PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia pada dasarnya memiliki akal pasti tidak luput dari ilmu yang
didapat baik dari lingkungan maupun proses pengajaran yang ia alami semasa
hidupnya, dengan tujuan untuk merubah dirinya menjadi insan yang lebih baik
dari yang sebelumnya. Maka dari itu munculah ilmu pendidikan, Pendidikan
bertujuan meningkatkan kualitas manusia, dalam rangka mencapai tujuan ini
para pakar pendidikan telah berusaha merumuskan, mempelajari, memperbaiki
sistem pembelajaran, salah satu diantaranya menyusun langkah-langkah untuk
menciptakan pembelajaran yang efektif.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Penjelasan Tentang Pendidikan dan Mengajar?
2. Bagaimana Pengertian Strategi Pengajaran?
3. Bagaimana Metode Pengajaran yang Baik?
4. Bagaimana Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Belajar Mengajar?
C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui Penjelasan Tentang Pendidikan dan Mengajar
2. Mengetahui Pengertian Strategi Pengajaran.
3. Menjelaskan Metode Pengajaran yang Baik
4. Menjelaskan Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Belajar
Mengajar.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
kondusif, itu sudang barang tentu guru tidak dapat mengabaikan faktor atau
komponen-komponen yang lain dalam lingkungan proses belajar-mengajar,
termasuk misalnya bagaimana dirinya sendiri, keadaan siswa, alat-alat peraga
atau media, metode dan sumber-sumber belajar lainnya.
B. STRATEGI PENGAJARAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata strategi yaitu Ilmu dan
seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan
kebijaksanaan tertentu di perang dan damai; Ilmu dan seni memimpin bala
tentara untuk menghadapi musuh di perang, dikondisi yang menguntungkan.
Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai
sasaran khusus.
1
Muhammad Ichsan, S. Pd.I., M. Ag. 2016 Psikologi Pendidikan Dan Ilmu Mengajar, Jurnal Edukasi
vol 2. Banda Aceh: UIN Ar-Raniry. Hal 63.
3
Menurut B.S. Sidjabat strategi dalam pembelajaran mengandung arti
bagaimana guru merencanakan kegiatan mengajar (a plan for teaching)
sebelum ia melaksanakan tugasnya bersama dengan anak didik. Maka dari
itu, terdapat berbagai pendapat tentang strategi pembelajaran sebagaimana
yang dikemukakan oleh para ahli pembelajaran. Sehingga istilah dari
‘pengajaran’ sangat terkait dengan istilah ‘pembelajaran’.
Dalam strategi ini guru ialah sebagai fasilitator, penuntun dan rekan
kerja, dengan demikian gurulah yang memotivasi peserta didik dalam proses
belajar agar mereka mencari dan menemukan gagasan.
4
3. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
2
https://koreshinfo.blogspot.com/2015/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html
5
C. METODE PENGAJARAN
Pengertian metode mengajar itu adalah suatu cara tertentu yang tepat dan
serasi untuk menyajikan suatu materi pelajaran, sehingga tercapai tujuan
pelajaran tersebut, baik tujuan jangka pendek (tujuan khusus) maupun tujuan
jangka panjang (tujuan umum); dimana murid-murid dapat merasa mudah
menerima atau mengerti pelajaran tersebut sehingga tidak terlalu
memusingkan (memberati) fikiran mereka, dan murid-murid menerima
pelajaran tersebut dengan rasa lega, senang, optimis dan penuh minat; tentunya
kegiatan guru dalam hal ini adalah berdasarkan prinsip-prinsip ilmu jiwa,
pendidikan, sosiologi dan sebagainya.
1. Metode Ceramah
6
daya beli dan daya paham siswa. Namun demikian, dari kenyataan sehari-hari
ditemukan beberapa kelemahan metode ceramah tersebut, antara lain:
a. membuat siswa pasif. Dalam hal ini, timbul kesan siswa hanya sebagai
objek yang selalu menganggap benar apa-apa yang disampaikan guru.
Padahal, posisi siswa selain sebagai penerima pelajaran ia juga menjadi
subjek pengajaran dalam arti individu yang berhak untuk aktif mencari
dan memeroleh sendiri pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.
b. mengandung unsur paksaan kepada siswa. Dalam hal ini siswa hanya
diharuskan melihat dan mendengar serta mencatat tanpa komentar
informasi penting dari guru yang selalu dianggap benar itu. Padahal
dalam diri siswa terdapat mekanisme psikologis yang
memungkinkannya untuk menolak di samping menerima informasi dari
guru.
c. menghambat daya kritis siswa. Hal ini karena segala informasi yang
disampaikan guru biasanya ditelan mentah-mentah, tanpa dibedakan
apakah informasi itu salah atau benar, dipahami atau tidak. Dengan
demikian, sulit bagi siswa untuk mengembangkan kreatifitas ranah
ciptanya secara optimal.
2. Metode Diskusi
7
bebas, mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memecahkan
masalah bersama, dan mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa
alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan
yang seksama.
3. Metode Demonstrasi
8
demonstrasi tak dapat diikuti atau dilakukan dengan baik oleh siswa yang
memiliki cacat tubuh atau kelainan / kekurangmampuan fisik tertentu.3
3
Muhammad Ichsan, S. Pd.I., M. Ag. 2016 Psikologi Pendidikan Dan Ilmu Mengajar, Jurnal Edukasi
vol 2. Banda Aceh: UIN Ar-Raniry. Hal 74.
