Anda di halaman 1dari 19

Materi IPA SD

Kelompok 6

A. PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPA

Pendekatan pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang suatu


pembelajaran. Pendekatan pembelajaran IPA merupakan landasan filosofi yang
melatarbelakangi proses pembelajaran IPA. Landasan filosofi ini berdasarkan
epistemologi, ontologi, dan aksiologi pembelajaran IPA. IPA yang dibahas disini
adalah natural science, bukan social science.
Natural Science secara harfiah merupakan ilmu yang mempelajari alam dan
peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan alam. Tujuan yang akan dicapai
setelah seorang peserta didik belajar IPA adalah mampu mempelajari diri sendiri
dan fenomena alam. Pencapaian tujuan belajar IPA tersebut dalam proses
pembelajaran yang dimulai dari penentuan pendekatan pembelajaran yang dapat
diterapkan.
1. Faktor-faktor yang memengaruhi penentuan pendekatan pembelajaran IPA
adalah:

a. Tujuan yang Akan Dicapai

Tujuan pembelajaran IPA dirumuskan dalam bentuk Indikator


Pencapaian Kompetensi (IPK). Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
berdasarkan pada kompetensi inti dan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan dalam kurikulum. Indikator yang dicapai adalah peserta didik
mampu merancang dan melaporkan praktikum maka pendekatan yang
dipilih harus berpusat pada peserta didik.
b. Karakteristik Materi IPA

Materi IPA memiliki dimensi pengetahuan faktual, prosedural,


konseptual, dan metakognitif. Pengetahuan faktual dalam IPA, misalnya
konsep gaya, usaha dan energi, konsep asam basa, konsep sistem ekskresi.
Konsep-konsep tersebut memiliki karakteristik tertentu sehingga dalam
membelajarkan peserta didik agar memahami konsep tersebut
memerlukan pendekatan tertentu.
c. Karakteristik Peserta Didik

Setiap peserta didik mempunyai karakter belajar tersendiri, ada yang


auditori, visual, dan kinestetik. Berbagai karakter peserta didik harus dapat
menjadi acuan dalam memilih pendekatan pembelajaran.
d. Pengalaman Belajar

Pengalaman belajar peserta didik dapat berupa aktivitas yang


dilakukannya. Pendekatan yang sesuai dengan pengalaman peserta didik
adalah pendekatan inkuiri Pengalaman belajar merupakan kegiatan fisik
maupun mental yang dilakukan peserta didik dalam berinteraksi dengan
bahan ajar (Uno, 2006).
e. Kecakapan Hidup (Life Skill)

Kecakapan hidup peserta didik dapat dikategorikan menjadi dua,


yaitu general life skill dan spesific life skill. General life skill ini dibagi
menjadi dua, yaitu personal skill (kecakapan personal) dan social life skill
(kecakapan sosial). Kecakapan personal dibagi lagi menjadi self
awareness skill (kecakapan memahami diri sendiri) dan thinking skill
(kecapakan berpikir). Speafic life skill dibagi menjadi dua, yaitu academic
skill (kecakapan akademik) dan vocatzbnal skill (kecakapan
vokasional/kejuruan) (Uno, 2006).
f. Karakter yang diharapkan muncul

UU Sisdiknas telah mendeskripsikan bahwa fungsi utama


pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak,
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa (Puskuf. 2010).
2. Jenis-Jenis Pendekatan Pembelajaran IPA

a. Pendekatan Pembelajaran berdasarkan Teacher Centered Approach dan


Student Centered Approach

1) Pendekatan pembelajaran teacher centered approach (pendekatan


ekspositori)

Dalam pendekatan ini, guru berperan lebih aktif dibandingkan


peserta didiknya karena guru mengelola dan mempersiapkan bahan

2
ajar secara tuntas. Pendekatan ini biasa disebut juga mengajar secara
konvensional, seperti metode ceramah dan demonstrasi. Akan tetapi,
jika dikelola dengan baik, pendekatan ini akan memberikan suatu
proses belajar bermakna pada peserta didik. Dalam proses
pembelajarannya guru mempersiapkan bahan dengan rapi, sistematik,
dan lengkap sehingga peserta didik cukup menyimak dan mencemanya
secara teratur.
Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada
guru (teacher centered approach) merupakan suatu pendekatan yang
dalam kegiatan pembelajaran guru yang mempunyai peran utama
sehingga terkadang mengabaikan peserta didik. Pendekatan
pembelajaran ini dilakukan dengan metode ceramah. Pendekatan ini
baiknya digunakan untuk pemahaman konsep esensial dan
disampaikan dengan strategi/metode yang tepat sehingga guru tidak
bersifat otoriter dalam kegiatan belajar mengajar.
2) Pendekatan pembelajaran student centered approach lheuristz

Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada


peserta didik (student centered approach) merupakan pendekatan
pembelajaran aktif dimana guru berperan sebagai fasilitator,
motivator, katalisator, dan pengontrol konsep. Pada pendekatan ini,
peserta didik diposisikan sebagai pusat perhatian utama.
Pendekatan berorientasi pada peserta didik ini menggunakan
metode heuristik yang dipromosikan oleh Prof. Amstrong pada abad
ke-19. Menurut metode ini, peserta didik sendiri yang harus
menemukan fakta ilmu pengetahuan. Pendekatan heuristik adalah
pendekatan pembelajaran yang menyajikan sejumlah data dan peserta
didik diminta untuk membuat kesimpulan menggunakan data tersebut,
implementasinya dalam pembelajaran menggunakan metode
penemuan atau inkuiri. (Sagala, 2005)
Prinsip pendekatan heuristik oleh Rusyan (1993) adalah:
a) Aktivitas peserta didik merupakan fokus utama dalam belajar.
b) Berpikir logis dalam menemukan sesuatu.
c) Proses menemukan konsep-konsep.
d) Pengalaman yang penuh tujuan.

3
e) Perkembangan mental seseorang.

Alasan menggunakan pembelajaran aktif atau berpusat pada


peserta didik antara lain:
a) Menurut Confusius, seorang peserta didik yang mengalami
langsung (praktik/berbuat) maka akan mudah memahami apa
yang menjadi tujuan pembelajaran.
b) Menurut Mel Silberman, seorang peserta didik mudah
mengusai materi ketika peserta didik mampu mengajarkan
sesuatu kepada orang lain.
c) Learning styles (visual, auditori, dan kinestetik) peserta didik
yang berbeda-beda.

Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada


peserta didik sangat dianjurkan untuk dilaksanakan baik untuk tingkat
pendidikan dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi. Pendekatan
ini melibatkan peran aktif peserta didik dalam memahami suatu materi
dan dapat tersimpan kuat dalam otak, karena mereka mengalami
sendiri melalui praktik dan dituntut mampu mengajarkan sesuatu
kepada orang lain.
b. Pendekatan Konsep dan Pendekatan Proses

1) Pendekatan konsep

Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan pembelajaran


yang secara langsung menyajikan konsep tanpa memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menghayati bagaimana konsep
itu diperoleh (Sagala, 2005). Konsep merupakan buah pemikiran
seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi
sehingga menghasilkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum,
dan teori. Fungsi konsep adalah menjelaskan dan meramalkan. Konsep
diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman melalui generalisasi dan
berpikir abstrak.
Beberapa ciri konsep adalah sebagai berikut (Anitah W, 2007).
a) Konsep merupakan buah pikiran yang dimiliki seseorang atau
sekelompok orang, konsep tersebut ialah semacam simbol.

4
b) Konsep timbul sebagai hasil pengalaman manusia dengan
menggunakan lebih dari satu benda, peristiwa atau fakta. Konsep
tersebut ialah generalisasi.
c) Konsep ialah hasil berpikir abstrak manusia yang merangkum
banyak pengalaman.
d) Konsep merupakan perkaitan fakta-fakta atau pemberian pola
pada fakta-fakta.
e) Suatu konsep dalam mengalami modifikasi disebabkan timbulnya
faktafakta baru.

