Anda di halaman 1dari 4

B.

TAHAPAN PERKEMBANGAN SISWA DI SEKOLAH DASAR

Siswa sekolah dasar merupakan individu unik yang memiliki karakteristik


tertentu, bersifat khas, dan spesifik. Pada dasarnya setiap siswa adalah individu yang
berkembang. Perkembangan siswa akan dinamis sepanjang hayat mulai dari kelahiran
sampai akhir hayat. Dalam hal ini pendidikan maupun pembelajaran sangat dominan
memberikan kontribusi untuk membantu dan mengarahkan perkembangan siswa
supaya menjadi positif dan optimal. Setiap siswa memiliki irama dan kecepatan
perkembangan yang berbeda-beda dan bersifat individual.
Perkembangan siswa merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam
belajar. Seluruh aktivitas proses belajar harus berpusat pada kebutuhan siswa ( child
centered ) dan pada aspek tuntutan masyarakat ( society centered ). Fase-fase
perkembangan yang dialami siswa harus dipahami oleh guru, supaya dalam
pembelajaran tidak mengalami hambatan psikologis yang mengakibatkan hasil belajar
tidak optimal.
Perkembangan siswa sekolah dasar usia 6-12 tahun yang termasuk pada
perkembangan masa pertengahan ( middle childhood ) memiliki fase-fase yang unik
dalam perkembangannya yang menggambarkan peristiwa penting bagi siswa yang
bersangkutan. Tahapan perkembangan siswa dapat dilihat dari aspek perkembangan
berikut :
1. Perkembangan Fisik
Perkembangan ini berkaitan dengan perkembangan berat, tinggi badan, dan
perkembangan motorik. Siswa pada tingkat sekolah dasar, kemampuan motoriknya
mulai lebih halus dan terarah ( refined motor skills ), tetapi berat badan siswa laki-laki
lebih ramping dari pada siswa perempuan karena masa adolesen perempuan lebih
cepat dari pada laki-laki. Gerakan-gerakan yang dilakukan siswa sudah mulai
mengarah pada gerakan yang kompleks, rumit, dan cepat serta sudah mampu menjaga
keseimbangan dengan tepat. Demikian pula, dalam usia ini aktivitas permainan fisik
seperti main bola, umpet-umpetan sambil berlari, main loncat tinggi cenderung
bertambah, baik yang dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah.
Permainan-permainan yang dilakukan tersebut umumnya sangat diminati oleh siswa
pada usia itu. Di samping itu, aktivitas partisipasi dalam perlombaan atau latihan tetap
banyak diminati oleh siswa. Pada usia ini siswa dianggap memiliki perkembangan
yang sesuai untuk melakukan kegiatan motorik halus dan kompleks.
2. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial pada siswa tingkat sekolah dasar sudah terasa ada
pemisahan kelompok jenis kelamin ( separation of the sexes ) sehingga dalam
pengelompokan, siswa lebih senang berkelompok berdasarkan jenis kelamin padahal
kurang sesuai menurut kriteria pengelompokan belajar. Rasa kepemimpinannya
sangat tinggi dan ini perlu dikembangkan supaya siswa lebih mampu mengatur diri
sendiri dan mengatur orang lain. Rasa kerja sama dan empati sudah mulai tumbuh
dalam usia ini walaupun konflik dan rasa persaingan tetap masih berlangsung dalam
dirinya. Pada usia ini sudah dapat ditumbuhkembangkan kemampuan-kemampuan
sosial siswa. Pada tugas dan tanggungjawab dalam kelas atau kelompok, baik sebagai
ketua maupun sebagai anggota.
3. Perkembangan Bahasa
Pada masa ini perkembangan bahasa siswa terus berlangsung secara dinamis.
Dilihat dari cara siswa berkomunikasi menunjukkan bahwa mereka sudah mampu
menggunakan bahasa yang halus dan kompleks. Siswa di kelas tinggi rata-rata
perbendaharaan kosa katanya meningkat menjadi sekitar 50.000 kata. Disamping itu
di usia ini siswa sudah mulai berpikir dalam menggunakan kata-kata. Pada kelas
tinggi di Sekolah Dasar gaya bicaranya sudah mulai bergeser dari gaya bicara
egosentris ( egocentric style ) ke gaya bicara sosial ( social speech ). Pada kelas
rendah di sekolah dasar siswa sudah mampu membaca dan menganalisis kata-kata
serta mengalami peningkatan kemampuan dalam tata bahasa. Pada usia 6-10 tahun,
penggunaan kalimat tidak lengkap sudah berkurang sehingga siswa sudag bisa
menggunakan kalimat yang panjang, lengkap, dan benar. Di samping itu, siswa dalam
usia tersebut siswa sudah mampu menggunakan kata sifat, bahkan sudah mulai
memahami kata-kata yang sebelumnya tidak jelas baginya.
4. Perkembangan Kognitif
