Anda di halaman 1dari 7

Nama: Indar Prawansyah Tubuon

Nim: 19504086

METODOLOGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Tugas!

Carilah cici-ciri dari 2 pendekatan pembelajaran yaitu

1. Pendekatan Expositoris

2. Pendekatan Heuristik

Jawaban:

1. Pendekatan Ekspositoris (Expository)

Pendekatan Ekspositori menekankan pada penyampaian informasi yang disampaikan sumber


belajar kepada peserta pembelajaran. Dalam pendekatan ekspositori sumber belajar dapat
menyampaikan materi sampai tuntas, artinya pembelajaran dilaksanakan secara holistik dan
tidak khusus.

Pendekatan Ekspositori lebih cocok untuk jenis bahan belajar yang bersifat informatif dan
umum. Misalnya prinsip-prinsip dasar yang perlu dipahami untuk menunjang tahap
pembelajaran lebih lanjut.

Pendekatan ini juga hanya cocok apabila jumlah peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
relatif lebih banyak seperti dalam keadaan perkuliahan antar program studi di perguruan tinggi.

Ada beberapa pendapat para ahli mengenai strategi ekspositori, antara lain :

a) Menurut Wina Sanjaya, ”Strategi pembelajaran ekspositori adalah salah satu diantara
strategi pembelajaran yang menekankankan kepada proses bertutur. Materi
pembelajaran sengaja diberikan secara langsung, peran siswa dalam strategi ini adalah
menyimakdan mendengarkan materi yang disampaikan guru.

b) Dalam Direktorat Tenaga Kependidikan “ Strategi pembelajaran ekspositori adalah


strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara
verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat
menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini materi pelajaran
disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu.
Materi pelajaran seakanakan sudah jadi. Karena strategi ekspositori lebih menekankan
kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan strategi ”chalk and talk”.

c) Roy Killen (1998) menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi
pembelajaran langsung (direct insruction). Dalam sistem ini, guru menyajikan bahan
dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapih, sistematik dan lengkap sehingga
siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib. Siswa juga dituntut
untuk menguasai bahan yang telah disampaikan tersebut.[6][10]

Pendekatan ini cenderung berpusat pada sumber belajar, dan memiliki ciri atau karakteristik
sebagai berikut:

a) adanya dominasi sumber belajar dalam pembelajaran,


b) bahan belajar terdiri dari konsep-konsep dasar atau materi yang baru bagi warga
belajar,
c) materi lebih cenderung bersifat informasi,
d) terbatasnya sarana pembelajaran.

Langkah-langkah penggunaan pendekatan Ekspositori adalah:

 Sumber belajar menyampaikan informasi mengenai konsep, prinsip-prinsip dasar serta


contoh-contoh kongkritnya. Pada langkah ini sumber belajar dapat menggunakan
berbagai metode yang dianggap tepat untuk menyampaikan informasi.
 Pengambilan kesimpulan dari keseluruhan pembahasan baik dilakukan oleh sumber
belajar atau oleh peserta didik atau dilakukan bersama antara sumber belajar dengan
peserta didik.
Keuntungan dari penggunaan pendekatan Ekspositori ialah guru sebagai sumber belajar dapat
menyampaikan bahan belajar sampai tuntas sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan,
bahan belajar yang diperoleh peserta didiknya sifatnya seragam yakni diperoleh dari satu
sumber, melatih peserta didik untuk menangkap, manafsirkan materi yang disampaikan oleh
sumber belajar, target materi pembelajaran yang perlu disampaikan mudah tercapai, dapat
diikuti oleh peserta didik dalam jumlah relatif banyak.

Meskipun memiliki kelebihan, metode ekspositori juga memiliki kelemahannya yakni


pembelajaran terlalu berpusat kepada guru hingga terjadi pendominasian yang mengakibatkan
terhambatnya kreatifitas peserta didik. Kelemahan lain yakni sulit mengetahui taraf
pemahaman peserta didik mengenai materi yang sudah diberikan, karena dalam hal ini tidak
ada kegiatan umpan balik.

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, harus ada usaha lebih dari guru dalam
penggunaan metode yang digunakan, yakni setelah penyampaian informasi dianggap selesai
harus ada tindak lanjut, yakni dengan menggunakan variasi metode yang sekiranya
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan gagasan atau
permasalahan yang berkaitan dengan materi yang sudah disampaikankan.

Ada beberapa jenis pemahaman yaitu :

1. Polya, membedakan empat jenis pemahaman:

Pemahaman mekanikal, yaitu dapat mengingat dan menerapkan sesuatu secara rutin atau
perhitungan sederhana.

Pemahaman induktif, yaitu dapat mencobakan sesuatu dalam kasus sederhana dan tahu bahwa
sesuatu itu berlaku dalam kasus serupa.

Pemahaman rasional, yaitu dapat membuktikan kebenaran sesuatu.

Pemahaman intuitif, yaitu dapat memperkirakan kebenaran sesuatu tanpa ragu-ragu, sebelum
menganalisis secara analitik.

2. Polattsek, membedakan dua jenis pemahaman:


Pemahaman komputasional, yaitu dapat menerapkan sesuatu pada perhitungan
rutin/sederhana, atau mengerjakan sesuatu secara algoritmik saja.

Pemahaman fungsional, yaitu dapat mengkaitkan sesuatu dengan hal lainnya secara benar dan
menyadari proses yang dilakukan.

3. Copeland, membedakan dua jenis pemahaman:

Knowing how to, yaitu dapat mengerjakan sesuatu secara rutin/algoritmik.

Knowing, yaitu dapat mengerjakan sesuatu dengan sadar akan proses yang dikerjakannya.

4. Skemp, membedakan dua jenis pemahaman:

Pemahaman instrumental, yaitu hafal sesuatu secara terpisah atau dapat menerapkan sesuatu
pada perhitungan rutin/sederhana, mengerjakan sesuatu secara algoritmik saja.

Pemahaman relasional, yaitu dapat mengkaitkan sesuatu dengan hal lainnya secara benar dan
menyadari proses yang dilakukan.

2. Pendekatan Heuristik

Heuristik berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein, yang berarti “Saya Menemukan”, Dalam
perkembangannya, strategi ini berkembang menjadi sebuah strategi pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas siswa dalam memahami materi pembelajaran dengan menjadikan
“heuriskein (saya menemukan)” sebagai acuan. Strategi ini berangkat dari asumsi bahwa sejak
manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri
pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam di sekelilingnya merupakan kodrat
manusia sejak lahir.

Strategi pembelajaran ini berbasis pada pengolahan pesan/pemrosesan informasi yang


dilakukan siswa sehingga memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai. Strategi ini
berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran haruslah dapat menstimulus siswa agar aktif dalam
proses pembelajaran, seperti memahami materi pelajaran, bisa merumuskan masalah,
menetapkan hipotesis, mencari data/fakta, memecahkan masalah dan
mempresentasikannya(Dimyati & Mudjiono). Jadi dapat disimpulkan, bahwa strategi heuristik
adalah strategi pembelajaran yang lebih menekankan pada aktivitas siswa pada proses
pembelajaran dalam mengembangkan proses berpikir intelektual siswa.

Menurut Dimyati dan Mudjiono, Tekanan utama pembelajaran dalam strategi Heuristik adalah:

a) Pengembangan kemampuan berpikir,


b) Peningkatan kemampuan mempraktekkan metode dan teknik penelitian,
c) Latihan keterampilan khusus, dan
d) Latihan menemukan sesuatu.

Manusia memiliki keinginan untuk mengenal apa saja melalui berbagai indra yang ada di dalam
diri manusia. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan lebih bermakna manakala didasari oleh
keingintahuan itu.

Macam-macam strategi Pembelajaran Heuristik

a. Discovery

Metode discovery (penemuan) diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan
pengajaran perseorangan, memanipulasi objek dan lain-lain percobaan, sebelum sampai pada
generalisasi (Suryosubroto).

b. Inquiry

Metode inquiry adalah metode pembelajaran yang menekankan pada aktifitas siswa pada
proses berpikir secaa kritis dan analitis (Wina Sanjaya).

Langkah-langkah Penerapan strategi Pembelajaran Heuristik

Agar penerapan strategi strategi pembelajaran heuristik dapat memberikan hasil optimal
terhadap kegiatan pembelajaran, baik dari segi proses pembeljaran maupun hasil
pembelajaran, diperlukan adanya langkah-langkah penerapan strategi secara sistematis.

Adapun langkah-langkah yang diperhatikan dan dilaksanakan oleh guru adalah sebagai berikut:

a. Merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran perkembangan mental


(developmentally appropriate) siswa.
b. Membentuk kelompok belajar yang saling tergantung (independent learning group).
c. Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri (self regulated
learning).
d. Mempertimbangkan keragaman siswa (diversity of students).
e. Memperhatikan multi intelegensi (multiple intelligences) siswa.
f. Menggunakan teknik-teknik bertanya (questioning) untuk meningkatkan pembelajaran
siswa, perkembangan pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
g. Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment).

Ciri-ciri Heuristik adalah:

a) Mencari sumber sejarah yang berhubungan dengan sejarah yang akan ditulis
b) Relatif lama karena dalam heuristik harus mencari sumber sejarah yang sesuai dengan
topik yang ingin ditulis
c) Harus berjiwa analitis karena sumber sejarah yang sudah ada belum tentu terdapat
poin yang akan ditulis
d) Merupakan sebuah "Laboratorium Sejarah" karena para sejarawan dituntut untuk
mengetahui dan mencari sumber sejarah yang relevan

· Kelebihan dari Pendekatan Heuristik

Pendekatan heuristik ini mempunyai kelebihan antara lain adalah sebagai berikut:

 Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.


 Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencari-temukan).
 Mendukung kemampuan problem solving siswa.
 Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lama
membekas karena siswa dilibatkan dalam proses penemuannya.

· Kelemahan dari Pendekatan Heuristik

Pendekatan heuristik ini mempunyai kelemahan antara lain adalah sebagai berikut:

 Untuk materi tertentu waktu yang tersita lebih lama.


 Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Di lapangan, beberapa
siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model ceramah.
 Pendekatan ini kurang cocok bagi peserta didik yang lamban.
 Tidak semua topik cocok disampaikan dengan pendekatan ini.

Anda mungkin juga menyukai