Anda di halaman 1dari 64

MODUL 1

HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN

Kegiatan belajar 1
Konsep dan prinsip belajar dan pembelajaran
1. Belajar memiliki tiga atribut pokok ialah :
a. Belajar merupakan proses mental dan emosional atau aktivitas pikiran dan perasaan.
b. Hasil belajar berupa perubahan perilaku, baik yang menyangkut kognitif,
psikomotorik, maupun afektif.
c. Belajar adalah mengalami, baik mengalami secara langsung maupun mengalami
secara tidak langsung (melalui media). Dengan kata lain belajar terjadi di dalam
interaksi dengan lingkungan. (lingkungan fisik dan lingkungan sosial).

2. Supaya belajar terjadi secarta efektif perlu diperhatikan beberapa prinsip antara lain:
a. Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, baik motivasi intrinsik
maupun motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik dinilai lebih baik, karena berkaitan
langsung dengan tujuan  pembelajaran itu sendiri.
b. Perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannya dengan
motivasi. Untuk pemusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran bisa didasarkan
terhadap diri siswa itu sendiri dan atau terhadap situasi pembelajarannya.
c. Aktivitas. Belajar itu sendiri adalah aktivitas. Bila fikiran dan perasaan siswa tidak
terlibat aktif dalam situasi pembelajaran, pada hakikatnya siswa tersebut tidak
belajar. Penggunaan metode dan media yang bervariasi dapat merangsang siswa
lebih aktif belajar.
d. Umpan balik di dalam belajar sangat penting, supaya siswa segera menge-tahui
benar tidaknya pekerjaan yang ia lakukan. Umpan balik dari guru sebaiknya yang
mampu menyadarkan siswa terhadap kesalahan mereka dan meningkatkan
pemahaman siswa akan pelajaran tersebut.
e. Perbedaan individual adalah individu tersendiri yang memiliki perbedaan dari yang
lain. Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai dengan
hakikat mereka masing-masing. Berkaitan dengan ini catatan pribadi setiap siswa
sangat diperlukan.
3.   Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari unsur: tujuan,
bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru. 
Semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi; dan semuanya
berfungsi dengan berorientasi kepada tujuan Variabel Strategi Belajar Mengajar

Kegiatan belajar 2
 Perbedaan pendekatan,strategi,metode dan teknik pembelajaran
1. Pendekatan strtegi, metode dan teknik pembelajaran pada hakikatnya tidak dapat di
pisahkan. Ke empat istilah tersebut merupakan satu kesatuan dalam pembelajaran.
2. Pendekatan strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang akan dan atau sedang di
gunakan dapat di ketahui dari langkah langkh pembelajaran yang telah tersusun atau
sedang terjadi.
3. Pendekatan epmbelajaran adalah cara umum dalam memandang pembelajaran
4. Strategi pembelajaran adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala sumber belajar
yang di miliki dan yang dapat di kerahkan untuk mencapai tujuan pembelajran yang telah
di tetapkan.
5. Metode mengajar adalah berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai
sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
6. Teknik pembelajaran mengambarkan langkah langkah menggunakan metode mengajar,
yang sifat lebih opersional.
7. Faktor faktor yang perlu di perhatikan dalam penentu teknik pembelajaran diantaranya
adalah kemampuan dan kebiasaan guru ketersedian sarana dan waktu , serta kesiapan
siswa.

Kegiatan belajar 3
 Faktor faktor penentu dalam pemilihan strategi dan pembelajaran
1. faktor faktor yang perlu di pertimbangkan dalam dalam memilih strategi pembelajaran
ialah tujuan pembelajaran, jenis dan tingkat kesulitan materi pelajarn, sarana, waktu yang
tersedia,  siswa, dan guru.
2. Gagne mengklasifikasi hasil hasil belajr atau tujuan pembelajaran kedalam lima jenis
tujuan belajar sebagai berikut.
a. Ketrampilan intlektual dengan tahapan tahapannya :
(1) Kemampuan membedakan ( diskriminasi )
(2)  Kemampuan mengenal konsep konkret
(3) Kemampuan memahami konsep terdefinisi
(4) Kemampuan meggunakan aturan, rumus hukum dalili prinsip
(5)  Kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan berbagai aturan

b. Strategi kognitif yaitu kemampuan memilih dan mengubah cara – cara memberikan
perhatian , belajar mengingat dan berfikir
c. Informasi verbal yaitu menyimpan nama / label fakta, dan pengetahuan dalam ingatan
d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan kegiatan – kegiatan fisik
e. Sikap yaitu kemampuan menampilakn prilaku yang bermuatan nilai nilai

3. Setiap jenis tujuan pembelajaran menurutperoses pembentukan yang berbeda tujuan yang
bersifat penguasaan pengetahuan menuntut kegiatan pengkajian. Tujuan yang bersifat
penguasaan keterampilan menutut kegiatan berlatih. Sementara itu, tujuan yang bersifat
sikap dan nilai menuntut kegiatan penghayatan terhadap sikap dan nilai yang di harapkan
di kuasai.
4.  Yang perlu di pertimbangkan dari faktor siswa di dalam memilih strategi pembelajaran,
antara lain :
a. Siswa sebagai pribadi tersendiri memiliki perbedaan dari siswa lain
b. Jumlah siswa yang mengikuti pelajaran
c. Faktor fasilitas, ruang dan waktu yang perlu di pertimbangkan dalam memilih strategi
pembeljaran ialah:
(1) Jumlah karakteristis alat pembelajaran dan peraga
(2) Jumlah karakteristik sumber pembelajaran ( bahan cetakan dan lingkungkungan )
(3) Ketersediaan ruangan yang di butuhkan
(4) Jumlah waktu yang tersedia
(5) Faktor guru yang akan mempengaruhi penggunaan strategi pembelajaran ialah
kemampuan menguasai bahan pelajaran dan kemampuan mempelajarkan siswa

Kegiatan belajar 4
Berbagai jenis strategi pembelajaran
1. Atas dasar pertimbangan proses pengolahan pesan.
a. Strategi Deduktif. Dengan Strategi Deduktif materi atau bahan pelajaran diolah dari
mulai yang umum, generalisasi atau rumusan, ke yang bersifat khusus atau bagian-
bagian. Bagian itu dapat berupa sifat, atribut atau ciri-ciri. Strategi 
Deduktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun
konsep terdefinisi
b. Strategi Induktif. Dengan Strategi Induktif materi atau bahan pelajaran diolah mulai
dari yang khusus (sifat, ciri atau atribut) ke yang umum, generalisasi atau rumusan.
Strategi Induktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret
maupun konsep terdefinisi.
2. Atas dasar pertimbangan pihak pengolah pesan.
a. Strategi Ekspositorik. Dengan Strategi Ekspositorik bahan atau materi pelajaran
diolah oleh guru. Siswa tinggal “terima jadi” dari guru. Dengan Strategi Ekspositorik
guru yang mencari dan mengolah bahan pelajaran, yang kemudian menyampaikannya
kepada siswa. Strategi Ekspositorik dapat digunakan di dalam mengajarkan berbagai
materi pelajaran, kecuali yang sifatnya pemecahan masalah.
b. Strategi Heuristik. Dengan Strategi Heuristik bahan atau materi pelajaran diolah oleh
siswa. 
c. Siswa yang aktif mencari dan mengolah bahan pelajaran. Guru sebagai fasilitator
memberikan dorongan, arahan, dan bimbingan. Strategi Heuristik dapat digunakan
untuk mengajarkan berbagai materi pelajaran termasuk pemecahan masalah. Dengan
Strategi Heuristik diharapkan siswa bukan hanya paham dan mampu melakukan suatu
pekerjaan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, akan tetapi juga
akan terbentuk sikap-sikap positif, seperti: kritis, kreatif, inovatif, mandiri, terbuka.
Strategi Heuristik terbagai atas Diskoperi dan Inkuiri
3. Atas Dasar Pertimbangan Pengaturan Guru
a. Strategi Seorang Guru. Seorang guru mengajar kepada sejumlah siswa
b. Strategi Pengajaran Beregu (Team Teaching). Dengan Pengajaran Beregu, dua orang
atau lebih guru mengajar sejumlah siswa. 
Pengajaran Beregu dapat digunakan di dalam mengajarkan salah satu mata pelajaran atau
sejumlah mata pelajaran yang terpusat kepada suatu topik tertentu.

4. Atas Dasar Pertimbangan Jumlah Siswa


a. Strategi Klasikal
b. Strategi Kelompok Kecil
c. Strategi Individual.

5. Atas Dasar Pertimbangan Interaksi Guru dengan Siswa. 


a. Strategi Tatap Muka. Akan lebih baik dengan menggunakan alat peraga. 
b. Strategi Pengajaran Melalui Media. Guru tidak langsung kontak dengan siswa, akan
tetapi guru “mewakilkan” kepada media. Siswa berinteraksi dengan media.
MODUL 2
PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

            Dalam Modul ini, Anda akan mempelajari karakteristik belajar siswa Sekolah Dasar.
Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda mampu :
a. menjelaskan pengertian belajar;
b. menjelaskan hakikat belajar;
c. mengidentifikasi karakteristik belajar di Sekolah Dasar;
d. menjelaskan tahapan perkembangan anak Sekolah Dasar;
e. menjelaskan kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar.

            Agar proses belajar efektif, guru harus memahami bahwa tugas dan peranannya dalam
mengajar harus berfungsi sebagai pembimbing, fasilitator, dan nara sumber atau pemberi
informasi. Proses belajar bergantung pada pandangan guru terhadap makna belajar, karena
semua aktivitas siswa dalam belajar selalu berdasaran skenario yang dikembangkan oleh
guru. Pandangan guru terhadap belajar selalu berkaitan dengan makna dan operasionalisasi
tugas mengajar. Pandangan mengajar yang dianggap paling sesuai dengan kebutuhan dan
hakikat belajar saat ini adalah bahwa mengajar merupakan suatu proses membimbing,
memberikan informasi dan mengatur lingkungan sehingga terjadi proses belajar yang efektif.
            Untuk membantu Anda mendapatkan semua kemampuan tersebut, dalam modul ini
akan disajikan pembahasan dan contoh mengenai :
a. pengertian belajar;
b. karakteristik belajar di Sekolah Dasar;
c. tahapan perkembangan anak Sekolah Dasar;
d. kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar.

Kegiatan Belajar 1
Pengertian Belajar
Untuk mencapai target kurikulum yang telah ditetapkan, guru harus berupaya
menerapkan kurikulum secara maksimal dan efektif. Kegiatan yang paling menentukan
dalam keberhasilan penerapan kurikulum adalah proses pembelajaran atau kegiatan belajar.
Belajar merupakan suatu proses yang harus ditempuh siswa, tetapi esensi dan hakikatnya
harus dipahami oleh guru agar dalam pelaksanaannya guru dapat mengelola dan
membinmbing proses pembelajaran sesuai dengan kaidah-kaidah belajar yang efektif. Di
samping itu, guru akan dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang optimal dalam
rangka mendukung proses guna mencapai hasil belajar yang diharapkan. Oleh karena itu,
guru perlu belajar memahami hakikat belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dan ciri-ciri perubahan yang disebabkan oleh belajar.

A. Pengertian Belajar
Pendapat modern yang muncul pada abad 19 menganggap bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku (a change in behavior). Ernest R. Hilgard (1948) menyatakan bahwa
learning is the process by which an activity or is changed through training procedures
(whether in the laboratory or in the natural environment) as distinguished from changes by
factors not atrisutable to training. Jadi, belajar merupakan proses perubahan tingkah laku
yang diperoleh melalui latihan dan perubahan itu disebabkan karena ada dukungan dari
lingkungan yang positif yang menyebabkan terjadinya interaksi edukatif. Perubahan tersebut
terjadi secara menyeluruh meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Pendapat lain mengemukakan bahwa belajar adalah proses pengalaman (learning is
experience), artinya belajar itu suatu proses interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Dalam interaksi tersebut terjadi prose mental, intelektual, dan emosional yang pada akhirnya
menjadi suatu sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimilikinya.
Contohnya adalah seseorang yang belajar badminton. Ia akan melakukan latihan
mengayunkan raket dengan cara memegang yang benar, menepuk bola, backhand dan
forehand yang merupakan pengalaman belajar. Pengalaman belajar lainnya meliputi :
a. Bagaimana cara-cara ia menentukan arah pukulan? Dalam hal ini ia (yang dilatih)
harus berpikir, berkonsentrasi, dan memvisualisasikan diri ke dalam perbuatan dan
mencobakannya ke dalam bentuk latihan.
b. Bagaimana cara-cara ia belajar menerima kritikan atas kesalahan-kesalahan yang
dilakukannya? Ia akan mengontrol perasaan, dan kemudian melakukan perbaikan-
perbaikan sesuai isi kritik yang diberikan padanya.
c. Bagaimana ia memperoleh pemahaman prinsip dan sikap yang dibutuhkan? Ia akan
mengalami peristiwa-peristiwa dalam situasi yang tidak dapat diramalkan
sebelumnya dan dari situ ia memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan
(bersifat reaktif) yang dibutuhkannya.
d. Bagaimana ia belajar membina kekkompakan dalam kelompok? Tentunya ia akan
berdiskusi dengan teman dan kelompoknya, menempatkan posisi, melakukan tugas,
dan tanggung jawab.

Definisi belajar yang umum diterima saat ini ialah bahwa belajar merupakan suatu usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkat laku yang baru,
secara keseluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.

B. Hakikat Belajar
Ada 4 pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu :
1. Learning to know artinya belajar untuk mengetahui; yang menjadi target dalam
belajar adalah adanya proses pemahaman sehingga belajar tersebut dapat
mengantarkan siswa untuk mengetahui dan memahami substansi materi yang
dipelajarinya.
2. Learning to do artinya belajar untuk berbuat; yang menjadi target dalam belajar
adalah proses melakukan atau proses berbuat. Dalam hal ini siswa harus
mengerjakan, menerapkan, menyelesaikan persoalan, melakukan eksperimen,
penyelidikan, penemuan, pengamatan, simulasi dan sejenisnya.
3. Learning to live together artinya belajar untuk hidup bersama; yang menjadi target
dalam belajar adalah siswa memiliki kemampuan untuk hidup bersama atau mampu
hidup dalam kelompok.
4. Learning to be artinya belajar untuk menjadi; yang menjadi target belajar adalah
mengantarkan siswa menjadi individu yang utuh sesuai dengan potensi, bakat, minat
dan kemampuannya.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
dalam dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu faktor dalam diri siswa sendiri (intern)
dan faktor dari luar diri siswa (ekstern).
1. Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar diantaranya
adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan
kesehatan, serta kebiasaan siswa. Setiap individu memiliki kecakapan (ability) yang
berbeda-beda. Kecakapan tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan kecepatann
belajar; yakni sangat cepat, sedang dan lambat. Demikian pula pengelompokan
kemampuan siswa berdasarkan kemampuan penerimaan, misalnya proses
pemahamannya harus dengan cara perantara visual, verbal, dan atau harus dibantu
dengan alat / media.
2. Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah
lingkungan fisik dan nonfisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang
gembira, menyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program
sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran, dan
teman sekolah. Guru merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap proses
maupun hasil belajar, sebab guru merupakan manajer atau sutradara dalam kelas.

Kegiatan Belajar 2
Karakteristik Proses Belajar Dan Tahapan
Perkembangan Siswa Sekolah Dasar

Proses belajar merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar dalam belajar, esensinya adalah
rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa dalam upaya mengubah prilaku yang dilakukan
secara sadar melalui interaksi dengan lingkungan. Proses belajar mengajar di sekolah sangat
dipengaruhi oleh desain pelajaran maupun strategi yang diterapkan oleh guru dalam
pembelajaran.
Salah satu faktor yang dominan untuk dipertimbangkan dalam melakukan proses belajar
adalah pebelajar (siswa) itu sendiri. Siswa merupakan individu yang utuh sekaligus sebagai
makhluk sosial yang memiliki potensi yang berbeda-beda. Berdasarkan teori perkembangan
setiap siswa memiliki tahapan perkembangan sesuai dengan tingkat usianya. Artinya setiap
proses belajar yang ditempuh siswa harus berdasarkan pada fase perkembangannya.
Seperti telah dikemukakan, bahwa proses belajar merupakan rangkaian aktivitas siswa
melalui pengalaman belajar (learning experience) untuk membentuk perilaku siswa.

