DISUSUN OLEH:
NURYANTO ST., MT
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat-Nya, penyusunan Buku Ajar Ilmu Sosial Dasar dapat diselesaikan. Buku
Ajar ini disusun untuk menunjang proses belajar mengajar mata kuliah Ilmu Sosial
Dasar sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik dan lancar, serta pada
akhirnya tujuan instruksional umum dari mata kuliah ini dapat dicapai.
Diktat ini bukanlah satu-satunya pegangan mahasiswa untuk mata kuliah
ini, terdapat banyak buku yang bisa digunakan sebagai acuan pustaka. Diharapkan
mahasiswa bisa mendapatkan materi dari sumber lain.
Penulis menyadari bahwa diktat ini masih banyak kelemahan dan
kekurangannya. Oleh karena itu kritik dan saran pembaca dan juga rekan sejawat
terutama yang mengasuh mata kuliah ini, sangat kami perlukan untuk
kesempurnaan tulisan ini. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih.
i
Perancangan Struktur Beton Prategang
Teknik Sipil Universitas Gunadarma
DAFTAR ISI
ii
Perancangan Struktur Beton Prategang
Teknik Sipil Universitas Gunadarma
iii
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
BAB I
ILMU SOSIAL DASAR
1
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan bagi penggunaan program pendidikan di
sekolah atau kelompok belajar lainnya yang sederajat.
IPS adalah bidang studi yang merupakan paduan/ fusi dari sejumlah mata
pelajaran sosial. Materi dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti geografi,
sejarah, sosiologi, antropologi, psikologi sosial, ekonomi, ilmu politik, ilmu
hukum, dan ilmu-ilmu sosial lainnya menjadi bahan baku bagi pelaksanaan
pengajaran di sekolah dasar dan menengah. Tetapi tidak semua ilmu-ilmu sosial
otomatis dapat menjadi bahan pokok bahasan dalam IPS karena disesuaikan
dengan tingkat usia, jenjang pendidikan dan perkembangan pengetahuan anak
didik sangat menentukan materi ilmu-ilmu sosial mana yang tepat menjadi
bahan pokok bahasan dalam IPS.
c. Ilmu Sosisal Dasar
ISD adalah gabungan dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang dipergunakan dalam
pendekatan dan pemecahan masalah-masalah sosial yang timbul dan
berkembang dalam masyarakat. ISD memberikan dasar-dasar pengetahuan
umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala
sosial kepada mahasiswa, yang diharapkan cepat tanggap serta mampu
menghadapi dan memberi alternatif pemecahan masalah dalam kehidupan
masyarakat. Dengan begitu antara ilmu-ilmu sosial dan ilmu sosial dasar tidak
ada perbedaan yang prinsipiil.
2. LATAR BELAKANG ILMU SOSIAL DASAR
Latar belakang diberikannya matakuliah ISD di perguruan tinggi
dikarenakan beberapa hal yaitu:
- Banyaknya kritik yang ditujukan pada sistem pendidikan di perguruan tinggi
oleh para cendekiawan. Mereka berpendapat bahwa sistem pendidikan yang
berlangsung masih berbau kolonial dan masih merupakan warisan sistem
pendidikan pemerintah Belanda yaitu kelanjutan dari politik ‘balas budi/
etisce politik ’ oleh Conrad Theodore van Deventer. Sistem pendidikan
tersebut bertujuan untuk menghasilkan tenaga terampil agar menjadi ‘
tukang’ yang mengisi birokrasi mereka di bidang administrasi, perdagangan,
teknik dan keahlian lain dalam tujuan eksploitasi (pemerasan) kekayaan
negara.
2
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
- Sistem pendidikan kita menjadi sesuatu yang elite bagi masyarakat kita
sendiri sehingga kurang akrab dengan lingkungan masyarakat, serta tidak
mengenali dimensi-dimensi lain diluar disiplin keilmuannya. Perguruan
tinggi seolah-olah menjadi ‘menara gading’ yang menghasilkan tenaga-
tenaga ‘tukang’ yang tidak atau kurang peka terhadap denyut kehidupan,
kebutuhan, serta perkembangan masyarakat.
