Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pendidikan yang paling ditekankan adalah prosesnya, karena
pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan yang
berlangsung dari diri peserta didik. Oleh karena itu pendidikan sangat menekankan
pada proses belajar mengajarnya.
Tugas guru sebagai fasilitator dan juga mengajar tentu saja tidak dapat
dilakukan sembarangan, tetapi harus menggunakan pendekatan, strategi, metode,
strategi, teknik dan model tertentu agar bisa bertindak secara tepat. Hirarki
pembelajaran dapat membantu guru dalam mengajar siswa.
Sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan pertama yang dimasuki anak.
Pada jenjang ini anak diajarkan berbagai mata pelajaran untuk membekali mereka
agar memiliki kemampuan dasar untuk melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi
dan sebagai bekal hidup sehari-hari. Salah satunya adalah mata pelajaran IPA. Mata
pelajaran IPA adalah salah satu komponen mata pelajaran yang mempunyai fungsi,
tujuan dan ruang lingkup tersendiri, serta mempunyai peran yang sangat luas dalam
semua aktivitas kehidupan manusia

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis pendekatan pembelajaran IPA?
2. Apa saja strategi dalam pembelajaran IPA?
3. Apa saja metode dalam pembelajaran IPA?
4. Apa saja teknik dalam pembelajaran IPA?
5. Apa saja model dalam pembelajaran IPA?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami jenis-jenis pendekatan pembelajaran IPA yang
dapat digunakan.
2. Mengetahui dan memahami strategi dalam pembelajaran IPA
3. Mengetahui dan memahami metode dalam pembelajaran IPA
4. Mengetahui dan memahami teknik dalam pembelajaran IPA
5. Mengetahui dan memahami model dalam pembelajaran IPA
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPA

Pendekatan pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang suatu


pembelajaran. Pendekatan pembelajaran IPA merupakan landasan filosofi yang
melatarbelakangi proses pembelajaran IPA. Landasan filosofi ini berdasarkan
epistemologi, ontologi, dan aksiologi pembelajaran IPA. IPA yang dibahas disini
adalah natural science, bukan social science.

Pendekatan dalam pembelajaran IPA akan mempunyai ciri khas yang


membedakan dengan pendekatan dalam pembelajaran materi yang lain
Karakteristik materi IPA yang khas juga memerlukan pendekatan-pendekatan
pembelajaran yang lebih spesifik. Karakter materi IPA yang berupa pengetahuan
faktual akan berbeda dengan pengetahuan konseptual, prosedural, dan
metakognitif.

Natural Science secara harfiah merupakan ilmu yang mempelajari alam dan
peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan alam. Tujuan yang akan dicapai
setelah seorang peserta didik belajar IPA adalah mampu mempelajari diri sendiri
dan fenomena alam. Pencapaian tujuan belajar IPA tersebut dalam proses
pembelajaran yang dimulai dari penentuan pendekatan pembelajaran yang dapat
diterapkan.

1. Faktor-faktor yang memengaruhi penentuan pendekatan pembelajaran IPA


adalah:

a. Tujuan yang Akan Dicapai

Tujuan pembelajaran IPA dirumuskan dalam bentuk Indikator


Pencapaian Kompetensi (IPK). Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
berdasarkan pada kompetensi inti dan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan dalam kurikulum. Indikator yang dicapai adalah peserta didik
mampu merancang dan melaporkan praktikum maka pendekatan yang
dipilih harus berpusat pada peserta didik.

b. Karakteristik Materi IPA

2
Materi IPA memiliki dimensi pengetahuan faktual, prosedural,
konseptual, dan metakognitif. Pengetahuan faktual dalam IPA, misalnya
konsep gaya, usaha dan energi, konsep asam basa, konsep sistem ekskresi.
Konsep-konsep tersebut memiliki karakteristik tertentu sehingga dalam
membelajarkan peserta didik agar memahami konsep tersebut memerlukan
pendekatan tertentu.

c. Karakteristik Peserta Didik

Setiap peserta didik mempunyai karakter belajar tersendiri, ada yang


auditori, visual, dan kinestetik. Berbagai karakter peserta didik harus dapat
menjadi acuan dalam memilih pendekatan pembelajaran. Pendekatan
pembelajaran harus mampu membelajarkan peserta didik sebagai seorang
individu meskipun proses pembelajarannya dilaksanakan secara kelompok.
d. Pengalaman Belajar

Penentuan pendekatan sebaiknya memerhatikan pengalaman belajar


yang akan dilaksanakan oleh peserta didik dalam pencapaian kompetensi
yang telah ditetapkan. Pengalaman belajar peserta didik dapat berupa
aktivitas yang dilakukannya. Pendekatan yang sesuai dengan pengalaman
peserta didik adalah pendekatan inkuiri Pengalaman belajar merupakan
kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan peserta didik dalam
berinteraksi dengan bahan ajar (Uno, 2006).

e. Kecakapan Hidup (Life Skill)

Pendekatan pembelajaran yang akan dipilih oleh seorang guru harus


dapat mengoptimalkan kecakapan hidup peserta didik. Kecakapan hidup
peserta didik dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu general life skill dan
spesific life skill. General life skill ini dibagi menjadi dua, yaitu personal
skill (kecakapan personal) dan social life skill (kecakapan sosial).
Kecakapan personal dibagi lagi menjadi self awareness skill (kecakapan
memahami diri sendiri) dan thinking skill (kecapakan berpikir). Speafic life
skill dibagi menjadi dua, yaitu academic skill (kecakapan akademik) dan
vocatzbnal skill (kecakapan vokasional/kejuruan) (Uno, 2006). Proses
pembelajaran yang di dalamnya terintegrasi dan terkoneksi kecakapan
hidup harapannya akan mampu membekali seorang peserta didik untuk
survive dalam kehidupannya karena akan mampu memecahkan masalah-
masalah yang mereka jumpai.

3
f. Karakter yang diharapkan muncul

Atribut karakter yang diharapkan muncul dalam diri seorang peserta


didik adalah nilai. Nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia perlu sejak
dini ditanamkan dalam diri peserta didik. Hal ini ditujukan untuk
mengembangkan potensi peserta didik yang beperilaku baik,
mencerminkan karakter dan budaya bangsa. UU Sisdiknas telah
mendeskripsikan bahwa fungsi utama pendidikan adalah mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak, serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Puskuf. 2010).

Penentuan pendekatan dalam suatu proses pembelajaran yang


memerhatikan karakter yang diharapkan muncul pada diri peserta didik
akan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Pendekatan
pembelajaran tentu tidak kaku harus menggunakan pendalaman tertentu,
tetapi sifatnya lugas dan terencana, artinya memilih pendekatan disesuaikan
dengan kebutuhan materi ajar yang dituangkan dalam perencanaan
pembelajaran (Sagala, 2005).

2. Jenis-Jenis Pendekatan Pembelajaran IPA

a. Pendekatan Pembelajaran berdasarkan Teacher Centered Approach dan


Student Centered Approach

1) Pendekatan pembelajaran teacher centered approach (pendekatan


ekspositori)

Pendekatan ini bertolak pada pandangan bahwa tingkah laku kelas


dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh
guru/pengajar. Dalam menyampaikan pengetahuan peserta didik
dipandang sebagai objek yang menerima apa yang diberikan guru.
Komunikasi yang dilakukan berjalan satu arah karena peserta didik
sebatas mendengarkan, mencatat, dan sekali-kali bertanya pada guru.
Kegiatan pembelajaran yang bersifat menerima ini bersifat ekspositon.

Dalam pendekatan ini, guru berperan lebih aktif dibandingkan


peserta didiknya karena guru mengelola dan mempersiapkan bahan ajar
secara tuntas. Pendekatan ini biasa disebut juga mengajar secara
konvensional, seperti metode ceramah dan demonstrasi. Akan tetapi,
jika dikelola dengan baik, pendekatan ini akan memberikan suatu proses

4
belajar bermakna pada peserta didik. Dalam proses pembelajarannya
guru mempersiapkan bahan dengan rapi, sistematik, dan lengkap
sehingga peserta didik cukup menyimak dan mencemanya secara
teratur.

Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru


(teacher centered approach) merupakan suatu pendekatan yang dalam
kegiatan pembelajaran guru yang mempunyai peran utama sehingga
terkadang mengabaikan peserta didik. Pendekatan pembelajaran ini
dilakukan dengan metode ceramah. Pendekatan ini baiknya digunakan
untuk pemahaman konsep esensial dan disampaikan dengan
strategi/metode yang tepat sehingga guru tidak bersifat otoriter dalam
kegiatan belajar mengajar. Menurut David Ausubel (1975) dalam
Sagala (2005), untuk mengembangkan potensi kognitif peserta didik
melalui proses belajar mengajar verbal dikenal dengan “expository
learning” yang berorientasi pada prinsip belajar tuntas (master
learning). Oleh karena itu, pembelajaran yang berorientasi pada guru
dapat dimulai dengan penggunaan “mastery” bagian kecil konsep dan
dilakukan dengan strategi yang tepat sehingga dapat menyampaikan
seluruh materi secara tuntas.

2) Pendekatan pembelajaran student centered approach lheuristz

Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada


peserta didik (student centered approach) merupakan pendekatan
pembelajaran aktif dimana guru berperan sebagai fasilitator, motivator,
katalisator, dan pengontrol konsep. Pada pendekatan ini, peserta didik
diposisikan sebagai pusat perhatian utama.

Pendekatan berorientasi pada peserta didik ini menggunakan


metode heuristik yang dipromosikan oleh Prof. Amstrong pada abad ke-
19. Menurut metode ini, peserta didik sendiri yang harus menemukan
fakta ilmu pengetahuan. Pendekatan heuristik adalah pendekatan
pembelajaran yang menyajikan sejumlah data dan peserta didik diminta
untuk membuat kesimpulan menggunakan data tersebut,
implementasinya dalam pembelajaran menggunakan metode penemuan
atau inkuiri. (Sagala, 2005)
Prinsip pendekatan heuristik oleh Rusyan (1993) adalah:

5
a) Aktivitas peserta didik merupakan fokus utama dalam belajar.
b) Berpikir logis dalam menemukan sesuatu.
c) Proses menemukan konsep-konsep.
d) Pengalaman yang penuh tujuan.
e) Perkembangan mental seseorang.

Alasan menggunakan pembelajaran aktif atau berpusat pada peserta


didik antara lain:
a) Menurut Confusius, seorang peserta didik yang mengalami
langsung (praktik/berbuat) maka akan mudah memahami apa
yang menjadi tujuan pembelajaran.
b) Menurut Mel Silberman, seorang peserta didik mudah mengusai
materi ketika peserta didik mampu mengajarkan sesuatu kepada
orang lain.
c) Learning styles (visual, auditori, dan kinestetik) peserta didik
yang berbeda-beda.

Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada


peserta didik sangat dianjurkan untuk dilaksanakan baik untuk tingkat
pendidikan dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi. Pendekatan ini
melibatkan peran aktif peserta didik dalam memahami suatu materi dan
dapat tersimpan kuat dalam otak, karena mereka mengalami sendiri
melalui praktik dan dituntut mampu mengajarkan sesuatu kepada orang
lain.

b. Pendekatan Konsep dan Pendekatan Proses

1) Pendekatan konsep

Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan pembelajaran yang


secara langsung menyajikan konsep tanpa memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh
(Sagala, 2005). Konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau
sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga
menghasilkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum, dan teori.
Fungsi konsep adalah menjelaskan dan meramalkan. Konsep diperoleh
dari fakta, peristiwa, pengalaman melalui generalisasi dan berpikir
abstrak.

6
Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Konsep-
konsep merupakan batu-batu pembangun (building blocks) berpikir
(Dahar, 1989). Pendekatan konsep merupakan bentuk instruksional
kognitif yang memberikan kesempatan pada peserta didik berpartisipasi
secara aktif dengan konsep-konsep dan menemukan prinsip sendiri
(Arifin, 2000). Beberapa ciri konsep adalah sebagai berikut (Anitah W,
2007).

a) Konsep merupakan buah pikiran yang dimiliki seseorang atau


sekelompok orang, konsep tersebut ialah semacam simbol.
b) Konsep timbul sebagai hasil pengalaman manusia dengan
menggunakan lebih dari satu benda, peristiwa atau fakta. Konsep
tersebut ialah generalisasi.
c) Konsep ialah hasil berpikir abstrak manusia yang merangkum
banyak pengalaman.
d) Konsep merupakan perkaitan fakta-fakta atau pemberian pola pada
fakta-fakta.
e) Suatu konsep dalam mengalami modifikasi disebabkan timbulnya
faktafakta baru.

