Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL

“Konsep Pembelajaran Aktif Dan Kreatif Dalam Pengembangan


Muatan Lokal”

Disusun Oleh :
Kelompok 5
Dela Annisa (18129236)
Wike Nilanda Putri (18129086)

Sesi: 18 BKT 09

Dosen Pembimbing: Masniladevi, S.Pd, M.Pd.

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam.
Rahmat dan keselamatan semoga senantiasa di limpahkan Allah kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya, serta para pengikutnya yang
setia hingga hari pembalasan kelak. Dan tak lupa kami bersyukur atas
tersusunnya makalah kami yang berjudul “Konsep pembelajaran aktif dan kreatif
dalam pengembangan muatan lokal”.

Tujuan kami menyusun makalah ini adalah tiada lain untuk memperkaya
ilmu pengetahuan kita semua, dan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Pengembangan Muatan Lokal”. Dengan terselesaikannya makalah ini, maka
tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang berperan dalam
membantu penyusunan makalah ini hingga selesai seperti ini.

Akhir kata kami mengharapkan adanya kritik dan saran atas kekurangan
kami dalam penyusunan makalah ini, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan berguna bagi para pembaca.

Bukittinggi, 21 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
Daftar ISI...........................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
A. Pengertian Pembelajaran Aktif dan Kreatif............................................................2
B. Ciri-ciri Pembelajaran Aktif dan Kreatif................................................................5
C. Model Pembelajaran Aktif dan Kreatif...................................................................8
BAB III............................................................................................................................15
A. Kesimpulan..........................................................................................................15
B. Saran....................................................................................................................15
Daftar Pustaka..............................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses yang pada membelajarkan siswa yang
dilakukan oleh guru. Di dalamnya terdapat usaha-usaha yang terencana dalam
memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi terus menerus proses
belajar dalam diri siswa. Itulah pembelajaran aktif yang sekaligus
menumbuhkan daya kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Mengajarkan muatan lokal memerlukan suatu pendektan tersendiri agar
efektif, efisien dan menuju sasaran. Keterampilan mengajar inilah salah satu
kunci keberhasilan guru melksanakan muatan lokal.
Saat ini terjadi perubahan paradigma dalam proses pembelajaran. Selama
ini yang terjadi dalam proses pembelajaran lebih banyak didominasi oleh
guru, namun saat ini mulai diubah paradigma berpikirnya bahwa yang belajar
adalah siswa, sehingga perlu ada aktivitas yang seimbang antara siswa dan
guru. Bahkan akan lebih baik lagi jika siswa lebih banyak aktif dalam
pembelajaran. pada makalah ini penulis akan membahas mengenai
pembelajaran aktif dan kreatif serta model pembelajaran yang dapat
diterapkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pembelajaran aktif dan kreatif ?
2. Bagaimana ciri-ciri pembelajaran aktif dan kreatif ?
3. Model pembelajaran apa yang dapat diterapkan agar siswa aktif dan
kreatif dalam belajara ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian pembelajaran aktif dan kreatif
2. Mengetahui ciri-ciri pembelajaran aktif dan kreatif
3. Mempelajari model pembelajaran yang dapat diterapkan agar siswa aktif
dan kreatif dalam belajara

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Aktif dan Kreatif


1. Pembelajaran Aktif
Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran, guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan dan mengemukakan gagasan. Belajar memang
merupakan suatu proses aktif dari si pelajar dalam membangun
pengetahuannya. Bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran
ceramah guru tentang pengetahuan. Peran aktif dari siswa sangat penting
dalam rangka pembentukan generasi kreatif yang mampu menghasilkan
sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Dari proses
pembelajaran aktif akan menyebabkan peserta didik mampu berpikir
inovatif dan kreatif.
Menurut pendapat Sardiman (2001: 98) mengatakan bahwa “aktif
adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan
berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan”.
Dalam proses belajar peserta didik tidak semestinya diperlakukan
seperti bejana kosong yang pasif yang hanya menerima kucuran ceramah
sang guru tentang ilmu pengetahuan atau informasi, karena itu dalam
proses pembelajaran guru dituntut mampu menciptakan suasana yang
memungkinkan peserta didik secara aktif menemukan, memproses dan
mengkonstruksi ilmu pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan baru.
Ketika belajar secara pasif, peserta didik mengalami proses tanpa
rasa ingin tahu, tanpa pertanyaan, dan tanpa daya tarik pada hasil. Ketika
belajar secara aktif, pelajar mencari sesuatu. Dia ingin menjawab
pertanyaan, memerlukan informasi untuk menyelesaikan masalah, atau
menyelidiki cara untuk melakukan pekerjaan. Pendidik hendaknya
menyadari bahwa peserta didik memiliki berbagai cara belajar yang
berbeda-beda.

