Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu tugas pendidik adalah mengajar. Hal ini menyebabkan adanya
tuntutan kepada setiap pendidik untuk dapat menjawab pertanyaan tentang
bagaimana seharusnya mengajar. Dengan kata lain, setiap pendidik dituntut
untuk memiliki kompetensi mengajar. Pendidik akan memiliki kompetensi
mengajar jika, pendidik paling tidak memiliki pemahaman dan penerapan
secara taktis mengenai berbagai metode belajar mengajar serta hubungannya
dengan belajar disamping kemampuan-kemampuan lain yang menunjang.
Bertolak dan bermuara pada kebutuhan sebagai pendidik, maka makalah
ini disajikan tentang berbagai strategi, metode, media atau alat dalam proses
belajar mengajar agar mampu melaksanakan tugas utama pendidik yaitu
mengajar.
Sesuai dengan karakteristik peserta didik Sekolah Dasar dan seusianya,
metode ceramah akan menyebabkan peserta didik bersikap pasif dan tentunya
menjadi pelajaran hafalan yang membosankan. Oleh karena itu, pendidik
diharapkan mampu menguasai metodemetode yang cocok untuk pembelajaran
PKN agar peserta didik lebih tertarik terhadap pelajaran tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja strategi dalam pembelajaran PKn di MI?
2. Apa saja model dalam pembelajaran PKn di MI?
3. Apa saja media atau alat dalam pembelajaran PKn di MI?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui strategi dalam pembelajaran PKn di MI.
2. Untuk mengetahui model dalam pembelajaran PKn di MI.
3. Untuk mengetahui media atau alat dalam pembelajaran PKn di MI.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Strategi dalam Pembelajaran PKn


1. Pengertian Strategi

1
Dick dan Carey mengatakan, Strategi pembelajaran adalah
komponen umum dari suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang
akan digunakan secara bersama-sama. Menurut Seels dan Richey, strategi
pembelajaran adalah spesifikasi untuk memilih dan mengurutkan kejadian
dan aktifitas dalam pembelajaran. Dari beberapa pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh
dalam suatu sistem pembelajaran yang berupa pedoman umum dan
kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran yang
melukiskan prosedur sistematis dalam membantu usaha belajar peserta
didik, mengorganisasikan pengalaman belajar, mengatur dan merencanakan
bahan ajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.1
Sedangkan strategi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) yaitu suatu siasat atau kiat yang digunakan untuk memilih dan
mengimplementasikan segala teori, pendekatan, teknik, metode, model,
media, materi dan sumber-sumber belajar dalam proses pembelajaran
pendidikan kewarganegaraan (PKn) untuk mencapai tujuan pembelajaran
pendidikan kewarganegaraan yang telah di tetapkan.2
2. Macam-Macam Strategi Pembelajaran PKn
Pada dasarnya tidak ada strategi pembelajaran yang dipandang
paling baik, karena setiap strategi pembelajaran saling memiliki
keunggulan masing-masing. Strategi pembelajaran yang dinyatakan baik
dan tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu belum tentu baik
dan tepat digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang lain. ltulah
sebabnya, seorang pendidik diharapkan memiliki pengetahuan dan
kemampuan dalam memilih dan menerapkan berbagai strategi
pembelajaran, agar dalam melaksanakan tugasnya dapat memilih alternatif
strategi yang dirasakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Berikut ini dikemukakan berbagai strategi pembelajaran yang

