Tentang :
Disusun Oleh:
KELOMPOK 8
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat-Nya lah
penulis telah dapat menyelesaikan makalah ini sebagaimana mestinya.
Makalah yang berjudul “Tujuan Hidup dan Tujuan Pendidikan,
Komponen Kehidupan Yang Baik” ini diharapkan agar pembaca dapat
memahaminya. Maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas terstruktur dari mata kuliah filsafat pendidikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun sehingga dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi yang
membutuhkan dan khususnya bagi penulis untuk memperbaiki makalah kedepannya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………...
A. Latar Belakang………………………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………
C. Tujuan Penulis………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………
A. Tujuan Hidup……………………………………………………………………………
B. Tujuan Pendidikan………………………………………………………………………
C. Komponen – Komponen Kehidupan Yang Baik……………………………………….
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………...
B. Saran…………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan
1. Memenuhi salah satu syarat mata kuliah filsafat pendidikan
2. Memberikan pengetahuan mengenai tujuan hidup dan tujuan pendidikan kepada
pembaca
3. Mengetahui komponen-komponen apa saja yang ada didalam kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan Hidup
Mengetahui tujuan hidup tidak akan terlepas dari siapa yang memberikan
kehidupan sebagai asal kehidupan itu sendiri, dan mengetahui asal dari kehidupan
tidak bisa terlepas dari pengenalan terhadap diri sendiri, sebagai mana dijelaskan
oleh Imam Ali a.s. dalam Nahjul Balaghah bahwa, “Awwaluddiin
ma’rifatuhuu…” artinya “Awal agama adalah mengenal Allah”. Yang telah
memberikan kehidupan.
Dalam kesempatan yang lain Imam Ali a.s. menyatakan, “Siapa yang
mengenal dirinya pasti mengenal Tuhannya”. Karena diri adalah ego yang sering
membuat manusia itu egois dengan dirinya, lupa akan siapa dirinya yang tercipta
dari segumpal darah menjadi segumpal daging serta tanah tak tak bernilai, jika
manusia sadar mengapa dia tercipta dari tanah yang rendah dan slalu diinjak injak
pasti dia akan menyadari bahwa hidupnya hanyalah seorang budak yang setiap
saat tunduk serta merendahkan diri dan siap untuk menerima injakan dan cobaan
dari Penciptanya. Dalam hal ini Self-managing sangat berperan untuk lebih
mengetahui dengan jelas apa yang ingin kita capai, selanjutnya adalah mengelola
diri kita untuk mencapai tujuan tersebut.
Manusia itu Ada dari tiada menjadi ada dan akan tiada untuk ada, manusia
lahir dalam keadaan lemah kemudian tumbuh besar menjadi kuat, sakit dikit
menjadi lemah sembuh merasa kuat tua menjadi lemah, manusia itu dari lahir
bodoh kemudian belajar menjadi pintar semakin blajar semakin merasa bodoh dan
ahirnya akan menjadi pintar, tua renta akan semakin pelupa dst. Daur kehidupan
haruslah difikirkan dan direnungkan agar lebih mengetahui tujuan dari hidup ini.
Daur kehidupan ini akan terjawab setelah kita merenungi dan memahami ” Dari
mana dan akan ke mana?” yang menuntut kita untuk mencari jawabannya.
Di dalam Alquran ditegaskan bahwa, “… Sesungguhnya kita semua
kepunyaan Allah dan akan kembali kepada-Nya” menunjukan bahwa tujuan kita
hidup semata mata untuk kembali kepadaNya Sang Maha Pencipta, kata kasarnya,
tujuan hidup kita adalah Mati, Namun kita tidak bisa melupakan atau
mengenyampingkan Apa Tugas yang dibebani oleh Allah S.W.T dalam mengisi
hidup di dunia untuk dipertanggungjawabkan setelah mencapai tujuan hidup nanti.
Manusia tidak tahu kapan akan mencapai tujuan hidupnya yaitu mati, karena
itu siapkanlah diri untuk menghadapi kematian dengan sebaik-baiknya. Dengan
kata lain, “Belajarlah mati sebelum mati” (Mutuu qabla an tamuutuu), yaitu
belajar dan berusaha agar kita selalu siap, agar sewaktu-waktu bila telah sampai
pada tujuan, kembalilah dengan selamat dan bahagia, yaitu matinya orang orang
yang bertakwa, yang hatinya selalu berzikir dan ingat kepada Allah dalam
keadaan apa pun, dalam Al qur’an dijelaskan ” Wajah-wajah mereka (orang-orang
beriman) pada hari itu berseri-seri. Mereka melihat kepada Tuhannya.
Dengan menentukan tujuan hidup, maka kita dapat menentukan sasaran/target
hidup dan bagaimana kita menggunakan waktu kita karena tujuan hidup tiap orang
bisa berbeda. Untuk menetapkan tujuan hidup biasanya melalui pemikiran yang
mendalam dan tentu saja membutuhkan waktu, gunakan waktu sebaik-baiknya
untuk menetapkan sasaran-sasaran tersebut.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan hidup dan pendidikan itu penting setiap orang pasti mempunyai tujuan
mengenai untuk apa dia hidup, dan untuk apa dia memperoleh pendidikan apalagi kita
kini hidup di era yang menganut nilai relativisme, suatu masa di mana berlaku
ungkapan, “Tidak ada kemutlakan!” Dalam banyak hal, garis pemisah antara
kebenaran dan kekeliruan telah menjadi kabur, jika tidak ingin dikatakan terhapus
sama sekali. Tetapi, jauh di dalam lubuk hati, kebanyakan dari kita masih tetap dapat
membedakan mana yang benar dan yang salah – paling tidak dalam beberapa aspek
kehidupan.
B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan
kritikan untuk membangun dari pihak pembaca agar makalah ini lebih baik. Akhir
kata kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA