Anda di halaman 1dari 16

PENDIDIKAN IPS SD

“Metode dan Pendekatan dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar”

Oleh:

Kelompok 9
Dela Anisa (18129236)
Tri Denia Julesi (18129211)

Sesi: 18 BKT 09

Dosen Pembimbing:
Drs. Zuardi, M.Si

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
Metode dan Pendekatan dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar

A. Metode Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar


1. Pengertian Metode Pembelajaran
Kata metode berasal dari bahasa latin yaitu “methodo” yang berarti
“jalan”. Dengan demikian metode bersangkut paut dengan pemilihan jalan, arah
atau pola dalam berbuat sesuatu untuk mencapai sesuatu tujuan. Sedangkan
mengajar dapat diartikan sebagai suatu proses membawa anak didik dari suatu
tingkat kecakapan tertentu ke tingkat kecakapan yang menjadi tujuan pendidikan.
Sehubungan dengan hal tersebut Winarno Surachmad (1976:76), menyatakan
bahwa metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai
suatu tujuan. Sedangkan mengajar diartikan sebagai penciptaan suatu
sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar (T. Raka Joni.
1980:1).
Dengan demikian metode mengajar adalah metode yang dipergunakan oleh
seorang pengajar untuk membawa anak didiknya ke tujuan pengajarannya (E.
Kusmana. 1974:1). Lebih jelas lagi ditegaskan oleh Winarno Surachmad (1961),
bahwa metode mengajar adalah cara-cara pelaksanaan proses belajar mengajar,
atau bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada murid-murid di
sekolah.
Kegiatan pembelajaran yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi
sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Guru
berusaha mengatur lingkungan kelas agar anak didiknya termotivasi untuk
belajar. Guru berusaha dengan seperangkat pengetahuan dan pengalamannya
mempersiapkan program pembelajaran dengan baik dan sistematis. Usaha tersebut
dimaksudkan agar anak didiknya memiliki kecakapan, pengetahuan, dan
kepribadian yang dilakukan oleh guru di sekolah dengan menggunakan cara-
cara tertentu. Cara-cara yang ditempuh oleh guru itulah yang disebut sebagai
metode pembelajaran.
Kenyataannya memang manusia dalam segala hal selalu berusaha mencari
efisiensi kerja dengan cara memilih dan menggunakan suatu metode yang
dianggap terbaik untuk mencapai tujuan. Demikian juga guru/pendidik
selalu berusaha memilih metode yang tepat, dipandang lebif efektif dari pada
metode-metode lainnya, sehingga kecakapan dan pengetahuan yang diberikan oleh
guru benar-benar menjadi miliki anak didiknya.
Jadi jelas bahwa metode adalah cara yang dianggap efisien yang
digunakan oleh guru dalam menyampaikan suatu mata pelajaran tertentu kepada
siswa, agar tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya dalam proses kegiatan
pembelajaran dapat tercapai dengan efektif.
Makin tepat metodenya diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan
tersebut. Tujuan adalah pedoman yang memberi petunjuk akan dibawa ke arah mana
kegiatan pembelajaran tersebut. Guru tidak dapat membawa kegiatan
pembelajaran menurut kehendaknya sendiri dan mengabaikan tujuan yang telah
dirumuskan. Kegiatan pembelajaran yang tidak mempunyai tujuan sama saja dengan
orang pergi ke pasar tanpa tujuan. Sehingga terjadi pembelian barang-barang
yang sebenarnya tidak dibutuhkan, sebaliknya barang yang sangat dibutuhkan
tidak dibeli, hal ini dikarenakan tidak ada tujuan. Demikian pula di dalam
pembelajaran pasti mempunyai tujuan.
2. Faktor yang Mememngaruhi Pemilihan Metode Pembelajaran
Pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Anak Didik
Di dalam kelas guru akan menghadapi siswanya yang mempunyai
perbedaan-perbedaan; jenis kelamin, latar belakang kehidupan, status sosial,
kecerdasan, kreatifitas, dan perilakunya. Perbedaan individual siswa tersebut akan
mempengaruhi guru untuk memilih dan menentukan metode mana yang cocok,
untuk mencapai lingkungan belajar yang aktif dan kreatif, sehingga tujuan
pembelajaran tercapai susuai yang direncanakan. Dengan demikian kematangan
siswa yang bervariasi mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode.
b. Tujuan
Perumusan tujuan sangat berpengaruh terhadap kemampuan siswa,
proses pembelajaran, dan pemilihan metode. Metode yang dipilih guru harus
sesuai dengan taraf kemampuan siswa, artinya metode harus tunduk terhadap
tujuan.
c. Situasi
Situasi kegiatan pembelajaran yang diciptakan guru dari hari ke hari tidak
selalu sama. Dalam hal ini guru tentu memilih metode mengajar yang
sesuai dengan yang diciptakan. Misalnya, sesuai dengan sifat bahan dan
tujuan yang akan dicapai, maka guru menciptakan lingkungan belajar secara
kelompok. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok
diberi tugas untuk memecahkan suatu masalah. Dengan demikian guru telah
menerapkan metode problem solving. Jadi jelas bahwa situasi yang
diciptakan guru mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.
d. Fasilitator
Merupakan kelengkapan yang menunjang proses pembelajaran.
Lengkap tidaknya fasilitas akan menentukan pemilihan metode mengajar.
Karena tidak adanya laboratorium IPA, maka kegiatan praktikum,
eksperimen, demonstrasi, dan inkuiri tidak dapat dilaksanakan. Demikian juga di
dalam pembelajaran IPS, karena tidak ada laboratoriumnya maka
kegiatan inkuiri, demonstrasi, sosiodrama, dan simulasi tidak dapat
dilaksanakan secara optimal. Namun masalah ini dapat dilaksanakan dengan
menggunakan lingkungan dan masyarakat sebagai laboratorium IPS. Tentu saja
guru harus melihat materi yang akan disampaikan, kecocokan metode, dan
fasilitas yang tersedia.
e. Guru
Latar belakang pendidikan dan kemampuan guru akan