1 Etin Solihatin, Strategi Pembelajaran PPKN, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hlm. 3-4.

2 Abdul Hasjmy Maridjo, Pendidikan Kewarganegaraan, (Pontianak: TP, 2009), hlm. 5.

2
dapat digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di MI.3
a. Jigsaw
Strategi ini digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi
menjadi beberapa bagian. Materi tersebut tidak harus disampaikan
secara berurutan. Strategi ini dapat melibatkan seluruh peserta didik
dalam pembelajaran dan sekaligus dapat melatih peserta didik
mengajarkan sesuatu kepada orang lain. Jigsaw adalah salah satu teknik
pembelajaran kooperatif.
b. Strategi Reading Guide (Membaca Buku Ajar)
Strategi ini diterapkan jika waktu yang tersedia untuk membahas
suatu materi sangat terbatas. Para peserta didik untuk membaca materi
yang akan dibahas dengan memberikan dan membuat kisi-kisi panduan.
c. Information Search (Mencari Informasi)
Strategi ini dapat diterapkan pada materi yang padat, monoton dan
membosankan. Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti
koran, majalah, tabloid dan sebagainya.
d. Critical Incident (Pengalaman Penting)
Strategi ini pada umumnya digunakan untuk memulai
pembelajaran. Tujuan penggunaan strategi ini adalah untuk melibatkan
peserta didik sejak awal dengan meminta peserta didik mengungkapkan
pengalaman-pengalamannya. Strategi ini juga cocok digunakan bila
tujuan pembelajarannya mengajarkan peserta didik untuk berempati
(merasakan apa yang dirasakan orang lain).
e. Seeing How It Is (Melihat Kejadian Sebenarnya)
Strategi ini dimaksudkan untuk memahami suatu kondisi tidak
lazim yang terjadi atau dihadapi seseorang. Dengan strategi ini, peserta
didik diminta membayangkan bagaimana dan apa yang dilakukan oleh
orang yang mengalami kondisi tersebut.
f. Brainstorming (Curah Gagasan)
Strategi ini merupakan langkah inventarisasi ide melalui curah
pendapat tentang topik tertentu dengan bebas tanpa seleksi.
g. Small Group Discussion (Diskusi Kelompok Kecil)

3 Wina Senjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:


Kencana Prenada Media Group, 2008), hlm. 5-19.

3
Strategi ini dimaksudkan untuk membangun kerja sama individu
dan kelompok, kecakapan analitis, dan kepekaan sosial, serta tanggung
jawab individu dalam kelompok.
h. Point Counterpoint (Adu Argumen)
Strategi ini dimaksudkan untuk merangsang diskusi, membangun
argumentasi dan memiliki pemahaman yang Iebih mendalam tentang
berbagai isu yang kompleks.
i. Active Debate (Debat Aktif)
Active debate merupakan strategi yang dapat mendorong peserta
didik untuk berpikir kritis, argumentatif dan reflektif. Strategi ini secara
aktif melibatkan semua peserta didik di dalam kelas, bukan hanya para
pelaku debatnya (presenter) saja.
j. Role Playing (Bermain Peran)
Tujuan utama dari penerapan strategi ini adalah untuk mengajarkan
peserta didik bagaimana berempati. Strategi ini dapat menstimulasi
peserta didik untuk mengasosiasikan dirinya dalam suatu peran tertentu
sehingga peserta didik lebih dapat memahami, mendalami, dan
mengerti tindakan sosial yang dilakukan oleh orang lain di lingkungan
sosial.

k. Poster Comment (Mengomentari Poster atau Gambar)


Strategi ini bertujuan untuk memberikan stimulus dan
meningkatkan kreativitas dan mendorong penghayatan peserta didik
terhadap suatu permasalahan. Dalam strategi ini peserta didik didorong
untuk bisa mengungkapkan pendapatnya secara lisan tentang suatu
poster atau gambar.
l. Concept Map/Maping (Peta Konsep)
Strategi ini menuntut daya kreativitas dan kemampuan tingkat
analisa tinggi. Dalam pelaksanaan strategi ini peserta didik diminta
membuat sintesis atau diagram dari konsep-konsep utama yang sating
berkaitan dengan memberikan tanda panah atau garis yang memiliki arti
hubungan antarkonsep tersebut. Strategi ini berasal dari psikologi
kognitif, dimana pemeroleh pemahaman yang lebih baik dan mudah

4
dengan cara mengaitkan atau menghubungkan satu konsep dengan
konsep lainnya.
B. Model dalam pembelajaran PKn
1. Pengertian Model pembelajaran
Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar
yang meliputi segala aspek sebelum dan sesudah pembelajaran yang
dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara
langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar.4
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang
akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-
tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan
pengelolaan kelas. Untuk menetapkan pendekatan pembelajaran yang
dipergunakan, guru perlu mempertimbangkan secara khusus kondisi siswa
secara keseluruhan, karena siswalah yang paling dominan dalam
menentukan keberhasilan pembelajaran.