Jadi, konsep dapat merupakan konsep konkret dan konsep


abstrak. Beberapa konsep ada kalanya dapat digabungkan dan saling
memengaruhi satu dengan yang lain. Gabungan konsep-konsep ini
merupakan generalisasi dan disebut prinsip ilmiah. Sebagai contoh,
konsep asam bereaksi dengan basa membentuk garam. Konsep juga
mengalami modinasi disebabkan timbulnya fakta-fakta baru, misalnya
konsep atom berkembang mulai dari konsep atom Dalton
disempurnakan J. J. Thomson, Rutherford, kemudian Neils Bohr
hingga teori atom modern. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
guru dalam merencanakan pembelajaran dengan pendekatan konsep
(Dahar, 2003).
a) Konsep-konsep yang diajarkan harus dinyatakan secara tegas dan
lengkap.
b) Prasyarat arau konsep-konsep yang telah diketahui dan
diperlakukan dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
c) Urutan kegiatan pembelajaran seharusnya memberikan
pengalaman yang memadai sesuai dengan konsep yang akan
dipelajari maupun konsep yang telah ada.
2) Pendekatan proses

Pendekatan proses adalah suatu pendekatan pembelajaran yang


memberikan kesempatan pada peserta didik untuk ikut menghayati
proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai keterampilan
proses. Pendekatan proses dalam pembelajaran IPA dikenal sebagai
keterampilan proses IPA. Pendekatan Deduktif dan Pendekatan
Induktif

5
1) Pendekatan deduktif

Pendekatan deduktif adalah proses penalaran yang bermula


dari keadaan umum ke khusus sebagai pendekatan pembelajaran yang
bermula dengan menyajikan aturan, prinsip umum diikuti contoh-
contoh khusus atau penerapan aturan, prinsip umum itu ke dalam
keadaan khusus (Sagala, 2005).
Langkah-langkah yang dapat Anda tempuh dalam pendekatan
deduktif dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.
a) Memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disaj ikan dengan
pendekatan deduktif.
b) Menyajikan aturan, prinsip yang bersifat umum lengkap dengan
definisi dan buktinya.
c) Menyajikan contoh-contoh kasus agar peserta didik dapat
menyusun hubungan antara keadaan khusus dengan aturan prinsip
umum yang didukung oleh media yang cocok.
d) Guru menyajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak
kesimpulan bahwa keadaan umum itu merupakan gambaran dari
keadaan khusus.
2) Pendekatan induktif

Berpikir induktif ialah suatu proses dalam berpikir yang


berlangsung dari khusus menuju umum. Filosofi Inggris Prancis
Bacon (1561) menghendaki agar penarikan kesimpulan didasarkan
atas fakta-fakta yang konkret sebanyak mungkin (Sagala, 2005). Oleh
karena itu, pendekatan pembelajaran induktif menyajikan sejumlah
keadaan khusus kemudian disimpulkan menjadi suatu fakta, prinsip,
dan aturan. Pendekatan Discovery-Inquity
Objek proses pembelajaran IPA yang terdiri dari produk IPA, nilai
atau sikap ilmiah IPA, kerja atau proses ilmiah IPA, aplikasi IPA dalam
kehidupan sehari-hari, dan kreativitas dalam mempelajari IPA. Objek
proses pembelajaran IPA tersebut dapat dicapai dalam suatu proses
pembelajaran dengan pendekatan dzscovery-inquiry. Pendekatan ini
mampu meningkatkan proses mental peserta didik. Proses mental yang
dimaksud adalah kemampuan dalam melakukan pengamatan,
mengklasifikasi, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, bertukar

6
pendapat atau diskusi, memecahkan permasalahan (problem solving), dan
membuat kesimpulan.
c. Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual (contextual teaching and leaming/CTL)


merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diaJarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan
mendorong mereka untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat. Menurut Nurhadi (2003), pembelajaran
kontekstual adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk
menghubungkan antara materi dan situasi dunia nyata peserta didik.
Pengetahuan dan keterampilan peserta didik diperoleh dengan cara
mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika belajar.
Menurut Johnson (2002), CTL adalah sebuah proses pendidikan yang
bertujuan menolong para peserta didik melihat makna di dalam materi
akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-
subjek akademik dengan konteks kehidupan keseharian mereka, yaitu
konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka.
d. Pendekatan Konstruktivisme

Teori konstruktivisme adalah teori-teori yang menyatakan bahwa


peserta didik itu sendiri yang harus secara pribadi menemukan dan
menerapkan informasi kompleks, mengecek informasi baru dibandingkan
dengan aturan lama dan memperbaiki aturan itu jika tidak sesuai lagi.
Pendekatan ini menuntut peserta didik untuk lebih aktif dalam
pembelajaran, sedangkan guru berperan menjadi fasilitator yang
membantu peserta didik menemukan fakta-fakta, konsep, dan prinsip.
A. STRATEGI PEMBELAJARAN IPA
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yg dilakukan
guru dengan tujuan proses pembelajaran yg berlangsung dikelas dapat mencapai
tujuannya secara efektif dan efisien. Strategi pembelajaran dilihat dari cara
penyampaian materi IPA, yaitu strategi pembelajaran induktif dan deduktif.
1. Strategi Pembelajaran Induktif

7
Strategi pembelajaran induktif adalah cara mengajar dengan cara
penyajian kepada peserta didik suatu jumlah contoh spesifik untuk kemudian
dapat disimpulkan menjadi suatu aturan, prinsip, atau fakta yg pasti sebagai
suatu produk IPA. Terdapat empat langkah yg diperlukan dalam mengajar
secara induktif:
a. Memilih atau menentukan bagian dari pengetahuan (konsep, aturan
umum, prinsip, dan sebagainya) sebagai pokok bahan yg diajarkan.
b. Menyajikan contoh-contoh spesifik dari konsep, prinsip, dan aturan
umum itu sehingga memungkinkan peserta didik menyusun hipotesis
bersifat umum.
c. Kemudian bukti-bukti disajikan dalam bentuk contoh tambahan dengan
tujuan membenarkan atau menyangkal hipotesis yg dibuat peserta didik.
d. Kemudian disusun pernyataan tentang kesimpulan yg telah terbukti
berdasarkan langka-langkah tersebut baik dilakukan peserta didik atau
guru.
2. Strategi Pembelajaran Deduktif
Deduktif adalah proses dari penalaran yg berangkat dari umum ke
khusus, atau dari premis umum ke suatu kesimpulan logis. Strategi ini
disampaikan dengan cara mengajar dari aturan umum ke contoh-contoh
khusus, atau penerapan generalisasi ke kasus khusus. Strategi pembelajaran
ini dilaksanakan dengan pemberian produk IPA yg berupa fakta, konsep,
prinsip, hukum, dan teori terlebih dahulu. Strategi ini umumnya merupakan
pembuktian teori melalui eksperimen.
Pemilihan strategi penyampaian materi IPA tersebut berdasarkan objek
proses pembelajaran IPA yg terdiri dari :
1. Produk IPA yg berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori.
2. Nilai dan/atau sikap ilmiah IPA.
3. Kerja dan/atau proses ilmiah IPA.
4. Aplikasi IPA dalam kehidupan sehari-hari
5. Kreativitas dalam pembelajaran IPA.

8
B. METODE-METODE PEMBELAJAN IPA

1. Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode dimana guru lebih banyak
memberikan informasi pada siswa, sehingga siswa menjadi pasif dalam
pembelajaran. Penggunaan metode ceramah pembelajaran harus digunakan
teknik bertanya, sehingga tetap terjadi interaksi antara guru dan siswa atau
antara siswa dan siswa.penggunaa jenis pertanyaan harus bervariasi seperti
pertanyaan konvergen, divergen, pertanyaan untuk menguji keterampilan
proses dan keterampilan berpikir sesuai dengan konsep IPA yang di sajikan,
teknik mengajukan pertanyaan juga harus memperhatikan situasi kelas, kapan
melakukan promting atau kapan melakukan redirecting.
a. Keunggulan metode ceramah
1) Dapat menyampaikan materi lebih banyak dibandingkan dengan
metode-metode yang lain.
2) Pada pembelajaran ipa tidak tidak banyak memerlukan peralatan
laboraturium
3) Bila disiapkan dengan baik misalnya menggunakan model
pembelajaran “direct instruction” dapat membangkitkan aktifitas siswa
b. Kelemahan-kelemahan metode ceramah
1) Kalau penyajian “teacher center” dan siswa sama sekali tidak
dilibatkan, maka materi yang disajikan mudah terlupakan karena siswa
hanya mendengar saja.
2) Akibat siswa tidak aktif dapat saja siswa menjadi mengantuk atau
memikirkan yang lain-lain.

2. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan
siswa dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah –langkah
pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakn praktek yang diperagakan kepada
siswa. Berdasarkan tujuannya demonstrasi dapat dibagi menjadi dua:
a. Demonstrasi proses yaitu metode yang mengajak siswa memahami
langkah dari langkah suatu proses.
b. Demonstrasi hasil yaitu metode untuk memperlihatkan atau
memperagakan hasil dari sebuah proses.

