Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KURIKULUM MERDEKA BELAJAR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Telaah


Kurikulum IPS
Dosen Pengampu: Dra. Hj. Suniti, M.Pd.

Disusun oleh Kelompok 5:

Safitri Eka Arrum Sari 2108104079


Gemilang Ramadhan 2108104102
Raihan Hidayatullah 2108104094

III C
JURUSAN TADRIS IPS
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan pada Allah SWT., karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini. Shalawat serta salam
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, keluarga serta
umatnya hingga akhir zaman.
Makalah yang yang membahas mengenai Kurikulum Merdeka Belajar
disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum IPS
dalam Pembelajaran IPS, Insititut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon.
Kami tim penulis menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya
mencapai kesempurnaan, hal ini dikarenakan keterbatasan kami dan masih perlu
banyak belajar. Oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan guna perbaikan
dalam pembuatan karya tulis sejenis lainnya. Dan kami pun berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kami penulis pada khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.

Cirebon, 7 Oktober 2022

Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................................2

C. TUJUAN.......................................................................................................................2

D. MANFAAT PENULISAN...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3

A. KONSEP KURIKULUM MERDEKA BELAJAR....................................................3

B. KURIKULUM MERDEKA BELAJAR JENJANG SMP/MTs................................8

C. PERBEDAAN KURIKULUM MERDEKA DAN KURIKULUM 2013................10

D. IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA......................................................12

BAB III PENUTUP.............................................................................................................16

A. KESIMPULAN...........................................................................................................16

B. SARAN........................................................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Era revolusi industri 4.0 memiliki tantangan sekaligus peluang bagi
lembaga pendidikan. Syarat maju dan berkembang lembaga pendidikan harus
memiliki daya inovasi, dan dapat berkolaborasi. Dalam arti lembaga pendidikan
harus mampu menyeimbangkan sistem pendidikan dengan perkembangan
zaman. Di era Revolusi Industri 4.0, sistem pendidikan diharapkan dapat
mewujudkan peserta didik memiliki keterampilan yang mampu berfikir kritis
dan memecahkan masalah, kreatif dan inovatif serta ketrampilan komunikasi dan
kolaborasi.
Merespon kebutuhan sistem pendidikan pada era revolusi industri 4.0 ini,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nadiem Anwar Makarim
meresmikan kurikulum merdeka belajar pada Jumat, 11 Februari 2022. Pada
prinsipnya penerapan kurikulum merdeka belajar adalah untuk menjawab
tantangan pendidikan di era revolusi industri 4.0. Karenanya jauh sebelum
kurikulum ini diterapkan, pemerintah sudah menyiapkan berbagai sarana
penunjang khusus infrastruktur pendidikan khususnya di bidang informasi dan
teknologi sekaligus melakukan revolusi pendidikan di seluruh jenjang
pendidikan melalui konsep kurikulum merdeka belajar secara menyeluruh.
Seperti yang telah disampaikan oleh Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim
dalam pidato peresmian kurikulum merdeka belajar mengatakan bahwa
kurikulum terbaru ini memiliki perbedaan yang sangat signifikan dengan
kurikulum yang sudah ada sebelumnya. Dalam kurikulum merdeka belajar,
kemampuan serta keahlian kognitif yang ada pada siswa benar-benar
diperhatikan secara khusus dengan memberikan kebebasan sepenuhnya kepada
para siswa untuk memilih pelajaran yang sesuai dengan minatnya.

4
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan beberapa masalah
yaitu :
1. Bagaimana konsep kurikulum merdeka belajar ?
2. Bagaimana kurikulum merdeka belajar yang ada di jenjang
SMP/MTs.?
3. Apa perbedaan antara kurikulum merdeka dan kurikulum 2013?
4. Bagaimana cara mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar?
C. TUJUAN
Dari rumusan masalah diatas maka dapat diketahui tujuannya diantaranya
yaitu :
1. Agar mengetahui bagaimana konsep kurikulum merdeka belajar .
2. Agar mengetahui kurikulum merdeka belajar yang ada di jenjang
SMP/MTS.
3. Agar mengetahui perbedaan antara kurikulum merdeka dan kurikulum
2013.
4. Agar mengetahui cara implementasi kurikulum merdeka belajar.
D. MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat yang kami harapkan setelah melakukan kajian makalah
ini adalah :
1. Bagi Penulis
Manfaat dari penulisan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan penyusun, yang diharapkan dapat menjadi ilmu yang akan
bermanfaat bagi penyusun kelak terutama dalam mengetahui materi tentang
kurikulum merdeka.

