PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pendidikan yang paling ditekankan adalah prosesnya, karena
pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan yang
berlangsung dari diri peserta didik. Oleh karena itu pendidikan sangat menekankan
pada proses belajar mengajarnya.
Tugas guru sebagai fasilitator dan juga mengajar tentu saja tidak dapat
dilakukan sembarangan, tetapi harus menggunakan pendekatan, strategi, metode,
strategi, teknik dan model tertentu agar bisa bertindak secara tepat. Hirarki
pembelajaran dapat membantu guru dalam mengajar siswa.
Sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan pertama yang dimasuki anak.
Pada jenjang ini anak diajarkan berbagai mata pelajaran untuk membekali mereka
agar memiliki kemampuan dasar untuk melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi
dan sebagai bekal hidup sehari-hari. Salah satunya adalah mata pelajaran IPA. Mata
pelajaran IPA adalah salah satu komponen mata pelajaran yang mempunyai fungsi,
tujuan dan ruang lingkup tersendiri, serta mempunyai peran yang sangat luas dalam
semua aktivitas kehidupan manusia
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis pendekatan pembelajaran IPA?
2. Apa saja strategi dalam pembelajaran IPA?
3. Apa saja metode dalam pembelajaran IPA?
4. Apa saja teknik dalam pembelajaran IPA?
5. Apa saja model dalam pembelajaran IPA?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami jenis-jenis pendekatan pembelajaran IPA yang
dapat digunakan.
2. Mengetahui dan memahami strategi dalam pembelajaran IPA
3. Mengetahui dan memahami metode dalam pembelajaran IPA
4. Mengetahui dan memahami teknik dalam pembelajaran IPA
5. Mengetahui dan memahami model dalam pembelajaran IPA
BAB II
PEMBAHASAN
Natural Science secara harfiah merupakan ilmu yang mempelajari alam dan
peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan alam. Tujuan yang akan dicapai
setelah seorang peserta didik belajar IPA adalah mampu mempelajari diri sendiri
dan fenomena alam. Pencapaian tujuan belajar IPA tersebut dalam proses
pembelajaran yang dimulai dari penentuan pendekatan pembelajaran yang dapat
diterapkan.
2
Materi IPA memiliki dimensi pengetahuan faktual, prosedural,
konseptual, dan metakognitif. Pengetahuan faktual dalam IPA, misalnya
konsep gaya, usaha dan energi, konsep asam basa, konsep sistem ekskresi.
Konsep-konsep tersebut memiliki karakteristik tertentu sehingga dalam
membelajarkan peserta didik agar memahami konsep tersebut memerlukan
pendekatan tertentu.
3
f. Karakter yang diharapkan muncul
4
belajar bermakna pada peserta didik. Dalam proses pembelajarannya
guru mempersiapkan bahan dengan rapi, sistematik, dan lengkap
sehingga peserta didik cukup menyimak dan mencemanya secara
teratur.
5
a) Aktivitas peserta didik merupakan fokus utama dalam belajar.
b) Berpikir logis dalam menemukan sesuatu.
c) Proses menemukan konsep-konsep.
d) Pengalaman yang penuh tujuan.
e) Perkembangan mental seseorang.
1) Pendekatan konsep
6
Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Konsep-
konsep merupakan batu-batu pembangun (building blocks) berpikir
(Dahar, 1989). Pendekatan konsep merupakan bentuk instruksional
kognitif yang memberikan kesempatan pada peserta didik berpartisipasi
secara aktif dengan konsep-konsep dan menemukan prinsip sendiri
(Arifin, 2000). Beberapa ciri konsep adalah sebagai berikut (Anitah W,
2007).
7
c) Urutan kegiatan pembelajaran seharusnya memberikan
pengalaman yang memadai sesuai dengan konsep yang akan
dipelajari maupun konsep yang telah ada.