Di sekolah dasar, siswa diajarkan berbagai disiplin ilmu bahkan cara-cara belajar
baik yang berorientasi pada peningkatan berpikir logis maupun kemampuan
manipulatif. Siswa dapat melihat beberapa faktor dan mengkombinasikannya dengan
berbagai cara untuk mencapai hasil yang sama.
Perkembangan kognitif pada siswa sekolah dasar berlangsung secara dinamis.
Untuk menumbuhkembangkan kemampuan kognitif dalam fase konkret operasional
pada siswa sekolah dasar, acuannya adalah terbentuknya hubungan-hubungan logis di
antara konsep-konsep atau skema-skema.
Piaget mengemukakan bahwa pada usia sekolah dasar siswa akan memiliki
kemampuan berpikir operasional konkret ( concrete operational ) yang disebut pula
sebagai masa performing operation. Pada tahap ini, siswa sudah mampu
menyelesaikan tugs-tugas menggabungkan, menghubungkan, memisahkan, menyusun,
menderetkan, melipat, dan membagi. Pada usia 7-8 tahun, siswa sudah mulai
mengembangkan berpikir logis, misalnya 7 x 8 = 56, 56 : 8 = 7. Siswa juga sdah
memahami konsep penambahan dan pengurangan berulang dalam matematika. Siswa
sekolah dasar sudah mampu menyadari konservasi yakni menghubungkan
aspek-aspek yang berbeda secar cepat. Kemampuan berpikir operasional konkret
( concrete operational ) merupakan suatu kemampuan prasyarat untuk menuju pada
kemampuan format operasional.
5. Perkembangan Moral
Perkembangan moral yang harus dimiliki siswa sekolah dasar adalah kemampuan
bertindak menjadi orang baik. Tindakan yang dilakukan selalu berorientasi pada
orang lain yang dianggap berbuat baik. Bahkan siswa akan melakukan tindakan yang
baik apabila orang lain merasa senang. Menurut teori perkembangan ( conventional
stage ) yang termasuk kepada tahap orientasi anak yang baik dan orientasi terhadap
keteraturan dan otoritas. Bahkan pada tahap ini dapat ditanamkan rasa kebersamaan
kemampuan saling menghargai.
6. Perkembangan Ekspresif
Pola perkembangan ekspresif siswa sekolah dasar dapat dilihat dari kegiatan
ungkapan bermain dan kegiatan seni ( art ). Siswa sekolah dasar sudah menyadari
aturan dari sebuah permainan, bahkan pada usia itu sudah mulai membina hobinya.
Dalam dirinya sudah timbul keinginan menjadi orang yang terkenal. Misalnya, sudah
mulai belajar musik, bernyanyi, olah raga, bahkan bela diri. Akan tetapi, dalam
bermain siswa selalu memilih permainan berdasarkan posisi gender, misalnya siswa
laki-laki lebih senang bermain sepak bola. Sementara itu, pada usia itu siswa akan
merasa bahwa dirinya sudah kurang diperhatikan. Siswa yang lain mungkin akan
terlihat aktif menjadi anggota dalam sebuah tim atau dalam suatu permainan.
7. Aspek - Aspek Inteligensi
a. Inteligensi linguistik
Suatu kemampuan untuk menggunakan bahasa, termasuk kepekaan
terhadap suara, ritme, makna kata-kata, dan kegunaan fungsi-fungsi bahasa.
b. Intelegensi logis-matematis
Kemampuan untuk menjajaki pola-pola, kategori, dan
hubungan-hubungan dengan manipulasi objek-objek atau simbol-simbol, dan
kepekaan kemampuan berpikir logis.
c. Inteligensi spasial
Kemampuan untuk mengamati secara mental, memanipulasi bentuk dan
objek, atau kemampuan mempersepsi dunia ruang visual secara akurat dan
melakukan transformasi persepsi tersebut.
d. Inteligensi musik
Kemampuan untuk menikmati, mempertunjukkan atau mengubah musik
termasuk kemampuan menghasilkan dan mengekspresikan ritme nada dan
bentuk-bentuk ekspresi musik.
e. Inteligensi fisik-kinestetik
Kemampuan untuk menggunakan keterampilan motorik halus dan kasar
dalam olah raga, seni, dan produk-produk seni pertunjukkan serta
keterampilan meliputi kemampuan mengontrol gerakan tubuh dan menangani
objek-objek secara terampil.
f. Inteligensi intrapribadi
Kemampuan untuk memperoleh akses terhadap pemahaman perasaan,
impian, dan gagasan-gagasan diri sendiri, dan memahami kekuatan maupun
kelemahan diri sendiri.
g. Inteligensi interpribadi
Kemampuan mengamati dan merespons suasana hati, temperamen, dan
motivasi orang lain, serta memahami hubungan dengan orang lain.
8. Aspek Kebutuhan Siswa
Secara umum, ada dua kebutuhan siswa :
1. Psiko-biologis yang dinyatakan dalam keinginan, minat, tujuan,
harapan, dan masalahnya
2. Sosial yang berkaitan dengan tuntutan lingkungan masyarakat,
biasanya menurut pandangan orang dewasa.

Anda mungkin juga menyukai