A. Karakteristik Proses Belajar di Sekolah Dasar


1. Proses Belajar Berdasarkan Teori dan Tipe Belajar
Belajar merupakan suatu kegiatan pemrosesan kognitif, keterampilan dan sikap.
Pebelajar (siswa) sepenuhnya harus melakukan upaya mengubah perilaku melalui
pengalaman, latihan maupun kegiatan-kegiatan lain yang dianggap efektif sebagai proses
untuk mengubah perilaku.
a. Teori Belajar
Ada beberapa belajar yang dikaji sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan
proses belajar di Sekolah Dasar
1) Teori Belajar Displin Mental
Karakteristik teori belajar ini menganut prinsip bahwa manusia memiliki sejumlah
daya mental seperti daya untuk mengamati, menanggapi, mengingat, berpikir dan
sebagainya yang dapat dilatih dan didisplinkan. Proses belajar berpikir,
mengamati dan mengingat dapat dilakukan siswa SD kelas rendah, yang meliputi
a) belajar mengidentifikasi ciri-ciri karakteristik suatu benda atau kejadian,
misalnya; “menguraikan atau menjelaskan ciri-ciri tumbuhan hijau”. b)
menyebutkan kembali nama-nama ibu kota provinsi di Indonesia. Belajar itu
sendiri merupakan upaya untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki
individu. Potensi-potensi yang dimiliki individu dapat dikembangkan secara
optimal melalui kegiatan belajar.
2) Teori Belajar Asosiasi
Rumpun teori belajar ini identik dengan teori behaviorisme yang biasa disebut S-
R Bond. Teori belajar asosiasi ini berdasarkan pada perubahan tingkah laku yang
menekankan pola perilaku baru yang diulang-ulang sehingga menjadi aktivitas
yang otomatis. Dalam teori ini, belajar lebih mengutamakan stimulus-respons
yang membetuk kemampuan siswa secara spesifik dan terkontrol. Hukuman
(punishment) dan ganjaran (reward) merupakan penguatan (reinforcement) yang
dipakai. Pelopor aliran ini diantaranya Edward L. Thorndike.
3) Teori Insight
Menurut teori ini belajar adalah mengubah pemahaman siswa. Perubahan ini akan
terjadi apabila siswa menggunakan lingkungan. Belajar adalah suatu proses yang
bersifat eksploratif, imajinatif, dan kreatif. Belajar selalu diarahkan untuk
mengembangkan kemampuan tingkat tinggi yaitu berpikir tinggi.
4) Teori belajar Gestalt
Menurut teori belajar ini siswa merupakan individu yang utuh. Oleh karenanya,
belajar lebih mengutamakan keseluruhan, kemudia melihat bagian-bagiannya
yang mengandung makna dan hubungan. Pembelajaran selalu diberikan dalam
bentuk problematik, aktual dan nyata (sedang terjadi saat ini maupun saat yang
akan datang).
Siswa belajar melakukan pemecahan masalah (problem solving), melakukan penyelidikan
(inquiry), melakukan penemuan (discovery) dan kajian (investigation).
Dalam prakteknya penerapan teori belajar tersebut digunakan bercampur, tidak murni
satu per satu.
b. Tipe Belajar
Untuk mencapai proses dan hasil belajar yang optimal kita perlu mengenal beberapa
tipe belajar yang dikemukakan Gagne (1970). Menurut Gagne ada 8 tipe belajar yang
dapat dilakukan siswa, yaitu :
1). Signal learning (belajar melalui isyarat)
Belajar isyarat merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk perilaku
melalui sinyal atau isyarat sehingga terbentuk sikap tertentu, tetapi respons yang
ditimbulkan dapat bersifat umum, tidak jelas bahkan emosional.
2. Stimulus-respon learning (belajar melalui rangsangan tindak balas).
Belajar stimulus-respons merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk
perilaku melalui pengkondisian stimulus untuk menghasilkan suatu tindak-balas
(respons).
3. Chaining learning (belajar melalui perangkaia
Belajar chaining merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk perilaku
melalui beberapa stimulus-respons (S-R) yang berangkai; dalam bahasa contohnya
“Ibu-Bapak”, “kampung-halaman”. Chaining contoh; dari pulang tugas mengajar,
buka sepatu, menyimpan tas, ganti baju, makan dan seterusnya.
4) Verbal association learning (belajar melalui perkaitan verbal)
Belajar verbal association merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk
perilaku melalui perkaitan verbal. Perkaitan ini bisa dimulai dari yang sederhana.
5) Discrimination learning (belajar melalui membeda-bedakan)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui proses membeda-bedakan objek
yang abstrak maupun konkret. Sesuatu yang berkaitan dengan ruang, bentuk,
6) Concept learning (belajar melalui konsep)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui pemahaman terhadap sesuatu
benda, peristiwa, kategori, golongan dan suatu kelompok. Yang dimaksud konsep
itu sendiri adalah karakteristik, atribut atau definisi sesuatu objek. Konsep yang
konkret dapat ditunjukkan bendanya sedangkan konsep yang abstrak adalah
konsep menurut definisi.
7) Rule learning (belajar melalui aturan-aturan)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui aturan. Belajar melalui aturan
merupakan proses belajar yang membentuk kemampuan siswa supaya memahami
aturan-aturan dan mampu menerapkannya. Belajar melalui aturan berarti belajar
melalui dalil-dalil, rumus-rumus, dan ketentuan.
8) Problem solving learning (belajar melalui pemecahan masalah)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui kegiatan pemecahan masalah.
Tipe belajar ini merupakan belajar yang dapat membentuk siswa berpikir ilmiah
dan kritis yang termasuk pada belajar yang menggunakan pemikiran atau
intelektual tinggi.
c. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam
belajar. Kulminasi akan selalui diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar
harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru
dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari. Bentuk perubahan
tingkah laku harus menyeluruh secara komperhensif sehingga menunjukkan
perubahan tingkah laku seperti contoh di atas.

Untuk melihat hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis dan ilmiah
pada siswa Sekolah Dasar, dapat dikaji proses maupun hasil berdasarkan : 1) kemampuan
membaca, mengamati dan atau menyimak apa yang dijelaskan atau diinformasikan; 2)
kemampuan mengindentifikasi atau membuat sejumlah (sub-sub) pertanyaan berdasarkan
substansi yang dibaca, diamati dan atau didengar; 3) kemampuan mengorganisasi hasil-
hasil identifikasi dan mengkaji dari sudut persamaan dan perbedaan; dan 4) kemampuan
melakukan kajian secara menyeluruh.

2. Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar


Siswa Sekolah Dasar merupakan individu unik yang memiliki karakteristik tertentu, bersifat
khas dan spesifik. Pada dasarnya setiap siswa adalah individu yang berkembang.
Perkembangan siswa akan dinamis sepanjang hayat mulai dari kelahiran sampai akhir hayat.
Dalam hal in pendidikan maupun pembelajaran sangat dominan memberikan kontribusi untuk
membantu dan mengarahkan perkembangan siswa supaya menjadi positif dan optimal. Setiap
siswa memiliki irama dan kecepatan perkembangan yang berbeda-beda dan bersifat 
individual.

Perkembangan siswa Sekolah Dasar usia 6 – 12 tahun yang termasuk pada perkembangan
masa pertengahan (middle childhood) memiliki fase-fase yang unik dalam perkembangannya
yang menggambarkan peristiwa penting bagi siswa yang bersangkutan. Tahapan
perkembangan siswa dapat dilihat dari aspek perkembangan berikut.
3. Perkembangan Fisik
Perkembangan ini berkaitan dengan perkembangan berat, tinggi badan, dan
perkembangan motorik. Siswa pada tingkat Sekolah Dasar, kemampuan motoriknya
mulai lebih halus dan terarah (refined motor skills), tetapi berat badan siswa laki-laki
lebih ramping daripada siswa perempuan karena masa adolesen perempuan lebih cepat
daripada laki-laki.
4. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial siswa pada tingkat Sekolah Dasar sudah terasa ada pemisahan
kelompok jenis kelamin (separation of the sexs) sehingga dalam pengelompokkan, siswa
lebih senang berkelompok berdasarkan jenis kelamin padahal kurang sesuai menurut
kriteria pengelompokan belajar.

5. Perkembangan Bahasa
Pada masa ini perkembangan bahasa siswa terus berlangsung secara dinamis. Dilihat dari
cara siswa berkomunikasi menunjukkan bahwa mereka sudah mampu menggunakan
bahasa yang halus dan kompleks
6. Perkembangan Kognitif
Di Sekolah Dasar siswa diajarkan berbagai disiplin ilmu bahkan cara-cara belajar baik
yang berorientasi pada peningkatan berpikir logis maupun kemampuan manipulatif.
Siswa dapat melihat beberapa faktor dan mengkombinasikannya dengan berbagai cara
untuk mecapai hasil yang sama.
Perkembangan kognitif pada siswa Sekolah Dasar berlangsung secara dinamis. Untuk
menumbuhkembangkan kemampuan kognitif dalam fase konkret operasional pada siswa
Sekolah Dasar, acuannya adalah terbentuknya hubungan-hubungan logis di antara
konsep-konsep atau skema-skema.
Piaget mengemukakan bahwa pada usia Sekolah Dasar siswa akan memiliki kemampuan
berpikir operasional konkret (concrete operation) yang disebut sebagai masa performing
operation.
7. Perkembangan Moral
Perkembangan moral yang harus dimiliki siswa Sekolah Dasar adalah kemampuan
bertindak menjadi orang baik. Tindakan yang dilakukan selalu berorientasi pada orang
lain yang dianggap berbuat baik. Bahkan siswa akan melakukan tindakan yang baik
apabila orang lain merasa senang.
8. Perkembangan Eksresif
Pola perkembangan ekspresif siswa Sekolah Dasar dapat dilihat dari kegiatan ungkapan
bermain dan kegiatan seni (art). Siswa Sekolah Dasar sudah menyadari aturan dari suatu
permainan, bahkan siswa pada usia itu sudah mulai membina hobinya.
9. Aspek-aspek Intelegensi
Dalam psikologi, teori Gardner (Utami Munandar, 1999; 265) membedakan jenis
intelegensi. Dalam kehidupan sehari-hari itu tidak berfungsi dalam bentuk murni tetapi
setiap individu memiliki campuran yang unik dari ketujuh intelegensi tersebut. Aspek-
aspek intelegensi tersebut dapat ditumbuhkembangkan pada setiap siswa. Aspek
intelegensi tersebut diantaranya adalah :
a. Intelegensi linguistik, yaitu suatu kemampuan untuk menggunakan bahasa, termasuk
kepekaan terhadap suara, ritme, makna kata-kata, dan kegunaan fungsi-fungsi
bahasa.
b. Intelegensi logis-matematis, yaitu kemampuan untuk menjajaki pola-pola, kategori,
dan hubungan-hubungan dengan manipulasi objek-objek atau simbol-simbol, dan
kepekaan kemampuan berpikir logis.
c. Intelegensi spasial, yaitu kemampuan untuk mengamati secara mental,
memanipulasi bentuk dan objek; atau kemampuan mempersepsi dunia ruang visual
secara akurat dan melakukan transformasi persepsi tersebut.
d. Intelegensi musik, yaitu kemampuan untuk menikmati, mempertunjukkan atau
mengubah musik termasuk kemampuan menghasilkan dan mengekpresikan ritme
nada dan bentuk-bentuk ekspresi musik.
e. Intelegensi fisik-kinestetik, yaitu kemampuan untuk menggunakan keterampilan
motorik halus dan kasar dan halus dalam olah raga seni dan produk-produk seni
pertunjukan serta keterampilan meliputi kemampuan mengontrol gerakan tubuh dan
menangani objek-objek secara terampil.
f. Intelegensi intrapribadi, yaitu kemampuan untuk memperoleh akses terhadap
pemahaman perasaan, impian dan gagasan-gagasan diri sendiri, dan memahami
kekuatan maupun kelemahan diri sendiri.
g. Intelegensi interpribadi, yaitu suatu kemampuan untuk mengamati dan merespons
suasana hati, temperamen, dan motivasi orang lain, serta memahami hubungan
dengan orang lain.
10. Aspek Kebutuhan Siswa
Selain aspek perkembangan siswa yang telah dikemukakan di atas juga perlu
dipertimbangkan aspek kebutuhan siswa sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan
materi apa yang akan dipelajari siswa. Secara umum ada dua kebutuhan siswa : 1) psiko-
biologis yang dinyatakan dalam keinginan, minat, tujuan, harapan dan masalahnya; 2)
sosial yang berkaitan dengan tuntutan lingkungan masyarakat, biasanya menurut
pandangan orang dewasa.

MODUL 3
Model-Model dan Rumpun Pembelajaran

Kegiatan belajar 1
Model model pembelajaran
A. Belajar Kolaboratif (Collaborative Learning)
1. Hakikat Belajar Kolaboratif
Belajar kolaboratif adalah suatu kegiatan belajar antara dua orang atau lebih yang
dilakukan secara bekerja sama dalam suatu kelompok untuk memecahkan suatu masalah
guna mencapai tujuan tertentu. Inti dari belajar kolaboratif yatu adanya kerja sama antara dua
orang siswa atau lebih, memecahkan masalah secara bersama-sama, dan adanya tujuan yang
ingin dicapai.
Ada dua unsur penting dalam belajar kolaboratif yaitu tujuan yang sama dan rasa
ketergantungan yang positif antar anggota kelompok. Oleh karena itu untuk mencapai
tujuantertentu setiap siswa harus mempunyai rasa ketergantungan yang positif maksudnya
setiap anggota kelompok akan berhasil mencapai tujuan apabila seluruh anggotanya bekerja
sama
2. Prinsip-prinsip Utama Belajar Kolaboratif
1) Mengajarkan keterampilan kerja sama
2) Kegiatan kelas ditingkatkan untuk melaksanakan kelompok yang kohesif
3) Setiap individu diberi tanggung jawab dalam kegiatan belajar
3. Manfaat Belajar Kolaboratif
1) Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok (karena adanya interaksi)
2) Pebelajar belajar memecahkan masalah bersama dalam kelompok
3) Memupuk rasa kebersamaan, tiap individu tidak dapat lepas dari kelompoknya, mereka
harus mengenali sifat, pendapat yang berbeda dan mampu mengolahnya
4) Meningkatkan keberanian memunculkan idea atau pendapat apabila ada teman yang
kurang memahami permasalahan untuk membantunya atau mengajarkannya
5) Memupuk rasa tanggung jawab individu
6) Setiap anggota, merasa bahwa dirinya adalah milik kelompok, sehingga memiliki
tanggung jawab yang besar terhadap kelompok

B. Belajar Kuantum (Quantum Learning)


1. Hakikat Belajar Kuantum
Menurut De Porter & Hernacki (1999), quantum learning adalah interaksi-interaksi
yang mengubah energi menjadi cahaya.
Menurut Agus Nggermanto (2002), quantum learning ialah cara belajar yang efektif
sehingga mendapat hasil yang sama dengan kecepatan cahaya.
Teori Suggestopedia Lozanov mengemukakan bahwa sugesti dapat mempengaruhi
hasil belajar dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif dan negatif.
Teknik untuk memberikan sugesti positif
a. Mendudukkan siswa secara nyaman
b. Memasang musik latar didalam kelas
c. Meningkatkan partisipasi individu
d. Menggunakan poster untuk memberikan kesan besar sambil menunjukkan informasi
e. Menyediakan guru-guru yang terlatih dalam seni pembelajaran sugesti
Pembelajaran kuantum mengedepankan:
a. Kebebasan
b. Santai
c. Menakjubkan
d. Menyenangkan
e. Menggairahkan
Indikator pembelajaran kuantum: siswa sejahtera

2. Prinsip-prinsip Utama Belajar Kuantum


a. Segalanya berbicara, semuanya mengirim pesan tentang belajar
b. Segalanya bertujuan
c. Berangkat dari pengalaman(siswa mengalami sebelum memberi nama untuk sesuatu
yang dipelajari)
d. Akui/hargai setiap usaha, belajar mengandung risiko, belajar berarti melangkah keluar
dari kenyamanan.
e. Setiap keberhasilan perlu dirayakan (tepuk tangan, berteriak hore, catatan pribadi,
jempol, pujian dll).
3. Manfaat Belajar Kuantum
a. Suasana kelas menjadi lebih menyenangkan sehingga siswa belajar lebih bergairah
b. Siswa dapat memanfaat segala sesuatu yang ada disekitarnya sebagai pendorong
belajar
c. Siswa belajar sesuai dengan gaya belajar masing- masing
d. Usaha apapun yang dilakukan oleh siswa sepatutnya dihargai

C. Belajar Kooperatif (Cooperative Learning)


1. Hakikat Belajar Kooperatif
Belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil sehingga
siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri dan juga
anggota lain.