9
Setelah mengikuti demonstrasi, siswa akan memperoleh pengalaman
belajar langsung setelah melihat, melakukan, dan merasakan sendiri. Metode
demonstrasi di dalam pembelajaran IPA adalah metode dimana guru
menyajikan suatu percobaan IPA di depan kelas atau di tempat yang dapat
dilihat oleh seluruh siswa. Ada beberapa alasan mengapa dipilih metode ini
pada pembelajaran IPA, yaitu jika:
a. Peralatan dan bahan yang tersedia di laboratorium tidak memadai untuk
eksperimen
b. Menggunakan bahan pratikum yang berahaya
c. Menggunakan alat-alat yang tidak boleh dioperasikan oleh siswa
d. Konsep yang di dapat dari percobaan harus dijelaskan tahap demi tahap.

Keunggulan dan kelemahan metode demonstrasi:


a. Keunggulan Metode Demonstrasi
1) Tidak banyak memerlukan keunggulan peralatan laboratorium
2) Penggunaan bahan pratikum tidak boros
3) Pengembangan konsep tanah
4) Konsep yang dipelajari akan lebih mudah diingat karena siswa
melihat fakta-fakta secara langsung
b. Kelemahan –kelemahan metode demonstrasi
1) Kalau siswa sama sekali tidak diberikan pertanyaaan-pertanyaan
tentang hak-hal yang akan terjadi pada kegiatan demonstrasi, materi
yang didemonstrasikan hanya merupakan tontonan
2) Kalau sjian demonstrasi tidak dapat dilihat oleh semua siswa, materi
ajar tetap saja tidak terserap dengan baik
3) Siswa tidak terlatih Dalam keterampilan penggunaan alat

Untuk merupakan metode demonstrasi pembelajaran IPA, ada


beberapa persyaratan yang harus dilakukan, diantaranya :
a. Peralatan dan bahan yang sudah tersedia di depan kelas atau di
laboratorium
b. Peralatan dan bahan yang sudah digunakan ukurannya atau volumenya
memadai untuk dilihat oleh seluruh siswa
c. Memperhatikan keselamatan kerja
d. Guru menyajikan demonstrasi dengan teknik bertanya yang tepat.

3. Metode Eksperimen

10
Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang
direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau
menguji suatu hipotesis. Suatu eksperimen akan berhasil jika variabel yang
dimanipulasi dan jenis respon yang diharapkan dinyatakan secara jelas dalam
suatu hipotesis, juga penentuan kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudah
tepat. untuk keberhasilan maka eksperimen harus dirancang dulu kemudia di
uji coba.
a. Keunggulan-keunggulan metode eksperimen
1) Fakta dan data yang diproleh siswa secara langsung mudah di ingat
2) Guru dapat berkeliling kelas sambil melakukan penilaian terhadap
sikap dan psikomotorik
3) Melatih kerja sama pada diri siswa karena metode eksperimen di
sekolah biasanya dilakukan secara berkelompok
b. Kelemahan metode eksperimen
1) Memerlukan bahan dan alat praktik yang banyak
2) Kalau siswa tidak diawasi dengan baik kadang-kadang ada yang main
di kelompok
3) Memerlukan waktu belajar yang lebih lama dari pada metode
demonstrasi
Untuk menerapkan metode eksperimen pada pembelajaran IPA, ada
beberapa persyaratan yang harus dilakukan, diantaranya:
a. Peralatan dan bahan yang tersedia dilaboratorium harus memadai untuk
eksperimen
b. Menggunakan bahan praktikum yang tidak berbahaya
c. Menggunakan peralatan yang aman bagi keselamatan dan mudah
digunakannya.