2. Macam-Macam Model Pembelajaran PKn


Model pembelajaran (sama hal seperti namanya) adalah sebuah
Model yang tidak tabu untuk dikembangkan. Ia adalah sebuah gagasan
inti yang menunggu dan berkesempatan besar untuk berkembang. Jadi tidak
selamanya sebuah model harus dilaksanakan seperti aslinya, dengan
sentuhan kreasi dan inovasi jadilah sebuah model menjadi lebih kaya.
Berikut ini adalah model pembelajaran yang dapat dikembangkan di
Sekolah Dasar:5
a. Model Pembelajaran Induktif
Pendekatan ini dikembangkan filosof Perancis Bacon yang
menghendaki penarikan kesimpulan didasarkan atas fakta-fakta yang
kongkrit sebanyak mungkin. Semakin banyak fakta semakin mendukung
hasil simpulan.
Langkah- langkah yang bisa kita tempuh dalam model
pembelajaran dengan pendekatan induktif yaitu :

4 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), hlm. 98

5 https://journal424.wordpress.com/2013/02/10/model-pembelajaran-pkn-untuk-sekolah-dasar/,
diakses pada tanggal 4 September 2017 pada pukul 10.08.

5
1) Pemilihan Prinsip
Guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan
pendekatan induktif.
2) Pemberian Contoh
Guru menyajikan contoh khuus, yang mendukung prinsip, atau
aturan yang memungkinkan siswa memperkirakan sifat umum yang
terkandung dalam contoh.
3) Pemberian Contoh lain
Guru menyajikan bukti yang berupa contoh tambahan untuk
menunjang atau mengangkat perkiraan dan memperkuat prinsip.
4) Menyimpulkan
Guru menyimpulkan, memberi penegasan dari beberapa contoh
kemudian disimpulkan dari contoh tersebut menuju sebuah prinsip
yang hendak dicapai siswa.
b. Model Pembelajaran Deduktif
Pendekatan deduktif merupakan pendekatan yang mengutamakan
penalaran dari umum kekhusus. Langkah-langkah yang dapat kita
tempuh dalam model pembelajaran dengan pendekatan deduktif adalah
sebagai berikut:
1) Guru memilih konsep, prinsip aturan yang akan disajikan,
2) Guru menyajikan aturan, prinsip yang berifat umum, lengkap
dengan definisi dan contoh-contohnya.
3) Guru menyajikan contoh-contoh khusus agar siswa dapat
menyusun hubungan antara keadaan khusus dengan aturan prinsip
umum yang didukung oleh media yang cocok.
4) Guru menyajikan bukti- bukti untuk menunjang atau menolak
kesimpulan bahwa keadaan umum itu merupakan gambaran dari
keadaan khusus.
Dengan model-model pembelajaran tersebut diharapkan dapat
memacu kreatifitas guru dalam menentukan dan membuat pembelajaran
yang aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan. Pengembangan
materi bahan ajar pada pelajaran PKn untuk siswa Sekolah Dasar
sebaiknya mengacu pada Standar Kompetensi yang telah tercantum pada
kurikulum. Namun dalam menentukan Kompetensi Dasar dan Indikator,
guru sebaiknya tidak mengacu pada silabut yang sudah ada. Artinya guru

6
dapat merancang sendiri KD dan indikator agar dapat disesuaikan dengan
keadaan dan kemampuan siswa. Hal ini dilakukan karena karakteristik
dan keadaan siswa di masing-masing daerah tidak sama. Oleh karena itu
pengembangan KD juga harus disesuaikan dengan kondisi daerah
masing-masing.

