III C
JURUSAN TADRIS IPS
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan pada Allah SWT., karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini. Shalawat serta salam
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, keluarga serta
umatnya hingga akhir zaman.
Makalah yang yang membahas mengenai Kurikulum Merdeka Belajar
disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum IPS
dalam Pembelajaran IPS, Insititut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon.
Kami tim penulis menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya
mencapai kesempurnaan, hal ini dikarenakan keterbatasan kami dan masih perlu
banyak belajar. Oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan guna perbaikan
dalam pembuatan karya tulis sejenis lainnya. Dan kami pun berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kami penulis pada khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................................2
C. TUJUAN.......................................................................................................................2
D. MANFAAT PENULISAN...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
A. KESIMPULAN...........................................................................................................16
B. SARAN........................................................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Era revolusi industri 4.0 memiliki tantangan sekaligus peluang bagi
lembaga pendidikan. Syarat maju dan berkembang lembaga pendidikan harus
memiliki daya inovasi, dan dapat berkolaborasi. Dalam arti lembaga pendidikan
harus mampu menyeimbangkan sistem pendidikan dengan perkembangan
zaman. Di era Revolusi Industri 4.0, sistem pendidikan diharapkan dapat
mewujudkan peserta didik memiliki keterampilan yang mampu berfikir kritis
dan memecahkan masalah, kreatif dan inovatif serta ketrampilan komunikasi dan
kolaborasi.
Merespon kebutuhan sistem pendidikan pada era revolusi industri 4.0 ini,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nadiem Anwar Makarim
meresmikan kurikulum merdeka belajar pada Jumat, 11 Februari 2022. Pada
prinsipnya penerapan kurikulum merdeka belajar adalah untuk menjawab
tantangan pendidikan di era revolusi industri 4.0. Karenanya jauh sebelum
kurikulum ini diterapkan, pemerintah sudah menyiapkan berbagai sarana
penunjang khusus infrastruktur pendidikan khususnya di bidang informasi dan
teknologi sekaligus melakukan revolusi pendidikan di seluruh jenjang
pendidikan melalui konsep kurikulum merdeka belajar secara menyeluruh.
Seperti yang telah disampaikan oleh Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim
dalam pidato peresmian kurikulum merdeka belajar mengatakan bahwa
kurikulum terbaru ini memiliki perbedaan yang sangat signifikan dengan
kurikulum yang sudah ada sebelumnya. Dalam kurikulum merdeka belajar,
kemampuan serta keahlian kognitif yang ada pada siswa benar-benar
diperhatikan secara khusus dengan memberikan kebebasan sepenuhnya kepada
para siswa untuk memilih pelajaran yang sesuai dengan minatnya.
4
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan beberapa masalah
yaitu :
1. Bagaimana konsep kurikulum merdeka belajar ?
2. Bagaimana kurikulum merdeka belajar yang ada di jenjang
SMP/MTs.?
3. Apa perbedaan antara kurikulum merdeka dan kurikulum 2013?
4. Bagaimana cara mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar?
C. TUJUAN
Dari rumusan masalah diatas maka dapat diketahui tujuannya diantaranya
yaitu :
1. Agar mengetahui bagaimana konsep kurikulum merdeka belajar .
2. Agar mengetahui kurikulum merdeka belajar yang ada di jenjang
SMP/MTS.
3. Agar mengetahui perbedaan antara kurikulum merdeka dan kurikulum
2013.
4. Agar mengetahui cara implementasi kurikulum merdeka belajar.
D. MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat yang kami harapkan setelah melakukan kajian makalah
ini adalah :
1. Bagi Penulis
Manfaat dari penulisan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan penyusun, yang diharapkan dapat menjadi ilmu yang akan
bermanfaat bagi penyusun kelak terutama dalam mengetahui materi tentang
kurikulum merdeka.
2. Bagi pembaca
Manfaat dari penulisan makalah ini diharapkan dapat memperluas
wawasan dan pengetahuan bagi seluruh pembaca, sehingga dapat memperkaya
khasanah pengetahuan pembaca dan juga membuat para pembaca lebih
memahami dan mengetahui materi tentang kurikulum merdeka.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Kurikulum ini merupakan opsi bagi semua satuan pendidikan yang dalam
proses pendataan merupakan satuan pendidikan yang memiliki kesiapan
melaksanakan kurikulum Merdeka Belajar. Oleh sebab itu, sekolah yang belum
siap untuk menggunakan Kurikulum Merdeka masih dapat menggunakan
Kurikulum 2013 dan Kurikulum darurat.