2. Bagi pembaca
Manfaat dari penulisan makalah ini diharapkan dapat memperluas
wawasan dan pengetahuan bagi seluruh pembaca, sehingga dapat memperkaya
khasanah pengetahuan pembaca dan juga membuat para pembaca lebih
memahami dan mengetahui materi tentang kurikulum merdeka.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP KURIKULUM MERDEKA BELAJAR


1. Pengertian Kurikulum Merdeka Belajar

Kurikulum Merdeka Belajar merupakan bentuk evaluasi dari Kurikulum


2013. Dikutip dari laman Kemdikbud, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum
dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih
optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan
menguatkan kompetensi. Dalam implementasinya, guru memiliki keleluasaan
untuk memilih berbagai perangkat ajar. Sehingga, proses pembelajaran di kelas
bisa disesuaikan dengan kebutuhan serta minat peserta didik.

Kurikulum ini merupakan opsi bagi semua satuan pendidikan yang dalam
proses pendataan merupakan satuan pendidikan yang memiliki kesiapan
melaksanakan kurikulum Merdeka Belajar. Oleh sebab itu, sekolah yang belum
siap untuk menggunakan Kurikulum Merdeka masih dapat menggunakan
Kurikulum 2013 dan Kurikulum darurat.

Merdeka belajar bermakna kemerdekaan belajar, yakni memberikan


kesempatan bealajar sebebas-bebasnya dan senyaman-nyamannya kepada anak
didik untuk belajar dengan tenang, santai dan gembira tanpa stress dan tekanan
dengan memperhatikan bakat alami yang mereka punya, tanpa memaksa mereka
mempelajari atau menguasai suatu bidang pengetahuan diluar hobi dan
kemampuan mereka, sehingga masing-masing mereka mempunyai fortofolio yang
sesuai dengan kegemarannya. Sebab, memberi beban kepada pelajar diluar
kemampuannya adalah tindakan yang tercela secara akal sehat dan tidak mungkin
dilakukan oleh guru yang bijak.

6
2. Konsep Kurikulum Merdeka Menurut KI Hadjar Dewantara

Menurut KHD, mendidik dan mengajar adalah proses memanusiakan


manusia, sehingga harus memerdekakan manusia dan segala aspek kehidupan
baik secara fisik, mental , jasmani dan rohani. Hal positif yang bisa diterapkan di
kelas/sekolah sesuai dengan budaya Jawa/ orang Banyumas yang berkarakter
seperti tokoh Banyumas yaitu Semar/ Bawor yang sifatnya adalah suka momong,
walaupun sakti beliau tidak pernah sombong dan selalu memperhatikan akhlak
yang mulia (memperhatikan tata krama terhadap orang tua, juga sayang terhadap
yang lebih muda, dekat dengan Tuhan), bekerja itu tidak hanya mengandalkan
otak semata,tetapi juga dengan kerja keras, maka dibutuhkan keterpaduan kerja
otot dan otak untuk hasil yang maksima, rajin, suka bekerja keras dan cekatan
(cancudan: bhs Banyumas).

Sama dengan filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam pengembangan


budi pekerti (olah cipta, olah karya, olah karsa, dan olah raga) yang terpadu
menjadi satu kesatuan. Hasil hasil positif yang sesuai dengan pemikiran KHD
yaitu :

1. Prinsip kepmimpinan sebagai seorang guru yaitu:

• Ing ngarso sung tuladho (maka orang tua atau guru sebagai suri tauladan
anak dan siswa)

• Ing madya mangun karso (yang ditengah memberikan semangat ataupun


ide-ide yang mendukung)

• Tut wuri handayani (yang dibelakangan memberikan motivasi

2. Sistem pendidikan yang dilakukan yaitu menggunakan sistem among atau


Among Methode artinya guru itu menjaga, membina dan menididk anak kasih
sayang

3.Tri pusat pendidikan yaitu yang mewarnai peserta didik adalah keluarga,
sekolah dan masyarakat.

