Anda di halaman 1dari 18

MODUL 3

Esensi Kurikulum IPS SD 2006


Kelas Tinggi
Oleh:
Angga Apriadi 857459953
Rika Kurniati 857459992
Vina Regina Sharif 857460009
Acep Kadarisman 857459978
MODUL 3
Esensi Kurikulum IPS SD
2006
Kelas Tinggi

KB 1 KB 3 KB 2
Peristiwa, Fakta, Konsep, Contoh Keterkaitan antara Nilai dan Sikap,
Generalisasi Ilmu-ilmu Sosial Peristiwa, Fakta, Konsep, Keterampilan Intelektual/
dalam Kurikulum SD 2006 Generalisasi, Nilai, Sikap, dan Kemampuan Analisis
Kelas Tinggi Keterampilan Intelektual/ Personal dan Sosial dalam
Kemampuan Analisis, Kurikulum IPS SD 2006
Personal, Sosial dalam Kelas Tinggi
Konteks Pendidikan IPS SD
Kelas Tinggi
Peristiwa Pengertian
Contoh
Peristiwa Pengertian
fakta, konsep,
generalisasi Sifat
ilmu-ilmu Fakta
sosial dalam Cara pengajaran konsep dalam
kurikulum SD memahami makna kononatif
2006 Kelas 5
Tahap perkembangan klasifikasi
dan 6
anak
Konsep
Pengertian
Pengertian generalisasi dalam
sejarah
Perbandingan generalisasi dengan
konsep
Generalisasi
Jenis generalisasi yang diperlukan
dalam kajian sejarah dalam IPS
Konsep bisa diartikan sebagai abstraksi dari hal-hal yang
konkrit yang mengandung pengertian, diciptakan manusia
untuk memenuhi keperluan-keperluan dalam hidup dalam
menyampaikan apa yang dipikirkan.

 Sifat konsep:
1. Bersifat Abstrak. Gambaran mental
2. “kumpulan” dari benda-benda yang memiliki
karakteristik atau kualitas secara umum
3. Personal. Antara satu orang dengan yang lain berbeda
4. Dipelajari melalui pengalaman, melalui belajar
5. Bukan hanya arti kata seperti pada kamus
Pengajaran konsep di sekolah sesungguhnya dalam
rangka memahami makna konotatif, maka
pengajaran konsep harus:

• Diberikan dalam sebuah konteks bukan diterangkan


tanpa ada kaitan dengan sesuatu.
• Dengan bimbingan guru, siswa diberi kesempatan
untuk sampai kepada pengertiannya sendiri tentang
sesuatu konsep.
• Siswa harus membaca sendiri, mendengarkan
penjelasan, dan segera menuliskan makna konsep
setelah diperkenalkan.
 Tahap kemampuan mengklasifikasi anak-anak SD, sebagai
berikut:
1. Mengklasifikasikan benda berdasar pengalaman langsung (operasi
formal)
2. Memecah grup ke dalam sub grupnya walaupun masih dalam keadaan
belum jelas
3. Melakukan klasifikasi
4. Tahap asimilasi ketika siswa akan menangkap makna sesuatu konsep
jika di dalam dirinya suda ada “mental map”, sehingga sesuatu konsep
dapat ditangkap maknanya. Tahap asimilasi siswa tidaklah sama.
5. Tahap akomodasi ketika siswa menghadapi sesuatu konsep, sementara
pada dirinya belum ada “mental map”, sehingga pada dirinya tidak
ada penghubung untuk “menyangkutkan” konsep baru tersebut. Tugas
guru memberikan informasi dengan jelas dan mengaitkannya dengan
“pengalaman” masa lampaunya sehingga dapat “mengakomodasi”
konsep baru tersebut.
Pengertian generalisasi dalam sejarah berbeda dengan generalisasi
dalam disiplin ilmu sosial lainnya. Bisa juga disimpulkan
generalisasi menghubungkan beberapa konsep. Peristiwa sejarah
tidak dapat terulang lagi (einmahlig), maka generalisasi dalam
sejarah merupakan contradiction in terminis. Hal-hal yang dapat
berulang dalam sejarah adalah yang berkaitan dengan pola
perilaku manusia yang berorientasi nilai, sistem sosial, kebutuhan
ekonomi, kecenderungan psikologis, dst (Rochiati, 2006:6)
Jarotimec (1986:29) Rochiati mengungkapkan ada empat jenis
generalisasi yang diperlukan dalam kajian sejarah IPS, yaitu:
Deskripsi
sebab akibat
acuan nilai
prinsip universal
Perbandingan Generalisasi
dengan Konsep

Perbandingan generalisasi dengan konsep


Nilai dan Sikap, Keterampilan Intelektual/ Kemampuan Analisis
Personal dan Sosial dalam Kurikulum IPS SD 2006 Kelas Tinggi

1. Nilai
Nilai dan pendidikan nilai perlu dipertimbangkan
dalam aktivitas belajar siswa dengan Pendidikan IPS
yang diharapkan siswa mampu memilih nilai positif/
negatif yang nantinya untuk perbaikan kehidupan
masyarakat itu sendiri.
Menurut Gross pendidikan IPS adalah pendidikan nilai/
pendidikan moral.
 Menurut Jhonson (dalam Gross 1978 :215) belajar dapat dilakukan di dalan dan diluar kelas
dengan cara action learning yang menekankan pengajaran skill agar dapat berpartisipasi di
masyarakat.
 Strategi perencanaan langkah langkah pelaksanaan

Strategi
perencanaan
Memutuskan langkah-langkah
pelaksanaan
untuk berbuat
atau tidak Strategi implementasi
dan melakukan
tindakan seuai dengan
nilai yang dianutnya.