C. Media atau Alat dalam Pembelajaran PKn


1. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti tengah, perantara atau pengantar. Media dapat diartikan sebagai
sumber belajar yang dikategorikan menjadi sumber dalam bentuk manusia
(guru atau dosen) dan sumber bukan manusia, yakni materi atau kejadian
yang membangun kondisi yang membuat para peserta didik mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Namun, dalam
pembahasan ini dapat difokuskan pada media sebagai sumber belajar bukan
manusia.6
Menurut Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association
of Education and Communication Technology/AECT) di Amerika,
membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang
untuk menyalurkan pesan atau informasi. Gagne (1970) menyatakan bahwa
media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan peserta didik yang
dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu, Briggs (1970)
berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang menyajikan pesan
serta merangsang peserta didik untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai
adalah contoh-contohnya.
Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education
Association/NEA) mengartikan media sebagai bentuk-bentuk komunikasi
baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Dalam pengertian
teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai sumber belajar merupakan
komponen dari sistem instruksional disamping pesan, orang, teknik latar dan
peralatan. Media atau bahan adalah perangkat lunak (software) yang berisi

6 Agung Eko Purwana, dkk., Pembelajaran IPS MI, (Surabaya : LAPIS-PGMI, 2009), hlm. 23.

7
pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan
mempergunakan peralatan.7
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan, dapat diambil kesimpulan
bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian peserta
didiksedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Media pembelajaran dapat diartikan sebagai media yang digunakan
dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu pendidik dalam mengajar
serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar
(peserta didik).8
2. Fungsi Media Pembelajaran PKn di MI
Berikut ini merupakan beberapa fungsi dari adanya media
pembelajaran PKn di MI.9
a. Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran.
Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu,
tetapi di lain pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu,
tetapi di lain pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu
berupa media pembelajaran.
b. Media pembelajaran sebagai sumber belajar.
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan
sebagai tempat bahan pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut
berasal. Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kaeagori,
yaitu manusia, buku perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan
media pendidikan.
3. Macam-Macam Media dalam Pembelajaran PKn
Berikut ini merupakan berbagai macam media yang dapat digunakan
dalam pembelajaran PKn, diantaranya :
a. Media Grafis.
Media grafis termasuk media visual. Media grafis berfungsi untuk
menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau

7 Arief S. Sadiman, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya,


(Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012), hlm 19

8 Nunuk Suryani, Starategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta : Ombak, 2012), hlm. 136.

9 Arief S. Sadiman, Media Pendidikan,hlm. 17-18.

8
menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila
tidak digrafiskan. Saluran yang digunakan menyangkut indera
penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-
simbol komunikasi visual.

Berikut merupakan yang termasuk ke dalam kelompok media grafis :10


1) Gambar atau Foto, harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Selain itu, ada empat syarat yang perlu dipenuhi oleh
gambar atau foto yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran, antara lain:
a) Autentik, gambar atau foto tersebut harus secara jujur
melukiskan situasi.
b) Sederhana, komposisi gambar hendaknya cukup jelas
menunjukkan point-point pokok dalam gambar.
c) Ukuran relatif, gambar atau foto dapat membesarkan atau
memperkecil objek atau benda sebenarnya. Apabila gambar atau
foto tersebut tentang benda atau obyek yang belum dikenal anak,
hendaknya dalam foto atau gambar tersebut terdapat sesuatu yang
telah dikenal.
d) Sketsa, yaitu gambar yang sederhana atau draft kasar yang
melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Sketsa selain
menarik perhatian murid, menghindari verbalisme dan dapat
memperjelas penyampaian pesan.
2) Diagram, yaitu suatu gambar sederhana yang menggunakan
garis-garis dan simbol-simbol. Diagram atau sketsa menggambarkan
struktur dari objek secara garis besar. Diagram yang baik sebagai
media pendidikan adalah :
a) Benar, digambar rapi, diberi titel, label, dan penjelasan-
penjelasan yang perlu.
b) Cukup besar dan ditempatkan secara strategis.
c) Penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang
umum, yaitu dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.

10 Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, hlm. 6-7

9
3) Bagan/Chart. Fungsi utamanya adalah menyajikan ide-ide
atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis
atau lisan secara verbal. Pesan yang disampaikan berupa ringkasan
visual suatu proses, perkembangan atau hubungan-hubungan
penting. Sebagai media yang baik, bagan haruslah :
a) Dapat dimengerti peserta didik.
b) Sederhana dan lugas, tidak rumit atau berbelit-belit.
c) Diganti pada waktu-waktu tertentu agar selain tetap up to
date juga tidak kehilangan daya tarik.
4) Grafik, yaitu gambar sederhana yang menggunakan garis,
titik, simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data
kuantitatif. Grafik digunakan untuk menjelaskan perkembangan atau
perbandingan suatu objek yang saling berhubungan. Sebagai media
pendidikan, grafik dapat dikatakan baik apabila memenuhi ketentuan
sebagai berikut : 11
a) Jelas untuk dilihat dan dibaca peserta didik.
b) Setiap grafik sebaiknya hanya menyajikan satu ide atau
pokok masalah.
c) Menggunakan warna-warna kontras dan harmonis.
d) Dibuat secara ringkas dan diberikan judul.
e) Sederhana, menarik, teliti dan mampu berbicara sendiri
(begitu peserta didik membaca, langsung mengerti maksudnya).
5) Kartun, yaitu suatu gambar inspiratif yang menggunakan
simbol- simbol untuk menyampaikan sesuatu pesan secara tepat dan
ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-
kejadian tertentu. Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan
yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar
sederhana.12
6) Poster, tidak hanya digunakan untuk menyampaikan kesan-
kesan tertentu, tetapi juga mampu mempengaruhi dan memotivasi
tingkah laku orang yang menyelidikinya.
Secara umum, poster yang baik hendaklah :
a) Sederhana.
b) Menyajikan satu ide dan untuk mencapai satu tujuan pokok.
11 Etin Solihatin, Strategi Pembelajaran PPKN, hlm.192-193.

12 Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, hlm. 45

10
c) Berwarna.
d) Slogannya ringkas dan jitu.
e) Tulisannya jelas.
f) Motif dan desain bervariasi.
7) Papan Flanel, yaitu media grafis yang efektif untuk
menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan
berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga praktis. Gambar-
gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dicopot dengan
mudah sehingga dapat dipakai berkali-kali.
8) Papan Buletin, papan ini tidak dilapisi kein flanel tetapi
langsung ditempeli gambar-gambar atau tulisan-tulisan. Fungsinya
selain untuk menerangkan sesuatu, juga untuk memberitahukan
kejadian dalam waktu tertentu. Papan buletin dibuat dari pesan-pesan
verbal tertulis seperti karangan (anak-anak), berita, dan sebagainya.
b. Media Audio
Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera
penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam
lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata atau bahasa
lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media yang dapat
dikelompokkan ke dalam media audio, diantaranya:
1) Radio, media ini dapat merangsang partisipasi aktif dari
pendengar. Siaran radio sangat cocok untuk mengajarkan musik dan
bahasa. Bahkan radio juga dapat digunakan sebagai pemberi
petunjuk mengenai apa yang harus dilakukan oleh pendidik atau
peserta didik dalam pembelajaran.
2) Alat Perekam Pita Magnetik (tape recorder), adalah salah
satu media yang memiliki peranan yang sangat penting dalam
penyampaian keakuratan sebuah informasi. Media ini dapat
merekam audio, mengulangnya dan menghapusnya. Selain itu pita
rekaman dapat diputar berulang-ulang tanpa mempengaruhi volume,
sehingga dapat menimbulkan berbagai kegiatan diskusi atau
dramatisasi.

11
c. Media Proyeksi Diam, beberapa media yang termasuk kedalam
media proyeksi diam diantaranya adalah :13
1) Film Bingkai, adalah suatu film positif baik hitam putih
ataupun berwarna yang berukuran 35 mm, dan umumnya dibingkai
dengan ukuran 2x2 inchi. Untuk melihatnya perlu ditayangkan
dengan proyektor slide.
2) Film Rangkai, hampir sama dengan film bingkai, bedanya
pada film rangkai frame atau gambar tidak memerlukan bingkai dan
merupakan rangkaian berurutan dari sebuah film atau gambar
tertentu.
3) OHT (Over Head Transparancy) adalah media visual
proyeksi, dibuat di atas bahan transparan, biasanya film acetate atau
plastik berukuran 8,5x11 inchi. Media ini memerlukan alat khusus
untuk memproyeksikannya yang dikenal dengan sebutan Over Head
Projector (OHP).
d. Media Proyeksi Gerak dan Audio Visual
Beberapa jenis media yang termasuk dalam kelompok ini adalah :14
1) Film gerak, merupakan sebuah media pembelajaran yang
sangat menarik karena mampu mengungkapkan keindahan dan fakta
bergerak dengan efek suara, gambar dan gerak, film juga dapat
diputar berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan.
2) Televisi, merupakan media menarik dan modern karena
merupakan bagian dari kebutuhan hidupnya. Televisi dapat menjadi
sebuah media pembelajaran yang menarik dalam menyampaikan
pesan-pesan pembelajaran secara audio visual dengan disertai unsur
gerak.
3) Video, pesan yang disajikan dalam media video dapat
berupa fakta maupun fiktif, dapat bersifat informatif, edukatif
maupun instruksional.
4) Multimedia, adalah sembarang kombinasi yang terdiri atas
teks, seni grafik, bunyi, animasi dan video yang diterima oleh