7
4. Asas asas dalam pendidkan ada 5 yaitu :

- Asas Kemerdekaan

- Asas Kodrat Alam

- Asas Kebudayaan

- Asas Kebangsaan

- Asas Kemanusiaan

Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara, berulang kali


menekankan apa yang disebutnya 'kemerdekaan dalam belajar'. Dari berbagai
literatur, gagasan ini boleh jadi bermula karena pria bernama Soewardi
Surjaningrat itu menolak betul praktik pendidikan yang mengandalkan kekerasan
dan berjuang menyebarkan konsep pendidikan ala 'Taman Siswa'.

Anggota Majelis Luhur Taman Siswa, Ki Priyo Dwiyarso, menjelaskan,


makna kemerdekaan belajar yang diusung Ki Hadjar Dewantara yakni bagaimana
membentuk manusia harus dimulai dari mengembangkan bakat. Tut Wuri
Handayani berarti mendorong dan menguatkan. Namun, menurut Ki Priyo, cara
mendorong dan memberi kekuatan belajar tak boleh sembarangan. Rentang
kendali harus tetap ada, agar asa menjadi manusia terap terjaga. Menurut Ki Priyo,
bakat menjadi kiblat bagi sang pendidik. Guru harus memperhatikan apa yang
dapat dikembangkan dari anak didiknya. Guru harus jeli menelisik kebutuhan
anak didik, mana yang harus didorong, dan apa yang harus dikuatkan. Guna
memenuhi kebutuhan pengembangan bakat, kata dia, anak didik harus merasa
merdeka. Namun, merdeka yang dimaksud bukan bermakna mutlak.

Angka tidak boleh menjadi tolak ukur dalam pengembangan bakat.


Kurikulum jangan dijadikan alat untuk menjajah anak didik. Terjajahnya anak
didik dalam kurikulum, malah membunuh pengembangan bakat yang digaungkan
oleh pahlawan nasional itu. Ia melanjutkan, pendidikan karakter dalam

8
membangun bakat semakin terasa penting dan tak boleh tersingkirkan. Karakter
meruakan kunci utama dalam membangun setiap insan pendidikan.

3. Konsep Kurikulum Merdeka Belajar

1.Pembelajaran berbasis proyek yang bertujuan mengembangkan soft skill serta


karakter sesuai profil pelajar Pancasila.

2.Fokus pada materi esensial, sehingga ada waktu untuk pembelajaran mendalam
untuk kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.

3.Fleksibilitas guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi


berdasarkan kemampuan para peserta didik.

Selain itu, terdapat beberapa konsep khusus yang menjadi ciri dari
kurikulum merdeka belajar, seperti berikut ini:

1)Asesmen Kompetensi Minimum

Dalam kurikulum merdeka belajar ini, siswa benar-benar diharapkan untuk


mengembangkan kemampuan literasi serta numerik yang mereka miliki dengan
dasar penilaian yang dilihat dari kemampuan melakukan analisa serta berpikir
kritis melalui kemampuan analisa kognitif tiap siswa.

2)Survey Karakter Siswa

Dalam kurikulum baru ini, proses penilaian yang dilakukan oleh pemerintah
tak hanya berbasis tingkat kualitas pendidikan di masing-masing sekolah saja, tapi
juga melalui infrastruktur pendidikannya serta ekosistem pendidikan yang ada di
tiap sekolah. Mekanismenya tidak lagi dilakukan dengan indikator kualitas yang
bersifat tetap tapi mengacu pada data riil hasil survey karakter dari tiap sekolah.

9
3)Penilaian Hasil Belajar

Konsep lain dari kurikulum merdeka belajar ini adalah metode penilaian
yang tak lagi hanya berdasar pada hasil ujian nasional semata tapi juga melalui
hasil portofolio serta penugasan. Hal ini karena, dalam kurikulum baru ini, siswa
diberikan kebebasan untuk mengembangkan diri serta bakat yang mereka miliki.

4)Kualitas pendidikan yang merata

Kurikulum ini juga memiliki konsep yang mengedepankan keadilan dalam


hal pemerataan kualitas pendidikan secara menyeluruh, melalui kebijakan afirmasi
maupun pemberian kuota secara khusus bagi siswa yang ada di daerah terpencil,
tertinggal maupun terluar.

Berdasarkan konsep khusus yang ada itu pulalah, kurikulum merdeka


belajar dianggap sebagai kurikulum yang paling aplikatif terhadap pembangunan
pendidikan berbasis industri 4.0 yang sepenuhnya memanfaatkan data teknologi
sebagai sebuah industri masa depan.