6
2. Konsep Kurikulum Merdeka Menurut KI Hadjar Dewantara
• Ing ngarso sung tuladho (maka orang tua atau guru sebagai suri tauladan
anak dan siswa)
3.Tri pusat pendidikan yaitu yang mewarnai peserta didik adalah keluarga,
sekolah dan masyarakat.
7
4. Asas asas dalam pendidkan ada 5 yaitu :
- Asas Kemerdekaan
- Asas Kebudayaan
- Asas Kebangsaan
- Asas Kemanusiaan
8
membangun bakat semakin terasa penting dan tak boleh tersingkirkan. Karakter
meruakan kunci utama dalam membangun setiap insan pendidikan.
2.Fokus pada materi esensial, sehingga ada waktu untuk pembelajaran mendalam
untuk kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
Selain itu, terdapat beberapa konsep khusus yang menjadi ciri dari
kurikulum merdeka belajar, seperti berikut ini:
Dalam kurikulum baru ini, proses penilaian yang dilakukan oleh pemerintah
tak hanya berbasis tingkat kualitas pendidikan di masing-masing sekolah saja, tapi
juga melalui infrastruktur pendidikannya serta ekosistem pendidikan yang ada di
tiap sekolah. Mekanismenya tidak lagi dilakukan dengan indikator kualitas yang
bersifat tetap tapi mengacu pada data riil hasil survey karakter dari tiap sekolah.
9
3)Penilaian Hasil Belajar
Konsep lain dari kurikulum merdeka belajar ini adalah metode penilaian
yang tak lagi hanya berdasar pada hasil ujian nasional semata tapi juga melalui
hasil portofolio serta penugasan. Hal ini karena, dalam kurikulum baru ini, siswa
diberikan kebebasan untuk mengembangkan diri serta bakat yang mereka miliki.
1.Lebih sederhana dan mendalam. Kurikulum ini berfokus pada materi esensial
serta pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Proses pembelajaran
akan lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru, serta menyenangkan.
10
2.Lebih merdeka. Keunggulan lain dari kurikulum Merdeka Belajar ini adalah
dihilangkannya peminatan bagi peserta didik jenjang SMA. Peserta didik dapat
memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya. Guru juga
diharapkan mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik.
11
kegiatan belajar rutin di kelas (intrakurikuler) saja seolah-olah jam pelajarannya
berkurang jika dibandingkan dengan Kurikulum 2013. Namun yang harus Guru
Pintar pahami adalah selisih jam pelajaran tersebut dialokasikan untuk projek
penguatan profil Pelajar Pancasila.Jumlah Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMP:
Untuk kelas VII dan kelas VII, asumsi satu tahun adalah 36 Minggu dengan 1
Jam Pelajaran (JP) adalah 40 Menit. Sedangkan untuk kelas IX, asumsi satu tahun
adalah 32 Minggu dengan 1 Jam Pelajaran (JP) adalah 40 Menit.
12
C. PERBEDAAN KURIKULUM MERDEKA DAN KURIKULUM 2013
Kompetensi yang dicapai:
Kompetensi yang dituju pada Kurikulum 2013 yaitu Kompetensi Dasar
(KD), dinyatakan dalam poin-poin yang diurutkan untuk mencapai Kompetensi
Inti (KI) per tahun. Kompetensi Inti pada Kurikulum 2013 terdiri dari Sikap
Spiritual, Sikap Sosial, Pengetahuan, dan Keterampilan. KD pada KI 1 dan 2
hanya terdapat pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Kurikulum Merdeka menyasar Capaian Pembelajaran, disusun per fase,
dinyatakan dalam paragraf yang merangkaikan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan untuk mencapai, menguatkan, dan meningkatkan kompetensi.
Jam Pelajaran
Jam Pelajaran (JP) Kurikulum 2013 diatur per minggu dengan alokasi
waktu rutin mingguan tiap semester sehingga siswa akan dapat nilai hasil belajar
tiap mata pelajaran di akhir tiap semester.
Sementara itu, Jam Pelajaran Kurikulum Merdeka diatur per tahun
sehingga alokasi waktu untuk mencapai JP bisa fleksibel
Pendekatan pembelajaran
Sekolah dengan Kurikulum 2013 diarahkan menggunakan pendekatan
pengorganisasian pembelajaran berbasis tematik integratif. Sementara itu, sekolah
dengan Kurikulum Merdeka dapat menggunakan pendekatan pengorganisasian
pembelajaran berbasis mata pelajaran, tematik, atau terintegrasi.
Ada dua kegiatan utama di struktur Kurikulum Merdeka, yaitu
pembelajaran reguler dan protek penguatan profil pelajar Pancasila.
Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik untuk
semua pembelajaran. Sementara itu, Kurikulum Merdeka menggunakan
pembelajaran terdiferensiasi sesuai tahap capaian siswa.
Kegiatan pembelajaran
Pembelajaran Kurikulum 2013 umumnya hanya terfokus pada
intrakurikuler (tatap muka), sementara pembelajaran Kurikulum Merdeka
13
menggunakan paduan pembelajaran intrakurikuler (70-80% dari JP) dan
kokurikuler (20-30% JP) melalui proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Kokurikuler di Kurikulum 2013 mendapat alokasi beban belajar
maksimum 50% di luar jam tatap muka, tetapi tidak diwajibkan dalam kegiatan
khusus terencana sehingga umumnya diserahkan pada kreativitas guru pengampu.
Penilaian
Penilaian pada Kurikulum 2013 menggunakan penilaian formatif dan
sumatif oleh pendidik untuk memantau kemajuan belajar, hasil belajar, dan
deteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar siswa secara berkesinambungan.
Penilaian pada Kurikulum Merdeka berfokus pada penguatan asesmen
formatif dan penggunaan hasil asesmen untuk merancang pembelajaran sesuai
tahap capaian siswa.
Penilaian pada Kurikulum 2013 menguatkan pelaksanaan penilaian
autentik pada setiap mata pelajaran, sementara Kurikulum Merdeka terutama pada
proyek penguatan profil pelajar Pancasila. Penilaian pada Kurikulum 2013 dibagi
menjadi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sementara Kurikulum
Merdeka tidak melakukan pemisahan ini.
Perangkat panduan pembelajaran
Kurikulum 2013 disertai perangkat pedoman implementasi kurikulum,
Panduan Penilaian, dan Panduan Pembelajaran setiap jenjang.
Kurikulum Merdeka disertai perangkat Panduan Pembelajaran dan
Asesmen, panduan pengembangan kurikulum operasional sekolah, panduan
pengembangan projek penguatan profil pelajar Pancasila, panduan pelaksanaan
pendidikan inklusif, panduan penyusunan Program Pembelajaran Individual, dan
modul layanan bimbingan konseling.
Pemerintah menyediakan perangkat ajar buku teks dan buku nonteks di
Kurikulum 2013
Di Kurikulum Merdeka, pemerintah juga menyediakan perangkat ajar
berupa contoh-contoh modul ajar, alur tujuan pembelajaran, contoh projek
penguatan profil pelajar Pancasila, dan contoh kurikulum operasional sekolah.
14
D. IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
1. Perencanaan:
2. Pelaksanaan pembelajaran:
15
3. Kekhususan Implementasi Kurikulum Merdeka untuk Tiap Jenjang
1. SMA
2. SMK
3. Pendidikan khusus
Penilaian pembelajaran
Kolaborasi bersama orang tua atau keluarga dan masyarakat atau industri.
16
Mandiri Berbagi: satuan pendidikan sudah bisa mengembangkan sendiri
perangkat ajarnya dalam penerapan Kurikulum Merdeka.
17
Kurikulum Merdeka dapat terus diterapkan secara berkelanjutan melalui
tiga hal, antara lain:
1. Regulasi yang fundamental, misalnya Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun
2021 tentang Standar Nasional Pendidikan. Regulasi dapat menjadi acuan bagi
pengembangan kompetensi guru dan kepala sekolah juga banyak hal lainnya.
2. Dari sisi asesmen. Kurikulum harus didampingi sistem penilaian atau asesmen
yang baik sebagaimana Asesmen Nasional (AN). AN sangat berbeda dengan
Ujian Nasional. AN dirancang bukan untuk menguji pengetahuan, tetapi untuk
menilai kemampuan bernalar para peserta didik.
3. AN juga menjadi penilaian yang menggambarkan gagasan sekolah yang ideal.
AN sendiri bukan hanya untuk menilai peserta didik dan sekolah melainkan
menilai pula kinerja pemerintah daerah. Melalui hasil penilaian kinerja daerah
tersebut, nantinya pemerintah pusat dapat memberikan kebijakan yang lebih
sesuai dengan kebutuhan dan konteks masing-masing satuan pendidikan dan
daerah.
4. Dukungan publik. Dukungan publik menjadi hal krusial lainnya dalam
keberlanjutan penerapan kurikulum. Dukungan publik yang kuat akan sulit
menggoyahkan pergantian kebijakan.
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
19
20
DAFTAR PUSTAKA
21