2. Prinsip-prinsip Utama Belajar Kooperatif


a. Kesamaan tujuan
Tujuan yang sama pada anak-anak dalam kelompok bembuat kegiatan belajar lebih
kooperatif.
b. Ketergantungan yang positif
Beberapa orang direkrut sebagai anggota kelompok karena kegiatan hanya dapat
berhasil jika anggota dapat bekerja bersama.
Ketergantungan antara individu dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya:
1) Beri anggota kelompok peranan khusus untuk membentuk pengamat, peningkat,
penjelas dan perekam, sehingga setiap individu berkontribusi dalam melengkapi
keberhasilan tugas
2) Bagilah tugas menjadi sub-sub tugas kemudian sub tugas dibagi antar individu
3) Nilailah kelompok sebagai satu kesatuan yang terdiri dari individuindividu
4) Membuat struktur tujuan kooperatif dan kompetitif
5) Menciptakan situasi fantasi yang menjadikan kelompok bekerjasama untuk
membangun kekuatan imajinatif, dengan aturan yang ditetapkan oleh situasi

Perbedaan belajar kooperatif dan belajar kelompok


Kooperatif Kelompok
Memiliki beragam model dan teknik Hanya memiliki satu model yaitu
beberapa siswa tergabung dalam satu
kelompok
Memiliki struktur, jumlah dan teknik Memiliki satu cara, yaitu menyelesaikan
tertentu tugas tertentu bersama-sama
Mengaktifkan semua anggota kelompok Menimbulkan gejala ketergantungan
untuk berperan serta dalam penyelesaian antar anggota kelompok
tugas tertentu
Menggalang potensi sosialisasi diantara Sangat tergantung dari niat baik setiap
anggotanya anggota kelompok

3. Manfaat Belajar Kooperatif


a. Meningkatkan hasil belajar
b. Meningkatkan hubungan antar kelompok (interaksi dan adaptasi)
c. Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi dalam belajar
d. Menumbuhkan realisasi kebutuhan untuk belajar lebih kritis (materi rumit, kajian proyek
dan latihan memecahkan masalah)
e. Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan
f. Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas
g. Relatif murah

4. Keterbatasan Pembelajaran Kooperatif


a. Memerlukan waktu yang cukup
b. Memerlukan latihan
c. Model yang digunakan harus sesuai dengan materi ajar
d. Memerlukan format penilaian yang berbeda
e. Memerlukan kemampuan khusus guru untuk mengkaji berbagai teknik pelaksanaan belajar
kooperatif

D. Belajar Tematik
1. Hakikat Belajar Tematik
Belajar tematik didefinisikan sebagai suatu kegiatan belajar yang dirancang di sekitaran
ide pokok (tema) dan melibatkan beberapa mata pelajaran yang berkaitan dengan tema.

2. Prinsip-prinsip Utama Belajar Tematik


Menggunakan tema sentral dalam kegiatan belajar yang berlangsung. Mengkombinasikan
struktur, urutan, dan strategi yang diorganisasikan dengan baik. (Meinbach 1996)

3. Karakteristik Pembelajaran Tematik


a. Memberikan pengalaman langsung
b. Berpusat pada anak (anak yang aktif), guru sebagai fasilitator
c. Menggali minat- minat umum siswa
d. Pemisahan antar mata pelajaran tidak nampak
e. Menyajikan konsep dari beberapa mata pelajaran dalam satu PBM
f. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak
g. Memberikan kesempatan bermain untuk menerjemahkan pengalaman ke dalam pengertian
h. Menghargai perbedaan individu, latar belakang budaya dan pengalaman di keluarga yang
dibawa pebelajar ke kelasnya
i. Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga pebelajar

4. Perlunya Pembelajaran Tematik, Khususnya di SD


a. Pada dasarnya siswa SD kelas awal dalam mahami suatu konsep itu secara utuh, semakin
meningkat dan terperinci serta spesifik pemahamannya terhadap konsep tertentu dan
mengembangkan kecerdasannya secara komprehensif (dengan kemampuan
menangkap/menerima)
b. Kenyataan hidup menampilkan fakta yang utuh dan tematis
c. Ada konteksnya
d. Guru SD adalah guru kelas, akan lebih mudah jika mengajarkannya secara utuh/tidak
terpisah

5. Manfaat Belajar Tematik


a. Ada perubahan peran guru dari seorang pemimpin menjadi sebagai fasilitator, pembimbing
dan mengarahkan
b. Siswa belajar berdasarkan pengalaman, sehingga ingatan siswa akan lebih melekat.
c. Meningkatkan kecerdasan logika, estetika, etika dan kinestetika serta life skill (personal,
social, academic, thinking dan vocational skill)

Kegiatan belajar 2
Rumpun model mengajar
A.    Rumpun Model Sosial
1. Partner dalam Belajar
Membantu pelajar bekerja secara efektif, dan membuat pelajar belajar secara lintas bidang
studi dalam suatu kurikulum, mengembangkan rasa solidaritas serta untuk memperoleh
informasi dan keterampilan melalui inkuiri dari suatu akademik.
2. Investigasi Kelompok
Investigasi kelompok menekankan rencana pada pengaturan kelas umum atau
konvensional. Rencana tersebut meliputi pendalaman materi terpadu secara kelompok,
diskusi, dan perencanaan proyek.
3. Bermain Peran
Bermain peran itu adalah guru mengajak siswa untuk memahami prilaku sosial,
peranannya dalam interaksi sosial dengan cara-cara yang lebih efektif atau membuat
pelajar menorganisasikan informasi isu-isu sosial.
4. Inkuiri Yurispedensi
Inkuiri Yurispedensi ini mengajak pelajar berpikir atas isu-isu sosial mengenai masyarakat
suatu Negara, di tingkat nasional maupun internasional. Tujuan model ini untuk
mempelajari kasus – kasus yang ada kemudian dikaitkan dengan kebijakan-kebijakan
public.
5. Keperibadian dan Gaya Belajar
Dalam model ini dikemukakan adanya gaya belajar pebelajar dan seorang guru harus
yakin bahwa semua dapat dikembangkan, perkembangan dapat terjadi secara optimal
apabila lingkungan menyediakan cara kerja secara konseptual.
6. Inkuiri social
Model ini dirancang untuk mengajarkan informasi, konsep-konsep, cara berfikir, studi
tentang nilai-nilai sosial dengan menghubungkan aspek konitif dan sosial

B. Rumpun Model Pemrosesan Informasi


1. Berpikir Positif
Model ini adalah cara belajar untuk mendapatkan dan mengorganisasikan informasi serta
menciptakan dan menguji hipotesis yang mendiskripsikan hubungan di antara serangkaian
data.

2. Pencapaian Konsep
Model ini adalah cara berpikir yang efektif untuk penyajian informasi yang terorganisasi
dan topik-topik yang berskala luas kepada pebelajar pada setiap tahap perkembangan.
3. Inkuiri Ilmiah
Model belajar yang membawa pebelajar ke proses ilmiah dan dibantu mengumpulkan dan
menganalisis data, meengecek hipotesis dan teori serta mencerminkan hakikat
pembentukan pengetahuan.
4. Latihan Inkuiri
Yaitu model yang memberikan rancangan untuk mengajar pebelajar menghubungkan
alasan sebab akibat dan menjadi lebih baik serta tepat dalam mengajukan pertanyaan,
membentuk konsep, dan hipotesis serta mengujinya.
5. Mnemonik
Merupakan strategi untuk mengingat dan mengasimilasi informasi.
6. Sinektika
Yaitu model yang dirancang untuk membantu pebelajar memecahkan masalah dan menulis
kegiatan-kegiatan serta menambahkan  pandangan-pandangan baru pada topik-topik dari
suat bidang ilmu yang luas.
7. Pengorganisasi awal
Model yang dirancang untuk memberikan struktur kognitif kepada pebelajar untuk
memahami materi melalui kuliah, membaca, dan media yang lain.
8. Penyesuaian dengan Pebelajar
Yaitu model yang membantu menyesuaikan pembelajaran pada suat tahap kematangan
pebelajar secara individual dan merancang serta meningkatkan perkembangan pebelajar. 

C. Rumpun Model Personal


1. Pengajaran Nondirektif
Yaitu model yang menekankan kerja sama antara guru dan murid.
2. Peningkatan harga diri
Yaitu model yang digunakan untuk membimbing suat program dalam  hal rasa harga diri
dan kemampuan aktualisasi diri.

D.  Rumpun Model Sistem Perilaku 


1. Belajar tuntas dan pembelajaran terprogram
Yaitu suat model pembelajaran yang mempelajari materi yang dipecah menjadi unit-unit
dari yang sederhana hingga ke yang kompleks. Materi tersebut dipelajari hingga tuntas.
2. Pembelajaran langsung
Yaitu suat model pembelajaran yang disusun dari studi tentang perbedaan antara guru 
mengajar yang lebih efektif dan kurang efektif  serta dari teori belajar sosial.
3. Belajar melalui simulasi : latihan dan latihan mandiri
Yaitu model pembelajaran yang menggabungkan informasi tentang keterampilan dengan
demonstrasi, praktik, balikan, dan latihan sampai suatu  keterampilan  dikuasai.

Kegiatan belajar 2
Rumpun model mengajar
A. Rumpun Model Sosial
1. Partner dalam Belajar
Membantu pelajar bekerja secara efektif, dan membuat pelajar belajar secara lintas bidang
studi dalam suatu kurikulum, mengembangkan rasa solidaritas serta untuk memperoleh
informasi dan keterampilan melalui inkuiri dari suatu akademik.
2. Investigasi Kelompok
Investigasi kelompok menekankan rencana pada pengaturan kelas umum atau
konvensional. Rencana tersebut meliputi pendalaman materi terpadu secara kelompok,
diskusi, dan perencanaan proyek.
3. Bermain Peran
Bermain peran itu adalah guru mengajak siswa untuk memahami prilaku sosial,
peranannya dalam interaksi sosial dengan cara-cara yang lebih efektif atau membuat
pelajar menorganisasikan informasi isu-isu sosial.
4. Inkuiri Yurispedensi
Inkuiri Yurispedensi ini mengajak pelajar berpikir atas isu-isu sosial mengenai
masyarakat suatu Negara, di tingkat nasional maupun internasional. Tujuan model ini
untuk mempelajari kasus – kasus yang ada kemudian dikaitkan dengan kebijakan-
kebijakan public.
5. Keperibadian dan Gaya Belajar
Dalam model ini dikemukakan adanya gaya belajar pebelajar dan seorang guru harus
yakin bahwa semua dapat dikembangkan, perkembangan dapat terjadi secara optimal
apabila lingkungan menyediakan cara kerja secara konseptual.
6. Inkuiri social
Model ini dirancang untuk mengajarkan informasi, konsep-konsep, cara berfikir, studi
tentang nilai-nilai sosial dengan menghubungkan aspek konitif dan sosial
B. Rumpun Model Pemrosesan Informasi
1. Berpikir Positif
Model ini adalah cara belajar untuk mendapatkan dan mengorganisasikan informasi
serta menciptakan dan menguji hipotesis yang mendiskripsikan hubungan di antara
serangkaian data
2. Pencapaian Konsep
Model ini adalah cara berpikir yang efektif untuk penyajian informasi yang
terorganisasi dan topik-topik yang berskala luas kepada pebelajar pada setiap tahap
perkembangan.
3. Inkuiri Ilmiah
Model belajar yang membawa pebelajar ke proses ilmiah dan dibantu mengumpulkan
dan menganalisis data, meengecek hipotesis dan teori serta mencerminkan hakikat
pembentukan pengetahuan.
4. Latihan Inkuiri
Yaitu model yang memberikan rancangan untuk mengajar pebelajar menghubungkan
alasan sebab akibat dan menjadi lebih baik serta tepat dalam mengajukan pertanyaan,
membentuk konsep, dan hipotesis serta mengujinya.
5. Memonik
Merupakan strategi untuk mengingat dan mengasimilasi informasi.

6. Sinektika
Yaitu model yang dirancang untuk membantu pebelajar memecahkan masalah dan
menulis kegiatan-kegiatan serta menambahkan  pandangan-pandangan baru pada
topik-topik dari suat bidang ilmu yang luas.
7.    Pengorganisasi awal
Model yang dirancang untuk memberikan struktur kognitif kepada pebelajar untuk
memahami materi melalui kuliah, membaca, dan media yang lain.
8.    Penyesuaian dengan Pebelajar
Yaitu model yang membantu menyesuaikan pembelajaran pada suat tahap
kematangan pebelajar secara individual dan merancang serta meningkatkan
perkembangan pebelajar. 
C.     Rumpun Model Personal
1.   Pengajaran Nondirektif
Yaitu model yang menekankan kerja sama antara guru dan murid.
2.   Peningkatan harga diri
Yaitu model yang digunakan untuk membimbing suat program dalam  hal rasa harga
diri dan kemampuan aktualisasi diri.
D.    Rumpun Model Sistem Perilaku 
1.  Belajar tuntas dan pembelajaran terprogram
Yaitu suat model pembelajaran yang mempelajari materi yang dipecah menjadi unit-
unit dari yang sederhana hingga ke yang kompleks. Materi tersebut dipelajari hingga
tuntas.
2. Pembelajaran langsung
Yaitu suat model pembelajaran yang disusun dari studi tentang perbedaan antara guru 
mengajar yang lebih efektif dan kurang efektif  serta dari teori belajar sosial.
3.  Belajar melalui simulasi : latihan dan latihan mandiri
Yaitu model pembelajaran yang menggabungkan informasi tentang keterampilan
dengan demonstrasi, praktik, balikan, dan latihan sampai suatu  keterampilan 
dikuasai.

Modul 4
Prosedur pembelajaran

Kegiatan belajar 1
Kegiatan pra dan awal pembelajaran

Keberhasilan proses pembelajaran di antaranya sangat di pengaruhi oleh kegiatan


pendahuluan pembelajaran adalah alat untuk menciptakan awal pembelajaran yang efektif
sehingga siswa siap secara penuh dalam mengikuti kegiatan inti dalam pembelajaran.
Pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan pembelajaran
 Menciptakan sikap dan suasana kelas yang menarik
 Memeriksa kehadiran siswa
 Menciptakan kesiapan belajar siswa
 Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas/sumber belajar
yang diperlukan dalam kegiatan belajar.
 Menciptkan kondisi belajar untuk meningkatkan peratian siswa dalam belajar
 Menunjukkan minat dan penuh semangat yang tinggi dalam mengajar
 Mengontrol seluruh aktivitas siswa mulai dari awal sampai akhir pembelajaran
 Menggunakan berbagai media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
minat siswa
 Mengembangkan kegiatan belajar yang  memungkinkan siswa dapat melakukannya   
 Menciptakan suasana belajar yang demokratis
b.   Kegitan awal pembelajaran
Menimbulkan motivasi dan perhatian siswa
Memberi acuan
memberitahukan tujuan  yang diharapkan atau garis besar materi yang dipelajari
menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa
Membuat kaitan
Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya
Menunjukkan manfaaat materi yang dipelajari
Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi yang akan
dibahas
Melaksanakan tes awal
Kegiatan belajar 2
Kegiatan inti dalam pembelajaran
Adalah peranan penting dalam rangka mencapai tujuan yang telah di tetapkan dalam
kurikulum kegiatan inti pembelajaran di arahkan pada  peroses pembelajaran hendaknya
melibatkan siswa sebnyak mungkin, yang memenuhi kebutuhan siswa baik secara individual
maupun perkelompok untuk itu kegiatan inti hendaknya merupakan kegiatan yang bervariasi.
1. Pembahasan materi pelajaran dalam pembelajaran klasikal
a. Prinsip-prinsip pembelajaran klasikal
 Sistematis
 Perhatian dan aktivitas
 Media pembalajaran
 Latihan atau penugasan
b. Kegiatan inti dalam pembelajaran klasikal
 Menyajikan bahan pelajaran dengan ceramah bervariasi
 Melakukan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan pemahaman
siswa terhadap bahan pelajaran yang lain dengan cara menghubungkan atau
mengaitkan materi yang sedang dipelajari dengan situasi nyata atau dengan bahan
pelajaran yang lain atau dengan pelajaran yang menggambarkan sebab akibat.
2. Pembahasan materi pelajaran dalam pembelajaran kelompok
a. Prinsip-prinsip pembelajaran kelompok
J Adanya topik dan permasalahan
J Pembentukan kelompok
J Kerja sama
J Perhatian’
J Motivasi
J Sumber belajar dan fasilitas
J Latihan dan tugas
b. Kegiatan inti dalam pembelajaran kelompok
 Merumuskan masalah berdasarkan topik pembahasan dan tujuan pembelajaran
 Mengidentifikasi masalah atau sub-sub masalah berdasarkan  permasalahan yang
telah dirumuskan
 Analisis masalah berdasarkan sub-sub masalah.
 Menyusun laporan oleh masing-masing kelompok
 Presentasi kelompok atau melaporkan hasil diskusi kelompok kecil pada seluruh
kelompok dilanjutkan diskusi  kelas yang langsung dibimbing oleh guru.
3. Pembahasan materi pembelajaran dalan pembelajaran perseorangan
a. Menjelaskan secara singkat tentang materi pelajaran yang akan ditugaskan atau yang
akan dilatihkan kepada siswa
b. Memberikan lembaran kerja atau tugas
c. Memantau dan menilai kegiatan siswa

Kegiatan pembelajaran 3
Kegiatan akhir dan tindaklanjut pembelajaran
Kegiatan ini di lakukan untuk meyakinkan guru terhadap penguasaan kompetensi oleh
siswa dan upaya pemantapan penguasaan kompetensi yang di harapkan kegiatan ini harus di
laksanakan secara sistem matis,efektif,efisien,dan fleksibel.kegiatan yang dapat di laksanakan
dalam kegiatan akhir pembelajaran adalah :
1. Meninjau kembali penguasaan siswa
2. Melaksanakan penilaian
Kegiatan tidak lanjut yang dapat di lakukan guru :
1. Memberikan tugas atau latihan”
2. Menjelaskan kembali bahan ajaran yang belum di kuasai
3. Menugaskan membacakan materi yang tertentu
4. Memberikan motivasi atau bimbingan belajar
5. Mengungkapkan topik bahasan yang akan datang
MODUL 5

PEMILIHAN METODE MENGAJAR

Kegiatan belajar 1
Hakikat dan faktor-faktor dalam pemilihan metode mengajar
Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan melibatkan aktivitas siswa dan guru. Untuk
mencapai tujuan tersebut deperlukan metode sebagai alternatif, sehingga dalam mencapai
tujuan dapat maksimal. Metode mengajar yang digunakan haruslah bervariatif sehingga tidak
menimbulkan kejenuhan aktivitas dalam proses pembelajaran.

