2. Kelakuan berpola manusia dalam masyarakat
Misalnya kegiatan berinteraksi, berhubungan, bergaul satu sama lain.
Kegiatan tersebut berpola berdasarkan adat istiadat.
3. Hasil karya manusia, merupakan wujud yang paling kongkrit dapat dilihat,
diraba, dirasakan.
Dari ketiga wujud kebudayaan tersebut dapat dirinci menjadi 7 unsur
kebudayaan ;
 Sistem religi dan upacara keagamaan
 Sistem organisasi kemasyarakatan
 Sistem pengetahuan
 Sistem mata pencaharian hidup
 Sistem teknologi dan peralatan
 Bahasa
 Kesenian
4. PRANATA-PRANATA DAN INSTITUSIONALISASI
a. Pranata
Pranata sosial adalah sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat pada
aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks kebutuhan khusus dalam
masyarakat. Agar kebutuhan tersebut terpenuhi maka dirumuskan norma-
norma dalam masyarakat.
Norma-norma tersebut mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda,
untuk dapat membedakannya maka dikenal 4 pengertian norma :
1. Cara / Usage
Merupakan suatu perbuatan individu dengan individu lainnya dalam
hubungan bermasyarakat. Mempunyai kekuatan mengikat lemah karena
penyimpangan terhadapnya tidak mengakibatkan hukuman yang berat,
tetapi hanya sekedar celaan saja. Misalnya cara orang minum (ada yang
mengeluarkan suara ada yang tidak)
2. Kebiasaan (folkways)
Adalah perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dan mempunyai
kekuatan mengikat yang lebih besar dinading usage. Pelanggaran dari
kebiasan ini akan mengakibatkan orang dianggap menyimpang dari
kebiasaan umum dalam masyarakat. Contoh, menghormati orang yang
lebih tua.
3. Tata kelakuan / Mores
Adalah kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam masyarakat yang diterima
sebagai nama-nama pengatur dalam masyarakat itu (Mac. Iver & H. Page)
Berperan sebagai alat pengawas, pemaksa untuk melarang sesuatu
kepada anggota masyarakat supaya menyesuaikan perbuatan-perbuatan
dengan tata kelakuan tersebut. Tata kelakuan berfungsi untuk :
- Memberikan batas-batas pada kelakuan individu
- Mengidentifikasi individu dengan kelompoknya
- Menjaga solidaritas antara anggota-anggota masyarakat
4. Adat kebiasaan / Custom
Terjadi dari tata kelakuan yang kuat integrasinya dengan pola
perikelakuan masyarakat. Mempunyai sanksi berat bagi anggota
masyarakat yang melanggar adat kebiasaan ini. Misal hukum adat yang
melarang bercerai antara suami dan istri.
b. Pranata sosial/ Institusi dan Asosiasi
1. Asosiasi/ persekutuan/group yang terorganisir. Contoh keluarga, negara,
serikat buruh.
2. Institusi adalah bentuk-bentuk aturan, prosedur atau sistem. Contoh:
- keluarga mempunyai institusi khusus yaitu perkawinan, warisan dll.
- negara mempunyai institusi khusus yaitu bentuk pemerintahan
(parlementer,
presidensial), prosedur perundang-undangan.
- Serikat buruh mempunyai institusi atau lembaga khusus seperti
pemogokan, persetujuan kolektif dll.
Macam-macam lembaga sosial / pranata
a. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan/
kinship atau Domestik Institution. Contoh perkawinan, pengasuhan anak
dll.
b. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mata
pencaharian hidup ( Economic Institution). Contoh pertanian,
peternakan, perburuhan, industri.
c. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan ilmiah manusia (Scientific
Institution). Contoh penelitian, pendidikan ilmiah dll.
d. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan pendidikan ( Educational
Institution). Contoh sistem pendidikan TK, SD, SMP, SMA, Pesantren dll.
e. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan rekreasi dan menyatakan
rasa indah (aesthetiand recreational institution). Contoh seni
f. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk
berhubungan dengan Tuhan ( Religius Institution) contoh doa, tata
keagamaan
g. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mengatur
kehidupan berkelompok atau bernegara (Political Insitution). Contoh
pemerintahan, demokrasi.
h. Pranata yang bertujuan mengurus kebutuhan jasmaniah mausia
(Cosmetic Institution). Contoh pemeliharaan kecantikan, kesehatan dll.
c. Institusionalisasi / Perlembagaan
- Merupakan proses perkembangan dari lembaga-lembaga/
institusi/ pranata.
- Proses ini terjadi bilamana suatu kelompok memutuskan bahwa
seperangkat norma, nilai-nilai dan peranan tertentu dianggap
sangat penting bagi kelangsungan hidupnya, sehingga anggotanya
diminta mematuhinya.
- Menurut SoejonoSoekanto institusionalisasi adalah proses dimana
unsur norma menjadi bagian dari suatu lembaga. Dengan demikian
unsur norma merupakan unsur dasar dari suatu lembaga.
- Institusionalisasi belum memiliki unsur-unsur sistem sosial yang
sempurna sebagaimana terdapat di dalam institusi/ lembaga.
BAB III
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT

1. INDIVIDU
1. Pengertian Individu
Individu berasal dari kata latin ‘individuum’ artinya yang tak terbagi/satu
kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Individu berarti manusia sebagai satu
kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan.
Makna individu adalah seorang manusia yang memiliki peranan khas di
dalam lingkungan sosialnya, serta mempunyai kepribadian dan pola tingkah laku
spesifik. Manusia sebagai individu yang berdiri sendiri dalam beberapa hal
mempunyai kesamaan dan perbedaan sehingga timbul deferensiasi yang
disebabkan oleh pembawaan (watak dan sifat) tertentu serta pengaruh
lingkungan.
Proses aktualisasi diri / individualisasi adalah proses meningkatkan ciri-ciri
individualitas pada seseorang sampai pada dirinya sendiri. Dalam bertingkah
laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan yang akan terjadi pada
individu yaitu :
- Menyimpang dari norma kolektif
- Kelilangan individualitasnya/ takluk pada kolektif
- Mempengaruhi masyarakat. Contoh pahlawan, pengacau, provokator
2. Pertumbuhan Individu
Pertumbuhan adalah perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju atau
dewasa. Pertumbuhan dapat ditinjau dari 3 aliran :
a. Aliran Asosiasi, adalah perubahan terhadap seseorang secara bertahap
karena pengaruh dari pengalaman atau empiri/kenyataan luar, melalui
panca indra yang menimbulkan sensation/perasaan maupun pengalaman
mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflektion.
b. Psikologi Gestalt, pertumbuhan adalah proses perubahan secara
perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu secara
keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan
yang ada.
c. Aliran Sosiologi, pertumbuhan adalah proses sosialisasi yaitu proses
perubahan dari sifat yang semula asosial maupun sosial kemudian tahap
demi tahap disosialisasikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:
a. Pertumbuhan Nativistik, pertumbuhan individu semata-mata ditentukan
oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.
b. Pendirian empiristik dan environmentalistik, pertumbuhan individu
semata-mata tergantung pada lingkungan dan konsekuensinya.
c. Konvergensi da interaksionisme, yaitu pertumbuhan individu ditentukan
oleh interaksi antara dasar (bakat) dan lingkungan.
Tahap pertumbuhan individu berdasarkan psikologi
a. Masa vital (umur 0-2th)
Pada masa ini ndividu menggunakan fungsi biologis untuk menemukan
berbagai hal dalam dunianya. Menurut Freud tahun pertama dalam
kehidupan individu adalah sebagai masa oral, karena pada waktu itu
mulut adalah alat utama untuk melakukan eksplorasi dan belajar.
b. Masa Estetik (umur 2-7th)
Pada masa ini pertumbuhan yang terutama adalah fungsi panca indra.
Tahap ketika anak menemukan dirinya sebagai subyek, dan sebagai
subyek dia mempunyai kebebasan menghendaki dan menolak sesuatu.
c. Masa intelektual (umur 7-13/14th)
Masa ini disebut juga masa keserasian sekolah. Pada masa ini proses
sosialisasi anak telah berlangsung dengan lebih efektif sehingga menjaadi
matang untuk dididik.
d. Masa remaja (umur13/14 - 20/21th)
Masa pra remaja : masa ini ditandai dengan sifat-sifat negatif baik dalam
berprestasi jasmani maupun mental. Negatif dalam sifat sosial baik dalam
bentuk pasif maupun bentuk agresif terhadap masyarakat. Hal ini
disebabkan karena mulai bekerjanya kelenjar kelamin yang membawa
perubahan cepat pada remaja dan seringkali tidak mereka pahami
Masa remaja : masa dimana remaja mempunyai dorongan untuk mencari
pedoman hidup, yaitu sesuatu yang dapat dipandang bernilai dan pantas
dijunjung tinggi dan dipuja-puja.
e. Masa usia mahasiswa
Masa ini merupakan tahap pemantaban pendirian hidup, yaitu pengujian
lebih lanjut pendirian hidup serta penyiapan diri dengan ketrampilan dan
kemampuan yang digunakan untuk merealisasikan pendirian hidup yang
telah dipilih.
2. KELUARGA
1. Fungsi keluarga
Keluarga adalah unit satuan masyarakat yang terkecil yang merupakan suatu
komponen kecil dalam masyarakat. Dalam perkembangan individu, keluarga
disebut sebagai primary group.
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan atau tugas-tugas yang harus
dilaksanakan oleh keluarga itu.
