Anda di halaman 1dari 18

PENDEKATAN, STRATEGI, MODEL, METODE, TEKNIK PEMBELAJARAN

Disusun guna memenuhi tugas

Mata kuliah : Metode Pembelajaran PGMI

Dosen Pengampu : Dr. Nanang Hasan Susanto, M.Pd

Disusun Oleh :

Kasih Yanti 5321015

Siti Musfuji’atun 5321016

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


PASCASARJANA UIN K.H ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN

2022

1
BAB 1

PENDAHULUAN

Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan interaksi antara guru dan murid
yang memiliki tujuan, agar tujuan ini dapat tercapai sesuai dengan target dari guru itu sendiri,
maka sangat dibutuhkan interaksi positif yang terjadi antara guru dan murid. Dalam interaksi
ini, perlu bagi guru untuk membuat interaksi antara kedua belah pihak berjalan dengan
menyenangkan dan tidak membosankan. Hal ini selain agar mencapai target dari guru itu
sendiri, siswa juga menjadi menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar, serta lebih
merasa bersahabat dengan guru yang mengajar.
Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna,
sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut
adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4)
teknik pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Berikut ini akan
dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang
penggunaan istilah tersebut.

Adapun dalam makalah ini akan menjelaskan berbagai istilah diatas yang sangat
penting dalam sebuah proses pembelajaran agar proses pembelajaran menyenangkan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendekatan Pembelajaran
1. Pengertian pendekatan pembelajaran
Diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan,
dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan,
yaitu:
a. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa
(student centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru
melakukan pendekatan dengan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, dan
b. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru
(teacher centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru
menjadi subjek utama dalam proses pembelajaran.1
2. Macam-macam pendekatan pembelajaran
a. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat.
b. Pendekatan Kontruktivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam
pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam
menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri
siswa yang didasarkan pada pengetahuan.
c. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang
menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion)
berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Metode deduktif sering
digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum
kesesuatu yang khusus.

1
Akhmad Sudrajat, Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model Pembelajaran,
Jurnal PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH/197012101998022-IIP_SARIPAH 103.23.244.11/Direktori/FIP,
diakses pada Minggu 04 September 2022 pukul 20:07
3
d. Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif (inductif approach) menyimpulkan permasalahan
dari hal-hal yang bersifat khusus. Metode induktif sering digambarkan sebagai
pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus.
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik
kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut.
e. Pendekatan Proses
Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penemuan
atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses. Dalam
pendekatan proses peserta didik juga harus dapat mengilustrasikan atau
memodelkan dan bahkan melakukan percobaan. Evaluasi pembelajaran yang
dinilai adalah proses yang mencakup kebenaran cara kerja, ketelitian,
keakuratan, keuletan dalam bekerja dan sebagainya.
f. Pendekatan Saintific
Pendekatan saintific adalah Proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi pengetahuan,
ketrampilan dan lainnya melalui tahapan mengamati, menanya, menalar,
mencoba dan membentuk jejaring untuk semua mapel.
g. Pendekatan realistic
Dalam pembelajaran melalui pendekatan realistik, strategi-strategi
informasi siswa berkembang ketika mereka menyelesaikan masalah pada
situasi-situasi biasa yang telah dikenal. Keadaan itu yang dijadikan sebagai
titik awal pembelajaran pendekatan realistik atau Realistic Mathematic
Education (RME). Pada pendekatan realistik peran guru tidak lebih dari
seorang fasilitator, moderator atau evaluator. Sementara murid berfikir,
mengkomunikasikan argumennya, mengklasifikasikan jawaban mereka serta
melatih saling menghargai strategi atau pendapat orang lain.
h. Pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat
Pendekatan Science, Technology and Society (STS) atau pendekatan
Sains, Teknologi dan Masyarakat (STM) merupakan gabungan antara
pendekatan konsep, keterampilan proses, inkuiri dan diskoveri serta
pendekatan lingkungan. Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan
pendekatan terpadu antara sains, teknologi dan isu yang ada di masyarakat.
Adapun tujuan pendekatan STM ini adalah menghasilkan peserta didik yang
cukup memiliki bekal pengetahuan, sehingga mampu mengambil keputusan