Jadi, konsep dapat merupakan konsep konkret dan konsep


abstrak. Beberapa konsep ada kalanya dapat digabungkan dan saling
memengaruhi satu dengan yang lain. Gabungan konsep-konsep ini
merupakan generalisasi dan disebut prinsip ilmiah. Sebagai contoh,
konsep asam bereaksi dengan basa membentuk garam. Konsep juga
mengalami modinasi disebabkan timbulnya fakta-fakta baru, misalnya
konsep atom berkembang mulai dari konsep atom Dalton
disempurnakan J. J. Thomson, Rutherford, kemudian Neils Bohr hingga
teori atom modern. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru
dalam merencanakan pembelajaran dengan pendekatan konsep (Dahar,
2003).
a) Konsep-konsep yang diajarkan harus dinyatakan secara tegas dan
lengkap.
b) Prasyarat arau konsep-konsep yang telah diketahui dan
diperlakukan dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

7
c) Urutan kegiatan pembelajaran seharusnya memberikan
pengalaman yang memadai sesuai dengan konsep yang akan
dipelajari maupun konsep yang telah ada.
IPA tumbuh dan berkembang berdasarkan eksperimen-
eksperimen. Sebagai ilmu yang tumbuh secara eksperimental, IPA
mengandung baik ilmu pengetahuan deklaratif maupun pengetahuan
prosedural. Seperti halnya pengetahuan deklaratif, IPA disusun oleh
konsep-konsep dalam suatu jaringan proposisi. Untuk mengikuti
perkembangan IPA yang sangat pesat, belajar konsep IPA merupakan
kegiatan yang paling sesuai bagi pembentukan pengetahuan pada diri
peserta didik (Dahar, 1989).

2) Pendekatan proses

Pendekatan proses adalah suatu pendekatan pembelajaran yang


memberikan kesempatan pada peserta didik untuk ikut menghayati
proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai keterampilan
proses. Pembelajaran dengan menekankan kepada belajar proses
dilatarbelakangi oleh konsepkonsep belajar menurut teori “naturalisme-
romantis” dan teori “kognitif gestalt”. Naturalisme-romantis
menekankan pada aktivitas peserta didik, sedangkan kognitif gestalt
menekankan pemahaman dan kesatupaduan Yang menyeluruh (Sagala,
2005). Pendekatan proses dalam pembelajaran IPA dikenal sebagai
keterampilan proses IPA. Untuk menggunakan pendekatan
keterampilan proses, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu:
a) Dalam menyusun silabus, keterampilan proses perlu
dikembangkan bersama-sama dengan fakta-fakta, konsep-konsep,
dan prinsip-prinsip IPA.
b) Kedelapan keterampilan peserta didik tersebut sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik dari sekolah dasar hingga
menengah. Dalam pembelajaran IPA, keterampilan proses tersebut
tidak harus sesuai urutan.
c) Setiap metode dan pendekatan pada pembelajaran IPA dapat
digunakan untuk pengembangan keterampilan proses.
d) Kemungkinan pengembangan keterampilan proses pada_ metode
ceramah lebih sedikit dibanding eksperimen.

8
c. Pendekatan Deduktif dan Pendekatan Induktif

1) Pendekatan deduktif

Pendekatan deduktif adalah proses penalaran yang bermula dari


keadaan umum ke khusus sebagai pendekatan pembelajaran yang
bermula dengan menyajikan aturan, prinsip umum diikuti contoh-
contoh khusus atau penerapan aturan, prinsip umum itu ke dalam
keadaan khusus (Sagala, 2005).

Langkah-langkah yang dapat Anda tempuh dalam pendekatan


deduktif dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.

a) Memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disaj ikan dengan


pendekatan deduktif.
b) Menyajikan aturan, prinsip yang bersifat umum lengkap dengan
definisi dan buktinya.
c) Menyajikan contoh-contoh kasus agar peserta didik dapat
menyusun hubungan antara keadaan khusus dengan aturan prinsip
umum yang didukung oleh media yang cocok.
d) Guru menyajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak
kesimpulan bahwa keadaan umum itu merupakan gambaran dari
keadaan khusus.
2) Pendekatan induktif

Berpikir induktif ialah suatu proses dalam berpikir yang


berlangsung dari khusus menuju umum. Filosofi Inggris Prancis Bacon
(1561) menghendaki agar penarikan kesimpulan didasarkan atas fakta-
fakta yang konkret sebanyak mungkin (Sagala, 2005). Oleh karena itu,
pendekatan pembelajaran induktif menyajikan sejumlah keadaan
khusus kemudian disimpulkan menjadi suatu fakta, prinsip, dan aturan.
Langkah-langkah yang dapat digunakan dalam pendekatan induktif
(Sagala, 2005) antara lain:

a) Memilih konsep, prinsip, dan aturan yang akan disajikan dengan


pendekatan induktif.
b) Menyajikan contoh-contoh khusus konsep, pn'nsip, dan aturan
yang memungkinkan peserta didik memperkirakan (hipotesis) sifat
umum yang terkandung dalam contoh-contoh itu.

9
c) Menyajikan bukti-bukti yang berupa contoh tambahan untuk
menunjang atau menyangkal perkiraan itu.
d) Menyusun pernyataan mengenai sifat umum yang telah terbukti
berdasarkan Iangkah-langkah terdahulu.
d. Pendekatan Discovery-Inquity

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu ilmu yang mempelajari


fenomena/gejala alam. Semua yang dipelajari dalam IPA terjadi di
lingkungan kita. Proses pembelajaran IPA sendiri sangat dekat dengan
alam. Pendekatan yang dipakai dalam proses pembelajaran IPA salah
satunya adalah pendekatan dz’covery-z'nquz’ry. Pendekatan ini lebih
menekankan pada pola pembelajaran individual atau personal.

Objek proses pembelajaran IPA yang terdiri dari produk IPA, nilai atau
sikap ilmiah IPA, kerja atau proses ilmiah IPA, aplikasi IPA dalam
kehidupan sehari-hari, dan kreativitas dalam mempelajari IPA. Objek
proses pembelajaran IPA tersebut dapat dicapai dalam suatu proses
pembelajaran dengan pendekatan dzscovery-inquiry. Pendekatan ini
mampu meningkatkan proses mental peserta didik. Proses mental yang
dimaksud adalah kemampuan dalam melakukan pengamatan,
mengklasifikasi, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, bertukar
pendapat atau diskusi, memecahkan permasalahan (problem solving), dan
membuat kesimpulan.

e. Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual (contextual teaching and leaming/CTL)


merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diaJarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong
mereka untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan
penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat. Menurut Nurhadi (2003), pembelajaran kontekstual adalah
konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi
dan situasi dunia nyata peserta didik.