Macam-macam fungsi keluarga :
a. Fungsi biologis, keluarga dapat menyelenggarakan persiapan perkawinan
bagi anak-anaknya berupa : pengetahuan kehidupan sex suami-istri,
pengetahuan mengatur rumah tangga bagi istri, pengetahuan tugas suami,
memelihara pendidikan baagi anak-anak.
b. Fungsi pemeliharaan, keluarga dapat memberikan perlindungan seperti :
menyediakan rumah sebagai tempat berlindung, memelihara kesehatan,
memberikan pengamanan dari bahaya.
c. Fungsi ekonomi, keluarga memberikan kebutuhan pokok seperti :
sandang pangan dan tempat tinggal
d. Fungsi keagamaan, keluarga diwajibkan untuk menjalani dan
mengamalkan ajaran-ajaran agama sebagai manusia yang bertakwa
kepada Tuhan YME.
e. Fungsi sosial, keluarga berperan untuk memperkenalkan nilai-nilai dan
sikap yang dianut oleh masyarakat pada anak-anaknya seperti
mempelajari peranan yang diharapkan akan mereka jalankan kelak.
Dalam fungsi ini keluarga diharapkan menjadi pewarisan kebudayaan
atau nilai-nilai kebudayaan seperti sopan santun bahasa, cara bertingkah
laku, ukuran tentang baik buruknya perbuatan.
Disamping kelima fungsi diatas ada beberapa pernyataan mengenai keluarga
menurut buku Drs. Soewaryo Wangsanegara :
1. Sebagai pembentukan kepribadian, orang tua meletakkan dasar-dasar
kepribadian pada anak-anaknya untuk memproduksi dan melestarikan
kepribadian mereka.
2. Alat reproduksi kepribadian (berkaitan dengan butir 1)
Sebagaialat reproduksi kepribadian yang berakar pada etika, estetika,
moral keagamaan dan kebudayaan yang berhubungan dengan sebuah
struktur masyarakat. Contoh keluarga seniman tari bali mewariskan
ketrampilan seni tari atau seni patung kepada anak keturunannya.
3. Keluarga merupakan eksponen / contoh dari kebudayaan masyarakat.
Pada keluarga keluarga masyarakat primitif peranan keluarga sangat
penting sebagai transmisi/ penyaluran kebudayaan. Semakin maju dan
dinamis suatu kelompok masyarakat maka peranan keluarga sebagai
transmisi kebudayaan sudah tidak memadai lagi, maka diperlukan bentuk
lain seperti, sekolah-sekolah, lembaga-lembaga non formal/ formal.
4. Keluarga sebagai lembaga perkumpulan perekonomian
5. Keluarga sebagai pusat pengasuhan dan pendidikan
3. MASYARAKAT
1. Beberapa pengertian tentang masyarakat
a. Menurut Drs. JBAF Mayor Polak, masyarakat adalah wadah segenap
antar hubungan sosial terdiri atas banyak sekali kolektiva serta
kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri atas sub kelompok.
b. Menurut Prof. M.M Djoyodiguno, adalah suatu kebulatan dari segala
perkembangan dalam hidup bersama antara manusia dengan
manusia.
c. Menurut Hasan sadily, masyarakat adalah suatu keadaan badan atau
kumpulan manusia yang hidup bersama.
Jelasnya masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki
tatanan kehidupan, norma-norma adat istiadat yang sama-sama ditaati

20
dalam lingkungannya. Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki
tersebut menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga
dapat membentuk kelompok masyarakat yang memiliki ciri-ciri kehidupan
yang khas.
2. Dalam pertumbuhan dan perkembangan masyarakat dapat
digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju.
a. Masyarakat sederhana, masyarakat ini memiliki pola pembagian kerja
yang dibedakan menurut jenis kelamin, hal ini berlatar belakang dari
kemampuan fisik antara seorang pria dan wanita dalam menghadapi
tantangan alam yang buas pada saat itu.
b. Masyarkat maju, masyarkat ini mempunyai ragam kelompok sosial atau
organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan
kebutuhan serta tujuan tertentu. Organisasi kemasyarkatan ini
berkembang dalam cakupan lingkungan mulai dari yang terbatas,
nasional, regional, maupun internasional. Masyarakat maju dapat
dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan masyarakat
industri.
 Masyarakat non industri
- Kelompok primer/ face to face group : interaksi antar anggotanya
lebih intensif, erat dan akrab. Sifat interaksinya berdasarkan
kekeluargaan dan simpati. Pembagian tugas dititikberatkan pada
kesadaran dan tanggung jawab.
- Kelompok sekunder : hubungan antar anggotanya bersifat formal atau
resmi. Sifat interaksi, pembagian kerja diatur atas pertimbangan
rasional dan obyektif. Pembagian kerja berdasarkan pada
kemampuan, keahlian tertentu serta dituntut dedikasi. Contoh parpol,
serikat buruh, organisasi profesi dan lain-lain.
Dilihat dari hubungan anggota yang bersifat resmi tumbuh kelompok
formal dan informal.
- Kelompok informal/ informal group adalah kelompok sosial yang
tidak memiliki struktur organisasi, contoh serikat buruh.
- Kelompok resmi/ formal group adalah kelompok sosial yang
mempunyai tata aturan tegas untuk mengatur hubungan antar
anggotanya. Contoh organisasi-organisasi profesi.
 Masyarakat industri
Ciri dari masyarakat industri adalah otonomi sejenis yaitu
kepandaian/ keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri
sampai pada batas-batas tertentu. Contoh koki, tukang las, ahli mesin
dst. Mereka dapat bekerja secara mandiri.
Dengan otonomi sejenis makin komplekpembagian kerja sehingga
makin banyak timbul kepribadian individu, dan pekerjaan menjadi
lebih khusus.
Abad 15 adalah pangkal berkembang pesatnya industrialisasi
terutama didaratan eropa sehingga timbul pembagian kerja antara
majikan dan buruh. Laju pertumbuhan industri membawa
konsekwensi memisahkan antara majikan dan pekerja. Majikan
sebagai pemilik modal memonopoli posisi-posisi tertentu sehingga
terjadi konflik dan ketidak puasan pekerja. Hal ini mendorong
terbentuknya serikat buruh untuk memperbaiki kondisi kerja dan
upah.akumulasi ketidak puasan pekerja semakin meningkat karena
kaum industrialis mengganti tenaga manuasia dengan mesin-mesin
yang berakibat stagnasi mental para buruh.
BAB IV
PEMUDA DAN SOSIALISASI

1. MASALAH-MASALAH KEPEMUDAAN
Masalah pemuda merupakan masalah yang selalu dialami oleh setiap
generasi dalam hubungannya dengan generasi yang lebih tua. Masalah yang
dialami biasanya berhubungan dengan nilai-nilai dalam masyarakat. Masalah
kepemudaan yang lain adalah belum atau kurang mandirinya dalam hal ekonomi
dan kurang dewasa dari segi psikologis.
2. REALITAS KEPEMUDAAN
Kepemudaan merupakan fase dalam pertumbuhan biologis seseorang
yang bersifat seketika dan akan hilang dengan sendirinya sejalan dengan hukum
biologis.
Pemuda sering dianggap sebagai suatu kelompok yang mempunyai
aspirasi sendiri yang bertentangan dengan aspirasi masyarakat atau lebih tepat
aspirasi generasi tua. Sehingga muncul persoalan-persoalan yang tidak sejalan
dengan keinginan generasi tua, hal ini memunculkan konflik berupa protes, baik
secara terbuka maupun terselubung.
Dalam pendekatan klasik terjadi jurang pemisah antara generasi muda
dan tua disebabkan antara lain adanya 2 asumsi pokok mengenai kepemudaan
yaitu :
 Proses perkembangan manusia dianggap sesuatu yang fragmentaris/
terpecah-pecah. Setiap perkembangan hanya dapat dimengerti oleh manusia
itu sendiri, maka tingkah laku anak dan pemuda dianggap sebagai riak-riak
kecil yang tidak berarti dalam perjalanan hidup manusia. Dan masa tua
dianggap sebagai mahkota hidup yang disamakan dengan hidup
bermasyarakat.
 Adanya anggapan bahwa mempunyai pola yang sedikit banyak ditentukan
oleh pemikiran yang diwakili generasi tua yang bersembunyi dibalik tradisi.
Pemuda dianggap sebagai objek dari penerapan pola-pola kehidupan dan
bukan sebagai subjek yang mempunyai nilai sendiri.
Kedua asumsi diatas tidak akan menjawab masalah kepemudaan dewasa ini
karena pemuda dan kepemudaan adalah suatu tonggak dari suatu wawasan
kehidupan yang mempunyai potensi untuk mengisi hidupnya.
Dalam pendekatan ekosferis, sebagai subyek pemuda mempunyai nilai
sendiri dalam mendukung dan menggerakkan hidup bersama. Pada pendekatan
ini anak-anak, generasi muda dan generasi tua berada dalam status sama atau
dalam satu kesatuan wawasan kehidupan. Semua tanggung jawab atas
keselamatan, kesejahteraan, kelangsungan generasi sekarang dan yang akan
datang perbedaannya hanya terletak pada derajat ruang lingkup dan tanggung
jawabnya.
Generasi tua berkewajiban membimbing generasi muda sebagai penerus untuk
memikul tanggung jawab yang semakin komplek.
Generasi muda berkewajiban mempersiapkan diri untuk mengisi posisi generasi
tua yang makin melemah.