mempengaruhi kompetensi. Kurangnya kemampuan terhadap berbagai
metode akan menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode,
apalagi belum mempunyai pengalaman mengajar yang memadai. Oleh
karena itu dapatlah dipahami bahwa kepribadian, latar belakang
pendidikan, dan pengalaman mengajar adalah permasalahan intern guru
yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.
3. Macam Metode dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Metode pembelajaran sangatlah banyak macam-macamnya, dan seperti yang kita
ketahui bersama bahwa tidak ada satu metode yang sangat bagus namun harus
disesuaikan penggunaannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Dari berbagai macam
metode pembelajaran yang ada, kami memberikan contoh sebagian kecil metode
pembelajaran yang telah popular dan bisa diaplikasikan dalam pembelajaran IPS
diantaranya adalah
a. Metode Ceramah
Metode ini menghendaki siswa harus mendapatkan informasi yang sama
dalam jumlah siswa yang banyak. Dalam metode ini menekankan penyampaian
informasi secara verbal dan cenderung searah (dari guru ke siswa) dalam
pengaplikasian metode ini penyampaian materi hanya membutuhkan waktu yang
singkat
b. Metode Diskusi
Merupakan cara yang digunakan untuk pembelajaran yang terfokus pada
pembahasan dan pemecahan suatu masalah atau topik dengan cara bertukar
pikiran/ pendapat/ gagasan dan bertukar pikiran yang dilakukan oleh sejumlah/
sekumpulan orang untuk memperoleh suatu jawaban atau kesimpulan. Metode ini
berfungsi untuk latihan mengapresiasi, berpikir, menggagas ide, bertanya dan
berpendapat. Selain itu dengan metode ini siswa dilatih untuk menerima
perbedaan dan toleransi serta demokrasi. Yang tak kalah penting dalam metode
ini, metode ini mampu meningkatkan partisipasi aktif dari peserta didik. Adapun
macam macam diskusi ini adalah Diskusi Panel, Simposium, Seminar dan
lokakarya.
c. Metode Demonstrasi
Merupakan cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau
mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda
tertentu yang sedang dipelajari, baik sebanarnya ataupun tiruannya. Metode ini
cocok untuk digunakan dalam pembelajaran yang membutuhkan pengetahuan
proses dan memakai atau mengaplikasikan sesuatu hal.
d. Metode Eksperimen.
Metode ini menekankan cara penyajian pembelajaran dengan cara
menugaskan siswa, untuk melakukan percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri tentang sesuatu yang di pelajari. Dengan mengaplikasikan
metode ini, peserta didik diberikan kesempatan untuk mengalami, mengamati
proses, mengamati suatu objek, mengumpulkan data, menganalisis, membuktikan
dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu keadaan, kejadian, objek atau
proses tertentu
e. Metode Simulasi
Adalah suatu metode yang cara penyajian pengalaman belajarnya dengan
menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau
ketrampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode pembelajaran
dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakuakn pada objek yang
sebenarnya.
f. Metode Tanya Jawab
Merupakan cara penyajian pembelajaran dalam bentuk pertanyaan, yang
dikemukakan oleh guru yang harus dijawab oleh siswa. Dalam prakteknya
metodetanya jawab dimulai dengan mempersiapkan pertanyaan yang diangkat
dari bahan pelajaran yang akan diajarkan, mengajukan pertanyaan, menilai proses
Tanya jawab yang berlangsung, dan diakhiri dengan tindak lanjut. Penerapan
metode ini dapat menarik perhatian, merangsang daya piker, membangun
keberanian, melatih kemampuan berbicara dan berpikir secara teratur, serta
sebagai alat untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik secara objektif.
g. Metode Drill
Metode ini digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau
ketrampilan dari apa yang dipelajari. Metode ini merupakan implementasi dari
salah satu atau gabungan dari berbagai metode pembelajaran. Mengingat dalam
metode ini kurang mengembangkan daya kreativitas atau bakat inisiatif peserta
didik untuk berpikir, maka guru harus mempertimbangkat tingkat kewajaran
penggunaan metode ini seperti penggunaannya contohnya untuk hal-hal motorik
dan penggunaan rumusan.
h. Metode Pemberian Tugas (Resitasi)
Metode ini berbeda dengan pemberian pekerjaan rumah (PR), metode
resitasi lebih luas dari itu. Resitasi merangsang anak untuk aktif belajar, baik
secara individu ataupun kelompok. Resitasi bisa dilakukan di rumah, lapangan,
perpustakaan, kantin dll. Jenis pekerjaan atau tugasnya pun beraneka ragam,
tergantung tujuan yang ingin dicapai. Seperti meneliti, menyusun laporan dan
tugas-tugas lain yang relevan
i. Metode Karyawisata Metode ini biasa disebut juga dengan metode widyawisata
dan study tour, dalam metode ini, cara penyajian pembelajaran dilakukan dengan
membawa peserta didik ke luar untuk mempelajari berbagai sumber belajar yang
terdapat di luar kelas. Pemanfaatan lingkungan nyata, pembelajaran menjadi
lebih relevan, memperluas informasi, membiasakan peserta didik untuk
memanfaatkan dunia sekitar, serta mendorong daya kreatifan anak mampu
dicapai dengan menggunkan media ini. Oleh karena itu, metode ini dianggap
sebagai salah satu metode yang modern.
j. Metode problem solving
Merupakan cara penyajian bahan pembelajaran dengan menjadikan
masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis, dibandingkan, dan
disimpulkan delam usaha mencari pemecahan atau jawabannya oleh peserta
didik. Permasalahan yang dapat diangkat dalam metode ini bisa berupa
kesenjangan antara yang sehariusnya dengan realitas, sesuatu yang bila dibiarkan
akan berdampak pada kerugian dan sesuatu yang membutuhkan kejelasan.

