Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENTINGNYA STRATEGI DAN METODE PEMBELJARAN DALAM


BELAJAR

Dosen Pengampu : Ibu Sukarsih, M.Pd

Disusun Oleh ;

Restu Agesti Ningrum (21030392)

PROGAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYUBBANUL WATHON
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang memiliki kesempurnaan
segalanya. Atas izin dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah tepat waktu.

Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW. Yang menjadi utusan dan membawa
misi rahmatan lil ‘alamin. Sebagai pencerah kehidupan manusia di dunia dan di akhirat.

Penulisan makalah Pentingnya Strategi dan Model Pembelajaran bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Strategi dan Model Pembelajaran. Adapun isi dari makalah ini adalah untuk
mengetahui pentingnya strategi dalam proses belajar mengajar . Semoga makalah ini dapat
menambah wawasan kita semua dan dapat memenuhi kriteria tugas yang bapak berikan serta dapat
menjadi nilai tambah untuk penulis.

Selama proses penyususnan makalah penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada Ibu Sukarsih, M.Pd dan kepada
semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar harapan penulis
agar pembaca bekenan memberikan kritik dan saran. Semoga makalah ini bisa memberikan
manfaat bagi berbagai pihak, Aamiin.

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Magelang, 5 April 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

          Pendidikan merupakan sesuatu yang luhur, karena di dalamnya mengandung misi
kebajikan. Pendidikan bukan sekadar proses kegiatan belajar mengajar, melainkan suatu
proses penyadaran menjanjikan manusia sebagai manusia. Dengan kata lain, pendidikan
adalah usaha memanusiakan manusia. Pendidikan mempangaruhi seluruh aspek
kepribadian dan kehidupan individu, meliputi perkembangan fisik, mental/pikiran,
watak, emosional, sosial dan etika anak atau peserta didik.
Pendidikan bukan semata-mata membari informasi dan membentuk keterampilan saja,
melainkan mencakup usaha mewujudkan keinginan, kebutuhan dan kemampuan
individu sehingga tercapai pola hidup pribadi dan sosial yang menyenangkan.
Pendidikan bukan semata-mata untuk kehidupan sekarang, melainkan sebagai sarana
mempersiapkan kehidupan yang akan datang, sehingga secara proaktif bahkan
antisipatif mampu menjawab tantangan zaman yang selalu mengalami perubahan.
Tugas pendidikan adalah tugas kemanusiaan. Manusia yang berpotensi itu dapat
berkembang ke arah yang baik, tetapi dapat pula berkembang ke arah yang tidak baik.
Karena itulah maka diperlukan berbagai usaha yang didasari sepenuhnya dan dirancang
secara sistematis agar perkembangan itu menuju ke hal-hal yang baik. Dengan
pendidikan harkat dan martabat manusia ditingkatkan sampai setinggi-tingginya.
Di dalam sejarah dunia pendidikan guru merupakan sosok figur teladan bagi siswa/i
yang harus memiliki strategi dan teknik-teknik dalam mengajar. Kegiatan belajar
mengajar sebagai sistem intruksional merupakan interaksi antara siswa dengan
komponen-komponen lainnya, dan guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran agar
lebih aktif dan efektif secara optimal. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu
ialah menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya di sebut metode mengajar.
Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara mengajar yang
dipergunakan oleh guru atau insturktur kepada siswa di dalam kelas agar pelajaran itu
dapat ditangkap, dipahami dan digunakan siswa dengan baik. Di dalam kenyatan cara
atau metode mengajar atau teknik penyajian yang digunakan guru untuk menyampaikan
informasi atau message lisan kepada siswa, berbeda dengan cara yang ditempuh untuk
memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, keterampilan serta sikap.

B.     Rumusan Masalah


          Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalahnya adalah
“Apa pentingnya strategi dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun bagi
peserta didik itu sendiri”.
C. Tujuan Penulisan
            Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah “untuk mengetahui pentingnya
strategi dalam proses belajar mengajar.”
BAB II
 PEMBAHASAN
A. Pengertian Startegi Belajar Mengajar

        Dalam arti umum strategi adalah suatu penataan potensi dan sumber daya agar
efisien dalam memperoleh hasil sesuai rancangan. Istilah yang dekat dengan ini adalah
taktik atau siasat. Siasat merupakan pemanfaatan optimal situasi dan kondisi untuk
menjangkau sasaran. Secara konsep strategi itu dalam belajar mengajar adalah sesuatu
yang bersifat filosofi. Istilah strategi pada awalnya sering digunakan pada dunia militer
yang berarti cara dan siasat penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan
suatu peperangan.  Dalam kontak tersebut, strategi didefinisikan sebagai cara yang akan
ditempuh dalam memperoleh keberhasilan atau mencapai tujuan secara optimal.
Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan definisi ini maka ada dua hal yang penting :
1. Strategi pengajaran merupakan rencana tindakan termasuk pemanfaatan metode
dan sumber daya yang ada.
2. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa
penyususnan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan
sumber belajar, semuanya diarahkan untuk pencapaian tujuan pembelajaran
secara maksimal dan optimal.  (maksimal: sesuatu yang dilakukan secara
berulang-ulang; bersifat kuantitas. Optimal: sesuatu yang dikuasai siswa secara
kualitas dan sifatnya sangat relatif) (pandangan David JR) Kemp menjelaskan
bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan edukasi yang dilakukan oleh
guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Dick dan Carey menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set  materi
dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan
hasil belajar pada siswa secara aktif dan partisipatif.
Strategi belajar mengajar berarti strategi belajar bagaimana cara mengajar, melainkan
strategi mengajar dengan meletakkan kedua aktivitas subyek didik dan pendidik dalam
suatu konteks yang di dalamnya lebih ditekankan pada aktivitas belajar subyek didik.
Selain itu, strategi juga berarti menata potensi (subyek didik, pendidik) dan sumber daya
(sarana, biaya, prasarana) agar suatu program dapat mencapai tujuannya. Taktik atau
siasat belajar mengajar adalah suatu penataan atau pengelolaan kondisi dan situasi
instruksional dan non instruksional agar tujuan belajar mengajar tercapai secara efisien.
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) menuntut digunakannya strategi belajar mengajar yang
beragam. Sesuai dengan tujuan instruksional yang akan dicapai. Misalnya metode
ceramah lebih unggul untuk menyampaikan pengetahuan faktual, sedangkan diskusi lebih
unggul untuk memecahkan masalah, analisis, sintesis dan semacamnya.
Kegiatan belajar mengajar merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah.
Kegiatan Belajar adalah kegiatan Primer dalam kegiatan kegiatan belajar mengajar,
sedangkan Mengajar adalah kegiatan Skunder, maksudnya untuk terciptanya kegiatan
belajar siswa yang optimal.
1.    Konsep dan Prinsip Belajar dan Pembelajaran Belajar

        Memiliki lima atribut pokok ialah: Belajar merupakan proses mental dan
emosional atau aktivitas pikiran dan perasaan. Hasil belajar berupa perubahan
perilaku, baik yang menyangkut kognitif, psikomotorik, maupun afektif. Belajar
berkat mengalami, baik mengalami secara langsung maupun mengalami secara
tidak langsung (melalui media). Dengan kata lain belajar terjadi di dalam
interaksi dengan lingkungan. (lingkungan fisik dan lingkungan sosial). Supaya
belajar terjadi secara efektif perlu diperhatikan beberapa prinsip antara lain:

a. Motivasi
          Yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, baik motivasi
intrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik dinilai lebih
baik, karena berkaitan langsung dengan tujuan pembelajaran itu sendiri.
Perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannya
dengan motivasi. Untuk memusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran
bisa didasarkan terhadap diri siswa itu sendiri dan atau terhadap situasi
pembelajarannya.
b. Aktivitas
          Belajar itu sendiri adalah aktivitas. Bila fikiran dan perasaan siswa
tidak terlibat aktif dalam situasi pembelajaran, pada hakikatnya siswa
tersebut tidak belajar. Penggunaan metode dan media yang bervariasi
dapat merangsang siswa lebih aktif belajar. Umpan balik di dalam belajar
sangat penting, supaya siswa segera menge-tahui benar tidaknya
pekerjaan yang ia lakukan. Umpan balik dari guru sebaiknya yang
mampu menyadarkan siswa terhadap kesalahan mereka dan
meningkatkan pemahaman siswa akan pelajaran tersebut.
c. Perbedaan individual
        Yaitu individu tersendiri yang memiliki perbedaan dari yang lain.
Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai
dengan hakikat mereka masing-masing. Berkaitan dengan ini catatan
pribadi setiap siswa sangat diperlukan. Pembelajaran merupakan suatu
sistem lingkungan belajar yang terdiri dari unsur: tujuan, bahan
pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru. Semua unsur atau komponen
tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi; dan semuanya berfungsi
dengan berorientasi kepada tujuan.
B. Orientasi Strategi Belajar Mengajar
      Strategi belajar mengajar berorientasi langsung kepada siswa dan guru. Gagne dan
Briggs menjelaskan orientasi strategi belajar mengajar menjadi 5 (lima) aspek:
a. Strategi pengaturan guru dan peserta didik.
          Hubungan guru dan peserta didik adalah lansung baik secara individual
maupun secara kelompok. Komunikasi belajar dapat juga dilakukan melalui
tugas mandiri dan kelompok.
b. Struktur kegiatan pengajaran.
          Struktur kegiatan pengajaran dapat bersifat intrivert dan ekstrovert.
•    Introvert adalah struktur kegiatan pengajaran yang telah ditentukan secara
ketat, baik proses yang dilalui oleh siswa maupun penilaiannya. Contoh, proses
pembelajaran yang dilakukan dalam laboratorium.
•    Ektrovert adalah kindisi pengajaran serta prosedur yang ditempuh di dalam
proses belajar mengajar tidak ditentukan terlebih dahulu melainkan di dalam
proses baru ditentukan prosedur tersebut (tidak ketat).
c. Peranan guru dan peserta didik dalam mengolah pesan.
         Dalam belajar mengajar salah satu yang hendak dicapai adalah tujuan
pembalajaran. Di dalam mencapai tujuan ini disampaikan melalui pesan yang
dikomunikasikan melalui interaksi guru-murid. Semakin komunikatif dan
interaktif. Proses belajar mengajar semakin memungkinkan optimal tercapai
tujuan pembelajaran.
Biasanya kondisi ini dapat dicapai melalui dua strategi pembalajaran yaitu:
Strategi ekspositorik (pengajaran yang menyampaikan pesan dalam keadaan
siap) dan strategi heuristik (pengajaran yang mengharuskan pengolahan oleh
peserta didik sendiri) yang biasanya dilalui dengan cara discovery dan inquiry.
d. Proses pengolahan pesan, dalam hal ini ada dua strategi yaitu:
•    Melalui proses reduksi yaitu proses pengajaran yang beranjak dari hal yang
umum menuju ke hal yang khusus.
•    Melalui proses induksi yaitu proses pengajaran yang beranjak dari hal-hal
yang khusus ke hal-hal yang umum.
e. Tujuan-tujuan belajar mengajar.
Pengklasifikasian kondisi belajar menjadi penting dalam mencapai tujuan belajar
mengajar. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan belajar mensyaratkan strategi
kondisi belajar tertentu yang aka dicapai.
Setiap guru membutuhkan kondisi balajar di dalam mencapai tujuan proses
belajar mengajarnya. Hal ini membutuhkan 5 aspek kemampuan :
1.    Keterampilan intelektual
2.    Strategi kognitif (mengatur cara berpikir)
3.    Informasi verbal
4.    Keterampilan motorik (kemampuan gerak)
5.    Sikap dan  nilai
C. Jenis Strategi Belajar Mengajar
         Berbagai jenis strategi Belajar Mengajar dapat dikelompokkan berdasarkan
berbagai pertimbangan, antara lain:
1. Atas dasar pertimbangan proses pengolahan pesan.
Strategi deduktif. Dengan strategi deduktif materi atau bahan pelajaran diolah
dari mulai yang umum, generalisasi atau rumusan, ke yang bersifat khusus atau
bagian-bagian. Bagian itu dapat berupa sifat, atribut atau ciri-ciri. Strategi.
Deduktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret
maupun konsep terdefinisi. Strategi Induktif. Dengan Strategi Induktif materi
atau bahan pelajaran diolah mulai dari yang khusus (sifat, ciri atau atribut) ke
yang umum, generalisasi atau rumusan. Strategi Induktif dapat digunakan dalam
mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi.
2. Atas dasar pertimbangan pihak pengolah pesan.
Strategi belajar mengajar ekspositorik, yaitu suatu strategi belajar mengajar yang
menyiasati agar semua aspek dari komponen pembentukkan sistem intruksional
mengarah pada penyampaian isi pelajaran kepada siswa secara langsung. Dalam
strategi ini tidak perlu mencari dan menemukan sendiri fakta, prinsi dan konsep
yang dipelajari. Semuanya telah disajikan guru secara jelas melalui aspek-aspek
dari komponen yang langsung behubungan dengan para siswa pada waktu proses
pembelajaran berlangsung. Strategi Belajar Mengajar Heuristik, yaitu suatu
strategi belajar mengajar yang mensiasati agar aspek-aspek dari komponen
pembentuk sistem intruksional mengarah pada pengaktifan siswa untuk mencari
dan menemukan sendiri fakta, prinsip dan konsep yagn mereka butuhkan.
3. Atas dasar pertimbangan pengaturan guru strategi seorang guru.
Seorang guru mengajar kepada sejumlah siswa. Strategi Pengajaran Beregu
(Team Teaching). Dengan Pengajaran Beregu, dua orang atau lebih guru
mengajar sejumlah siswa. Pengajaran Beregu dapat digunakan di dalam
mengajarkan salah satu mata pelajaran atau sejumlah mata pelajaran yang
terpusat kepada suatu topik tertentu.
D. Strategi Belajar Siswa