Pengetahuan dan keterampilan peserta didik diperoleh dengan cara


mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika belajar.
Menurut Johnson (2002), CTL adalah sebuah proses pendidikan yang
bertujuan menolong para peserta didik melihat makna di dalam materi

10
akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek
akademik dengan konteks kehidupan keseharian mereka, yaitu konteks
keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka.

Borko dan Putnam mengemukakan bahwa dalam pembelajaran


kontekstual, guru memilih konteks pembelajaran yang tepat bagi peserta
didik dengan cara mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan nyata dan
lingkungan di mana peserta didik hidup dan berada, serta dengan budaya
yang berlaku dalam masyarakatnya. Pemahaman, penyajian ilmu
pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang ada dalam materi
dikaitkan dengan apa yang dipelajari dalam kelas dan dengan kehidupan
sehari-hari (Dirjen Dikdasmen, 2001).

f. Pendekatan Konstruktivisme

Salah satu prinsip penting dari psikologi pendidikan adalah guru tidak
dapat hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada peserta didik.
Peserta didik harus membangun pengetahuan dalam benaknya sendiri. Guru
dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat
informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan dengan peserta
didik, dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan
atau menerapkan ide-ide, dan dengan mengajak peserta didik agar
menyadari dan secara sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri
untuk belajar.

Teori konstruktivisme adalah teori-teori yang menyatakan bahwa


peserta didik itu sendiri yang harus secara pribadi menemukan dan
menerapkan informasi kompleks, mengecek informasi baru dibandingkan
dengan aturan lama dan memperbaiki aturan itu jika tidak sesuai lagi.
Pendekatan ini menuntut peserta didik untuk lebih aktif dalam
pembelajaran, sedangkan guru berperan menjadi fasilitator yang membantu
peserta didik menemukan fakta-fakta, konsep, dan prinsip. Empat prinsip
kunci yang diturunkan dari teorinya telah memegang suatu peran penting
sebagai berikut:

1) Penekanannya pada hakikat sosial dari pembelajaran: dalam proses


pembelajaran diperlukan interaksi dengan orang dewasa atau teman
sebaya yang lebih mampu, yang berarti menekankan pada proses
kooperatif.

11
2) Zona perkembangan terdekat (zone of proximal development): peserta
didik dalam belajar konsep paling baik jika konsep itu berada pada
zona perkembangan terdekat mereka.
3) Pemagangan kognitif (cognitive apprenticeshipp): proses dimana
seorang peserta didik tahap demi tahap mencapai kepakaran dalam
interaksinya dengan seorang pakar, apakah orang dewasa atau teman
sebaya yang lebih tinggi pengetahuannya
4) Scaffolding atau mediated learning: dukungan tahap demi tahap untuk
belajar dan pemecahan masalah, peserta didik diberikan tugas yang
kompleks, kemudian guru memberikan bantuan secukupnya untuk
menyelesaikan tugas tersebut.

B. STRATEGI PEMBELAJARAN IPA


Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yg dilakukan guru
dengan tujuan proses pembelajaran yg berlangsung dikelas dapat mencapai
tujuannya secara efektif dan efisien. Strategi pembelajaran dilihat dari cara
penyampaian materi IPA, yaitu strategi pembelajaran induktif dan deduktif.

1. Strategi Pembelajaran Induktif


Strategi pembelajaran induktif adalah cara mengajar dengan cara
penyajian kepada peserta didik suatu jumlah contoh spesifik untuk kemudian
dapat disimpulkan menjadi suatu aturan, prinsip, atau fakta yg pasti sebagai
suatu produk IPA. Terdapat empat langkah yg diperlukan dalam mengajar
secara induktif:
a. Memilih atau menentukan bagian dari pengetahuan (konsep, aturan
umum, prinsip, dan sebagainya) sebagai pokok bahan yg diajarkan.
b. Menyajikan contoh-contoh spesifik dari konsep, prinsip, dan aturan umum
itu sehingga memungkinkan peserta didik menyusun hipotesis bersifat
umum.
c. Kemudian bukti-bukti disajikan dalam bentuk contoh tambahan dengan
tujuan membenarkan atau menyangkal hipotesis yg dibuat peserta didik.
d. Kemudian disusun pernyataan tentang kesimpulan yg telah terbukti
berdasarkan langka-langkah tersebut baik dilakukan peserta didik atau
guru.

12
2. Strategi Pembelajaran Deduktif
Deduktif adalah proses dari penalaran yg berangkat dari umum ke
khusus, atau dari premis umum ke suatu kesimpulan logis. Strategi ini
disampaikan dengan cara mengajar dari aturan umum ke contoh-contoh khusus,
atau penerapan generalisasi ke kasus khusus. Strategi pembelajaran ini
dilaksanakan dengan pemberian produk IPA yg berupa fakta, konsep, prinsip,
hukum, dan teori terlebih dahulu. Strategi ini umumnya merupakan pembuktian
teori melalui eksperimen.
Pemilihan strategi penyampaian materi IPA tersebut berdasarkan objek
proses pembelajaran IPA yg terdiri dari :
1. Produk IPA yg berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori.
2. Nilai dan/atau sikap ilmiah IPA.
3. Kerja dan/atau proses ilmiah IPA.
4. Aplikasi IPA dalam kehidupan sehari-hari
5. Kreativitas dalam pembelajaran IPA.