9
berbagai kegiatan pengelolaan pembelajaran yang terpenting adalah
menciptakan kondisi dan situasi sebaik-baiknya sehingga
memungkinkan para siswa belajar secara berdaya guna dan berhasil
guna.
e) Motivator. Sebagai motivator guru dituntut untuk dapat mendorong
anak didiknya agar senantiasa memiliki motivasi tinggi dan akif
belajar.
f) Inisiator. Sebagai inisiator guru hendaknya dapat menjadi pencetus ide-
ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Proses pembelajaran
hendaknya selalu diperbaiki sehingga dapat menyesuaikan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
g) Fasilitator. Sebagai fasilitator guru hendaknya dapat menyediakan
fasilitas yang memungkinkan anak didik dapat belajar secara optimal.
Fasilitas yang disediakan tidak hanya fasilitas fisik seperti ruang kelas
yang memadai atau media belajar yang lengkap, akan tetapi juga
fasilitas psikis seperti kenyamanan batin dalam belajar, interaksi guru
dengan anak didik yang harmonis, maupun adanya dukungan penuh
guru sehingga anak didik senantiasa memilki motivasi tinggi dalam
belajar.
h) Pembimbing. Sebagai pembimbing guru hendaknya dapat memberikan
bimbingan kepada anak didiknya dalam menghadapi tantangan maupun
kesulitan belajar. Akhirnya, diharapkan melalui bimbingan ini anak
didik dapat mencapai kemandirian dalam mencapai tujuan pembelajara
secara optimal.
i) Demonstrator. Sebagai demonstrator guru dituntut untuk dapat
memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis sehingga anak didik
dapat memahami materi yang dijelaskan guru secara optimal.
j) Pengelola Kelas. Sebagai pengelola kelas guru hendaknya dapat
mengelola kelas dengan baik karena kelas adalah tempat berhimpun
guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan pengelolaan kelas
yang baik diharapkan siswa dapat memiliki motivasi tinggi dalam
belajar dan pada akhirnya dapat mencapai hasil belajar optimal.
10
k) Mediator. Sebagai mediator hendaknya guru dapat berperan sebagai
penyedia media dan penengah dalam proses pembelajaran anak didik.
Melalui guru, siswa dapat memperoleh materi pembelajaran dan umpan
balik dari hasil belajarnya.
l) Supervisor. Sebagai supervisor, guru hendaknya dapat membantu,
memperbaiki, dan menilai secara kritis proses pembelajaran yang
dilakukan sehingga pada akhirnya proses pembelajaran dapat optimal.
m) Evaluator. Sebagai evaluator guru dituntut untuk mampu menilai produk
(hasil) pembelajaran serta proses (jalannya) pembelajaran. Dari proses
ini diharapkan diperoleh umpan balik dari hasil pembelajaran untuk
optimalisasi hasil pembelajaran.4
4
Sugiyanto, M.Pd. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Hal. 12
11
f) Kelas sosial guru yang berhubungan dengan minat dan sikap guru
terutama terhadap profesinya. Guru yang berasal dari strata sosial
menegah kebawah relative lebih positif dan bangga menjadi guru
dibandingkan dengan guru yang berasal dari strata sosial yang tinggi. 5
2. FAKTOR SISWA
5
Dra. Hj. Tatta Herawati Daulae, MA. 2014. Menciptakan Pembelajaran Yang Efektif, Vol 6 No 2.
Forum Paedagogik. Hal 136.
6
Dra. Hj. Tatta Herawati Daulae, MA. 2014. Menciptakan Pembelajaran Yang Efektif, Vol 6 No 2.
Forum Paedagogik Hal 137.
12
terjangkau,Siswa siswi ini lebih membutuhkan bimbingan dalam menetapkan
tujuan yang menentang, tetapi realistis, membutuhkan dikuatkannya hubungan
antara usaha mereka dan nilai diri serta mendapatkan manfaat dari
mengembangkan keyakinan positif mengenai kemampuan mereka.
13
nerusak diri dengan pemikiran yang lebih positif dan konstruktif lebih efektif
dibandingkan program relaksasi dalam membawa manfaat pada prestasi siswa.
3. FAKTOR LINGKUNGAN
a) Faktor organisasi kelas yang didalam meliputi jumlah siswa dalam satu
kelas merupakan aspek penting yang bisa mempengaruhi proses
pembelajaran.
b) Faktor lain dari dimensi lingkungan yang dapat mempengaruhi proses
pembelajaran adalah faktor iklim sosial-psikologis. Maksudnya,
keharmonisan hubungan antara orang yang terlibat dalam proses
pembelajaran.
4. FAKTOR SOSIAL
a) Motivasi Sosial
7
Santrock, J. W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi 2). Rawamangun Jakarta: Prenada Media
Group. Hal. 248
14
Motif sosial adalah kebutuhan dan keinginan yang dipelajari melalui
pengalaman terhadap dunia sosial. Kebutuhan untuk afiliasi atau keterkaitan
merupakan motif untuk secara aman terhubung kepada orang lain, yang terdiri
dari pembentukan, pemeliharaan, serta pemulihan hubungan yang hangat,
dekat, dan personal.
b) Hubungan Sosial
15
kompetensi leih tinggi untuk matematika dan olahraga.Yang menjadi perhatian
khusus adalah perbedaan gender dalam interaksi guru-siswa,kurikulum dan
materi, pelecehan seksual,serta bias gender.
16
BAB III
KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
https://koreshinfo.blogspot.com/2015/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html
Dra. Hj. Tatta Herawati Daulae, MA. (2014). Menciptakan Pembelajaran Yang
Efektif, Vol 6 No 2. Forum Paedagogik
18