Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TUROTIAL 1

PEMBELAJARAN TERPADU DI SD

NADIYAH ZAHARA
856225483

UPBJJ PADANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
1. Konsep-Konsep Dasar Pembelajaran Terpadu

Dunia pendidikan sekarang ini semakin maju, dengan menggunakan metode-


metode pembelajaran yang mengarah pada peningkatan mutu pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Dua istilah yang digunakan di sini adalah integrated
curriculum (kurikulum terpadu) dan integrated learning (pembelajaran terpadu) yang
keduanya secara konsepsi berbeda dari segi perencanaan dan pelaksanaannya, namun
secara ideal keduanya saling berhubungan. Pembelajaran terpadu sebaiknya bertolak
dari kurikulum terpadu. Pembelajaran terpadu sebagai pendekatan baru merupakan
seperangkat wawasan dan aktivitas berpikir dalam merancang butir-butir
pembelajaran yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan
keterampilan yang diperoleh siswa sebagai pembelajaran secara utuh dan padu. Atau
dengan pengertian lain, pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan pembelajaran
yang menghubungkan, merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dari berbagai
mata pelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan siswa secara simultan.
Pembelajaran terpadu dilandasi oleh landasan filosofis, landasan psikologis,
dan landasan praktis. Landasan filosofis mencakup progresivisme, konstruktivisme,
dan humanisme. Landasan psikologis mencakup psikologi perkembangan dan
psikologi belajar. Landasan praktis dilandasi prinsip-prinsip perkembangan dunia
pengetahuan, pemberian pelajaran di sekolah secara terpisah, kolaborasi antara
berbagai mata pelajaran, dan adanya kesenjangan yang terjadi antara teori dan
praktek.

2. Landasan Filosofis, Psikologis, Praktis Dan Iptek Serta Manfaat Di Kelas


Landasan-landasan yang perlu mendapatkan perhatian guru dalam
pelaksanaan pembelajaran terpadu di sekolah dasar meliputi landasan filosofis,
landasan psikologis, dan landasan praktis. Landasan filosofis dimaksudkan
pentingnya aspek filsafat dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu, bahkan
landasan filsafat ini menjadi landasan utama yang melandasi aspek-aspek lainnya.
Perumusan tujuan/kompetensi dan isi/materi pembelajaran terpadu pada
dasarnya bergantung pada pertimbangan- pertimbangan filosofis. Pandangan
filosofis yang berbeda akan mempengaruhi dan mendorong pelaksanaan
pembelajaran terpadu yang berbeda pula.
Landasan psikologis terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan
peserta didik dan psikologi/teori belajar. Psikologi perkembangan
diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran terpadu yang
diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan
tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi
dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran terpadu tersebut disampaikan kepada
siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya, dengan kata lain
berkenaan dengan penentuan cara/metode pembelajaran.
Pandangan-pandangan psikologis yang melandasi pembelajaran terpadu dapat
diuraikan sebagai berikut.
1. Pada dasarnya masing-masing siswa membangun realitasnya sendiri.
Dengan kata lain, pengalaman langsung siswa adalah kunci dari
pembelajaran yang berarti bukan pengalaman orang lain (guru) yang
ditransfer melalui berbagai bentuk media.
2. Pikiran seseorang pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk mencari
pola dan hubungan antara gagasan-gagasan yang ada. Pembelajaran terpadu
memungkinkan siswa untuk menemukan pola dan hubungan tersebut dari
berbagai disiplin ilmu.
3. Pada dasarnya siswa adalah seorang individu dengan berbagai kemampuan
yang dimilikinya dan mempunyai kesempatan untuk berkembang. Dengan
demikian, peran guru bukanlah satu-satunya pihak yang paling menentukan,
tetapi lebih banyak bertindak sebagai tut wuri handayani.
4. Keseluruhan perkembangan anak adalah terpadu dan anak melihat dirinya
dan sekitarnya secara utuh (holistik).

Sedangkan landasan praktis berkaitan dengan kondisi-kondisi nyata yang


pada umumnya terjadi dalam proses pembelajaran saat ini, sehingga harus
mendapat perhatian dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu. Landasan praktis
diperlukan karena pada dasarnya guru harus melaksanakan pembelajaran terpadu
secara aplikatif di dalam kelas. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam
pelaksanaannya pembelajaran terpadu juga dilandasi oleh landasan praktis yaitu
sebagai berikut.
1. Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga terlalu banyak
informasi yang harus dimuat dalam kurikulum.
2. Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama lain,
padahal seharusnya saling terkait.
3. Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekarang ini cenderung lebih
bersifat lintas mata pelajaran (interdisipliner) sehingga diperlukan usaha
kolaboratif antara berbagai mata pelajaran untuk memecahkannya.
4. Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktek dapat dipersempit dengan
pembelajaran yang dirancang secara terpadu sehingga siswa akan mampu
berpikir teoritis dan pada saat yang sama mampu berpikir praktis.

Selain ketiga landasan di atas, dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu


sebenarnya perlu juga dipertimbangkan landasan lainnya yaitu landasan sosial-
budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Kenapa?
Karena pembelajaran selalu mengandung nilai yang harus sesuai dengan nilai yang
berlaku dalam masyarakat. Di samping itu, keberhasilan proses pembelajaran
dipengaruhi juga oleh lingkungan. Kehidupan masyarakat, dengan segala
karakteristik dan kekayaan budayanya, harus menjadi dasar dan acuan untuk
mencapai keberhasilan pembelajaran terpadu. Landasan IPTEK diperlukan dalam
pengembangan pembelajaran terpadu sebagai upaya menyelaraskan materi
pembelajaran terpadu dengan perkembangan dan kemajuan yang terjadi dalam
dunia IPTEK, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Manfaat Pembelajaran Terpadu

Di bawah ini diuraikan beberapa manfaat yang dapat dipetik dengan pelaksanaan
pembelajaran terpadu, antara lain:
1. dengan menggabungkan berbagai mata pelajaran akan terjadi
penghematan karena tumpang-tindih materi dapat dikurangi bahkan
dihilangkan;
2. siswa dapat melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab materi
pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat daripada tujuan
akhir itu sendiri;
3. pembelajaran terpadu dapat meningkatkan taraf kecakapan berpikir
siswa. Hal ini dapat terjadi karena siswa dihadapkan pada gagasan atau
pemikiran yang lebih besar, lebih luas, dan lebih dalam ketika
menghadapi situasi pembelajaran;
4. kemungkinan pembelajaran yang terpotong-potong sedikit sekali
terjadi, sebab siswa dilengkapi dengan pengalaman belajar yang lebih
terpadu sehingga akan mendapat pengertian mengenai proses dan
materi yang lebih terpadu;
5. pembelajaran terpadu memberikan penerapan-penerapan dunia nyata
sehingga dapat mempertinggi kesempatan transfer pembelajaran
(transfer of learning);
6. dengan pemaduan pembelajaran antarmata pelajaran diharapkan
penguasaan materi pembelajaran akan semakin baik dan meningkat;
7. pengalaman belajar antarmata pelajaran sangat positif untuk
membentuk pendekatan menyeluruh pembelajaran terhadap
pengembangan ilmu pengetahuan. Siswa akan lebih aktif dan otonom
dalam pemikirannya;
8. motivasi belajar dapat diperbaiki dan ditingkatkan dalam pembelajaran
antarmata pelajaran. Para siswa akan terlibat dalam “konfrontasi yang
melibatkan banyak pemikiran” dengan pokok bahasan yang dihadapi;
9. pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur kognitif atau
pengetahuan awal siswa yang dapat menjembatani pemahaman yang
terkait, pemahaman yang terorganisasi dan pemahaman yang
lebihmendalam tentang konsep-konsep yang sedang dipelajari, dan
akan terjadi transfer pemahaman dari satu konteks ke konteks yang lain;
10. melalui pembelajaran terpadu terjadi kerja sama yang lebih meningkat
antara para guru, para siswa, guru-siswa dan siswa-orang/nara sumber
lain; belajar menjadi lebih menyenangkan; belajar dalam situasi yang
lebih nyata dan dalam konteks yang lebih bermakna.

3. Menurut pendapat JACOBS (1994) adanya 5 keterpaduan dalam kegiatan


pembelajaran, kelebihan dan kekurangan jika terapkan di kelas
Jacobs mengemukakan lima pilihan bentuk keterpaduan dalam kegiatan
pembelajaran, yaitu discipline based, parallel, multidisciplinary, interdisciplinary, dan
integrated. Secara ringkas kelima model tersebut diuraikan sebagai berikut :
a. Bentuk discipline based adalah bentuk keterpaduan yang bertolak dari
mata pelajaran tertentu. Sebuah topik ekonomi, misalnya dapat
dihubungkan dengan masalah social politik dan ilmiah.
b. Bentuk parallel adalah bentuk pembelajaran yang memadukan tema-
tema yang sama dalam beberapa matapelajaran. Bentuk ini
mengondisikan tingkat keterpaduan yang kurang mendalam.
c. Bentuk multidisciplinary adalah bentuk pembelajaran sejumlah mata
pelajaran secara terpisah melalui sebuah tema.
d. Bentuk interdisciplinary adalah bentuk pembelajaran yang
menggabungkan sejumlah mata pelajaran dalam sebuah tema. Kegiatan
pembelajaran berlangsung dalam waktu yang bersamaan.
e. Bentuk integrated adalah bentuk pembelajaran yang memaduakan
sebuah konsep dari sejumlah mata pelajaran melalui hubungan tujuan-
tujuan, isi, keterampilan, aktivitas, dan sikap. Dengan kata lain, bentuk
pembelajaran integrated merupakan pembelajaran antar mata pelajaran
yang ditandai oleh aadanya pemaduan tujuan, kemampuan dan sikap
dari berbagai mata pelajaran.