C. METODE-METODE PEMBELAJAN IPA

1. Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode dimana guru lebih banyak
memberikan informasi pada siswa, sehingga siswa menjadi pasif dalam
pembelajaran. Penggunaan metode ceramah pembelajaran harus digunakan
teknik bertanya, sehingga tetap terjadi interaksi antara guru dan siswa atau
antara siswa dan siswa.penggunaa jenis pertanyaan harus bervariasi seperti
pertanyaan konvergen, divergen, pertanyaan untuk menguji keterampilan
proses dan keterampilan berpikir sesuai dengan konsep IPA yang di sajikan,
teknik mengajukan pertanyaan juga harus memperhatikan situasi kelas, kapan
melakukan promting atau kapan melakukan redirecting.
a. Keunggulan metode ceramah
1) Dapat menyampaikan materi lebih banyak dibandingkan dengan
metode-metode yang lain.
2) Pada pembelajaran ipa tidak tidak banyak memerlukan peralatan
laboraturium

13
3) Bila disiapkan dengan baik misalnya menggunakan model
pembelajaran “direct instruction” dapat membangkitkan aktifitas siswa
b. Kelemahan-kelemahan metode ceramah
1) Kalau penyajian “teacher center” dan siswa sama sekali tidak
dilibatkan, maka materi yang disajikan mudah terlupakan karena siswa
hanya mendengar saja.
2) Akibat siswa tidak aktif dapat saja siswa menjadi mengantuk atau
memikirkan yang lain-lain.

2. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan
siswa dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah –langkah
pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakn praktek yang diperagakan kepada
siswa. Berdasarkan tujuannya demonstrasi dapat dibagi menjadi dua:
a. Demonstrasi proses yaitu metode yang mengajak siswa memahami langkah
dari langkah suatu proses.
b. Demonstrasi hasil yaitu metode untuk memperlihatkan atau memperagakan
hasil dari sebuah proses.

Setelah mengikuti demonstrasi, siswa akan memperoleh pengalaman


belajar langsung setelah melihat, melakukan, dan merasakan sendiri. Metode
demonstrasi di dalam pembelajaran IPA adalah metode dimana guru
menyajikan suatu percobaan IPA di depan kelas atau di tempat yang dapat
dilihat oleh seluruh siswa. Ada beberapa alasan mengapa dipilih metode ini
pada pembelajaran IPA, yaitu jika:
a. Peralatan dan bahan yang tersedia di laboratorium tidak memadai untuk
eksperimen
b. Menggunakan bahan pratikum yang berahaya
c. Menggunakan alat-alat yang tidak boleh dioperasikan oleh siswa
d. Konsep yang di dapat dari percobaan harus dijelaskan tahap demi tahap.

Keunggulan dan kelemahan metode demonstrasi:


a. Keunggulan Metode Demonstrasi
1) Tidak banyak memerlukan keunggulan peralatan laboratorium
2) Penggunaan bahan pratikum tidak boros
3) Pengembangan konsep tanah

14
4) Konsep yang dipelajari akan lebih mudah diingat karena siswa melihat
fakta-fakta secara langsung
b. Kelemahan –kelemahan metode demonstrasi
1) Kalau siswa sama sekali tidak diberikan pertanyaaan-pertanyaan
tentang hak-hal yang akan terjadi pada kegiatan demonstrasi, materi
yang didemonstrasikan hanya merupakan tontonan
2) Kalau sjian demonstrasi tidak dapat dilihat oleh semua siswa, materi
ajar tetap saja tidak terserap dengan baik
3) Siswa tidak terlatih Dalam keterampilan penggunaan alat

Untuk merupakan metode demonstrasi pembelajaran IPA, ada beberapa


persyaratan yang harus dilakukan, diantaranya :
a. Peralatan dan bahan yang sudah tersedia di depan kelas atau di
laboratorium
b. Peralatan dan bahan yang sudah digunakan ukurannya atau volumenya
memadai untuk dilihat oleh seluruh siswa
c. Memperhatikan keselamatan kerja
d. Guru menyajikan demonstrasi dengan teknik bertanya yang tepat.

3. Metode Eksperimen
Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang
direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau
menguji suatu hipotesis. Suatu eksperimen akan berhasil jika variabel yang
dimanipulasi dan jenis respon yang diharapkan dinyatakan secara jelas dalam
suatu hipotesis, juga penentuan kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudah
tepat. untuk keberhasilan maka eksperimen harus dirancang dulu kemudia di
uji coba.
a. Keunggulan-keunggulan metode eksperimen
1) Fakta dan data yang diproleh siswa secara langsung mudah di ingat
2) Guru dapat berkeliling kelas sambil melakukan penilaian terhadap
sikap dan psikomotorik
3) Melatih kerja sama pada diri siswa karena metode eksperimen di
sekolah biasanya dilakukan secara berkelompok
b. Kelemahan metode eksperimen
1) Memerlukan bahan dan alat praktik yang banyak
2) Kalau siswa tidak diawasi dengan baik kadang-kadang ada yang main
di kelompok

15
3) Memerlukan waktu belajar yang lebih lama dari pada metode
demonstrasi
Untuk menerapkan metode eksperimen pada pembelajaran IPA, ada
beberapa persyaratan yang harus dilakukan, diantaranya:
a. Peralatan dan bahan yang tersedia dilaboratorium harus memadai untuk
eksperimen
b. Menggunakan bahan praktikum yang tidak berbahaya
c. Menggunakan peralatan yang aman bagi keselamatan dan mudah
digunakannya.

4. Metode Diskusi
Diskusi merupakan situasi dimana diantara siswa, siswa dengan guru
terjadi tukar menukar informasi, ideal atau pendapat untuk memecahkan suatu
masalah (Cruickshank, 2006). Tujuan diskusi adalah untuk mereviev apa yang
telah siswa pelajari, mendorong siswa untuk merefleksikan ide mereka atau
pendapat mereka, menggali isu-isu , memecahkan masalah dan meningkatkan
keterampilan komunikasi secara langsung atau bertemu muka.
a. Metode diskusi kelas
Bertujuan untuk bertukar gagasan, pemikiran, informasi/pengalaman
diantara peserta, sehingga dicapai kesepakatan pokok-pokok pikiran
(gagasan, kesimpulan). Kesepakatan pikiran inilah yang kemudian ditulis
sebagai hasil diskusi.
b. Metode diskusi kelompok
Diskusi kelompok adalah pembahasan suatu topik dengan cara tukar
pikiran antara dua orang atau lebih, dalam kelompok-kelompok kecil, yang
direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Metode ini dapat
membangun suasana saling menghargai perbedaan pendapat dan juga
meningkatkan partisipasi peserta yang masih belum banya berbicara dalam
diskusi yang lebih luas.
5. Metode Bermain Peran (Role-Play)
Merupakan metode untuk ‘menghadirkan ‘ peran-peran yang ada dalam
dunia nyata ke dalam suatu pertunjukan peran di dalam kelas/pertemuan , yang
kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian.
Misalnya: menilai keunggulan maupun kelemahan masing-masing peran
tersebut, dan kemudian memberi saran/alternatif pendapat bagi pengembangan
peran-peran, dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan
peran. Untuk tingkat SD metode bermain peran pada pembelajaran IPA dapat

16
dilakukan misalnya pada topik “Rantai Makanan”, Rotasi dan Revolusi Bumi.
Kelemahan metode bermain peran diantaranya kadang-kadang siswa terjebak
pada bermainya tidak ke konsep yang sedang dipelajari dan memerlukan waktu
yang lama.

