DOSEN PENGAMPU:
DI SUSUN OLEH:
2020/2021
KATA PENGANTAR
Kami sebagai penulis mengucapkan Puji syukur Kepada Tuhan yang yang telah
memberikan kami kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini,Tanpa rahmat dan pertolongan-
Nya, kami tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Disini Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, baik itu
dari segi isi maupun tulisan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangatlah
diperlukan. Semoga makalah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan bermanfaat bagi
kita semua.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua yang terlibat dalam pembuatan
makalah ini.
Kelompok
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri,
sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu
sosial (social science), maupun ilmu pendidikan (Sumantri. 2001:89). Social Scence
Education Council (SSEC) dan National Council for Social Studies (NCSS), menyebut
IPS sebagai “Social Science Education” dan “Social Studies”. Dengan kata lain, IPS
mengikuti cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran seperti:
geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi,
dan sebagainya.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
keceerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara (UU No.20 Tahun 2003 Pasal 1).
Pendidikan mengandung pengertian suatu perbuatan yang disengaja untuk
menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. Dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak mengerti menjadi mengerti, dan sebagainya. Pendidikan IPS pada tingkat sekolah
dasar menggunakan pendekatan secara terpadu / fusi. Hal ini disesuaikan dengan
karakteristik tingkat perkembangan usia siswa SD yang masih pada taraf berfikir abstrak.
Pengembangan pendidikan IPS tidak hanya diarahkan pada pengembangan
kompetensi yang berkaitan dengan aspek intelektual saja. Keterampilan sosial menjadi
salah satu faktor yang dikembangkan sebagai kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa
dalam pendidikan IPS. Keterampilan mencari, memilih, mengolah dan menggunakan
informasi untuk memberdayakan diri serta keterampilan bekerjasama dengan kelompok
yang majemuk nampaknya merupakan aspek yang sangat penting dimiliki oleh peserta
didik yang kelak akan menjadi warga negara dewasa dan berpartisipasi aktif di era global.
1
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini yaitu:
1. Apakah Pengertian Pendidikan IPS di Sekolah Dasar?
2. Apa saja Tujuan Pendidikan IPS di Sekolah Dasar?
3. Apa saja Manfaat Pendidikan IPS di Sekolah Dasar?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui Pengertian Pendidikan IPS di Sekolah Dasar
2. Untuk mengetahui Tujuan Pendidikan IPS di Sekolah Dasar
3. Untuk mengetahui Manfaat Pendidikan IPS di Sekolah Dasar
2
BAB II
PEMBAHASAN
Terdapat perbedaan yang esensial antara IPS sebagai ilmu-ilmu sosial (social
sciences) dengan pendidikan IPS sebagai social studies. Jika IPS lebih dipusatkan pada
pengkajian ilmu murni dari berbagai bidang yang termasuk dalam ilmu-ilmu sosial
3
(social sciences) atau dalam kata lain IPS adalah sebagai wujudnya. Setiap disiplin ilmu
yang tergabung dalam ilmu-ilmu sosial berusaha untuk mengembangkan kajiannya sesuai
dengan alur keilmuannya dan menumbuhkan “body of knowledge”.
4
1. Pengembangan Kemampuan Berpikir Siswa
Pengembangan kemampuan intelektual adalah pengembangan kemampuan
siswa dalam berpikir tentang ilmu-ilmu sosial dan masalah-masalah
kemasyarakatan. Udin S. Winataputra (1996) mengemukakan bahwa dimensi
intelektual merujuk pada ranah kognitif terutama yang berkenaan dengan
proses berpikir atau pembelajaran yang menyangkut proses kognitif bertaraf
tinggi dari mulai kemampuan pemahaman sampai evaluasi. S. Hamid Hasan
(1998) menambahkan bahwa pada proses berpikir mencakup pula kemampuan
dalam mencari informasi, mengolah informasi dan mengkomunikasikan
temuan.
2. Pengembangan Nilai dan Etika Sosial
S. Hamid Hasan (1996) mengartikan nilai sebagai sesuatu yang menjadi
kriteria suatu tindakan, pendapat atau hasil kerja itu bagus/ positif atau tidak
bagus/ negatif. Franz Von Magnis (1985) menyatakan bahwa etika adalah
penyelidikan filsafat tentang bidang moral, ialah bidang yang mengenai
kewajiban-kewajiban manusia serta tentang yang baik dan yang buruk.
3. Pengembangan Tanggung Jawab dan Partisipasi Sosial
Dimensi yang ketiga dalam pembelajaran IPS adalah mengembangkan
tanggung jawab dan partisipasi sosial yakni yang mengembangkan tujuan IPS
dalam membentuk warga negara yang baik, ialah warga negara yang
berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
5
permintaan, atau kelangkaan adalah konsep-konsep abstrak yang dalam program studi
IPS harus dibelajarkan kepada siswa SD.
Pendidikan IPS SD disajikan dalam bentuk synthetic science, karena basis dari
disiplin ini terletak pada fenomena yang telah diobservasi di dunia nyata. Konsep,
generalisasi, dan temuan-temuan penelitian dari synthetic science ditentukan setelah fakta
terjadi atau diobservasi, dan tidak sebelumnya, walaupun diungkapkan secara filosofis.
Para peneliti menggunakan logika, analisis, dan keterampilan (skills) lainnya untuk
melakukan inkuiri terhadap fenomena secara sistematik.Agar diterima,hasil temuan dan
prosedur inkuiri harus diakui secara publik. (Supriatna, 2007)
Seperti dikatakan Mager (1975:5), sedikitnya ada tiga alasan pokok mengapa guru
harus memperhatikan / merumuskan tujuan pengajarannya.