4. Metode Diskusi
Diskusi merupakan situasi dimana diantara siswa, siswa dengan guru
terjadi tukar menukar informasi, ideal atau pendapat untuk memecahkan suatu
masalah (Cruickshank, 2006). Tujuan diskusi adalah untuk mereviev apa yang
telah siswa pelajari, mendorong siswa untuk merefleksikan ide mereka atau
pendapat mereka, menggali isu-isu , memecahkan masalah dan meningkatkan
keterampilan komunikasi secara langsung atau bertemu muka.
a. Metode diskusi kelas
Bertujuan untuk bertukar gagasan, pemikiran, informasi/pengalaman
diantara peserta, sehingga dicapai kesepakatan pokok-pokok pikiran

11
(gagasan, kesimpulan). Kesepakatan pikiran inilah yang kemudian ditulis
sebagai hasil diskusi.
b. Metode diskusi kelompok
Diskusi kelompok adalah pembahasan suatu topik dengan cara tukar
pikiran antara dua orang atau lebih, dalam kelompok-kelompok kecil,
yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Metode ini dapat
membangun suasana saling menghargai perbedaan pendapat dan juga
meningkatkan partisipasi peserta yang masih belum banya berbicara
dalam diskusi yang lebih luas.
5. Metode Bermain Peran (Role-Play)
Merupakan metode untuk ‘menghadirkan ‘ peran-peran yang ada
dalam dunia nyata ke dalam suatu pertunjukan peran di dalam
kelas/pertemuan , yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar
peserta memberikan penilaian. Misalnya: menilai keunggulan maupun
kelemahan masing-masing peran tersebut, dan kemudian memberi
saran/alternatif pendapat bagi pengembangan peran-peran, dan bukan pada
kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran. Untuk tingkat SD
metode bermain peran pada pembelajaran IPA dapat dilakukan misalnya pada
topik “Rantai Makanan”, Rotasi dan Revolusi Bumi. Kelemahan metode
bermain peran diantaranya kadang-kadang siswa terjebak pada bermainya
tidak ke konsep yang sedang dipelajari dan memerlukan waktu yang lama.

6. Metode Simulasi
Merupakan metode praktek yang sifatnya untuk mengembangkan
keterampilan peserta belajar (keterampilan mental maupun fisik/teknis).
Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam kegiatan atau
ruang belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan praktek di dalam
situasi yang sesungguhnya. Ada beberapa contoh metode simulasi yang dapat
diterapkan pada materi IPA SD, contohnya pada saat menjelaskan konsep
gerhana. Simulasi gerhana bulan misalnya dengan menyorot bola sebagai
bumi dan bulan dimana lampu senter sebagai matahari. Contoh lainya
terjadinya tsunami dengan cara bak plastik diisi pasir dan air, dari bawah
digerakkan untuk mensimulasikan seolah-olah terjadi gempa ada gempa dan
menimbulkan tsunami pada pantai.

7. Metode Permainan (Games)

12
Permainan (games), populer dengan berbagai sebutan antara lain
pemanasan (ice-breaker) atau penyegaran (energizer). Maksudnya yaitu
untuk membangun suasana belajar yang dinamis, pemanasan dalam proses
belajar adalah pemecahan situasi kebekuan fikiran atau fisik peserta penuh
semangat, dan antusiasme. Karakteristik permainan adalah menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan (fun) serta serius tapi santai (sersan).
Permainan digunakan untuk penciptaan suasana belajar dari pasif ke aktif,
dari kaku menjadi gerak dan dari jenuh menjadi riang. Metode ini diarahkan
agar tujuan belajar dapat dicapai secara efisien dan efektif dalam suasana
gembira meskipunmembahas hal-hal yang sulit atau berat, permainan
digunakan sebagai proses. Metode ini digunakan untuk mengembangkan
konsep atau mengevaluasi.

C. TEKNIK PEMBELAJARAN IPA

1. Teknik Bertanya
Teknik bertanya itu suatu teknik yang efektif dalam proses
pembelajaran IPA. Guru bertanya kepada siswa merupakan hal yang sangat
penting dengan bertanya tersebut siswa langsung berfikir dan dapat
mengoptimalkan proses berfikir perkembangan mental peserat didik.
Kemampuan dalam menyusun pertanyaan merupakan landasan pertama dalam
mempelajari materi IPA dengan berbagai macam model pembelajaran.
Tujuan dari pemberian pertanyaan pada peserta didik menurut Cole &
Chan (1998) (dalam buku Asih Widi (2014) adalah:
a. Mengoptimalkan kemampuan berkomonikasi interpersonal
b. Memusatkan perhatian peserta didik pada suatu aspek tertentu ( bagian
dari materi)
c. Memperkenalkan pemahaman peserata didik terhadap materi yang
disampaikan.
d. Menelaah bagian penting dari materi ajar
e. Menstimulasi aktivitas proses kognitif peserta didik

