Anda di halaman 1dari 13

Nama : Muhammad Ihsan

Nim : 19004063

A. Pengertian klasifikasi strategi pembelajaran


Klasifikasi strategi pembelajaran adalah pengelompokkan strategi
pembelajaran berdasarkan segi-segi yang sejenis yang terdapat dalam setiap strategi
pembelajaran.
Strategi dapat diklasifikasikan menjadi lima yaitu:
1. Strategi pembelajaran langsung
Strategi pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang banyak diarahkan
oleh guru. Strategi ini efektif untuk menentukan informasi atau membangun
keterampilan tahap demi tahap. Pembelajaran langsung biasanya bersifat deduktif.
Kelebihan strategi ini adalah mudah untuk direncanakan dan digunakan,
sedangkan kelemahan utamanya dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan,
proses-proses dan sikap yang diperlukan untuk pemikiran kritis dan hubungan
interpersonal serta belajar kelompok. Agar peserta didik dapat mengembangkan sikap
dan pemikiran kritis, strategi pembelajaran langsung perlu dikombinasikan dengan
strategi pembelajaran yang lain.

2. Strategi pembelajaran tak langsung


Strategi pembelajaran tak langsung sering disebut inkuiri, induktif, pemecahan
masalah, pengambilan keputusan dan penemuan. Berlawanan dengan strategi
pembelajaran langsung, pembelajaran tak langsung umumnya berpusat pada peserta
didik, meskipun dua strategi tersebut dapat saling melengkapi. Peranan guru bergeser
dari seorang penceramah menjadi fasilitator. Guru mengelola lingkungan belajar dan
memberikan kesempatan peserta didik untuk terlibat.
Kelebihan dari strategi ini antara lain:
a. Mendorong ketertarikan dan keingintahuan peserta didik.
b. Menciptakan alternatif dan menyelesaikan masalah.
c. Mendorong kreatifitas dan pengembangan keterampilan interpersonal dan
kemampuan yang lain.
d. Pemahaman yang lebih baik.
e. Mengekspresikan pemahaman.
Sedangkan kekurangan dari pembelajaran ini adalah memerlukan waktu panjang,
outcome sulit diprediksi. Strategi pembelajaran ini juga tidak cocok apabila peserta
didik perlu mengingat materi dengan cepat.

3. Strategi pembelajarn interaktif


Pembelajaran interaktif menekankan pada diskusi dan sharing diantara peserta
didik. Diskusi dan shari ng memberi kesempatan peserta didik untuk bereaksi
terhadap gagasan, pengalaman, pendekatan dan pengetahuan guru atau temannya dan
untuk membangun cara alternatif untuk berfikir dan merasakan.

Kelebihan strategi ini antara lain:


a. Peserta didik dapat belajar dari temannya dan guru untuk membangun
keterampilan sosial dan kemampuan-kemampuan.
b. Mengorganisasikan pemikiran dan membangun argumen yang rsional.

Strategi pembelajaran interaktif memungkinkan untuk menjangkau kelompok-


kelompok dan metode-metode interaktif.
Kekurangan dari strategi ini sangat bergantung pada kecakapan guru dalam
menyusun dan mengembangkan dinamika kelompok.

4. Strategi pembelajaran empirik (experiential)


Pembelajaran empirik berorientasi pada kegiatan induktif, berpusat pada peserta
didik, dan berbasis aktivitas. Refleksi pribadi tentang pengalaman dan formulasi
perencanaan menuju penerapan pada konteks yang lain merupakan faktor kritis dalam
pembelajaran empirik yang efektif.
Kelebihan dari strategi ini antara lain:
a. Meningkatkan pastisipasi peserta didik.
b. Meningkatkan sifat kritis perserta didik.
c. Meningkatkan analisis peserta didik, dapat menerapkan pembelajaran pada
situasi yang lain.