Pertama, jika guru tidak merumuskan tujuan atau menentukan tujuan pengajaran
tetapi kurang jelas, maka ia tidak akan dapat memilih atau merancang bahan pengajaran,
isi, ataupun metode yang tepat untuk dipergunakan dalam pengajaran itu. Dari
pengamatan dan pengalaman kita mengetahui, karena tidak pernah merumuskan tujuan
6
pengajaran guru-guru pada umumnya cenderung hanya menggunakan satu metode yang
dianggap paling mudah yakni metode ceramah. Apapun bahan pengajaran yang
diberikan, baik bahan pengajaran yang berisi aspek pengetahuan (cognitif domain)
maupun yang lebih mengutamakan aspek keterampilan (psychomotor domain) atau aspek
sikap (affective domain), semuanya diberikan dengan metode yang sama. Dengan
demikian, tujuan-tujuan yang sebenarnya diharapkan kurikulum sering tidak tercapai.
Kedua, tidak adanya rumusan tujuan pengajaran yang jelas bagi guru sehingga
sukar mengukur atau menilai sampai sejauh mana keberhasilan pengajaran itu. Rumusan
tujuan yang jelas dan menggambarkan suatu performance yang diharapkan dikuasai oleh
murid setelah mempelajari bahan pelajaran tertentu. Makin jelas rumusan tujuan, makin
mudah bagi guru memilih instrumen penilaian mana yang tepat dipergunakan untuk
mengukur atau menilai keberhasilan tujuan yang telah dirumuskan itu. Sebaliknya tanpa
tujuan yang jelas, guru akan menggunakan instrumen penilaian dengan sembarangan saja,
sehingga hasilnya pun tidak relevan, tidak fair, dan tidak inovatif.
Ketiga, tanpa adanya rumusan tujuan yang jelas, sukar bagi guru untuk
mengorganisasikan kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha siswa pencapaian tujuan
pengajaran itu. Seperti telah dikatakan di atas, dengan adanya tujuan yang jelas
memungkinkan guru memilih metode mana yang sesuai dirumuskan. Bagi guru, setiap
pemilihan metode berarti menentukan jenis proses belajar-mengajar mana yang dianggap
lebih efektif untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
Di samping ketiga alasan yang telah dikemukakan di atas, ada satu hal lagi yang
penting dan perlu dikemukakan di sini. Yakni dengan tidak adanya rumusan tujuan
pengajaran yang jelas, sukar bagi guru untuk mengadakan balikan (feedback) terhadap
proses belajar-mengajar yang telah dilaksanakan. Sebenarnya hal itu sangat erat
hubunganya dengan apa yang telah dikemukakan pada alasan kedua. Dengan melihat
hasil evaluasi yang diperoleh setelah mengalami proses belajar tertentu, seyogianya guru
dapat melihat kembali apakah program pengajaran yang telah disusunnya itu baik. Jika
belum, di mana letak kekurangan dan kesalahannya, apakah pada pemilihan bahan
pengajaran yang terlalu sukar atau terlalu mudah, pada pemilihan dan penggunaan alat
bantu mengajar yang kurang sesuai, ataukah pada pemilihan metode mengajar yang
7
kurang tepat? Semua ini tidak mungkin dilaksanakan jika tujuan pengajaran itu sendiri
tidak dirumuskan dengan jelas. (Purwanto, 2006)
8
f. Mempelajari IPS membantu siswa untuk mengetahui cara berinteraksi dengan
orang di sekitarnya, baik itu interaksi dalam kelompok kecil maupun kelompok
besar.
g. Dengan mempelajari IPS, memudahkan siswa untuk terjun dan hidup dalam satu
kelompok baru karena meraka sudah dibekali pengetahuan mengenai tradisi
yang ada dalam kelompok tersebut.
h. Melatih dan membentuk jiwa sosial kepada siswa.
i. Melatih sifat teliti dan ekonomis
j. Mengajari siswa untuk mensyukuri kehidupan yang dimilikinya karena apa yang
sedang mereka jalani saat ini merupakan bagian dari proses-proses sosial yang
harus dilewati.
k. Dengan mempelajari IPS diharapkan siswa mampu mengembangkan aspek
pengetahuan dan pemahaman (knowledge and understanding) serta aspek
keterampilan (skill).
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Salah satu pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik adalah pelajaran IPS.
Pendidikan IPS merupakan salah satu pelajaran yang memberikan kontribusi cukup
penting dalam mengatasi permasalahan sosial. Karena pelajaran IPS memiliki peran yang
signifikan dalam membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia.
Manusia yang merupakan makhluk sosial membutuhkan bekal pengetahuan
mengenai harkat dan martabat serta tata cara berinteraksi antar sesama makhluk sosial
lainnya. Maka dibutuhkan keterampilan dan pengetahuan mengenai tata cara bersosial
berdasarkan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.Mempelajari pendidikan
IPS di Sekolah Dsara yakni berisi tentang pengertian, tujuan dan manfaat IPS SD.
Dengan mempelajari materi Konsep dasar IPS ini, diharapkan dapat menjelaskan
pendidikan IPS yang berpengaruh terhadap kehidupan masa kini dan masa yang akan
datang secara kritis dan kreatif. Pembahasan materi ini menerapkan pendekatan antar
disiplin yang mengintegrasikan ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Adapun media yang
digunakan adalah bahan ajar cetak dan non cetak (web).
10
DAFTAR PUSTAKA
Susilo, dkk. 2009. Kajian Ilmu Pengetahuan Sosial. Salatiga: Widya Sari Press
Sardjiyo, dkk. 2006. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
http://beduatsuko.blogspot.com/2009/02/makalah-konsep-pendidikan-ips-dan.htmlAndika
Prasetyo: http://raka RAPerz ElephantDead.blogspot.com
11