13
f. Mendorong peserta didik untuk melaksanakan diskusi kelompok
g. Mengontrol pola perilaku social peserta didik.
Kategori pertanyaan menurut Cole & Chan (1998) (dalam buku Asih
Widi (2014)
a. High and low order question merupakan teknik bertanya yag bertujuan
untuk mengulang kembali materi yang telah diajarkan. Teknik tersebut
menurut beberapa penelitian biasa digunakan guru dalam bertanya di
kelas.
b. Product question merupakan teknik bertanya yang meminta peserta didik
membuat suatu kesimpulan atau hasil akhir (out come).
c. Open question merupakan suatu teknik bertanya yang mendorong peserta
didik berpikir divergen dan berpikir kreatif.
d. What,When,who,why and how question kategori bertanya tipe ini dapat
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik.
e. Memory question bertujuan untuk mengingat kembali materi yang telah
diberikan pada peserta didik.
f. Contextually explicit,contextually implicit and background question
merupakan suatu teknik bertanya yang dilakukan oleh guru meminta
suatu jawaban yang tegas dari suatu materi yang telah dipelajarinya.
Teknik –teknik dalam meberikan pertanyaan yang diuraikan di
atas,merupakan teknik yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran IPA
baik dikelas maupun di laboratorium. Teknik-teknik tersebut diharapkan
mampu meningkatkan keigintahuan peserta didik,meningkatkan keberanian
peserta didik dan tingkat pemahaman peserta didik. Pemilihan pola
pertanyaan oleh guru dapat disesuaikan dengan konteks peserta didik,materi
IPA yang diajarkan,lingkungan peserta didik dan style/performance seorang
guru.
2. Teknik Menghafal

14
Teknik menghafal memahami suatu konsep materi IPA dalam suatu
proses pembelajaran membutuhkan kemampuan mengingat konsep atau
materi tersebut.Kemampuan mengingat materi memerlukan teknik menghafal
dengan memasukan materi yang berupa informasi ke otak untuk
mempermudah mengingatnya. Materi-materi IPA yang berupa prinsip hokum
dan teori membutuhkan cara tertentu untuk dihafalkan dan setiap peserta didik
mempuyai cara tersendiri dalam menghafalkannya.
Menghafal merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk dapat
mengingat dan memanggil kembali informasi IPA yang ada di otak peserta
didik.Kemampuan otak untuk mengingat dan memanggil kembali suatu
informasi berbeda pada peserta didik satu dengan yang lain. Semua informasi
yang diingat peserta didik akan bertahan lama jika berupa long term memory
atau memori jangka panjang.Proses penyimpanan informasi dalam long term
memory memerlukan teknik-teknik khusus.

3. Teknik Mencatat
Teknik mencatat mempunyai korelasi dengan teknik menghafal.kedua
teknik tersebut berhubungan dengan cara menyimpan informasi atau
mengingat dan memanggil kembali informasi ketika dibutuhkan.Kedua teknik
tersebut melibatkan proses yang terjadi di long term memory (LTM)
Mencatat efektif dalam proses pembelajaran IPA dapat dilakukan
dengan berbagai cara, teknik mencatat IPA dipengaruhi oleh kesenangan dan
kemudahan masing-masing peserta didik. Setiap peserta didik mempunyai
karateristik yang berbeda-beda dalam mencatat.Buku ini menyajikan teknik
mencatat yang efektif yang mampu mempermudah peserta didik mengingat
dan mengulang atau memanggil kembali informasi materi IPA.
a. Peta Konsep