6. Metode Simulasi
Merupakan metode praktek yang sifatnya untuk mengembangkan
keterampilan peserta belajar (keterampilan mental maupun fisik/teknis).
Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam kegiatan atau ruang
belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan praktek di dalam situasi yang
sesungguhnya. Ada beberapa contoh metode simulasi yang dapat diterapkan
pada materi IPA SD, contohnya pada saat menjelaskan konsep gerhana.
Simulasi gerhana bulan misalnya dengan menyorot bola sebagai bumi dan
bulan dimana lampu senter sebagai matahari. Contoh lainya terjadinya tsunami
dengan cara bak plastik diisi pasir dan air, dari bawah digerakkan untuk
mensimulasikan seolah-olah terjadi gempa ada gempa dan menimbulkan
tsunami pada pantai.

7. Metode Permainan (Games)


Permainan (games), populer dengan berbagai sebutan antara lain
pemanasan (ice-breaker) atau penyegaran (energizer). Maksudnya yaitu untuk
membangun suasana belajar yang dinamis, pemanasan dalam proses belajar
adalah pemecahan situasi kebekuan fikiran atau fisik peserta penuh semangat,
dan antusiasme. Karakteristik permainan adalah menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan (fun) serta serius tapi santai (sersan). Permainan
digunakan untuk penciptaan suasana belajar dari pasif ke aktif, dari kaku
menjadi gerak dan dari jenuh menjadi riang. Metode ini diarahkan agar tujuan
belajar dapat dicapai secara efisien dan efektif dalam suasana gembira
meskipunmembahas hal-hal yang sulit atau berat, permainan digunakan sebagai
proses. Metode ini digunakan untuk mengembangkan konsep atau
mengevaluasi.

17
D. TEKNIK PEMBELAJARAN IPA

1. Teknik Bertanya
Teknik bertanya itu suatu teknik yang efektif dalam proses
pembelajaran IPA. Guru bertanya kepada siswa merupakan hal yang sangat
penting dengan bertanya tersebut siswa langsung berfikir dan dapat
mengoptimalkan proses berfikir perkembangan mental peserat didik.
Kemampuan dalam menyusun pertanyaan merupakan landasan pertama dalam
mempelajari materi IPA dengan berbagai macam model pembelajaran.
Tujuan dari pemberian pertanyaan pada peserta didik menurut Cole &
Chan (1998) (dalam buku Asih Widi (2014) adalah:
a. Mengoptimalkan kemampuan berkomonikasi interpersonal
b. Memusatkan perhatian peserta didik pada suatu aspek tertentu ( bagian dari
materi)
c. Memperkenalkan pemahaman peserata didik terhadap materi yang
disampaikan.
d. Menelaah bagian penting dari materi ajar
e. Menstimulasi aktivitas proses kognitif peserta didik
f. Mendorong peserta didik untuk melaksanakan diskusi kelompok
g. Mengontrol pola perilaku social peserta didik.
Kategori pertanyaan menurut Cole & Chan (1998) (dalam buku Asih
Widi (2014)
a. High and low order question merupakan teknik bertanya yag bertujuan
untuk mengulang kembali materi yang telah diajarkan. Teknik tersebut
menurut beberapa penelitian biasa digunakan guru dalam bertanya di
kelas.
b. Product question merupakan teknik bertanya yang meminta peserta didik
membuat suatu kesimpulan atau hasil akhir (out come).

18
c. Open question merupakan suatu teknik bertanya yang mendorong peserta
didik berpikir divergen dan berpikir kreatif.
d. What,When,who,why and how question kategori bertanya tipe ini dapat
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik.
e. Memory question bertujuan untuk mengingat kembali materi yang telah
diberikan pada peserta didik.
f. Contextually explicit,contextually implicit and background question
merupakan suatu teknik bertanya yang dilakukan oleh guru meminta suatu
jawaban yang tegas dari suatu materi yang telah dipelajarinya.
Teknik –teknik dalam meberikan pertanyaan yang diuraikan di
atas,merupakan teknik yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran IPA
baik dikelas maupun di laboratorium. Teknik-teknik tersebut diharapkan
mampu meningkatkan keigintahuan peserta didik,meningkatkan keberanian
peserta didik dan tingkat pemahaman peserta didik. Pemilihan pola pertanyaan
oleh guru dapat disesuaikan dengan konteks peserta didik,materi IPA yang
diajarkan,lingkungan peserta didik dan style/performance seorang guru.
2. Teknik Menghafal
Teknik menghafal memahami suatu konsep materi IPA dalam suatu
proses pembelajaran membutuhkan kemampuan mengingat konsep atau materi
tersebut.Kemampuan mengingat materi memerlukan teknik menghafal dengan
memasukan materi yang berupa informasi ke otak untuk mempermudah
mengingatnya. Materi-materi IPA yang berupa prinsip hokum dan teori
membutuhkan cara tertentu untuk dihafalkan dan setiap peserta didik
mempuyai cara tersendiri dalam menghafalkannya.
Menghafal merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk dapat
mengingat dan memanggil kembali informasi IPA yang ada di otak peserta
didik.Kemampuan otak untuk mengingat dan memanggil kembali suatu
informasi berbeda pada peserta didik satu dengan yang lain. Semua informasi