Sedangkan kekurangan dari strategi ini adalah penekanan hanyabpada proses


bukan pada hasil, keamanan siswa, biaya yang mahal, dan memerlukan waktu yang
panjang.
5. Strategi pembelajarn mandiri
Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk
membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri. Fokusnya adalah
pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik dengan bantuan guru. Belajar
mandiri juga bisa dilakukan dengan teman atau sebagai bagian kelompok kecil.
Kelebihan dari pembelajaran ini adalah membentuk peserta didik yang mandiri
dan bertanggung jawab. Sedangkan kekurangannya adalah peserta MI belum dewasa,
sehingga sulit menggunakan pembelajaran mandiri.

B. Komponen Strategi Pembelajaran

Proses pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang satu sam lain saling
berinteraksi. Komponen-komponen tersebut antara lain:
1. Tujuan
Tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pembelajaran.
Mau dibawa kemana siswa, apa yang harus dimiliki oleh siswa, semuanya tergantung
pada tujuan yang ingin dicapai. Jika diibaratkan, tujuan sama dengan komponen
jantung pada sistem tubuh manusia. Oleh karenanya, tujuan merupakan komponen
yang pertama dan utama.
Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran adalah suatu cita-cita yang bernilai
normatif. Dengan perkataan lain, dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus
ditanamkan kepada anak didik. Nilai-nilai itu nantinya akan mewarnai cara anak didik
bersikap dan berbuat dalam lingkungan sosilnya, baik disekolah maupun diluar
sekolah.
Menurut Ny.Dr.Rroestiyah, N.K (1989:44) mengatakan bahwa suatu tujuan
pengajaran adalah deskripsi tentang penampilan murid-murid yang kita harapkan
setelah mereka mempelajarai bahan pelajaran yang kita ajarkan. Suatu tujuan
pengajaran mengatakan suatu hasil yang kita harapkan dari pengajaran itu dan bukan
sekedar suatu proses dari pengajaran itu sendiri.

2. Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran adalah komponen kedua dalam sistem pembelajaran. Dalam
konteks tertentu, bahan pelajaran merupakan inti dalam proses pembelajaran. Artinya,
sering terjadi proses pembelajaran diartikan sebagai proses penyampaian materi.
Ada dua persoalan dalam penguasaan bahan pelajaran, yakni penguasaan bahan
pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap. Penguasan bahan pelajaran pokok
adalah bahan pelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegang oleh guru sesuai
dengan profesinya. Sedangkan bahan pelajaran pelengkap adalah bahan pelajaran
yang dapat membuka wawasan seorang guru agar dalam mengajar dapat menunjang
penyampaian bahan pelajaran pokok. Pemakaian bahan pelajaran pelengkap ini harus
disesuaikan dengan bahan pelajaran pokok yang dipegang agar dapat memberikan
motivasi kepada sebagian besar atau semua anak didik.
Menurut (kemp, 1977) bahan pelajaran umumnya merupakan gabungan antara
jenis materi yang berbentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam isi
pelajaran ini terlihat masing-masing jenis pelajaran sudah memrlukan strategi
penyampaian yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam menentukan strategi
pembelajaran, guru harus terlebih dahulu memahami jenis bahan pelajaran yang akan
disampaikan agar diperoleh strategi pembelajaran yang sesuai.

3. Kegiatan Belajar Mengajar


Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu
yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam
kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran, kegiatan
belajar mengajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat
dicapai.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik terlibat dalam sebuah
interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu anak
didiklah yang lebih aktif, bukan guru. Guru hanya berperan sebagai motivator dan
fasilitator. Inilah sistem pengajaran yang dikehendaki dalam pengajaran dengan
pendekatan CBSA (cara belajar siswa aktif) dalam pendidikan modern. Kegiatan
belajar mengajar pendekatan CBSA menghendaki aktivitas anak didik seoptimal
mungkin. Keaktifan anak didik menyangkut kegiatan fisik dan mental. Aktivitas anak
didik bukan hanya secara individual, tetapi juga dalam kelompok sosial. Aktivitas
anak didik dalam kelompok sosial akan membuahkan interaksi dalam kelompok.
Interaksi dikatakan maksimal apabila interaksi itu terjadi antara guru dengan semua
anak didik, antara anak dengan guru, dan antara anak didik dengan anak didik dalam
rangka bersama-sama mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru sebaiknya memperhatikan perbedaan
individual anak didik, yaitu pada aspek biologis, intelektual dan psikologis. Kerangka
berpikir demikian dimaksudkan agar guru mudah dalam melakukan pendekatan
kepada setiap anak didik secara individual. Pemahaman terhadap ketiga aspek
tersebut akan merapatkan hubungan guru dengan anak didik, sehingga memudahkan
melakukan pendekatan dalam mengajar.