3. PEMUDA DAN IDENTITAS
Dalam pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda, yang
dimaksud pemuda adalah:
a. Dari segi biologis pemuda adalah berumur 15-30 th
b. Dari segi budaya/ fungsional, pemuda adalah manusia berumur 18/21 keatas
yang dianggap ssudah dewasa misalnya untuk tugas-tugas negara dan hak
pilih.
c. Dari angkatan kerja terdapat istilah tenaga muda dan tua. Tenaga muda
adalah berusia 18-22 th.
d. Dilihat dari perencanaan modern yang mengenal tiga sumber daya yaitu
sumber daya alam, dana dan manusia. Yang dimaksud sumber data manuasia
muda adalah berusia 0-18th
e. Dilihat dari ideologi politis generasi muda adalah calon pengganti generasi
terdahulu yaitu umur antara 18-30 atau 40 th.
f. Dilihat dari umur, lembaga dan uang lingkup tempat diperoleh 3 kategori
yaitu :
- Siswa usia 6-18th di bangku sekolah
- Mahasiswa uasia 18-25 di perguruan tinggi
- Pemuda diluar lingkungan sekolah/ perguruan tinggi usia 25-30 th
Dalam pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda, generasi
muda dipandang dari beberapa aspek yaitu :
a. Sosial psikologi
Proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian, serta penyesuaian diri
secara jasmaniahdan rohaniah sejak dari masa kanak-kanak sampai usia
dewasa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti keterbelakangan
mental, salah asuh orang tua atau guru, pengahur negatif lingkungan.
Hambatan tersebut memungkinkan terjadinya kenakalan remaja, maslah
narkoba dan lain-lain.
b. Soaial budaya
Perkembangan pemuda berada dalam proses modernisasi dengan segala
akibat sampingnya yang bisa berpengaruh pada proses pendewasaannya,
sehingga apabila tidak memperoleh arah yang jelas maka corak dan warna
masa depan negara dan bangsa akan menjadi lain dari yang dicita-citakan.
c. Sosial ekonomi
Bertambahnya pengangguran dikalangan pemuda karena kurang lapangan
pekerjaan akibat dari pertambahan penduduk dan belum meratanya
pembangunan.
d. Sosial politik
Belum terarahnya pendidikan politik dikalangan pemuda dan belum
dihayatinya mekanisme demokrasi pancasila, tertib hukum dan disiplin
nasional sehingga merupakan hambatan bagi penyaluran aspirasi generasi
muda.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan masalah yang menyangkut generasi muda
dewasa ini adalah :
- Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme
- Kekurangpastian yang dialmi generasi muda terhadap masa depannya
- Belum seimbang jumlah pemuda dan fasilitas pendidikan yang tersedia
bail formal/ non formal dan tingginya jumlah putus sekolah.
- Kurang lapangan kerja dan kesempatan kerja sehingga pengangguran
semakin tinggi yang mengakibatkan kurangnya produktivitas nasional.
- Kurang gizi yang menyebabkan hambatan bagi kecerdasan dan
pertumbuhan badan, karena ketidaktauan tentang gizi seimbang dan
rendahnya daya beli.
- Masih banyak perkawinan dibawah umur terutama dikalangan
masyarakat pedesaan.
- Adalanya generasi muda yang menderita fisik, mental dan sosial.
- Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan
kehidupan keluarga.
- Meningkatnya kenakalan remaja, penyalahgunaan narkotika.
- Belum adanya peraturan perundang-undangan yang menyangkut
generasi muda.
4. PERGURUAN DAN PENDIDIKAN
Keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh beberapa faktor
seperti kualitas SDM, tersedianya sumber daya alam, birokrasi pemerintah yang
kuat dan efisien.
Faktor SDM sangat menentuka dalam proses pembangunan karena
manusia bukan saja objek tetapi juga subjek pembangunan. Disinilah letak
pentingnya pendidikan sebagai upaya terciptanya SDM yang berkualitas. Bentuk-
bentuk pendidikan tersebut adalah :
a. Pendidikan formal : sekolah, perguruan tinggi
b. Pendidikan non formal / luar sekolah
- Sasaran pokoknya adalah anggota masyarakat yang belum mendapat
kesempatan mengikuti pendidikan formal atau karena putus sekolah.
- Dikoordinasi oleh dinas pendidikan masyarakat, tim penggerak PK,
Dharma wanita, program bakti sosial dan lain-lain.
- Salah satu bentuk pendidikan non formal bagi pembangunan di pedesaan
adalah Teknologi Tepat Guna/ TTG, yaitu sarana untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat dalam beban hidup sehari-hari.
Contoh: Teknologi pembuatan alat pengering gabah
Teknologi pembuatan gas bio
Teknologi tambak air tawar dan payau dll
c. Pendidikan informal
Yaitu pendidikan yang diperoleh berdasarkan pengalaman hidup sehari-hari.
5. PERANAN PEMUDA DALAM MASYARAKAT
Peranan pemuda dalam masyarakat dibedakan atas dua hal :
a. Peranan pemuda yang didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan
diri dengan tuntutan lingkungan :
- Pemuda meneruskan tradisi dan mendukung tradisi
- Pemuda yang menyesuaikan diri dengan golongan yang berusaha
mengubah tradisi.
b. Peranan pemuda yang menolak untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dibedakan menjadi :
- Jenis pemuda pembangkit, yaitu pengurai atau pembuka kejelasan dari
suatu masalah sosial. Contoh sastrawan Rendra dan Chairil anwar pada
masanya.
- Jenis pemuda nakal/ delinkuen, yaitu jenis pemuda yang tidak berniat
mengadakan perubahan pada budaya maupun masyarakat tetapi hanya
berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan tindakan
menguntungkan bagi diri sendiri.
- Jenis pemuda radikal, yaitu mereka yang berkeinginan besar mengubah
masyarakat dan kebudayaan lewat cara-cara radikal, revolusioner tanpa
memikirkan lebih jauh bagaimana selanjutnya.
Asas pengembangan generasi muda
1. Asas edukatif, pembinaan dan pengembangan oleh unsur diluar generasi
muda da sesama generasi muda.
2. Asas persatuan dan kesatuan bangsa
3. Asas swakarsa, menumbuhkan kemauan generasi muda untuk membina dan
mengembangkan diri sendiri dan lingkungannya.
4. Asas keselarasan terpadu
5. Asas pendayagunaan dan fungsionalisasi, makin banyaknya organisasi
pemuda yang ada maka perlu diadakan penataan untuk meningkatkan daya
guna dan hasil guna bagi pelaksanaan program-program generasi muda
dalam pembangunan nasional.
Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda
1. Berorientasi pada Tuhan YME, nilai-nilai kerohanian dan falsafah hidup
pancasila.
2. Orientasi kedalam terhadap dirinya sendiri, mengembangkan bakat-bakat
kemampuan jasmaniah dan rohaniah dalam dirinya agar dapat memberikan
prestasi semaksimal mungkin.
3. Orientasi keluar terhadap lingkungan (budaya,sosialdan moral) dan masa
depannya. Sumber orientasi keluar ini dibagi atas :
- Pengembangan sebagai insan sosial budaya
- Pengembangan sebagai insan sosial politik dan sebagai insan patriot.
- Pengembangan sebagai insan sosial ekonomi, termasuk sebagai insan
kerja dan insan profesi yang mempunyai kemampuan untuk
mendayagunakan sumber alam dan menjaga kelestariannya.
- Pengembangan pemuda terhadap masa depannya. Kepekaan terhadap
masa depan akan menumbuhkan kemampuan untuk mawas diri, kreatif,
kritis.
Tujuan pembinaan da pengembangan generasi muda
1. Memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa
2. Mewujudkan kader-kader penerus perjuangan bangsa
3. Melahirkan kader-kader pembangunan nasional dengan angkatan kerja
berbudi luhur, dinamis dan kreatif.
4. Mewujudkan warga negara Indonesia yang memiliki kreatifitas kebudayaan
nasional.
5. Mewujudkan kader-kader patriot pembela bangsa yang berkesadaran dan
berketahanan nasional.
Jalur pembinaan dan pengembangan generasi muda
a. Kelompok jalur utama
- Jalur keluarga, pelaksanaan pembinaan dan pengembangan adalah orang
tua serta anggota keluarga terdekat
- Jalur generasi muda, organisasi-organisasi pemuda yang ada seperti OSIS,
Senat, Pramuka, Karang taruna
b. Kelompok jalur penunjang
- Jalur sekolah/ pra sekolah : organisasi orang tua murid, enataan mutu
pendidik dan sarananya.
- Jalur masyarakat : jalur masyarakat yang melembaga (lembaga
peribadatan, organisasi sosial). Jalur masyarakat yang tidak melembaga
9pergaulan sehari-hari, tenpat rekreasi)
c. Kelompok jalur koordinatif (jalur pemerintah)
a. Sistem pengkoordinasian melalui Badan Koordinasi Penyelenggaraan
Pembinaan Generasi muda.
b. Pelaksanaan organisasi pembinaan dan pengembangan generasi muda
melalui satuan pengendali pembinaan generasi muda yang dipimpin oleh
mentri urusan pemuda.
Wujud sosialisai generasi muda / mahasiswa
1. Peranan pemuda/ mahasiswa dalam menegakkan kemerdekaan. Setelah
proklamasi pemuda Indonesia membentuk organisasi politik maupun militer.
2. Peran mahasiswa/ pemuda dalam mempelopori orde baru. Terbentuknya
Front Pancasila yang melawan PKI dan dari Front Pancasila lahir Kesatuan
Aksi Mahasiswa / KAMI. KAMI menjadi pendobrak menuju orde baru.