4
penting tentang masalah-masalah dalam masyarakat serta mengambil tindakan
sehubungan dengan keputusan yang telah diambilnya.2
B. Strategi Pembelajaran
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Menurut Sanjaya strategi pembelajaran adalah perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.3 Ditinjau dari cara penyajian dan pengolahan materi ajar strategi
pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu strategi pembelajaran deduktif
dan induktif. Strategi pembelajaran induktif adalah strategi yang dilakukan dengan
mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu untuk dicari kesimpulan atau bahan
pelajaran yang dipelajari mulai dari yang abstrak ke konkrit, sementara strategi
induktif ini mengajarkan yang konkrit kemudian menuju contoh yang lebih
kompleks.4
2. Jenis strategi pembelajaran
Beberapa jenis strategi pembelajaran diantaranya:
a. Strategi pembelajaran langsung/ Ekspositori
Teknik Ekspositori adalah gaya Strategi pembelajaran yang dilakukan
seorang guru dengan menerapkan sistem pemberian materi secara
langsung (direct introduction) kepada pelajar. Strategi Ekspositori berarti
menekankan kepada penyampaian bahasan, fakta, gagasan maupun
informasi secara verbal kepada murid, dengan maksud agar para murid
bisa langsung menyerap dan memahami ilmu yang disampaikan.
b. Strategi Pembelajaran Inquiry
Strategi pembelajaran inquiry adalah serangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan kepada siswa untuk berpikir kritis dalam
mencari dan menemukan jawaban-jawaban atas pertanyaan yayang
diajukan. Pemikiran yang kritis biasanya bisa datang dari tanya jawab
antara guru dan murid.5
c. Strategi Pembelajaran berbasis masalah
Pada strategi ini, peran guru adalah memberikan beberapa kasus
berupa masalah yang disajikan kepada para siswa. Setelah itu, para siswa
dituntut untuk menemukan akar dan ide pokok dari masalah itu sendiri.
Pada momen ini, guru hanya akan menguraikan beberapa poin pendukung
sebagai bantuan kepada siswa, demi membangkitkan kemampuan
penyelidikan atau intelijensi dari siswa. Pada prakteknya, proses belajar

2
Musfiqon Muhammad and Nurdyansyah Nurdyansyah, “Pendekatan Pembelajaran Saintifik”
(Nizamia Learning Center, 2015).
3
Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Cet III (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group,2007), Hlm. 125-126
4
Zaenal Mustakim, Strategi dan Model Pembelajaran, (Pekalongan: IAIN PEKALONGAN PRESS,
2017), hlm. 96
5
Wahyudin Nur Nasution, “Strategi Pembelajaran,” 2017.
5
gaya ini bertujuan agar murid mampu menciptakan lingkungan kelas yang
terbuka dan jujur.
d. Strategi pembelajaran kooperatif
Gaya pembelajaran kooperatif adalah gaya belajar berkelompok, yakni
rangkaian kegiatan belajar-mengajar oleh siswa yang dilakukan secara
berkelompok, dalam rangka mencapai tujuan yang dirumuskan. Setiap
kelompok diakumulasikan berdasarkan jumlah siswa dalam satu ruangan,
dan dibagi beberapa kelompok yang punya latar belakang kemampuan
yang beragam.
e. Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)
Stratrgi CLT (Contextual Teacher and Learning) adalah kegiatan
pembelajaran yang melibatkan siswa-siswi sepenuhnya dalam proses
belajar-mengajar. Pada jenis ini, siswa akan mendapatkan wawasan dan
pengalaman secara langsung terhadap materi atau topik yang dibahas.
Strategi Belajar Konstektual merupakan penyaluran wewenang
sepenuhnya bagi murid untuk ikut terlibat secara garis besar pada materi
belajar, serta mengaitkan dengan kehidupan nyata lalu mempraktekannya.6
C. Model Pembelajaran
1. Pengertian Model Pembelajaran
Menurut soekamto dalam buku nurulwati mengemukakan maksud dari model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur secara
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam merancang
aktivitas belajar mengajar.7
Menurut Suprihatiningrum bahwa model pembelajaran memiliki empat ciri
khusus yang dimiliki oleh strategi atau prosedur tertentu lainya, anatara lain:
pertama, model pembelajaran merupakan rasional teoritik yang disusun oleh para
pencipta atau pengembangnya; kedua, model pembelajaran merupakan landasan
pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang
akan dicapai); ketiga, dalam model pembelajaran terkandung tingkah laku
mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan
berhasil; keempat, lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai.8
Banyak model pembelajaran yang telah dirancang oleh guru yang mana untuk
memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami dan menguasai suatu
pengetahuan atau pelajaran tertentu. Adapun fungsi model pembelajaran adalah