A.    Hakikat Metode Mengajar dalam Pembelajaran


Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus dihunakan dalam
pembelajaran karena untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun dalam upaya membentuk
kemampuan siswa. Prinsip meode mengajar yang berkaitan dengan faktor perkembangan
siswa yaitu:
1.    Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa.
2.    Dapat memberikan peluang untuk berekspresi dalam aspek seni.
3.    Dapat memungkinkan siswa belajar memecahkan masalah.
4.    Dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa untuk mengiji kebenaran.
5.    Memungkunkan siswa untuk melakukan penemuan.
6.    Memungkinkan siswa mampu menyimak.
7.    Memungkinkan siswa belajar mandiri.
8.    Memungkinkan siswa belajar bersama.
9.    Memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajarnya.

Fungsi-fungsi penggunaan metode ditinjau dari segi prosesnya, yaitu:


1)    Sebagai alat atau cara.
2)    Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh siswa dan guru.
3)    Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan penilaian.
4)    Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan bimbingan.
B.    Faktor-Faktor yang perlu diperhatikan dalam Pemilihan metode Mengajar
1.    Tujuan Pembelajaran atau kompetensi Siswa
Tujuan pembelajaran merupakan pernyataan yang diharapkan dapat diketahui , disikapi, dan
atau dilakukan siswa seetelah mengikuti pembelajaran. Tujuan institusional adalah tujuan
yang ingin dicapai oleh suatu lembaga pendidikan. Tujuan bidang studi adalah tujuan yang
harus dicapai oleh suatu mata pelajaran. Tujuan pembelajaran (instruksional) adalah tujuan
yang harus dicapai dalah suatu pokok bahasan tertentu. Taxonomy Bloom menguraikan
tentang tujuan yang bersifat khusus, yang sering mencakup 3 ranah, yaitu:
1)    Kognitif
a)    Pengetahuan, kemampuan mengetahui, mengingat.
b)    Pemahaman, kemampuan menerjemahkan, memahami.
c)    Penerapan, kemampuan mengerjakan, membuat.
d)    Analisis, kemampuan mengkaji, menguraikan, membedakan dan mengidentifikasi.
e)    Sintesis, kemampuan menggabungkan, mengelompokkan, menyusun.
2)    Afektif
a)    Penerimaan.
b)    Partisipasi.
c)    Penilaian.
3)    Psikomotor
a)    Persepsi, kemampuan berpendapat.
b)    Kesiapan.
c)    Gerakan terbimbing, kemampuan meniru.
d)    Gerakan terbiasa, keterampilan berpegang pada pola.
e)    Gerakan yang kompleks, keterampilan lincah, cepat, lancar.

Tujuan pembelajaran khusus atau Enabling Objectives artinya tujuan pembelajaran harus
dicapai selama proses belangsung. Tujuan pemvelajaran umum atau yargey objectives artinya
tujuan pembelajaran dapat dicapai setelah selesai pembelajaran.

2.    Karakteristik Bahan Pelajaran/materi Pembelajaran


Aspek yang terdapat dalam materi pelajaran, yaitu:
a.    Aspek konsep, merupakan substansi isi pelajaran yang behubungan dengan pengertian,
atribut, karakteristik, label atau ide dan gagasan tertentu.
b.    Aspek fakta, isi peajaran yang berhubungan dengan peristiwa masa lalu, data yang
memiliki esensi objek dan waktu.
c.    Aspek prinsip, isi pelajaran yang berhubungan dengan aturan, dalil, hokum, ketentuan,
dan prosedur.
d.    Aspek nilai, meteri pelajaran yang berhubungan dengan baik buruk, salah benarnya suatu
perilaku.
e.    Aspek keterampilan intelektual, materi pelejaran yang berhubungan  dengan
pembentukan kemampuan penyelesaian masalah.
f.    Aspek keterampilan psikomotor, materi pelajaran yang berhubungan dengan
pembentukan kemampuan fisik.
3.    Waktu yang Digunakan
Selalu memperhatikan alokasi waktu  agar proses mengajar dapat optimal.

4.    Faktor Siswa


Mempertimbangkan banyaknya siswa dan dan mempertimbangkan aspek kesegaran mental
(faktor antusias dan kelelahan).
5.    Fasilitas, Media, dan Sumber Belajar
Prinsip-prinsip belajar yang dijadikan landasan dalam pembelajaran diantaranya adalah
ketersedian fasilitas, media dan sumber belajar.

C.    Pentingnya Metode Mengajar dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran Maupun


Membentuk Kemampuan Siswa
Setiap metode mengajar memiliki tujuan yang berbede-beda dalam membentuk kemampuan
siswa, sehingga setiap pemilihan metode haruslah guru mendasari dengan memahami
karakteristik dan dampak dari metode tersebut.

Kegiatan belajar 2
Jenis-jenis metode mengajar

Untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun untuk membentuk kmampuan siswa


diperlukan adanya suatu metode mengajar yang efektif. Metode tersebut haruslah dikuasai
oleh guru agar tujuan tercapai secara maksimal. Berikut beberapa metode mengajar yang
dapat dilaksanakan dikelas:

A.    Metode Ceramah (Lecture)


Metode ceramah merupakan suatu cara penyampaian bahan pelajaran secara lisan. Ceramah
yang baik adalah ceramah bervsriasi, artinya ceramah yang dilengkapi dengan penggunaan
alat dan media serta adanya tambahan dialog interaktif atau diskusi.

1.    Karakteristik
Metode ceramah digunakan apabila proses pembelajaran yang dilakukan lebih bersifat
pemberian informasiberupa fakta atau konsep-konsep sederhana. Proses pembelajarannya
dilakukan secara klasikal dengan jumlah siswa yang relative banyak. Biasanya penggunaan
metode ceramah lebih bersifat monoton.

2.    Prosedur
1)    Kegiatan awal
a)    Memberitahukan tujuan yang akan dicapai
b)    Menyampaikan tahapan kegitan
2)    Kegiatan inti
a)    Penyajian dan Tanya jawab
b)    Asosiasi-ilistrasi
3)    Kegiatan akhir
a)    Aplikasi
b)    Kesimpulan

3.    Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Ceramah


1)    Kemampuan yang harus dikuasai guru:
a)    Menguasai teknik ceramah.
b)    Mampu memberikan ilustrasi.
c)    Menguasai materi pelajaran.
d)    Menjelaskan secara sistematik.
e)    Menguasai siswa dikelas.
2)    Yang perlu diperhatikan berkaitan dengan siswa:
a)    Siswa mampu mendengar dan mencatat bahan pepalajaran.
b)    Kemampuan awal siswa.
c)    Memiliki suasana emosional yang mendukung.

4.    Keunggulan
a)    Ekonomis waktu dan biaya.
b)    Target jumlah siswa lebih banyak.
c)    Mudah mengklasifikasi dan mengkaji bahan pelajaran.
d)    Mudah memberikan tugas pada siswa.

5.    Kelemahan
a)    Sulit bagi yang kurang memiliki kemampuan menyimak.
b)    Menimbulkan verbalisme.
c)    Kurang memberikan kesempatan siswa berpartisipasi.
d)    Cenderung menggunakan ingatan.
e)    Proses pembelajaran ada dalam otoritas guru.

B.    Metode Diskusi


Pembelajaran yang meibatkan beberapa siswa dalam menyelesaikan suatu masalah, dapat
dengan kelompok kecil (3-7 peserta), sedang (8-12 peserta), besar (13-40 peserta).
1.    Karakteristik
Dalam penggunaan metode diskusi, bahan pelajaran harus dikemukakan dengan topik yang
akan menstimulus siswa menyelesaikan masalah.

2.    Prosedur
1)    Kegiatan awal
a)    Memberitahukan tujuan pembelajaran.
b)    Mengelompokkan siswa.
c)    Meberitahukan tahapan kegiatan.

2)    Kegiatan inti


a)    Perumusan topic.
b)    Identifikasi masalah.
c)    Analisis maslah.
d)    Penyusunan laporan.
e)    Presentasi kelompok.
3)    Kegiatan akhir
Kesimpulan.

3.    Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Diskusi


Yang perlu diperhatikan oleh guru:
a)    Mampu merumuskan masalah.
b)    Mampu membimbing siswa merumuskan dan mengidentifikasi masalah.
c)    Mampu mengelompokkan siswa.
d)    Mampu mengelola pembelajaran.
e)    Menguasai permasalahan diskusi.

Yang perlu diperhatikan berkaitan dengan siswa:


a)    Memiliki motivasi,perhatian dan minat untuk berdiskusi.
b)    Mampu melaksanakan diskusi.
c)    Mampu belajar bersama.
d)    Mampu berpendapat.
e)    Mampu menghargai orang lain.

4.    Keunggulan
a)    Bertukar pikiran.
b)    Merangsang siswa untuk berpendapat.
c)    Mengembangkat rasa tanggung jawab.
d)    Membina kemampuan berbicara.
e)    Memberikan kesempatan belajar.
f)    Belajar memahami pendapat orang lain.

5.    Kelemahan
a)    Memerlukan waktu yang banyak.
b)    Diskusi tidak efektif apabila siswa tidak menguasai materi.
c)    Siswa yang aktif hanya tertentu.

C.    Metode Simulasi


Simulaasi adalah bermain peran. Ada 3 jenis model sismulasi, yaitu role playing (bermain
peran), sosiodrama (simulasi dalam kekeluargaan), simulation games (permainan simulasi).
1.    Karakteristik
Metode ini biasanya digunakan untuk permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan
masalah kehidupan sosial.

2.    Prosedur
a)    Menetapkan topik.
b)    Menetapkan kelompok.
c)    Simulasi diawali dengan petunjuk dari guru.
d)    Proses pengamatan dilakukan dengan diskusi.
e)    Kesimpulan dan saran dari kegiatan simulasi.

3.    Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Simulasi


1)      Kemampuan guru yang harus diperhatikan:
a)    Mampu membimbing siswa.
b)    Mampu memberikan simulasi.
c)    Mampu menguasai peran.
d)    Mampu mengamatu proses simulasi.

2)      Kemampuan siswa yang harus diperhatikan:


a)    Minat, motivasi, dan perhatian.
b)    Pemahaman terhadap pesan yang akan menstimulasikan.
c)    Kemampuan dasar berkomunikasi dan berperan.

4.    Keunggulan
1)      Siswa dapat berkomunikasi dan berinteraksi sosial.
2)      Aktivitas siswa cukup tinggi dalam pembelajaran.
3)      Membina hubungan personal.
4)      Membina hubungan komunikatif.
5)      Membiasakan siswa memahami permasalahan sosial.

5.    Kelemahan
1)      Memerlukan waktu banyak.
2)      Sangat bergantung pada aktivitas siswa.
3)      Cenderung memanfaatkan sumber belajar
4)      Banyak siswa yang kurang menyenangi simulasi.

D.    Metode Demonstrasi


Metode yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek
atau cara melakukan sesuatu sehingga dapat mempelajarinya secara proses.
1.    Karakteristik
Metode pembelajaran ini menyampaikan proses objek tertentu dengan objek yang nyata.

2.    Prosedur
1)    Mempersiapkan alat yang akan didemonstrasikan.
2)    Memberikan penjelasan tentang topik.
3)    Pelaksanaan demonstrasi.
4)    Pengatan terhadap hasil demonstrasi.
5)    Kesimpulan.

3.    Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Demonstrasi


1)      Kemampuan guru yang harus dimiliki:
a)    Mampu melaksanakan demonstrasi.
b)    Mampu mengelola kelas dan menguasai kelas.
c)    Mampu menggunakan alat bantu.
d)   Mampu melaksanakan penilaian proses.
2)      Kemampuan siswa yang harus diperhatikan:
a)    Motivasi, minat dan perhatian.
b)    Memahami tujuan.
c)    Mampu mengamati proses.
d)    Mampu mengidentifikasi alat dan kondisi.

4.    Keunggulan
a)    Memahami bahan pelajaran sesuai dengan kenyataan.
b)    Dapat mengembangkan rasa ingin tahu.
c)    Dapat melakukan perkerjaan yang sistematis.
d)    Dapat melakukan perbandingan dari beberapa objek.

5.    Kelemahan
a)    Hanya dapat berpikir konkret saja.
b)    Jika jumlah siswa banyak, tidak mudah mengatur siswa.
c)    Bergantung pada alat bantu yang sebernarnya.
d)    Siswa kurang berani mencoba.

E.    Metode Eksperimen


Metode eksperimen merupakan metode mengajar yang dalam penyajian atau pembahasan
materinya melalui percoaan serta mengamati secara proses.
1.    Karakteristik
Implementasi pembelajaran eksperimen selalu menuntut penggunaan alat bantu, sehingga
guru hanya menjadi fasilitator.

2.    Prosedur
a)    Mempersiapkan alat bantu.
b)    Member petunjuk dan informasi tentang tugas-tugas.
c)    Pelaksanaan eksperimen dengan sistematis.
d)    Penguatan perolehan teman-teman eksperimen.
e)    Kesimpulan.

3.    Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Eksperimen


1)   Kemampuan guru yang harus diperhatikan:
a)    Mampu membimbing siswa.
b)    Mengusai konsep eksperimen.
c)    Mampu mengelola kelas.
d)    Mampu menciptakan kondisi kelas yang efektif.
e)    Mampu memberikan penilaian secara proses.
2)   Kemampuan siswa yang haris diperhatikan:
a)    Memiliki motivasi, minat dan perhatian.
b)    Memiliki kemampuan bereksperimen.
c)    Memiliki sikap yang teliti, tekun dan pekerja keras.

4.    Keunggulan
1)    membangkitkan rasa ingin tahu siswa.
2)    Membangkitkan sikap ilmiah siswa.
3)    Membuat pelajaran bersifat aktual.
4)    Membina kebiasaan belajar kelompok maupun individu.

5.    Kelemahan
1)    Memerlukan alat dan biaya.
2)    Memerlukan waktu yang relative lama.
3)    Minimnya fasilitas.
4)    Belum terbiasanya melakukan eksperimen.

F.    Metode Karyawisata


Metode karya wisata (field trip) adalah aktivitas belajar diluar kelas, dengan mengunjungi
tempat-tempat yang berkaitan dengan topic.
1.    Karakteristik
Pembelajaran berbasis kontekstual.

2.    Prosedur
1)    Menetapkan tujuan kompetensi.
2)    Mempelajari topic karya wisata.
3)    Merumuskan kegiatan.
4)    Melaksanakan kegiatan.
5)    Menilai kegiatan.
6)    Melaporka hasil kegiatan.

3.    Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Karyawisata


1)    Kemampuan guru yang harus diperhatikan:
a)    Mampu mengidentifikasi objek karya wisata.
b)    Mampu membuat perencanaan dan panduan siswa.
c)    Mampu mempersiapkan alat dan bahan.
d)    Mampu mengontrol, memfasilitasi dan membimbing siswa.