4. Metode
Metode adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan pesan
pembelajaran kepada peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran dan
komponen yang juga mempunyai fungsi yang sangat menentukan.
Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh komponen ini.bagaimanapun
lengkap dan jelasnya komponin lain, tanpa dapat di implementasikan melalaui metode
yang tepat, maka komponen-komponen tersebut tidak akan memeliki makna dalam
proses pencapaian tentujuan. Oleh karna itu setiap guru perlu memahami secara baik
peran dan fungsi metode dan strategi dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Dalam
kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan satu metode, tetapi guru
sebaiknya menggunakan metode yang berfariasi agar jalalnnya pengajaran tidak
membosankan, tetapi menarik perhatian anak didik. Tetapi juga penggunaan metode
yang berfariasi tidak akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila
pengginaannya tidak tepat.

5. Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan
pengajaran, alat mempunyai fungsi yaitu alat sebagai perlengkapan, alat sebagai
pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan.
Alat dapat dibagi menjadi dua macam, yatu alat dan alat pembantu pengajaran.
Yang dimaksud dengan alat adalah berupa suruhan, perintah, larangan, dll sedangkan
alat bantu pengajaran adalah berupa globe, papan tulis, batu tulis, batu
kapur, gambar, diagram, slide, video dan sebagainya. Alat bantu pengajaran dapat
juga dikatakan sebagai media. Hal-hal yang harus di pertimbangkan dalam memilih
media adalah:
a. Ketepatan dengan tujuan pembelajaran.
b. Dukungan terhadap isi pelajaran.
c. Kemudahan memperolah media.
d. Keterampilan guru dalam menggunakannya
e. Ketersediaan waktu menggunakannya
f. Sesuai dengan taraf berfikir siswa.

6. Sumber pelajaran
Belajar mengajar telah diketahui bukanlah berproses dalam kehampaan, tetapi
berproses dalam kemaknaan, didalamnya ada sejumlah nilai yang disampaikan kepada
anak didik. Nilai-nilai tidak datang dengan sendirinya tetapi terambil dari berbagai
sumber guna dipakai dalam proses belajar mengajar. Jadi menurut ( Drs.Udin sari
winataputra,M.A dan Drs.Rustana adiwinata, 1991:165 ) yang dimaksud dengan
sumber bahan belajar adalah segala sesuatu yang dapat di pergunakan sebagai tempat
di mana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang. Denga
demikian, sumber belajar itu merupakan bahan/materi untuk menambah ilmu
pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi sipelajar. Sebab pada hakikatnya
belajar adalah untuk mendapatkan hal-hal baru ( perubahan ). Dalam mengemukakan
sumber belajar ini para ahli sepakat bahawa segala sesuatu dapat di pergunakan
sebagai sumber belajar sesuai dengan kepentingan guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Macam-macam sumber sumber belajar sebagai berikut:
a. Manusia ( dalam keluarga,sekolah,dan masyarakat ).
b. Buku,perpustakaan,bahan materi
c. Media masa
d. Alam lingkungan
e. Alat pengajaran atau perlengkapan
f. Museum
g. Aktifitas yang meliputi: pengajaran berprogram,simulasi,karya
wisata,sistem pengajaran modul.
7. Evaluasi
Evaluasi merupakan komponen terahir dalam sistem proses pembelajaran.
Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses
pembelajaran, tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas kenerjanya
dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui evaluasi kita dapat melihat kekurangan
dalam pemanfaatn berbagai kompone sistem pembelajara.
Pengertian dari evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas luasnya,
sedalalm dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna mengetahi
sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan
kemampuan belajar. Dari pengertian itu, tujuan evaluasi dapat dilihat dari 2 segi yaitu:
a. Tujuan umum
1) Mengumpulkan data data yang membuktikan taraf kemajuan murid
dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
2) Memungkinkan pendidik/guru menilai aktivitas /pengalaman yang
didapat.
3) Menilai metode mengajar yang dipergunakan

b. Tujuan khusus
1) Merangsang kegiatan siswa
2) Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan
3) Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan,
perkembangan dan bakat siswa yang bersangkutan
4) Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yang
diperlukan orang tua dan lembaga pendidikan
5) Untuk memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metode
mengajar

Evaluasi dapat memberikan manfaat bagi guru dan siswa, maka evaluasi
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk
memperbaiki proses belajar mengajar, serta mengadakan perbaikan program
bagi murid
b. Untuk memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil belajar dari
setiap murid
c. Untuk menentukan murid didalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai
dengan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh murid
d. Untuk mengenal latar belakang murid yang mengalami kesulitan-kesulitan
belajar yang timbul.

Evaluasi sebagai alat untuk melihat keberhasilan pencapaian tujuan dapat


dikelompokkan kedalam dua jenis yaitu:
a. Tes
1) Digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif
atau tingkat penguasaan materi pembelajaran
2) Tes harus memiliki dua kriteria yaitu kriteria validitas dan kriteria
reliabilitas
3) Tes hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes kelompok dan tes
individual

b. Non tes
1) Alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai aspek tingkah laku
termasuk sikap, minat dan motivasi
2) Jenis-jenis non tes: observasi, wawancara, studi kasus, skala sikap.[2]

C. Hubungan Masing-Masing Komponen Pembelajaran

Dari semua komponen pembelajaran, antara komponen yang satu dengan yang
lain memiliki hubungan saling keterkaitan. Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan
pendidikan di lapangan, sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan
pendidikan. Tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum, guru juga sebagai
pengembang kurikulum. Bagi guru, memahami kurikulum merupakan suatu hal yang
mutlak. Setelah guru mempelajari kurikulum yang berlaku, selanjutnya membuat
suatu desain pembelajaran dengan mempertimbangkan kemampuan awal siswa
(entering behavior), tujuan yang hendak dicapai, teori belajar dan pembelajaran,
karakteristik bahan yang akan diajarkan, metode dan media atau sumber belajar yang
akan digunakan, dan unsur-unsur lainnya sebagai penunjang. Setelah desain dibuat,
kemudian KBM atau pembelajaran dilakukan. Dalam hal ini ada dua kegiatan utama,
yaitu guru bertindak mengajar dan siswa bertindak belajar. Kedua kegiatan tersebut
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Pada akhirnya
implementasi pembelajaran itu akan menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil ini akan
memberikan dampak bagi guru dan siswa. Bagi setiap guru, dituntut untuk memehami
masing-masing metode secara baik.
Dengan pemilihan dan penggunaan metode yang tepat untuk setiap unit materi
pelajaran yang diberikan kepada siswa,maka akan meningkatkan proses interaksi
belajar-mengajar. Siswa juga akan memperoleh hasil belajar yang efektif dan
mendapatkan kesempatan belajar yang seluas-luasnya. Jika ada salah satu komponen
pembelajaran yang bermasalah, maka proses belajar-mengajar tidak dapat berjalan
baik .

D. Fungsi Masing-Masing Komponen Pembelajaran

Meskipun hubungan masing-masing komponen pembelajaran sangatlah


berkaitan, tetapi setiap komponen memiliki fungsi tersendiri, antara lain :
1. Fungsi Kurikulum
a. Alat untuk mencapai tujuan pendidikan
b. Bagi kepala sekolah, kurikulum merupakan barometer atau alat pengukur
keberhasilan program pendidikan di sekolah yang dipimpinnya.
c. Dapat dijadikan sebagai pedoman, patokan atau ukuran dalam menetapkan
bagian mana yang memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha
pelaksanaan kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan.