Dengan kemampuan analisa siswa yang semakin baik melalui penerapan


kurikulum merdeka belajar ini maka siswa akan lebih mampu berpikir secara
kritis serta melakukan analisa sistematis melalui pengembangan kemampuan
kognitif mereka.

4. Keunggulan Kurikulum Merdeka Belajar

Dikutip dari ditsmp.kemdikbud.go.id, kurikulum Merdeka Belajar ini


memiliki sejumlah keunggulan, yakni:

1.Lebih sederhana dan mendalam. Kurikulum ini berfokus pada materi esensial
serta pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Proses pembelajaran
akan lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru, serta menyenangkan.

10
2.Lebih merdeka. Keunggulan lain dari kurikulum Merdeka Belajar ini adalah
dihilangkannya peminatan bagi peserta didik jenjang SMA. Peserta didik dapat
memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya. Guru juga
diharapkan mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik.

3.Lebih relevan dan interaktif. Proses pembelajaran menggunakan kurikulum ini


dilakukan melalui kegiatan proyek yang akan memberikan kesempatan lebih luas
kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual.

B. KURIKULUM MERDEKA BELAJAR JENJANG SMP/MTs


Kurikulum merdeka SMP mengacu pada Kepmendikbud Nomor 56 Tahun
2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan
Pembelajaran yang menyatakan bahwa pengembangan kurikulum satuan
pendidikan mengacu pada Kurikulum Merdeka untuk pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah secara umum. Bentuk kurikulum
merdeka belajar smp yang masuk dalam fase D, seperti juga pada jenjang PAUD,
SD, dan SMA, terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut ini:
1. Kegiatan intrakurikuler
Dalam struktur Kurikulum Merdeka, intrakurikuler juga memiliki Capaian
Pembelajaran yang harus dicapai sehingga tidak dapat fokus sepenuhnya pada
nilai-nilai dalam profil pelajar Pancasila.
Sementara itu, projek dilakukan di luar jadwal pelajaran rutin, lebih
fleksibel dan tidak seformal kegiatan pembelajaran intrakurikuler, dan tidak harus
berkaitan erat dengan Capaian Pembelajaran mata pelajaran apapun.
2. Projek penguatan profil pelajar Pancasila
Alokasi jam pelajaran pada struktur kurikulum Merdeka ini dituliskan
secara total dalam satu tahun dan juga dilengkapi dengan saran alokasi jam
pelajaran jika disampaikan secara reguler/mingguan. Jumlah jam mengajar atau
jumlah total jam pelajaran tidak mengalami perubahan yang signifikan. Akan
tetapi Jam Pelajaran (JP) untuk setiap mata pelajaran akan dialokasikan untuk dua
kegiatan pembelajaran yaitu pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan
profil pelajar Pancasila. Memang jika dihitung-hitung, Jam Pelajaran (JP)

11
kegiatan belajar rutin di kelas (intrakurikuler) saja seolah-olah jam pelajarannya
berkurang jika dibandingkan dengan Kurikulum 2013. Namun yang harus Guru
Pintar pahami adalah selisih jam pelajaran tersebut dialokasikan untuk projek
penguatan profil Pelajar Pancasila.Jumlah Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMP:
Untuk kelas VII dan kelas VII, asumsi satu tahun adalah 36 Minggu dengan 1
Jam Pelajaran (JP) adalah 40 Menit. Sedangkan untuk kelas IX, asumsi satu tahun
adalah 32 Minggu dengan 1 Jam Pelajaran (JP) adalah 40 Menit.