IPA tumbuh dan berkembang berdasarkan eksperimen-
eksperimen. Sebagai ilmu yang tumbuh secara eksperimental, IPA
mengandung baik ilmu pengetahuan deklaratif maupun pengetahuan
prosedural. Seperti halnya pengetahuan deklaratif, IPA disusun oleh
konsep-konsep dalam suatu jaringan proposisi. Untuk mengikuti
perkembangan IPA yang sangat pesat, belajar konsep IPA merupakan
kegiatan yang paling sesuai bagi pembentukan pengetahuan pada diri
peserta didik (Dahar, 1989).
2) Pendekatan proses
8
c. Pendekatan Deduktif dan Pendekatan Induktif
1) Pendekatan deduktif
9
c) Menyajikan bukti-bukti yang berupa contoh tambahan untuk
menunjang atau menyangkal perkiraan itu.
d) Menyusun pernyataan mengenai sifat umum yang telah terbukti
berdasarkan Iangkah-langkah terdahulu.
d. Pendekatan Discovery-Inquity
Objek proses pembelajaran IPA yang terdiri dari produk IPA, nilai atau
sikap ilmiah IPA, kerja atau proses ilmiah IPA, aplikasi IPA dalam
kehidupan sehari-hari, dan kreativitas dalam mempelajari IPA. Objek
proses pembelajaran IPA tersebut dapat dicapai dalam suatu proses
pembelajaran dengan pendekatan dzscovery-inquiry. Pendekatan ini
mampu meningkatkan proses mental peserta didik. Proses mental yang
dimaksud adalah kemampuan dalam melakukan pengamatan,
mengklasifikasi, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, bertukar
pendapat atau diskusi, memecahkan permasalahan (problem solving), dan
membuat kesimpulan.
e. Pendekatan Kontekstual
10
akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek
akademik dengan konteks kehidupan keseharian mereka, yaitu konteks
keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka.
f. Pendekatan Konstruktivisme
Salah satu prinsip penting dari psikologi pendidikan adalah guru tidak
dapat hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada peserta didik.
Peserta didik harus membangun pengetahuan dalam benaknya sendiri. Guru
dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat
informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan dengan peserta
didik, dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan
atau menerapkan ide-ide, dan dengan mengajak peserta didik agar
menyadari dan secara sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri
untuk belajar.
11
2) Zona perkembangan terdekat (zone of proximal development): peserta
didik dalam belajar konsep paling baik jika konsep itu berada pada
zona perkembangan terdekat mereka.
3) Pemagangan kognitif (cognitive apprenticeshipp): proses dimana
seorang peserta didik tahap demi tahap mencapai kepakaran dalam
interaksinya dengan seorang pakar, apakah orang dewasa atau teman
sebaya yang lebih tinggi pengetahuannya
4) Scaffolding atau mediated learning: dukungan tahap demi tahap untuk
belajar dan pemecahan masalah, peserta didik diberikan tugas yang
kompleks, kemudian guru memberikan bantuan secukupnya untuk
menyelesaikan tugas tersebut.
12
2. Strategi Pembelajaran Deduktif
Deduktif adalah proses dari penalaran yg berangkat dari umum ke
khusus, atau dari premis umum ke suatu kesimpulan logis. Strategi ini
disampaikan dengan cara mengajar dari aturan umum ke contoh-contoh khusus,
atau penerapan generalisasi ke kasus khusus. Strategi pembelajaran ini
dilaksanakan dengan pemberian produk IPA yg berupa fakta, konsep, prinsip,
hukum, dan teori terlebih dahulu. Strategi ini umumnya merupakan pembuktian
teori melalui eksperimen.
Pemilihan strategi penyampaian materi IPA tersebut berdasarkan objek
proses pembelajaran IPA yg terdiri dari :
1. Produk IPA yg berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori.
2. Nilai dan/atau sikap ilmiah IPA.
3. Kerja dan/atau proses ilmiah IPA.
4. Aplikasi IPA dalam kehidupan sehari-hari
5. Kreativitas dalam pembelajaran IPA.
1. Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode dimana guru lebih banyak
memberikan informasi pada siswa, sehingga siswa menjadi pasif dalam
pembelajaran. Penggunaan metode ceramah pembelajaran harus digunakan
teknik bertanya, sehingga tetap terjadi interaksi antara guru dan siswa atau
antara siswa dan siswa.penggunaa jenis pertanyaan harus bervariasi seperti
pertanyaan konvergen, divergen, pertanyaan untuk menguji keterampilan
proses dan keterampilan berpikir sesuai dengan konsep IPA yang di sajikan,
teknik mengajukan pertanyaan juga harus memperhatikan situasi kelas, kapan
melakukan promting atau kapan melakukan redirecting.
a. Keunggulan metode ceramah
1) Dapat menyampaikan materi lebih banyak dibandingkan dengan
metode-metode yang lain.