3. Peran pemuda dalam masyarakat
- Sebagaiagent of change, yaitu mengadakan perubahan dalam masyarakat
kearah yang lebih baik dan bersifat kemanusiaan.
- Sebagai agent of development, yaitu melancarkan pembangunan disegala
bidang yang bersifat fisik maupun non fisik.
- Sebagai agent of modernization, yaitu pemuda bertindak sebagai pelopor
pembaruan.
BAB V
WARGA NEGARA DAN NEGARA

1. HUKUM
A. Definisi Hukum
- Menurut Utrecht : Himpunan peraturan-peraturan (perintah/larangan)
yang mengurus tata tertib dalam masyarakat dan karena itu harus ditaati
oleh masyarakat itu.
- Menurut JCT Simorangkir SH dan WoerjonoSastropranoto SH :
Peraturan-peraturan yang memaksa yang menentukan tingkah laku
manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan
resmi yang berwajib, pelanggaran terhadap peraturan tadi berakibat
diambilnya tindakan hukuman tertentu.
B. Ciri dan Sifat Hukum
Ciri : adanya perintah atau larangan, yang harus dipatuhi oleh setiap orang
Sifat : mengatur dan memaksa
C. Sumber-sumber Hukum
Sumber hukum dapat ditinjau dari segi material dan formal
Sumber hukum material, dapat ditinjau dari berbagi sudut misalnya politik,
sejarah, ekonomi.
Sumber Hukum formal :
-. Undang-undang (statue), adalah peraturan negara yang mempunyai
kekuasaan hukum mengikat, diadakan dan dipelihara oleh negara.
- Kebiasaan (custom), adalah perbuatan manusia yang tetap dilakukan
berulang-ulang dalam hal sama dan diterima oleh masyarakat.
- Keputusan-keputusan hakim (yurisprudensi), adalah keputusan hakim
terdahulu yang sering didasarkan keputusan hakim mengenai masalah
yang sama.
- Traktat (treaty) adalah perjanjian antara 2 orang atau lebih mengenai
suatu hal, masing-masing pihak terikat dengan perjanjian itu.
- Pendapat sarjana hukum, ialah pendapat para sarjana yang sering dikutip
para hakim dalam menyelesaikan suatu masalah.
D. Pembagian Hukum
a. Menurut sumbernya
- Hukum undang-undang: hukum yang tercantum dalam peraturan
perundang-undangan
- Hukum kebiasaan ; hukum yang terletak pada kebiasaan/ adat
- Hukum traktat : hukum yang ditetapkan negara dalam suatu perjanjian
antar negara
- Hukum yurisprudensi ; hukum yang terbentuk karena keputusan hakim
b. Menurut bentuknya
- Hukum tertulis :
 hukum tertulis yang telah dikondisifikasikan/ telah dibukukan jenis-
jenisnya dalam kitab undang-undang secara sistematis dan lengkap.
 Hukum tertulis yang tidak dikondisifikasikan
- Hukum tak tertulis
c. Menurut tempat berlakunya ; hukum nasional, Internasional, Asing ,
hukum Gereja.
d. Menurut waktu berlakunya
- Ius constitutum / hukum positif, adalah hukum yang berlaku sekarang
bagi masyarakat dan daerah tertentu.
- Ius constituendum, hukum yang diharapkan berlaku dalam waktu yang
akan datang .
- Hukum asasi/ hukum alam, hukum yang berlaku dalam segala bangsa di
dunia.
e. Menurut cara mempertahankannya
- Hukum material, hukum yang memuat peraturan yang mengatur
kepentingan dan hubungan yang berwujud perintah dan larangan.
- Hukum formal/ hukum proses/ hukum acara, adalah hukum yang
memuat peraturan yang mengatur cara-cara melaksanakan dan
mempertahankan hukum material atau peraturan mengenai cara
mengajukan perkara ke pengadilan dan bagaimana cara hakim memberi
keputusan. Ct, hukum acara pidana dan hukum acara perdata.
- Menurut sifatnya
Hukum yang memaksa: hukum yang dalam keadaan tertentu harus
mempunyai paksaan mutlak. Memaksa dalam arti melindungi
kepentingan orang dalam masyarakat dan bukan memaksa sewenang-
wenang.
Hukum yang mengatur: ialah hukum yang dapat dikesampngkan bila
pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri dalam
perjanjian.
f. Menurut wujudnya
- Hukum obyektif, hukum suatu negara yang berlaku umum tidak
mengenal golongan
- Hukum subyektif, hukum yang timbul dari hubungan obyektif, berlaku
bagi seseorang tertentu atau lebih.
g. Menurut isinya
- Hukum privat/ sipil : hukum yang mengatur hubungan antara orang yang
satu dengan yang lain dan menitikberatkan pada kepentingan
perseorangan.
- Hukum publik/negara : hukum yang mengatur antara negara dan alat
perlengkapan atau negara dan warga negaranya.
2. NEGARA
Negara merupakan alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk
mengatur hubungan manusia dan masyarakat. Negara mempunyai tugas utama
yaitu :
a. Mengatur dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat yang
bertentangan satu dengan lainnya.
b. Mengatur dan menyatukan kegiatan manusia dan golongan untuk
menciptakan tujuan bersama yang disesuaikan dan diarahkan pada tujuan
negara.
1. Sifat-sifat Negara
a. Sifat memaksa, artinya negara mempunyai kekuasaan menggunakan
kekerasan fisik secara legal untuk mencapai ketertiban dan mencegah
anarkhi dalam masyarakat.
b. Sifat monopoli, negara mempunyai hak kuasa tunggal dalam menetapkan
tujuan bersama dari masyarakat.
c. Sifat mencakup semua, artinya semua peraturan perundang-undangan
mengenai semua orang tanpa kecuali.
2. Bentuk Negara dan kenegaraan
a. Yang disebut negara adalah apabila hubungan kedalam ataupun dengan
daerah-daerahnya maupun keluar dengan daerah lain ikatannya
merupakan negara.
b. Bentuk kenegaraan ialah jika hubungan kedalam maupun keluar
ikatannya bukan merupakan suatu negara.
Bentuk-bentuk negara
1. Negara kesatuan (unitarisme)
a. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi, segala sesuatu dalam
negara langsung diatur oleh pemerintah pusat. Keuntungannya adalah
adanya peraturan yang sam diseluruh negara, dan penghasilan daerah
dapat digunakan untuk seluruh negara
Kerugiannya adalah menumpuknya pekerjaan di pemeringtah pusat,
terlambatnya putusan-putusan dari pusat, keputusan sering tidak
cocok dengan keadaan daerah, rakyat kurang mendapat kesempatan
dalam ikut bertanggung jawab terhadap daerah.
b. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi
Daerah diberi kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri.
2. Negara serikat (federasi)
Negara yang terjadi dari penggabungan beberapa negara yang semula
berdiri sendiri kedalam suatu ikatan kerjasama yang efektif untuk
melaksanakan urusan secara bersama.
Perbedaan antara negara kesatuan desentralisasi dengan negara serikat
Negara kesatuan desentralisasi :
- Berasal dari negara kesatuan, kemudian dibentuk daerah otonom
- Kewenangan dalam menbuat undang-undang adalah pemerintah pusat
- Sumber wewenang dari pemerintah pusat yang didistribusikan pada
daerah otonom.
Negara serikat
- Berasal dari negara bagian kemudian membentuk negara serikat
- Pembuat undang-undang adalah pemerintah pusat dan pemerintah
negara bagian (ada 2 undang-undang yang berlaku)
- Sumber wewenang pemerintah negara bagian yang dikontribusikan pada
pemerintah federal.
Bentuk-bentuk kenegaraan adalah ;
a. Negara dominion, bentuk ini hanya terdapat dalam ketatanegaraan
kerajaan Inggris, negara-negara dominion yang tergabung dalam The
British Commonwelthof Nation semula adalah jajahan Inggris tetapi
setelah merdeka tetap mengakui raja Inggris sebagai rajanya.
b. Negara Uni, adalah gabungan 2 / beberapa negara yang dikepalai satu
kepala negara. Uni riil adalah bila 2/beberapa negara mengadakan
perjanjian untuk mengadakan alat pemerintahan. Uni personil adalah
bila 2/beberapa negara secara kebetulan mempunyai kepala negara yang
sama.
c. Negara protektorat, ialah negara yang berada dalam perlindungan negara
lain.
3. Unsur-unsur negara
a. Harus ada wilayahnya, setiap negara harus mempunyai batas wilayah
tertentu 9 daratan, perairan, udara) yang ditentukan dalam perjanjian
dengan negara lain.
b. Harus ada rakyatnya
c. Harus ada pemerintahnya, harus ada badan yang berhak mengatur serta
melaksanakan peraturan yang mengikat warganya.
d. Harus ada tujuannya, misalnya:
- Perluasan kekuasaan semata, disebut negara kekuasaan
- Perluasan kekuasaan untuk mencapai tujuan lain, yaitu mengatur
keamanan dan ketertiban negara.
- Penyelenggaraan ketertiban umum
- Penyelenggaraan kesejahteraan umum
e. Mempunyai kedaulatan, kedaulatan berarti kekuasaa tertinggi
f. Sifat-sifat kedaulatan adalah :
- Permanen, kedaulatan tetap ada walaupun badan yang memegang
kedaulatan berganti.