12
C. PERBEDAAN KURIKULUM MERDEKA DAN KURIKULUM 2013
 Kompetensi yang dicapai:
Kompetensi yang dituju pada Kurikulum 2013 yaitu Kompetensi Dasar
(KD), dinyatakan dalam poin-poin yang diurutkan untuk mencapai Kompetensi
Inti (KI) per tahun. Kompetensi Inti pada Kurikulum 2013 terdiri dari Sikap
Spiritual, Sikap Sosial, Pengetahuan, dan Keterampilan. KD pada KI 1 dan 2
hanya terdapat pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Kurikulum Merdeka menyasar Capaian Pembelajaran, disusun per fase,
dinyatakan dalam paragraf yang merangkaikan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan untuk mencapai, menguatkan, dan meningkatkan kompetensi.
 Jam Pelajaran
Jam Pelajaran (JP) Kurikulum 2013 diatur per minggu dengan alokasi
waktu rutin mingguan tiap semester sehingga siswa akan dapat nilai hasil belajar
tiap mata pelajaran di akhir tiap semester.
Sementara itu, Jam Pelajaran Kurikulum Merdeka diatur per tahun
sehingga alokasi waktu untuk mencapai JP bisa fleksibel
 Pendekatan pembelajaran
Sekolah dengan Kurikulum 2013 diarahkan menggunakan pendekatan
pengorganisasian pembelajaran berbasis tematik integratif. Sementara itu, sekolah
dengan Kurikulum Merdeka dapat menggunakan pendekatan pengorganisasian
pembelajaran berbasis mata pelajaran, tematik, atau terintegrasi.
Ada dua kegiatan utama di struktur Kurikulum Merdeka, yaitu
pembelajaran reguler dan protek penguatan profil pelajar Pancasila.
Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik untuk
semua pembelajaran. Sementara itu, Kurikulum Merdeka menggunakan
pembelajaran terdiferensiasi sesuai tahap capaian siswa.
 Kegiatan pembelajaran
Pembelajaran Kurikulum 2013 umumnya hanya terfokus pada
intrakurikuler (tatap muka), sementara pembelajaran Kurikulum Merdeka

13
menggunakan paduan pembelajaran intrakurikuler (70-80% dari JP) dan
kokurikuler (20-30% JP) melalui proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Kokurikuler di Kurikulum 2013 mendapat alokasi beban belajar
maksimum 50% di luar jam tatap muka, tetapi tidak diwajibkan dalam kegiatan
khusus terencana sehingga umumnya diserahkan pada kreativitas guru pengampu.
 Penilaian
Penilaian pada Kurikulum 2013 menggunakan penilaian formatif dan
sumatif oleh pendidik untuk memantau kemajuan belajar, hasil belajar, dan
deteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar siswa secara berkesinambungan.
Penilaian pada Kurikulum Merdeka berfokus pada penguatan asesmen
formatif dan penggunaan hasil asesmen untuk merancang pembelajaran sesuai
tahap capaian siswa.
Penilaian pada Kurikulum 2013 menguatkan pelaksanaan penilaian
autentik pada setiap mata pelajaran, sementara Kurikulum Merdeka terutama pada
proyek penguatan profil pelajar Pancasila. Penilaian pada Kurikulum 2013 dibagi
menjadi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sementara Kurikulum
Merdeka tidak melakukan pemisahan ini.
 Perangkat panduan pembelajaran
Kurikulum 2013 disertai perangkat pedoman implementasi kurikulum,
Panduan Penilaian, dan Panduan Pembelajaran setiap jenjang.
Kurikulum Merdeka disertai perangkat Panduan Pembelajaran dan
Asesmen, panduan pengembangan kurikulum operasional sekolah, panduan
pengembangan projek penguatan profil pelajar Pancasila, panduan pelaksanaan
pendidikan inklusif, panduan penyusunan Program Pembelajaran Individual, dan
modul layanan bimbingan konseling.
Pemerintah menyediakan perangkat ajar buku teks dan buku nonteks di
Kurikulum 2013
Di Kurikulum Merdeka, pemerintah juga menyediakan perangkat ajar
berupa contoh-contoh modul ajar, alur tujuan pembelajaran, contoh projek
penguatan profil pelajar Pancasila, dan contoh kurikulum operasional sekolah.

14
D. IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA

Kurikulum Merdeka bisa diimplementasikan di level PAUD, SD, SMP, SMA,


SMK, hingga pendidikan khusus. Namun, untuk saat ini penerapannya tidak wajib
dan hanya menjadi salah satu dari 3 opsi kurikulum yang bisa dipilih oleh setiap
sekolah.

Selain tidak boleh dipaksakan, implementasi Kurikulum Merdeka terbagi


menjadi beberapa tahap dan ada beberapa ketentuan khusus untuk setiap jenjang
pendidikan.

1. Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka

1. Perencanaan:

 Perancangan kurikulum operasional satuan pendidikan


 Perancangan alur tujuan pembelajaran
 Perencanaan pembelajaran serta asesmen
 Pemanfaatan dan pengembangan perangkat ajar
 Perencanaan proyek penguatan profil pelajar Pancasila.