Sedangkan tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi diharapkan tidak
hanya menjadi tukang saja tetapi diharapkan mempunyai tiga jenis kemampuan
yaitu personal, akademis, dan profesional.
a. Kemampuan personal/ kemampuan kepribadian
Dengan kemampuan ini tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan
sehingga menunjukkan sikap dan tindakan yang mencerminkan kepribadian
Indonesia, mengenal dan memahami nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan,
kenegaraan/ pancasila serta memiliki pandangan luas dan kepekaan
terhadap berbagai masalah yang dihadapi masyarakat Indonesia.
b. Kemampuan Akedmik
Adalah kemampuan untk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun
tertulis, menguasai peralatan analisa, mampu berpikir logis, kritis, sistematis,
dan analitis. Memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan
merumuskan masalah yang dihadapi serta mampu menawarkan alternatif
pemecahannya.
c. Kemampuan Profesional
Adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan.
Tenaga ahli diharapkan memliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi
dalam bidang profesinya.
3. ILMU SOSIAL DASAR SEBAGAI KOMPONEN MKDU
Dari ketiga kemapuan yang duharapkan dimiliki oleh mahasiswa sebagai
calon tenaga ahli, kemampuan personal ditanamkan kepada mahasiswa melalui
mata kuliah dasar umum atau MKDU. MKDU berusaha untuk memperluas
cakrawala perhatian dan pengetahuan para mahasiswa sehingga tidak terbatas
pada bidang keahlian atau golongan asal masing-masing, tetapi juga membantu
mahasiswa menemukan diri sendiri dan menempatkan diri dari perkembangan
3
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
4
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
5
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
6
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
7
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
BAB II
PENDUDUK MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
8
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
9
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
10
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
11
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
12
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
3. PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN
a. Kebudayaan (sansekerta=budhayah, bentuk jamak dari budhi/ akal)
yaitu hasil budi atau akal manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup.
Kebudayaan menurut E.B.Tayor dalam buku “Primitive culture” adalah
komplikasi atau jalinan keseluruhan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, keagamaan, hukum, adat istiadat serta kenyataan dan kebiasaan
lain yang dilakuakan manusia sebagai anggota masyarakat.
Dalam pandangan sosiologi kebudayaan meliputi :
1. Kebudayaan material, adalah hasil cipta, karsa, yamg berwujud benda-benda
atau barang-barang atau alat-alat pengolahan alam. Misalnya gedung, pabrik,
jalan, rumah, alat komunikasi, hiburan, mesin dan lain-lain.
2. Kebudayaan non material, haisl cipta karsa yang berwujud kebiasaan-
kebiasan/ adat istiadat, kesusilaan, ilmu pengetahuan, keyakinan, keagamaan
dan lain-lain.
b. Hubungan manusia dan kebudayaan
Dari sudut pandang antropologi manusia dapat ditinjau dari dua segi yaitu :
1. Manusia sebagai makhluk biologi yaitu manusia dipelajari dalam ilmu biologi
/anatomi
2. Manusia sebagai makhluk sosio budaya, yaitu menyelidiki seluruh cara hidup
manusia, bagaimana manusia dengan akala budinya dan struktur fisiknya
dalam mengubah lingkungan berdasarkan pengalamannya. Juga memahami
dan melukiskan kebudayaan yang terdapat dalam masyarakat manusia.
c. Hubungan Masyarakat dan Kebudayaan
- Manusia, masyarakat dan kebudayaan merupakan satu kesatuan utuh
karena dari ketiga unsur inilah kehidupan mahkluksosial berlangsung.
- Masyarakat tak dapat dipisahkan dengan manusia karena hanya manusia
yang hidup bermasyarakat
- Dimana orang bermasyarakat akan timbul kebudayaan
d. Wujud kebudayaan mnurut Koenjtaraningrat
1. Ide, gagasan, nilai-nilai, norma, peraturan
Sifatnya abstrak tak dapat diraba dan letaknya hanya ada dikepala kita
masing-masing.
13
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
14
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
15
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
16
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
BAB III
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
1. INDIVIDU
1. Pengertian Individu
Individu berasal dari kata latin ‘individuum’ artinya yang tak terbagi/satu
kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Individu berarti manusia sebagai satu
kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan.
Makna individu adalah seorang manusia yang memiliki peranan khas di
dalam lingkungan sosialnya, serta mempunyai kepribadian dan pola tingkah laku
spesifik. Manusia sebagai individu yang berdiri sendiri dalam beberapa hal
mempunyai kesamaan dan perbedaan sehingga timbul deferensiasi yang
disebabkan oleh pembawaan (watak dan sifat) tertentu serta pengaruh
lingkungan.
Proses aktualisasi diri / individualisasi adalah proses meningkatkan ciri-ciri
individualitas pada seseorang sampai pada dirinya sendiri. Dalam bertingkah
laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan yang akan terjadi pada
individu yaitu :
- Menyimpang dari norma kolektif
- Kelilangan individualitasnya/ takluk pada kolektif
- Mempengaruhi masyarakat. Contoh pahlawan, pengacau, provokator
2. Pertumbuhan Individu
Pertumbuhan adalah perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju atau
dewasa. Pertumbuhan dapat ditinjau dari 3 aliran :
a. Aliran Asosiasi, adalah perubahan terhadap seseorang secara bertahap
karena pengaruh dari pengalaman atau empiri/kenyataan luar, melalui
panca indra yang menimbulkan sensation/perasaan maupun pengalaman
mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflektion.
b. Psikologi Gestalt, pertumbuhan adalah proses perubahan secara
perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu secara
keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan
yang ada.
17
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
18
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
19
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
20
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
21
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
22
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
BAB IV
PEMUDA DAN SOSIALISASI
1. MASALAH-MASALAH KEPEMUDAAN
Masalah pemuda merupakan masalah yang selalu dialami oleh setiap
generasi dalam hubungannya dengan generasi yang lebih tua. Masalah yang
dialami biasanya berhubungan dengan nilai-nilai dalam masyarakat. Masalah
kepemudaan yang lain adalah belum atau kurang mandirinya dalam hal ekonomi
dan kurang dewasa dari segi psikologis.
2. REALITAS KEPEMUDAAN
Kepemudaan merupakan fase dalam pertumbuhan biologis seseorang
yang bersifat seketika dan akan hilang dengan sendirinya sejalan dengan hukum
biologis.
Pemuda sering dianggap sebagai suatu kelompok yang mempunyai
aspirasi sendiri yang bertentangan dengan aspirasi masyarakat atau lebih tepat
aspirasi generasi tua. Sehingga muncul persoalan-persoalan yang tidak sejalan
dengan keinginan generasi tua, hal ini memunculkan konflik berupa protes, baik
secara terbuka maupun terselubung.
Dalam pendekatan klasik terjadi jurang pemisah antara generasi muda
dan tua disebabkan antara lain adanya 2 asumsi pokok mengenai kepemudaan
yaitu :
Proses perkembangan manusia dianggap sesuatu yang fragmentaris/
terpecah-pecah. Setiap perkembangan hanya dapat dimengerti oleh manusia
itu sendiri, maka tingkah laku anak dan pemuda dianggap sebagai riak-riak
kecil yang tidak berarti dalam perjalanan hidup manusia. Dan masa tua
dianggap sebagai mahkota hidup yang disamakan dengan hidup
bermasyarakat.
Adanya anggapan bahwa mempunyai pola yang sedikit banyak ditentukan
oleh pemikiran yang diwakili generasi tua yang bersembunyi dibalik tradisi.
Pemuda dianggap sebagai objek dari penerapan pola-pola kehidupan dan
bukan sebagai subjek yang mempunyai nilai sendiri.
23
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
Kedua asumsi diatas tidak akan menjawab masalah kepemudaan dewasa ini
karena pemuda dan kepemudaan adalah suatu tonggak dari suatu wawasan
kehidupan yang mempunyai potensi untuk mengisi hidupnya.
Dalam pendekatan ekosferis, sebagai subyek pemuda mempunyai nilai
sendiri dalam mendukung dan menggerakkan hidup bersama. Pada pendekatan
ini anak-anak, generasi muda dan generasi tua berada dalam status sama atau
dalam satu kesatuan wawasan kehidupan. Semua tanggung jawab atas
keselamatan, kesejahteraan, kelangsungan generasi sekarang dan yang akan
datang perbedaannya hanya terletak pada derajat ruang lingkup dan tanggung
jawabnya.
Generasi tua berkewajiban membimbing generasi muda sebagai penerus untuk
memikul tanggung jawab yang semakin komplek.
Generasi muda berkewajiban mempersiapkan diri untuk mengisi posisi generasi
tua yang makin melemah.
3. PEMUDA DAN IDENTITAS
Dalam pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda, yang
dimaksud pemuda adalah:
a. Dari segi biologis pemuda adalah berumur 15-30 th
b. Dari segi budaya/ fungsional, pemuda adalah manusia berumur 18/21 keatas
yang dianggap ssudah dewasa misalnya untuk tugas-tugas negara dan hak
pilih.
c. Dari angkatan kerja terdapat istilah tenaga muda dan tua. Tenaga muda
adalah berusia 18-22 th.
d. Dilihat dari perencanaan modern yang mengenal tiga sumber daya yaitu
sumber daya alam, dana dan manusia. Yang dimaksud sumber data manuasia
muda adalah berusia 0-18th
e. Dilihat dari ideologi politis generasi muda adalah calon pengganti generasi
terdahulu yaitu umur antara 18-30 atau 40 th.
f. Dilihat dari umur, lembaga dan uang lingkup tempat diperoleh 3 kategori
yaitu :
- Siswa usia 6-18th di bangku sekolah
- Mahasiswa uasia 18-25 di perguruan tinggi
24
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
25
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
26
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
27
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
28
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
- Jalur sekolah/ pra sekolah : organisasi orang tua murid, enataan mutu
pendidik dan sarananya.
- Jalur masyarakat : jalur masyarakat yang melembaga (lembaga
peribadatan, organisasi sosial). Jalur masyarakat yang tidak melembaga
9pergaulan sehari-hari, tenpat rekreasi)
c. Kelompok jalur koordinatif (jalur pemerintah)
a. Sistem pengkoordinasian melalui Badan Koordinasi Penyelenggaraan
Pembinaan Generasi muda.
b. Pelaksanaan organisasi pembinaan dan pengembangan generasi muda
melalui satuan pengendali pembinaan generasi muda yang dipimpin oleh
mentri urusan pemuda.
Wujud sosialisai generasi muda / mahasiswa
1. Peranan pemuda/ mahasiswa dalam menegakkan kemerdekaan. Setelah
proklamasi pemuda Indonesia membentuk organisasi politik maupun militer.
2. Peran mahasiswa/ pemuda dalam mempelopori orde baru. Terbentuknya
Front Pancasila yang melawan PKI dan dari Front Pancasila lahir Kesatuan
Aksi Mahasiswa / KAMI. KAMI menjadi pendobrak menuju orde baru.
3. Peran pemuda dalam masyarakat
- Sebagaiagent of change, yaitu mengadakan perubahan dalam masyarakat
kearah yang lebih baik dan bersifat kemanusiaan.
- Sebagai agent of development, yaitu melancarkan pembangunan disegala
bidang yang bersifat fisik maupun non fisik.
- Sebagai agent of modernization, yaitu pemuda bertindak sebagai pelopor
pembaruan.
29
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
BAB V
WARGA NEGARA DAN NEGARA
1. HUKUM
A. Definisi Hukum
- Menurut Utrecht : Himpunan peraturan-peraturan (perintah/larangan)
yang mengurus tata tertib dalam masyarakat dan karena itu harus ditaati
oleh masyarakat itu.
- Menurut JCT Simorangkir SH dan WoerjonoSastropranoto SH :
Peraturan-peraturan yang memaksa yang menentukan tingkah laku
manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan
resmi yang berwajib, pelanggaran terhadap peraturan tadi berakibat
diambilnya tindakan hukuman tertentu.
B. Ciri dan Sifat Hukum
Ciri : adanya perintah atau larangan, yang harus dipatuhi oleh setiap orang
Sifat : mengatur dan memaksa
C. Sumber-sumber Hukum
Sumber hukum dapat ditinjau dari segi material dan formal
Sumber hukum material, dapat ditinjau dari berbagi sudut misalnya politik,
sejarah, ekonomi.
Sumber Hukum formal :
-. Undang-undang (statue), adalah peraturan negara yang mempunyai
kekuasaan hukum mengikat, diadakan dan dipelihara oleh negara.
- Kebiasaan (custom), adalah perbuatan manusia yang tetap dilakukan
berulang-ulang dalam hal sama dan diterima oleh masyarakat.
- Keputusan-keputusan hakim (yurisprudensi), adalah keputusan hakim
terdahulu yang sering didasarkan keputusan hakim mengenai masalah
yang sama.
- Traktat (treaty) adalah perjanjian antara 2 orang atau lebih mengenai
suatu hal, masing-masing pihak terikat dengan perjanjian itu.
- Pendapat sarjana hukum, ialah pendapat para sarjana yang sering dikutip
para hakim dalam menyelesaikan suatu masalah.
30
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
D. Pembagian Hukum
a. Menurut sumbernya
- Hukum undang-undang: hukum yang tercantum dalam peraturan
perundang-undangan
- Hukum kebiasaan ; hukum yang terletak pada kebiasaan/ adat
- Hukum traktat : hukum yang ditetapkan negara dalam suatu perjanjian
antar negara
- Hukum yurisprudensi ; hukum yang terbentuk karena keputusan hakim
b. Menurut bentuknya
- Hukum tertulis :
hukum tertulis yang telah dikondisifikasikan/ telah dibukukan jenis-
jenisnya dalam kitab undang-undang secara sistematis dan lengkap.
Hukum tertulis yang tidak dikondisifikasikan
- Hukum tak tertulis
c. Menurut tempat berlakunya ; hukum nasional, Internasional, Asing ,
hukum Gereja.
d. Menurut waktu berlakunya
- Ius constitutum / hukum positif, adalah hukum yang berlaku sekarang
bagi masyarakat dan daerah tertentu.
- Ius constituendum, hukum yang diharapkan berlaku dalam waktu yang
akan datang .
- Hukum asasi/ hukum alam, hukum yang berlaku dalam segala bangsa di
dunia.
e. Menurut cara mempertahankannya
- Hukum material, hukum yang memuat peraturan yang mengatur
kepentingan dan hubungan yang berwujud perintah dan larangan.
- Hukum formal/ hukum proses/ hukum acara, adalah hukum yang
memuat peraturan yang mengatur cara-cara melaksanakan dan
mempertahankan hukum material atau peraturan mengenai cara
mengajukan perkara ke pengadilan dan bagaimana cara hakim memberi
keputusan. Ct, hukum acara pidana dan hukum acara perdata.
- Menurut sifatnya
31
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
32
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
33
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
34
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
35
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
36
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
orang tersebut berusia 18 tahun atau sudah kawin pada usia dibawah 18
tahun.
c. Anak yang lahir dalam 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dan ayah
tersebut pada saat meninggal dunia adalah warga negara RI.
d. Orang yang pada waktu lahir ibunya warga negara RI dan pada waktu itu
tidak mempunyai hubungan hukum dengan ayahnya.
e. Orang yang lahir dalam wilayah RI selama orang tuanya tidak diketahui
f. Orang yang diketemukan dalam wilayah RI selama tidak diketahui kedua
orang tuanya
g. Orang yang lahir dalam wilayah RI jika kedua orang tuanya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau tidak diketahui warganegaranya.
h. Orang yang lahir dalam wilayah RI pada waktu lahirnya tidak mendapatkan
kewarganegaraan ayah atau ibunya.
i. Orang yang memperoleh kewarganegaraan RI menurut aturan undang-
undang ini ( UU no 62 th 1958)
Selanjutnya dalam penjelasan umum UU no 62 th 1958 bahwa kewarganegaraan
RI diperoleh karena:
a. Kelahiran
b. Pengangkatan
c. Dikabulkan permohonannya
d. Kerena pewarganegaraan
e. Akibat dari perkawinan
f. Turut ayah/ ibunya
g. Karena pernyataan
Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Hak warga negara Indonesia terdapat dalam pasal-pasal UUD 45 yaitu :
- Pasal 27 (2) setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan
- Pasal 30 (1) tiap-tiap warga negara berhak...ikut serta dalam usaha
pembelaan negara
- Pasal 31 (1) tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran
Pasal-pasal yang menyebutkan tentang kemerdekaan warga negara
37
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
38
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
39
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
BAB VI
PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT
1. PELAPISAN SOSIAL
a. Pengertian : stratifikasi atau stratification berasal dari kata strata atau
stratum yang berarti lapisan. Definisi stratifikasi/ pelapisan masyarakat
adalah :
- Menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk atau masyarakat
kedalam kelas-kelas yag tersusun secara bertingkat/ hierarchies.
- Theodorson dkk, dalam dictionary sociology menyatakan pelapisan
masyarakat berarti jenjang status dan peranan yang relatif permanen
yang terdapat dalam sistem sosial (dari kelompok kecil sampai
masyarakat) dalam hal pembedaan hak, pengaruh dan kekuasaan.
b. Pelapisan sosial ciri tetap kelompok sosial
Dasar dari sistem sosial masyarakat kuno adalah pembagian dan
pemberian kedudukan berhubungan dengan jenis kelamin. Tetapi ketentuan
pembagian kedudukan antara laki-laki dan perempuan semata-mata
ditentukan oleh sistem kebudayaan masyarakat itu sendiri.
Contoh: kedudukan laki-laki di Jawa berbeda dengan di Minangkabau, di Jawa
kekuasaan keluarga ditangan ayah sedangkan di Minangkabau tidak
demikian. Dalam pembagian kerjapun setiap suku mempunyai cara sendiri, di
Irian atau di Bali wanita harus bekerja lebih keras dibanding laki-laki.
Dalam organisasi masyarakat primitif pelapisan masyarakat sudah ada
hal itu terwujud dalam bentuk:
1. Adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan
pembedaan hak dan kewajiban.
2. Adanya kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki hak
istimewa.
3. Adanya pemimpin yang paling berpengaruh
4. Adanya orang-orang yang dikecilkan diluar kasta dan diluar perlindungan
hukum
5. Adanya pembagian kerja dalam suku itu sendiri
40
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
41
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
42
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
43
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
Pasal 27 ayat 2, berisi mengenai hak setiap warga negara atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
2. Pasal 28, ditetapkan bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul dan menyampaikan
pikiran baik lisan dan tulisan.
3. Pasal 29 ayat 2, kebebasan memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh negara.
4. pasal 31 ayat 1 dan 2 yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran.
3. ELITE DAN MASSA
3.1. Elite
a. Pengertian elite secara umum, menunjukkan sekelompok orang yang dalam
masyarakat menempati kedudukan tinggi. Sedangkan dalam arti lebih khusus yaitu
sekelompok orang-orang terkemuka dibidang-bidang tertentu dan khususnya
golongan kecil yang memegang kekuasaan. Dalam cara pemakaiannya yang lebih
umum elite dimaksudkan posisi dalam masyarakat di puncak struktur-struktur sosial
yang terpenting, yaitu posisi tinggi dalam ekonomi, pemerintahan aparat kemiliteran,
politik, agama, pengajaran dan pekerjaan-pekerjaan dinas.
b. Fungsi elite dalam memegang strategi
ada 2 kecenderungan yang digunakan untuk menentukan elite dalam masyarakat
yaitu, menitik beratkan pada fungsi sosial, dan pertimbangan-pertimbangan yang
bersifat moral, kecenderungan penilaian ini melahirkan 2 macam elite yaitu elite
internal dan elite eksternal. Elite internal menyangkut integrasi moral serta
solidaritas sosial, sopan santun dan keadaan jiwa. Elite eksternal meliputi
pencapaian tujuan dan adaptasi berhubungan dengan problema-problema yang
memperlihatkan sifat keras masyarakat lain atau masa depan tak tentu. Elite sebagai
pemegang strategi dibedakan menjadi :
1. Elite politik, elite yang berkuasa mencapai tujuan. Yang paling berkuasa disebut
elite segala elite.
2. Elite ekonomi, militer, diplomatik dan cendekiawan
3. Elite agama, filsuf, pendidik dan pemuka masyarakat
4. Elite yang dapat memberikan kebutuhan psikologis seperti artis, penulis, tokoh
film, olahragawan, tokoh hiburan dsb.
44
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
3.2. Massa
Istilah massa digunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokan kolektif yang
elementer dan spontan. Hal-hal yang penting dalam massa :
1. Berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial
2. Merupakan kelompok yang anonim, atau tersusun dari individu-individu yang
anonim
3. Sedikit sekali interaksi atau bertukar pengalaman antar anggotanya
4. Very loosely organized tidak bisa bertindak secara bulat seperti suatu kesatuan
Masyarakat dan massa
Massa merupakan gambaran kosong dari suatu masyarakat atau perekutuan. Ia tidak
mempunyai organisasi sosial, lembaga kebiasaan dan tradisi, tidak mempunyai aturan
aturandan ritual, tidak terdapat sentimen kelompok yang terorganisir, tidak ada
struktur status peranan dan tidak memiliki kepemimpinan yang mantap.
Perilaku massa
Bentuk perilaku massa terletak pada garis aktivitas individual dan bukan pada tindakan
bersama, aktivitas individual ini terutama dalam bentuk seleksi yang dibuat dalam
respon atas impuls-impuls atau persamaan tidak menentu / samar-samar yang
ditimbulkan oleh objek massa interest.
Peranan elite terhadap massa
Elite sebagai minoritas yang memiliki kualifikasi tertentu eksistensinya sebagai
kelompok penentu dan berperan dalam masyarakat diakui secara legal oleh
masyarakat. Kelompok elite penentu lebih banyak berperan dalam mengemban fungsi
sosial sebagai berikut :
1. Elite penentu dilihat sebagai lembaga kolektif yang merupakan pencerminan
kehendak rakyat
2. Sebagai lembaga politik, elite penentu berperan memajukan kehidupan
masyarakatnya dengan memberikan pemikiran konsepsional.
3. Elite penentu memiliki peranan moral dan solidaritas kemanusiaan baik dalam
pengertian nasionalisme maupun universal.
4. Elite penentu lainnya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pemuasan hedonik/
kesenangan, atau pemuasan intrinsik/hakiki. Kelompok elite yang bertugas
45
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
46
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
BAB VII
MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT PEDESAAN
47
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
2. Pada umumnya orang kota mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada
orang lain. Kehidupan keluarga dikota sukar untuk disatukan karena
perbedaan kepentingan, agama, paham politik dsb.
3. Pembagian kerja dalam masyarakat kota jauh lebih tegas dan mempunyai
batas-batas nyata.
4. Kemungkinan mendapatkan pekerjaan lebih banyak diperoleh.
5. Jalan pikiran yang rasional, menyebabkan interaksi yang terjadi lebih
didasarkan pada kepentingan daripada faktor pribadi.
6. Jalan kehidupan yang cepat di kota menyebabkan pentingnya faktor waktu
bagi warga kota.
7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata sebab kota lebih terbuka
dalam menerima pengaruh dari luar.
c. Perbedaan desa dengan kota
Dalam menentukan suatu masyarakat sebagai kota atau desa dapat dilihat dari
ciri-cirinya seperti :
1. Jumlah kepadatan peduduk, kota memiliki penduduk yang lebih banyak
daripada desa.
2. Lingkungan hidup di pedesaan terasa lebih dekat dengan alam bebas,
lingkungan perkotaan sebagian besar dilapisi beton dan aspal.
3. Mata pencaharian masyarakat desa berada pada sektor ekonomi primer yaitu
bidang agraris, sedangkan kota sektor ekonomi sekunder yaitu industri, dan
ekonomi tersier yaitu bidang pelayanan jasa.