- Absolut, tidak ada kekuasaan yang lebih tinggi dari kekuasaan negara
- Tidak terbagi-bagi, kekauasaan negara tidak dapat dibagi-bagi
- Tidak terbatas, meliputi setiap orang, golongan yang ada dalam suatu
negara
Sumber kedaulatan adalah
- Teori kedaulatan Tuhan, segala sesuatu berasal dari Tuhan maka
terbentuknya negarapun atas kehendak Tuhan maka kedaulatan tersebut
sesuai kehendak Tuhan.
- Teori kedaulatan rakyat, pemerintah diberi kekuasaan oleh rakyat
- Teori kedaulatan negara, kedaulatan dianggap ada sejak lahirnya negara
sehingga negara dianggap sumber dari kedaulatan, hukum ada karena
kehendak negara maka negara tidak dapat dibatasi hukum. Tokoh :
Jellineck, Paul Laband
- Teori kedaulatan hukum, kedudukan hukum lebih tinggi dari negara,
sehingga hukumlah yang berdaulat.
3. PEMERINTAH
Pemerintah dalam arti luas
Adalah menunjuk pada alat perlengkapan negara seluruhnya (aparatur negara)
sebagai badan yang melaksanakan seluruh tugas/ kekuasaan negara atau
melaksanakan pemerintahan dalam arti luas.
Pemerintah dalam arti sempit
Adalah hanya menunjuk pada alat perlengkapan negara yang melaksanakan
pemerintah dalam arti sempit. Contoh, presiden menunjuk para menteri sebagai
pembantunya dalam menentukan politik negara menurut departemennya
(pembagian kekuasaan) presiden dan para menteri inilah yang disebut
pemerintah dalam arti sempit.
4. WARGA NEGARA DAN NEGARA
Akyat adalah salah satu unsur penting suatu negara, orang yang berada dalam
wilayah suatu negara disebut :
a. Penduduk, yaitu mereka yang telajh memenuhi syarat tertentu yang
ditetapkan oleh negara yang bersangkutan. Penduduk dibedakan menjadi 2
yaitu :
- Warga negara, yaitu penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh
pemerintah negara tersebut dan mengakui pemerintahannya
- Penduduk bukan warga negara contohnya orang asing
b. Bukan penduduk, adlah mereka yang ada dalam wilayah suatu negara untuk
sementara waktu. Contoh pelancong.
Asas kewarganegaraan
a. Kriterium kelahiran
- Menurut asas keibubapakan/ ius sanguinis kewarganegaraan diperoleh
menurut waga negara orang tua.
- Menurut asas tempat kelahiran/ ius soli kewarganegaraan diperoleh
berdasar tempat dimana dilahirkan.
Konflik yang timbul dari 2 asas tersebut adalah kewarganegaraan rangkap/
bipatride dan tidak memiliki kewarganegaraan / a patride. Maka untuk
menentukan kewaranegaraan digunakan 2 stetsel kewarganegaraan aktif dan
pasif yang pelaksanaannya dibedakan dalam :
 Hak opsi, yaitu memilih kewarganegaraan/ stetsel aktif
 Hak repudiasi, yaitu menolak kewarganegaraan / stetsel pasif
b. Naturalisasi atau pewarganegaraan, yaitu suatu proses hukum yang
menyebabkan seseorang dengan syarat tertentu memperoleh
kewarganegaraan negara lain.
Warga negara Indonesia menurut UU no 62 th 1958
a. Orang-rang yang berdasarkan undang-undang/ perjanjian/ peraturan yang
berlaku sejak proklamasi 17 agustus 1945 sudah menjadi warga negara
Indonesia.
b. Orang yang mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya
yang warga negara RI, hubungan hukum kekeluargaan ini dimulai sebelum
orang tersebut berusia 18 tahun atau sudah kawin pada usia dibawah 18
tahun.
c. Anak yang lahir dalam 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dan ayah
tersebut pada saat meninggal dunia adalah warga negara RI.
d. Orang yang pada waktu lahir ibunya warga negara RI dan pada waktu itu
tidak mempunyai hubungan hukum dengan ayahnya.
e. Orang yang lahir dalam wilayah RI selama orang tuanya tidak diketahui
f. Orang yang diketemukan dalam wilayah RI selama tidak diketahui kedua
orang tuanya
g. Orang yang lahir dalam wilayah RI jika kedua orang tuanya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau tidak diketahui warganegaranya.
h. Orang yang lahir dalam wilayah RI pada waktu lahirnya tidak mendapatkan
kewarganegaraan ayah atau ibunya.
i. Orang yang memperoleh kewarganegaraan RI menurut aturan undang-
undang ini ( UU no 62 th 1958)
Selanjutnya dalam penjelasan umum UU no 62 th 1958 bahwa kewarganegaraan
RI diperoleh karena:
a. Kelahiran
b. Pengangkatan
c. Dikabulkan permohonannya
d. Kerena pewarganegaraan
e. Akibat dari perkawinan
f. Turut ayah/ ibunya
g. Karena pernyataan
Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Hak warga negara Indonesia terdapat dalam pasal-pasal UUD 45 yaitu :
- Pasal 27 (2) setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan
- Pasal 30 (1) tiap-tiap warga negara berhak...ikut serta dalam usaha
pembelaan negara
- Pasal 31 (1) tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran
Pasal-pasal yang menyebutkan tentang kemerdekaan warga negara
- Pasal 27 (1) segala warga negara bersama kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan...dst (hak diplih dan memilih)
- Pasal 29 (2) negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing...(hak untuk beragama dan beribadat
menurut agama dan kepercayaan masing-masing selama agama tersebut
diakui pemerintah)
- Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan...dst ( hak bersama mengeluarkan pendapat)
Pasal yang memuat kewajiban warga negara
- Pasal 27 (1) segala warga negara..wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya
- Pasal 30 (1) tiap-tiap warga negara..wajib ikut serta dalam pembelaan
negara
5. TINDAKAN POLTIK DAN SISTEM POLITIK
1. Arti sistem
Bagian-bagian yang tersusun secara teratur yang saling berinteraksi dan
merupakan satu kesatuan yang utuh. Sesuatu dikatakan sistem apabila :
- Sesuatu itu merupakan kesatuan yang bulat dan utuh
- Dalam kebulatan itu terkandung unsur/ bagian yang tersusun secara
teratur dan tidak mengandung kontradiksi
- Unsur yang tersusun tersebut saling bekerjasama secara harmonis
- Kerjasama antar bagian atau unsurdalamkebulatan itu tertuju pada satu
tujuan
2. Pengertian sistem politik
Adalah suatu pola kehidupan yang menyangkut hal ikhwal kenegaraan dalam
satu kebulatan yang utuh. Sistem politik pada dasarnya mencakup :
- Kehidupan lembaga-lembaga negara (supra struktur politik) baik
kehidupan masing-masing lembaga maupun hubungan antar lembaga
yang ada.
- Pola kehidupan dan tata hubungan antara lembaga sosio politik yang
nyata dalam kehidupan pemerintah negara (infrastruktur politik atau non
legal bodies)
- Partai politik/ organisasi politik
- Kelompok kepentingan
- Kelompok penekanan
- Media komunikasi politik
- Figur politik
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang memandang negara sebagai
suatu sistem maka secara ideal semua unsur dalam negara baik supra struktur
politik dan infra struktur politik yaitu organisasi kemasyarakatan (partai politik,
organisasi profesi, media komunikasi) interaksi keduanya harus berjalan dengan
harmonis. Fungsi infra struktur politikdan supra struktur politik adalah sebagai
berikut ;
a. Mengajukan kepentingan, pengajuan kepentingan ini menjadi tugas
kelompok-kelompokkepentingan untuk membawakan aspirasi seluruh
anggotanya.
b. Pemaduan kepentingan, utamanya menjadi tugas organisasi politik. Yaitu
memadukan dan merumuskan setiap aspirasi dan kepentingan dari berbagai
golongan dalam masyarakat, hal ini akan menentukan bobot program
organisasi politik tersebut dalam rangka mempertahankan pemerintahan
negara.
c. Pemasyarakatan dan komunikasi politik.
BAB VI
PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT

1. PELAPISAN SOSIAL
a. Pengertian : stratifikasi atau stratification berasal dari kata strata atau
stratum yang berarti lapisan. Definisi stratifikasi/ pelapisan masyarakat
adalah :
- Menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk atau masyarakat
kedalam kelas-kelas yag tersusun secara bertingkat/ hierarchies.
- Theodorson dkk, dalam dictionary sociology menyatakan pelapisan
masyarakat berarti jenjang status dan peranan yang relatif permanen
yang terdapat dalam sistem sosial (dari kelompok kecil sampai
masyarakat) dalam hal pembedaan hak, pengaruh dan kekuasaan.
b. Pelapisan sosial ciri tetap kelompok sosial
Dasar dari sistem sosial masyarakat kuno adalah pembagian dan
pemberian kedudukan berhubungan dengan jenis kelamin. Tetapi ketentuan
pembagian kedudukan antara laki-laki dan perempuan semata-mata
ditentukan oleh sistem kebudayaan masyarakat itu sendiri.
Contoh: kedudukan laki-laki di Jawa berbeda dengan di Minangkabau, di Jawa
kekuasaan keluarga ditangan ayah sedangkan di Minangkabau tidak
demikian. Dalam pembagian kerjapun setiap suku mempunyai cara sendiri, di
Irian atau di Bali wanita harus bekerja lebih keras dibanding laki-laki.
Dalam organisasi masyarakat primitif pelapisan masyarakat sudah ada
hal itu terwujud dalam bentuk:
1. Adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan
pembedaan hak dan kewajiban.
2. Adanya kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki hak
istimewa.