19
yang diingat peserta didik akan bertahan lama jika berupa long term memory
atau memori jangka panjang.Proses penyimpanan informasi dalam long term
memory memerlukan teknik-teknik khusus.
Prinsip-prinsip teknik menemonik dapat diaplikasikan dalam
menghafal materi IPA.
a. Prinsip pemaknaan materi IPA yang dihafal oleh seorang peserta didik
akan lebih teringat kuat dalam LTM jika materi tersebut berkesan pada
seorang peseta didik.
b. Prinsip asosiasi,materi IPA akan lebih mudah dihafal jika mengaitkan
pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik sebelumnya.Asosiasi dapat
dilakukan dengan cara membuat permisalan benda nyata untuk menghafal
suatu materi IPA.
c. Prinsip imajinasi materi IPA akan lebih mudah dihafalkan oleh pesera
didik jika dilengkapi dengan gambaran yang dibuat peserta didik untuk
selalu mengingat materi IPA tersebut.
d. Prinsip organisasi,materi IPA akan lebih mudah dihafalkan oleh peserta
didik jika dikelompokan-kelompokan menjadi bagian-bagian kecil yang
saling berhubungan.
e. Prinsip pengulangan,materi IPA akan lebih mudah dihafalkan jika selalu
diulang-ulang.Proses pengulangann dapat dilaksanakan untuk semua
materi-materi IPA yang dipelajari.Prinsip pengulangan dapat dilakukan
dengan mengulang-ulang secara lisan maupun tulisan.
3. Teknik Mencatat
Teknik mencatat mempunyai korelasi dengan teknik menghafal.kedua
teknik tersebut berhubungan dengan cara menyimpan informasi atau mengingat
dan memanggil kembali informasi ketika dibutuhkan.Kedua teknik tersebut
melibatkan proses yang terjadi di long term memory (LTM)

20
Mencatat efektif dalam proses pembelajaran IPA dapat dilakukan
dengan berbagai cara, teknik mencatat IPA dipengaruhi oleh kesenangan dan
kemudahan masing-masing peserta didik. Setiap peserta didik mempunyai
karateristik yang berbeda-beda dalam mencatat.Buku ini menyajikan teknik
mencatat yang efektif yang mampu mempermudah peserta didik mengingat dan
mengulang atau memanggil kembali informasi materi IPA.
a. Peta Konsep
Peta konsep menggambarkan hubungan antar konsep dengan
menggunakan label,konsep yang dituliskan dipeta konsep merupakan
konsep penting atau esensial.Konsep yang dituliskan dipeta konsep
merupakan konsep penting esensial.Konsep-konsep dihubungkan dengan
kata yang berfungsi sebagai label,kata tersebut dapat berdungsi untuk
hubungan sebab akibat atau kausal,bersifat logis,berfungsi sebagai kata
kerja dan subtansial.
Prinsip yang harus dipenuhi dalam membuat peta konsep adalah:
1) Dalam satu kolom hanya memuat satu konsep atau ide pokok
2) Berbentuk diagram yang teratur sebagai representasi konsep-konsep
penting
3) Harus terdapat kata yang berfungsi sebagai label atau labeling yang
berfungsi menghubungkan antar konsep
Tenik mencatat dengan peta konsep ini dapat dilakukan peserta didik
ketika mencatat materi yang disampaikan guru secara lisan maupun tulisan
(buku,modul,artikel,lembar kegiatan,petunjuk pratikum atau bahan ajar
yang lain).
1) Peta pikiran (Mind Map)
Teknik mencatat dengan menggunakan peta pikiran berdasarkan
optimalisasi fungsi otak kiri dan otak kanan dalam suatu asosiasi

21
seorang individu.Otak kiri dan otak kan akan berfungsi optimal jika
digunakan secara bersama atau kombinasi
Menurut DePorteretal.(2010), kiat-kiat dalam membuat peta
pikiran adalah
1) Membuat lingkaran ditengah kertas untuk menuliskan ggasan utama
2) Menambahkan cabang-cabang dari pusatnya untuk tiap poin
kunci,menggunakan pensil warna
3) Menuliskan kata kunci/frase pada tiap-tiap cabang,lalu kembangkan
untuk menambah detail-detail
4) Tambahkan symbol dan ilustrasi
5) Menggunakan huruf capital
6) Membuat kreasi pada peta pikiran yang dibuat
7) Bersikap kreatif dan berani dalam membuat peta pikiran.
8) Membuat peta pikiran secara horizontal.
b. Teknik mencatat klasikal dengan pemberian warna , symbol dan bentuk
pada hal penting
Teknik mencatat klasikal merupakan teknik yang biasa digunakan
peserta didik dalam mencatat materi yang dijelaskan guru secara lisan
maupun mencatat materi dari buku catatan yang digunakan peserta didik.
Metode yang efektif dalam pencatatan secara klasikal dapat diupayakan
dengan cara mebuat variasi dalam buku catatan peserta didik.Variasi yang
dapat digunakan dalam mencatat adalah:
1) Untuk materi-materi IPA yang bersifat factual da konseptual atau berisi
konsep yang harus selalu diingat maka dalam melakukan pencatatan
dengan pemberikan warna pada hal-hal penting.
2) Untuk materi-materi IPA yang terdapat rumusan matematis tersebut
3) Jika peserta didik ingin memberikan catatan khusus (pernyataan penting
yang diutarakan guru,tetapi tidak ada buku teks atau LKPD).

22
4) Jika peserta didik akan mencatat dengan buku tulis bergaris maka
peserta didik dapat membuat dua kolom dalam satu halaman yang
sama,kolom petama untuk menuliskan gagasan penting sedangkan
kolom yang lain untuk keterangan dari gagasan penting.
5) Menggunakan cornell notes,peserta didik dapat membagi kertas
menjadi tiga bagian,bagian kiri untuk tempat menuliskan gagasan
utama atau kata kunci,bagian kanan untuk tempat menuliskan hasil
pencacatan.

E. MODEL PEMBELAJARAN IPA

Model pembelajaran yg dapat dilakukan untuk membantu anak didik dalam


memahami IPA antara lain :
1. Model Pembelajaran Interaktif
Model pembelajaran interaktif sering dikenal dengan nama pendekatan
pertanyaan anak. Model ini dirancang agar siswa akan bertanya kemudian
menemukan jawaban pertanyaan mereka sendiri (Faire & Cosgrove dalam
Harlen, 1992). Meskipun anak-anak mengajukan pertanyaan dalam berbagai
kegiatan bebas, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan terlalu melebar dan sering
kali kabur sehingga kurang terfokus. Guru perlu mengambil langkah khusus
untuk mengumpulkan, memilah dan mengubah pertanyaan-pertanyaan tersebut
ke dalam kegiatan khusus. Pembelajaran interaktif merinci langkah-langkah ini
dan menampilkan suatu struktur untuk suatu pembelajaran IPA yg melibatkan
pengumpulan dan pertimbangan terhadap pertanyaan-pertanyaan siswa sebagai
ousatnya (Harlen, 1992: 48-50).
Langkah-langkah model pembelajaran interaktif :
a. Persiapan
Guru dan kelas memilih topik dan menemukan informasi yg
melatarbelakngnya.