2)    Kemampuan siswa yang harus deperhatikan:


a)    Mampu memahami petunjuk pelaksanaan.
b)    Mampu menyusun laporan hasil karya wisata.
c)    Mampu menggunakan alat dan bahan yang diperlukan.

4.    Keunggulan
1)    Mendapatkan pengalaman nyata, praktis dan konkret.
2)    Menumbuhkan rasa antusias belajar.
3)    Medekatkan siswa dengan lingkungan.

5.    Kelemahan
1)    Alokasi waktu dan biaya yang cukup banyak.
2)    Memerlukan pengawasan dan bimbingan ekstra.
3)    Siswa terlalu terlena dengan bermain.

G.    Metode Pemecahan Masalah


Metode pemecahan maslah meru[akan metode yang banyak menge,bangkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi.
1.    Karakteristik
Cenderung menggunakan pendekaran induktif, dan dilaksanakan pada kelas tinggi.

2.    Prosedur
1)    Merumuskan dan membatasi masalah.
2)    Merumuskan dugaan dan pertanyaan.
3)    Mengumpulkan dan mengolah data.
4)    Membuktikan atau manjawab pertanyaan.
5)    Merumuskan kesimpulan.

3.    Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Pemecahan Masalah


1)    Kemampuan guru yang harus diperhatikan:
a)    Mampu membimbing siswa untuk berhopotesis.
b)    Menguasai konsep.
c)    Mampu mengelola kelas.
d)    Mampu menciptakan suasana kelas yang efektif.
e)    Mampu memberi penilaian secara proses.
2)    Kemampuan siswa yang harus diperhatikan:
a)    Memiliki motivasi, minat dan perhatian.
b)    Memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah.
c)    Memiliki sikap yang tekum teliti dan pekerja keras.

4.    Keunggulan
1)    Mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah dan kritis.
2)    Mempelajari bahan pelajaran yang aktual.
3)    Mengoptimalkan kemampuan siswa.

5.    Kelemahan
1)    Membutuhkan waktu yang cukup lama.
2)    Bahan pelajaran tidak bersifat logis dan sistematis.
3)    Memerlukan bimbingan dari guru.
Kegiatan belajar 3
Hubungan pengalaman belajar dengan metode mengajar

Hakikat belajar, yaitu:


1.    Belajar merupakan suatu proses.
2.    Hasil belajar berupa perubahan sikap.
3.    Pengalaman interaksi antara siswa dengan lingkungan.

Prinsip-prinsip dalam belajar, yaitu:


1.    Belajar memerlukan perhatian khusus dan perasaan terhadap apa yang dipelajari.
2.    Belajar memerlukan motivasi.
3.    Belajar memerlukam aktivitas yang ,aksimal.
4.    Belajar memerlukan balikan.
5.    Belajar terjadi secara bertahap.
6.    Belajar terjadi secara individual.

Kemampuan siswa yang diharapkan dari lulusan Sekolah Dasar yaitu:


1.    Mengenali dan berperilaku sesuai ajaran agama.
2.    Menjalankan hak dan kewajiban diri, serta beretos kerja.
3.    Berpikir logis, kritis dan kreatif.
4.    Menyenangi keindahan.
5.    Membiasakan hidup bersih, bugar dan sehat.
6.    Memiliki rasa cinta terhdap bangsa dan Negara.

Pengalaman belajar (learning experience) yang diharapkan adalah terjadinya aktivitas belajar
yang tinggi dibawah bimbingan guru sehingga pembentukan pengalaman bealajaarnya
dibangun atas kemampuan dan potensi diri sendiri. Pembelajaran adalah suatu proses
berkelanjutan berdasarkan atas pengalaman.

Metode ceramah berdampak terhadap pengalaman belajar siswa, yaitu pengalaman


menyimak, sehingga siswa akan memperoleh pengalaman tentang proses pemahaman suatu
konsep, fakta bahkan prinsip-prinsip.

Dalam metode diskusi, pengalaman yang diperoleh yaitu bekerja sama, pengalaman
mengeluarkan ide, menjadi pemimpin, berkomunikasi, dan pengalaman menyimpulkan hasil
diskusi.

Metode simulasi, pengalaman belajar yang didapat adalah berinteraksi, berkomunikasi


dengan kelompok, bermain peran, bekerja sama, dan menilai proses kegiatan simulasi.
Pengalaman yang didapat dari metode demonstrasi yaitu memperhatikan proses yang
sistematis, mempraktikkan secara proses, menggunakan alat dan bahan yang sebenarnya.
Metode eksperimen memberikan pengalaman membanding-bandingkan hasil eksperimen,
mendiskusikan perbedaan, menemukan suatu konsep,  membuktikan sesuatu secara proses.

Metode karya wisata, dampak pengalaman yang diperoleh yaitu berinteraksi, bekerja sama,
mengamati, dan menilai objek, memberikan pengalaman nyata, praktis dan konkret.

MODUL 6
MEDIA PEMBELAJARAN

Kegiatan Pembelajaran 1
Hakikat Fungsi dan Peranan Media Pembelajaran

Media pembelajaran
Media dimanfaatkan berbagai pihak untuk keperluan sehari-hari. Misalnya dunia bisnis,
perusahaan ingin mempromosikan produknya di pasaran dengan memanfaatkan media atau
sarana seperti televisi, radio, surat kabar, brosur, leaflet, poster dan lain-lain. Guru
menggunakan media pembelajaran agar informasi dapat diterima dan diserap dengan baik
oleh siswa. Sebagai wujud bahwa bahan ajar diterima oleh siswa dibuktikan dengan
terjadinya perubahan-perubahan perilaku baik berupa pengetahuan, sikap, maupun
keterampilan.

Menurut Heinich, dkk (1993) media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari
bahasa latin dan bentuk jamak  dari  kata “medium” secara harfiah berarti“perantara”. Yaitu
perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (receiver ). Seperti film, televisi,
diagram, bahan tercetak ( printed materials), komputer, dan instruktur.

Menurut Schramn (1977), teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluanpembelajaran.

Menurut Briggs (1977), sarana fisik untuk menyampaikan isi ataumateri pembelajaran seperti
buku,film, video,slide, dan sebagainya.

Menurut NEA (1969), sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar,
termasuk teknologiperangkat kerasnya. Guru berperan sebagai komunikator (communicator )
bertugas menyampaikan pesan atau bahan ajar (messages) kepada siswa. Siswa bertidak
sebagai penerima pesan (receiver atau communicant). Media pembelajaran adalah wahana
penyalur pesan atau bahan ajar yang disampaikan guru.
Komunikasi dua arah (two way traffic communication)  atau lebih (multi way
trafficcommunication) adalah kondisi dimana siswa tidak hanya berperan sebagai penerima
pesan namun bisa saja bertindak sebagai penyampai pesan maka diperlukan media untuk
lebih meningkatkan tingkat keefektifan pencapaian tujuan atau kompetensi.

Media pembelajaran terdiri atas dua unsur penting yaitu unsur peralatan atau perangkat keras
(hardware), dan unsur pesan yang dibawa (messages atau software). Media pembelajaran
memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang terpenting adalah pesan atau
informasi belajar yang dibawakan oleh media.

Proses pembelajaran akan berhasil apabila siswa turut aktif dalam pembelajaran maka
dibutuhkan fasilitas sebagai media pembelajaran sehingga dapat lebih mengoptimalkan
pencapaian hasil belajarnya. Pengetahuan paling banyak diperoleh secara visual atau indra
pengelihatan, setelah itu melalui indra pendengaran. Pengetahuan diperoleh lebih maksimal
secara audiovisual (pendengaran dan pengelihatan).

Fungsi media pembelajaran :


1.    Bukan merupakan fungsi tambahan.
2.    Merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran.
3.    Penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai dan isipembelajaran
itu sendiri.
4.    Bukan berfungsi sebagai alat hiburan.
5.    Berfungsi untuk mempercepat proses belajar.
6.    Meningkatkan kualitas belajar-mengajar.
7.    Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir.

Nilai dan manfaat media pembelajaran :


1.    Membuat konkret konsep-konsep yang abstrak.
2.    Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat.
3.    Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil.
4.    Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat

Kegiatan Belajar 2
Jenis dan Krakteristik Media Pembelajaran

1.    Ada 3 jenis media pembelajaran yang perlu di pahami oleh para guru, yaitu media visual.
Media audio, dan media audio visual dari masing masing jenis media tersebut terdapat
berbagai bentuk media yang dapat di kembangkan dalam kegiatan kegiatan pembelajaran di
sekolah dasar.
2.    Media visual adalah media yang dapat di liat dengan amenggunakan media penghlihatan
terdiri atas media yang di proyeksikan ( projekted visual ). Media audio adalah media
merangsang piqiran, perasaan, perhatian yang dapat memancing kemauan siswa untuk
memahami bahan ajar dan jenisnya, seperti program kaset suara ( audio kasette ). CD audio,
dan program radio. Sedangkan media audiovisual merupakan kombinasi dari media audio dan
media visual di sebut media pandang dengar.
3.    Setaip media memiliki karakteristik ( kelebihan dan keterbatasan ), oleh karena itu tk ada
media yang dapat di gunakan untuk di gunakan semua situasi atau tujuan media mana yang
akan di gunakan ketergantungan kepada kompetensi/tujuan yang ingin di capai sifat bahan
ajar ketersidiaan media tersebut dan kemampuan guru dalam menggunakannya

Kegiatan Belajar 3
Pemilihan, Penggunaan, dan Perawatan Media Pembelajaran

1.    Media pembelajaran adalah jenis – jenis media pembelajaran alternatif mudah di buat
bahanya mudah di peroleh mudah di gunakan serta hanya lebih murah namaun demikian
sederhana tidaknya suatu media tersebut sebensrnya tergantung pada kondisi atu sekolah
2.    Pemilihan media pembelajan pada hakikatnya merupakan peroses pengambilan
keputusan yang di lakukan oleh guru untuk menentukan jenis media mana yang lebih tepat di
gunakan dan sesuai dengan tujuan pembelajaran sifat materi yang akan di smapaikan setinggi
yang di gunakan serta evaluasinya adanya pilihan media ini di sebutkan sangat banyak dan
bervariasi jenis media dengan karakteristik yang berbeda – beda
3.    Kegunaan media pembelajaan sdederhana perlu memperhatikan tujuan yang akan di
capai sifat dari bahan ajar karakteristik sasaran peljar membuka ( siswa ) dan kondisi tepat /
ruangan yang menjadi pertimbangan antara lain kesederhanaan menarik perhatian adanya
penonjolan/penekanan ( misalnya dengan warna) direncanak dengan baik serta
menggunakanya siswa lebih aktif belajar
4.    Untuk memelihara media pembelajaran agar awet dan dapat di gunakan lebih lama perlu
di punyakan berbagai cara baik secara teknis misalnya dengan memberi bingkai kepada
media grafis ( moniting frame ) maupun yang lebih ideal yaitu menyediakan tempat / ruangan
secara khusus di set untuk menyimapan berbagai jenis media pembelajaran

Kegiatan Belajar 4
Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran

1.    Sumber pembelajaran adalah semua sumber yang di gunakan oleh siswa dalam
pembelajaran sumber – sumber tersebut dapat berupa pesan atau informasi orang bahan –
bahanalat/perlengkapan teknik/metode dan lingkungan
2.    Lingkungan sebagai sumber pembeljaran yang memiliki nilai – nilai yang sangat
berharga di optimalkan dalam peroses pembelajaran lingkunagn dapat memperkaya bahan
dan kegiatan pembelajaran siswa
3.    Lingkungan yang dapat di manfaatkan sebagai sumber belajar terdiri atas lingkungan
sosial dan lingkungan fisik/lingkungan alam lingkunngan sosisial dapat di gunakan untuk
mempelajari ilmu- ilmu sosial dan kemanusiaan lingkungan alam dapat di gunakan untuk
mempelajari gejala – gejala alam serta dapat menumbuhkan kesadaran siswa akan cinta alam
dan berpartisipasi dalam media alam
4.    Prosedur belajar untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dapat di
tempuh melalui kegiatan dengan membawa siswa kelingkungan seperti survei, karyawisata,
berkemah di alam terbuka praktik lapangan dan pelayanan kepada masyarakat atau dengan
membawa lingkungan kedalam kelas/ sekolah, seperti pemanfaatan nara sumber yang ada di
masyarakat untuk berbicara di sekolah
5.    Agar penggunaan lingkungan agar sumber belajar berhasil dengan baik perlu di lakukan
perencanaan plaksanaan dan tidak lanjut dalam melangkah- langkah trsebut guru-guru dan
siswa terlibat aktif sehingga kegiatan pemanfaatan lingkungan tersebut menjadi tanggung
jawab bersama.

MODUL 7
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 1

Kegiatan Belajar 1
Keterampilan Bertanya

Guru perlu menguasai keterampilan beratnya karena


a.    Guru cenderung mendominasi kelas dengan ceramah
b.    Meningkatnya keterlibatan siswa
c.    Merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan
d.    Mendominasi kelemahan siswa
e.    Memusatkan perhatian siswa pada satu masalah
f.    Membantu siswa menggunakan pendapat dengan bahan yang baik

Keterampilan bertanya dasar terdiri atas komponen- komponen


a.    Pengajuan pertanyaan secara jelas dan singkat
b.    Pemberian acuan
c.    Pemusatan
d.    Pemindahan giliran
e.    Penyebaran
f.    Pemberian waktu berfikir
g.    Pemberian tuntutan

Keterampilan bertanya lanjut terdiri dari komponen


a.    Pengubahan tuntuan kognitif dalam menjawab pertanyaan
b.    Pengaturan urutan pertanyaan
c.    Penggunaan pertanyaan pelcak
d.    Penignktan terjadinya interaksi

Dalam menerapkan keterampilan dasar dan lanjut guru perlu memperhatikan perinsip –
prinsip berikut
a.    Kehangatan dan keantusiasan
b.    Menghindari kebiasaan menggulung pertanyaan sendiri menjawab pertanyaan sendiri
menganjukan pertanyaan yang mengundang jawaban serempak mengulangi jawaban siswa
mengajukan pertanyaan ganda dan menujuk siswa siswa sebelum mengajukan pertanyaan
c.    Waktu berfikir yang di berikan pertanyaan tingkat lanjut lebih banyak dari yang di
berikan untuk pertanyaan tingkat dasar
d.    Pertanyaan pokok harus di sesuaikan terlebih dahulu kemudian dinilai sesudah selesai
belajar

Kegiatan Belajar 2
Keterampilan Memberi Penguatan

Penguatan adalah respon yang di berikan oleh guru terhadap prilaku siswa yang baik yang
menyebabkan siswa tersebut terdorong untuk mengulangi atau meningkatkan prilaku yang
baik tersebut penguatan di berikan dengan tujuan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
mengontrol dan memotivasi prilaku yang negatif menumbuhkan rasa prcaya diri srte
memelihara iklim kelas yang kondusif pengutan di bagi menjadi pengutan perbal dan non
perbal penggunaan perbal di berikan dalam untuk kata kata / klimat pujian sentuhan kegiatan
yang menyenangkan, serta benda / simbol pengutan dapat juga di berikan dalam bentuk
pengutan tak penuh jika respon/ prilaku siswa tidak sepenuhnya memenuhi harapan dalam
memberikan pengutan harus di perhatikan seperi – seperti berikut
1.    Kehangatan dan keantusiaan
2.    Kebermaknaan
3.    Hindari respon negatif
4.    Pengutan harus berpariasi
5.    Sasaran pengutan harus jelas
6.    Penguatan harus diberikan segera setelah prlaku yang di harapkan muncul

Kegiatan Belajar 3
Keterampilan Mengadakan Variasi

Variasi adalah keanekaragaman yang membuat sesuatu menonton variasi di dalam kegitan
pembelajran dapat mengilangkan kebosanaan, meningkatkan minat dan keinginan tahuan
siswa, melayani gaya belajr siswa yang beragam,
Komponen keterampilan mengadakan variasi di bagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut.
1.    Variasi dalm gaya belajar yang meliputi variasi secara, pemusatan perhatian, penyiapan
pergantian posisi guru, kontak pandung, serta gerakan badan dan mimik
2.    Variasi pola intraksi dan kegiatan
3.    Variasi penggunaan alat bantu pelajar yang meliputi alat/bahan yang dapat di dengar, di
lihat dan di manipulasi dalam mengadakan variasi, guru perlu meningkat prinsip-prinsip
penggunanya, yang meliputi kesesuaian, kewajaran, kelancaran, dan kesinambungan, serta
perencanaan bagi alat alat dan bahan yang memerlukan penataan khusus