3. Adanya pemimpin yang paling berpengaruh
4. Adanya orang-orang yang dikecilkan diluar kasta dan diluar perlindungan
hukum
5. Adanya pembagian kerja dalam suku itu sendiri
6. Adanya pembedaan standar ekonomi dan ketidaksamaan ekonomi secara
umum
c. Terjadinya pelapisan sosial
1. Terjadi dengan sendirinya, proses ini berjalan dengan sesuai dengan
pertumbuhan masyarakat, orang yang menduduki posisi tertentu bukan
atas kesengajaan tetapi secara otomatis misalnya karena usia tua,
kepandaian lebih, kerabat pembuka tanah, memiliki bakat seni, sakti dll.
2. Terjadi dengan sengaja untuk mengejar tujuan bersama. Dalam pelapisan
ini ditentukan secara jelas adanya wewenang dan kekuasaan yang
diberikan kepada seseorang. Sistem pelapisan yang dibentuk dengan
sengaja ini dapat dilihat dalam organisasi pemerintahan, partai politik,
persahaan besar, perkumpulan resmi dan lain-lain. Dalam organisasi yang
disusun dengan cara ini mengandung dua sistem yaitu :
- Sistem fungsional, yaitu pembagian kerja pada kedudukan yang sederajat.
- Sistem skalar, pembagian kekuasaan menurut jenjang dari atas kebawah.
pembagian kedudukan ini dalam organisasi formal pada pokoknya agar
organisasi itu dapat bergerak secara teratur dan mencapai tujuan yang
diinginkan. Tetapi terdapat kelemahan-kelemahan :
- Kelemahan dalam menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi dalam
masyarakat
- Membatasi kemampuan individual yang sebenarnya mampu tetapi karena
kedudukannya maka tidak memungkinkan untuk mengambil inisiatif.
d. Pembedaan sistem pelapisan menurut sifatnya
1. Sistem pelapisan masyarakat tertutup, yaitu perpindahan anggota
masyarakat kelapisan lain baik keatas maupun bawah tidak mungkin
terjadi kecuali hal-hal istimewa. Satu satunya jalan menjadi satu anggota
dari suatu lapisan masyarakat adalah kelahiran. Ini dapat ditemui di India
dengan sistem kasta yaitu :
- brahmana / golongan pedeta, kasta tertinggi
- ksatria, golongan bangsawan dan tentara sebagai lapisa kedua
- waisya, kasta golongan pedagang
- sudra, kasta dari golongan rakyat jelata

41
- paria adalah golongan yang tidak mempunyai kasta yaitu gelandangan,
kaum peminta.
2. Sistem masyarakat terbuka, setiap anggota masyarakat mempunyai
kesempatan untuk naik ke lapisan atas maupun jatuh pada lapisan bawah.
Kedudukan yang diperoleh berdasarkan atas usaha sendiri / achieved
status
e. Beberapa teori tentang pelapisan sosial
1. Masyarakat terdiri dari kelas atas/ upper class, dan kelas bawah/ lower
class
2. Masyarakat terdiri dari 3 kelas, upper class, middle class, lower class
3. Masyarakat terdiri dari uuper class, upper middle class, lower middle
class, lower class
Teori tentang pelapisan masyarakat menurut para ahli :
1. Aristoteles, yaitu tiap negara terdapat tiga unsur yaitu mereka yang kaya
sekali, mereka yang melarat sekali dan mereka yang berada di tengahnya.
2. Prof. Dr. Selo sumarjan dan Soelaiman Soemardi SH.MA : selama dalam
masyarakat ada yang dihargai oleh masyarakat itu maka barang itu akan
menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya sistem berlapis-lapis dalam
masyarakat.
3. Vilfredo Pareto, sarjana Italia menyebutkan bahwa ada dua kelas yang
berbeda setiap waktu yaitu golongan elit dan non elit. Pangkal perbedaan
adalah kecakapan, watak, keahlian, dan kapasitas orang yang berbeda-beda.
4. Gaotano Mosoa, seorang sarjana Italia menyebutkan bahwa dalam
masyarakat selalu muncul dua kelas yaitu kelas pemerintah dan kelas yang
diperintah.
5. Karl Max, mengatakan ada dua macam kelas dalam masyarakat yaitu kelas
yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang hanya
memiliki tenaga untuk disumbangkan dalam prosesproduksi.
Ukuran atau kriteria dalam menggolongkan masyarakat kedalam pelapisan
sosial adalah:
a. Ukuran kekayaan, orang memiliki kekayaan terbanyak masuk dalam kelas
teratas.

42
b. Ukuran kekuasaan, orang yang memiliki wewenang terbesar menempati
lapisan sosial teratas.
c. Ukuran kehormatan, orang-orang yang paling disegani mendapat atau
menduduki lapisan sosial teratas.
d. Ukuran ilmu pengetahuan.
2.KESAMAAN DERAJAT
Sifat perhubungan perhubungan antara manusia dengan lingkungan masyarakat
umumnya timbal balik artinya orang sebagai angota masyarakat mempunyai hak dan
kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah dan negara.
Hak dan kewajiban penting ditetapkan dalam undang-undang/ konstitusi.
Undang-undang tersebut berlaku bagi semua orang tanpa kecuali dalam arti semua
orang memiliki kesaman derajat. Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan hak
yang diberikan dalam berbagai sektor kehidupan. Hak inilah yang dikenal sebagai hak
asasi manusia.
2.1. Persamaan Hak
Mengenai persamaan hak ini dicantumkan dalam pernyataan sedunia tentang
hak-hak (asasi) manusia atau Universitas Declaration of Human Right (1948) seperti
pada:
pasal 1 : sekalian orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak
yang sama. Mereka dikaruniai akal budi dan hendaknya bergaul satu
sama lain dalam persaudaraan.
Pasal 2 ayat 1: setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan-kebebasan yang
tercantum dalam pernyataan ini dengan tidak ada kecuali apapun, seperti
misalnya bangsa, warna, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau
pendapat lain dalam persaudaraan.
Pasal 7 : sekalian orang adalah sama terhadap undang-undang dan berhak atas
perlindungan hukum yang sama tak ada perbedaan...dst
2.2. Persamaan Derajat di Indonesia
Mengenai persamaan derajat dan hak tercantum jelas dalam UUD 1945 dalam pasal-
pasal 1. Pasal 27 ayat 1, berisi mengenai kewajiban dasar dan hak asasi yang dimiliki
warga negara yaitu menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.
Pasal 27 ayat 2, berisi mengenai hak setiap warga negara atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
2. Pasal 28, ditetapkan bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul dan menyampaikan
pikiran baik lisan dan tulisan.
3. Pasal 29 ayat 2, kebebasan memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh negara.
4. pasal 31 ayat 1 dan 2 yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran.
3. ELITE DAN MASSA
3.1. Elite
a. Pengertian elite secara umum, menunjukkan sekelompok orang yang dalam
masyarakat menempati kedudukan tinggi. Sedangkan dalam arti lebih khusus yaitu
sekelompok orang-orang terkemuka dibidang-bidang tertentu dan khususnya
golongan kecil yang memegang kekuasaan. Dalam cara pemakaiannya yang lebih
umum elite dimaksudkan posisi dalam masyarakat di puncak struktur-struktur sosial
yang terpenting, yaitu posisi tinggi dalam ekonomi, pemerintahan aparat kemiliteran,
politik, agama, pengajaran dan pekerjaan-pekerjaan dinas.
b. Fungsi elite dalam memegang strategi
ada 2 kecenderungan yang digunakan untuk menentukan elite dalam masyarakat
yaitu, menitik beratkan pada fungsi sosial, dan pertimbangan-pertimbangan yang
bersifat moral, kecenderungan penilaian ini melahirkan 2 macam elite yaitu elite
internal dan elite eksternal. Elite internal menyangkut integrasi moral serta
solidaritas sosial, sopan santun dan keadaan jiwa. Elite eksternal meliputi
pencapaian tujuan dan adaptasi berhubungan dengan problema-problema yang
memperlihatkan sifat keras masyarakat lain atau masa depan tak tentu. Elite sebagai
pemegang strategi dibedakan menjadi :
1. Elite politik, elite yang berkuasa mencapai tujuan. Yang paling berkuasa disebut
elite segala elite.
2. Elite ekonomi, militer, diplomatik dan cendekiawan
3. Elite agama, filsuf, pendidik dan pemuka masyarakat
4. Elite yang dapat memberikan kebutuhan psikologis seperti artis, penulis, tokoh
film, olahragawan, tokoh hiburan dsb.
3.2. Massa
Istilah massa digunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokan kolektif yang
elementer dan spontan. Hal-hal yang penting dalam massa :
1. Berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial
2. Merupakan kelompok yang anonim, atau tersusun dari individu-individu yang
anonim
3. Sedikit sekali interaksi atau bertukar pengalaman antar anggotanya
4. Very loosely organized tidak bisa bertindak secara bulat seperti suatu kesatuan
Masyarakat dan massa
Massa merupakan gambaran kosong dari suatu masyarakat atau perekutuan. Ia tidak
mempunyai organisasi sosial, lembaga kebiasaan dan tradisi, tidak mempunyai aturan
aturandan ritual, tidak terdapat sentimen kelompok yang terorganisir, tidak ada
struktur status peranan dan tidak memiliki kepemimpinan yang mantap.
Perilaku massa
Bentuk perilaku massa terletak pada garis aktivitas individual dan bukan pada tindakan
bersama, aktivitas individual ini terutama dalam bentuk seleksi yang dibuat dalam
respon atas impuls-impuls atau persamaan tidak menentu / samar-samar yang
ditimbulkan oleh objek massa interest.
