Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru bukan hanya sekadar memindahkan pengetahuan (transfer knowledge)

yang ada dalam otaknya ke dalam otak peserta didik, melainkan juga mentransfer

ranah afektif dan psikomotor yang dimilikinya kepada para peserta didiknya. Hal ini

sejalan dengan filosofi pendidikan yang dikemukakan Ki Hajar Dewantara, ing

ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Filosofi ini

bermakna bahwa guru menjadi teladan bagi peserta didiknya, membangun karsa

bersama-sama peserta didikknya, dan pendorong bagi kemajuan peserta didiknya.

Secara umum, pelaksanaan belajar mengajar diimplementasikan di sekolah

menggunakan metode pembelajaran konvensional, sehingga dipandang

mengakibatkan peserta didik kurang terlibat secara aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Akibatnya, pembelajaran yang dilakukan menjadi “kering” tanpa

“makna” yang jika dilakukan secara terus menerus akan berimbas pada kejenuhan

peserta didik. Sebagai subjek belajar, peserta didik harus dilibatkan secara giat dan

semangat dalam kegiatan pembmelajaran yang dilakukan, sehingga perlu

diterapkannya strategi belajar mengajar dalam mengoptimalkan potensi anak didik,

terutama di jenjang pendidikan dasar, seperti Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah

Ibtidaiyah (MI).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Strategi Belajar Mengajar di Madrasah Ibtidaiyah?

C. Tujuan

1. Mendeskripsikan Strategi Belajar Mengajar di Madrasah Ibtidaiyah?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Belajar Mengajar

Santiasih mendefinisikan strategi belajar mengajar sebagai rencana yang akan

dilakukan oleh guru dalam mengajarkan bahan ajar kepada peserta didik. Strategi tertuang ke

dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang kemudian diturunkan pada metode. Oleh

karena itu, guru hendaknnya dapat menentukan strategi apa yang akan diterapkan pada proses

pembelajaran yang dilakukan. Penentuan strategi ini tentunya disesuaikan dengan tingkat

perkembangan kognitif peserta didik.1

Mengutip Buku Ajar Strategi Pembelajaran karangan Akrim, dalam bidang

pembelajaran, strategi pembelajaran didefinisikan sebagai perencanaan yang mengandung

rangkaian kegiatan yang terbentuk dalam sebuah tindakan atau rangkaian kegiatan yang

terencana agar dapat meraih tujuan pendidikan tertentu.2

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah

serangkaian aktivitas yang terencana dalam penyampaian materi pembelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Strategi ini tidak hanya dijalankan oleh

siswa saja, tapi juga guru sebagai tenaga pengajar.

Hal ini dilakukan agar tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien bisa tercapai.

Selain itu, strategi pembelajaran juga tidak hanya sebatas serangkaian aktivitas yang

terencana saja, tapi juga pengaturan materi yang akan disampaikan kepada siswa. Strategi

pembelajaran atau belajar mengajar ini memiliki maksud dan tujuan, diantaranya untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, meningkatkan kemampuan berpikir

tingkat tinggi siswa, mewujudkan kegiatan belajar-mengajar yang efektif dan efisien,

1
Maksum, “Strategi Belajar Mengajar dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam.”
2
Khristiani et al., Model Pengembangan Pembelajaran Berdiferensiasi.

2
terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa belajar merupakan suatu kebutuhan

dan memperoleh hasil belajar siswa yang tinggi. Terdapat beberapa jenis strategi

pembelajaran yang dapat digunakan guru saat mengajar di kelas sebagai berikut;3

1. Strategi Pembelajaran Ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran di mana guru memiliki

peranan yang dominan, sedangkan siswa cenderung menerima dan mengikuti apa yang

disajikan oleh guru. Dalam strategi ini, proses penyampaian materi dilakukan oleh guru

secara lisan kepada siswa agar dapat memahami dan menguasai materi pelajaran secara

optimal.

Dalam strategi pembelajaran ekspositori ini, guru dapat menggunakan buku teks,

referensi atau pengalaman pribadi sebagai sumber informasinya. Media lain, seperti video

pendidikan dan alat bantu visual (diagram, contoh fisik, gambar, dan peta) juga dapat

digunakan untuk mendukung penjelasan materi agar lebih mudah dipahami peserta didik.

2. Strategi Pembelajaran Inkuiri

Berbeda dengan strategi pembelajaran ekspositori, dalam strategi pembelajaran

inkuiri, siswa memiliki peranan yang lebih aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Hal ini

sesuai dengan definisi strategi pembelajaran inkuiri itu sendiri, yaitu strategi pembelajaran

yang memberikan ruang pada siswa untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran.

Oleh karena itu, dalam strategi pembelajaran inkuiri ini siswa tidak hanya dituntut

agar dapat menguasai materi pelajaran saja, tapi juga dapat menggunakan potensi yang

dimilikinya secara maksimal.

3. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)

Selanjutnya ada strategi pembelajaran berbasis masalah yang juga bisa digunakan

guru saat mengajar di kelas. Sesuai dengan namanya, strategi ini berfokus pada proses

3
Nadya Putri Mtd et al., “Pentingnya Evaluasi Dalam Pembelajaran Dan Akibat Memanipulasinya.”

3
penyelesaian masalah dengan menggunakan cara-cara ilmiah. Permasalahan ini bisa diambil

dari buku teks, peristiwa di lingkungan sekitar, maupun peristiwa yang terjadi di masyarakat.

Strategi pembelajaran berbasis masalah ini sangat cocok digunakan bila guru ingin

siswa tidak hanya mengingat materi pelajaran, tapi juga dapat memahaminya dengan baik,

mengembangkan kemampuan menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan yang dimiliki

siswa dalam kondisi tertentu, dan mengetahui adanya perbedaan antara fakta dan pendapat

dan meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan suatu permasalahan.

4. Strategi Pembelajaran Kooperatif

Strategi pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang menempatkan

siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5 sampai 6 orang. Setiap kelompok

akan mendapatkan tugas masing-masing dari guru untuk dikerjakan bersama-sama.

Adapun tujuan dari strategi pembelajaran kooperatif ini adalah menumbuhkan rasa

tanggung jawab pada siswa, memberikan peluang yang sama kepada setiap siswa untuk

sukses dalam belajar, dan mengembangkan keterampilan sosial siswa.

5. Strategi Pembelajaran Afektif

Jenis strategi pembelajaran berikutnya adalah strategi pembelajaran afektif. Strategi

ini menekankan pada pembentukan sikap yang positif kepada siswa dengan cara

menghadapkan mereka pada situasi yang mengandung konflik atau situasi yang problematis.

Strategi pembelajaran afektif ini sangat cocok diterapkan untuk menguatkan karakter

siswa, seperti tanggung jawab, kerjasama, disiplin, komitmen, percaya diri, jujur, menghargai

pendapat orang lain, dan kemampuan mengendalikan diri.4

6. Strategi Pembelajaran Kontekstual

Strategi pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL) adalah

suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa dalam

menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan peristiwa atau


4
Hidayah, “Pembelajaran Tematik Integratif di Sekolah Dasar.”

4
permasalahan dalam kehidupan nyata. Dengan begitu, siswa dapat menerapkan materi yang

mereka pelajari di sekolah ke dalam kehidupan sehari-hari.

7. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir

Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah strategi pembelajaran

yang berfokus pada perkembangan kemampuan berpikir siswa melalui analisis fakta-fakta

atau pengalaman siswa sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan. Dengan

strategi pembelajaran ini, daya berpikir siswa akan lebih terlatih dalam menyelesaikan

permasalahan yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Tak hanya itu saja, strategi

pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir juga membantu siswa agar lebih siap dalam

menghadapi setiap permasalahan yang diajukan oleh guru.