B. Pendekatan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar


1. Pendekatan Kognitif
a. Pengertian Pendekatan Kognitif
Istilah kognitif berasal dari kata Latin cognoscere yang artinya
mengetahui (to know). Pendekatan kognitif adalah pendekatan yang
menekankan pada bagimana cara individu memberi respon yang datang dari
sebuah masalah dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan
masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah.
b. Implementasi Pendekatan Kognitif
Sebagai contoh, ambil kurikulum Sekolah Dasar Kelas 6 Semester II:
Kompetensi Dasar: memahami gejala alam dan sosial negara Indonesia dan
negara tetangga.
Materi Pokok: Gejala alam dan sosil negara Indonesia dan negara tetangga.
Hasil Belajar:
1) Membandingkan gejala alam negara Indonesia dengan negara-
negara tetangga
2) Mendeskripsikan gejala sosial Indonesia dan negara-negara
tetangga.

Indikator :

1) Menunjukkan pada peta letak dan nama negara-negara tetangga


Indonesia.
2) Membandingk an ciri-ciri gejala alam Indonesia dengan negara-
negara tetangga.
3) Membandingkan ciri-ciri gejala sosial di Indonesia dengan
negara tetangga.
4) Memberi contoh sikap waspada terhadap gejala sosial di
Indonesia.