Peranan elite terhadap massa
Elite sebagai minoritas yang memiliki kualifikasi tertentu eksistensinya sebagai
kelompok penentu dan berperan dalam masyarakat diakui secara legal oleh
masyarakat. Kelompok elite penentu lebih banyak berperan dalam mengemban fungsi
sosial sebagai berikut :
1. Elite penentu dilihat sebagai lembaga kolektif yang merupakan pencerminan
kehendak rakyat
2. Sebagai lembaga politik, elite penentu berperan memajukan kehidupan
masyarakatnya dengan memberikan pemikiran konsepsional.
3. Elite penentu memiliki peranan moral dan solidaritas kemanusiaan baik dalam
pengertian nasionalisme maupun universal.
4. Elite penentu lainnya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pemuasan hedonik/
kesenangan, atau pemuasan intrinsik/hakiki. Kelompok elite yang bertugas
memenuhi kebutuhan ini bekerja dengan pertimbangan nilai estetis. Disinilah
kehadiran para seniman, sastrawan, komponis dll.
Mencari studi kasus yang sedang booming pada saat ini berikan komentar mengenai
fungsi dan tugas elite – elite yang ada dalam kasus tersebut, fungsi dan tugas massa dan
masyarakat dalam kasusu tersebut.
BAB VII
MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT PEDESAAN

1. MASYARAKAT PERKOTAAN, ASPEK-ASPEK POSITIF DAN NEGATIF


a. Pengertan masyarakat
 Masyarakat dalam arti luas merupakan keseluruhan hubungan-hubungan
dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan
sebagainya.
 Masyarakat dalam arti sempit yaitu sekelompok manusia yang dibatasi oleh
aspek-aspek tertentu misalnya teritorial, bangsa, golongan dsb.
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa masyarakat harus
mempunyai syarat- syarat seperti :
- Harus ada pengumpulan manusia
- Telah bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu
- Adanya aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk
menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :
1. Masyarakat paksaan : negara, tawanan
2. Masyarakat merdeka :
- masyarakat natur, masyarakat yang terjadi dengan sendirinya seperti
gerombolan (horde), suku (stam) yang bertalian karena hubungan darah.
- masyarakat kultur, masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan
atau kepercayaan, contoh koperasi, kongsi perekonomian, gereja dsb.
b. Masyarakat perkotaan
Masyarakat perkotaan sering disebut juga sebagai urban community, pengertian
masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupan seta ciri-ciri
kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberapa ciri yang
menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1. Kehidupan keagaamaan kurang apabila dibandingkan dengan kehidupan
keagamaan di pedesaan
2. Pada umumnya orang kota mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada
orang lain. Kehidupan keluarga dikota sukar untuk disatukan karena
perbedaan kepentingan, agama, paham politik dsb.
3. Pembagian kerja dalam masyarakat kota jauh lebih tegas dan mempunyai
batas-batas nyata.
4. Kemungkinan mendapatkan pekerjaan lebih banyak diperoleh.
5. Jalan pikiran yang rasional, menyebabkan interaksi yang terjadi lebih
didasarkan pada kepentingan daripada faktor pribadi.
6. Jalan kehidupan yang cepat di kota menyebabkan pentingnya faktor waktu
bagi warga kota.
7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata sebab kota lebih terbuka
dalam menerima pengaruh dari luar.
c. Perbedaan desa dengan kota
Dalam menentukan suatu masyarakat sebagai kota atau desa dapat dilihat dari
ciri-cirinya seperti :
1. Jumlah kepadatan peduduk, kota memiliki penduduk yang lebih banyak
daripada desa.
2. Lingkungan hidup di pedesaan terasa lebih dekat dengan alam bebas,
lingkungan perkotaan sebagian besar dilapisi beton dan aspal.
3. Mata pencaharian masyarakat desa berada pada sektor ekonomi primer yaitu
bidang agraris, sedangkan kota sektor ekonomi sekunder yaitu industri, dan
ekonomi tersier yaitu bidang pelayanan jasa.
4. Corak kehidupan sosial di desa masih homogen, sebaliknya di kota sangat
heterogen karena disana saling bertemu suku bangsa, agama, kelompok dan
masing-masing memliki kepentingan berlainan.
5. Stratifikasi sosial di kota jauh lebih komplek dibanding desa. Misalnya
mereka yang memiliki keahlian pekerjaan yang memerlukan banyak
pemikiran memiliki kedudukan dan upah yang tinggi dibanding tenaga kasar.
Hal ini berakibat perbedaan yang menyolok antara kaya dan miskin.
6. Mobilitas sosial di kota jauh lebih tinggi dibanding desa, baik secara vertikal
yaitu perpindahan kedudukan yang lebih tinggi atau rendah, maupun
perpindahan kedudukan yang setingkat atau horizontal.
7. Pola interaksi pada masyarakat pedesaan adalah motif-motif sosial, dalam
interaksi sosial selalu diusahakan agar kesatuan sosial tidak terganggu,
konflik atau pertentangan sosial sebisa mungkin dihindarkan. Sebaliknya
pada masyarakat perkotaan dalam interaksi lebih dipengaruhi oleh ekonomi
daripada motif sosial. Selain itu juga motif non sosial seperti politik,
pendidikan.
8. Solidaritas sosial di desa lebih tinggi dibanding kota
9. Sedangkan dalam hirarki sistem administrasi nasional kedudukan kota lebih
tinggi daripada desa, semakin tinggi kedudukan suatu kota dalam hirarki
tersebut maka kompleksitasnya semakin meningkat/ makin banyak kegiatan
disana.
d. Hubungan desa dengan kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah
sama sekali, karena terdapat hubungan erat yang bersifat ketergantungan. Kota
tergantung dengan desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-
bahan pangan dan desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis
pekerjaan tertentu di kota. Sebaliknya kota menghasilkan barang-barang yang
diperlukan oleh orang desa seperti pakaian, alat dan obat pembasmi hama
pertanian, obat untuk memelihara kesehatan, alat transportasi, tenaga-tenaga
dibidang jasa seperti tenaga medis, montir-montir elektronika dan tenaga yan
dapat membimbing dalam upaya meingkatkan hasil pertanian, peternakan,
perikanan.
e. Aspek positif dan negatif
Untuk menunjang aktivitas serta memberikan suasana aman, tenteram, nyaman,
bagi warganya, kota diharuskan menyediakan fasilitas kehidupan dan mengatasi
berbagai masalah yang timbul sebagai akibat warganya.
Suatu lingkungan perkotaan seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
a. Wisma, mengembangakan daerah perumahan sesuai dengan pertambahan
penduduk serta memperbaiki lingkungan perumahan yang telah ada.
b. Karya, yaitu penyediaan lapangan kerja. Dapat dilakukan dengan
enyediaan
ruang untuk kegiatan perindustrian, perdagangan, pelabuhan, terminal serta
kegiatan lain.
49
c. Marga, unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk
menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lain dalam
kota atau dengan kota-kota daerah lainnya. Dalam unsur ini termasuk :
- Pengembangan jaringan jalan dan fasilitasnya ( terminal, parkir dll)
- Pengembangan jaringan telekomunikasi sebagai bagian dari sistem
transportasi dan komunikasi kota.
d. Memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan,
kebudayaan dan kesenian.
e. Penyempurnaan yaitu unsur yang merupakan bagian penting bagi kota,
termasuk fasilitas keagamaan, perkuburan kota, fasilitas pendidikan dan
kesehatan, jaringan utilitas/ keperluan umum.
Kelima unsur pokok ini merupakan pola pokok dari komponen-komponen
perkotaan yang kauantitas dan kualitasnya kemudian dirinci dalam perencanaan
suatu kota. Kebijaksanaan perencanaan dan pengembangan kota harus dapat
dalam kerangka pendekatan yang luas yaitu pendekatan regional. Rumusan
pengembangan kota seperti itu tergambar dalam pendekatan penanganan
masalah kota sebagai berikut :
1. Menekan angka kelahiran
2. Mengalihkan pusar pembangunan pabrik/industri ke pinggir kota\
3. Membendung urbanisasi
4. Membangun kota satelit
5. Meningkatkan fungsi dan peranan kota-kota kecil atau desa-desa yang telah
ada disekitar kota besar
6. Transmigrasi bagi warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan
2. MASYARAKAT PEDESAAN
a. Pengertian desa/ pedesaan
 Menurut Sutarjo Kartohadikusuma adalah satu kesatuan hukum dimana
bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri.
 Menurut bintarto, desa merupakan perwujudan kesatuan geografi, sosial,
ekonomi, politik, dan cultural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan
dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
 Menurut Paul H. Landis desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa
dengan ciri-ciri :
1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling mengenal antara rbuan jiwa
2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
3. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris, yang dipengaruhi oleh iklim,
keadaan alam, kekayaan alam, sedang pekerjaan yang bukan agraris
adalah bersifat sampingan.
Secara umum yang menjadi ciri-ciri masyarakat pedesaan antara lain :
a. Antara warga mempunyai hubungan yang mendalam dan erat bila
dibandingkan dengan masyarakat di luar batas-batas wilayahnya
b. Sistem kehidpan umumnya berkelompok denagan dasar kekeluargaan
(gemeinscharft atau paguyuban)
c. Sebagian warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian, pekerjaan yang
bukan pertanian merupakan pekerjaan part time sebagai pengisi waktu
luang.
d. Masyarakat homogen seperti dalam mata pencaharian, agama, adat istiadat
dsb.
b. Hakikat dan Sifat Masyarakat Pedesaan
Masyarakat desa yang agraris dipandang sebagai masyarakat yang tenang, hal itu
terjadi karena sifat keguyuban/ gemeinscharft sehingga oleh orang kota
dianggap sebagai tempat untuk melepaskan lelah.