4. Ada 10 model pembelajaran terpadu yang dapat di terapkan di kelas, ambil 3


model pembelajaran bagai mana cara anda menerapkan dikelas dan media apa
yangcocok anda gunakan
1. Model Jaring Laba-laba (Webbed)
Pembelajaran terpadu model webbed adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai
dengan menentukan tema tertentu. Tema bisa ditetapkan dengan negosiasi antara
guru dan siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema
tersebut disepakati, dikembangkan sub-subtemanya dengan memerhatikan
kaitannya dengan bidang-bidang studi. Dari sub-subtema yang dikembangkan
aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa.
Kelebihan dari model webbed ini adalah:
a. Penyeleksian tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak
untuk belajar.
b. Lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman.
c. Memudahkan perencanaan.
d. Pendekatan tematik dapat memotivasi siswa.
e. Memberikan kemudahan bagi anak didik dalam melihat kegiatan-
kegiatan dan ide-ide berbeda yang berkaitan.
Adapun kekurangan dari model webbed ini adalah:
a. Sulit dalam menyeleksi tema.
b. Cenderung untuk merumuskan tema yang dangkal.
c. Dalam pembelajaran guru lebih memusatkan perhatian pada
kegiatan dari pada pengembangan konsep.
Contoh, tema: Perubahan di Alam, Sub tema: perubahan wujud benda, di
dalamnya meliputi mata pelajaran PPKn (simbol-simbol asmaul khusna),
Matematika (sifatsifat operasi hitung bilangan), Bahasa Indonesia (menggali
informasi dari teks laporan informatif hasil observasi tentang perubahan wujud
benda, sumber energi, energi alternatif, perubahan iklim, dan cuaca), PJOK
(konsep gerak kombinasi pola gerak dasar) dan SBDP (pola irama).
2. Model Keterhubungan (Connected)
Model terhubung merupakan model integrasi intebidang studi. Bahwa
pembelajaran terpadu tipe connected adalah pembelajaran yang dilakukan dengan
mengaitkan satu pokok bahasan dengan poko bahasan berikutnya, mengaitkan
satu konsep dengan dengan konsep yang lain, mengaitkan satu keterampilan
dengan keterampilan lain, dapat juga mengaitkan pekerjaan hari itu dengan hari
yang lian atau hari berikutnya dalam suatu bidang studi. Dengan demikian,
pembelajaran menjadi bermakna dan efektif.
Adapun keunggulan model connected adalah:
a. Dengan mengintegrasikan ide-ide interbidang studi, maka siswa
mempunyai gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi
yang terfokus pada suatu aspek tertentu.
b. Siswa dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus
menerus, sehingga terjadilah proses internalisasi.
c. Mengintegrasikan ide-ide dalam interbidang studi memungkinkan
siswa mengkaji, mengkonseptualisasikan, memperbaiki serta
mengasimilasikan ide-ide dalam memecahkan masalah.
Adapun kelemahan model connected adalah:
a. Masih kelihatan terpisahnya interbidang studi.
b. Tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim sehingga isi
pelajaran tetap terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta
ide-ide interbidang studi.
c. Dalam memadukan ide-ide pada satu bidang studi, maka usaha
untuk mengembangkan keterhubungan antarbidang studi menjadi
terbatas.
Contohnya, butiran pembelajaran seperti kosakata, struktur, membaca, dan
mengarang dapat dipayungkan pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Penguasaan
butir-butir pembelajaran tersebut merupakan keutuhan dalam membentuk
kemampuan berbahasa dan bersastra. Sehingga ketika mengajarkan satu butir
pembelajaran selalu dihubungkan dengan butir pembelajaran yang lain.
3. Model Keterpaduan (integrated)
Moden integrated merupakan pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran
yang berbeda-beda, tapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu. Model ini
diusahakan dengan cara menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan
prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling
tumpang tindih di dalam beberapa bidang studi. Pada model lai tema yang
berkaitan dan tumpang tindih merupakan hal terakhir yang ingin dicari dan dipilih
oleh guru dalam tahap perencanaan program.
Kelebihan dari model integrated ini adalah:
a. Adanya kemungkinan pemahaman antarbidang studi, karena dengan
memfokuskan pada isi pelajaran strategi berfikir, keterampilan sosial dan ide-ide
penemuan lain, suatu pelajaran dapat mencakup banyak dimensi, sehingga siswa
pembelajaran menjadi semakin diperkaya dan berkembang.
b. Memotivasi siswa dalam belajar.
c. Memberikan perhatian pada berbagai bidang yang penting dalam satu saat
model ini tidak memerlukan penambahan waktu untuk kerja dengan guru lain.
Kekurangan dari model integrated ini adalah:
a. Terletak pada guru, yaitu guru yang harus menguasai konsep,
sikap, dan keterampilan yang diperioritaskan.
b. Penerapannya yaitu sulitnya menerapkan model ini secara penuh.
c. Model ini memerlukan tim antar bidang studi, baik dalam
perencanaannya maupun pelaksanaannya.
d. Pengintegrasian kurikulum dengan konsep-konsep dari masing-
masing bidang studi menuntut adanya sumber belajar yang
beraneka ragam.
Contohnya, misal dalam beberapa mata pelajaran seperti Matematika, Sains,
Bahasa dan Seni dan Ilmu Sosia. Terdapat konsep konsep yang saling tumpang
tindih.
a. Matematika : Perusahaan (keuntungan / kerugian surat isian pajak
pengupahan pasar modal).
b. Sains : Penemuan-penemuan (bola lampu, telepon, radio,
menciptakan hal baru / asli, kerja menabung rencana).
c. Bahasa dan Seni : Riset (Pencatatan koreksi hasil percobaan).
d. Ilmu sosial : Penemu (Bell Edison, pengaruh kuat telepon
perusahaan bebas: perampokan baron).
Integrasi materi dan keterampilan : a dan b (permintaan dan penawaran), a dan
c (analisis), b dan d (penemuan-penemuan), c dan d (riset). Dari beberapa
keterpaduan tersebut akan muncul kreativitas : keahlian menemukan sesuatu yang
baru (masyarakat dan hasil-hasil) melalui penelitian data.

Anda mungkin juga menyukai