MODUL 8
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 2

Kegiatan Belajar 1
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Komponen keterampilan membuka peljaran adalah sebagai berikut


a.    Menarik perhatian yang dapat di lakukan dengan
1.    Memvariasikan gaya mengajar guru
2.    Menggunakan alat bantu mengajar
3.    Memvariasikan pola interaksi

b.    Menimbulkan motivasi yang dapat di lakukan dengan


1.    Menujukan kehangatan dan keantusiasan
2.    Menimbulkan rasa ingin tau
3.    Mengemukakan ide yang bertentangan
4.    Memperhatikan minat siswa

c.    Memberi acuan yang dapat di lakukan dengan


1.    Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas
2.    Menyarankan langkah-langkah yang akan di lakukan
3.    Mengingatkan masalah pokok yang akan di bahas
4.    Mengajukan pertanyaan-pertnyaan yang berkaitan dengan materi yang akan di bahas

d.    Membuat kaitan yang dapat di lakukan dengan


1.    Mengaitkan aspek-aspek yang relvan dari bidang studi yang telah di ajarkan
2.    Membandingkan dan mempertentangkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lama
3.    Menjelaskan garis besar konsep untuk bahan yang sama sekali baru
Kegitan Belajar 2
Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Guru perlu menguasai keterampilan diskusi kelompok kecil karena


1.    Musywarah ( diskusi ) sesudah membudaya dalam masyarakat indonesia
2.    Tiap warga negara indonesia di harapkan memiliki keterampilan diskusi
3.    Keterampilan berdiskusi / memimpin diskusi tidak di bawa sejak lahir
4.    Diskusi punya peran khusus dalam pencapaian tujuan pendidikan yang bersifat
pembentukan sikap nilai kebisaan dan keterampilan

Dikusi kelompok kecil dapat terjadi jika sarat-sart berikut dapat di penuhi antara lain
1.    Jumlah anggota kelompok 3 – 9 orang
2.    Terjadinya tatap muka informal
3.    Ada tujuan yang ingin di capai
4.    Berlangsung secara sistematis

Komponen keterampilan membimbing diskusi kelopok kecil terdiri dari


1.    Memusatkat perhatian
2.    Memperjelas masalah masalah/uruain siswa
3.    Menganalisis pandangan siswa
4.    Meningkatlkan urunan siswa
5.    Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
6.    Menutup diskusi

Agar dapat  menerapkan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil secara efektip.
Guru harus memperhatikan sejumlah hal, antara lain;
1.    kesesuayan diskusi dengan topik bidang studi yang di bahas;
2.    kekuatan dan kelemahan diskusi dalam kegiatan pembelajaran;
3.    perencanaan dan persiapan yang matang;
4.    iklim diskusi yang terbuka dan bersahabat;
5.    pemilihan topik diskusi yang tepat;

Kegiatan Belajar 3
Keterampilan Mengelola Kelas.

Mengelola kelas pada dasarnya adalah pengaturan orang dan barang yang memungkinkan
terciptanya dan terpliharanya kondisi belajar yang optimal,kondisi belajar yang optimal
sangat menentukan kehasilannyakegiatan pembelajaran.oleh karna itu, guru perlu menguasai
keterampilan untuk menciptakan kondisi yang optimal tersebut.kegiatan pembelajaran dapat
di badakaan menjadi dua masalah ,yaitu masalah istruksional dan masalah pengelolaan .guru
harus dapat membedakan kedua masalah tersebut agar dapat menanganinya secara teepat.
Masalah intrusional harus di selesaikan secara intruksional , sedangkan sistim pengelola
harus di selesaikan secara pengelola ,komponen ketrampilan mengelola kelas terdiri dari
keterampilan yang bersipat prepentip dan ketrampilan yang bersipat represif, ketrampilan
yang bersipat preventip terkait dengan usaha mencegah terjadinya gangguan,yang dapat di
tunjukan dengan :
1.    sikap tangkap;
2.    membagi perhatian;
3.    memusatkan perhatian kelompok;
4.    memberikan petunjuk yang jelas;
5.    menegur;
6.    memberikan penguatan;
Keterampilan yang bersipat represif, berkaitan dengan usaha mengatasi gangguan yang
muncul,yang dapat dilakukan melalui 3 pendekatan berikut:
1.    Modifikasi tingkah laku ,yang mencakup:
a.    Meningkapkan tingkah laku yang di harapkan.
b.    Mengajarkan tingkah laku yang baru, dan
c.    Mengurangi /menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan
2.    Pengelola kelompok, yang menekankan pada pemecahan masalah melalui diskusi
kelompok.
3.    Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.

Agar dapat mengelola kelas secara efektip guru harus memperhatikan beberapa hai di
samping menghindari sejumlah prilaku yang dianggap mudah menimbulkan gandguan.

Kegiatan Belajar 4
Keterampilan Meagajar Kelompok Kecil Dan Perorangan

Pada dasarnya , siswa mempunyai karakteristik yang sangat berbeda satu dengan yang
lainnya.untuk melanyani perbedaan ini , diperlukan variasi dan perorganisasian kegiatan
klasikal, keloompok kecil dan perorangan hanya mungkin terwujud jika dipenuhi syarat –
syarat tertentu.
1.    Ada hudungan yang sehat dan akrab antara guru-siswa dan antarsiswa
2.    Siswa belajar dengan kecepatan,kemampuan ,cara, dan minat sendiri
3.    Siswa mendapat bantuan sesuai dengan kebutuhannya
4.    Siswa dilibatkan dalam perencanaan pembelajaran .
5.    Guru dapatmemainkan berbagai peran.

Perorganisasian kegiatan klasikal, kelompok kecil, perorangan dapat di buat berbagai


variasi ,sesuai dengan topik / tujuan, kemampuan siswa, serta kemampuan dan fasilitas yang
ada. Agar dapat mengelola kegiatan kelompok kecil dan perorangan, guru harus menguasai 4
kelompok komponen keterampilan sebagai berikut .
1.    Keterampilan mengadakan mendekatkan secara pribadi.
2.    Keterampilan mengoganisasikan.
3.    Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
4.    Keterampilan merancanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran.

Agar pengajaran kelompok kecil dan perorangan dapat berlangsung secara efektif, guru harus
memperhatikan hal-hal berikut :
1.    Tidak semua topik dapat disajikan dalam format kelompok kecil dan perorangan
2.    Lakukan pengajaran kelompok kecil dan perorangan secara bertahap
3.    Pengorganisasian siswa, sumber/materi, ruangan, dan waktu harus dilakukan secara
cermat
4.    Kegiatan harus diakhiri dengan kulminasi yang memungkinkan siswa saling belajar
5.    Guru harus mengenal siswa secara pribadi

MODUL 9
KEGIATAN REM EDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN

Kegiatan Belajar 1
Kegiatan Remedial

A.    Hakikat, Tujuan, Dan Fungsi Kegiatan Remedial


1.    Hakikat Kegiatan Remedial
Dalam Random House Webster’s College Dictionary (1991), Remedial diartikan sebagai
intended to improve poor skill in specified field. Remedial adalah kegiatan yang dilaksanakan
untuk memperbaiki keterampilan yang kurang baik dalam suatu bidang tertentu. Kalau kita
kaitkan dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan remedial dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kurang berhasil.
Dari pengertian tersebut diketahui bahwa suatu kegiatan pembelajaran dianggap sebagai
kegiatan remedial apabila kegiatan pembelajaran tersebut ditujukan untuk membantu siswa
yang mengalam kesulitan dalam memahami materi pelajaran atau dalam menguasai
kompetensi yang telah ditetapkan.

Her (ujian ulang) dapat dianggap sebagai remedial, apabila sebelum her diberikan, guru
melaksankan kegiatan pembelajran yang membantu siswa memahami materi pelajaran yang
belum dikuasainya sehingga siswa menguasai kompetensi yang diharapkan. Tetapi, apabila
guru langsung memberikan ujian ulang tanpa melakukan pembelajaran tambahan yang
membantu siswa mengatasi kesulitan yang dihadapinya maka pelaksanaan her tersebut
tidaklah termasuk kegiatan remedial.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan remedial adalah kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
menguasai materi pelajaran.
2.    Tujuan dan Fungsi Kegiatan Remedial
Secara umum, tujuan kegiatan remedial adalah sama dengan pembelajran biasa, yaitu
membantu siswa mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
berdasarkan kurikulum yang berlaku. Secara khusus, kegiatan remedial bertujuan untuk
membantu siswa yang belum menguasai materi pelajaran melalui kegiatan pembelajaran
tambahan.

Sebagai salah satu upaya membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, kegiatan
remedial memiliki beberapa fungsi yang penting bagi keseluruhan proses pembelajaran.
Warkitri, dkk. (1991) menyebutkan enam fungsi remedial dalam kaitannya dengan proses
pembelajaran. Keenam fungsi kegiatan remedial tersebut adalah fungsi korektif, pemahaman,
penyesuaian, pengayaan, akselerasi, dan terapeutik.
a.    Fungsi Korektif
Memperbaiki cara mengajar dan cara belajar. Kegiatan remedial mempunyai fungsi korektif
bagi kegiatan pembelajaran karena melalui kegiatan remedial guru memperbaiki cara
mengajarnya dan siswa memperbaiki cara belajarnya. Misalnya, guru mengetahui bahwa
yang menyebabkan siswa belum menguasai materi pelajaran adalah karena kurangnya
kesempatan untuk berlatih maka guru harus memperbaiki kegiatan pembelajarannya dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Atau apabila siswa tidak menguasai
materi karena penjelasan guru terlalu abstrak maka guru harus menggunakan berbagai
metode dan media yang mempermudah pemahaman siswa terhadap konsep yang dibahas.

b.    Fungsi Pemahaman   


Kegiatan remedial mempunyai fungsi pemahaman karena dalam kegiatan remedial akan
terjadi proses pemahaman baik pada diri guru maupun diri siswa. Bagi guru, untuk
melaksanakan kegiatan remedial, guru terlebih dahulu harus memahami kelebihan dan
kekurangan kegiatan pembelajaran yanng dilaksanakannya, serta mengevaluasi kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakannya. Berdasarkan hasil pemahaman ini, guru
memperbaiki kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakannya.
Dengan kegiatan remedial siswa akan lebih memahami kelabihan dan kelemahan cara
belajarnya. Sebelum kegiatan remedial, guru mengajak siswa mengevaluasi kegiatan
belajarnya. Apakah mereka memperhatikan penjelasan guru dan mengerjakan tugas yang
diberikan guru dengan sungguh-sungguh? Dengan pemahaman ini siswa diharapkan akan
memperbaiki sikap dan cara belajarnya sehingga dapat menjadi lebih baik.

c.    Fungsi Penyesuaian   


Kegiatan remedial memiliki fungsi penyesuaian karena pelaksanaan kegiatan remedial
disesuaikan dengan kesulitan dan karakteristik individu siswa yang mengalami kesulitan
belajar.
Karena semua aspek kegiatan remedial disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik
individu siswa,  proses pembelajaran tidak akan menjadi beban bagi siswa melainkan siswa
akan termotivasi belajar dengan giat.

d.    Fungsi Pengayaan   


Kegiatan remedial mempunyai fungsi pengayaan bagi proses pembelajaran karena melalui
kegiatan remedial guru memanfaatkan sumber belajar. Dalam kegiatan remedial guru dapat
meminta siswa untuk membaca buku lain yanng ada kaitannya dengan materi yang belum
dipahami. Guru juga menerapkan metode mengajar dan alat bantu yang bervariasi. Misalnya,
membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi, guru dapat meminta
siswa untuk diskusi atau kerja kelompok atau mungkin dengan menggunakan alat peraga
yang bervariasi. Kegiatan tersebut merupakan pengayaan dalam proses pembelajaran.

e.    Fungsi Akselerasi   


Kegiatan remedial memiliki fungsi akselerasi terhadap proses pembelajaran karena melalui
kegiatan remedial guru dapat mempercepat penguasan siswa terhadap materi pelajaran
dengan menambah waktu dan frekuensi pembelajaran. Tanpa remedial siswa yang
mengalami kesulitan dalam pemahaman akan tertinggal oleh temannya yang telah menguasai
materi pelajaran.

f.    Fungsi Terapeutik   


Kegiatan remedial mempunyai fungsi terapeutik karena melalui kegiatan remedial guru dapat
membantu mengatasi kesulitan siswa yang berkaitan dengan aspek sosial-pribadi. Biasanya
siswa yang merasa dirinya kurang berhasil dalam belajar sering merasa rendah diri atau
terisolasi dalam pergaulan dengan teman-temannya. Dengan membantu mencapai prestasi
belajar yang lebih baik melalui kegiatan remedial berarti guru telah membantu siswa
meningkatkan rasa percaya diri.

Itulah 6 fungsi kegiatan remedial dalam proses pembelajaran. Dari uraian di atas jelaslah
bahwa kegiatan remedial memiliki fungsi penting dalam membantu pengembangan
kemampuan siswa secara optimal.

3.    Perbedaan Kegiatan Remedial dari Pembelajaran Biasa


Secara sepintas kegiatan remedial tidak jauh berbeda dengan pembelajaran biasa. Guru harus
merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan alat evaluasi, memilih dan
mengorganisasikan materi pelajaran, dll. Tetapi kalau kita kaji lebih dalam, kedua bentuk
pembelajran tersebut berbeda. Perbedaan kegiatan remedial dengan pembelajaran biasa.
Komponen Pembelajaran    Pembelajaran Biasa    Kegiatan Remedial
TUJUAN    Berlaku bagi semua siswa (klasikal)    Bersifat individu
MATERI    Sama untuk semua siswa    Sesuai dengan kesulitan siswa
KEGIATAN PEMBELAJARAN    1. Diikuti semua siswa
2. Metode dan media  bersifat klasikal    1. Diikuti oleh siswa yang bermasalah
2. Metode dan media bersifat individual atau kelompok.
EVALUASI    Sama untuk semua siswa    Bersifat individual atau kelompok.

Agar menjadi lebih jelas, marilah kita kaji perbedaan kegiatan remedial dari pembelajaran
biasa dengan menganalisis komponen-komponen suatu pembelajaran. Komponen-komponen
tersebut adalah:

a.    Tujuan Pembelajaran


Rumusan tujuan bersifat individual. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan untuk mencapai
kompetensi atau tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pembelajaran biasa, tujuan
pembelajaran yang dirumuskan guru berlaku bagi semua siswa. Jadi, bersifat klasikal.
Sementara itu, dalam kegiatan remedial tujuan pembelajaran yang dirumuskan guru bersifat
individual, tergantung pada kesulitan siswa. Tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa
A mungkin berbeda dari tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa B, tergantung pada
kompetensi atau tujuan pembelajaran yang belum dikuasai.

b.    Materi Pembelajaran


Materi sesuai dengan kesulitan yang dihadapi. Materi pelajaran dipilih dan diorganisasikan
berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Materi yang dibahas dalam
remedial akan berbeda antara materi untuk siswa yang satu dengan siswa yang lainnya, sesuai
dengan kesulitan yang dihadapinya.

c.    Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran dalam kegiatan remedial akan berbeda dari kegiatan pembelajaran
biasa. Dalam pembelajaran biasa, yang berpartisipasi adalah seluruh siswa. Guru
memperlakukan siswa semua sama. Sementara itu, dalam kegiatan remedial, pembelajaran
hanya diikuti oleh siswa-siswa yang memiliki kesulitan belajar tertentu. Kegiatan remedial ini
dapat dilakukan secara individu atau kelompok sesuai dengan kesulitan dan karakteristik
siswa yang mengikuti kegiatan remedial.

d.    Evaluasi
Alat evaluasi bersifat individual dan kelompok. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. Alat evaluasi yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran biasanya bersifat klasikal sedangkan dalam kegiatan remedial alat
evaluasiya bersifat individual atau kelompok.

Dari uraian tersebut dapat disimpulan bahwa pembelajaran biasa menerapkan pendekatan
klasikal, sedangkan kegiatan remedial menerapkan pendekatan individual atau kelompok.