2) Pada pembelajaran ipa tidak tidak banyak memerlukan peralatan
laboraturium
13
3) Bila disiapkan dengan baik misalnya menggunakan model
pembelajaran “direct instruction” dapat membangkitkan aktifitas siswa
b. Kelemahan-kelemahan metode ceramah
1) Kalau penyajian “teacher center” dan siswa sama sekali tidak
dilibatkan, maka materi yang disajikan mudah terlupakan karena siswa
hanya mendengar saja.
2) Akibat siswa tidak aktif dapat saja siswa menjadi mengantuk atau
memikirkan yang lain-lain.
2. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan
siswa dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah –langkah
pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakn praktek yang diperagakan kepada
siswa. Berdasarkan tujuannya demonstrasi dapat dibagi menjadi dua:
a. Demonstrasi proses yaitu metode yang mengajak siswa memahami langkah
dari langkah suatu proses.
b. Demonstrasi hasil yaitu metode untuk memperlihatkan atau memperagakan
hasil dari sebuah proses.
14
4) Konsep yang dipelajari akan lebih mudah diingat karena siswa melihat
fakta-fakta secara langsung
b. Kelemahan –kelemahan metode demonstrasi
1) Kalau siswa sama sekali tidak diberikan pertanyaaan-pertanyaan
tentang hak-hal yang akan terjadi pada kegiatan demonstrasi, materi
yang didemonstrasikan hanya merupakan tontonan
2) Kalau sjian demonstrasi tidak dapat dilihat oleh semua siswa, materi
ajar tetap saja tidak terserap dengan baik
3) Siswa tidak terlatih Dalam keterampilan penggunaan alat
3. Metode Eksperimen
Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang
direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau
menguji suatu hipotesis. Suatu eksperimen akan berhasil jika variabel yang
dimanipulasi dan jenis respon yang diharapkan dinyatakan secara jelas dalam
suatu hipotesis, juga penentuan kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudah
tepat. untuk keberhasilan maka eksperimen harus dirancang dulu kemudia di
uji coba.
a. Keunggulan-keunggulan metode eksperimen
1) Fakta dan data yang diproleh siswa secara langsung mudah di ingat
2) Guru dapat berkeliling kelas sambil melakukan penilaian terhadap
sikap dan psikomotorik
3) Melatih kerja sama pada diri siswa karena metode eksperimen di
sekolah biasanya dilakukan secara berkelompok
b. Kelemahan metode eksperimen
1) Memerlukan bahan dan alat praktik yang banyak
2) Kalau siswa tidak diawasi dengan baik kadang-kadang ada yang main
di kelompok
15
3) Memerlukan waktu belajar yang lebih lama dari pada metode
demonstrasi
Untuk menerapkan metode eksperimen pada pembelajaran IPA, ada
beberapa persyaratan yang harus dilakukan, diantaranya:
a. Peralatan dan bahan yang tersedia dilaboratorium harus memadai untuk
eksperimen
b. Menggunakan bahan praktikum yang tidak berbahaya
c. Menggunakan peralatan yang aman bagi keselamatan dan mudah
digunakannya.