         Dalam bidang membelajaran, strategi dimaknai sebagai tindakan khusus yang
dilakukan oleh siswa untuk mempermudah, mempercepat, lebih menikmati, lebih
mudah memahami sendiri secara langsung, lebih efektif, dan lebih mudah ditransfer ke
dalam situasi yang baru (Oxford, 1992: 8). Tujuan utama pengenalan strategi belajar
siswa adalah untuk menghasilkan pembelajar yang dapat mengendalikan diri sendiri,
yang didefinisikan sebagai individu yang dapat: (1) secara teliti mendiaknosis suatu
situasi pembelajaran tertentu, (2) memilih salah satu atau beberapa strategi belajar
mengajar untuk memecahkan masalah/tugas belajar yang dihadapi, (3) memonitori
keefektifan strategi yang telah dipilih dan digunakannya, (4) cukup termotivasi untuk
terlibat dalam situasi pembelajaran sampai pembelajaran itu tuntas (Nur, 2000).
Dukungan teoritis untuk pengembangan strategi-strategi belajar terutama berasal dari
teori belajar kognitif dan pemrosesan informasi. Teori-teori tersebut menekankan
pentingnya pengetahuan awal dalam proses pembelajaran dan membagi pengetahuan ke
dalam tiga kategori: pengetahuan deklaratif, prosedural, dan kondisional. Pengetahuan
deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu (misalnya fakta, konsep, dan generalisasi
tentang pendapat umum), sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan
tentang bagaimana melakuka sesuatu (misalnya berpidato, berdiskusi, menulis artikel,
mengajar yang efektif). Pengetahuan kondisional adalah pengetahuan tentang kapan dan
mengapa menggunakan pengetahuan deklaratif dan prosedural tertentu.
Dalam kaitannya dengan usaha mempermudah mengolahan informasi untuk
diorganisasikan dan disimpan, digunakan berbagai strategi belajar. strategi-strategi itu
dikelompokkan menjadi empat kategori, (a) strategi pengulangan, (b) strategi elaborasi,
(c) strategi organisasi, (d) strategi metakognitif (Nur 2000).
Strategi pengulangan sederhana terdiri atas strategi pengulangan informasi secara verbal
dan dapat tersimpan di dalam memori jangka pendek dalam waktu yang cukup lama.
Strategi pengulangan kompleks terdiri atas penambahan sesuatu yang bermakna pada
pengulangan verbal, dan masuk pada memori jangka panjang.
Strategi-strategi elaborasi membantu dalam proses pengembangan makna informasi
baru dengan penambahan dengan rincian dan penemuan-penemuan hubungan. Strategi
elaborasi yang paling sering digunakan adalah analogi, catatan matriks, dan membaca
PQ4R. Strategi organisasi berfungsi meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan
pembelajaran baru dengan menerapkan struktur pengorganisasian baru pada ide-ide
sederhana dan kompleks. Strategi organisasi yang sering digunakan adalah mnemonic,
outlining, dan peta konsep.
Strategi metakognitif berhubungan dengan berpikir siswa dengan berpikirnya sendiri
dan kemampuannya untuk memonitor proses-proses kognitif.