13 Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, hlm. 55-57.

14 Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, hlm. 58-60.

12
pengguna melalui komputer. Multimedia merupakan penggabungan
atau pengintegrasian dua atau lebih format media yang berpadu
seperti teks, grafik, animasi, dan video untuk membentuk aturan
informasi ke dalam sistem komputer.
5) Benda, benda-benda yang ada di sekitar dapat digunakan
pula sebagai media pembelajaran, baik benda asli maupun benda
tiruan atau miniatur. Benda-benda ini dapat membantu proses
pembelajaran dengan baik terutama jika metode yang digunakan
adalah metode demonstrasi atau praktek lapangan.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yaitu suatu
siasat atau kiat yang digunakan untuk memilih dan mengimplementasikan
segala teori, pendekatan, teknik, metode, model, media, materi dan sumber-
sumber belajar dalam proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn)
untuk mencapai tujuan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang telah
ditetapkan.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas
Media pembelajaran merupakan wahana penyuluhan informasi belajar atau
penyaluran pesan berupa materi ajar oleh guru kepada siswa sehingga siswa
menjadi lebih tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan.
Tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara optimal jika pemilihan
strategi dan model pembelajarannya tepat. Perlu diketaui bahwa supaya proses
belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik, dalam pelaksanaaan
pembelajaran dapat dipilih satu atau lebih model. Terdapat berbagai macam
model yang dapat menunjang pembelajaran PKn MI.
Sangat penting juga untuk mengetahui terlebih dahulu jenis-jenis media.
Namun, kiranya perlu di pahami terlebih dulu kegunaan dan proses
penggunaannya, untuk kemudian dapat anda terapkan dalam kegiatan
pembelajaran sehari-hari, terutama dalam pembelajaran PKn di MI.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, saran yang penulis dapat berikan
adalah ketika pembaca membaca makalah ini, agar dapat memahami tentang
strategi, model dan media pembelajaran PKn MI/SD. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca diantaranya :

14
1. Guru MI/SD, untuk pedoman dalam penggunaan strategi, model
dan media pembelajaran PKn.
2. Mahasiswa atau mahasiswi calon guru MI/SD, untuk bahan tagas
mata kuliah pembelajaran PKn MI/SD.
3. Masyarakat, agar bisa dijadikan acuan tentang strategi, model dan
media dalam pembelajaran MI/SD maupun hal lainnya, di kehidupan sehari-
hari.

DAFTAR PUSTAKA

15
Harjanto. 2008. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Hasjmy Maridjo, Abdul. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Pontianak : TP
https://journal424.wordpress.com/2013/02/10/model-pembelajaran-pkn-untuk-
sekolah-dasar/, diakses pada tanggal 4 September 2017 pada pukul 10.08
Purwana, Agung Eko, dkk. 2009. Pembelajaran IPS MI. Surabaya : LAPIS-PGMI
Sadiman, Arief S. 2012. Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta : PT Raja Grafindo
Suryani, Nunuk. 2012. Starategi Belajar Mengajar. Yogyakarta : Ombak
Senjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Soihatin, Etin. 2013. Strategi Pembelajaran PPKN. Jakarta : PT Bumi Aksara

16

Anda mungkin juga menyukai