Tetapi dalam masyarakat desa terdapat pula perbedaan pendapat atau paham
yang menyebabkan ketegangan sosial, yaitu :
a. Konflik/ pertengkaran, pertengkaran biasanya berkisar masalah sehari-hari/
rumah tangga juga pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan dsb.
b. Kontroversi/ pertentangan, disebabkan oleh perubahan konsep-konsep
kebudayaan/ adat istiadat, psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-
guna/ black magic.
c. Kompetisi/ persaingan, dapat besifat positif maupun negatif. Positif bila
wujudnya saling meningkatkan prestasi dan produksi, negatif bila berhenti
pada sifat iri.
c. Kegiatan Pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai penilain yang tinggi terhadap mereka yang
dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi masyarakat pedesaan bukan
masyarakat yang senang diam tanpa aktivitas. Pada umumnya masyarakat desa
sudah bekerja dengan keras tetapi para ahli lebih memberikan perangsang yang
dapat menarik aktivitas masyarakat pedesaan, dan menjaga agar cara dan irama
bekerja bisa efektif dan efisien serta kontinyu (diusahakan mengisi waktu-waktu
kosong bekerja karena keadaan musim/ iklim di indonesia)
d. Sistem Nilai dan Budaya Petani Indonesia
Sistem nilai budaya petani Indonesia antara lain sebagai berikut :
a. Petani Indonesia terutama di Jawa menganggap kehidupan adalah hal yang
buruk dan kesengsaraan sehingga mereka berlaku prihatin dan berusaha dan
ikhtiar.
b. Mereka beranggapan bahwa orang bekerja untuk hidup dan kadang-kadang
mencapai kedudukan.
c. Mereka beorientasi pada masa sekarang, kurang mempedulikan masa depan.
d. Mereka menanggap alam tidak menakutkan, bila ada bencana hanya
merupakan sesuatu yang wajib diterima. Mereka cukup menyesuaikan diri
dengan alam dan kurang usaha untuk menguasainya.
e. Untuk menghadapi alam mereka cukup dengan bergotong-royong, mereka
sadar bahwa dalam hidup pada hakikatnya tergantung pada sesama.
4. URBANISASI DAN URBANISME
a. Arti Urbanisasi
Urbanisasi adalah proses perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan
tanda-tanda:
1. Terjadinya arus perpindahan penduduk dari desa ke kota
2. Bertambah besarnya tenaga kerja non agraria di sektor-sektor sekunder/
industri dan sektor tersier/ jasa.
3. Tumbuhnya pemukiman menjadi kota
4. Meluasnya pengaruh kota di daerah pedesaan mengenai segi ekonomi, sosial,
kebudayaan, psikologis.
b. Sebab-sebab terjadinya Urbanisasi
1. Adanya pertambahan penduduk secara alamiah
2. Terjadinya arus perpindahan dari desa ke kota
3. Tertariknya pemukiman pedesaan kedalam lingkup kota sebagai akibat
perkembangan kota yang sangat pesat di berbagai bidang, terutama yang
berkaitan dengan tersedianya kesempatan kerja.
Sebab-sebab diatan bila diuraikan terdiri dari faktor pendorong/ push faktor dan
faktor penarik/ pull faktor.
Faktor-faktor pendorong adalah :
1. Timbulnya kemiskinan di pedesaan karena pertambahan penduduk yang
tidak seimbang dengan lahan pertanian
2. Kaum muda di desa merasa tertekan dengan cara hidup yang monoton dan
untuk mengembangkan pertumbuhan jiwanya mereka pergi ke kota
3. Penduduk desa meninggalkan desanya untuk menambah pengetahuan
4. Rekreasi yang merupakan faktor penting di bidang spiritual sangat kurang
5. Penduduk yang mempunyai keahlian selain bertani misalnya kerajinan
tangan, mengigikan pasaran yang lebih luas dan hanya dapat diperoleh di
kota
6. Kegagalan panen menyebabkan penduduk desa mencari sumber
penghidupan lain di kota
7. Pertentangan dalam lingkup nasional baik antar kelompok, golongan, agama,
etnis, politik, memaksa warganya unutk menyelamatkan diri ke tempat lain
Faktor-faktor penarik adalah
1. Penduduk desa beranggapan bahwa di kota banyak tersedia lapangan
pekerjaan
2. Usaha untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan
3. Kota menghindarkan diri dari kontrol sosial yang terlalu ketat atau untuk
mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah
4. Di kota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan
rumah tangga menjadi industri kerajinan
5. Kelebihan modal di kota lebih banyak daripada di desa
6. Pendidikan lebih banyak di kota
7. Kota merupakan tempat yang lebih menguntungkan untuk mengembangkan
jiwa dengan sebaik-baiknya dan seluas-luasnya.
8. Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan
merupakan tempat pergaulan dengan segala macam orang dari segala lapisan
masyarakat.
c. Akibat-akibat Urbanisasi
1. Terbentuknya sub-urb, tempat-tempat pemukiman baru di pinggiran kota
yang terjadi akibat perluasan kota, karena kota tidak mampu lagi
menampung arus urbanisasi.
2. Makin meningkatnya tuna karya yaitu orang yang tidak mempunyai
pekerjaan tetap
3. Pertambahan penduduk kota yang pesat menimbulkan masalah perumahan.
Orang terpaksa tinggal di rumah kecil dan tidak memenuhi syarat kesehatan.
4. Lingkungan hidup yang tidak sehat apalagi ditambah dengan adanya
berbagai kerawanan sosial memberi pengaruh negatif terhadap pendidikan
generasi muda.
d. Usaha-usaha Menangulangi Urbanisasi
1. Lokal jangka pendek :
a. Pembersihan daerah-daerah perkampungan melarat yang ada di tengah
kota dengan memindahkan ke tempat yang sudah dipersiapkan terlebih
dahulu baik di pinggiran kota maupun proyek pemukiman transmigran
b. Perbaikan kampung melarat, membuat pemukiman tersebut layak
sebagai tempat tinggal
c. Membuat dan melaksanakan proyek sites dan service atau proyek plot
town ship yaitu mengembangkan daerah pemukliman sederhana beserta
seluruh prasarana seperti jalan, air, listrik, saluran pembuangan air.
Kemudian disediakan kavling dimana penduduk dapat membangun
rumah secara swkarsa.
d. Memperluas kesempatan kerja
2. Lokal jangka panjang
Salah satunya adalah penyusunan masterplan/ rencana induk seperti :
pembangunan perumahan, lapangan kerja, infrastruktur/ prasarana, tempat
rekreasi dsb. Masterplan ini harus menunjukkan arah pengembangan kota
dalam jangka waktu yang agak panjang.
3. Nasional jangka pendek
Pemerintah dapat mengatur masalah migrasi dengan peraturan perundang-
undangan.
4. Nasional jangka panjang
1. Pemancaran pembangunan kota dengan membangun kota-kota baru
2. Rencana pembangunan daerah dengan memusatkan perhatian pada
pengembangan kota-kota sedang dan kecil sebagai pusat pengembangan
(growth center) wilayah yang bercorak pedesaan.
3. Mengadakan industrialisasi di kota-kota besar
e. Urbanisme
Menurut Louis Wirth dalam kertas kerjanya yang berjudul “ urbanis as way of
life” berpendapat bahwa :
a. Urbanisasi menimbulkan inovasi/ perubahan, specialisasi, diversitas/
perbedaan, anonimitas. Kota dapat menciptakan cara hidup yang berbeda
(distinc) dsebut dengan istilah urbanism.
b. Luas/ size, kepadatan/ desity dan heterogenitas merupakan variabel
bebas
yang menentukan urbanisme atau gaya hidup kota.
Jadi dalam hal ini urbanisasi dikaitkan dengan proses terbentuknya kota dan
perkembangannya. Sedangkan istilah urbanisme dikaitkan dengan perilaku atau
cara hidup di kota.
Perancangan Struktur Beton Prategang
Teknik Sipil Universitas Gunadarma

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi, Drs, Ilmu Sosial Dasar, Rineka Cipta, Juli 1991
Abdullah Taufic, Pemuda dan Perubahan Sosial, Jakarta, LP3ES, 1974
Arief Budiman, Pemuda dan Sosialisasi, Lokakarya Penyusunan Kumpulan Bahan
Program Mata Kuliah ISD, Universitas Brawidjaya, Malang, Januari 1985.
Darmansyah, M, Ilmu Sosial DAsar (Kumpulan Essai), Usaha Nasional, Surabaya
Indonesia, 1986.
Gerungan W,A, ISD (Kumpulan Essa), Usaha Nasional, Surabaya.
H. Hartomo, Drs dan Arnicun Azis, Dra, MKDU ISD, Bumi Aksara, Desember, 1990
Harsja Bachtiar, Masalah Integritas Nasional di Indonesia, Prisma, No 8 LP3ES
Hasan shadely, Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, Bina Aksara, Jakarta, 1983
Hadi Syaiful, Materi Penataran MKDU ISD, Unpad Bandung, 1980
Koentjaraningrat, Beberapa Pokok Antropologi Sosial, Dian Rakyat, Jakarta, 1967.

iv

Anda mungkin juga menyukai