2
Sebagai pusat belajar, peserta didik harus lebih aktif berkegiatan
untuk membangun suatu pemahaman, keterampilan, dan sikap/perilaku
tertentu. Aktifitas siswa menjadi penting karena belajar pada hakikatnya
adalah proses yang aktif dimana siswa menggunakan pikirannya untuk
membangun pemahaman (constructivism aproach). Dari proses
pembelajaran aktif akan menyebabkan peserta didik mampu berpikir
inovatif dan kreatif.

2. Pembelajaran Kreatif
Dalam arti bahasa kreatif adalah memiliki daya cipta, memiliki
kemampuan untuk menciptakan, bersifat (mengandung) daya cipta
pekerjaan yang menghendaki kecerdasan dan imajinasi.
Menurut istilah kreatif memiliki makna bahwa pembelajaran
merupakan sebuah proses mengembangkan kreatifitas peserta didik,
karena pada dasarnya setiap individu memiliki imajinasi dan rasa ingin
tahu yang tidak pernah berhenti. Menurut Hamzah dan Nurdin ( 2011:
154), kreativitas sering digambarkan dengan kemampuan berpikir kritis,
mempunyai banyak ide, mampu menggabungkan sesuatu gagasan yang
belum pernah tergabung sebelumnya dan kemampuan untuk menemukan
ide untuk memecahkan permasalahan. Dengan demikian, guru dituntut
mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang beragam sehingga
seluruh potensi dan daya imajinasi peserta didik dapat berkembang
secara maksimal. Diantaranya adalah keterampilan membelajarkan atau
keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar merupakan kompetensi
profesional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai
kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh.
Pada dasarnya, semua siswa miliki potensi kreatif yang harus
dikembangkan agar mereka mampu hidup penuh gairah dan produktif
dalam melakukan tugas-tugasnya. Menurut Parnes dalam bukunya
Nursisto mengungkapkan bahwa kemampuan kreatif dapat dibangkitkan
melalui masalah yang mengacu pada lima macam perilaku kreatif, yaitu:
a) Fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakan ide-ide yang
serupa untuk memecahkan suatu masalah;

3
b) Flexibility (keluwesan), yaitu kemampuan untuk menghasilkan
berbagai macam ide guna memecahkan suatu masalah di luar kategori
yang biasa;
c) Originality (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respon yang
unik luar biasa;
d) Elaboration (keterampilan), yaitu kemampuan menyatakan
pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi
kenyataan.
e) Sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan menangkap.
Dari konsep di atas, dapat diketahui adanya tujuan tertentu dalam
pembelajaran kreatif, yaitu:
a) Menciptakan suasana yang harmonis dan hangat antara siswa dengan
guru.
b) Mendorong siswa untuk berani bertanya, menyampaikan pendapat,
dan juga mampu mempertahankan argumentasinya.
c) Mendorong siswa untuk mampu memberdayakan segala sumber
daya yang tersedia, baik di dalam maupun di luar kelas.
          Pembelajaran kreatif menekankan pada pengembangan kreativitas,
baik pengembangan kemampuan imajinasi dan daya cipta (mengarang,
membuat kerajinan tangan, mempraktekkan kesenian, dll) maupun
pengembangan kemampuan berpikir kreatif. Pengembangan kemampuan
berpikir kreatif haruslah seimbang dengan kemampuan berpikir rasional
logis. Alasan mengapa belajar kreatif itu penting yaitu :
a) Belajar kreatif membantu anak menjadi berhasil guna jika kita tidak
bersama mereka. Belajar kreatif adalah aspek penting dalam upaya
kita membantu siswa agar mereka lebihmampu menangani dan
mengarahkan belajar bagi mereka sendiri.
b) Belajar kreatif menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk
memecahkan masalah-masalah yang tidak mampu kita ramalkan
yang timbul di masa depan.
c) Belajar kreatif dapat menimbulkan akibat yang besar dalam
kehiduppan kita. Banyak pengalaman kreatif yang lebih dari pada

4
sekedar hobi atau hiburan bagi kita. Kita makin menyadari bahwa
belajar kreatif dapat mempengaruhi, bahkan mengubah karir dan
kehidupan pribadi kita.
d) Belajar kreatif dapat menimbulkan kepuasan dan kesenangan yang
besar.

B. Ciri-Ciri Pembelajaran Aktif dan Kreatif


1. Ciri-Ciri Pembelajaran Aktif
Menurut Uno Hamzah dan Nurdin (2011) beberapa ciri dari
pembelajaran yang aktif sebagaimana dikemukakan dalam panduan
pembelajaran model ALIS (active learning in school) adalah sebagai
berikut :
a) Pembelajaran berpusat pada siswa
b) Pembelajaran terkait dengan kehidupan nyata
c) Pembelajaran mendorong anak untuk berfikir tingkat tinggi
d) Pembelajaran melayani gaya belajar anak yang berbeda-beda
e) Pembelajaran mendorong siswa berinteraksi dengan guru
f) Pembelajaran mmenggunakan lingkungan sebagai media atau
sumber belajar
g) Penataan lingkungan belajar memudahkan siswa untuk melakukan
kegiatan belajar
h) Guru memantau proses belajar siswa
i) Guru memberikan umpan balik terhadap hasil kerja anak
2. Ciri-Ciri Pembelajaran Kreatif
Menurut Munandar (Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, 2011:
252), diantaranya adalah:
a) memiliki rasa ingin tahu yang besar;
b) sering mengajukan pertanyaan yang berbobot;
c) memberikan banyak gagasan dan usul;
d) mampu menyatakan pendapat spontan dan tidak malu-malu;
e) memiliki rasa keindahan;

5
f) mempunyai pendapat sendiri dan tidak mudah terpengaruh oleh
orang lain;
g) memiliki rasa humor yang tinggi;
h) mempunyai daya imajinasi kuat;
i) mampu mengajukan pemikiran dan gagasan yang berbeda dari
orang lain (orisinal);
j) dapat bekerja sendiri;
k) senang mencoba hal-hal baru;
l) dapat mengembangkan suatu gagasan.

Menurut Suahrsimi Arkunto (Yufiarti, 1999) 10 karakteristik


pembelajaran aktif dan kreatif yaitu :

a) Tidak terbatas di ruang kelas


Pembelajaran tidak hanya terbatas hanya di ruang kelas
namun dapat dilaksanakan diluar kelas atau sekolah dalam lingkup
yang paling dekat seperti halaman sekolah, dirumah dan tempat
lain yang ada di masyarakat
b) Melibatkan semua siswa dalam seluruh kegiatan
Pembelajaran yang melibatkan semua siswa mengandung
dua hal yaitu menyangkut kegiatan dan menyangkut siswa. Dalam
pembelajaran apabila suatu kegiatan berlangsung, semua siswa
harus terlibat dalam kegiatan tersebut. Bila perlu dari awal sampai
akhir pembelajaran.
c) Berorientasi pada hasil belajar
Karakteristik ketiga ini sejlan dengan apa yang disebutkan
dalam karakteristik kedua. Jika siswa dituntut untuk mengikuti
semua kegiatan berarti berarti siswa dikehendaki terlibat dalam
proses bukan hanya asal dapat menunjukkan hasil saja.
d) Peranan siswa pro-aktif
Selama masa persiapan, mungkin guru perlu memberikan
pengarahan seperlunya dalam bentuk memberikan pancingan dan
motivasi tetapi sesudah siswa dapat dilepas guru memberikan