B.    PENDEKATAN DALAM KEGIATAN REMEDIAL


Warkitri dkk. (1991) mengemukakan tiga pendekatan dalam kegiatan remedial. Ketiga
pendekatan tersebut adalah pendekatan yang bersifat preventif, kuratif, dan pengembangan.
Berikut ini akan dibahas ketiga pendekatan tersebut.
1.    Pendekatan Yang Bersifat Preventif
Kegiatan remedial dipandang bersifat preventif apabila kegiatan remedial dilaksanakan untuk
membantu siswa yang diduga akan mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang
telah ditetapkan. Kegiatan remedial yang bersifat preventif dilaksankan sebelum kegiatan
pembelajaran biasa dilaksankan.
Guru yang sudah berpengalaman, dari keakrabannya dengan siswa, telah mengetahui
kelemahan siswanya. Dari beberapa kegiatan guru mengetahui bahwa siswa A mempunyai
kelemahan dalam mengerjakan soal-soal matematika sehingga guru memberi kesempatan
untuk berlatihh lebih banyak lagi. Bagi yang belum banyak pengalaman, anda dapat
menggunakan jenis alat evaluasi pretest.

   

Pretest adalah salah satu jenis alat evaluasi yang digunakan guru sebelum kegiatan
pembelajaran dilaksanakan. Berdasarkan hasil pre-test guru dapat mengelompokkan siswa
menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok yang mampu menguasai kompetensi yang telah
ditetapkan lebih cepat, kelompok yang sesuai dengan waktu yang ditetapkan, dan yang tidak
akan mampu menguasai kompetensi sesuai waktu yang ditetapkan. Kegiatan remedial yang
diberikan kepada siswa yang tidak mampu menguasai kompetensi dengan waktu yang
disediakan disebut remedial bersifat preventif.

2.    Pendekatan Yang Bersifat Kuratif


Kegiatan remedial dipandang bersifat kuratif apabila pelaksanaan kegiatan remedial
ditujukan untuk membantu mengatasi kesulitan siswa setelah siswa mengikuti pembelajaran
biasa. Kegiatan remedial yang bersifat kuratif dilaksanakan karena berdasarkan hasil evaluasi
pada kegiatan pembelajaran biasa diketahui bahwa siswa belum mencapai kriteria
keberhasilan atau kompetensi minimal yang telah ditetapkan.

3.    Pendekatan Yang Bersifat Pengembangan


Kegiatan remedial dipandang bersifat pengembangan apabila kegiatan remedial dilaksanakan
selama berlangsungnya kegiatan pemebelajaran biasa. Melalui kegiatan remedial yang
bersifat pengembangan, guru mengharapkan agar siswa yang mengalami kesulitan dalam
menguasai kompetensi yang ditetapkan secara bertahap dan segera dapat mengatasi kesulitan
yang dihadapinya.

C.    JENIS-JENIS KEGIATAN REMEDIAL


Berikut ini beberapa bentuk kegiatan remedial yang dapat dilaksanakan guru (Suke, 1991):
1.    Mengajarkan Kembali
Melalui bentuk kegiatan ini, guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami atau
dikuasai siswa. Saat menjelaskan materi tersebut, guru harus berorientasi pada kesulitan yang
dihadapi siswa.
2.    Menggunakan Alat Peraga
Untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran, guru sebaiknya
menggunakan alat peraga dan memberi kesempatan siswa untuk menggunakan alat peraga
tersebut.

3.    Kegiatan Kelompok


Diskusi ataupun kerja kelompok dapat digunakan guru untuk membantu siswa mengalami
kesulitan dalam menguasai kompetensi yang dituntut. Yang perlu diperhatikan guru dalam
menerapkan kerja kelompok dalam kegiatan remedial ialah dalam menentukan anggota
keompok.

4.    Tutorial
Kegiatan tutorial ialah guru meminta bantuan siswa lain yang lebih pandai untuk membantu
siswa menghadapi kesulitan dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan atau guru
dapat juga meminta siswa dari kelas yang lebih tinggi untuk membantu adik kelasnya.

5.    Sumber Belajar Yang Relevan


Selain dengan mengajarkan kembali, kegiatan kelompok dan tutorial, guru juga dapat
menggunakan sumber belajar lain dalam membantu siswa menguasai kompetensi yang telah
ditetapkan. Guru meminta siswa untuk mengunjungi saatu instansi tertentu yang berkaitan
dengan materi yang belum dikuasainya.

D.    PRINSIP PELAKSANAAN REMEDIAL


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan remedial (Suke, 1991) :
1.    Guru harus mengelompokkan siswa yang mengalami remedial sesuai dengan
pemahaman siswa tentang materi pembelajaran.
2.    Bantuan yang diberikan hendaknya sesuai dengan kesulitan yang dihadapi siswa. Tugas
atau kegiatan yang diberikan dalam kegiatan remedial jangan terlalu banyak.
3.    Dalam menentukan kegiatan remedial guru hendaknya mempertimbangkan jenis
kesulitan yang dihadapi siswa serta  faktor penyebab kesulitan tersebut.
4.    Melalui kegiatan remedial ini, guru tidak hanya mengharapkan siswa akan mampu
menguasai kompetensi yang belum dikuasainya, tetapi juga timbulnya motivasi pada diri
siswa untuk belajar lebih giat dan lebih tekun sehingga untuk menguasai kompetensi
berikutnya siswa diharapkan tidak akan mengalami kesulitan.

E.    PRINSIP PEMILIHAN KEGIATAN


Wardani (1991) menyatakan bahwa dalam memilih bentuk kegiatan dan metode yang akan
diterapkan dalam kegiatan remedial guru perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1.    Memanfaatkan latihan khusus, terutama bagi siswa yang mempunyai daya tangkap
lemah.
2.    Menekankan pada segi kekuatan yang dimiliki siswa. Dengan memperhatikan kekuatan
yang dimiliki siswa diharapkan siswa akan dapat lebih cepat mengatasi kesulitan yang
dihadapinya. Dalam hal ini, guru hendaknya lebih mengenal gaya belajar setiap siswa.
3.    Memanfaatkan penggunaan media yang multi-sensori.
4.    Memanfaatkan permainan sebagai sarana belajar, terutama bagi siswa yang kurang
memiliki motivasi untuk belajar.

F.    PROSEDUR KEGIATAN REMEDIAL


Langkah-langkah kegiatan remedial :
1.    Analisis Hasil Diagnosa
Melalui kegiatan diagnosa, guru akan mengetahui para siswa yang perlu mendapat bantuan.
Untuk keperluan kegiatan remedial, tentu yang menjadi sorotan adalah siswa-siswa yang
mengalami kesulitan dalam belajar yang ditunjukkan dengan tidak tercapainya kriteria
keberhasilan belajar.

2.    Menemukan Penyebab Kesulitan


Sebelum kita mulai merancang kegiatan remedial, terlebih dahulu kita harus mengetahui
mengapa siswa mengalami kesulitan dalam mencapai kompetensi yang diharapkan atau
menguasai materi pelajaran. Faktor penyebab kesulitan ini harus diidentifikasi oleh guru
karena gejala kesulitan yang sama yang ditunjukkan oleh siswa dapat ditimbulkan oleh sebab
yang berbeda.

3.    Menyusun rencana Kegiatan Remedial


Setelah kita mengetahui siswa yang perlu mendapatkan kegiatan remedial dan kompetensi-
kompetensi yang belum dikuasai setiap siswa serta faktor penyebab kesulitan. Selanjutnya
kita menyusun rencana pembelajaran sebagai berikut :
a.    Merumuskan kompetensi atau tujuan pembelajaran.
b.    Menentukan materi pelajaran yang sesuai dengan kompetensi
c.    Memilih dan merancang kegiatan remedial sesuai dengan masalah dan faktor penyebab
kesulitan serta karakteristik siswa.
d.    Merencanakan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan remedial
e.    Menentukan jenis, prosedur, dan alat penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa.

4.    Melaksanakan Kegiatan Remedial


Biasanya kegiatan remedial dilaksanakan di luar jam belajar biasa. Oleh karena itu, dituntut
kerelaan dari guru untuk menyediakan waktu tambahan di luar jam belajar, untuk membantu
siswa yang memerlukan.

5.    Menilai Kegiatan Remedial


Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remedial yang telah dilaksanakan, kita harus
melaksanakan penilaian. Guru harus menganalisis setiap komponen-komponen, dengan
mengajukan pertanyaan sebagai berikut :
-    Kompetensi atau Tujuan    : Apakah kompetensi yang dirumuskan terlalu tinggi
  atau terlalu rendah bagi siswa
-    Materi            : Apakah materi terlalu sulit bagi siswa?
-    Kegiatan            : Apakah Kegiatan remedial yang diterapkan 
                  sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa?
-    Waktu            : Apakah waktu yang disediakan cukup atau kurang?
-    Penilaian            : Apakah alat peneilaian yang digunakan sesuai
                          dengan kompetensi yang telah ditetapkan?

Itulah langkah-langkah yang harus ditempuh guru dalam melaksanakan kegiatan remedial.

Kegiatan Belajar 2
Kegiatan Pengayaan

A.    HAKIKAT KEGIATAN PENGAYAAN


Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok cepat dalam
memanfaatkan kelebihan waktu yang dimilikinya sehingga mereka memiliki pengetahuan
yang lebih kaya dan keterampilan yang lebih baik.
Kegiatan pengayaan ini berkenan dengan kegiatan pendalam materi pelajaran yang sedang
dipelajari, bukan pembahasan materi pelajaran baru.

Tujuan kegiatan pengayaan adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk


memperdalam penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang
dilaksanakan sehingga tercapai tingkat perkembangan yang optimal.

B.    JENIS KEGIATAN PENGAYAAN


Dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pengayaan, guru menerapkan pendekatan
individual. Menurut Guskey (1989), kegiatan pengayaan biasanya bersifat belajar mandiri.
Kegiatan pengayaan lebih bersifat fleksibel dibandingkan dengan kegiatan remedial. Yang
penting, kegiatan pengayaan hendaklah merupakan kegiatan yang menyenangkan dan
merangsang kreatifitas siswa. Kegiatan yang dapat dirancang dan dilaksanakan guru :
1.    Tutor Sebaya
Melalui kegiatan tutor sebaya, pemahaman siswa terhadap suatu konsep akan meningkat
karena di samping mereka harus menguasai konsep atau ide yang akan dijelaskan mereka
juga harus mencari teknik untuk menjelaskan konsep atau ide tersebut. Untuk dapat berperan
sebagai tutor yang baik, siswa harus mampu memberikan penjelasan yang dapat dimengerti
oleh temannya, mampu memandang suatu konsep atau ide dari berbagai sudut pandang.
Melalui tutor sebaya, siswa kelompok cepat dapat meningkatkan pemahamannya terhadap
materi pelajaran di samping mengembangkan kemampuan kognitif tinggi.

2.    Mengembangkan Latihan


Siswa yang cepat dalam belajar dapat diminta untuk membuat soal-soal latihan untuk
dikerjakan oleh teman-temannya. Soal-soal yang dikembangkan tersebut harus disertai
dengan kunci jawaban.

Memberikan kesempatan untuk terlibat dalam suatu proyek. Kegiatan ini dapat dilakukan
untuk pendalaman materi yang menuntut banyak latihan.
3.    Mengembangkan Media dan Sumber Pembelajaran
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghasilkan suatu karya yang berkaitan
dengan materi yang dipelajari merupakan suatu yang menarik bagi siswa kelompok cepat.
Hasil karya tersebut dapat berupa model, permainan atau karya tulis yang bisa dimanfaatkan
sebagai sumber belajar.

4.    Melakukan Proyek


Memberikan tugas kepada siswa dalam melakukan suatu proyek atau laporan, melalui
kegiatan ini motivasi belajar siswa akan meningkat. Mereka akan berusaha untuk
mempelajari materi pelajaran berikutnya dengan baik sehingga mereka akan mendapat
kesempatan lagi untuk melakukan proyek

5.    Memberikan Permainan, Masalah atau Kompetisi Antarsiswa


Dalam kegiatan pengayaan guru dapat memberikan tugas kepada siswa yang memecahkan
suatu masalah atau permainan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Di samping mereka
berusaha untuk memecahkan masalah atau permainan yang diberikan, melalui kegiatan ini
mereka juga akan belajar satu sama lain dengan membandingkan strategi atau teknik yang
mereka pergunakan dalam memecahkan permasalahan atau permaian yang diberikan.

C.    FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN


KEGIATAN PENGAYAAN
Warkitri, dkk. (1991) mengemukakan tiga faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih
dan melaksanakan kegiatan pengayaan:
1.    Faktor Siswa
Kesesuaian kegiatan pengayaan dengan minat siswa akan lebih mendorong siswa berhasil
dalam belajarnya. Sebaliknya, kegiatan pengayaan yang tidak sesuai dengan minat siswa
akan melemahkan semangat siswa dalam mempelajari sesuatu.
Faktor yang harus dipertimbangkan guru dalam menentukan kegiatan pengayaan menurut
Arikunto (1986) :

a.    Kegiatan di luar kelas lebih disukai siswa daripada kegiatan di dalam kelas.
b.    Kegiatan yang melakukan aktivitas lebih disukai siswa daripada hanya dilakukan di
belakang meja.
c.    Kegiatan menemukan sesuatu yang baru lebih merangsang minat siswa daripada kegiatan
yang sifatnya penjelasan.
d.    Kegiatan yang cept menunjukkan hasil lebih disukai siswa daripada kegiatan yang
menuntut waktu yang cukup lama.

2.    Faktor Manfaat Edukatif


Melalui kegiatan pengayaan ini diharapkan pengetahuan atau keterampilan, bahkan
nilai/sikap yang dimiliki siswa akan semakin meningkat.

3.    Faktor Waktu


Guru harus mampu menyesuaikan jenis kegiatan pengayaan dengan kebutuhan siwa dan juga
dengan waktu yang tersedia. Apabila waktu pengayaan sudah habis, siswa hendaknya telah
menguasai materi pengayaan secara utuh dan siswa sudah dapat melihat hasilnya.

MODUL 10
PENGELOLAAN KELAS

Kegiatan Belajar 1
Hakikat Pengelolaan Kelas

A.    Pengertian pengelolaan kelas


Pengelolaan kelas adalah serangkaian tindakan guru yang ditujukan untuk mendorong
munculnya tingkah laku yang diharapkan dan menghilangkan tingkah laku yang tidak
diharapkan, menciptakan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional yang
positif, serta menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang produktif dan efektif.

B.    Perbedaan pengelolaan kelas dari pembelajaran


Pembelajaran adalah segala kegiatan yang dilakukan guru untuk membantu siswa belajar,
sedangkan pengelolaan kelas adalah segala kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan
dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang
efektif.

C.    Pentingnya pengelolaan kelas dalam proses pembelajaran


Pengelolaan kelas yang efektif merupakan salah satu aspek penting dalam proses
pembelajaran karena pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat terciptanya
pembelajaran yang efektif.
Kegiatan Belajar 2
A.    Penataan Lingkungan Kelas
Penataan lingkungan kelas yang tepat berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan dan
partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
1.    Prinsip-prinsip penataan lingkungan kelas
a.    Keleluasaan pandangan
Yaitu penempatan atau penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu pandangan
siswa dan guru sehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru atau benda/kegiatan
yang sedang berlangsung.

b.    Mudah dicapai


Yaitu siswa mudah menjangkau barang-barang yang mereka butuhkan dan siswa dapat
dengan mudah bergerak dan tidak mengganggu siswa lainnya yang sedang bekerja.

c.    Keluwesan
Yaitu barang-barang yang ada di dalam kelas hendaknya mudah untuk ditata dan dipindah-
pindahkan sesuai dengan tuntutan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan siswa dan
guru.

d.    Kenyamanan
Yaitu lingkungan kelas yang ditata dapat memberikan kenyamanan baik bagi siswa maupun
guru sendiri. Prinsip kenyamanan ini berkaitan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara dan
kepadatan kelas. Kenyamanan ruangan kelas akan sangat berpengaruh terhadap konsentrasi
dan produktivitas siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran.

e.    Keindahan
Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan berpengaruh positif terhadap sikap dan tingkah
laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Ruangan kelas yang
menyenangkan juga akan meningkatkan pengembangan nilai keindahan pada diri siswa
karena siswa melihat langsung model/contoh yang dilakukan guru dalam menata kelas.

2.    Penataan tempat duduk


Yaitu guru harus menata tempat duduk siswa sesuai dengan strategi pembelajaran yang
diterapkan untuk memperlancar kegiatan pembelajaran. Pengaturan tempat duduk yang
berjejer menghadap guru tepat untuk kegiatan klasikal, yaitu untuk menyampaikan informasi
yang harus diketahui oleh seluruh siswa serta meningkatkan  jumlah kerja yang dilakukan
siswa.