6
Eko Sigit Purwanto, “Strategi Pembelajaran,” 2021.
7
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: AR-RUZZ
MEDISA, 2017), hlm. 23
8
Zaenal Mustakim, Strategi dan Model Pembelajaran, (Pekalongan: IAIN PEKALONGAN PRESS,
2017), hlm. 64-65
6
sebagai pedoman bagi pengajar dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini
menunjukan bahwa setiap model yang akan digunakan dalam pembelajaran
menentukan perangkat yang dipakai dalam pembelajaran tersebut.
2. Macam-macam Model Pembelajaran
a. Kooperatif (Cooperative Learning).
Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial
yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung
jawab bersama, pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan
kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan
untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab.
Saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena
kooperatif adalah miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari
kekurangan dan kelebihan masing- masing.9
Jadi model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara
berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep,
menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan npengalaman agar
kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5
orang, siawa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan
fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau
presentasi.10
b. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian
atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia
nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari
materi yang akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi
konkret, dan suasana menjadi kondusif – nyaman dan menyenangkan.11
Pensip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan
mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan
kemampuan sosialisasi. Ada tujuh indikator pembelajaran kontekstual sehingga
bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu modeling (pemusatan perhatian,
motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu,
contoh), questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan,
mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi), learning community (seluruh
siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, minds-on, hands-on,
mencoba, mengerjakan), inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur,
generalisasi, menemukan), constructivism (membangun pemahaman sendiri,
mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis), reflection (reviu, rangkuman,