4. Metode Diskusi
Diskusi merupakan situasi dimana diantara siswa, siswa dengan guru
terjadi tukar menukar informasi, ideal atau pendapat untuk memecahkan suatu
masalah (Cruickshank, 2006). Tujuan diskusi adalah untuk mereviev apa yang
telah siswa pelajari, mendorong siswa untuk merefleksikan ide mereka atau
pendapat mereka, menggali isu-isu , memecahkan masalah dan meningkatkan
keterampilan komunikasi secara langsung atau bertemu muka.
a. Metode diskusi kelas
Bertujuan untuk bertukar gagasan, pemikiran, informasi/pengalaman
diantara peserta, sehingga dicapai kesepakatan pokok-pokok pikiran
(gagasan, kesimpulan). Kesepakatan pikiran inilah yang kemudian ditulis
sebagai hasil diskusi.
b. Metode diskusi kelompok
Diskusi kelompok adalah pembahasan suatu topik dengan cara tukar
pikiran antara dua orang atau lebih, dalam kelompok-kelompok kecil, yang
direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Metode ini dapat
membangun suasana saling menghargai perbedaan pendapat dan juga
meningkatkan partisipasi peserta yang masih belum banya berbicara dalam
diskusi yang lebih luas.
5. Metode Bermain Peran (Role-Play)
Merupakan metode untuk ‘menghadirkan ‘ peran-peran yang ada dalam
dunia nyata ke dalam suatu pertunjukan peran di dalam kelas/pertemuan , yang
kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian.
Misalnya: menilai keunggulan maupun kelemahan masing-masing peran
tersebut, dan kemudian memberi saran/alternatif pendapat bagi pengembangan
peran-peran, dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan
peran. Untuk tingkat SD metode bermain peran pada pembelajaran IPA dapat
16
dilakukan misalnya pada topik “Rantai Makanan”, Rotasi dan Revolusi Bumi.
Kelemahan metode bermain peran diantaranya kadang-kadang siswa terjebak
pada bermainya tidak ke konsep yang sedang dipelajari dan memerlukan waktu
yang lama.
6. Metode Simulasi
Merupakan metode praktek yang sifatnya untuk mengembangkan
keterampilan peserta belajar (keterampilan mental maupun fisik/teknis).
Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam kegiatan atau ruang
belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan praktek di dalam situasi yang
sesungguhnya. Ada beberapa contoh metode simulasi yang dapat diterapkan
pada materi IPA SD, contohnya pada saat menjelaskan konsep gerhana.
Simulasi gerhana bulan misalnya dengan menyorot bola sebagai bumi dan
bulan dimana lampu senter sebagai matahari. Contoh lainya terjadinya tsunami
dengan cara bak plastik diisi pasir dan air, dari bawah digerakkan untuk
mensimulasikan seolah-olah terjadi gempa ada gempa dan menimbulkan
tsunami pada pantai.
17
D. TEKNIK PEMBELAJARAN IPA
1. Teknik Bertanya
Teknik bertanya itu suatu teknik yang efektif dalam proses
pembelajaran IPA. Guru bertanya kepada siswa merupakan hal yang sangat
penting dengan bertanya tersebut siswa langsung berfikir dan dapat
mengoptimalkan proses berfikir perkembangan mental peserat didik.
Kemampuan dalam menyusun pertanyaan merupakan landasan pertama dalam
mempelajari materi IPA dengan berbagai macam model pembelajaran.
Tujuan dari pemberian pertanyaan pada peserta didik menurut Cole &
Chan (1998) (dalam buku Asih Widi (2014) adalah:
a. Mengoptimalkan kemampuan berkomonikasi interpersonal
b. Memusatkan perhatian peserta didik pada suatu aspek tertentu ( bagian dari
materi)
c. Memperkenalkan pemahaman peserata didik terhadap materi yang
disampaikan.
d. Menelaah bagian penting dari materi ajar
e. Menstimulasi aktivitas proses kognitif peserta didik
f. Mendorong peserta didik untuk melaksanakan diskusi kelompok
g. Mengontrol pola perilaku social peserta didik.
Kategori pertanyaan menurut Cole & Chan (1998) (dalam buku Asih
Widi (2014)
a. High and low order question merupakan teknik bertanya yag bertujuan
untuk mengulang kembali materi yang telah diajarkan. Teknik tersebut
menurut beberapa penelitian biasa digunakan guru dalam bertanya di
kelas.
b. Product question merupakan teknik bertanya yang meminta peserta didik
membuat suatu kesimpulan atau hasil akhir (out come).