6
waktu sepenuhnya pada siswanya. Kini siswa yang memegang
peranan yang proaktif, sesekali guru mengamati sambil
membetulkan jika ada kekeliruan atau kondisi kelas memang
menghendaki guru untuk melakukan sesuatu.
e) Guru berperang sebagai fasilitator
Guru memberikan pancingan atau petunjuk secara garis
besar kepada siswa kemudia siswa tersebut yang menentukan
sendiri tentang hal-hal yang berkenaan dengan kegiatan yang akan
mereka lakukan.
f) Memperhatikan perbedaan antara individu siswa
Dalam pembelajaran guru dituntut untuk memperhatikan
perbedaan tiap individu siswa. Jika guru memahami keadaan
masing-masing siswa tentu ia dapat memberikan pengarahan dan
motivasi kepada tiap siswa secara penuh. Sebagai akibat dari
pemberian perhatian terhadap perbedaan individual ini maka
pembelajaran siswa akan bervariasi antara yang satu dengan yang
lainnya, tetapi siswa akan merasa puas karena mendapat layanan
sesuai dengan kebutuhan.
g) Interaksi siswa dengan siswa dan siswa dengan lingungan
Interaksi antar siswa dapat dilakukan dengan melakukan
dramatisasi, simulasi, bermain peran dan sosiodrama, main
sandiwara, mengerjakan tugas kelompok dan lain sebagainya.
Sementara interaksi dengan lingkungan dapat terbentuk dari
individu-individu yang berbeda didalamnya. Individu dan
lingkungan merupakan dua sisi yang saling bekerja sama untuk
menciptakan sesuatu demi kesejahteraan waraga agar mencapai
kesejahteraan hidup sebagaimana yang diinginkannya.
h) Siswa bertanggung jawab atas pembelajaran yang dilakukan
Dalam pembelajaran siswa sendiri bertanggung jawab atas
pembelajaran yang meraka lakukan. Kebebasan dan tanggung
jawab merupakan dua hal yang saling terkait. Sejalan dengan
pemberian wewenang penuh kepada siswa tersebut, guru hanya

7
bertindak sebagai fasilitator. Selanjutnya siswa itu sendiri harus
bersedia mempertanggung jawabkan apa yang mereka kerjakan.
i) Menggunakan sumber lingkungan
Sejalan dengan kebebasan siswa ditambah dengan tujuan
utama muatan lokal adalah pengenalan siswa terhadap lingkungan
maka pemanatan lingkungan marupakan sasaran utama dalam
pembelajaran muatan lokal ini. Di lingkungan siswa baik sekitar
tempat tinggal maupun sekolah banyak sekali bahan-bahan yang
dapat dimanfaatkan oleh sekolah untuk mengerjakan muatan
lokal.
j) Adanya kerjasama antara sekolah dengan masyarakat
Sudah dijelaskan bahwa dalam pembelajaran siswa tidak
terbatas hanya belajar didalam kelas tetapi juga luar kelas
dilingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Dengan
tujuan untuk memaksimalkan hasil belajar siswa sekolah dan
masyarakat bekerjasama, misalnya dalam hal menyediakan sarana
dan prasarana, memberikan pengalaman belajar yang tepat dan
berarti bagi siswa. Bantuan dari masyarakat dapat berupa tenaga
ahli budaya tradisional misalnya pemuka adat, seniman musik
tradisional, seniman tari tradisional atau olah raga tradisional.

C. Model Pembelajaran Aktif dan Kreatif


Menurut Uno dan Nurdin (2011), Beberapa model pembelajaran yang
dapat diterapkan guru dalam meningkatkan keaktifan dan kreatifitas siswa
diantaranya yaitu :
1. Model Kepala Bernomor Struktur (Numbered Heads Together
Structure)
Adapun langkah-langkah Model Pembelajaran Numbered Heads
Together Structure yaitu:
a) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok
mendapat nomor

8
b) Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomornya
terhadap tugas yang berangkai Misalnya, siswa nomor satu
bertugas mencatat soal, siswa nomor dua mengerjakan soal, siswa
nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya
c) Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa
disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa
siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini,
siswa dengan tugas yang sama dapat saling membantu atau
mencocokan hasil kerjasama mereka.
d) Melaporkan hasil kelompok dan tanggapan dari kelompok yang
lain
e) Kesimpulan

Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Numbered Heads


Together Structure:
a) Kelebihan
Kelebihan model pembelajaran Numbered Heads Together
Structure antara lain yaitu:
1) Setiap siswa menjadi siap semua.
2) Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
3) Mengembangkan rasa saling memiliki dan kerjasama
4) Dapat bertukar pikiran dengan siswa yang lain
5) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
6) Menghilangkan kesenjangan antara yang pintar dengan
tidak pintar
b) Kekurangan
Dibalik kelebihan yang ada pada semua model pembelajaran
yang ada tentu takluput dari kekurangan. Adapun yang menjadi
kekurangan dari pada model pembelajaran Numbered Heads
Together Structure antara lain yaitu:
1) Guru tidak mengetahui kemampuan masing-masing siswa
2) Waktu yang dibutuhkan semestinya banyak

9
3) Ada siswa yang takut diintimidasi bila Memberi nilai jelek
kepada anggotanya (bila kenyataannya siswa lain kurang
mampu menguasai materi)
4) Ada siswa yang mengambil jalan pintas dengan meminta
tolong pada temannya  untuk mencarikan jawabnya,
akibatnya mengurangi poin pada siswa yang membantu dan
dibantu .
5) Apabila pada satu nomer kurang maximal mengerjakan
tugasnya, tentu saja mempengaruhi pekerjaan pemilik tugas
lain pada nomer selanjutnya.
2. Model Debat
Adapun langkah-langkah Model Pembelajaran Debat yaitu:
a) Guru membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro dan
yang lainnya kontra
b) Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan
didebatkan oleh kedua kelompok diatas
c) Setelah selesai membaca materi guru mrnunjuk salah satu anggota
kelompok pro untuk berbicara, saat itu ditanggapi atau dibantah
oleh kelompok kontra.Demikian seterusnya sampai sebagian besar
siswa bisa mengemukakan pendapatnya
d) Sementara siswa menympaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-
ide darisetiap pembicaraan dipapan tulis.Sampai sejumlah ide
yang diharapkan guru terpenuhi
e) Guru menambahkan konsep atau ide yang belum terungkap
f) Dari data-data yang ada di papan tersebut, guru mengajak siswa
membuat kesimpulan atau rangkuman yang mengacu pada topik
yang ingin dicapai.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Debat :
a) Kelebihan
1) Memantapkan pemahaman konsep siswa terhadap materi
pelajaran yang telah diberikan.

10
2) Melatih siswa untuk bersikap kritis terhadap semua teori
yang telah diberikan.
3) Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat.
b) Kekurangan
1) Ketika menyampaikan pendapat saling berebut
2) Saling adu argument yang tak kunjung selesai bila guru
tidak menengahi
3) Siswa yang pandai berargumen akan slalu aktif tapi yang
kurang pandai berargumen hanya diam dan pasif. 
3. Model Role Playing
Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
a) Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.
b) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam
waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan Kegiatan Belajar
Mengajar.
c) Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang.
d) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
e) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan
skenario yang sudah dipersiapkan.
f) Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati
skenario yang sedang diperagakan.
g) Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan
lembar kerja untuk membahas/memberi penilaian atas penampilan
masing-masing kelompok.
h) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
i) Guru memberikan kesimpulan secara umum.
j) Evaluasi.
k) Penutup.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Role Playing :
a) Kelebihan
Ada beberapa keunggulan dengan menggunakan metode role
playing, di antaranya adalah:

11
1) Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan
siswa. Disamping merupakan pengalaman yang
menyenangkan yang sulit untuk dilupakan.
2) Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas
menjadi dinamis dan penuh antusias.
3) Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri
siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan.
4) Siswa dapat terjun langsung untuk memerankan sesuatu yang
akan di bahas dalam proses belajar.
b) Kekurangan
1) Bermain peran memakan waktu yang banyak.
2) Siswa sering mengalami kesulitan untuk memerankan peran
secara baik khususnya jika mereka tidak diarahkan atau tidak
ditugasi dengan baik. Siswa perlu mengenal dengan baik apa
yang akan diperankannya.
3) Bermain peran tidak akan berjalan dengan baik jika suasana
kelas tidak mendukung.
4) Jika siswa tidak dipersiapkan dengan baik ada kemungkinan
tidak akan melakukan secara sungguh-sungguh.
5) Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode
ini.
4. Model Make A Match
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Make A
Match (membuat pasangan) ini adalah sebagai berikut:
a) Guru menyiapkan beberapa konsep/topik yang cocok untuk sesi
review (satu sisi kartu soal dan satu sisi berupa kartu jawaban
beserta gambar).
b) Setiap peserta didik mendapat satu kartu dan memikirkan
jawaban  atau soal dari kartu yang dipegang.
c) Peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang
cocok dengan kartunya (kartu soal/kartu jawaban), peserta didik

12
yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi
point)
d) Setelah itu babak dicocokkan lagi agar tiap peserta didik
mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.       
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Make A Match :
a) Kelebihan
1) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara
kognitif maupun fisik;
2) karena ada unsur permainan, metode ini menyengkan;
3) meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang
dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa;
4) efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk
tampil presentasi; dan
5) efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu
untuk belajar.
b) Kekurangan
1) jika strategi ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan
banyak waktu yang terbuang;
2) pada awal-awal penerapan metode, banyak siswa yang
akan malu berpasangan dengan lawan jenisnya;
3) jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan
banyak siswa yang kurang memperhatikan pada saat
presentasi pasangan;
4) guru harus hati-hati dan bijaksana saat member hukuman
pada siswa yang tidak mendapat pasangan, karena mereka
bisa malu; dan
5) menggunakan metode ini secara terus menerus akan
menimbulkan kebosanan.
5. Model Inside Outside Circle
Menurut  Spencer  Kagan,  ada  lima  langkah utama  dalam
penerapan Model  IOC ini, yaitu:

13
a) Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap
keluar.
b) Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran
pertama dan menghadap ke dalam.
c) Kemudian dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan
besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan
oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan.
d) Siswa yang berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara
siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua
langkah searah jarum jam, sehingga masing-masing siswa
mendapatkan pasangan baru.
e) Giliran siswa yang berada di lingkaran besar yang membagi
informasi. Demikian seterusnya.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inside Outside Circle:
a) Kelebihan
Kelebihan penggunaan Model IOC ini adalah, siswa akan
mudah mendapatkan informasi yang berbeda-beda dan beragam
dalam waktu bersamaan.
b) Kekurangan
Sedangkan kekurangan penerapan Model IOC adalah
membutuhkan ruang kelas yang besar, terlalu lama sehingga tidak
konsentrasi dan disalah gunakan untuk bergurau, dan rumit untuk
dilakukan.

14
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Istilah aktif dalam pembelajaran adalah sebuah proses aktif membangun
makna dan pemahaman dari informasi, ilmu pengetahuan maupun
pengalaman oleh peserta didik sendiri. Sedangkan kreatif memiliki makna
bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses mengembangkan kreatifitas
peserta didik, karena pada dasarnya setiap individu memiliki imajinasi dan
rasa ingin tahu yang tidak pernah berhenti.
Model pembelajaran yang dapat diterapkan guru dalam meningkatkan
keaktifan dan kreatifitas siswa diantaranya :
1. Model Kepala Bernomor Struktur (Numbered Heads Together
Structure)
2. Model Debat
3. Model Role Playing
4. Model Make A Match
5. Model Inside Outside Circle

B. Saran
Penulis dalam membuat makalah masih banyak memiliki kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu besar harapan penulis untuk mengkritisi makalah
ini, baik dari segi isi maupun dari segi penulisan makalah. Selanjutnya

15
mudah- mudahan makalah ini dapat dimanfaatkan oleh semua pembaca. Atas
kritik dan saran dari pembaca penulis ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Sadirman A M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Uno, Hamzah dan Nurdin Mohamad. 2011. Belajar dengan Pendekatan


PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara

Yufiarti. 1999. Modul Pengembangan Muatan Lokal. Jakarta: Direktorat Jenderal


Pendidikan Tinggi

_______. 2013. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan.


http://www.referensimakalah.com/2013/02/pembelajaran-aktif-kreatif-
efektif-dan-menyenangkan.html. (online) diakses 15 September 2017

16

Anda mungkin juga menyukai