Dalam menyusun strategi belajar mengajar di Madrasah Ibtidaiyah dapat dilakukan

dengan langkah-langkah strategis, sebagai berikut;

1. Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

Setiap strategi pembelajaran tentu memiliki tujuannya masing-masing. Maka dari itu,

sebelum memutuskan memilih strategi pembelajaran yang akan digunakan, guru perlu

mengetahui tujuan dari suatu pembelajaran. Misalnya, mengembangkan kemampuan berpikir

secara sistematis, logis, dan kritis siswa, maka strategi pembelajaran inkuiri adalah pilihan

yang tepat. Sebaliknya, jika ingin menguatkan karakter siswa, bisa menerapkan strategi

pembelajaran afektif.

2. Sesuaikan dengan gaya belajar siswa

Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Ada yang lebih mudah

memahami pelajaran jika mendengarkan penjelasan guru, tapi ada pula siswa yang lebih

mudah memahami pelajaran ketika belajar kelompok. Oleh karena itu, guru harus mengetahui

gaya belajar yang dimiliki setiap siswa sehingga bisa memilih strategi pembelajaran yang

tepat.

5
3. Perhatikan jumlah siswa

Selain gaya belajar siswa, perhatikan juga jumlah siswa yang hadir di kelas. Hal ini

dikarenakan, ada beberapa strategi pembelajaran mungkin kurang efektif jika diterapkan

dalam kelas dengan jumlah siswa yang banyak. Strategi pembelajaran afektif yang mungkin

akan membuat guru kesulitan dalam menilai sikap dan karakter siswa yang jumlahnya

banyak.

4. Alokasi Waktu

Alokasi waktu juga menjadi salah satu hal yang patut guru pertimbangkan saat

menentukan strategi pembelajaran. Pasalnya, setiap mata pelajaran memiliki alokasi waktu

masing-masing.

Pemilihan strategi yang tepat merupakan salah satu yang sangat penting dan harus

dipahami oleh pendidik, mengingat proses pembelajaran adalah proses interkasi antara guru,

peserta didik, dan lingkungan belajar. Dari sini, terlihat bahwa proses pembelajaran dapat

terjadi karena adanya interaksi antara peserta didik dan pendidik dengan lingkungannya.

6
BAB II

KESIMPULAN

Strategi belajar mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat

menggunakan beberapa metode pembelajaran. Strategi berada pada posisi konseptual

atau rancangan (plan) yang tertuang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan

metode berada pada posisi tataran praktisnya, dimana guru dapat mengaktualisasikan

rencananya ke dalam cara-cara (metode) yang dipilihnya. Dari uraian ini, disimpulkan bahwa

strategi belajar mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat menggunakan

beberapa metode seperti pemberian contoh teladan, pemberian nasihat, pembiasaan, ceramah,

tanya jawab, diskusi, dan demonstrasi. Dalam menyusun strategi belajar mengajar di

Madrasah Ibtidaiyah dapat dilakukan dalam beberapa langkah strategis, diantaranya ;

Menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, menyesuaikan dengan gaya belajar

siswa, mempeterhatikan jumlah siswa dan kecenderungan siswa dan memperhatikan alokasi

waktu pembelajaran.

7
DAFTAR PUSTAKA

Hidayah, Nurul. “Pembelajaran Tematik Integratif di Sekolah Dasar” 2 (2015).

Khristiani, Heny, Elisabeth Susan, Nina Purnamasari, Mariati Purba, Anggraeni, and Yusri
Saad. Model Pengembangan Pembelajaran Berdiferensiasi. 1st ed. Vol. 198. 198
vols. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Badan Standar, Kurikulum, dan
Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek, 2021.

Maksum, Ali. “Strategi Belajar Mengajar dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan
Agama Islam” 3, no. 1 (2019).

Nadya Putri Mtd, Muhammad Ikhsan Butarbutar, Sri Apulina Br Sinulingga, Jelita
Ramadhani Marpaung, and Rosa Marshanda Harahap. “Pentingnya Evaluasi Dalam
Pembelajaran Dan Akibat Memanipulasinya.” Dewantara : Jurnal Pendidikan Sosial
Humaniora 2, no. 1 (March 7, 2023): 249–61.
https://doi.org/10.30640/dewantara.v2i1.722.

Anda mungkin juga menyukai