Memahami
problema atau isi Merefleksikan
berkenaan dengan perbuatan yang
nilai. telah dilakukan dan
Menempatkan diri mempertimbangkan
Menyadari adanya tindakan
dalam menentukan
problema atau isu selanjutnya
nilai.
tentang nilai
Menurut Kohlberg tahapan pendidikan nilai
meliputi 3 tahap :
1. Tingkat Prekonvensional terdiri dari 2 tahap :
a. Tahap 1 : kepatuhan karena takut hukuman
b. Tahap 2 : penalaran anak dianggap benar jika memenuhi kebaikan
2. Tingkat Konvensional terdiri dari 2 tahap :
c. Tahap 3 : penalaran anak bahwa tingkah laku yang baik adalah
menyenangkan
d. Tahap 4 : orientasi ketertiban dan hukum
Berdasarkan Tingkat pasca konvensional terdiri 2 tahap :
e. Tahap 5 : kontak sosial berdasarkan hukum
f. Tahap 6 : etika universal
 Menurut Notonegoro (Darmodiharjo 1979 : 55-56) nilai
terbagi atas 3 bagian:
1. Nilai material : bagi unsur jasmani manusia
2. Nilai vital : mengadakan kegiatan
3. Nilai kerohanian : rohani manusia
 Nilai kerohanian dibedakan 4 macam :
1. Nilai kebenaran bersumber pada akal manusia
2. Nilai keindahan bersumber rasa manusia, estetis
3. Nilai kebaikan/ moral bersumber pada kehendak manusia
4. Nilai religius bersumber pada keyakinan manusia
 Contoh nilai dan sikap yang terdapat pada pembelajaran IPS
kurikulum 2006 di Kelas Tinggi
KELAS 5
Topik 1 : Keragaman penampakan alam dan Buatan serta
pembagian wilayah waktu Indonesia
1. Nilai material
Siswa merasa telah dapat menikmati hasil pembangunan karena
dukungan sumber daya alam yang melimpah
2. Nilai vital
memiliki sifat cermat, tekun, aktif dan lain sebagainya
3. Nilai kerohanian
siswa memiliki rasa bersyukur kepada Tuhan, menjunjung
kebenaran, menikmati keindahan alam, rasa tanggung jawab dsb.
KELAS 6
Topik 1 : Perkembangan sistem Administrasi wilayah Indonesia
Pemerintahan
1. Nilai material
siswa merasakan manfaat persatuan dan kesatuan bagi
kehidupan masyarakat
2. Nilai vital
Kedisiplinan, semangat persatuan bangsa dan taat pada
peraturan
3. Nilai kerohanian
Nilai keagaaman, mengerti dan memahami tugas- tugas
pemerintahan
2. Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis,
Personal dan Sosial dalam Kurikulum IPS SD 2006
Kelas Tinggi
 Keterampilan terdiri dari 3 bagian yaitu :
a) Keterampilan Intelektual/ kemampuan analisis, keterampilan
berpikir
b) Keterampilan personal
c) Keterampilan sosial
Contoh Keterkaitan antara Peristiwa, Fakta, Konsep,
Generalisasi, Nilai, Sikap, dan Keterampilan
Intelektual/ Kemampuan Analisis, Personal, Sosial
dalam Konteks Pendidikan IPS SD Kelas Tinggi.

Pengembangan pemahaman dan pengertian tentang


peristiwa, fakta yang disampaikan guru melalui proses
belajar mengajar yang terencana dan terprogram. Melalui
proses belajar mengajar IPS juga dikembangkan
kemampuan siswa dalam ranah kognitif , afektif, dan
psikomotorik.
Kemampuan guru sebagai pengembangan kurikulum dilapangan
direalisasikan dan dapat diamati secara faktual. Berbagai cara
penyampaian konsep dapat dilakukan guru, misalnya dengan
menghafalkan label sesuatu, dengan melalui ceramah penuh/ceramah
murni. Cara ini bersifat verbilistis, menghafal tanpa memahami
maknanya, tanpa mampu menganalisis ciri-ciri dari suatu konsep yang
membedakan konsep satu dengan yang lainnya

Pengajaran konsep sebaiknya menempuh alur induktif-deduktif , dari


konkret menjadi abstrak , dari fakta menuju konsep.

Contoh ada di halaman 3.50


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai