Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK 2

MAKALAH
FILOSOFI PENDIDIKAN IPS DAN PROFESIONALISME
GURU

Disajikan pada materi ajar


PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL
Dosen pengajar mk
Drs. Muhammad Ilyas, MA

Oleh :
1. DWI YULIATUL AULIA. E1S022006
2. DEYA KALIDIYA. E1S022005
3. DEVINA RIZKI. E1S022004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
Jl. Majapahit No.62, Gomong, Kec. Selaparang, Kota Mataram, Nusa
Tenggara Bar. 83115

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram,23 agustus 2022

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar belakang................................................................................................1
B.Rumusan masalah...........................................................................................................
C.Tujuan ..........................................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN
A. Konsep keilmuan dalam IPS....................................................................................
B.Paradigma keilmuan dalam IPS.................................................................................
C.Pengertian professional guru.....................................................................................
D. karakteristik profesi guru............................................................................................
E. Kompetensi professional guru................................................................................

BAB 3 PENUTUP
A.Kesimpulan.................................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................1

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar belakang
Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang dilengkapi otak
berkemampuan tinggi. Sejak manusia dilahirkan di bumi ini, kita tidaklah
bisa lepas dari orang lain walaupun manusia dinobatkan sebagai mahluk individu
tetapi manusia tidak bisa lepas sebagai mahluk sosial. Oleh karena itu, sejak
manusia lahir di bumi ini diajarkan untuk bersosialisasi dengan semua yang ada di
bumi, baik lingkungan fisik maupun non fisik. Selaras dengan pernyataan
sebelumnya, manusia memiliki banyak peranan, salah satunya sebagai makhluk
sosial. Manusia sebagai makhluk sosial adalah makhluk yang berhubungan secara
timbal-balik dengan manusia lain. Manusia harus bersosialisasi untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang tidak bisa dipenuhinya sendiri. Peranan inilah yang
menuntut manusia untuk dapat memahami keadaan sosial di sekitarnya. Maka dari
itu, dalam dunia pendidikan terdapat ilmu sosial atau ilmu pengetahuan sosial
yaitu ilmu yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan
lingkungan sosialnya. Ilmu sosial ini sangat penting bagi manusia, karena dengan
ilmu sosial manusia dapat berinteraksi dengan baik dan benar terhadap lingkungan
sosialnya.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang
mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan
dengan isu sosial. Adapun tujuan pembelajaran IPS tentang kehidupan masyarakat
manusia dilakukan secara sistematik. Dimana manusia tidak akan bisa lepas dari
lingkungan sosialnya, maka dari itu IPS menjadi landasan dasar bagi manusia
untuk mengkaji fenomena-fenomena sosial sehingga dapat memberikan solusi.

B.Rumusan masalah
1. Apa saja yang termasuk konsep.keilmuan dalam IPS?
2. Bagaimana saja paradigma keilmuwan dalam IPS?
3. Apa pengertian profesionalisme guru?
4. Sebutkan dan jelaskan karakteristik profesi guru?
5. Apa saja yang menunjang kompetensi profesional guru?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk konsep.keilmuan dalam IPS
2. Untuk mengetahui bagaimanaa paradigma keilmuan dalam IPS
3. Untuk mengetahuin pengertian profesionalisme guru
4. Untuk mengetahui karakteristik profesi guru
5. Untuk mengetahui kompetensi profesional guru
BAB II
PEMBAHASAN

A.Konsep dasar dalam IPS


Istilah pendidikan ilmu pengetahuan sosial merupakan terjemahan darisocial
studies yang dapat diartikan sebagai penelaahan tentang masyarakat. Bining&
Bining(1952). Menyatakan bahwa ilmu pengetahuan sosial adalah studi integratif
dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan yang bertujuan meningkatkan
kompetensi kewarganegaraan khususnya lagi adalah untuk membantu masyarakat
(bahasa) membangun kemampuan membuat keputusan bagi masyarakat luas
dalam masyarakat yang plural dan demokratis .Muhammad Numan
Sumantri(1988) mengatakan bahwa mengatakan bahwa pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial adalah suatu penyederhanaan disiplinilmu-ilmu social
ideologi negara dan disiplin ilmu lainya serta masalah masalah sosial terkait yang
diorganisasikan dan di sajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.IPS tidak menitik
beratkan kepada bidang-bidang teoritis tetapi lebih pada bidang praktis dalam
mempelajari masalah-masalah sosial ataupun gejala sosial yang terdapat di
lingkungan masyarakat. Begitupun studi sosial tidak terlaluakademis namun
merupakan pengetahuan praktis yang dapat diajarkan ditingkat persekolahan
mulai dari SD sampai perguruan tinggi. Tanpa kita sadari kita sudah mempelajari
studi sosial dari pengalaman-pengalaman kita sehari-hari baik itu melalui TV
ataupun dilingkungan sekitar. Pendidikan IPS berbeda dengan IIS dimana IPS itu
menggunakan pendekatan Interdisipliner (kajian bidang tertentuatau hanya satu
ilmu saja) dan Multidisipliner (penggabungan dari bidang-bidangtertentu) dengan
menggunakan bidang-bidang keilmuan. Pendekatan IIS bersifat disipliner dari
bidang ilmunya masing-masing. Sedangkan pendekatan studi sosial bersifat
multidimensional yaitu melihat satu masalah sosial dari berbagai aspek
kehidupan.

Dalam bidang pengetahuan sosial ada 3 istilah yang sudah biasa kita dengar, yaitu
:
Ilmu sosial (Social Sciences)
Pendekatan yang digunakan dalam Ilmu Sosial bersifat interdisiplineryaitu hanya
ditinjau dari satu rumpun pelajaran saja. Contohnya disiplin ilmuAntropologi.
1.Studi Sosial (Social Studies)Studi Sosial bukanlah suatu bidang keilmuan atau
disiplin bidang akademis, tetapi merupakan suatu bidang yang mengkaji tentang
gejala dan masalah sosial yang terjadi pada masyarakat. Karena bukan merupakan
bidang keilmuan kerangka kerja Studi Sosial ini tidak menekankan pada bidang
teoritis,namun lebih kepada bidang-bidang praktis. Pendekatan yang digunakan
dalamStudi Sosial bersifat Interdisipliner atau bersifat multidisipliner dengan
menggunakan berbagai bidang keilmuan. Studi Sosial sifatnya lebih mendasar.
2. Menurut Sapriya (Sapriya, 2007), bahwa Pendidikan IPS adalah
penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humonaria, serta
kegiatan dasar manusia yang di organisasikan dan disajikan secara ilmiah dan
pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.
3. National Council for the Social Studies (NCCS) pada bulan November 1992
mendefinisikan IPS sebagai mata pelajaran yang merupakan perpaduan dari ilmu-
ilmu sosial dan humaniora yang meningkatkan kompetensi kewarganegaraan. Di
dalam program sekolah IPS merupakan studi yang sistematis atas berbagai
disiplin ilmu antara lain antropologi, arkeologi, ekonomi geografi, sejarah,
hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi, agama
IPS merupakan gabungan dari beberapa cabang ilmu sosial yang disederhanakan
dan dikemas menjadi satu serta mengaitkannya terhadap masalah atau fenomena
sosial yang mempelajari tentang kehidupan manusia dan lingkungan guna
memahami, mempelajari, memikirkan pemecahan masalah-masalah yang ada di
masyarakat, sehingga memberi kepuasan bagi personal dan bagi masyarakat
secara keseluruhan, dengan tujuan untuk mengembangkan kehidupan manusia
agar dapat hidup dengan lebih baik lagi (menjadi warga Negara yang baik).

B.Paradigma pendidikan IPS


Menurut Udin S. Winataputra (2009: 1.39), perkembangan social studies
melukiskan bagaimana pada dunia persekolahan telah menjadi dasar ontologi dari
suatu sistem pengetahuan terpadu, yang secara etistimologis telah mengarungi
suatu perjalanan pemikiran dalam kurun waktu 60 tahun lebih yang dimotori dan
diwadahi oleh NCSS (National Council for the Social Studies) sejak tahun 1935.
Pemikiran tersebut secara tersurat dan tersirat merentang dalan suatu kontinum
gagasan “social studies” Edgar Bruce Wesley (1935) sampai kegagasan “social
studies” terbaru dari NCSS tahun 1994.
Untuk menelusuri perkembangan pemikiran atau konsep pendidikan IPS di
Indonesia secara historis epistemologis terasa sangat susah karena dua alasan
pertama, di Indonesia belum ada lembaga profesional pendidikan IPS,kedua
perkembangan kurikulum dan pelajaran IPS sebagai ontologi ilmu pendidikan
(disiplin) IPS sampai saat ini sangat tergantung pada pemikiran individual atau
kelompok pakar yang ditugasi secara incident
Ilmu Sosial merupakan disiplin intelektual yang mempelajari manusia sebagai
makluk sosial secara ilmiah, memusatkan pada manusia sebagai anggota
masyarakat dan pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk.
IIS lebih menitik beratkan kepada interdisiplin pada suatu bidang studi kajian
disatu disiplin ilmu, seperti contoh pada disiplin ilmu Antropologi.

Studi Sosial (Social Studies).


Berbeda dengan Ilmu Sosial, Studi Sosial bukan merupakan suatu bidang
keilmuan atau disiplin akademis, tetapi lebih merupakan suatu bidang pengkajian
tentang gejala dan masalah social. Studi Sosial tidak selalu bertaraf akademis-
universitas, bahkan merupakan bahan-bahan pelajaran bagi siswa sejak
pendidikan dasar dan dapat berfungsi sebagai pengantar bagi lanjutan kepada
disiplin-disiplin ilmu sosial.

Studi Sosial bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin bidang
akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan
masalah sosial yang terjadi pada masyarakat.

Pengetahuan Sosial (IPS)


IPS adalah merupakan suatu pendekatan interdsipliner dari pelajaran Ilmu-ilmu
Sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu-ilmu Sosial, seperti
sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu
politik, dan sebagainya.
IPS lebih menitik beratkan kepada pendekatan multidisipliner atau interdisipliner,
dimana topik-topik dalam IPS dapat dimanipulasi menjadi suatu isu, pertanyaan
atau permasalahan yang berperspektif interdisiplin.
C.Pengertian profesionalisme Guru
Pengertian Profesionalisme Guru – Istilah profesionalisme guru tentu bukan
sesuatu yang asing dalam dunia pendidikan. Secara sederhana, profesional berasal
dari kata profesi yang berarti jabatan. Orang yang profesional adalah orang yang
mampu melaksanakan tugas jabatannya secara mumpuni, baik secara konseptual
maupun aplikatif. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kemampuan
dalam melaksanakan tugas jabatan guru.
Bila ditinjau secara lebih dalam, terdapat beberapa karakteristik profesionalisme
guru. Rebore (1991) mengemukakan enam karakteristik profesionalisme guru,
yaitu:
(1) pemahaman dan penerimaan dalam melaksanakan tugas,
(2) kemauan melakukan kerja sama secara efektif dengan siswa, guru, orang tua
siswa, dan masyarakat,
(3) kemampuan mengembangkan visi dan pertumbuhan jabatan secara terus
menerus,
(4) mengutamakan pelayanan dalam tugas,
(5) mengarahkan, menekan dan menumbuhkan pola perilaku siswa, serta
(6) melaksanakan kode etik jabatan.
Guru yang profesional memiliki tingkat berpikir abstrak yang tinggi, yaitu
mampu merumuskan konsep, menangkap, mengidentifikasi, dan memecahkan
berbagai macam persoalan yang dihadapi dalam tugas, dan juga memiliki
komitmen yang tinggi dalam melaksanakan tugas. Komitmen adalah kemauan
kuat untuk melaksanakan tugas yang didasari dengan rasa penuh tanggung jawab.
Membicarakan tentang profesionalisme guru, tentu tidak bisa dilepaskan dari
kegiatan pengembangan profesi guru itu sendiri. Secara garis besarnya, kegiatan
pengembangan profesi guru dapat dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu:
(1) pengembangan intensif
(2) pengembangan kooperatif dan
(3) pengembangan mandiri .
Pengembangan intensif adalah bentuk pengembangan yang dilakukan pimpinan
terhadap guru yang dilakukan secara intensif berdasarkan kebutuhan guru. Model
ini biasanya dilakukan melalui langkah-langkah yang sistematis, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi dan pertemuan balikan atau
refleksi. Teknik pengembangan yang digunakan antara lain melalui pelatihan,
penataran, kursus, loka karya, dan sejenisnya.
Pengembangan kooperatif adalah suatu bentuk pengembangan guru yang
dilakukan melalui kerja sama dengan teman sejawat dalam suatu tim yang bekerja
sama secara sistematis. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan
profesional guru melalui pemberian masukan, saran, nasehat, atau bantuan teman
sejawat.
Pengembangan mandiri adalah bentuk pengembangan yang dilakukan melalui
pengembangan diri sendiri. Bentuk ini memberikan otonomi secara luas kepada
guru. Guru berusaha untuk merencanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan, dan
menganalisis balikan untuk pengembangan diri sendiri. Teknik yang digunakan
bisa melalui evaluasi diri atau penelitian Tindakan.

D.Karakteristik profesi Guru


Guru Profesional Harus Memiliki Kepribadian yang Baik Dalam melaksanakan
tugasnya, pemerintah juga mempersiapkan tunjangan profesi, baik guru negeri
maupun swasta. Salah satu yang harus dipersiapkan untuk menjadi calon guru,
dan harus dimiliki oleh setiap guru yang bertugas di sekolah/madrasah, adalah
kompetensi kepribadian, atau kecerdasan personal. Kompetensi kepribadian
merupakan salah satu kompetensi yang sangat penting untuk bisa dipenuhi setiap
calon guru maupun guru yang mengajar di sekolah/madrasah agar dapat
melaksanakan tugas dengan baik. Memang, kompetensi kepribadian bukan bagian
dari bahan yang akan dan harus diajarkan para guru pada para siswa mereka, tapi
merupakan kekuatan yang harus dimiliki setiap guru, agar dapat menghantarkan
para siswanya menjadi orang-orang cerdas. Guru pintar tidak akan terlalu
bermanfaat jika tidak memiliki komitmen untuk mengajar dengan baik. Komitmen
untuk mengajar, membimbing dan mendampingi para siswanya belajar,
merupakan bagian dari kompetensi kepribadian. Akan tetapi, kualifikasi
kompetensi kepribadian tidak sesempit komitmen mengajar, membimbing dan
mendampingi para siswa belajar agar menjadi anak-anak berprestasi di masa yang
akan datang.Selanjutnya dia membagi kepribadian tersebut ke dalam lima
kelompok sifat sebagai berikut:
1. Sifat profesional meliputi,komitmen untuk bekerja,rasa percaya diri,bisa
dipercayai dan menghargai orang lain.
2. Sifat berpikir meliputi, kemampuan analisis dan selalu berpikir konsepsional.
3. Sifat ekspetasi,yakni bisa diharapkan dan diandalkan dengan senantiasa mampu
memperlihatkan hasil pencapaian tujuan yang sangat tinggi,memiliki pemahaman
komperensif tentang siswa,tentang tugas dan tentang program pendidikan secara
keseluruhan,serta senantiasa memiliki inisiatif untuk melaksanakan tugas dengan
baik.
4. Sifat kepemimpinan yakni,memiliki sifat fleksibel, akuntabel dan keinginan
kuat untuk terus belajar.
5. Sifat relasi dengan orang lain, memiliki banyak relasi dengan unsur-unsur yang
terlibat dalam proses pendidikan, dan memiliki keahlian berbagai pekerjaan
pendidikan secara komperensif.
Sifat profesional dalam kepribadian seorang guru akan terlihat dari sikap
komitmennya terhadap pekerjaan dan institusi pendidikan tempat dia mengajar,
yang ditandai dengan tiga indokator besar, yakni sangat mempercayai institusinya,
sangat ingin memajukan institusi pendidikan tempat dia bekerja, dan dia akan
sangat berkeinginan untuk terus mendedikasikan keahliannya di institusi tempat di
bekerja Kemudian seorang guru dengan kerpibadian yang baik dan memiliki rasa
percaya diri harus memperlihatkan cara berfikir yang selalu positif, selalu
berkeinginan keras untuk memajukan insitusi, siap menghadapi risiko, dan sealu
sehat, ceria dan energetik.
Kemudian dari itu, seorang guru profesional harus memiliki sifat kritis dan
mampu berfikir analitis sebagai wujud kepribadian saintifik mereka. Sifat kritis
dan kemampuan berfikir ini merupakan karakter yang dimiliki sebagai hasil
proses pendidikan keguruan mereka sebelum menjadi guru. Kemampuan berfikir
analistis sangat diperlukan bagi setiap guru agar mampu mendorong para
siswanya menjadi kritis, dan memiliki kemampuan berfikir analitis dalam
pelajaran yang mereka pelajari. Bagaimana para siswa akan menjadi cerdas dan
memiliki kemampuan analisis yang baik jika gurunya sendiri tidak memiliki
kemampuan berfikir analisis.