23
b. Kegiatan penjelajahan
Lebih melibatkan siswa pada topik yg sedang dibahas.
c. Pertanyaan anak
Saat kelas menundang siswa untuk mengajukan pertanyaan
tentang topik yg dibahas.
d. Penyelidikan
Guru dan siswa memilih pertanyaan untuk dieksplorasi selama 2-
3 hari, dalam selang 3-4 hari.
e. Refleksi
Melakukan evaluasi untuk memantapkan hal-hal yg terbukti dan
memisahkan hal-hal yg masih perlu diperbaiki.
Contoh model pembelajaran interaktif :
a. Persiapan
Sebelum pembelajaran dimulai, guru menugasi siswa kelas 3 SD
untuk membawa hewan peliharaannya dan mempersiapkan diri untuk
menceritakan tentang hewan peliharaannya masing-masing.
b. Kegiatan penjelajahan
Pada saat pembelajaran di kelas siswa lain boleh mengamati
hewan-hewan peliharaan teman-temannya dari dekat (meraba,
mengelus, menggendong) dan mereka boleh mengajukan pertanyaan.
c. Pertanyaan anak
Selanjutnya pertanyaan siswa diarahkan guru sekitar proses
pemeliharaannya.
d. Penyelidikan
Guru dan siswa memilih pertanyaan untuk dieksplorasi lebih jauh.
Umpamanya siswa diminta mengamati keadaan hewan-hewan yg
tidak dipelihara, seperti dari mana mereka memperoleh makanannya,

24
dimana mereka tidur, punya nama atau tidak, bagaimana
kebersihannya.
e. Refleksi
Pada pertemuan berikutnya di kelas dibahas hasil penyelidikan
mereka, dilakukan perbandingan antara hewan peliharaan dengan
hewan liar untuk memantapkan hal-hal yg sudah jelas dan
memisahkan hal-hal yg masih perlu diselidiki lebih jauh. Pada akhir
kegiatan guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk
mengamati benda-benda disekitar mereka seperti buku dan tas
sekolahnya.
2. Model Pembelajaran Terpadu (Integrated)
Berdasarkan sifat keterpaduannya pembelajaran terpadu dapat
dibedakan menjadi tiga, yakni model dalam satu disiplin ilmu, model antar
bidang, dan model dalam lintas siswa. Salah satu pendekatan pembelajaran
terpadu melibatkan konsep-konsep dalam satu bidang studi atau lintas
bidang studi. Suatu pola belajar mengajar dalam model pembelajaran
terpadu menggunakan payung untuk memadukan beberapa konsep IPA yg
terkait menjadi satu paket pembelajaran sehingga pemisahan antar konsep
tidak begitu jelas.
Perkembangan dan kebutuhan anak dapat diterangkan sebagai
berikut. Siswa SD secara alamiah tidak dapat berpikir dan memandang
mata pelajaran secara terkotak-kotak. Mereka cenderung memandang
secara holistik dalam kehidupannya. Oleh karena itu, pengembangan
model pembelajaran hendaknya memperhatikan perkembangan anak.
Terdapat sejumlah langkah untuk menyusun model pembelajaran
terpadu. Langkah-langkah tersebut secara berurutan adalah sebagai
berikut.

25
1) Mengkaji GBPP IPA untuk menganalisis konsep-konsep penting yg
akan diajarkan.
2) Membuat bagan konsep yg menghubungkan konsep satu dengan
konsep lainnya.
3) Memilih tema sentral yg dapat menjadi payung untuk memadukan
konsep-konsep tersebut.
4) Membuat TPK dan deskripsi kegiatan pembelajaran yg disesuaikan
dengan tingkat perkembangan untuk setiap konsep.
5) Membuat bahan bacaan berupa cerita yg mengacu pada tema, disertai
gambar dan permainan.
6) Menyusun jadwal kegiatan dan alokasi waktu yg diperlukan secara
proporsional.
7) Menyusun kisi-kisi perangkat tes dan soal tes.

26
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dalam proses pembelajaran terdapat 5 hurarki pembelajaran IPA, yaitu :

1. Pendekatan Pembelajaran IPA


Pendekatan pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang suatu
pembelajaran. Pendekatan pembelajaran IPA merupakan landasan filosofi yang
melatarbelakangi proses pembelajaran IPA
a. Pendekatan Pembelajaran berdasarkan Teacher Centered Approach dan
Student Centered Approach
b. Pendekatan Konsep dan Pendekatan Proses
c. Pendekatan Deduktif dan Pendekatan Induktif
d. Pendekatan Discovery-Inquity
e. Pendekatan Kontekstual
f. Pendekatan Konstruktivisme

2. Strategi Pembelajaran IPA


Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yg dilakukan
guru dengan tujuan proses pembelajaran yg berlangsung dikelas dapat mencapai
tujuannya secara efektif dan efisien. Strategi pembelajaran dilihat dari cara
penyampaian materi IPA, yaitu
a. Strategi pembelajaran induktif
b. Strategi pembelajaran deduktif.

3. Metode Pembelajaran IPA


Metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang
dipilih dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber belajar dalam
menggunakan suatu metode pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis
strategi yang digunakan. Ketepatan penggunaan suatu metode akan
menunjukkan fungsionalnya strategi dalam kegiatan pembelajaran.
a. Metode Ceramah
b. Metode Demonstrasi
c. Metode Eksperimen
d. Metode Diskusi
e. Metode Bermain Peran (Role-Play)

27
f. Metode Simulasi
g. Metode Permainan (Games)

4. Teknik Pembelajaran IPA


Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang
dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Teknik
pembelajaran IPA antara lain :
a. Teknik bertanya
b. Teknik manghafal
c. Teknik mencatat
5. Model Pembelajaran IPA
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Model
pembelajaran antara lain :
a. Model integratif
b. Model terpadu (Integrated)

28
Daftar Pustaka

Maulana, dkk. Ragam Model Pembelajaran Di Sekolah Dasar. UPI Sumedang Press.

Nasution, Noehi, dkk. 2007. Pendidikan IPA di SD.Jakarta:Universitas Terbuka.

Wisudawati, Asih Widi. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara.

29

Anda mungkin juga menyukai