15
Peta konsep menggambarkan hubungan antar konsep dengan
menggunakan label,konsep yang dituliskan dipeta konsep merupakan
konsep penting atau esensial.Konsep yang dituliskan dipeta konsep
merupakan konsep penting esensial.Konsep-konsep dihubungkan dengan
kata yang berfungsi sebagai label,kata tersebut dapat berdungsi untuk
hubungan sebab akibat atau kausal,bersifat logis,berfungsi sebagai kata
kerja dan subtansial.
Prinsip yang harus dipenuhi dalam membuat peta konsep adalah:
1) Dalam satu kolom hanya memuat satu konsep atau ide pokok
2) Berbentuk diagram yang teratur sebagai representasi konsep-konsep
penting
3) Harus terdapat kata yang berfungsi sebagai label atau labeling yang
berfungsi menghubungkan antar konsep
Tenik mencatat dengan peta konsep ini dapat dilakukan peserta didik
ketika mencatat materi yang disampaikan guru secara lisan maupun
tulisan (buku,modul,artikel,lembar kegiatan,petunjuk pratikum atau bahan
ajar yang lain).
1) Peta pikiran (Mind Map)
Teknik mencatat dengan menggunakan peta pikiran
berdasarkan optimalisasi fungsi otak kiri dan otak kanan dalam suatu
asosiasi seorang individu.Otak kiri dan otak kan akan berfungsi
optimal jika digunakan secara bersama atau kombinasi

b. Teknik mencatat klasikal dengan pemberian warna , symbol dan bentuk


pada hal penting
Teknik mencatat klasikal merupakan teknik yang biasa digunakan
peserta didik dalam mencatat materi yang dijelaskan guru secara lisan
maupun mencatat materi dari buku catatan yang digunakan peserta didik.

16
Metode yang efektif dalam pencatatan secara klasikal dapat
diupayakan dengan cara mebuat variasi dalam buku catatan peserta didik.
E. MODEL PEMBELAJARAN IPA

Model pembelajaran yg dapat dilakukan untuk membantu anak didik dalam


memahami IPA antara lain :
1. Model Pembelajaran Interaktif
Model pembelajaran interaktif sering dikenal dengan nama pendekatan
pertanyaan anak. Model ini dirancang agar siswa akan bertanya kemudian
menemukan jawaban pertanyaan mereka sendiri (Faire & Cosgrove dalam
Harlen, 1992). Meskipun anak-anak mengajukan pertanyaan dalam berbagai
kegiatan bebas, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan terlalu melebar dan
sering kali kabur sehingga kurang terfokus. Guru perlu mengambil langkah
khusus untuk mengumpulkan, memilah dan mengubah pertanyaan-pertanyaan
tersebut ke dalam kegiatan khusus. Pembelajaran interaktif merinci langkah-
langkah ini dan menampilkan suatu struktur untuk suatu pembelajaran IPA yg
melibatkan pengumpulan dan pertimbangan terhadap pertanyaan-pertanyaan
siswa sebagai ousatnya (Harlen, 1992: 48-50).

2. Model Pembelajaran Terpadu (Integrated)


Berdasarkan sifat keterpaduannya pembelajaran terpadu dapat
dibedakan menjadi tiga, yakni model dalam satu disiplin ilmu, model
antar bidang, dan model dalam lintas siswa. Salah satu pendekatan
pembelajaran terpadu melibatkan konsep-konsep dalam satu bidang studi
atau lintas bidang studi. Suatu pola belajar mengajar dalam model
pembelajaran terpadu menggunakan payung untuk memadukan beberapa
konsep IPA yg terkait menjadi satu paket pembelajaran sehingga
pemisahan antar konsep tidak begitu jelas.

17
Terdapat sejumlah langkah untuk menyusun model pembelajaran
terpadu. Langkah-langkah tersebut secara berurutan adalah sebagai
berikut.
1) Mengkaji GBPP IPA untuk menganalisis konsep-konsep penting yg
akan diajarkan.
2) Membuat bagan konsep yg menghubungkan konsep satu dengan
konsep lainnya.
3) Memilih tema sentral yg dapat menjadi payung untuk memadukan
konsep-konsep tersebut.
4) Membuat TPK dan deskripsi kegiatan pembelajaran yg disesuaikan
dengan tingkat perkembangan untuk setiap konsep.
5) Membuat bahan bacaan berupa cerita yg mengacu pada tema, disertai
gambar dan permainan.
6) Menyusun jadwal kegiatan dan alokasi waktu yg diperlukan secara
proporsional.
7) Menyusun kisi-kisi perangkat tes dan soal tes.

Daftar Pustaka

Maulana, dkk. Ragam Model Pembelajaran Di Sekolah Dasar. UPI Sumedang Press.

Nasution, Noehi, dkk. 2007. Pendidikan IPA di SD.Jakarta:Universitas Terbuka.

18
Wisudawati, Asih Widi. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara.

19

Anda mungkin juga menyukai