E. Peran Guru dalam Menerapkan Strategi Belajar Mengajar


         
Bagaimana seorang guru dalam menerapkan strategi belajar mengajar itu?
Sebagai calon guru, penulis mencoba untuk mendiskripsikan bagaimana cara
menerapkan strategi belajar mengajar yang baik untuk masa yang akan datang agar
dunia pendidikan kita memiliki potensi sumber daya manusia yang ahli dan mampu
bersaing dengan dunia luar dan mengangkat harkat dan martabat bangsa, agar dunia luar
tidak hanya bisa mengatakan bahwa negara kita hanya kaya akan sumber daya alam
saja. Sebab kemajuan sebuah negara itu adalah berdasarkan tingkat pendidikan yang
dimilikinya, dan pendidikan setiap wilayah wawasan nusantara haruslah diperhatikan
bagaimana sistem dan strategi pendidikan di daerah tersebut agar sejalan dan sesuai
dengan daerah perkotaan yang telah maju.
          Dalam hal ini peran guru untuk menjalankan tugas panggilannya sangat
diperlukan. Guru harus memiliki peran-peran yang bisa membimbing dan mendukung
pola pikir anak didik agar mampu menjadi anak didik yang diharapkan seperti, Guru
yang konstruktif harus selalu inovatif untuk mengadopsi metode-metode baru untuk
memotivasi belajar anak-anak didiknya. Ia harus menempatkan anak-anak didiknya
sebagai pusat pembelajaran, artinya sejauh mana materi disampaikan bukan tergantung
guru dan kurikulumnya tetapi tergantung kepada murid-muridnya. Seorang guru hanya
sebagai fasilitator, motivator dan inspirator dari proses kegiatan belajar mengajar di
kelas, sehingga semua kualitas dari dalam diri anak-anak didiknya, akan terbuka. Semua
kreativitas terletak di dalam diri anak-anak didik, karena anak-anak didik kita memiliki
jiwa di mana terletak sumber dari segala potensi-potensinya. Karena
ketidaktahuannyalah maka kita sebagai seorang calon /guru adalah pemandu spiritual
untuk membantu memberikan pengetahuan kepada jiwa anak-anak didik kita.
Keterlibatan jiwa seorang murid dalam suatu kegiatan belajar mengajar, akan
memberikan motivasi kuat kepada mereka.
Seorang guru harus menjadi motivasi bagi anak-anak didiknya, melalui kebiasaan
membaca buku, budaya fisik dan mental ini bisa memberi contoh kepada anak-anak
didik. Karena murid-murid selalu mengikuti perilaku guru mereka. Jadi seorang guru
dapat melakukan banyak hal melalui kekuatan motivasi. Seorang guru harus menyadari
bahwa kekuatan motivasi dan menggunakannya dengan baik dimanapun.
Ada Senyum di Dalam Kelas, Senyum memainkan peran yang sangat penting, tidak
hanya dalam batas-batas sekolah, tetapi juga bahkan di dalam masyarakat pada
umumnya. Senyum adalah ekspresi cinta. Senyum adalah kekuatan dan kekuasaan
seseorang. Sekolah juga harus menjadikan senyum sebagai bagian dari kegiatan belajar
mengajar.
Seorang guru menyentuh hati anak-anak didiknya melalui daya tarik ‘senyum’. Senyum
menciptakan percaya diri anak-anak didik kita. Perkembangan kemajuan anak-anak
didik terhadap mata pelajarannya, terjadi ketika mereka mulai menyukai dan mencintai
gurunya. Bagaimana murid mau mencitai pelajarannya jika ia tidak mencintai gurunya.
Senyuman seorang guru, menciptakan getaran yang kuat pada diri anak-anak didiknya.