2. Fungsi Guru
a. Sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-peran yang berkaitan
dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas
pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan
dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-
aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat.

b. Sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap anak mengharapkan guru
mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah
laku pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai
dengan noma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara.
Karena nilai nilai dasar negara dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka
tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh nilai-nilai Pancasila.

c. Sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar. Setiap guru


harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar
fungsi sekolah seperti persiapan perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil
belajar yang berupa tingkah laku pribadi dan spiritual dan memilih pekerjaan
di masyarakat.

d. Sebagai pelajar (leamer). Seorang guru dituntut untuk selalu menambah


pengetahuan dan keterampilan supaya pengetahuan dan keterampilan yang
dirnilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang
dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan
pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun
tugas kemanusiaan.

e. Sebagai administrator. Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan


pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan
pengajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara
administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar
mengajar perlu diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang
dikerjakan seperti membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan
sebagainya merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah
melaksanakan tugasnya dengan baik.
3. Fungsi Siswa
a. Sebagai objek, siswa yang menerima pelajaran .
b. Sebagai subjek, siswa ikut menentukan hasil belajar.

4. Fungsi Metode
a. Untuk mempermudah dan memperlancar proses belajarmengajar
b. Membantu guru dalam menjelaskan berbagai macam materi kepada siswa.
c. Membuat siswa menjadi aktif, berani dan mandiri.

5. Fungsi Materi
a. Sebagai bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran.
b. Menambah dan memperluas pengetahuan siswa.
c. Menjadi dasar pengetahuan kepada siswa untuk pembelajaran lebih lanjut
d. Sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan belajar .
e. Membangun kemampuan untuk melakukan asesmen-diri atas hasil
pembelajaran yang dicapai.

6. Fungsi Media
a. Fungsi edukatif : dapat memberika pengaruh baik yang mengandung
nilai-nilai pendidikan, memperlancar interaksi antara guru dengan siswa
sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien.
b. Fungsi sosial : hubungan antara pribadi anak dapat terjalin baik.
c. Fungsi ekonomis : Efisiensi dalam waktu dan tenaga, dengan satu
macam alat media, pendidikan sudah dapat dinikmati oleh sejumlah anak
didik dan bisa dipergunakan sepanjang waktu.
d. Fungsi Seni : dengan adanya media pendidikan, kita bisa mengenalkan
bermacam-macam hasil budaya manusia.

7. Fungsi Evaluasi
a. Mengetahui kemajuan kemampuan belajar siswa
b. Mengetahui penguasaan, kekuatan dan kelemahan seorang
c. siswa dalam mendalami pelajaran.
d. Mengetahui efisiensi metode belajar yang digunakan
e. Memberi laporan kepada siswa dan orangtua
f. Sebagai alat motivasi belajar-mengajar
g. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan penyaluran
h. anak pada suatu pekerjaan.
Kesimpulan
Komponen pembelajaran adalah kumpulan dari beberapa item yang saling
berhubungan satu sama lain yang merupakan hal penting dalam proses belajar
mengajar. Dari semua komponen pembelajaran, antara komponen yang satu dengan
yang lain memiliki hubungan saling keterkaitan. Guru sebagai ujung tombak
pelaksanaan pendidikan di lapangan, sangat menentukan keberhasilan dalam
mencapai tujuan pendidikan. Bagi setiap guru, dituntut untuk memehami masing-
masing metode secara baik. Dengan pemilihan dan penggunaan metode yang tepat
untuk setiap unit materi pelajaran yang diberikan kepada siswa,maka akan
meningkatkan proses interaksi belajar-mengajar. Jika ada salah satu komponen
pembelajaran yang bermasalah, maka proses belajarmengajar tidak dapat berjalan
baik.

DAFTAR PUSTAKA

Sugandi, Achmad. 2005. Teori Pembelajaran. Semarang : UNNES Press.


Syah, Muhibin. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya

Sanjaya,Wina. 2011. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis


Kompetensi.
Jakarta : kencana.

www.mediapustaka.com/2014/06/klasifikasi-strategi-pembelajaran.html.
https://sites.google.com/site/pendidikansekitar kita/komponen-strategi-pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai