FILSAFAT PENDIDIKAN
KELOMPOK 7
ELLIN
DOSEN :
Dr.SYUR’AINI,M.Pd
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah
Filsafat Pendidikan tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada
Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah bahasa
Indonesia ini dapat bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
1.1.LATARBELAKANG...............................................................................................3
1.2.RUMUSAN MASALAH ........................................................................................3
1.3.TUJUAN 3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4
2.1.MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK YANG PERLU BANTUAN.................................4
2.2.DUNIA MANUSIA SEBAGAI DUNIA TERBUKA......................................................5
2.3.MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK YANG DAPAT DAN PERLU DI DIDIK 6
BAB III PENUTUP....................................................................................................................7
3.1.KESIMPULAN.............................................................................................................7
3.2.SARAN.........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA 8
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Latar belakang dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui apa
sebenarnya peran manusia hidup di dunia.
Seperti kita ketahui manusia adalah makhluk yang perlu di didik dan dan bisa
mendidik, di dalam makalah ini dapat kita ketahui kenapa manusia perlu bantuan, sejak lahir
manusia sangat lemah, itu si perlukan bantuan untuk kuat dengan cara mengajar hal-hal yang
bermanfaat.
Manusia sebagai makhluk terbuk, kasih sayang dan kepercayaan untuk memberikan
bantuan dalam melangsungkan kehidupan anak, disini peran orangtua sangat besar, dalah
proses inilah dia menentukan kepribadian, arah hidup, corak, dan tujuan hidupnya karena
tidak disodorkan alat yang siap di pakai.
Manusia sebagai makhluk yang perlu dan dapat dididik. Manusia dapat mendidik
yang menjadi objek tidak begitu saja mau menerima apa yang didikan kepadanya, dan juga
kerjasama dengan objek kegiatan itu dan lingkungan pendidikan itu.
1.2.RUMUSAN MASALAH
1.3.TUJUAN
PEMBAHASAN
Dibandingkan dengan makhluk lain manusia dalam kehidupannya layak mirip hewan,
dia makan, dia bergerak, bernafas, bersuara dan berkembang biak, dan juga mempertahankan
diri kalau ada bahaya, tapi dia mempunyai keahlian-keahlian khusus dan pola kehidupannya
serta martabat manusia diatas hewan: dengan kesadaran akan kemungkinan dan kemampuan
menggunakan lat sekaligus merupakanpermulaan manusia yang berbudaya dan kehidupan
hewan
Perbedaan dalam struktur yang kecil saja dalam kehidupan manusia dapat berakibat
yang jauh pada kemampuan dan kemungkinan manusia, karena manusia adalah makhluk
yang aktif dan kreatif dalam kehidupan alam lingkunganya, kesadaran akan dirinya
mencakup pula kesadaran akan kemampuan an ketidakmampuannya.
Manusia tampil dalam corak kehuidupan yang beragam. Itulah salah satu kehidupan
manusia saat ini baik dalam status sosialnya, ekonomi, pandangan sikap tujuan, kebiasaan,
prilaku, pekerjaan dan pencarianya, dalam segala penampilan.Kerena manusia tidak
dilahirkan dala satu spesialisasi tertentu, berbeda dengan hewan, misalnya ikan dilahirkan
denga kemamouan berenang, burung dengan kemampuan terbang, dll.sedangkan kita
manusia dilahirkan terlalu dini sebelum ia mendapatkan atau dipersiapkan dengan suatu
spesialisasi tertentu, sebelum ia menolong dirinya sendiri ia telah terlanjur di lahirkan
akibatnya :
Memang manusia dilahirkan demikian yang belum dapat menolong dirinya sendiri,
juga dala hal yanng vital bagi kelangsungan hidupnya, oleh kerena itu pada saat tersebut dan
masih lama setelah itu masih perlu dibantu, denga kata lain pada saat manusia berada dalam
keadaan perlu bantuan dari fihak lain, dan tampa bantuan tersebut mustahil manusia
melangsunga hidupnya.
2.2.DUNIA MANUSIA SEBAGAI DUNIA TERBUKA
Proses saling mengisi dan membimbing tidak dirasak sebagai suatu yang rumit dan
sulit, orang tua merasa bertanggung jawab, kasih sayang dan kepercayaan untuk memberian
bantuan kepadanay dalam rangaka memungkinkan kelangsunga kehidupanya, karena anak itu
dalah anaknya, sedangakan anak merasa wajar perlu bantuannya dipenuhi oleh oranga
tuanya.
Dalam proses inilah dia menentukan kepribadian eksistensinya, arah hidup, corak,
arah dan tujuan hidupnya karena baginya tidak disodorkan alam siap pakai ( readi to wear ).
Untuk memenuhi kebutuhan teori retardasi dan blok membatasi perbedaan manusia denga
hewan :
Yang memandang pribadi aktif dan dalam,tanpa mendapat pengaruh dari luar.sehingaa
manusia merupakan penyebab,bukan akibat dan lingkungannya .
2.Pandangan epifenomenalis
Yang menganggap pribadi hanyalah efek atau akibat dan sistem perserapan yang tidak
berdaya sama sekali .kalau pandangan itu tidak dapat diterima karena manusia sekaligus
sebagai akibat dan penyebab ,causa maupun efek pasif maupun aktif terhadap
lingkungannya .ia mampu untuk memilih dan bennisiatif , akan tetapi juga eksistensinya tidak
dapat dilepaskan dan lingkungannya (brightman).
Manusia bukan benda . manusia adalah dialog ,sehingga ia selalu ada dalam pertautan
dengan lingkungannya dan kita hanya dapat menemukannya dalam keadaan seutuhnya
manakala ia berada dalam situasinya . akan tetapi sebalik nya , setiap pelukisan situasi
kongkrit selalu menunjuk kepada orang yang menguhuninya (v. D. Berg 1954)
Dunia manusia tidak merupakan sesuatu yang selesai , melainkan yang harus
digarapnya . manusia menghayati dunianya sebagai suatu penugasan (vloemans ).Manusia
mendunia dalam dunianya manusia bukan makhluk yang polos . manusia adalah makhluk
yang terarah . terarah pada lingkungan . terarah pada tuhan , kepada benda benda sekitar ,
kepada sesama manusia ,kepada dirinya sendiri ,kepada dunia dan dunia tiadalah tertutup
baginya .(drijarkara).
Yang menjadi objek kegiatan tidak begitu saja mau menerima apa yang dididikkan
kepadanya.suatu kegiatan yang keberhasilannya tercapai tidak semata-mata karena kegiatan
itu sendiri, melainkan dengan kerjasama dengan objek keigatan itu . suatu kegiatan yang
bahkan arah dan tujuannnya turut ditentukan oleh objek kegiatan itu. Pendidik dan anak didik
saling mengisi dan mengimbangi . pendidikan adalah pemberian bantuan pada anak dalam
rangka mencapai kedewasaannya.
Manusia adalah makhluk sosial, dia harus bergaul denga sesama manusia.
Manusia mempunyai eksistensinya sendiri
Manusia bersusila dan bermoral untuk mengarahkan perbuatanya.
Manusia unik tidak ada identik dengan yang lainya.
Pengajaran dan latihan saja belumcukup membuat bertindak susila untuk itu perlu
pendirian karena:
Manusia tidak dilahirkan secara dewasadan dia tidak dapat bertindak secara mandiri
dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya.
Kemampuan u tuk hidup tidak cukup untuk memperkaya pada instingnya saja yaiyu
pebuatan dalam dirinya
Tidak mengikuti dorongan-dorongan nafsu saja yang tidak selaras dengan marthabat
manusiawi.
BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
3.2.SARAN
Dengan mempelajari manusia sebagai makhluk pendidik kita sebagai mahasiswa atau pun
sebagai calon pendidik diharapkan bisa menerapkan bagaimana seharusnya mendidikan
manusia ataupun diri sendiri agar menjadi manusia seutuhnya.
Manusia tampil dari corak kehidupan yang beragam dan berasal dari latar belakang yang
berbeda untuk itu dengan mempelajari hal ini bisa menyesuaikan diri sengan manusia lainya.
Karena manusia itu unik, kebutuhan yang beragam, dengan mempelajari hal ini manusia
bisa beritegrasi dengan lingkungan nya dalam menjalankan kehidupan dan mencapai tujuan
dari kehidupan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
http://yunifirwinda.blogspot.com/2014/11/filsafat-pendidikan.html