B.    Penataan lingkungan psiko-sosial kelas.


Iklim psiko-sosial kelas berpengaruh terhadap hasil belajar, konsep diri, rasa harga diri, dan
sikap siswa terhadap sekolah. Iklim psiko-sosial kelas berkenaan dengan hubungan  sosial-
pribadi antara guru dan siswa serta antar siswa. Hubungan yang harmonis antara guru dan
siswa serta antar siswa akan dapat menciptakan iklim psiko-sosial kelas yang sehat, dan
efektif bagi berlangsungnya proses pembelajaran.
Oleh karena itu dalam mengelola kelas, guru harus dapat menciptakan hubungan sosio-
emosional yang harmonis baik antara guru dengan siswa maupun antarsiswa.

1.    Karakteristik guru


Berkenaan dengan pengelolaan iklim psiko-sosial kelas, Bandura (Good dan Brophy)
menyatakan bahwa  keberhasilan guru dalam mengelola iklim psiko-sosial kelas dipengaruhi
oleh karakteristik guru itu sendiri. Berikut ini beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh
guru :
a.    Disukai oleh siswanya
b.    Memiliki persepsi yang realistik tentang dirinya dan siswanya.
c.    Akrab dengan siswa dalam batas hubungan guru-siswa
d.    Bersikap positif terhadap pertanyaan/respons siswa
e.    Sabar, teguh dan tegas

2.    Hubungan sosial antarsiswa


Hubungan sosial yang kurang baik antarsiswa dapat mengganggu lancarnya kegiatan
pembelajaran. Untuk menciptakan hubungan sosial yang baik antarsiswa dapat dilaksanakan
dengan adanya kegiatan belajar kelompok.  Di dalam belajar kelompok siswa dapat saling
mengenal, berkomunikasi dengan jelas, saling bertanya dan mengemukakan pendapat serta
saling membantu.
Agar kegiatan kelompok dapat berhasil dengan baik guru harus memperhatikan hal-hal
berikut :
a.    Perilaku yang diharapkan
b.    Fungsi kepemimpinan
c.    Pola persahabatan siswa
d.    Norma/aturan
e.    Kemampuan berkomunikasi
f.    Kebersamaan
MODUL 11
DISIPLIN KELAS

Kegiatan belajar 1
Hakikat disiplin kelas

A.    Disiplin dan disiplin kelas


1.    Disiplin
    Kata disiplin pasti sudah sering kita dengar, namun pengertian istilah ini masihperlu kita
sepakati.Untuk mangkaji pengerertian ini mari kita ingat pengalaman kita sehari-hari yang
juga pernah ditayangkan ditelevisi. Jika kita rajin menonton tv,barangkali peristiwa berikut
akrab dengan kita.

2.    Disiplin Kelas


    Turney &cairns (1980) mengkaji ulang definisi disiplin kelas yang berasal dari para pakar.
Dalam kajian tersebut, antara lain diungkap definisi disiplin yang bervariasi sebagai berikut :
-    Pertama, disiplin diartikan tingkat keteraturan yang terdapat pada suatu kelompok.
-    Kedua, disiplin kelas diartikan sebagai teknik yang digunakan oleh guru unuk
membangun atau memelihara keteraturan didalam kelas. Misalnya,ibu Ita meggunakan
hukuman untuk menertibkan anak-anak.
-    Ketiga, adapakar yang menyamakan kata disiplin dengan hukuman.

Dari ketiga pengertian diatas disepakati oleh beberapa pakar, yang mendifinisikan disiplin
sebagai bagian pengelolaan kelas yang terutama berurusan dengan penanganan prilaku yang
menyimpang(kohn, 1996).

B.    Disiplin kelas


Sebagai  guru, anda tentu perlu memahami alasan dari tindakan Anda didalam kelas. Ada
beberapa alasan penting siswa perlu diajajrkan disiplin diantaranya :
1.    Disiplin perlu diajarkan dan perlu dipelajari serta dihayati oleh siswa, agar siswa mampu
mendisiplinkan dirinya sendiri. Inilah yang merupakan tujuan utama   penanaman disiplin.
Siswa mampu mengendalikan diri sendiri, tanpa perlu dikontrol oleh guru (Winzer,1992).
2.    Disiplin, sebagaimana diakui oleh oleh para pakar sejak dahulu, merupakan pusat
berputarnya kehidupan sekolah (turney &cairns, 1980).
3.    Tingkat ketaatan siswa yang tinggi terhadap aturan kelas,lebih-lebih jika ketaatan
tersebut tumbuh dari diri sendiri, bukan dipaksakan, akan memungkinkan terciptanya iklim
belajar yang kondusif.
4.    Tingkat ketaatan siswa rendah terhadap aturan kelas akan membuat iklim belajar yang
tidak kondusif.
5.    Jumlah siswa dalam satu kelas
6.    Kebiasaan untuk menaati aturan dalam kelas akan memberi dampak yang lebih luas bagi
kehidupan siswa didalam masyarakat.

C.    Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kelas


Faktor yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa sebenarya sangat kompleks, dan sering
sukar untuk diidentifikasi. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi 3 bagian, yaitu
faktor fisik, sosial, dan psikologis.
1.    Faktor  fisik.
Faktor fisik yang mempengaruhi disiplin kelas juga mencakup guru, siswa, dan ruang kelas.
Kondisi fisik guru, antara lain tampak dalam penampilannya, akan mempengaruhi ketaatan
siswa pada aturan. Kondisi fisik siswa yang prima, seperti tampak pada penampilannyaserta
panca indra yang sehat akan mempengaruhi ketaatan siswa pada aturan. Kondisi fisik ruang
kelas, mencakup keamanan dan susunan peralatan, serta cara penggunaan alat-alat pelajaran
juga mempengaruhi tingkat kediplinan siswa.
2.    Faktor Sosial
    Dikutip oleh turney & cairns (1980). kutipan tersebut antara lain menegaskan bahwa
“hanya dalam iklim yang saling mempercayai, saling mengerti, dan saling menghormati
siswa dapat tumbuh dan berkembang”.
3.    Faktor Psikologis
    Faktor psikologis atau kejiwaan juga dianggap sangat berpengaruh pada tingkat
kedisiplinan siswa. Faktor psikologis mencakup, antara lain perasaan (seperti sedih,
senang,marah, bosan, benci,dan sebagainya), Dn kebutuhan (seperti keinginan untuk
dihargai, diakui, dan disayangi).

Kegiatan belajar  2
Strategi  penanaman dan  penanganan disiplin kelas

A.    Pandangan terhadap penanaman dan penanganan disiplin kelas

Sebagaimana halnya dengan berbagai aspek pendidikan,  penanaman dan penanganandisiplin


kelas juga disikapi bervariasi oleh para pakar. Sikap atau pandangan ini akan berpengaruh
terhadap cara-cara guru menangani disiplin kelas. Berbagai pandangan tersebut antara lain :
1.    Pandangan yang menyatakan bahwa guru harus berusaha siswa mengerjakan tugas yang
diinginkan oleh guru. Siswa tidak perlu tahu mengapa dia harus mengerjakan tugas atau
siswajuga tidak perlu tahu apakah yang dikerjakannya tersuai dengan krbutuhannya.
Pandangan ini secara keras dikritik oleh kohn (1996), yang menginginkan adanya perubahan
dalam cara memandang disiplin kelas.
2.    Kohn (1996) menegaskan bahwa guru seharusnya memulai dengan pertanyaan “apa yang
diperlukan oleh anank-anak, dan bagaimana cara saya memenuhi kebutuhan tersebut?” Cara
pandang ini jelas-jelas berfokus pada siswa, bukan kepentingan guru.
3.    Pandangan yang berfokus pada kebutuhan siswa ini tampaknya senada dengan
pandangan yang diulas oleh Winzer (1995), yang menyatakan bahwa pendekatan yang
berhasil dalam membangun disiplin adalah pendekatan yang menghormati hak individu,
mendorong peningkatan konsep diri siswa serta memupuk kerjasama.
4.    Pandangan lain yang sejalan dengan 2 dan 3 tersebut adalah pandangan humanistik, yaitu
pandangan yang menekankan kemanusiaan.
5.    Pandangan terakhir yang perlu kita simak adalah pandangan kaum behaviorisme, yang
berpendapat bahwa perilaku dapat dipelajari dan dikontrol. Hukuman dan
penguatanmerupakan dua hal yang dianjurkan untuk digunakan dalam menegakan disiplin.

B.    Strategi penanaman disiplin dikelas

Berikut ini dapat anda simak beberapa cara yang dapat Anda coba dalam menanamkan
disiplin dikelas, sekaligus dapat Anda gunakan sebagai rambu-rambu  dalam memilih cara
yang tepat/sesuai dengan kelas anda.
1.    Modelkan tata tertib yang sudah di tetapkan sekolah. Contoh nyata merupakan alat
mengajar /mendidik yang terbaik, terutama bagi anak-anak SD. Sebagaimana dinyatakan oleh
Elias , et al (1997),melalui model atau contoh yang diperlihatkan oleh guru,anak-anak
melihat langsung perilaku, keterampilan, dan sikap yang dianjurkan.
2.    Adakan pertemuan kelas secara berkala, terutama jika ada aturan yang perlu ditinjau
kembali. Pertemuan kelas dianggap oleh beberapa pakar (diantaranya glasser ) sebagai salah
satu alternatif yang efektif untuk menanamkan dan menangani disiplin kelas.
3.    Terapkan aturan secara fleksibel (luwes) sehingga siswa tidak merasa tertekan.
4.    Sesuaikan penerapan aturan dengan tingkat perkembangan anak.
5.    Libatkan siswa dalam membuat aturan kelas.

C.    Strategi penanganan disiplin kelas


    Strategi penanganan disiplin kelas dibedakan menjadi 3 bagian sesuai dengan berat
ringannya gangguan yang terjadi.
1.    Menangani Gangguan Ringan
a.    Mengabaikan
b.    Menatap agak lama
c.    Menggunakan tanda nonverbal
d.    Mendekati
e.    Memanggil nama
f.    Mengabaikan secara sengaja

2.    Menangani Ganguan Berat


a.    Memberi hukuman
b.    Melibatkan orang tua
3.    Menangani Perilaku Agresif
a.    Mengubah/menukar tempat duduk.
b.    Jangan terjebak dalam konfrontasi atau perselisihan yang tidak perlu.
c.    Jangan melayani siswa agresif ketika hati sedang panas.
d.    Hidarkan diri dari mengucap kata-kata yang kasar atau yang bersifat menghina.
e.    Konsultasi dengan pihak lain.

MODUL 12
PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

Kegiatan Belajar 1
Perencanaan pembelajaran yang efektif

A.    Pengertian perencanaan pembelajaran


Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suat rangkaian yang saling berhubungan
dan saling menunjang antara berbagai unsur atau komponen yang ada di dalam pembelajaran
atau dengan pengertian lain suat proses mengatur,  mengkoordinasikan,  dan menetapkan
unsur-unsur atau komponen-komponen pembelajaran

B.    Komponen perencanaan pembelajaran


Ralph W. Tyler (1975) mengemukakan bahwa prinsip dasar dalam pengembangan
pembelajaran mengikuti empat komponen yang disebut sebagai four step model dalam
bentuk pertanyaan-pertanyaan mendasar yang harus dijawab :
1.    What Educational purposes should the school seek to attain ?
2.    What Educational experiences can be provided that are likely to attain these purposes ?
3.    How can these Educational experiences be effectively organized ?
4.    How can we determine wether these purposes are being attained ?

Berdasarkan pertanyaan tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa komponen


perencanaan pembelajaran mencakup :
a.    Arah dari suatu program pembelajaran yang berupa standar kompetensi mata pelajaran,
kompetensi dasar, dan indikator-indikatornya
b.    Isi atau materi yang harus diberikan untuk mencapai kompetensi tersebut
c.    Strategi pelaksanaan
d.    Penilaian yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran

C.    Prinsip perencanaan pembelajaran


1.    Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kondisi siswa
2.    Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kurikulum yang berlaku
3.    Perencanaan pembelajaran harus memperhitungkan  waktu yang tersedia
4.    Perencanaan pembelajaran harus merupakan urutan kegiatan belajar mengajar yang
sistematis
5.    Perencanaan pembelajaran dilengkapi dengan lembaran kerja/tugas dan atau lembar
observasi
6.    Perencanaan pembelajaran harus bersifat fleksibel
7.    Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan pada pendekatan sistem yang
menggunakan keterpaduan antara tujuan/kompetensi, materi, kegiatan belajar dan evaluasi

D.    Prosedur perencanaan pembelajaran


1.    Penyusunan Silabus
Prinsip-prinsip pengembangan silabus :
a.    Ilmiah
b.    Memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa
c.    Sistematis
d.    Konsisten
e.    Akurat
2.    Penyusunan rencana pembelajaran
Unsur-unsur pokok rencana pembelajaran :
a.    Identitas mata pelajaran
b.    Kompetensi dasar dan indikator-indikator yang hendak dicapai
c.    Materi pokok beserta uraiannya
d.    Strategi pembelajaran
e.    Alat dan media yang digunakan
f.    Penilaian dan tindak lanjut

Kegiatan Belajar 2
Pembelajaran yang efektif

A.    Hakikat pembelajaran yang efektif


Pembelajaran yang efektif di mulai dari sebuah perencanaan pembelajaran karena
perencanaan pembelajaran akan membantu guru dalam mengorganisasikan,
mengimplementasikan dan mengevaluasi hasil pembelajaran. 

B.    Faktor-faktor yang berkaitan dengan tugas belajar


1.    Isi
2.    Bahan
3.    Strategi pembelajaran
4.    Perilaku guru
5.    Menstrukturkan pelajaran
6.    Lingkungan belajar
7.    Pebelajar
8.    Durasi pembelajaran
9.    Lokasi pembelajaran

C.    Karakteristik guru


Adapun karakterisitik guru yang mempengaruhi Keputusan perencanaan pembelajaran adalah
:
1.    Banyaknya pengalaman mengajar guru
2.    Filosofi belajar mengajar
3.    Pengetahuan tentang isi pembelajaran
4.    Gaya guru dalam mengorganisasikan pembelajaran
5.    Harapan-harapan menata kelas
6.    Perasaan aman dan kontrol pembelajaran

D.    Guru yang efektif


1.    Melakukan reviu harian
2.    Menyiapkan materi baru
3.    Melakukan praktik terbimbing
4.    Menyediakan balikan dan koreksi
5.    Melaksanakan praktik mandiri
6.    Reviu mingguan dan bulanan

E.    Pendekatan pembelajaran yang efektif


1.    Belajar mandiri (independent learning)
a.    Prinsip-prinsip belajar mandiri
1)    Pebelajar belajar untuk dirinya sendiri
2)    Pebelajar mempunyai ukuran untuk mengontrol atas kegiatan belajarnya sendiri
3)    Pebelajar memiliki tanggung jawab untuk menentukan konteks belajar
4)    Pebelajar mungkin mengembangkan rencana kegiatan belajarnya sendiri
5)    Kebutuhan individu yang berbeda dikenal dengan respons yang tepat
6)    Kegiatan belajar pebelajar disesuaikan dengan sumber-sumber belajar dan panduan
belajar
7)    Peranan belajar berubah dari guru sebagai penyampai informasi ke pengelola proses
belajar.

b.    Manfaat belajar mandiri


1)    Belajar aktif
2)    Memenuhi kebutuhan individu pebelajar
3)    Memberikan motivasi pebelajar
4)    Mengembangkan peranan pengajar.

2.    Pembelajaran terpadu


Pendekatan pembelajaran terpadu membantu pebelajar melalui :
o    Belajar aktif
o    Menilai diri sendiri
o    Individualisasi
o    Belajar mandiri

a.    Kelebihan pembelajaran terpadu


1)    Memberikan gambaran hubungan  antarpengetahuan
2)    Mempermudah belajar
3)    Memungkinkan kesatuan penyajian suat problem
4)    Menghindari pengulangan dalam kurikulum
5)    Mempermudah kerja sama antardisiplin
6)    Memotivasi pebelajar

b.    Keterpaduan kurikulum dapat membantu pebelajar


1)    Menguasai perubahan-perubahan dalam pengetahuan
2)    Menghadapi pengetahuan yang telah berlalu
3)    Memahami pengetahuan

3.    Belajar berbasis masalah  (problem based learning)


Belajar berbasis masalah (BBM) adalah  belajar yang berpusat pada pebelajar dan juga
menggambarkan metode belajar inti atau suplemen pembelajaran.

Ciri-ciri kelompok BBM yang aktif :


-     bersatu padu, termotivasi, saling mendukung, dan ikut serta belajar secara aktif, anggota
kelompok memahami dan mengikuti tugas-tugas tersebut dengan penuh semangat.
-    Para anggota saling menghargai kontribusi satu sama lain tetapi mengujinya secara kritis
-    Peranan dibagi sehingga para anggota bergiliran menjadi penulis, memimpin diskusi, atau
menerima tanggung jawab untuk memperoleh informasi

Anda mungkin juga menyukai