9
Sri Cacik, “Model Pembelajaran Kooperatif,” Model-Model Pembelajaran, 2022, 37.
10
B A B II, “A. Pembelajaran Kooperatif,” 2003.
11
Abdul Kadir, “Konsep Pembelajaran Kontekstual Di Sekolah,” Dinamika Ilmu, 2013.
7
tindak lanjut), authentic assessment (penilaian selama proses dan sesudah
pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian
portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya darei berbagai aspek dengan berbagai
cara).12
c. Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran yang berpusat pada siswa mempunyai tujuan agar siswa
memiliki motivasi tinggi dan kemampuan belajar mandiri serta
bertanggungjawab untuk selalu memperkaya dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Ada beberapa pembelajaran yang berpusat
pada siswa yaitu salah satunya dalah pembelajaran berbasis masalah.13
Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu metode dalam
pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Dalam usaha
memecahkan masalah tersebut mahasiswa akan mendapatkan pengetahuan dan
ketrampilan yang dibutuhkan atas masalah tersebut. Menurut Punaji Setyosari
menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah adalah suatu metode atau
cara pembelajaran yang ditandai oleh adanya masalah nyata, a real-world
problems sebagai konteks bagi mahasiswa untuk belajar kritis dan ketrampilan
memecahkan masalah dan memperoleh pengetahuan.14
d. TGT (Teams Games Tournament)
Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas
tiap kelompok bisa sama bias berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap
kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi.15 Usahakan
dinamika kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar
kelompok, suasana diskuisi nyaman dan menyenangkan sepeti dalam kondisi
permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap terbuka, ramah , lembut,
santun, dan ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja kelompok sajikan hasil
kelompok sehuingga terjadi diskusi kelas. Jika waktunya memungkinkan TGT
bisa dilaksanakan dalam beberapa pertemuan, atau dalam rangak mengisi waktu
sesudah UAS menjelang pembagian raport.16
D. Metode Pembelajaran
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Menurut Rianto menyebutkan bahwa model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
12
Wulan Hajjatul Zamzania Adea, “Inovasi Pembelajaran Kontekstual,” Universitas Muhammadiyah
Sidoarjo, 2018.
13
Hardika Saputra, “Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning),” Jurnal Pendidikan
Inovatif 5 (2021): 1–7.
14
Muhammad Fathurrohman, “Model-Model Pembelajaran,” Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2015.
15
Sri Wilujeng, “Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Teams Games
Tournament (TGT),” Journal of Elementary Education 2, no. 1 (2013).
16
Ai Solihah, “Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Hasil
Belajar Matematika,” SAP (Susunan Artikel Pendidikan) 1, no. 1 (2016).
8
17
pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial. menurut Sugiyono metode
pembelajaran dapat mempermudah proses kegiatan belajar-mengajar.
Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat diukur melalui seberapa banyak
cara yang digunakan didalam mengajar.18
Banyak macam metode pembelajaran yang dilahirkan perorangan maupun dari
institusi. Mengajar harus menggunakan metode yang baik dan tepat, karena
mengajar adalah kegiatan terencana dan melibatkan banyak orang siswa. Metode
dan mengajar merupakan satu kesatuan untuk menjadikan kelas kondusif yakni
metode sebagai langkah sedangkan mengajar adalah aktivitasnya.
Secara garis besar metode pembelajaran dibagi menjadi dua macam, yakni
konvensional dan inkonvensional. Berikut macam-macam metode pembelajaran
tersebut:
a. Metode Pembelajaran Konvensional
Metode ini adalah metode yang biasa digunakan guru pada umumnya atau sering
dinamakan metode tradisional yakni meliputi:
1. Metode pembiasaan
Metode ini mengutamakan proses untuk membuat seseorang menjadi
terbiasa. Metode pembiasaan merupakan cara yang efektif dan efisien
dalam menanamkan kognitif, afektif dan psikomotorik pada peserta didik
sejak dini sebab anak masih memiliki daya ingat yang kuat sehingga anak
mudah mengikuti, meniru dan membiasakan aktivitasnya dalam kehidupan
sehari-hari.
Kelebihan metode ini adalah menghemat tenaga dan waktu karena
terkait dengan aspek batiniyah-lahiriyah yang merupakan metode paling
berhasil dalam membentuk kepribadian anak. Adapun kekurangan metode
ini membutuhkan guru yang dapat dijadikan teladan dan menanamkan
nilai-nilai kepribadian yang baik pada anak.
2. Metode ceramah
Metode ceramah merupakan metode paling awal digunakan dalam
proses belajar mengajar. Metode ini dapat digunakan, baik dengan atau
tanpa alat bantu (alat peraga atau media pembelajaran). Metode ceramah
dapat dikatakan sebagai metode tradisional karena sejak dahulu metode ini
dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan guru dengan anak didik dalam
proses belajar mengajar.19
Adapun yang perlu diperhatikan guru pada saat mengajar
menggunakan metode ceramah diantaranya, guru akan menjadi satu-satunya

17
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif. Jakarta: Kencana.2010, hlm.
18
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.2006
19
Rahma Fatmawati and Muchammad Rozin, “Peningkatan Minat Belajar Siswa Dengan
Menggunakan Metode Ceramah Interaktif,” Journal Focus Action of Research Mathematic (Factor M) 1, no. 1
(2018).
9
pusat perhatian. Berikut kelebihan dan kekurangan metode ceramah
diantaranya:

1) Kelebihan metode ceramah

a) Dengan menggunakan metode ceramah guru dapat dengan


mudah mengusai kelas, mengorganisasikan tempat duduk dan
kelas. Dengan demikian akan memberikan kemudahan bagi
guru dalam menyampaikan pesan-pesan kepada peserta didik.
b) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas dalam
waktu yang relatif singkat. Maksudnya, materi pelajaran yang
banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh
guru dalam waktu yang singkat.
c) Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu
ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi
yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan yang ingin dicapai.
d) Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, karena
sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang
memberikan ceramah.
e) Metode ceramah dapat digunakan bagi jumlah siswa atau
peserta didik yang sangat banyak atau dalam jumlah besar.

2) Kekurangan metode ceramah


a) Materi yang dikuasai siswa sangat terbatas pada materi yang
dikuasai guru saja. Kelemahan ini yang paling dominan, sebab
materi yang diberikan guru adalah materi yang dikuasainya,
sehingga materi pelajaran yang dikuasai siswapun akan
tergantung pada apa yang disampaikan guru itu.
b) Metode ceramah jika dilakukan oleh guru yang kurang
memiliki kemampuan retorika yang baik, akan menimbulkan
kebosanan dan kejenuhan pada siswa, sehingga materi yang
disampaikan aka terasa menjenuhkan dan membosankan.
c) Metode ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh
siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum.
d) Metoode ceramah akan membawa pada nuansa pembelajaran
yang lebih pasif, karena peserta didik hanya berperan sebagai

10
“pendengar” dan “penonton” akting yang dilakukan oleh
gurunya di dalam kelas.20
3. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu strategi pengembangan dengan cara
memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan
diikuti dengan meniru pekerjaan yang didemonstrasikan. Menurut Syaiful
Bahri Djamarah menyatakan bahwa metode demonstrasi adalah metode yang
digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda
yang berkenaan dengan bahan pelajaran.21
Metode demonstrasi merupakan suatu sumber metode mengajar
dimana seorang guru, orang luar atau manusia sumber yang sengaja diminta
atau anak menunjukkan kepada kelas suatu benda aslinya, tiruan (wakil dari
benda asli) atau suatu proses, adapun kelebihan dan kekurangan metode
demonstrasi diantaranya:
1) Kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi
a) Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu
proses atau kerja suatu benda/peristiwa.
b) Memudahkan berbagai jenis penjelasan
c) Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat
diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret.
d) Perhatian anak dapat lebih terpusatkan
e) Anak dapat ikut serta aktif apabila demonstrasi langsung
dilanjutkan dengan eskperimen
2) Kelemahan metode demonstrasi antara lain :
a) Metode demonstrasi hanya efektif untuk sistem kelompok dan
kurang efektif apabila menggunakan sistem klasikal
b) Tidak semua benda/peristiwa dapat didemonstrasikan.
c) Sukar dimengerti apabila didemonstrasikan oleh guru yang
kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.
d) Apabila tidak dilanjutkan dengan eksperimen ada kemungkinan
anak menjadi lupa, dan materi belajar tidak akan bermakna
karena tidak menjadikan pengalaman belajar.22
4. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode mengajar yang menghadapkan peserta
didik pada suatu permasalahan untuk diselesaikan secara berunding dengan
teman satu kelompoknya. Bedanya dengan metode ceramah, metode ini pusat
20
Heri Gunawan, Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014) cet. ke-1, hal. 275 – 276.
21
Syaiful Bahri Djamarah, “Agustina, NIM. 081211310001: Hubungan Motivasi Belajar Dengan
Bimbingan Belajar Di Bimbingan Belajar Gemilang Education Center Jln. Aksara No. 129-131 Medan.,” n.d.
22
Roni Hariyanto Bhidju and Ahlimedia Press, Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Metode
Demonstrasi (Ahlimedia Book, 2020).
11
pembelajarannya berfokus pada peserta didik, bukan pada guru. Maka, peserta
didik diharapkan selalu aktif saat pembelajaran berlangsung. Agar kegiatan
tersebut berjalan secara efektif, guru bisa memberikan sejumlah aturan terkait
pelaksanaan diskusi.23
Adapun kelebihan dan kekurangan metode diskusi diantaranya:
1) Kelebihan metode diskusi
a) Suasana kelas menjadi lebih kompetitif dan menyenangkan.
b) Peserta didik menjadi aktif dalam pembelajaran.
c) Peserta didik terlatih untuk berpikir kritis, sistematis, dan
mencari solusi.
d) Peserta didik terlatih untuk musyawarah dalam setiap
pengambilan keputusan.
e) Hasil pembelajaran lebih mudah diingat karena keterlibatan
peserta didik dalam pemecahan masalahnya.
2) Kekurangan metode diskusi
a) Jika ketertarikan peserta didik di kelas kurang, kegiatan diskusi
tidak bisa berjalan sesuai aturan.
b) Diskusi rentan didominasi oleh peserta didik yang menonjol di
bidangnya.
c) Guru harus lebih ekstra mengontrol kondisi kelas karena
peserta didik bisa menjadikan waktu diskusi hanya untuk
mengobrol.
d) Hasil yang diperoleh dari diskusi tidak bisa disamaratakan
antara satu kelompok dan kelompok lain.24
b. Metode pembelajaran inkonvensional
Metode inkonvensional atau modern adalah suatu metode mengajar yang
baru berkembang dan belum lazim digunakan secara umum masih merupakan
metode yang baru dikembangkan dan diterapkan di beberapa sekolah tertentu
yang mempunyai peralatan dan media yang lengkap serta guru-guru yang ahli
menanganinya.25 Adapun macam-macam metode inkonvensional diantaranya:
1. Metode pengajaran modul
Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu
satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional dan
terarah untuk digunakan oleh peserta didik yang disertai oleh pedoman
penggunaannya untuk para guru. Dalam formatnya modul meliputi :

23
Mawardi Ahmad and Syahraini Tambak, “Penerapan Metode Diskusi Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Murid Pada Pelajaran Fiqh,” Al-Hikmah: Jurnal Agama Dan Ilmu Pengetahuan 15, no. 1 (2018): 64–84.
24
Ani Widayati, “Metode Mengajar Sebagai Strategi Dalam Mencapai Tujuan Belajar Mengajar,”
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia 3, no. 1 (2004).
25
Cindy Cahyaning Astuti, Herlinda Maya Kumala Sari, and Nuril Lutvi Azizah, “Perbandingan
Efektifitas Proses Pembelajaran Menggunakan Metode E-Learning Dan Konvensional,” Proceedings of the
ICECRS 2, no. 1 (2019): 35–40.
12
pendahuluan,tujuan pembelajaran, tes awal, pengalaman belajar,
sumber belajar dan tes akhir.26
2. Metode Pengajaran Berprogram
Metode pengajaran berprogram adalah metode pengajaran yang
memungkinkan siswa untuk mempelajari materi tertentu, terbagi atas
bagian-bagian kecil yang dirangkaikan secara berurutan untuk
mencapai tujuan tertentu pula. Dalam pengajaran ini siswa
mempelajari sendiri uraian tertulis, kemudian memberikan jawaban
atas pertanyaan (yang biasanya tertulis pula), dan atas jawaban tersebut
siswa segera mendapat umpan balik.
3. Metode Pengajaran Unit
Metode pengajaran unit adalah suatu sistem pengajaran yang
berpusat pada suatu masalah dan dipecahkan secara keseluruhan
sehingga mempunyai arti. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
metode ini mempunyai kriteria; adanya tujuan yang luas daan
menyeluruh, perencanaan bersama, berpusat pada suatu masalah dan
berpusat pada siswa.27
E. Teknik Pembelajaran
1. Pengertian teknik pembelajaran
Teknik pembelajaran ialah sebuah cara atau strategi yang digunakan oleh para
pendidik untuk meraih hasil yang maksimal pada waktu mengajar pelajaran
tertentu. Idealnya teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode
pembelajaran yang telah digunakan, sementara metode pembelajran disusun
berdasarkan pendekatan pembelajaran yang diterapkan. Sehingga pendekatan
menjadi dasar dalam menentukan teknik pembelajaran.28
Sementara teknik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam
melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.
Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi
mungkin akan sangat berbeda dalam teknik yang digunakannya. Dalam
penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena
memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi
kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu
elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu.
Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-
masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari

26
Heni Mularsih, “Pembelajaran Individual Dengan Menggunakan Modul,” Pembelajaran Individual
Dengan Menggunakan Modul 9, no. 1 (2007): 1–17.
27
Zaenal Mustakim, Strategi dan Model Pembelajaran, (Pekalongan: IAIN PEKALONGAN PRESS,
2017), hlm. 152-153
28
Purwanto, “Strategi Pembelajaran.”
13
guru yang bersangkutan. Dalam teknik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah
ilmu sekaligus juga seni (kiat).

F. Hubungan Pendekatan, Strategi, Metode, Model dan Teknik Pembelajaran


Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan
makna, sehingga orang seringkali merasa bingung untuk membedakanya. Istilah
tersebut diantaranya: 1) pendekatan, 2) strategi 3) metode 4) model 5) teknik
pembelajaran. Berikut penjelasan dari istilah tersebut:
1) Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di
dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari
pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa
(student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
2) Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien.
3) Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4) Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
5) Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-
perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer,
kurikulum, dan lain-lain.

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik


pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka
terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model
pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar
14
dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain,
model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.29

Hubungan antara model, pendekatan, strategi, metode dan teknik


pembelajaran dapat dilihat dari gambar berikut:

Gambar 1. Hubungan metode dengan istilah terkait.

29
Zaenal Mustakim, Strategi dan Model Pembelajaran, (Pekalongan: IAIN PEKALONGAN PRESS,
2017), hlm. 131-132
15
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran
sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan
model pembelajaran. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran
yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata
lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran.

16
DAFTAR PUSTAKA

Adea, Wulan Hajjatul Zamzania. “Inovasi Pembelajaran Kontekstual.” Universitas


Muhammadiyah Sidoarjo, 2018.

Ahmad, Mawardi, and Syahraini Tambak. “Penerapan Metode Diskusi Dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Murid Pada Pelajaran Fiqh.” Al-Hikmah: Jurnal Agama Dan Ilmu
Pengetahuan 15, no. 1 (2018): 64–84.

Astuti, Cindy Cahyaning, Herlinda Maya Kumala Sari, and Nuril Lutvi Azizah.
“Perbandingan Efektifitas Proses Pembelajaran Menggunakan Metode E-Learning Dan
Konvensional.” Proceedings of the ICECRS 2, no. 1 (2019): 35–40.

Bahri Djamarah, Syaiful. “Agustina, NIM. 081211310001: Hubungan Motivasi Belajar


Dengan Bimbingan Belajar Di Bimbingan Belajar Gemilang Education Center Jln.
Aksara No. 129-131 Medan.,” n.d.

Bhidju, Roni Hariyanto, and Ahlimedia Press. Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui
Metode Demonstrasi. Ahlimedia Book, 2020.

Cacik, Sri. “Model Pembelajaran Kooperatif.” Model-Model Pembelajaran, 2022, 37.

Fathurrohman, Muhammad. “Model-Model Pembelajaran.” Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,


2015.

Fatmawati, Rahma, and Muchammad Rozin. “Peningkatan Minat Belajar Siswa Dengan
Menggunakan Metode Ceramah Interaktif.” Journal Focus Action of Research
Mathematic (Factor M) 1, no. 1 (2018).

II, B A B. “A. Pembelajaran Kooperatif,” 2003.

Kadir, Abdul. “Konsep Pembelajaran Kontekstual Di Sekolah.” Dinamika Ilmu, 2013.

Muhammad, Musfiqon, and Nurdyansyah Nurdyansyah. “Pendekatan Pembelajaran


Saintifik.” Nizamia Learning Center, 2015.

Mularsih, Heni. “Pembelajaran Individual Dengan Menggunakan Modul.” Pembelajaran


Individual Dengan Menggunakan Modul 9, no. 1 (2007): 1–17.

Nasution, Wahyudin Nur. “Strategi Pembelajaran,” 2017.

Purwanto, Eko Sigit. “Strategi Pembelajaran,” 2021.

Saputra, Hardika. “Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning).” Jurnal


Pendidikan Inovatif 5 (2021): 1–7.

Solihah, Ai. “Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Terhadap
Hasil Belajar Matematika.” SAP (Susunan Artikel Pendidikan) 1, no. 1 (2016).
17
Widayati, Ani. “Metode Mengajar Sebagai Strategi Dalam Mencapai Tujuan Belajar
Mengajar.” Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia 3, no. 1 (2004).

Wilujeng, Sri. “Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Teams Games
Tournament (TGT).” Journal of Elementary Education 2, no. 1 (2013).

18

Anda mungkin juga menyukai