18
c. Open question merupakan suatu teknik bertanya yang mendorong peserta
didik berpikir divergen dan berpikir kreatif.
d. What,When,who,why and how question kategori bertanya tipe ini dapat
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik.
e. Memory question bertujuan untuk mengingat kembali materi yang telah
diberikan pada peserta didik.
f. Contextually explicit,contextually implicit and background question
merupakan suatu teknik bertanya yang dilakukan oleh guru meminta suatu
jawaban yang tegas dari suatu materi yang telah dipelajarinya.
Teknik –teknik dalam meberikan pertanyaan yang diuraikan di
atas,merupakan teknik yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran IPA
baik dikelas maupun di laboratorium. Teknik-teknik tersebut diharapkan
mampu meningkatkan keigintahuan peserta didik,meningkatkan keberanian
peserta didik dan tingkat pemahaman peserta didik. Pemilihan pola pertanyaan
oleh guru dapat disesuaikan dengan konteks peserta didik,materi IPA yang
diajarkan,lingkungan peserta didik dan style/performance seorang guru.
2. Teknik Menghafal
Teknik menghafal memahami suatu konsep materi IPA dalam suatu
proses pembelajaran membutuhkan kemampuan mengingat konsep atau materi
tersebut.Kemampuan mengingat materi memerlukan teknik menghafal dengan
memasukan materi yang berupa informasi ke otak untuk mempermudah
mengingatnya. Materi-materi IPA yang berupa prinsip hokum dan teori
membutuhkan cara tertentu untuk dihafalkan dan setiap peserta didik
mempuyai cara tersendiri dalam menghafalkannya.
Menghafal merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk dapat
mengingat dan memanggil kembali informasi IPA yang ada di otak peserta
didik.Kemampuan otak untuk mengingat dan memanggil kembali suatu
informasi berbeda pada peserta didik satu dengan yang lain. Semua informasi
19
yang diingat peserta didik akan bertahan lama jika berupa long term memory
atau memori jangka panjang.Proses penyimpanan informasi dalam long term
memory memerlukan teknik-teknik khusus.
Prinsip-prinsip teknik menemonik dapat diaplikasikan dalam
menghafal materi IPA.
a. Prinsip pemaknaan materi IPA yang dihafal oleh seorang peserta didik
akan lebih teringat kuat dalam LTM jika materi tersebut berkesan pada
seorang peseta didik.
b. Prinsip asosiasi,materi IPA akan lebih mudah dihafal jika mengaitkan
pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik sebelumnya.Asosiasi dapat
dilakukan dengan cara membuat permisalan benda nyata untuk menghafal
suatu materi IPA.
c. Prinsip imajinasi materi IPA akan lebih mudah dihafalkan oleh pesera
didik jika dilengkapi dengan gambaran yang dibuat peserta didik untuk
selalu mengingat materi IPA tersebut.
d. Prinsip organisasi,materi IPA akan lebih mudah dihafalkan oleh peserta
didik jika dikelompokan-kelompokan menjadi bagian-bagian kecil yang
saling berhubungan.
e. Prinsip pengulangan,materi IPA akan lebih mudah dihafalkan jika selalu
diulang-ulang.Proses pengulangann dapat dilaksanakan untuk semua
materi-materi IPA yang dipelajari.Prinsip pengulangan dapat dilakukan
dengan mengulang-ulang secara lisan maupun tulisan.