E. kompetensi Profesional Guru


Aturan Pemerintah Dalam Standar Kompetensi Guru
Meski guru sudah berusaha sebaik mungkin, tak jarang ditemukan kritik atas
kinerjanya. Tentunya guru sudah berniat dari awal untuk bekerja secara
profesional dan menjadi guru yang kompeten. Namun, bisa jadi terdapat beberapa
hal yang terlewati sehingga mempengaruhi kinerja guru.
Namun tak perlu khawatir, agar tujuan awal bisa tercapai, guru dapat mengikuti
aturan yang dibuat oleh pemerintah. Khususnya pada Undang-Undang Nomor 14
tahun 2005, dimana guru dan dosen pada ayat 10 1 disebutkan bahwa
"Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi
Kompetensi yang disebutkan dalam UU No. 14 Tahun 2005 ini merupakan
standar kompetensi yang wajib dimiliki guru agar para guru dapat mengajar
dengan baik dan benar. Nah, berikut ini penjelasan standar kompetensi guru
sebagai berikut;
-Kompetensi Pedagogik
Kompetensi ini merupakan kemampuan atau keterampilan guru dalam mengelola
proses pembelajaran atau interaksi belajar mengajar dengan peserta didik. Dalam
kompetensi ini terdapat 7 aspek yang wajib dikuasai, diantaranya;
Karakteristik para peserta didik
Teori belajar serta prinsip pembelajaran yang mendidik
Pengembangan kurikulum
Pembelajaran yang mendidik
Pengembangan potensi para peserta didik
Cara berkomunikasi
Penilaian dan evaluasi belajar
-Kompetensi Kepribadian
Kompetensi berikutnya tentang kepribadian yang berkaitan dengan karakter guru
dan wajib dimiliki agar menjadi teladan bagi para peserta didik. Selain itu, para
guru juga harus mampu mendidik para muridnya agar membantu mereka memiliki
kepribadian yang baik Terdapat beberapa kepribadian yang harus dimiliki guru
antara lain;
Kepribadian yang stabil, bertindak sesuai dengan norma sosial dan bangga
menjadi guru.
Kepribadian yang dewasa menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai
pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.
Kepribadian yang arif menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan
peserta didik, sekolah dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam
berpikir serta bertindak.
Kepribadian yang berwibawa meliputi perilaku yang berpengaruh positif terhadap
peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
Berakhlak mulia meliputi bertindak sesuai dengan norma religius dan memiliki
perilaku yang diteladani peserta didik.
-Kompetensi Profesional
Kompetensi ini adalah kemampuan atau keterampilan yang harus dimiliki guru
agar tugas-tugas perguruan dapat diselesaikan dengan baik dan benar.
Keterampilan ini berkaitan dengan hal-hal teknis serta berkaitan langsung dengan
kinerja guru. Indikator kompetensi ini adalah;
Menguasai materi pelajaran yang diampu, meliputi struktur pelajaran, konsep
pelajaran dan pola pikir keilmuan materi tersebut.
Menguasai standar kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan tujuan
pembelajaran dari pelajaran yang diampu.
Mampu mengembangkan materi pelajaran dengan kreatif sehingga bisa memberi
pengetahuan reflektif demi mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan.
Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam proses
pembelajaran serta pengembangan diri.
-Kompetensi Sosial
Ini merupakan kompetensi kemampuan guru dalam berkomunikasi secara efektif
dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar. Kemampuan ini meliputi
Bertindak objektif, tidak diskriminatif berdasarkan jenis kelamin, agama, ras,
kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial keluarga.
Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun kepada sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang memiliki keragaman
sosial budaya.
BAB 1II
PENUTUP

A.Kesimpulan
Istilah pendidikan ilmu pengetahuan sosial merupakan terjemahan darisocial
studies yang dapat diartikan sebagai penelaahan tentang masyarakat. Bining&
Bining(1952). untukmembantu masyarakat (bahasa) membangun kemampuan
membuat keputusanbagi masyarakat luas dalam masyarakat yang plural dan
demokratis .Muhammad Numan Sumantri(1988) mengatakan bahwa
mengatakanbahwa pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu
penyederhanaan disiplinilmu-ilmu social ideologi negara dan disiplin ilmu lainya
serta masalah masalahsosial terkait yang diorganisasikan dan di sajuka secara
ilmiah dan psikologisuntuk tujuanpendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan
menengah.IPS tidak menitik beratkan kepada bidang-bidang teoritis tetapi lebih
padabidang praktis dalam mempelajari masalah-masalah sosial ataupun gejala
sosialyang terdapat dilingkungan masyarakat.

B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di
atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu
dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/28880477/
KONSEP_DASAR_PEMBELAJARAN_IPS_KONSEP_DASAR_IPS_Dosen_pembimbi
ng?show_app_store_popup=true

http://didaktis.xyz/konsep-dasar-ips/

https://oktaseiji.wordpress.com/2011/04/24/paradigma-pendidikan-ips-di-indonesia/

Sapriya. 2009. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Remaja


Rosdakarya
https://disdikpora.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pengertian-profesionalisme-
guru-63#:~:text=Secara%20sederhana%2C%20profesional%20berasal%20dari,dalam
%20melaksanakan%20tugas%20jabatan%20guru

http://dederosyada.lec.uinjkt.ac.id/reviews/
guruprofesionalharusmemilikikepribadianyangbaik

Anda mungkin juga menyukai