4. Corak kehidupan sosial di desa masih homogen, sebaliknya di kota sangat
heterogen karena disana saling bertemu suku bangsa, agama, kelompok dan
masing-masing memliki kepentingan berlainan.
5. Stratifikasi sosial di kota jauh lebih komplek dibanding desa. Misalnya
mereka yang memiliki keahlian pekerjaan yang memerlukan banyak
pemikiran memiliki kedudukan dan upah yang tinggi dibanding tenaga kasar.
Hal ini berakibat perbedaan yang menyolok antara kaya dan miskin.
6. Mobilitas sosial di kota jauh lebih tinggi dibanding desa, baik secara vertikal
yaitu perpindahan kedudukan yang lebih tinggi atau rendah, maupun
perpindahan kedudukan yang setingkat atau horizontal.
48
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
49
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
50
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
Menurut Paul H. Landis desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa
dengan ciri-ciri :
1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling mengenal antara rbuan jiwa
2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
3. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris, yang dipengaruhi oleh iklim,
keadaan alam, kekayaan alam, sedang pekerjaan yang bukan agraris
adalah bersifat sampingan.
Secara umum yang menjadi ciri-ciri masyarakat pedesaan antara lain :
a. Antara warga mempunyai hubungan yang mendalam dan erat bila
dibandingkan dengan masyarakat di luar batas-batas wilayahnya
b. Sistem kehidpan umumnya berkelompok denagan dasar kekeluargaan
(gemeinscharft atau paguyuban)
c. Sebagian warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian, pekerjaan yang
bukan pertanian merupakan pekerjaan part time sebagai pengisi waktu
luang.
d. Masyarakat homogen seperti dalam mata pencaharian, agama, adat istiadat
dsb.
b. Hakikat dan Sifat Masyarakat Pedesaan
Masyarakat desa yang agraris dipandang sebagai masyarakat yang tenang, hal itu
terjadi karena sifat keguyuban/ gemeinscharft sehingga oleh orang kota
dianggap sebagai tempat untuk melepaskan lelah.
Tetapi dalam masyarakat desa terdapat pula perbedaan pendapat atau paham
yang menyebabkan ketegangan sosial, yaitu :
a. Konflik/ pertengkaran, pertengkaran biasanya berkisar masalah sehari-hari/
rumah tangga juga pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan dsb.
b. Kontroversi/ pertentangan, disebabkan oleh perubahan konsep-konsep
kebudayaan/ adat istiadat, psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-
guna/ black magic.
c. Kompetisi/ persaingan, dapat besifat positif maupun negatif. Positif bila
wujudnya saling meningkatkan prestasi dan produksi, negatif bila berhenti
pada sifat iri.
51
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
52
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
53
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
54
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma
55
Perancangan Struktur Beton Prategang
Teknik Sipil Universitas Gunadarma
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, Drs, Ilmu Sosial Dasar, Rineka Cipta, Juli 1991
Abdullah Taufic, Pemuda dan Perubahan Sosial, Jakarta, LP3ES, 1974
Arief Budiman, Pemuda dan Sosialisasi, Lokakarya Penyusunan Kumpulan Bahan
Program Mata Kuliah ISD, Universitas Brawidjaya, Malang, Januari 1985.
Darmansyah, M, Ilmu Sosial DAsar (Kumpulan Essai), Usaha Nasional, Surabaya
Indonesia, 1986.
Gerungan W,A, ISD (Kumpulan Essa), Usaha Nasional, Surabaya.
H. Hartomo, Drs dan Arnicun Azis, Dra, MKDU ISD, Bumi Aksara, Desember, 1990
Harsja Bachtiar, Masalah Integritas Nasional di Indonesia, Prisma, No 8 LP3ES
Hasan shadely, Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, Bina Aksara, Jakarta, 1983
Hadi Syaiful, Materi Penataran MKDU ISD, Unpad Bandung, 1980
Koentjaraningrat, Beberapa Pokok Antropologi Sosial, Dian Rakyat, Jakarta, 1967.
iv