3. Teknik Mencatat
Teknik mencatat mempunyai korelasi dengan teknik menghafal.kedua
teknik tersebut berhubungan dengan cara menyimpan informasi atau mengingat
dan memanggil kembali informasi ketika dibutuhkan.Kedua teknik tersebut
melibatkan proses yang terjadi di long term memory (LTM)
20
Mencatat efektif dalam proses pembelajaran IPA dapat dilakukan
dengan berbagai cara, teknik mencatat IPA dipengaruhi oleh kesenangan dan
kemudahan masing-masing peserta didik. Setiap peserta didik mempunyai
karateristik yang berbeda-beda dalam mencatat.Buku ini menyajikan teknik
mencatat yang efektif yang mampu mempermudah peserta didik mengingat dan
mengulang atau memanggil kembali informasi materi IPA.
a. Peta Konsep
Peta konsep menggambarkan hubungan antar konsep dengan
menggunakan label,konsep yang dituliskan dipeta konsep merupakan
konsep penting atau esensial.Konsep yang dituliskan dipeta konsep
merupakan konsep penting esensial.Konsep-konsep dihubungkan dengan
kata yang berfungsi sebagai label,kata tersebut dapat berdungsi untuk
hubungan sebab akibat atau kausal,bersifat logis,berfungsi sebagai kata
kerja dan subtansial.
Prinsip yang harus dipenuhi dalam membuat peta konsep adalah:
1) Dalam satu kolom hanya memuat satu konsep atau ide pokok
2) Berbentuk diagram yang teratur sebagai representasi konsep-konsep
penting
3) Harus terdapat kata yang berfungsi sebagai label atau labeling yang
berfungsi menghubungkan antar konsep
Tenik mencatat dengan peta konsep ini dapat dilakukan peserta didik
ketika mencatat materi yang disampaikan guru secara lisan maupun tulisan
(buku,modul,artikel,lembar kegiatan,petunjuk pratikum atau bahan ajar
yang lain).
1) Peta pikiran (Mind Map)
Teknik mencatat dengan menggunakan peta pikiran berdasarkan
optimalisasi fungsi otak kiri dan otak kanan dalam suatu asosiasi
21
seorang individu.Otak kiri dan otak kan akan berfungsi optimal jika
digunakan secara bersama atau kombinasi
Menurut DePorteretal.(2010), kiat-kiat dalam membuat peta
pikiran adalah
1) Membuat lingkaran ditengah kertas untuk menuliskan ggasan utama
2) Menambahkan cabang-cabang dari pusatnya untuk tiap poin
kunci,menggunakan pensil warna
3) Menuliskan kata kunci/frase pada tiap-tiap cabang,lalu kembangkan
untuk menambah detail-detail
4) Tambahkan symbol dan ilustrasi
5) Menggunakan huruf capital
6) Membuat kreasi pada peta pikiran yang dibuat
7) Bersikap kreatif dan berani dalam membuat peta pikiran.
8) Membuat peta pikiran secara horizontal.
b. Teknik mencatat klasikal dengan pemberian warna , symbol dan bentuk
pada hal penting
Teknik mencatat klasikal merupakan teknik yang biasa digunakan
peserta didik dalam mencatat materi yang dijelaskan guru secara lisan
maupun mencatat materi dari buku catatan yang digunakan peserta didik.
Metode yang efektif dalam pencatatan secara klasikal dapat diupayakan
dengan cara mebuat variasi dalam buku catatan peserta didik.Variasi yang
dapat digunakan dalam mencatat adalah:
1) Untuk materi-materi IPA yang bersifat factual da konseptual atau berisi
konsep yang harus selalu diingat maka dalam melakukan pencatatan
dengan pemberikan warna pada hal-hal penting.
2) Untuk materi-materi IPA yang terdapat rumusan matematis tersebut
3) Jika peserta didik ingin memberikan catatan khusus (pernyataan penting
yang diutarakan guru,tetapi tidak ada buku teks atau LKPD).
22
4) Jika peserta didik akan mencatat dengan buku tulis bergaris maka
peserta didik dapat membuat dua kolom dalam satu halaman yang
sama,kolom petama untuk menuliskan gagasan penting sedangkan
kolom yang lain untuk keterangan dari gagasan penting.
5) Menggunakan cornell notes,peserta didik dapat membagi kertas
menjadi tiga bagian,bagian kiri untuk tempat menuliskan gagasan
utama atau kata kunci,bagian kanan untuk tempat menuliskan hasil
pencacatan.
23
b. Kegiatan penjelajahan
Lebih melibatkan siswa pada topik yg sedang dibahas.
c. Pertanyaan anak
Saat kelas menundang siswa untuk mengajukan pertanyaan
tentang topik yg dibahas.
d. Penyelidikan
Guru dan siswa memilih pertanyaan untuk dieksplorasi selama 2-
3 hari, dalam selang 3-4 hari.
e. Refleksi
Melakukan evaluasi untuk memantapkan hal-hal yg terbukti dan
memisahkan hal-hal yg masih perlu diperbaiki.
Contoh model pembelajaran interaktif :
a. Persiapan
Sebelum pembelajaran dimulai, guru menugasi siswa kelas 3 SD
untuk membawa hewan peliharaannya dan mempersiapkan diri untuk
menceritakan tentang hewan peliharaannya masing-masing.
b. Kegiatan penjelajahan
Pada saat pembelajaran di kelas siswa lain boleh mengamati
hewan-hewan peliharaan teman-temannya dari dekat (meraba,
mengelus, menggendong) dan mereka boleh mengajukan pertanyaan.
c. Pertanyaan anak
Selanjutnya pertanyaan siswa diarahkan guru sekitar proses
pemeliharaannya.
d. Penyelidikan
Guru dan siswa memilih pertanyaan untuk dieksplorasi lebih jauh.
Umpamanya siswa diminta mengamati keadaan hewan-hewan yg
tidak dipelihara, seperti dari mana mereka memperoleh makanannya,
24
dimana mereka tidur, punya nama atau tidak, bagaimana
kebersihannya.
e. Refleksi
Pada pertemuan berikutnya di kelas dibahas hasil penyelidikan
mereka, dilakukan perbandingan antara hewan peliharaan dengan
hewan liar untuk memantapkan hal-hal yg sudah jelas dan
memisahkan hal-hal yg masih perlu diselidiki lebih jauh. Pada akhir
kegiatan guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk
mengamati benda-benda disekitar mereka seperti buku dan tas
sekolahnya.
2. Model Pembelajaran Terpadu (Integrated)
Berdasarkan sifat keterpaduannya pembelajaran terpadu dapat
dibedakan menjadi tiga, yakni model dalam satu disiplin ilmu, model antar
bidang, dan model dalam lintas siswa. Salah satu pendekatan pembelajaran
terpadu melibatkan konsep-konsep dalam satu bidang studi atau lintas
bidang studi. Suatu pola belajar mengajar dalam model pembelajaran
terpadu menggunakan payung untuk memadukan beberapa konsep IPA yg
terkait menjadi satu paket pembelajaran sehingga pemisahan antar konsep
tidak begitu jelas.
Perkembangan dan kebutuhan anak dapat diterangkan sebagai
berikut. Siswa SD secara alamiah tidak dapat berpikir dan memandang
mata pelajaran secara terkotak-kotak. Mereka cenderung memandang
secara holistik dalam kehidupannya. Oleh karena itu, pengembangan
model pembelajaran hendaknya memperhatikan perkembangan anak.
Terdapat sejumlah langkah untuk menyusun model pembelajaran
terpadu. Langkah-langkah tersebut secara berurutan adalah sebagai
berikut.
25
1) Mengkaji GBPP IPA untuk menganalisis konsep-konsep penting yg
akan diajarkan.
2) Membuat bagan konsep yg menghubungkan konsep satu dengan
konsep lainnya.
3) Memilih tema sentral yg dapat menjadi payung untuk memadukan
konsep-konsep tersebut.
4) Membuat TPK dan deskripsi kegiatan pembelajaran yg disesuaikan
dengan tingkat perkembangan untuk setiap konsep.
5) Membuat bahan bacaan berupa cerita yg mengacu pada tema, disertai
gambar dan permainan.
6) Menyusun jadwal kegiatan dan alokasi waktu yg diperlukan secara
proporsional.
7) Menyusun kisi-kisi perangkat tes dan soal tes.
26
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
27
f. Metode Simulasi
g. Metode Permainan (Games)
28
Daftar Pustaka
Maulana, dkk. Ragam Model Pembelajaran Di Sekolah Dasar. UPI Sumedang Press.
Wisudawati, Asih Widi. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara.
29