Anak-anak didik kita tidak merasa takut untuk mengungkapkan persoalan apa yang
terjadi dalam dirinya. Mereka tidak segan-segan lagi mengajukan pertanyaan, dan
kebebasan berpikir di dalam kelas secara otomatis terjadi, ketika senyum hadir di dalam
kelas.
Seorang guru dituntut untuk menjadi seorang teman untuk anak-anak didiknya.
Persahabatan dapat membantu kita untuk lebih memahami seorang anak. Seorang anak
didik akan mengungkapkan kesulitan/masalah hanya kepada guru yang sudah menjadi
temanya. Tetapi, jika kita sebagai guru hanya memerankan seseorang pemberi tugas
atau bahkan pemimpin sirkus untuk anak-anak didik kita, kita akan merusak kegitan
belajar mengajar mereka. Anak-anak didik kita mulai membenci kita dan
menyembunyikan segala sesuatu yang ada pada dirinya kepada kita. Anak-anak didik
kita akan mengembangkan rasa takut kepada kita. Itu sebabnya, banyak orang tua dan
guru berada dalam masalah besar, ketika semua persoalan pribadi anak-anak kita tidak
mengemuka. Anak-anak didik kita kehilangan kebebasan untuk berterus-terang
menceritakan masalahnya.
Sebenarnya ini bukan kesalahan anak-anak didik kita, tapi kesalahan kita sebagai orang
tua dan guru di sekolah, yang tidak memiliki seni ‘bagaimana untuk menjadi teman dari
anak-anak didik kita.’ Karena strategi jitu dalam proses belajar mengajar di dalam kelas
maupun di luar kelas menentukan terciptanya keoptimalan hasil belajar mangajar. Itu
yang menjadi pendapat kami mengenai cara seoarang guru menerapkan strategi belajar
mengajar di masa depan.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan  
          Berdasarkan Makalah ini penulis dapat memberi kesimpulan, bahwa pentingnya Strategi
dalam Proses Belajar Mengajar itu sangat penting untuk membangun, mendidik dan menciptakan
anak didik yang memiliki potensi dan pola pikir yang baik dan positif. Sebab bukan hal yang
mudah untuk menjadi seorang guru yang profesional dan menjalankan tugas pangilanya untuk
memberikan apa yang telah diketahui kepada siswa di kelas.
          Tanggung jawab dalam melayani siswa adalah besar dan itu yang menentukan arah
pendidikan suatu bangsa. Bukan hanya kecerdasan intelektual saja yang dibutuhkan melainkan
harus pandai dalam menyampaikan kepada peserta didik dengan metode-metode, teknik-teknik
dan strategi yang bijaksana agar proses belajar mengajar itu tidak monoton dan menyenakan bagi
siswa serta mudah dicerna dan di pahami.

B.    Saran
         Penulis menyarankan agar di dalam melakukan tugas panggilan sebagai seorang pelayan
siswa atau sering kita katakan guru haruslah cerdas dalam Intelektual, Emosional dan Spiritual
agar proses belajar mengajar itu berjalan dengan lancar. Pandai dalam menggunakan waktu,
dapat membedakan kepentingan pribadi dengan kepentingan pendidikan. Sebab kita sebagai
calon/guru sebagai alat untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang lebih baik dari pada
kita saat sekarang ini, untuk mereka di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Pengelolaan Pengajaran, Ahmad Rohani


Sulistyono, T., 2003. Modul Umum  Wawasan Pendidikan. Jakarta: PLP, Ditjen Didasmes,
Depdiknas

Anda mungkin juga menyukai