Setelah memahami hal di atas, maka langkah selanjutnya adalah sebagai


berikut:

1) Menyajikan masalah
Guru mengajukan masalah dengan pertanyaan sebagai berikut: Bagaimana
gejala alam dan sosial di Indonesia jika dibandingkan dengan negara
tetangganya?
2) Mengumpulkan data dan verifikasi data
Siswa mengumpulkan data melalui buku-buku sumber yang berkaitan
dengan masalah yang dirumuskan.
3) Mengumpulkan unsur baru
Guru dan siswa mencocokkan secara langsung antara infomasi
dengan rumusan masalah yang dirumuskan dan menemukan unsur-unsur
baru yang dapat digunakan untuk menjawab masalah.
4) Merumuskan penjelasan
Guru membantu siswa dalam merumuskan penjelasan untuk mnjawab
atas masalah secara mendetail, rapi, dan sistematis.
5) Menganilisis proses inkuri
Siswa menganalisis pola-pola penemuannya dan siswa menilai
efektivitas proses inkuiri yang dilakukan. Kemudian memperbaiki
kekurangan yang ada.
2. Pendekatan Sosial
a. Pengertian Pendekatan Sosial
Pendekatan sosial menekankan kecakapan individu berhubungan
dengan orang lain (masyarakat), dan memusatkan perhatian pada gejala-gejala
sosial yang muncul. Salah satu metode pembelajaran yang berlandaskan
pendekatan social yang akan diambil sebagai contoh adalah inkuiri sosial.
Ketika proses inkuiri sosial berlangsung guru harus berperan sebagai
pembimbing. Dalam membimbing peserta didik, guru janganlah sebagai
pemberi perintah, akan tetapi sebagai pemberi motivator dan reflektor.
b. Implementasi Pendekatan Sosial
Tahap-tahap penerapan metode inkuiri sosial adalah sebagai berikut ini.
1) Tahap Orientasi
Peserta didik dengan bantuan guru mengambil dan menetapkan
masalah sosial yang dijadikan pokok pembahasan.
2) Tahap Hipotesis
Hipotesis menjadi acuan dalam pemecahan masalah.Syarat Hipotesis yang
baik adalah sebagai berikut:
a) Valid (shahih).
b) Kompatibilitas, adanya kesesuaian antara hipotesis dan pengalaman
siswa/guru
c) Berhubungan dengan peristiwa nyata.
3) Tahap Definisi
Peserta didik mengadakan pembahasan mengenai pengertian istilah
yang terdapat pada hipotesis.
4) Tahap Eksplorasi
Peserta didik mengadakan pengujian hipotesis dengan logika deduksi
dan mengembangkan hipotesis dengan implikasi dan asumsi-asumsinya.
5) Tahap Pembuktian Hipotesis
Peserta didik melakukan pembuktian dengan jalan melakukan
pengumpulan data melalui metode-metode pengumpulan data yang sesuai
dengan masalah yang dibahas/
6) Tahap Generalisasi
Menyimpulkan dengan kalimat yang baik.
3. Pendekatan Personal
a. Pengertian Pendekatan Personal
Pendekatan personal ini lebih menekankan pada proses yang
membantu individu dalam membentuk dan mengorganisasikan kenyataan-
kenyataan yang kompleks. Pendekatan personal ini memusatkan perhatian
pada pandangan individu dan berusaha menggalakkan kemandirian yang
produktif, sehingga siswa semakin sadar diri dan bertanggung jawab akan tujuan
hidupnya
b. Implemetasi Pendekatan Personal
Langkah-langkah penerapan metode pertemuan kelas adalah sebagai
berikut:
1) Menciptakan iklim yang mengundang keterlibatan
Tugas guru yaitu mendorong siswa untuk terlibat aktif kegiatan
pembelajaran,
a) Menyajikan masalah untuk diskusi
b) Menyeleksi pendapat siswa tanpa merendahkan dan penilaian.
2) Menyajikan masalah untuk diskusi
Tugas guru adalah sebagai berikut:
a) Mengajukan masalah
b) Mengemukakan masalah
c) Mendeskripsikan masalah
d) Mengidentifikasi konsekuensi
e) .Mengidentifikasi norma sosial
3) Mengembangkan pertimbangan nilai pribadi
4) Mengidentifikasi alternatif Tindakan
Siswa mengidentifikasi alternatif perilaku khusus dan siswa sepakat untuk
menaatinya.
5) Merumuskan kesepakatan
Melakukan perumusan kemudian ditaati bersama
6) Perilaku tindak lanjut
Mengukur efektivitas kesepakatan dan perilaku baru
4. Pendekatan Perbahan Tingkah Laku
a. Pengertian Pendekatan Perubahan Tingkah Laku

Ciri Pendekatan ini adalah adanya kecenderungan memecah tugas belajar


menjadi sejumlah perilaku yang kecil (langkah-langkah kecil) dan berurutan.
Mengajar pada dasarnya adalah mengusahakan terjadinya perubahan dalam
perilaku peserta didik dan perubahan perilaku tersebut harus dapat diamati.

b. Implementasi Pendekatan Perubahan Tingkah Laku

Untuk menerapkan penggunaan metode ini diambil contoh materi dari


GBPP IPS Sekolah Dasar Kelas 5 semester II

1) Kompetensi Dasar

Kemampuan memahami perjuangan para tokoh dalam melawan


penjajah dan tokoh-tokoh Pergerakan Nasional.

2) Materi Pokok

Pendudukan Jepang di Indonesia.

3) Hasil Belajar

Mendeskripsikan penduduk Jepang di Indonesia

4) Indikator (Uraian Materi)


a) Menceritakan pendudukan Jepang di Indonesia

b) Menceritakan sebab dan akibat pergerakan tenaga romusa oleh Jepang


terhadap penduduk Indonesia.

5) Pelaksanaan Pembelajaran

Setelah mempelajari KD, materi pokok, hasil belajar, dan indikator,


guru dapat menjelaskan materi tersebut dengan cara yang mudah diterima.
Guru memberikan penilaian hal menguntungkan dan merugikan bagi
penduduk. Menyebutkan sebab dan akibat pergerakan tenaga romusa oleh
Jepang terhadap penduduk Indonesia.

5. Pendekatan Ekspositori

a. Pengertian Pendekatan Ekspositori

Pendekatan ekspositori adalah pendekatan yang menekankan pada


pengolahan materi pelajaran yang telah jadi atau siap disampaikan kepada peserta
didik. Guru memberikan materi yang sudah siap, sehingga siswa tidak perlu
mencari, menemukan, dan memecahkan sendiri. Kegiatan ekspositori lebih
menekankan pada kegiatan guru.

b. Implementasi Pendekatan Ekspositori

Sebagai contoh untuk menerapkan pendekatan ekspositori (metode


ceramah) diambil dari kurikulum SD Kelas 6 semester II.

1) Kompetensi Dasar

Kemampuan memahami gejala alam dan sosial Negara Indonesia dan


Negara Tetangga.

2) Materi Pokok

Gejalal alam dan sosial Indonesia dan negara tetangga


3) Hasil Belajar

a) Membandingkan gejala alam Negara Indonesia dengan Negara-negara


tetangga.

b) Mendeskripsikan gejalasosial Indonesia dan Negara-Negara tetangga.

4) Indikator

a) Menunjukkan pada peta letak dan nama negara-negara tetangga Indonesia

b) Membandingkan ciri-ciri gejala alam Indonesia dengan negara-negara


tetangga

c) Memberi contoh sikap waspada terhadap gejala sosial di Indonesia.

d) Setelah materi pokok, hasil belajar, dan indikatornya, guru dapat memilih
materi apa yang dapat dijelaskan dan materi apa yang diberikan sebagai
tugas. Kemudian melaksanakan langkahlangkah dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Sulfemi, W. B. (2009). Modul Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Bogor: STKIP Muhammadiyah Bogor, 1, 1-49.

Sulfemi, Wahyu Bagja. (2016). Modul Pembelajaran Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Bogor :
STKIP Muhammadiyah Bogor.

Sulfemi, W. B., & Nurhasanah. (2018). Penggunaan Metode Demontrasi Dan Media Audio
Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran IPS. Pendas
Mahakam: Jurnal Pendidikan Dasar, 3(2), 151-158.

Sulfemi, Wahyu Bagja. (2018). Hubungan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar IPS Di SMP

Kabupaten Bogor. Edutecno 18 (2), 1-8.

Sulfemi, Wahyu Bagja. (2018). Manajemen Kurikulum di Sekolah. Bogor : Visi Nusantara Maju

Sulfemi, Wahyu Bagja. (2018). Modul Manajemen Pendidikan Non Formal. Bogor: STKIP

Muhammadiyah Bogor

Anda mungkin juga menyukai