2. Pelaksanaan pembelajaran:

 Penerapan proyek penguatan profil pelajar Pancasila


 Penerapan pembelajaran yang fokus kepada siswa
 Keterpaduan penilaian dalam pembelajaran
 Pembelajaran yang sesuai tahap belajar murid jenjang dasar dan menengah
 Kolaborasi antarguru untuk kepentingan kurikulum dan pembelajaran
 Kolaborasi bersama orang tua atau keluarga dalam pembelajaran
 Kolaborasi dengan masyarakat atau komunitas atau juga industri
 Refleksi, evaluasi, serta peningkatan kualitas penerapan kurikulum.

15
3. Kekhususan Implementasi Kurikulum Merdeka untuk Tiap Jenjang

1. SMA

 Pendampingan bakat dan minat


 Pemilihan mata pelajaran untuk peserta didik kelas XI dan XII.

2. SMK

 Peran kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran yang memiliki


kemampuan manajerial berbasis industri
 Keselarasan kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja
 Penegasan peran guru BK saat pemilihan jurusan
 Penguatan pengetahuan vokasional.

3. Pendidikan khusus

 Penilaian pembelajaran
 Kolaborasi bersama orang tua atau keluarga dan masyarakat atau industri.

Seperti dipaparkan sebelumnya, satuan pendidikan yang telah mendaftar jalur


mandiri bisa menjalankan IKM pada ajaran baru 2022/2023. Sekolah-sekolah
tersebut juga terbagi ke dalam tiga kategori berdasarkan kondisi masing-masing,
yaitu:

Mandiri Belajar: satuan pendidikan mengaplikasikan beberapa bagian atau


prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum yang sedang diterapkan
di satuan PAUD, kelas 1, kelas 7, dan kelas 10.

Mandiri Berubah: satuan pendidikan bisa mengimplementasikan Kurikulum


Merdeka dengan perangkat ajar yang sudah disediakan untuk satuan PAUD, kelas
1, kelas 7, dan kelas 10.

16
Mandiri Berbagi: satuan pendidikan sudah bisa mengembangkan sendiri
perangkat ajarnya dalam penerapan Kurikulum Merdeka.

2. Kriteria sekolah yang bisa menerapkan kurikulum merdeka


Dikutip dari Buku Saku Kurikulum Merdeka, bahwa hanya ada satu
kriteria sekolah yang boleh menerapkan Kurikulum Merdeka.
Kriteria tersebut adalah berminat menerapkan Kurikulum Merdeka untuk
memperbaiki pembelajaran.
Kepala sekolah/madrasah yang ingin menerapkan Kurikulum Merdeka
diharapkan untuk mempelajari materi yang telah disiapkan oleh
Kemendikbudristek tentang konsep Kurikulum Merdeka. Selanjutnya, setelah
mempelajari materi tersebut sekolah mengisi formulir pendaftaran dan sebuah
survei singkat sebelum memutuskan untuk menerapkan Kurikulum Merdeka. Jadi,
proses penerapan Kurikulum Merdeka adalah pendaftaran dan pendataan, bukan
seleksi. Sementara pada satuan pendidikan swasta perlu mendapatkan persetujuan
dari Yayasan.
Dengan demikian, Kurikulum Merdeka dapat diterapkan di semua
sekolah/madrasah, tidak terbatas di sekolah yang memiliki fasilitas yang bagus
dan di daerah perkotaan. Meskipun, perlu disadari, bahwa tingkat kesiapan
sekolah/madrasah berbeda-beda karena adanya kesenjangan mutu
sekolah/madrasah.
Kemendikbudristek percaya bahwa kesediaan kepala sekolah/madrasah
dan guru dalam memahami dan mengadaptasi kurikulum di konteks masing-
masing menjadi kunci keberhasilan. Oleh karena itu, Kemendikbudristek
menyiapkan skema tingkat penerapan kurikulum, berdasarkan hasil survei yang
diisi sekolah ketika mendaftar.
Dalam hal ini ditegaskan tidak ada seleksi dalam proses pendaftaran ini.
Kemendikbudristek nantinya akan melakukan pemetaan tingkat kesiapan dan
menyiapkan bantuan yang sesuai kebutuhan.

17
Kurikulum Merdeka dapat terus diterapkan secara berkelanjutan melalui
tiga hal, antara lain:
1. Regulasi yang fundamental, misalnya Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun
2021 tentang Standar Nasional Pendidikan. Regulasi dapat menjadi acuan bagi
pengembangan kompetensi guru dan kepala sekolah juga banyak hal lainnya.
2. Dari sisi asesmen. Kurikulum harus didampingi sistem penilaian atau asesmen
yang baik sebagaimana Asesmen Nasional (AN). AN sangat berbeda dengan
Ujian Nasional. AN dirancang bukan untuk menguji pengetahuan, tetapi untuk
menilai kemampuan bernalar para peserta didik.
3. AN juga menjadi penilaian yang menggambarkan gagasan sekolah yang ideal.
AN sendiri bukan hanya untuk menilai peserta didik dan sekolah melainkan
menilai pula kinerja pemerintah daerah. Melalui hasil penilaian kinerja daerah
tersebut, nantinya pemerintah pusat dapat memberikan kebijakan yang lebih
sesuai dengan kebutuhan dan konteks masing-masing satuan pendidikan dan
daerah.
4. Dukungan publik. Dukungan publik menjadi hal krusial lainnya dalam
keberlanjutan penerapan kurikulum. Dukungan publik yang kuat akan sulit
menggoyahkan pergantian kebijakan.

18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Kurikulum Merdeka Belajar merupakan bentuk evaluasi dari Kurikulum


2013. Dikutip dari laman Kemdikbud, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum
dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih
optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan
menguatkan kompetensi. Pembelajarannya berbasis proyek yang bertujuan
mengembangkan soft skill serta karakter sesuai profil pelajar Pancasila.

Perbedaan antara kurikulum merdeka dan kurikulum merdeka dapat dilihat


dari beberapa aspek yaitu: kompetensi yang ingin dicapai, jam pelajaran,
pendekatan pembelajaran,kegiatan pembelajaran, penilaian serta perangkat
panduan pembelajaran.

Keunggulan kurikulum merdeka belajar adalah lebih sederhana dan


mendalam, lebih merdeka dan lebih relevan dan interaktif. Kurikulum merdeka
bisa diimplementasikan di level PAUD, SD, SMP, SMA, SMK hingga pendidikan
khusus. Sementara pada satuan pendidikan swasta perlu mendapatkan persetujuan
dari yayasan.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran untuk


sekolah yang ingin menunjang keberhasilan dan efektif dalam pembelajarannya,
disarankan untuk menerapkan Kurikulum Merdeka karena mempermudah siswa
untuk proses pembelajaran sesuai dengan minat dan bakat siswa. Proses
pembelajaran akan lebih maksimal sehingga peserta didik memiliki cukup waktu
untuk mendalami konsep dan memperkuat kompetensinya.

19
20
DAFTAR PUSTAKA

Vhalery, R., Setyastanto, A. M., & Leksono, A. W. (2022). Kurikulum


Merdeka Belajar Kampus Merdeka: Sebuah Kajian Literatur. Research and
Development Journal of Education, 8(1), 185-201.

Nehe, B. M. (2021, May). Analisis konsep implementasi merdeka belajar-


kampus merdeka dalam mengahadapi era revolusi industri 4.0 di masa
pendemik di STKIP Setia Budhi Rangkasbitung 2021. In Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Setia Budhi (Vol. 1, No. 1, pp. 13-19).

Heppy,Ami.2022. Kurikulum merdeka belajar:


penjelasan,konsep,keunggulannya yang perlu diketahui.
https://www.inews.id/news/nasional/kurikulum-merdeka-belajar-penjelasan-
konsep-keunggulannya-yang-perlu-diketahui. Diakses pada 7 Oktober 2022,
pukul 15.21 WIB.

Oktavia,Nita.2022.Struktur Kurikulum Merdeka Belajar SMP.


https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/struktur-kurikulum-merdeka-belajar-
smp. Diakses pada 7 Oktober 2022, pukul 15.55 WIB.

Wulandari,Trisna.2022. Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum


Merdeka SD, SMP, SMA & SMK. https://www.detik.com/edu/sekolah/d-
6230883/perbedaan-kurikulum-2013-dan-kurikulum-merdeka-sd-smp-sma--
smk. Diakses pada 7 Oktober 2022, pukul 16.00 WIB.

Aisyah,Novia.2022. Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka, Tiap


Jenjang Juga Ada Ketentuan Sendiri. https://www.detik.com/edu/sekolah/d-
6218114/tahapan-implementasi-kurikulum-merdeka-tiap-jenjang-juga-ada-
ketentuan-sendiri. Diakses pada 7 Oktober 2022, pukul 16.15 WIB.

21

Anda mungkin juga menyukai